Anda di halaman 1dari 10

SCM – Advantage & Goal

Melvino Yuwanansyah - 1212200335


Supply Chain Management dapat didefinisikan sebagai pengelolaan aliran produk dan jasa, yang
dimulai dari asal produk dan berakhir pada konsumsi produk. Ini juga terdiri dari pergerakan dan
penyimpanan bahan mentah yang terlibat dalam pekerjaan dalam proses, inventaris, dan barang-
barang yang sudah lengkap.

Perkembangan Manajemen Rantai Pasokan


Dalam perdagangan, manajemen rantai pasokan ( SCM), pengelolaan aliran barang dan jasa,
melibatkan pergerakan dan penyimpanan bahan mentah, inventaris dalam proses kerja, dan barang
jadi dari titik asal ke titik konsumsi. KOMPONEN MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
ADALAH:
• Perencanaan.
• Informasi.
• Sumber.
• Inventaris.
• Produksi.
• Lokasi.
• Angkutan.
• Pengembalian barang.
Strategi Dalam SCM

Strategi ini diperlukan untuk memaksimalkan rantai pasokan. Selain itu juga digunakan untuk
mengatasi masalah yang bisa timbul dalam setiap rantai pasokan. Berikut ini adalah strategi yang
bisa dilakukan:

1. Integrasi vertikal
Strategi supply chain management yang pertama adalah integrasi vertikal. Integrasi ini maksudnya
adalah perusahaan berusaha agar bisa mengembangkan kemampuannya untuk bisa memproduksi
barang atau jasa yang telah diperoleh dari pemasok.

Ada dua macam integrasi yang dilakukan dimana yang pertama adalah integrasi maju dimana
menyarankan produsen membuat komponen produk jadi. Yang kedua adalah integrasi mundur dan
akan berbahaya bagi perusahaan terutama yang sedang mengalami perubahan teknologi. Jika salah
dalam menginvestasikan uang ini mereka akan kesusahan menghadapi gelombang teknologi.
2. Keiretsu
Merupakan strategi supply chain management yang masih sedikit asing bagi pebisnis. Strategi ini merupakan
kombinasi antara sedikit pemasok dengan integrasi vertikal. Di dalam strategi ini pemasok akan menjadi
bagian dalam perusahaan. Oleh sebab itu pemasok ini bisa menjadi bagian dari perusahaan kemudian bisa
terjadi hubungan jangka panjang dari keduanya. Dengan strategi ini mutu dari produk yang dihasilkan bisa
tetap terjaga.

3. Virtual Company
Virtual company merupakan strategi menggunakan pemasok sesuai dengan kebutuhan. Dalam strategi ini akan
mengandalkan beragam hubungan dengan pemasok. Tujuannya agar bisa menyediakan jasa atas permintaan
yang diinginkan. Perusahaan ini memiliki batasan organisasi atau perusahaan yang berubah. Pergerakan
mereka juga mampu memenuhi permintaan pasar yang berubah-ubah.
Manfaat penerapan Supply Chain Management bagi sebuah perusahaan:
1. Memuaskan Pelanggan
Dengan menerapkan Supply Chain Management, sebuah perusahaan dapat memuaskan para pelanggannya.
Perusahaan dapat menjamin kepuasan para pelanggan dengan menghasilkan barang/jasa yang sesuai dengan
permintaan para pelanggan sebagai mitra usahanya.

Pelanggan memang menjadi sasaran utama bagi sebuah perusahaan dalam aktivitas produksi karena mereka
adalah pihak yang membeli atau memakai barang/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Para
pelanggan harus terus dijaga tingkat kepuasannya agar mereka dapat menjadi konsumen yang setia dalam
jangka waktu yang panjang.

2. Meningkatkan Pendapatan
Semakin banyak konsumen yang setia untuk menggunakan barang/jasa sebuah perusahaan dalam jangka
waktu yang lama, semakin besar pula peluang perusahaan tersebut untuk meningkatkan pendapatannya.
Barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut juga tidak akan terbuang sia-sia setelah di produksi
karena barang itu diminati dan juga dipakai oleh para konsumen. Dengan demikian, pendapatan perusahaan
akan meningkat.
3. Menurunkan Biaya
Jika dulu perusahaan harus mengeluarkan biaya banyak untuk proses pengadaan barang, produksi, dan juga
pendistribusian barang/jasa, kini semua terasa berbeda. Dengan adanya Supply Chain Management, sebuah
perusahaan dapat menekan biaya yang harus mereka keluarkan untuk semua proses tersebut. Adanya
pengintegrasiaan aliran produk dari perusahaan kepada para konsumen dapat mengurangi biaya pada jalur
produksi dan juga distribusi.

4. Pemanfaatan Aset Perusahaan dengan Maksimal


Dalam menerapkan manajemen rantai pasokan, teknologi memiliki peran yang cukup penting. Dengan adanya
teknologi yang terdapat pada manajemen rantai pasokan tersebut, perusahaan dituntut untuk meningkatkan
kinerja para karyawanya. Untuk itulah, biasanya perusahaan akan bekerjasama dengan penyedia software yng
akan mendukung para karyawan menjalankan mekanisme rantai pasokan.

Karyawan sebagai salah satu aset terbesar dalam perusahaan tentu saja akan berusaha meningkatkan
keterampilan dan juga pengetahuannya agar dapat menerapkan manajemen rantai pasokan dengan maksimal.
Mereka akan berlatih bagaimana caranya memanfaatkan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam
pelaksanaan manajemen rantai pasokan. Dengan demikian, pemanfaatan aset perusahanaan juga akan lebih
maksimal.
5. Meningkatkan Keuntungan
Perusahaan dapat menjual barang/jasanya dengan optimal, menjaga tingkat kepuasan para pelanggan, dan juga
dapat mengefisienkan proses produksi dan juga distribusi akan dapat meningkatkan pendapatannya. Jika hal
ini dapat terus dipertahankan, maka perusahaan akan mampu memperoleh keuntungan di atas rata-rata.

6. Menjadi Mediasi Pasar


Manajemen rantai pasokan dapat berfungsi sebagai mediasi pasar. Karena itulah, mekanisme rantai pasokan
yang diterapkan dengan baik dapat memastikan semua barang yang dipasok telah sesuai dengan aspirasi
pelanggan atau konsumen akhir.

Melalui pelaksanaan manajemen rantai pasokan, perusahaan dapat menjalankan fungsi pemasarannya. Mereka
dapat mengidentifikasi produk apa saja yang diminati oleh para konsumen. Dengan demikian, mereka dapat
mengidentifikasi seluruh atribut produk yang diharapkan oleh konsumen untuk kemudian mengkomunikasikan
kepada para operator produksi/perancangan produk.
Dalam Supply Chain Management (SCM), terdapat beberapa pihak atau partisipan yang berperan dalam
menjalankan prosesnya. Berikut adalah beberapa di antaranya:

 Pemasok (Suppliers): Pihak yang menyediakan bahan baku, komponen, atau produk kepada perusahaan
untuk digunakan dalam proses produksi atau penjualan.

 Produsen (Manufacturers): Perusahaan atau entitas yang mengubah bahan baku menjadi produk jadi
melalui proses produksi.

 Pusat Distribusi (Distribution Centers): Tempat penyimpanan sementara dan redistribusi barang sebelum
dikirim ke pelanggan akhir atau toko-toko ritel.

 Peritel (Retailers): Penjual akhir kepada konsumen. Mereka bisa berupa toko fisik, situs web e-commerce,
atau platform online lainnya.

 Pengangkut (Carriers): Pihak yang bertanggung jawab atas transportasi barang dari pemasok ke
produsen, dari produsen ke distributor, dan dari distributor ke peritel atau konsumen akhir.
• Pelanggan (Customers): Pihak yang menggunakan atau mengonsumsi produk atau layanan yang
disediakan oleh perusahaan.

• Pihak Logistik Ketiga (Third-party Logistics Providers / 3PL): Perusahaan yang menyediakan layanan
logistik kepada perusahaan lain, seperti penyimpanan, pengemasan, distribusi, dan manajemen rantai
pasokan secara keseluruhan.

• Pemilik Merek (Brand Owners): Perusahaan yang memiliki merek dan bertanggung jawab atas
pemasaran, distribusi, dan penjualan produk mereka.

• Pihak Pemerintah (Government): Entitas yang mengatur dan mengawasi aktivitas logistik, impor, ekspor,
serta peraturan perdagangan lainnya yang memengaruhi rantai pasokan.

• Pemasok Layanan (Service Providers): Perusahaan atau individu yang menyediakan layanan pendukung
dalam rantai pasokan, seperti perusahaan IT yang menyediakan solusi perangkat lunak SCM, konsultan
SCM, dan sebagainya.

Semua partisipan ini berperan penting dalam menjalankan rantai pasokan dengan efisien dan efektif,
memastikan produk atau layanan dapat tersedia tepat waktu dan dengan kualitas yang diinginkan oleh
pelanggan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai