Anda di halaman 1dari 16

Strategi Dalam Tata

Kelola SCM
Kelompok 2 :
• M Naufal Rizqullah Kesih S Putra (09010620005)
• Zulfah Saniyyah (09030620043)
• Toriq Noor Maulana (09040620067)
Definisi Strategi SCM

Strategi pada hakikatnya bukanlah sebuah keputusan atau aksi tunggal melainkan adalah
kumpulan berbagai keputusan dan aksi yang dilakukan oleh suatu organisasi atau oleh beberapa
organisasi secara bersama-sama. Strategi adalah proses di mana rencana diformulasikan untuk
memosisikan perusahaan guna mencapai tujuannya. Strategi dimulai dengan pernyataan yang jelas
mengenai tujuan perusahaan (Abdurrozzaq Hsb, 2021).

Menurut definisi tersebut strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan
dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu
tertentu, termasuk mengoptimalkan SCM yang dirancang perusahaan harus dapat memudahkan
semua orang didalamnya, efisien dalam pendanaan dan cara mencapai tujuan secara efektif.

2
Tujuan Strategi SCM
Tujuan utama dalam strategi supply chain adalah memenangkan persaingan pasar,
untuk bisa memenangkan persaingan ini supply chain harus bisa menyediakan harga yang
murah, dan untuk menyediakan produk yang murah ini perusahaan harus dapat menentukan
harga pokok produk yang rendah, di mana salah satunya adalah menekan biaya tenaga kerja
yang optimal. Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam menentukan biaya tenaga kerja,
di antaranya:

1. Memproduksi kalau ada pesanan dan kalau pesanan banyak akan meliburkan
karyawannya, dan kalau pesanan sedikit akan mengalihkan atau memberhentikan
karyawan.

2. Memproduksi sebanyak-banyaknya saat pesanan sedikit, dan menyimpan produk


sebagai persediaan berikutnya (produksi secara kontinu) konsekuensinya adalah akan
menanggung biaya simpan.

3. Merubah sistem produksi dengan pendekatan postponement dengan menggeser


decoupling point ke hilir atau ke hulu.
Strategi SCM di Perusahaan
Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan
memberikan manfaat yaitu (Jebarus, 2001) kepuasan pelanggan, meningkatkan
pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan aset yang semakin tinggi,
peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar (Wahyu Prasetio, 2018).
Manfaat Penerapan SCM bagi perusahaan adalah :
1. SCM secara fisik dapat mengonversi bahan baku menjadi produk jadi dan
mengantarkannya kepada konsumen akhir dengan transformasi yang
terkendali.
2. SCM berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok
oleh rantai suplai mencerminkan aspirasi atau karakteristik yang diminati
konsumen pelanggan tersebut.
3. Kepuasan pelanggan.
4. Meningkatkan pendapatan.
5. Menurunnya biaya.
6. Pemanfaatan aset semakin tinggi.
7. Peningkatan laba.
8. Perusahaan semakin besar.
Struktur dan Komponen SCM
SCM adalah sebuah rangkaian proses atau jaringan
perusahaan-perusahaan yang bekerja secara bersama-sama
untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa kepada
konsumen akhir. Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari
penambang bahan mentah (di bagian hulu) sampai retailer/toko
(di bagian hilir) Dalam sebuah SCM terdapat 3 aliran:
1. Material
2. Informasi
3. Uang/dana

Supply Chain Flow (Dr. A. Kadim, 2017)


Tipe Keputusan Aktivitas
Produksi (Decoupling Point) :
1. Make To Stock (MTS)
2. Assembly To Order (ATO)
3. Make To Order (MTO)
4. Engineering To Order (ETO)

6
Beberapa Jenis Strategi SCM

Dalam strategi postponement (Penundaan), istilah decoupling point sangatlah berkaitan erat.
Decoupling point atau biasa dikenal dengan Customer Order Decoupling Point (CODP) merupakan lokasi dalam
jaringan distribusi di mana inventori ditempatkan untuk membuat entitas atau proses yang satu dengan yang
lainya saling independen. Dengan tujuan untuk menjaga adanya cost karena penumpukan inventori dan juga
meningkatkan respons terhadap permintaan customer, dimana didalamnya terdapat 4 jenis strategi yang
digunakan dalam SCM, strategi tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Purchasing Postponement
2. Manufacturing Postponement
3. Logistic Postponement
4. Modularity Product Design
Prinsip-Prinsip SCM
Setiap segala sesuatu mempunyai prinsip yang harus dipatuhi dan di ikuti untuk
mendapatkan hasil sesuai keinginan. Begitu pula dengan SCM yang memiliki prinsip sendiri
agar dapat meningkatkan kualitas perusahaan dan bersaing dengan para kompetitornya.
Berikut prinsip-prinsip SCM:

1. Segment customers service needs.

2. Customize the SCM network.

3. Listen to signals of market demand and plan accordingly.

4. Differentiate product closer to the customer.

5. Strategically manage the sources of supply.

6. Develop a supply chain wide technology strategy.


1. Upstream
Supply chain memiliki 3 segmentasi :  
Pada segmen ini sumber atau persediaan berasal dari external supplier yang tersedia, supply chain manager Manajemen Rantai Pasok
memilih supplier untuk mengirimkan barang dan perusahaan jasa yang membutuhkan untuk memproduksi produk atau jasa mereka.
Lebih lanjutnya, supply chain manager mengembangkan menerapkan harga, pengiriman, dan proses pembayaran antara perusahaan dan
supplier-nya. Termasuk dalam proses untuk mengatur inventori, penerimaan, verifikasi pengiriman. Mentransfer barang untuk fasilitas
pabrik, dan otorisasi pembayaran kepada supplier.

2.  Internal

di mana proses pembungkusan, pertemuan atau manufaktur berlangsung Manager supply chain menjadwalkan kegiatan penting
untuk produksi, testing, pembungkusan, dan persiapan barang untuk dikirim. Manager supply chain juga memonitor tingkat kualitas,
produk keluaran, dan produktivitas dari pekerja.

3.     Downstream

proses pendistribusian berlangsung Pada segmen ini, manager supply chain mengkoordinasikan penerimaan pesanan dari pelanggan,
mengembangkan jaringan dari warehouse, memilih yang membawa barang mereka ke pelanggan, dan mengembangkan sistem
tagihan untuk menerima pembayaran dari pelanggan.
Contoh SCM

Mengingat pergeseran operasional bisnis ke platform digital, rantai pasokan pun mengalami
perubahan. Karena itu, kita perlu membedakan contoh SCM untuk perusahaan offline atau
konvensional serta e-commerce.
• Perusahaan konvensional
Setidaknya ada enam tahap dalam rantai pasokan perusahaan konvensional, yaitu sebagai
berikut ini.
1. Pengadaan bahan baku
2. Pengiriman bahan baku ke pabrik
3. Proses produksi di pabrik
4. Pendistribusian barang
5. Pedagang ritel
6. Konsumen akhir atau pelanggan

10
Contoh SCM (Lanjutan)

• Perusahaan e-commerce
Layaknya perusahaan konvensional, perusahaan e-commerce pun perlu mengelola rantai
pasokan untuk mengantarkan produk ke tangan konsumen akhir. Namun, karena natur bisnisnya
sedikit berbeda, proses pengelolaan supply chain di perusahaan e-commerce pun tidak sama dengan
perusahaan konvensional. Di bawah ini contoh supply chain management untuk perusahaan e-
commerce.
1. Transaksi di e-commerce
2. Penyelesaian pembayaran serta proses pemesanan
3. Pengambilan produk dari gudang
4. Proses pengiriman
5. Konsumen akhir atau pelanggan

11
Evolusi Dari Supply Chain Management
Pada awalnya Supply Chain Management itu menggunakan sistem barter. Di mana apabila ada proses penjualan dan pembelian
dengan cara menukar barang atau jasa yang terjadi tanpa perantaraan uang. Tahap selanjutnya menghadapkan manusia pada kenyataan
bahwa apa yang diproduksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memperoleh barang barang yang tidak dapat
dihasilkan sendiri mereka mencari dari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya. 

Akibatnya barter, yaitu barang ditukar dengan barang. Pada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam pertukaran.
Kesulitan yang dialami oleh manusia dalam barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan dalam waktu
bersamaan. Kesulitan itu telah mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-
benda tertentu sebagai alat tukar.

Setelah itu pada tahun 1904, sudah mulai terlihat jejak dari outsourcing, ketika Charles S. Roll menjadi penjual agen untuk mobil
yang dibuat oleh F. Henry Royce. Pada tahun 1960-1975 esensi dari SCM dipahami dengan tahap pertama yang ditandai sebagai era
persediaan “tekanan” yang berfokus terutama pada distribusi fisik dari barang jadi. Tahun 1975-1990 perusahaan memulai migrasi dari
persediaan tekanan’ ke customer pull channel. Tahun 1980 baru muncullah SCM. Hal ini ditandai dengan pengenalan Walmart terhadap
konsep dari cross docking pada tahun 1985. Semakin berkembangnya teknologi, maka proses bisnis telah merambah ke internet yang
terjadi pada tahun 1996. Dan pada tahun 1998 konsep e-commerce mengubah definisi tentang bisnis.
Contoh Kasus
Supply Chain
Management KFC

13
Contoh Kasus Supply Chain PT. Aneka Tambang, Tbk

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik
Kesimpulan

Berdasarkan naskah maka dapat ditarik kesimpulan Supply Chain Management merupakan pengembangan
sebuah strategi untuk mengorganisir, mengontrol, dan memotivasi sumber daya yang terlibat dalam aliran jasa dan
material di dalam rantai pasok. Untuk persaingan perusahaan terletak pada bagaimana cara perusahaan agar
mengimplementasikan proses penciptaan produk dan jasa secara lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat (cheaper,
better, faster) dibandingkan dengan kompetitornya. Salah satu kunci sukses untuk memenangkan persaingan pasar yaitu
terletak pada sistem manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) yang baik, karena SCM merupakan bagian
terpenting  dalam industry manufaktur. Munculnya Supply Chain Management (SCM) atau strategi pemasok dilatar
belakangi oleh dua hal pokok, yaitu: pertama di zaman modern ini sudah tidak relevan lagi penggunaan praktik
manajemen logistik tradisional, karena tidak dapat menciptakan keunggulan kompetitif. Kedua adanya perubahan
lingkungan bisnis yang semakin cepat dengan persaingan yang semakin ketat.  Setiap segala sesuatu mempunyai
prinsip yang harus dipatuhi dan di ikuti untuk mendapatkan hasil sesuai keinginan. Begitu pula dengan SCM yang
memiliki prinsip sendiri agar dapat meningkatkan kualitas perusahaan dan bersaing dengan para kompetitornya.
Mengingat pergeseran operasional bisnis ke platform digital, rantai pasokan pun mengalami perubahan. Karena itu, kita
perlu membedakan contoh supply chain management untuk perusahaan offline atau konvensional serta e-commerce.
Karena dengan adanya Strategi ini akan mengarahkan jalannya organisasi ke tujuan Jangka Panjang yang ingin dicapai.
Jadi, inti tujuan dari strategi tersebut tentunya agar biaya produksi dan distribusi ditekan serendah mungkin, tapi tetap
memenuhi permintaan.
Daftar Pustaka
Dr. A. Kadim, S. (2017) Penerapan Manajemen Produksi & Operasi di Industri Manufaktur. Bogor: Penerbit Mitra
Wacana Media.

Samuel Y. Warella, Abdurrozzaq Hasibuan, Haris Sandi Yudha Sisca, Mardia, Sony Kuswandi, Miswar Tumpu
Yanti, David Tjahjana, Adhi Prasetio. (2021) Manajemen Rantai Pasok .

Wahyu Prasetio (2018) ‘Peostponement dalam Strategi Supplya Chain sebagai Metode Persaingan Rancangan
Produk’, in. Cilacap: Universitas Nahdhatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA) Cilacap, pp. 1–21.

https://majoo.id/solusi/detail/supply-chain-management-2

https://thekerinci.wordpress.com/2012/10/29/studi-kasus-supply-chain-management-pt-aneka-tambang-tbk/

Anda mungkin juga menyukai