BAB I
1. Mampu mendapatkan panduan yang dibutuhkan untuk menangkap visibilitas waktu nyata dan
ujung ke ujung rantai pasokan.
2. Mampu mengambil keputusan berdasarkan dengan data besar dan juga analytic yang
canggih.
B. REFERENSI
Chauhan SS, Proth JM. 2005. Analysis of a supply chain partnership with revenue sharing.
International Journal of Production Economics.97(1):44-51.doi: 10.1016/j.ijpe.2004.05.006
C. URAIAN
Manajemen rantai pasok adalah (Supplay Chain Management) adalah serangkaian kegiatan yang
meliputi kordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan
pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian,
operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.
Secara umum supplay chain dikenal dengan istilah rantai pasok yang berperan membentuk
jaringan antara produsen dan pemasok dalam memproduksi dan mendistribusikan produk
tertentu kepada para konsumen. Supplay chain penting karena rantai pasokan yang dioptimalkan
menghasilkan biaya yang lebih rendah dan siklus produksi yang lebih cepat. Jaringan ini
mencakup berbagai aktivitas, orang, entitas, informasi, dan sumber daya.
Sebuah rantai pasokan melibatkan beragam aktivitas produk hingga sampai ke tangan konsumen.
Aktivitas di dalamnya antara lain memindahkan bahan mentah dan mengolahnya menjadi
produksi jadi. Tahapan lainnya supply chain adalah mengangkut produk tersebut, dan
mendistribusikannya ke pengguna akhir. Entitas yanng terlibat dalam rantai pasokan termasuk
produsen, vendor, gudang, perusahaan transportasi, pusat distribusi, dan sampai ke pengecer.
Unsur unsur supply chain mencakup semua fungsi yang dimulai dengan menerima pesanan
hingga memenuhi permintaan pelanggan. Fungsi fungsi ini meliputi pengembangan produk,
pemasaran, operasi, jaringan distribusi, keuangan, dan layanan pelanggan.
Ketika manajemen rantai pasokan efektif, itu dapat menurunkan biaya keseluruhan perusahaan
dan meningkatkan profitabilitas. Jika suatu lini dalam tahapan tersebut terganggu, itu dapat
mempengaruhi sisa rantai mahal. Misalnya, produsen pakaian mungkin pertama-tama
memindahkan bahan mentah ke dalam produksi, seperti kain, ritsleting, dan bagian lain yangg
digunakan untuk membuat pakaian. Pabrikan kemudian mengeluarkan biaya tenaga kerja untuk
menjalankan mesin dan melakukan pekerja lain menggunakan bahan mentah yang sudah
tersedia.
Supply Chain Management (SCM) merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengaturan,
dan penjadwalan arus produk dari mulai pengadaan hingga didistribusikan kepada konsumen.
Dengan supply chain management, rantai pasok dirancang dengan sedemikian rupa sehingga
dapat dilakukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Beberapa masalah yang mungkin
muncul dalam rantai pasokan adalah biasanya berhubungan dengan hal hal berikut :
Tujuan utama dari supply chain management adalah mengkoordinasi penawaran (supply) dan
permintaan (demand) secara efiisien dan efektif dalam menghadapi masalah masalah yang ada.
Sedangkan tujuan strategisnya dari supply chain management yaitu untuk menjadi pihakk yang
mendominasi pasarnya atau paling tidak, tetap dapat menjalankan bisnisnya. Agar dapat
memenangkan persaingan pasar, rantai pasok dari sebuah perusahaan harus dapat menghasilkan
produk dengan kriteria sebagai berikut :
Murah
Berkualitas
Tepat Waktu
Bervariasi
Ada beberapa proses manajemen rantai pasokan atau supply chain management adalah sebagai
berikut :
Pelanggan
Perencanaan atau Planning
Pembelian atau Purchasing
Inventory
Produksi
SCOR Model adalah sebuah metode yang dikembangkan oleh Supply Chain Council atau
Dewan Rantai Suplai atau metode yang terus berevolusi dan dapat dikembangkan terus metriks
metriks di dalamnya dengan fleksibel sesuai kebutuhan tiap supply chain. Supply Chain Council
adalah sebuah lembaga nonprofit yang berdiri pada tahun 1996 dan digagas oleh beberapa
organisasi dan perusahaan. Kelebihan dari SCOR model adalah sebagai kemampuannya untuk
mengintegrasikan Business Process Reengineering (BPR), benchmarking dan Best Practice
Analyze (BPA), ke dalam kerangka kerja supply chain.
Berikut ini gambaran proses kunci dalam SCOR Model yaitu plan, source, make,deliver dan
return yang berada dalam proses mata rantai.
Gambar 1.3.1. Proses Kunci dalam SCOR
Menurut Supply Chain Council (2010), ada 4 level tahapan pemetaan SCOR version 10.0, yaitu :
1. Top Level (Level 1), mendefenisikan ruang lingkup dan isi dari SCOR model. Setidaknya
ada 5 proses kunci dalam top level pertama ini yaitu plan, source, make, deliver, dan
return lalu mengukur metrik kinerja. Hasil pengukuran metrik yang didapatkan
kemuadian di compare dengan target perusahaan untuk mengetahui apakah kenerja
supply chain sudah mencapai target.
2. Configuration Level (Level 2), merupakan tahap konfigurasi. Pada level ini setiap proses
inti dalam SCOR akan ditampilkan lebih rinci dari proses proses mata rantai suplai
perusahaan. Hal itu dimulai dari proses yang berkaitan dengan pemasok, aktivitas
produksi dan distribusi hingga produk yang diterima oleh konsummen. Terdapat
pengklasifikasian proses seperti berikut :
1 = Make - to – stock
2 = Make – to – order
3 = Engineering – to – order
4 = Retail product
3. Process Element Level (Level 3), merupakan tahap dekomposisi proses proses yang ada
pada rantai pasok menjadi elemen elemen yang mendefinisikan kemampuan perusahaan
untuk berkompetisi.
4. Implementasi Level (Level 4), merupakan tahap implementasi yang memetakan
program-program penerapan secara spesifik serta mendefinisikan perilaku-perilaku untuk
mencapai competitive advantage dan beradaptasi terhadap perubahan kondisi bisnis.
Gambar 1.3.2. Level SCOR Model
Metriks dalam SCOR Model adalah sebuah alat untuk mengatur kinerja standar dalam proses
proses dalam supply chain. Salah satu syarat utama pengukuran kinerja ini adalah reiable dan
valid. Reliability berhubungan dengan konsistensi dari instrumen instrumen penelitian.
Sementara validitas berhubungan dengan ketepatan defenisi dari sebuah variabel. SCOR model
memberikan ruang bagi para peneliti untuk melakukan penyesuaian atau kustomisasi terhadap
tipe industri masing masing.
Atribut kerja berhubungan dengan strategi perusahaan. Setiap atribut akan memiliki tolok masing
masing dalam metriks SCOR Model. Berikut ini adalah atribut yang sering ada dalam metriks
standart dari SCOR Model yaitu, reliability, responsiveness, agility, cost, dan asset management
efficiency. Berikut ini contoh metriks tiap level beserta atribut kinerja (Performance Attribut) :
Persediaan barang adalah suatu aktiva lancar yang meliputi barang barang yang merupakan milik
perusahaan dengan sebuah maksud supaya dijual dalam suatu periode usaha normal ataupun
persediaan barang barang yang masih dalam pekerjaan sebuah proses produksi maupun
persediaan bahan baku yang juga menunggu penggunaanya di dalam suatu proses produksi.
Persediaan barang muncul pada jaringan rantai suplai akibat adanya perbedaan antara penawaran
dan permintaan. Perbedaan yang ada antara penawaran dengan permintaan dapat dilakukan
secara sengaja oleh perusahaan. Misalnya pabrik sarung tangan akan meningkatkan produksi
ketika mendekati bulan puasa dan idul fitri. Untuk melakukan hal tersebut, maka perusahaan
membutuhkan tempat persediaan barang (gudang) untuk menyimpan hasil produksi yang akan
didistribusikan di masa yang akan datang.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melihat dimensi persediaan barang terhadap strategi
rantai perusahaan adalah sebagai berikut.
Siklus persediaan barang, dimana berguna untuk menentukan jumlah rata rata
ketersediaan barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan penawaran dan
permintaan. Besarnya siklus persediaan barang adalahh sebagai hasil dari produksi,
transportasi atau pembelian barang dalam jumlah yang besar. Semakin besar jumlah
persediaan, maka akan semakin besar biaya yang dibutuhkan untuk menyimpan barang
tersebut. Sebagai contoh, apabila sebuah perusahaan membutuhkan persediaan sebanyak
20 ton barang setiap bulan, apakah mereka akan membeli secara langsung 20 ton barang
tersebut setiap bulan atau 7 ton truk per 10 hari.
Keamanan persediaan barang, dimana diperhitungkan permintaan persediaan barang
tidak sesuai dengan perkiraan. Kunci utamanya adalah, seberapa besar manajemen akan
menentukan berapa besar nilai aman persediaan barang di gudang penyimpanan.
Misalnya, apabila perusahaan mempunyai persediaan barang besar dan barang tersebut
tidak laku, maka mungkin perusahaan akan menjual murah produk tersebut atau bahkan
membuang produk tersebut karena sudah kadaluarsa. Tetapi apabila perusahaan
mempunyai persediaan barang sedikit, dan permintaan besar, sehingga tidak dapat
memenuhi permintaan tersebut, maka perusahaan akan mengalami kerugian akibat
hilangnya potensi keuntungan yang akan didapat.
Persediaan barang musiman, dimana untuk mengatasi permintaan barang yang
bervariasi pada musim musim tertentu. Misalnya, ketika kapasitas produksi sarung PT.
Jey Ht adalah 100.000 sarung per bulan, dan kebutuhan pasar adalah sekitar 70.000
sarung per bulan untuk bulan biasa dan 250.000 sarung di bulan Ramadhan, maka
perusahaan dapat membuat strategi untuk memproduksi 100.000 sarung per bulan (diatas
kebutuhan) selama 5 bulan sebelum bulan Ramadhan. Sehingga pada bulan Ramadhan,
perusahaan mempunyai 250.000 sarung.
Level ketersediaan barang, dimana sebuah permintaan produk dari pengguna dapat
disediakan dari persediaan barang di gudang. Semakin tinggi level ketersediaan barang,
maka responsitifitas perusahaan akan meningkat tetapi biaya yang dibutuhkan juga
meningkat begitu juga dengan sebaliknya.
Untuk membangun manajemen rantai pasok yang baik maka diperlukan dua strategi yaitu :
1. Bahan Baku, perusahaan memilih bahan baku yang dibutuhkan perusahaan untuk
memproduksi produk dari perusahaan tersebut. Kuantitas bahan baku disesuaikan dengan
target produksi yang telah ditentukan di awal.
2. Supplier, kemudian bahan baku akan dikirimkan logistik kepada pemasok. Pemasok akan
mengolah bahan mentah kemudian menjualnya secara grosir. Biasanya, pemasok tidak
hanya menjual ke satu perusahaan saja.
3. Pabrik, bahan dasar yang telah diolah pada tahap sebelumnya kemudian akan diolah
kembali hingga menjadi hasil akhir.
4. Distribusi, setelah produk perusahaan telah jadi maka produk akan didistribusikan ke
retailer atau pedagang eceran.
5. Retailer, tugas retailer dalam rantai pasok adalah meletakkan produk yang didistribusikan
tersebut pada rak agar terlihat dan berpeluang besar di beli oleh konsumen.
6. Customer Services, agar rantai pasokan tidak terlambat atau terputus maka perusahaan
wajib menjaga kelancaran dan kualitas dari tahapan tersebut.
BAB 2 RANTAI PASOK
1. Mampu menganalisis masalah kompleks dan secara efektif menerapkan praktik dan prinsip
manajemen untuk tantangan
2. Mampu memahami kompleksitas kerja sama antar budaya untuk memastikan interaksi yang
efektif dengan mitra
3. Mampu memanfaatkan energi kreatif dari diri mereka sendiri dan kolega mereka untuk
menciptakan soludi inovatif bagi masalah operasional global yang berkelanjutan dan
menguntungkan
B. REFERENSI
Chopra S, Meindl P. 2013. Supply Chain Management: Strategy, Planning and Operation 5th
end. New York (US): Pearson. Doi: 10.5772/633
Ballou, R. H. 2007. The evolution and future of logistic and supply chain management. European
Business Review.
C. URAIAN
Supply Chain atau rantai pasok adalah serangkaian proses bisnis yang menghubungkan beberapa
aktor untuk peningkatan nilai tambah bahan baku/produk dan mendistribusikannya kepada
konsumen. Perlu dilihat bahwa tujuan utama rantai pasok adalah dalam peningkatan nilai
tambah. Sehingga, setiap aktor dalam jaringan rantai pasok akan memberikan sumbangsih
barupa input atau proses spesifik yang dapat meningkatkan nilai suatu produk.
Rantai pasok secara luas tidak hanya dalam hal peningkatan nilai tambah, tetapi juga untuk
memenuhi permintaan konsumen, peningkatan daya saing, peningkatan keuntungan, dan
membangun relasi yang baik antar aktor dalam rantai pasok (Chaun dan Proth 2005; Yao et
al.2008). Sehingga, tidak benar jika rantai pasok hanya mementingkan pabrik atau proses
produksi saja, tetapi terdapat komponen lain yang harus diperhatikan, salah satunya adalah
membangun koordinasi dan kolaborasi dengan aktor lain disepanjang rantai pasok.
Menurut ( Radhi dan Hariningsih, 2019) rantai pasokan merupakan jaringan fisiknya, yaitu
semua perusahaan yang berperan dalam memasok bahan baku, memprosuksi barang, hingga
mengirimkannya ke konsumen atau pengguna akhir. Secara lebih khusus, Chopra dan Meindl
(2013) mendefenisikan rantai pasok tidak hanya terbatas pada pabrik dan pemasok saja, tetapi
juga perlu melihat kondisi distributor, penggudangan, retailer bahkan perlu melihat kebutuhan
konsumen. Tentu konsep ini mengantarkan kita kepada ruang lingkup pembahasan rantai pasok.
Untuk memudahkan kita, ruang lingkup rantai pasok dapat dirujuk dari Ballou (2007) yang
mendefinisikan ruang lingkup rantai pasok disusun atas aspek berikut :
Logistic
Strategic Planning
Information Technology
Marketing and Finance
Gambar 2.1.1. Ruang Lingkup Rantai Pasok
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa rantai pasok (supply chain)
adalah suatu sistem jaringan kerja yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan mulai dari
memasok bahan baku sampai mengirimnya ke pelanggan atau konsumen akhir.
Jaringan rantai pasok menjadi salah satu aspek kunci sistem logistik yang efektif dan efisien.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan sistem distribusi dengan pertimbangan variabel
pasokan, permintaan dan jarak. Alokasi distribusi dilakukan dengan menggunakan metode linear
programming, yaitu minimum / least cost allocation dan proportional minimum / least cost
allocation. Hasil dari pemodelan ini menunjukkan wilayah yang akan mendapatkan pasokan
sesuai dengan data permintaan secara time series di wilayah tersebut. Kebijakan rantai pasok
yang dirancang mengintegrasikan jejaring pada jenis, kualitas, jumlah dan waktu yang tepat.
Keputusan desain jaringan rantai pasokan meliputi penugasan peran fasilitas, lokasi pemrosesan
(manufacturing), penyimpanan, dan transportasi yang berhubungan dengan fasilitas, dan alokasi
kapasitas dan pasar pada masing-masing fasilitas. Keputusan desain jaringan rantai pasokan
dikelompokkan menjadi :
Peran Fasilitas
Lokasi Fasilitas
Alokasi Kapasitas
Alokasi Pasar dan Penawaran
Keputusan desain jaringan memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja karena keputusan
ini menentukan susunan dari rantai pasokan dan seperangkat hambatan yang menyertainya dalam
pemicu rantai pasokan lainnya juga dapat digunakan untuk mengurangi biaya rantai pasokan atau
untuk meningkatkan daya merespon. Seluruh keputusan desain jaringan ini berdampak pada
masing-masing lainnya dan harus menjadi pertimbangan.
Berikut ini merupakan macam-macam faktor yang mempengaruhi keputusan desain jaringan
dalam rantai pasokan.
1. Faktor strategik. Sebuah strategi bersaing perusahaan memiliki dampak yang signifikan
pada keputusan jaringan desain dalam rantai pasokan. Perusahaan yang berfokus pada
cost leadership akan berusaha untuk menemukan atau menciptakan biaya yang paling
rendah untuk fasilitas-fasilitas manufakturingnya.
2. Faktor tehnologi. Karakteristik yang terdapat pada tehnologi produksi memiliki dampak
yang signifikan terhadap keputusan jaringan desain. Jika tehnologi produksi
menampilkan economies of scale yang signifikan, sedikit lokasi yang berkapasitas tinggi
akan lebih efektif.
3. Faktor makroekonomi. Faktor-faktor ini meliputi pajak, bea cukai, tingkat kurs, dan
faktor ekonomi lainnya yang tidak ada dalam diri perusahaan tersebut. Faktor ini
memiliki dampak yang signifikan terhadap kesuksesan atau kegagalan dari jaringan
rantai pasokan.
4. Faktor politik. Stabilitas politik dalam suatu negara merupakan hal yang sangat
dipertimbangkan karena memiliki dampak yang signifikan terhadap peranan dalam
pilihan lokasi.
5. Faktor infrastruktur. Keberadaan infrastruktur yang baik merupakan prasyarat yang
penting dalam mengalokasikan fasilitas pada area tertentu. Infrastruktur yang jelek akan
semakin menambah biaya bisnis.
6. Faktor kompetitif. Perusahaan harus mempertimbangkan strategi, ukuran, dan lokasi
pesaing saat merancang jaringan rantai pasokannya. Pembuatan keputusan penting
perusahaan adalah saat menetapkan fasilitas perusahaan tersebut agar tidak dapat diakses
oleh pesaing atau dengan kata lain jauh dari pesaing.
7. Waktu respon pelanggan dan kehadiran lokal. Perusahaan yang memiliki target
pelanggan yang dapat merespon dalam waktu yang cepat harus menempatkan fasilitas
yang tertutup bagi pelanggan tersebut.
8. Biaya logistik dan fasilitas. Biaya logistik dan fasilitas yang terjadi dalam rantai pasokan
dapat mengalami perubahan seperti jumlah fasilitas, lokasi dan alokasi kapasitas.
Perusahaan harus mempertimbangkan, persediaan, transportasi dan biaya fasilitas saat
perusahaan tersebut merancang jaringan rantai pasokan.
Commerce
E-commerce merupakan model bisnis modern non-fice (tidak menghadirkan pelaku bisnis secara
fisik), dan non-sign (tidak memakai tanda tangan asli). Sistem perdagangan yang dipakai
dalam e–ecommerce dirancang untuk menandatangani secara elektronik. Penandatanganan
elektronik dirancang mulai dari saat pembelian, pemeriksaan dan pengiriman. Karena itu
ketersediaan informasi yang benar dan akurat mengenai konsumen dan perusahaan dalam e-
commerce merupakan suatu persyaratan mutlak.
1. Home Shopping. Pembeli dapat melakukan transaksi dari rumah sehingga dapat
menghemat waktu, menghindari kemacetan, dan menjangkau toko-toko yang jauh dari
lokasi
2. Mudah Dilakukan. Tidak perlu pelatihan khusus untuk bisa belanja atau melakukan
transaksi melalui internet, pembeli memiliki pilihan yang sangat luas dan dapat
membandingkan produk maupun jasa yang ingin dibelinya.
3. Tidak dibatasi waktu. Pembeli dapat melakukan transaksi kapan saja selama 24 jam per
hari, 7 hari per minggu, pembeli dapat mencari produk yang tidak tersedia atau sulit
diperoleh di outlet-outlet/pasar tradisional.
Logistik
Logistik merupakan suatu proses (yang jadi bagian dari rantai pasok ataupun supply chain
management) yang mengurusi arus suatu benda, lewat proses pengadaan, transportasi,
penyimpanan, distribusi serta pula pengantaraan. Melihat dari definisi logistik tersebut, maka
suatu sistem jadi hal yang utama dalam perlogistikan. Sistem logistik dibuat dengan tujuan
meningkatkan efisiensi, efektivitas serta keamanan suatu distribusi benda, uang serta data dari
tempat asal sampai tempat tujuan cocok dengan tipe, mutu, waktu, jumlah serta tempat yang
dipesan para konsumen.
Seluruh aktivitas logistik merupakan kegiatan untuk mencapai sesuatu tujuan, yaitu tersedianya
suatu benda yang pas pada waktu serta tempat yang pas. Dengan begitu, perusahaan wajib
melakukan serangkaian aktivitas logistik, seperti :
2. Aspek pengeluaran (cost), ialah bayaran yang dikeluarkan perusaaan demi memenuhi
pelayanan terhadap konsumen.
Value Chain
Rantai pasok adalah interkoneksi dari semua pihak, sumber daya, bisnis, dan aktivitas yang
terlibat dalam pemasaran atau distribusi di mana suatu produk mencapai konsumen akhir. Ini
menciptakan hubungan mitra dalam chain seperti pemasok, produsen, grosir, distributor,
pengecer, dan konsumen. Rantai pasok memastikan bahwa produk yang sangat konsumen hargai
benar-benar sampai kepada konsumen. Oleh karenanya, rantai pasok melibatkan penyimpanan
dan transportasi. Perbedaan utama antara rantai pasok dan rantai nilai adalah fakta bahwa di
dalam rantai pasok tidak ada nilai tambah. Rantai pasok fokus pada pengangkutan suatu produk
dari satu ujung ke ujung lainnya. Sementara rantai nilai bertujuan untuk menambah nilai pada
produk agar dapat disampaikan kepada konsumen akhir. Hal ini seringkali bisa dicapai melalui
pengemasan, pemasaran, dan penjualan.
Beberapa elemen yang terlibat dalam rantai nilai menurut Porter (1985) adalah primary activities
1. Inbound logistics, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan penanganan material sebelum
digunakan.
2. Operations, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan pengolahan input menjadi output.
3. Outbound logistics, yaitu aktivitas yang dilakukan untuk menyampaikan produk ke
tangan konsumen.
4. Marketing and sales, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan pengarahan konsumen
agar tertarik untuk membeli produk.
5. Service, yaitu aktivitas yang mempertahankan atau meningkatkan nilai dari produk.
Supply Chain
Stevenson, menurutnya pengertian supply chain management adalah sebuah koordinasi
dari rantai pasokan yang sifatnya strategis dan bertujuan untuk menggabungkan antara
pengaturan supply and demand.
Russell and Taylor, pengertian supply chain management adalah proses pengelolaan
mulai dari arus informasi, produk, hingga pelayanan di seluruh jaringan baik dari
pelanggan, pemasok, atau perusahaan.
Kalakota (2000), menurutnya SCM adalah ‘proses payung’ mulai dari produksi hingga
pengiriman produk kepada konsumen secara struktural.
Menurut Simchi-Levi dalam (Radhi dan Hariningsih, 2019), supply chain management adalah
rangkaian pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan pemasok, produsen, gudang dan
juga toko secara efektif agar persediaan barang bisa diproduksi serta didistribusikan dengan
jumlah yang tepat, ke lokasi yang tepat, serta di waktu yang tepat sehingga biaya keseluruhan
sistem bisa diminimalisir dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan dan layanan. Sedangkan
menurut Ballou dalam (Riadi, 2017 ) supply chain management yaitu jaringan dari organisasi
organisasi yang saling berhubungan serta saling membutuhkan satu sama lain dan juga mereka
bekerjasama untuk megatur, mengawasi, serta meningkatkan arus komoditi dan informasi
semenjak dari titk pemasok hingga ke pengguna aknir. Lalu menurut (Anindita, 2019) supply
chain management merupakan rangkaian kegiatan yang dibutuhkan untuk merencanakan,
mengendalikan, dan menjalankan arus produk dengan cara seefisien mungkin dan hemat biaya.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Rantai Pasokan (SCM)
adalah sebuah cara yang digunakan untuk mengelola, mengawasi, serta mengendalikan rantai
suplai mulai dari pengadaan, persediaan hingga pengiriman produk, dengan memperhatikan
ketepatan waktu, ketepatan lokasi, biaya yang seminimal mungkin, serta jumlah yang akan
dihasilkan.
Berikut adalah proses manajemen rantai pasokan yang dilibatkan dalam manajemen rantai
pasokan atau Supply Change Magement (SCM).
1. Pelanggan (Customer). Pada sebagian besar industri manufakturing, pelanggan atau
costumer adalah mata rantai pertama yang memberikan pesanan (order), terutama pada
peusahaan yang berorientasi OEM (Original Equipment Manufacturer).
2. Perencanaan (Planning).Setelah menerima Perencanaan Produksi, dalam hal ini adalah
kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya, Departemen
Pembelian atau Purchasing Department akan melakukan pemesanan bahan mentah dan
bahan pendukungnya serta menetapkan tanggal penerimaan dan jumlah yang
dibutuhkan.
3. Persediaan (Invertory). Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah diterima oleh
pabrik akan diperiksa kualitas dan ketepatan jumlahnya kemudian disimpan di dalam
Gudang untuk kebutuhan produksi.
4. Produksi (Production). Bagian Produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan
pendukung yang dipasok oleh pemasok tersebut untuk melakukan proses produksi hingga
menghasilkan barang jadi yang dibutuhkan oleh pelanggan. Barang Jadi yang telah
diproduksi ini kemudian dimasukan ke gudang dan siap untuk dikirimkan ke pelanggan
sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
5. Transportasi (Transportation). Departement Pengiriman atau Shipping Department akan
mengatur waktu keberangkatan barang jadi (Finished Products) yang di Gudang tersebut
sesuai dengan jadwal yang diinginkan oleh pelanggan.
Dalam perhitungan supply chain performance, ada besaran-besaran tertentu yang digunakan
dalam pengukuran yang selanjutnya disebut dengan metrik. Metric merujuk pada pengukuran,
bagaimana itu dapat diukur, siapa yang akan melakukan pengukuran dan dari mana data nya
dapat diperoleh (Gunasekaran & Kobu 2007). Ada beberapa framework yang dapat digunakan
dalam supply chain performance. Setiap framework tersebut telah disusun dengan terstruktur,
mulai dari metrik, metode perhitungan hingga cara memperoleh datanya. Melalui framework ini
harusnya industri dapat melakukan pengukuran supply chain performance-nya secara lebih baik.
Menurut Estampe et al. (2013), berikut adalah beberapa perbedaan dan ciri khas model dan
framework dalam supply chain performance.
Supply
Chain Strategic
Balanced Activity- SCM Strategic
Operatio Audit
Score Based / APICS Profit
n Supply
Card Costing SME Model
Referen Chain
ce
Decision Level
· Tactical Level ֍ ֍ ֍ ֍ ֍ ֍ ֍
· Operational Level ֍ ֍ ֍ ֍
Type of Flows
֍ ֍ ֍ ֍
· Physical Flow
֍ ֍ ֍ ֍
· Informational
֍ ֍ ֍ ֍
· Financial Flow
Level of supply
chain maturity
· Intra-
֍ ֍ ֍ ֍ ֍ ֍
organizational ֍
֍ ֍ ֍ ֍ ֍
· Inter-
֍ ֍
organizational
֍ ֍
· Extended inter
֍
organizational
· Multi-chain
· Societal
Type of
benchmarking
֍ ֍ ֍ ֍ ֍ ֍ ֍
· Internal
֍ ֍
· External
Contextualization
֍
· SME
· Retailer
֍
· Industry
· Service
֍ ֍ ֍ ֍ ֍
· All sectors
֍
Quality factors
֍ ֍
Human capital
֍ ֍ ֍ ֍
Sustainability
Dalam melakukan manajemen rantai pasokan, terdapat 3 sistem yang kegiatan yang dilakukan.
Ketiga sistem tersebut yaitu:
1. Upstream supply chain, yaitu pengelolaan perpindahan produk yang dilakukan antara
perusahaan dengan vendor penyedia bahan baku.
2. Downstream supply chain, yaitu pendistribusian produk dari perusahaan ke konsumen.
Biasanya, proses ini dilakukan langsung oleh perusahaan tanpa menggunakan jasa vendor
penyetok barang.
3. Internal supply chain, yaitu pengelolaan ketersediaan bahan baku, pasokan bahan baku,
serta proses pabrikasi yang dilakukan oleh sistem manajemen.
Untuk bisa mengelola rantai pasokan perusahaan, ada beberapa proses yang harus dilakukan.
Diantaranya adalah:
3. Pembelian
Setelah rencana sudah jadi dan matang, departement purchasing melakukan pesanan
bahan baku dan bahan pendukung yang sudah direncanakan sebelumnya. Mereka harus
menetapkan jadwal penerimaan barang serta jumlah yang dibutuhkan.
4. Inventory
Bahan baku dan bahan pendukung yang diterima perusahaan harus melalui proses uji
kualitas dan ketetapan terlebih dahulu. Setelah itu, barang masuk ke dalam gudang.
5.Produksi
Proses manajemen rantai pasokan yang terahir adalah produksi. Bahan mentah yang
sudah siap kemudian dikeluarkan dari gudang dan dimulailah proses produksi pesanan
pelanggan.
efektivitas dan efisiensi melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk
pelanggan, pemasok, dan workflow. BPM meningkatkan kualitas proses bisnis melalui
penyediaan mekanisme feedback yang lebih baik. Review yang berkesinambungan dan
mengatasinya secara lebih cepat sebelum masalah tersebut berkembang menjadi lebih
besar.
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain,
mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang
menghasilkan suatu hasil. Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki
1. Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan, serta keluaran yang
jelas.
2. Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu
dan ruang.
5. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam
suatu struktur organisasi.
6. Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa
fungsi.
Setiap solusi Mnanajemen Proses Bisnis (BPM) memiliki empat komponen utama, yaitu
pemodelan, pengintegrasian, pengawasan, optimalisasi. Adapun kelebihan yang akan
diperoleh perusahaan yangg memanfaatkan Manajemen Proses Bisnis (BPM).
Dari pengertian-pengertian yang sudah ada tersebut, secara umum dapat diartikan bahwa
sistem informasi manajemen adalah suatu sistem informasi menyeluruh dan terkoordinasi
secara terpadu yang berupa data digital sebagai sebuah informasi melalui rangkaian cara
tertentu sebagai sarana kontrol dan pengawasan untuk meningkatkan produktivitas yang sesuai
target berdasarkan kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Fungsi dari sistem informasi manajemen ini menjadi banyak sekali. Fungsi dari sistem ini tidak
terbatas pada pihak manajemen saja, melainkan juga bagi bisnis secara keseluruhan.
Fungsi dari sistem informasi manajemen ini menjadi banyak sekali. Fungsi dari sistem ini
tidak terbatas pada pihak manajemen saja, melainkan juga bagi bisnis secara keseluruhan.
Mempermudah pihak manajemen dalam melakukan pengawasan, perencanaan,
pengarahan serta pendelegasian kinerja pada semua departemen yang berkoordinasi.
Berperan penting dalam proses pengambilan keputusan di dalam bisnis. Karena dalam
bisnis, keputusan dibuat berdasarkan informasi yang relevan dan informasi yang relevan
hanya dapat diambil dari sistem informasi manajemen.
Membantu dalam membangun hubungan yang sehat antara setiap orang dari departemen
ke departemen melalui pertukaran informasi yang tepat.
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengolahan data dengan sajian data
secara akurat dan realtime.
Untuk meminimalisir biaya dan meningkatkan produktivitas suatu perusahaan.
Untuk memudahkan bagian manajemen melakukan perencanaan, pengawasan, dan
pengarahan kerja bagi semua departemen yang akan dikoordinasikan.
Sebagai sarana untuk peningkatan SDM dengan ketersediaan unit kerja yang sistematis
dan terkoordinasi berbasis teknologi.
Meningkatkan efisiensi serta efektivitas data yang lebih realtime dan akurat.
Membantu dalam membandingkan kinerja bisnis. Sistem ini menyimpan semua histori
data dan informasi dalam basis data. Itu sebabnya sistem ini sangat berguna untuk
membandingkan kinerja organisasi bisnis.
Sistem informasi manajemen memang memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan
dan perencanaan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau bidang usaha. Tujuannya antara
lain :
Manfaat sistem informasi manajemen ada banyak sekali. Manfaatnya sangat penting dalam
keberlangsungan bisnis atau perusahaan. Berikut ini adalah manfaat utama dari penggunaan
sistem informasi manajemen yang efektif :
Manajemen sebuah bisnis atau perusahaan dapat memperoleh gambaran umum dari
seluruh operasi mereka.
Manajer perusahaan atau pemilik bisnis memiliki kemampuan untuk mendapatkan
umpan balik tentang kinerja mereka.
Sebuah bisnis atau perusahaan dapat memaksimalkan manfaat dari investasi mereka
dengan melihat apa yang berfungsi dan apa yang tidak.
Pemilik bisnis atau manajer perusahaan dapat membandingkan hasil dengan kinerja yang
direncanakan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam rencana dan
kinerja.
Beberapa contoh Sistem Informasi Manajemen, yaitu Executive Support System (ESS), Group
Decision Support System (GDSS) dan Computer-Support Collaborative Work System (CSCWS),
Expert System (ES) dan Artificial Intelligent (AI), Decision Support System (DSS), Informatic
Management System (IMS), Office Automation System (OAS), Supply Chain Management
(SCM), Enterprise Resource Planning (ERP).
Jadi pengertian e-commerce adalah proses transaksi jual beli yang dilakukan melalui internet
dimana website digunakan sebagai wadah untuk melakukan proses tersebut.
a. Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin
hubungan yang berlangsung cukup lama. Informasi yang dimiliki hanya ditukar dengan
partner tersebut.
b. Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data yang
telah disepakati bersama.
c. Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk mengirimkan data
d. Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana processing intelligence dapat
didistribusikan di kedua pelaku bisnis
a. Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secara umum pula dan dapat diakses
secara bebas.
b. Servis yang digunakan bersifat umum, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.
Sebagai contoh, karena sistem web sudah umum digunakan maka service diberikan
dengan berbasis web.
c. Servis yang digunakan berdasarkan permintaan. Produsen harus siap memberikan respon
sesuai dengan permintaan konsumen.
d. Sering dilakukan sistem pendekatan client-server.
3. Consumer to Consumer (C2C). Dalam C2C seorang konsumen dapat menjual secara langsung
barangnya kepada konsumen lainnya, atau bisa disebut juga orang yang menjual produk dan jasa
ke satu sama lain. Contohnya adalah ketika ada perorangan yang melakukan penjualan di
classified ads dan menjual properti rumah hunian, mobil, dan sebagainya. Mengiklankan jasa
pribadi di internet serta menjual pengetahuan dan keahlian merupakan contoh lain C2C.
Sejumlah situs pelelangan memungkinkan perorangan untuk memasukkan item-item agar
disertakan dalam pelelangan.
4. Costumer to Busines (B2C). Customer to Busines adalah model bisnis dimana konsumen
(individu) menciptakan nilai, dan perusahaan mengkonsumsi nilai ini. Sebagai contoh, ketika
konsumen menulis review, atau ketika konsumen memberikan ide yang berguna untuk
pengembangan produk baru, maka individu ini adalah yang menciptakan nilai bagi perusahaan,
jika perusahaan tersebut mengadopsi input nya. Sebagai contoh, Priceline.com merupakan situs
yang memungkinkan seseorang menjual barang kepada perusahaan. Dalam hal ini, internet dapat
digunakan sebagai sarana negosiasi.
Adapun istilah istilah yang perlu dikketahui dalam analisis bisnis dan e-bisnis adalah sebagai
berikut.
1. Digital atau electronic cash, metoda yang memungkinkan seseorang untuk membeli
barang atau jasa dengan cara mengirimkan nomor dari satu komputer ke komputer yang
lain.
2. Digital moneyterminologi global untuk berbagai e-cash dan mekanisme pembayaran
elektronik di Internet.
3. Disintermediation proses untuk memotong jalur perantara.
4. Electronic checks pada saat ini sedang di ujicoba oleh CyberCash, sistem check
elektronik seperti PayNow akan mengambil uang dari account check di bank.
5. Electronic wallet: Pola pembayaran – seperti CyberCash Internet Wallet, akan
menyimpan nomor kartu kredit anda di harddisk anda dalam bentuk terenkripsi yang
aman.
6. Extranet: sebuah kelanjutan dari intranet perusahaan yang mengkaitkan jaringan internal
satu perusahaan dengan jaringan internal supplier mereka maupun pelanggan mereka.
7. Micropaymet: transaksi dalam jumlah kecil antara beberapa ratus rupiah hingga puluhan
ribu rupiah, misalnya untuk mengambil / mengakses grafik, game maupun informasi.
Adapun prinsip-prinsip untuk membuat model dinamik menurut adalah sebagai berikut :
1. Keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi harus dibedakan di dalam
model.
2. Adanya struktur stok dan aliran dalam kehidupan nyata harus dapat direpresentasikan di
dalam model.
3. Aliran-aliran yang berbeda secara konseptual, di dalam model harus dibedakan.
4. Hanya informasi yang benar-benar tersedia bagi aktor-aktor di dalam sistem yang harus
digunakan dalam pemodelan keputusannya.
5. Struktur kaidah pembuatan keputusan di dalam model haruslah sesuai (cocok) dengan
praktek-praktek manajerial.
6. Model haruslah tetap tegap (robust) dalam kondisi-kondisi ekstrim.
INTEGRASI ANALISIS
Integrasi rantai pasok (SCI) didefinisikan sebagai sejauh mana seluruh kegiatan dalam sebuah
organisasi, dan kegiatan pemasok, pelanggan, dan anggota rantai pasok lainnya, yang terintegrasi
bersamasama (Narasimhan, et al.1998). Integrasi rantai pasok adalah pendekatan yang berguna
untuk meningkatkan berbagai ukuran kinerja perusahaan (Otchere et al 2013). integrasi dapat
ditandai dengan kerjasama, kolaborasi, berbagi informasi, kepercayaan, kemitraan, dan
teknologi, Akibat lingkungan yang kompetitif menjadi semakin menantang, perusahaan yang
melakukan upaya untuk bersaing bersama berbagai bidang. Namun, banyak perusahaan merasa
sulit untuk bersaing di pasar dengan mengandalkan sumber daya internal dan kompetensinya.
Mereka telah berpaling untuk berkolaborasi dengan pelanggan dan pemasok mereka untuk
memperoleh informasi dan sumber daya komplementer, yang dapat mereka gunakan untuk
membangun keunggulan bersaing.
Stevens (1989) mengklasifikasikan integrasi rantai pasok kedalam tiga tingkatan, dari integrasi
fungsional ke integrasi internal dan integrasi eksternal. Integrasi internal didefinisikan sebagai
suatu proses antarfungsional interaksi, kolaborasi, koordinasi, komunikasi dan kerjasama yang
membawa bidang fungsional bersama-sama menjadi sebuah organisasi yang kohesif (Zhao et al,
2011). Selain itu, mitra rantai pasok yang bertukar informasi secara teratur dapat bekerja sebagai
suatu kesatuan, dan dapat memahami kebutuhan pelanggan akhir yang lebih baik dan karenanya
dapat merespon perubahan pasar secara cepat (Stein dan Keringat, 1998). Integrasi rantai
pasokan eksternal mengungkapkan dua aspek utama, yaitu integrasi Pelanggan (CI) dan integrasi
pemasok (SI).
SIMULASI
Simulasi adalah proses perancangan suatu model dari suatu sistem nyata dan melakukan
percobaan-percobaan dengan model tersebut dengan tujuan untuk memahami tingkah laku sistem
atau mengevaluasi berbagai strategi untuk pengoperasian system. Dalam hal ini biasanya
dilakukan penyederhanaan, sehingga pemecahan dengan model-model matematika bisa
dilakukan. Teknik simulasi bersifat luwes terhadap perubahan-perubahan, sehingga sesuai
dengan keperluan sistem yang sebenarnya. Teknik simulasi digunakan karena :
1. Sistem dunia nyata dengan elemen-elemen stokastik sangat kompleks.
2. Simulasi dapat memperkirakan dari tingkah laku sistem yang ada.
3. Alternatif desain tujuan sistem dapat dibandingkan melalui simulasi.
4. Simulasi dapat dilakukan pengendalian terhadap kondisi-kondisi eksperimen.
5. Simulasi memungkinkan untuk kajian yang memerlukan waktu lama.
PENGOPTIMALAN BISNIS
Ada sejumlah cara yang bisa lakukan untuk menyusun strategi cara mengelola rantai pasok.
Berikut adalah cara mengoptimalisasi pengelolaan supply chain di perusahaan :
1. Membuat Perencanaan Berdasarkan Permintaan. Prinsip dari supply chain yang optimal
bukanlah membuat atau mengelola permintaan, melainkan merespon permintaan. Agar
efektif, harus ada penentuan target dan strategi agar perencanaan tersebut terealisasi.
Lalu, susunlah deadline, tujuan, dan objektif. Untuk memenuhi permintaan pelanggan
dapat memulainya dengan cara menilik data penjualan pada periode sebelumnya.
Tentukan juga inventaris yang dibutuhkan, terutama barang-barang dengan lead-
time yang tinggi. Pahami betul performa pemenuhan operasi bisnis Anda pada periode
sebelumnya. Gunakan seluruh informasi bisnis yang Anda miliki untuk memprediksi
seberapa mampu Anda memenuhi permintaan pelanggan.
2. Visibilitas dan Kontrol. Sistem ini dapat memberikan informasi terkait operasi bisnis
secara real-time. Data ini sangat berfungsi untuk kontrol yang lebih baik dan pembuatan
keputusan yang cepat dan akurat. Pencegahan ataupun mitigasi masalah menjadi lebih
baik dan SCM jadi lebih efektif. ada akhirnya, visibilitas dan kontrol berjalan beriringan.
Visibilitas menyediakan informasi bisnis yang dibutuhkan. Kontrol melibatkan tindakan-
tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki atau menyempurnakan operasi SCM secara
keseluruhan.
4. Menitikberatkan Fokus SCM Pada Pelanggan. Proses ini bergantung pada personalisasi
dan kecepatan respon pelanggan. Personalisasi membuat pelayanan pelanggan lebih
relevan dengan kebutuhan mereka. Selain itu, personalisasi dapat mengolah pola
pembelian pelanggan untuk memaksimalkan penjualan.
5. Melakukan Review Berkala dan Pastikan Rencana Mitigasi Risiko Efekif. Mitigasi risiko
dalam supply chain harus melalui tahapan mengidentifikasi kemungkinan risiko ,
mengevaluasi kemungkinan terjadinya, mengestimasi dampak finansial akibat risiko
tersebut, memprioritaskan risiko, membuat tindakan pencegahan.
BAB 4 KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK
Keputusan tersebut juga lebih fokus ke lingkungan eksternal perusahaan dan biasanya
berorientasi ke masa depan. Orientasi tersebut memberikan arahan ke mana bisnis harus
melangkah maju.
Dengan menggunakan manajemen strategi sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk
menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan dengan
persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara
strategik. Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak
alternatif yang dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil
yang menguntungkan. Adapun manfaat dari manajemen strategis, yaitu :
1. Manfaat Finansial. Bisnis yang menggunakan konsep manajemen strategis menunjukan
perbaikan yang signifikan dalam penjualan, profitabilitas, dan produktivitas dibandingkan
dengan perusahaan tanpa aktivitas perencanaan yang sistematis.
2. Manfaat Nonfinansial. Greenley menyatakan manajemen strategis memberikan manfaat
sebagai berikut :
a. Memungkinkan untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan eksploitasi.
b. Memberikan pandangan objektif atas masalah manajemen
c. Merepresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas control dan kordinasi yang baik
d. Meminimalkan efek dari kondisi dan perubahaan yang jelek
e. Memungkinkan agar keputusan besar dapat mendukung dengan baik tujuan yang
telah ditetapkan
f. Menciptakan kerangka kerja utk komunikasi internal diantara staff
g. Membantu mengintegrasikan perilaku individu ke dalam usaha Bersama
Beberapa alasan utama tentang pentingnya peranan strategi manajemen bagi perusahaan atau
organisasi, yaitu :
1. Perumusan strategi. Perumusan strategi adalah proses memilih tindakan utama (strategi)
untuk mewujudkan misi organisasi. Proses mengambil keputusan untuk menetapkan
strategi seolah-olah merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi, sampai
terealisasinya program.
2. Perencanaan tindakan. Langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah
ditetapkan adalah pembuat perencanaan strategi. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada
tahapan ini adalah bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana
kegiatan (program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (visi, misi,
gool) dan strategi yang telah ditetapkan organisasi.
3. Implementasi. Untuk menjamin keberhasilan strategi yang telah berhasil dirumuskan
harus diwujudkan dalam tindakan implementasi yang cermat. Strategi dan unsur-unsur
organisasi yang lain harus sesuai, strategi harus tercermati pada rancangan struktur
budaya organisasi, kepemimpinan dan sistem pengelolaan sumber daya manusia. Karena
strategi diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah, maka
implementasi yang sukses menuntut pengendalian dan evaluasi pelaksanaan. Sehingga
jika diperlukan dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan yang tepat.
Jika membuat keputusan yang melibatkan proses atau prosedur seperti menentukan bagaimana
kegiatan operasional perusahaan dilakukan dengan sumber daya yang tersedia, maka hal itu
adalah keputusan operasional. Keputusan operasional yang diambil memastikan bahwa suatu
pekerjaan akan dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
2. Persediaan pengaman. Untuk menghindari masalah layanan pelanggan dan biaya yang
tidak terlihat dari ketidaktersediaan bahan baku, perusahaan mempunyai persediaan
pengaman. Persediaan pengaman juga melindungi ketidakpastian dalam permintaan, lead
time, dan pasokan.
4. Persediaan jalur pipa, persediaan bergerak dari titik ke titik dalam sistem aliran bahan
baku yang disebut persediaan jalur pipa. Bahan baku bergerak dari pemasok ke
perusahaan, dari satu proses operasi ke proses operasi selanjutnya di dalam pabrik, dari
pabrik ke pusat distribusi atau pelanggan dan dari pusat distribusi ke pengecer. Persediaan
jalur pipa terdiri dari pesanan yang sudah ditempatkan tetapi belum diterima.
Pencarian rute terpendek merupakan suatu masalah yang paling banyak dibahas dan dipelajari
sejak akhir tahun 1950. Pencarian rute terpendek ini telah diterapkan di berbagai bidang untuk
mengoptimasi kinerja suatu sistem baik untuk meminimalkan biaya ataupun mempercepat
jalannya suatu proses. Salah satu aplikasi pencarian rute terpendek yang paling menarik untuk
dibahas adalah pada masalah transportasi. Pencarian rute terpendek termasuk dalam salah satu
persoalan dalam teori graf yang berarti meminimalisasi bobot suatu lintasan dalam graf .
Algoritma floyd-Warshall dapat menghitung bobot terkecil dari semua jalur yang
menghubungkan sebuah pasangan titik, dan melakukannya sekaligus untuk semua pasangan titik.
Dengan kata lain pada saat perhitungan rute optimum yang akan dilalui terlebih dahulu menghitung
semua kemungkinan rute yang akan dilalui kemudian mencari rute optimum dengan cara
membandingkan setiap pasangan rute.
Dalam teori graf, persoalan lintasan terpendek (the shortest path problem) merupakan suatu
persoalan untuk mencari lintasan antara dua buah titik pada graf berbobot yang memiliki
gabungan nilai jumlah bobot pada sisi graf yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum.
Salah satu contoh dari penyelesaian masalah dengan algoritma greedy yaitu mencari jarak
terpendek dari peta.
Misalkan kita ingin bergerak dari titik A ke titik I, dan kita telah menemukan beberapa
jalur dari peta : Dari peta yang ditampilkan di bawah, dapat dilihat bahwa terdapat
beberapa jalur dari titik A ke titik I. Sistem peta pada gambar secara otomatis telah
memilih jalur terpendek (berwarna biru). Kita akan mencoba mencari jalur terpendek
juga, dengan menggunakan algoritma greedy.
Gambar 6.4.1. Algoritma Greedy pada Peta
Memiliki kesamaan dengan ISO 14001, ISO 28000 adalah standard berbasis risiko yang
mengintegrasikan pendekatan berbasis sistem manajemen melalui proses Plan-Do-Check-Act
(PDCA) dan persyaratan untuk perbaikan yang berkelanjutan. Persyaratan umum ISO 28000
menyebutkan tentang pembentukan struktur dan perbaikan secara terus-menerus. Kemudian
klausul berikutnya tentang kebijakan manajemen keamanan yang diakui oleh manajemen-
puncak, dan klausul-klausul lain sebagai persyaratan standar ISO 28000.
BAB 7 PERANCANGAN JARINGAN RANTAI PASOK
A. OBJEK PRILAKU MANUSIA
1. mendapatkan lokasi yang meminimalkan biaya- biaya transportasi bahan baku dari supplier ke
pabrik dan biaya- biaya transportasi
B. REFERENSI
Tiwari, S., Wee, H.-M., & Daryanto, Y. (2018). Big data analytics in supply chain management
between 2010 and 2016: Insights to industries. Computers & Industrial Engineering, 115, 319–
330.
C. URAIAN
Sebuah rantai pasok terdiri atas berbagi fasilitas dimana bahan mentah, bahan setengah jadi dan
produk akhir diambil, diubah, disimpan dan dijual serta jalur transportasi yang menghubungkan
fasilitas-fasilitas tersebut. Pujawan & Mahendrawati (2010:71) mendefinisikan perancangan
desain jaringan supply chain merupakan satu kegiatan strategis yang harus dilakukan pada
supply chain management dan mencakup keputusan tentang lokasi, jumlah, dan kapasitas
fasilitas produksi dan distribusi dalam suatu supply chain (baik yang dimiliki oleh satu atau
sejumlah perusahaan yang berkolaborasi).
Keputusan desain jaringan rantai pasokan meliputi penugasan peran fasilitas, lokasi pemrosesan
(manufacturing), penyimpanan, dan transportasi yang berhubungan dengan fasilitas, dan alokasi
kapasitas dan pasar pada masing-masing fasilitas. Pada tahap ini memberikan rancangan
keseluruhan rantai pasok CPFR guna meningkatkan integrasi bagi seluruh pelaku yang terlibat
seperti supplier, manufaktur, dan konsumen serta mendukung optimalisasi perencanaan dan
pengelolaan produksi pakan ternak unggas. Metode yang digunakan adalah studi literatur tentang
CPFR dan diskusi. Dalam merancang rekomendasi rantai pasok CPFR perlu memperhatikan
tahapantahapan sebagai berikut :
1. Penilaian permintaan produk dengan merumuskan metode peramalan (forecasting)
permintaan produk guna menghasilkan dasar pengambilan keputusan perencanaan dan
pengelolaan rantai pasok dengan akurasi kesalahan terkecil.
2. Penyusunan strategi dan perencanaan (planning) dalam bentuk SOP (Standard Operating
Procedures) yang disusun atas dasar bentuk kolaborasi aktivitas dan tugas tiap pelaku
rantai pasok.
3. Kelancaran kegiatan hilir rantai pasok untuk keputusan pembelian kembali
(replenishment) dengan melihat eksekusi penjualan dan pasca penjualan sebagai dasar
objektif.
7.1. PEMILIHAN LOKASI FASILITAS
Perusahaan selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui penurunan biaya logistik dan
meningkatkan kualitas pelayanannya kepada pelanggan. Salah satu isu penting dalam upaya
untuk menurunkan biaya logistik adalah mencari lokasi fasilitas logistik, seperti pabrik,
center warehouse, dan distribution yang dapat meminimalkan biaya transportasi, biaya
pengelolaan warehouse, dan biaya distribusi produk. Lokasi pabrik akan memengaruhi biaya
transportasi inbound logistik yaitu biaya transportasi material dari pemasok ke pabrik.
Perusahaan berusaha memilih lokasi pabrik yang dekat dengan pasokan material.
Pabrik semen contohnya, memilih lokasi pabrik di sekitar daerah yang banyak diperoleh pasokan
bahan baku semen berupa batu kapur (kaya akan kalsium karbonat) dan tanah lempung yang
banyak mengandung silika (sejenis mineral berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina), serta
oksida besi. Demikian juga pabrik pembuatan yoghurt akan memilih lokasi di daerah penghasil
susu segar, seperti di kawasan Puncak Bogor, Boyolali, Pangalengan, dan Lembang.
Pertimbangan perusahaan memilih lokasi pabrik dekat dengan daerah pasokan material selain
untuk menghemat biaya transportasi juga untuk kemudahan dalam pengawasan dan pengendalian
mutu dan kelangsungan pasokan material.
Beberapa faktor kunci perlu menjadi perhatian perusahaan dalam menentukan lokasi fasilitas
logistik dari faktor lokasi geografi, yaitu :
Tenaga kerja.
Infrastruktur transportasi.
Kedekatan dengan pasar dan konsumen.
Kelengkapan fasilitas untuk kualitas hidup.
Kawasan industri.
Pemasok.
Biaya lahan, air, energi, dan telekomunikasi.
Infrastruktur ICT.
Preferensi perusahaan.
Sementara pertimbangan lokasi site secara spesifik meliputi :
kses transportasi: truk, pesawat udara, kereta api, dan transportasi laut.
Area metropolitan.
Ketersediaan tenaga kerja sesuai dengan ketrampilan yang diperlukan.
Biaya dan pajak lahan.
Fasilitas air, energi, dan telekomunikasi.
Beberapa metode kuantitatif yang digunakan untuk menentukan lokasi fasilitas logistik adalah :
1. Metode Load-Distance
Dimana :
di = jarak antara kastemer i dan lokasi yang diusulkan
xi = koordinat x kastemer i
yi = koordinat y kastemer i
x* = koordinat x fasilitas yang diusulkan
y* = koordinat y fasilitas yang diusulkan
Contoh: Lokasi kastemer 1 berada di koordinat (3,18) dan lokasi distribution center yang
diusulkan di koordinat (8, 12), maka :
2. Break-Even Analysis
Penggunaan analisis break-even untuk memilih lokasi fasilitas logistik yang terbaik
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tentukan biaya variabel dan biaya tetap dari setiap alternatif site yang diusulkan.
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah sesuai dengan perubahan volume
output. Sementara biaya tetap merupakan biaya yang tetap tidak berubah atas
perubahan volume output. Contoh biaya variabel adalah biaya tenaga kerja, biaya
material, biaya transportasi, dan biaya overhead variabel. Sedangkan contoh biaya
tetap adalah biaya sewa gudang, pajak, asuransi, depresiasi atau sewa peralatan,
dan depresiasi bangunan.
b. Plot garis biaya total, yaitu penjumlahan biaya variabel dan biaya tetap untuk
setiap site.
c. Identifikasi estimasi rentang biaya variabel dan biaya tetap untuk
setiap site dengan biaya terendah.
d. itung break-even point antarsite terdekat dengan menggunakan persamaan aljabar.
Contoh:
Perusahaan telah menentukan alternatif lokasi distribution center di site A, B, C, dan D dengan
estimasi biaya tetap per tahun dan biaya variabel per unit untuk setiap site sebagai berikut:
Bila ekspektasi permintaan 15.000 unit per tahun, maka kita bisa menentukan lokasi site yang
paling rendah biaya totalnya sebagai pilihan lokasi site terbaik.
asumsikan volume output produksi tertinggi 20.000 unit per tahun untuk memenuhi kebutuhan
permintaan 15.000 unit per tahun. Sehingga dari tabel tersebut selanjutnya dapat ditentukan plot
grafik untuk setiap setiap site, yang menggambarkan volume output dan biaya total.
Lokasi site terbaik adalah C, karena proyeksi permintaan 15.000 per tahun terletak pada rentang
volume tertinggi dengan biaya total terendah, yaitu Rp980.000.
b. Kode Provinsi
c. Kode Kota
d. Kode Member
BOK/ 6/ 2011/ 002 = Nama Biaya Operasional/ Satu Digit bulan/ Empat Digit tahun/
Nomor Urut.
f. Kode Pelunasan
RPM/ 6/ 2011/ 003 = Nama Pelunasan/ Satu Digit bulan/ Empat Digit tahun/ Nomor
Urut
g. Kode Karyawan
RG/ 6 / 2011/ 003 = Kode Gaji/ Satu Digit Bulan/ Empat Digit Tahun/ Nomor Urut
Salah satu strategi pada supply chain adalah strategi responsif dan strategi efisien. Dalam
menciptakan strategi responsif, dapat dilakukan perusahaan dengan melakukan riset pasar
dengan lebih baik, sehingga bisa menangkap apa yang diinginkan oleh pasar dan cepat merespon
keinginan pasar. Strategi responsif adalah strategi yang berisi kemampuan supply chain dalam
menanggapi dan mengatasi permintaan dalam jumlah yang besar, memenuhi kebutuhan
konsumen dalam waktu dekat, menangani variasi produk yang banyak, memberikan pelayanan
yang tinggi kepada konsumen, menangani ketidakpastian permintaan. Semakin tinggi
kemampuan supply chain melakukan setiap hal tersebut akan semakin responsif sebuah
perusahaan, namun biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan juga akan semakin besar (Chopra
dan Meindl, 2007).
Agar dapat mencapai strategi responsif dan efisien pada supply chain, supply chain memiliki alat
penggerak yang berpengaruh terhadap performa supply chain. Alat penggerak dalam supply
chain dikenal dengan supply chain drivers. Supply chain drivers dibagi menjadi 2 fungsi,
pertama logistic function yang mencakup: fasilitas, inventory, dan transportasi. Yang kedua
adalah cross functional yang mencakup informasi, sourcing,dan harga (Chopra dan Meindl,
2007).
BAB 8 PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT
A. OBJEK PRILAKU MANUSIA
1. Mampu mengembangkan suatu rencana produksipada tingkat agregat yang layak mencapai
keseimbangan antara permintaan dan kapasitas produksi dengan biaya minimum.
2. Mampu menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan
menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja dan semua variabel lain yang dapat
dikendalikan.
B. REFERENSI
Christou, I. T. (2012). Quantitative Method in Supply Chain Management, Model and Algorithm.
Springer London Dordrecht Heidelberg New York.
C. URAIAN
Perencanaan agregat berkaitan dengan pengimbangan antara pasokan (supply) dan permintaan
akan keluaran (output) dalam jangka waktu menengah sampai dengan lebih kurang 12 bulan ke
depan (Schroeder, 2000). Perencanaan agregat merupakan jantung dari perencanaan jangka
menengah. Tujuan perencanaan agregat untuk mengembangkan suatu rencana produksi secara
menyeluruh yang fisibel dan optimal. Fisibel berarti dapat memenuhi permintaan pasar dan
sesuai dengan kapasitas yang ada, sedangkan optimal berarti menggunakan sumber daya
sebijaksana mungkin dengan pengeluaran biaya serendah mungkin. Meskipun merupakan faktor
penting yang menjadi perhatian, biaya tidak satu-satunya pertimbangan. Faktor lain yang juga
perlu menjadi perhatian, antara lain kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, pesaing, dan mutu
produk yang dihasilkan.
Seperti telah diisyaratkan dengan istilah “agregat”, maka rencana agregat berarti
menggabungkan sumber daya yang sesuai ke dalam istilah-istilah yang lebih umum dan
menyeluruh. Dengan adanya ramalan permintaan, serta kapasitas fasilitas, persediaan jumlah
tenaga kerja dan input produksi yang saling berkaitan, maka perencanaan harus memilih tingkat
output unutk fasilitas selama tiga hari sampai delapan belas bulan ke depan. Perencanaan agregat
merupakan bagian dari sistem perencanaan produksi yang lebih besar, sehingga pemahaman
mengenai keterkaitan antara rencana dan beberapa faktor internal dan eksternal merupakan
sesuatu yang berguna.
Perencanaan Agregat adalah suatu aktivitas operasional untuk menentukan jumlah dan waktu
produksi pada waktu dimasa yang akan datang. Perencanaan Agregat juga dapat didefinisikan
sebagai usaha untuk menyamakan antara permintaan dan penawaran dari suatu produk atau jasa
dengan jalan menentukan jumlah dan waktu input, transformasi, dan output yang tepat. Dimana
keputusan dari Perencanaan Agregat dibuat untuk produksi, staffing, inventory, dan backorder
level.
Perencanaan Agregat (agregat planning) juga dikenal sebagai Penjadwalan Agregat adalah suatu
pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan
waktu produksi pada jangka menengah. Perencanaan agregat dapat digunakan dalam
menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan
nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak,
dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan
rencana bulanan dan kuartalan yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan
permintaan yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk dalam rencana
jangka menengah.
Terdapat beberapa proses dalam perencanaan agregat sebagai berikut :
1. Long Range Plans.
Merupakan perencanaan lebih dari setahun yang menyangkut perencanaan produk
atau jasa, biaya perluasan dan sebagainya. Long Range Plans ditetapkan oleh
manajer puncak.
Contoh:
Manning Agency tidak hanya memenuhi permintaan awak kapal saja, namun juga
menyediakan tenaga ahli yang akan bekerja di darat (on shore) dimana tenaga ahli
tersebut disesuaikan kualifikasinya sesuai dengan kualifikasinya masing-masing.
Contoh yang dapat dilihat yaitu adanya beberapa tenaga ahli yang bekerja di
tambang nuklir di Irak. Maka manning agency harus membuat perencanaan dari
penerimaan kru yang diawali dengan tes, menimbang pengalaman yang dimilki,
wawancara, pengecekan dokumen, hingga tes kesehatan yang nantinya akan
menandatangani perjanjian kontrak kerja untuk bekerja dalam kurun waktu
minimum 1th. Dan manning agency harus membuat perencanaan penerimaan kru
untuk penggantian kru yang telah menyelesaikan kontrak.
2. Intermediete Range Plans.
Merupakan rencana atara 3 sampai 18 bulan, menyangkut rencana penjualan,
rencana produksi, rencana inventory, anggaran tenaga kerja dan
sebagainya. Intermediate range plans ditetapkan oleh Manajer Operasi.
Contoh:
Sebuah perusahaan Manning Agency dalam menyediakan tenaga ahli yang prima,
selalu memacam daftar tunggu (waiting list) dalam rangka refreshing crew.
3. Short Range Plans
Merupakan rencana kurang dari tiga bulan yang menyangkut job assignment,
ordering, Job scheduling. Short Range Plans ditetapkan oleh Manajer Operasi
bersama dengan supervisor dan operator.
Contoh:
Sebuah Manning Agency akan menyiapkan daftar penempatan tenaga ahli yang
akan bekerja di kapal secara rutin.
Dalam tiga tingkatan proses perencanaan tersebut, perencanaan agregat berada
pada tingkatan kedua yaitu Intermediate plans yang menyangkut rencana produksi
/ operasi perusahaan.
Pada dasarnya perencanaan produksi agregat merupakan suatu proses penetapan tingkat
output/kapasitas produksi secara keseluruhan guna memenuhi tingkat permintaan yang diperoleh
dari peramalan dan pesanan dengan tujuan meminimalkan total biaya produksi.
Beberapa fungsi perencanaan agregat yaitu :
1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana
strategi perusahaan.
2. Alat ukur performansi proses perencanaan produksi.
3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi
4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat
penyesuaian
5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target dan membuat
penyesuaian
6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi
7. Alat komunikasi antara managemen teras (top management) dan manufaktur.
Tujuan dari perencanaan agregat adalah menetapkan tingkat output baik itu dalam jangka
pendek, jangka menengah dan panjang dalam menghadapi fluktuasi dan ketidakpastian
permintaan.
Sebagai langkah awal untuk menentukan aktifitas produksi;
Sebagai masukan perencanaan sumber daya;
Stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan.
Pengirim dan penerima adalah pihak-pihak yang memerlukan pergerakan produk antara dua
lokasi dalam rantai pasok. Umumnya, pengirim berkepentingan terhadap penyelesaian transaksi
penjualan atau pembelian produk. Keberhasilan transaksi tersebut membutuhkan pergerakan
barang-barang dari lokasi asal ke lokasi tujuan dengan biaya transportasi yang paling rendah.
Bagi pengirim dan penerima, isu-isu penting yang harus disolusikan adalah waktu pengambilan
dan pengantaran barang, waktu singgah, kehilangan dan kerusakan barang, penagihan, dan
keakuratan informasi.
Pemerintah (government).
ICT diperlukan untuk menyediakan informasi yang akurat dan real-time antara pelanggan dan
pemasok atau antara pengirim dan penerima. Perkembangan ICT transportasi mencakup
aplikasi Transportation Management System (TMS) dan Fleet Management System (FMS) yang
berbasis web atau cloud.
Masyarakat (public).
Pihak terakhir dalam sistem transportasi adalah publik. Publik berkepentingan terhadap
kebutuhan transportasi yang dapat dijangkau dengan mudah, biaya yang murah, aman, selamat,
dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Secara tidak langsung, publik menciptakan
permintaan jasa transportasi dengan cara pembelian produk-produk.
Berbagai moda transportasi dapat digunakan, mulai dari transportasi darat (in-land
transportation) yang menggunakan transportasi jalan raya (rail road) dan kereta api (railway),
transportasi laut (sea freight), transportasi udara (air freight), dan penggunaan pipa (pipeline).
Kereta api
Moda kereta api tepat untuk transportasi barang-barang yang memerlukan kapasitas besar, berat,
densitas tinggi, dan jarak jauh. Kelemahan moda kereta api terletak pada kekakuan dalam
pengaturan lokasi asal dan tujuan, waktu muat dan bongkar barang, dan waktu singgah.
Truck
Bisnis transportasi truk terdiri dari dua segmen utama, yaitu TL (truckload) dan LTL (less-than-
truckload). Untuk jarak jauh, trucking lebih mahal dari kereta api, tapi menawarkan keuntungan
fleksibilitas pengiriman door-to-door dan waktu pengiriman yang lebih pendek. Selain
itu, trucking tidak memerlukan transfer antar pickup dan pengiriman.
Pipeline
Pipeline digunakan terutama untuk pengangkutan minyak mentah, produk minyak olahan, dan
gas alam. Transportasi dengan moda pipeline memerlukan infrastruktur dengan investasi biaya
tetap yang besar. Operasional pipeline umumnya dioptimalkan sekitar 80% sampai 90% dari
kapasitas pipa. Pipeline menjadi cara yang efektif untuk angkutan minyak mentah ke port atau
kilang yang memerlukan arus yang besar dan stabil.
Sea Freight
Air Freight
Operator transpotasi udara (air freight) menawarkan layanan transportasi yang sangat cepat,
namun dengan biaya transportasi yang mahal. Penggunaan air freight lebih tepat untuk barang-
barang ukuran relatif kecil dan bernilai tinggi atau pengiriman barang yang memerlukan waktu
cepat dan jarak yang jauh.
1. Saluran distribusi
American Market Association atau asosiasi pemasaran Amerika mendifinisikan saluran distribusi
sebagai struktur unit-unit organisasi antar peusahaan dan agen-agen dan dealer-dealer ekstra
perusahaan, agen dan eceran, melalu nama komoditi, produk atau jasa-jasa dipasaran. Yang
lainnya mendefinisikan saluran distribusi sebagai pengelompokan para perantara yang
mempunyai hak (title) terhadap suatu produk selama proses pemasaran, mulai dari pemilik
pertama sampai kepada pemilik terakhir.
2. Saluran Transportasi
Heizer dan Render (2008), transportasi adalah suatu prosedur berulang untuk memecahkan
permasalahan meminimasi biaya pengiriman produk dari beberapa sumber ke beberapa tujuan.
3. Saluran Persedian
Haizer dan Render (2008:83), macam-macam persediaan bahan mentah (raw material inventory)
telah dibeli, tetapi belum diproses. Persediaan ini dapat digunakan untuk melakukan decouple
memisakan pemasok dari proses produksi. Sedangkan persediaan barang setengah jadi (work in
process/WIP inventory) adalah komponen-kompenen atau bahan mentah yang telah melewati
beberapa proses perubahan, tapi belum selesai.
4. Pemasaran
Kottler (2006) dalam bukunya manajemen pemasaran mengemukakan ada dua strategi yang
sering digunakan perusahaan dalam mengelola saluran pemasaran terutama dalam penciptaan
saluran pemasaran baru, yaitu strategi dorong dan strategi tarik. Pemakaian strategi ini
tergantung keputusan perusahaan terutama tergantung popularitas produk perusahaan tersebut.
Desain jaringan merupakan suatu kegiatan penting yang harus dilakukan pada rantai pasokan.
Mengambil keputusan dalam sebuah desain jaringan memiliki dampak atau pengaruh yang
sangat signifikan. Sebuah kinerja dalam pengambilan keputusan desain jaringan akan
menentukan susunan rantai pasokan. Rantai pasok yang terintegerasi akan meningkatkan
keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh jaringan-jaringan tersebut. Keputusan desain jaringan
rantai pasokan meliputi penugasan peran fasilitas, lokasi pemrosesan (manufacturing),
penyimpanan, dan transportasi yang berhubungan dengan fasilitas, dan alokasi kapasitas serta
pasar. Rantai pasokan yang terintegerasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan
oleh rantai pasokan tersebut.
Pujawan (2010:31), rantai pasokan tidak lepas dari tujuan strategis pada supply chain, strategi
tidak bisa dilepaskan dari tujuan jangka panjang. Tujuan inilah yang diharapkan akan tercapai.
Keputusan-keputusan jangka pendek dan di lingkungan local mestinya harus mendukung
organisasi atau supply chain ke arah tujuantujuan strategis tersebut. Tujuan-tujuan strategis
tersebut perlu di capai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam
persaingan pasar. Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa
menyediakan produk yang murah, berkualitas, tepat waktu dan bervariasi.
Buka Excel. Klik atau klik dua kali ikon Excel yang tampak seperti kotak
berwarna hijau dengan huruf “X” di atasnya. Solver sudah disertakan sebagai
fitur bawaan pada Excel versi Windows dan Mac, tetapi Anda perlu
mengaktifkannya secara manual.
Klik Blank Workbook. endela Excel akan dibuka dan setelah itu, Anda bisa
mengaktifkan Solver. Jika Anda memiliki berkas Excel tersimpan yang perlu
dikelola atau diolah menggunakan Solver, buka berkas tersebut alih-alih
membuat dokumen baru.
Klik File. Tab ini berada di pojok kiri atas jendela Excel. Pada komputer Mac,
klik “Tools”, kemudian lewati langkah selanjutnya.
Klik options. Opsi ini berada di bagian bawah menu “File”. Jendela “Options”
akan dimuat setelahnya.
Klik Add- ins. Tab ini berada di pojok kiri bawah jendela “Options”. Pada
komputer Mac, klik “Excel Add-ins” dari menu “Tools”.
Buka jendela “Add-ins-Avaible”. Pastikan kolom teks "Manage"
menampilkan opsi "Excel Add-ins", kemudian klik “Go” di bagian bawah
halaman. Pada komputer Mac, jendela ini akan terbuka setelah Anda mengeklik
“Excel Add-ins” pada menu “Tools”.
Pasang pengaya atau fitur Solver. Centang kotak "Solver" di bagian tengah
halaman, kemudian klik “OK”. Fitur atau pengaya Solver sekarang akan
ditampilkan sebagai peralatan pada tab “Data” di bagian atas jendela Excel.
Pahami cara kerja Solver. Fitur ini dapat menganalisis data lembar sebar dan
batasan yang Anda tambahkan untuk menunjukkan solusi-solusi yang
memungkinkan. Fitur ini berguna saat Anda mengolah beberapa variabel.
Tambahkan data ke lembar sebar. Agar bisa menggunakan fitur Solver,
lembar sebar harus sudah memuat data dengan beragam variabel dan satu solusi.
Klik tab Data. Tab ini berada di bagian atas jendela Excel. Bilah peralatan
“Data” akan dibuka setelahnya.
Klik Solver. Opsi ini berada di ujung kanan bilah peralatan “Data”. Setelah itu,
jendela “Solver” akan dibuka.
Pilih kotak target. Klik kotak yang Anda ingin gunakan untuk menampilkan
solusi dari Solver. Kode kotak akan ditambahkan ke kolom "Set Objective".
Tetapkan tujuan. Centang kotak "Value Of", kemudian tikkan nilai atau data
target pada kolom teks di samping "Value Of".
Tambahkan batasan. Adanya batasan akan mempersempit atau memperketat
nilai-nilai yang Solver dapat gunakan sehingga fitur tidak akan sampai
meniadakan atau mengabaikan satu atau beberapa data pada lembar sebar. Anda
bisa menambahkan batasan dengan cara berikut :
Klik add
Klik atau pilih kotak-kotak yang memuat batasan
Pilij jenis batasan (misalnya maksima)
Klik OK
Jalankan Solver. Setelah menambahkan semua batasan, klik “Solve” di bagian
bawah jendela “Solver”. Fitur akan mencari solusi optimal untuk soal atau kasus
yang Anda tetapkan.
Tinjau hasil yang ada. Saat Solver memberi tahu Anda bahwa jawaban telah
ditemukan, Anda bisa melihatnya dengan mengamati lembar sebar untuk
mengetahui nilai atau data yang telah berubah.
bah kriteria Solver. Jika keluaran yang Anda dapatkan dirasa kurang ideal, klik
“Cancel” pada jendela pop-up, kemudian sesuaikan tujuan dan batasan baru.
1. Sel variable
2. Sel batasan
3. Sel tujuan
Setelah Solver berjalan, nilai barunya adalah sebagai berikut.
Transportasi dan distribusi adalah suatu produk yang berpindah dari lokasi dimana mereka
diproduksi ke lokasi konsumen atau pemakai yang sering kali dibatasi oleh jarak yang sangat
jauh.
Secara tradisional, jaringan distribusi seringkali dianggap sebagai serangkaian fasilitas fisik
seperti gudang dan fasilitas pengangkutan dan operasi masing masing fasilitas itu cenderung
terpisah antara satu dengan lainnya. tekanan kompetisi serta kebutuhan pelanggan yang tinggi
memaksa perusahan-perusahaan untuk melakukan berbagai perbaikan dalam kegiatan distribusi
dan transportasi. dewasa ini, jaringan distribusi tidak lagi dipandang hanya sebagai serangkaian
fasilitas yang mengerjakan fungsi-fungsi fisik seperti pengangkutan dan penyimpanan, tetapi
merupakan bagian integral dari kegiatan supply.
Distribusi perdagangan termasuk dari salah satu kegiatan ekonomi yang ikut menghubungkan
antara produksi dan konsumsi. sehingga, barang bisa segera disalurkan dari produsen sampai ke
tangan konsumen. distribusi perdagangan juga berkaitan erat dengan peran dari para mediator
yang terlibat di dalamnya, baik para distributor maupun para pedagang. rantai distribusi
mempunyai peranan penting dalam perekonomian masyarakat. maka itu, rantai distribusi harus
dapat terwujud secara efisien agar kegiatan penyaluran barang dari produsen ke konsumen dapat
ditempuh dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Distribusi semi langsung distribusi semi langsung adalah sistem distribusi dari produsen
kepada konsumen melalui pedagang perantara yang merupakan bagian dari produsen.
misalnya, pabrik tekstil menyalurkan kainnya melalui conventer.
Distribusi tidak langsung distribusi tidak langsung adalah sistem distribusi dari produsen
kepada konsumen melalui agen, grosir, makelar, komisioner dan pedagang kecil yang
bertindak sebagai perantara. contoh kegiatan distribusi tidak langsung adalah pt
pertamina menyalurkan gas lpg melalui agen-agen gas lpg untuk disalurkan kembali ke
pengecer hingga konsumen akhir.
Distribusi langsung distribusi langsung adalah distribusi barang atau jasa tanpa melalui
perantara sehingga penyaluran barang langsung dari produsen kepada konsumen. contoh
kegiatan distribusi yang termasuk distribusi langsung adalah pedagang bakso yang
langsung menjual dagangannya kepada konsumen atau pembeli bakso.
Modal transportasi darat di indonesia masih memiliki sejumlah masalah besar. masalah tersebut
sering ditemui dalam keseharian kita, mulai dari kemacetan, buruknya kondisi angkutan umum,
tidak layaknya infrastruktur, hingga masih tingginya angka kecelakaan akibat kelalaian
pengendara.
Jaringan distribusi pada sistem rantai pasok (supply chain system) merupakan salah satu hal yang
mendasar dalam penetapan keunggulan kompetitif jangka panjang. mutu, rekayasa, produk,
harga, lembur, kapasitas berlebih, kemampuan merespon pelanggan akibat kinerja kurang baik,
waktu tenggang (lead time) dan profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh
tingkat persediaan.perusahaan yang memiliki jaringan distribusi yang handal daripada pesaing
cenderung berada dalam posisi kompetitif yang kuat. kebijaksanaan manajemen distribusi telah
menjadi salah satu senjata untuk memenangkan kompetitif.
Keuntungan terbesar dari pengiriman langsung adalah kemampuan untuk memusatkan
persediaan di pabrik agar bisa dikumpulkan semua permintaan di semua pengecer yang akan
disuplai. sehingga, rantai pasokan mampu menyediakan tingkat ketersediaan produk yang tinggi
dengan tingkat persediaan yang lebih rendah. masalah utama terkait dengan drop-pengiriman
adalah struktur kepemilikan persediaan di pabrik. jika ditentukan porsi inventaris di pabrik
dialokasikan untuk pengecer individual, hanya ada sedikit manfaatnya agregasi meskipun
persediaan secara fisik dikumpulkan. manfaat agregasi dapat dicapai jika pabrikan dapat
mengalokasikan setidaknya sebagian dari inventori yang tersedia di seluruh pengecer
berdasarkan kebutuhan. manfaat dari sentralisasi paling besar adalah untuk permintaan bernilai
tinggi dan rendah serta pada permintaan yang tidak terduga.
Perencanaan penjualan dan operasi memberi perusahaan berbagai manfaat yang mencakup
kohesi perusahaan hingga peningkatan profitabilitas, berikut adalah beberapa manfaat :
Menurut Heizer dan Render (2015), perencanaan agregat adalah sebuah pendekatan
untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (3 hingga 18
bulan ke depan). Perencanaan merupakan upaya pemilihan arah tindakan yang diambil
suatu perusahaan dan setiap departemen.
Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2014), perencanaan agregat adalah sebuah proses
untuk mengembangkan rencana taktis guna mendukung rencana bisnis organisasi yang
biasanya mencakup pengembangan, analisis, dan pemeliharaan rencana untuk penjualan
total, produksi total, persediaan sasaran, dan sasaran jaminan sediaan untuk keluarga
produk.
Menurut Handoko (2012), perencanaan agregat adalah proses perencanaan kuantitas dan
pengaturan waktu keluaran selama periode waktu tertentu (3 bulan sampai 1 tahun)
melalui penyesuaian variabel-variabel tingkat produksi karyawan, persediaan, variabel
yang dapat dikendalikan lainnya.
Menurut Nasution (2006), perencanaan agregat adalah perencanaan produksi jangka
menengah yang merupakan penghubung antara perencanaan jangka pendek dengan
perencanaan jangka panjang. Perencanaan agregat bertujuan untuk memberikan
keputusan yang optimum berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam
memenuhi permintaan akan produk yang dihasilka
Menurut Heizer dan Render (2015), tujuan perencanaan agregat adalah untuk mengembangkan
suatu rencana produksi secara menyeluruh yang fisibel dan optimal. Secara rinci perencanaan
agregat bertujuan untuk menentukan kapasitas produksi sehingga memenuhi estimasi permintaan
pasar pada periode yang akan datang dengan keputusan serta kebijakan mengenai kerja lembur,
backorder, subkontrak, tingkat persediaan, memperkerjakan atau memberhentikan sementara
pegawai.
Menurut Kusuma (2004) tujuan dari perencanaan agregat adalah menggunakan sumber daya
manusia dan peralatan secara produktif. Selain itu perencanaan agregat digunakan untuk
membuat tingkat output secara keseluruhan sesuai kebutuhan permintaan di masa depan yang
berfluktuasi. Perencanaan agregat juga menentukan kombinasi yang optimal dari tingkat
produksi, jumlah tenaga kerja, dan tingkat persediaan.
Menurut Stevenson dan Chuong (2014), langkah-langkah dalam proses perencanaan agregat
(aggregate planning) adalah sebagai berikut :
1. Determine demand for each period. Menentukan jumlah permintaan untuk setiap periode
perencanaan yang akan datang dengan menggunakan suatu metode peramalan.
2. Determine capacities. Menentukan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan seperti
kapasitas mesin, kapasitas penyimpanan persediaan.
3. Identify company or departemental policies that are pertinent. Menentukan kebijakan
departemen atau perusahaan yang berkaitan dengan proses Aggregate Planning, seperti
tingkat persediaan minimal untuk mencapai safety stock pada perusahaan.
4. Determine unit cost for regular time, overtime, subcontracting, holding inventories, back
orders, layoff, and other relevant costs. Beberapa strategi Aggregate Planning yang
dilakukan didasarkan atas biaya produksi yang paling minimal.
5. Develop alternative plans and compute the cost for each. Mengembangkan beberapa
alternatif perencanaan dan menghitung jumlah biaya yang dihasilkan dari beberapa
alternatif tersebut.
6. If satisfy plan emerge, select the one that best satisfies objectives. Bila telah puas dengan
hasil dan sudah sesuai dengan tujuan awal, maka alternatif tersebut yang akan dipilih.
Sebaliknya, lakukan kembali langkah kelima
Menurut Heizer dan Render (2015), terdapat beberapa jenis metode yang banyak digunakan
dalam perencanaan agregat, yaitu sebagai berikut :
a. Metode Tabel dan Grafik. Metode ini merupakan yang paling popular karena mudah
dimengerti dan gampang penggunaannya sehingga mudah untuk dilaksanakan. Pendekatannya
dilakukan dengan cara trial and error. Teknik yang bekerja dengan beberapa variabel pada satu
waktu yang memungkinkan perencana membandingkan proyeksi permintaan dengan kapasitas
yang ada.
b. Metode Matematis. Metode matematis pada perencanaan agregat dapat dilakukan dengan
menggunakan metode transportasi pemrograman linier dan model koefisien manajemen.
1. Menyediakan atau memberikan input kepada sistem perencanaan kebutuhan material dan
kapasitas (material and capacity requirements)
4.Memberikan basis untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk kepada pelanggan
Berikut adalah Cara membuat jadwal induk produksi (Master Production Schedule) dalam tabel
serta istilah-istilah yang digunakan di tabel MPS :
1. Tentukkan berapa lot size, safety stock, lead tima, persediaana on hand, demand time Fence
dan planning Time Fence yang ada.
2. Lakukan peramalan tentang perkiraan penjualan yang diperoleh dan masukkan dalam kolom
sales forecast.
5. Lakukan perhitungan untukm mencari nilai Projected Available Balance dan nilai Available to
Promise.
Jumlah siklus
Verifikasi fisik persediaan atau inventaris secara berkala dilakukan di perusahaan untuk
memastikan tidak ada kesalahan atau malpraktik. Stok aktual dan kuantitasnya dihitung dan
diverifikasi dengan catatan sistem manajemen inventaris. Proses ini lebih sering terjadi dalam
bisnis yang berurusan dengan inventaris bernilai sangat tinggi atau berisiko tinggi seperti
perhiasan, mobil, dan barang elektronik kelas atas. Seluruh inventaris biasanya dibagi menjadi
beberapa bagian yang dihitung pada suatu waktu. Hal ini karena dalam kebanyakan kasus
menghitung seluruh persediaan atau inventaris pada satu waktu akan sulit.
FIFO adalah 'masuk pertama, keluar pertama' dan itu berarti barang inventaris tertua adalah yang
pertama dipindahkan. Ini digunakan untuk menjaga inventaris agar tidak basi atau kedaluwarsa.
LIFO adalah 'last in, first out' yang berarti bahwa barang yang paling baru diterima adalah yang
pertama dikeluarkan untuk pelanggan. LIFO ini bertujuan untuk memberi pelanggan barang
paling segar dengan risiko sisa inventaris menjadi lebih tua dan tidak dapat dijual. FEFO adalah
'first expiry, first out' yang artinya stok persediaan atau inventaris yang paling dekat dengan
tanggal kedaluwarsa dipindahkan ke pelanggan terlebih dahulu. AVCO adalah sistem yang
menggunakan biaya rata-rata atau biaya tertimbang untuk setiap batch item persediaan atau
inventaris.
Organisasi gudang
Staf di gudang menerima inventaris yang masuk, memeriksanya, dan kemudian mencatat
detailnya. Di sebagian besar gudang, detailnya mudah dimasukkan ke dalam sistem manajemen
inventaris dengan tag RFID atau pemindai barcode. Stok yang diterima disimpan di gudang dan
detail lokasinya diperbarui ke dalam sistem. Item harus diatur dengan cara yang paling sesuai
untuk penyimpanan yang aman dari item inventaris. Inventarisasi juga harus diatur sedemikian
rupa sehingga item yang paling populer atau yang bergerak lebih cepat adalah yang paling
mudah diakses. Penataan gudang harus dapat meminimalkan kerusakan barang dan
memaksimalkan kecepatan pemenuhan pesanan. Jumlah stok harus dioptimalkan untuk
mencegah kehabisan stok dan kelebihan stok.
Seperti namanya, bentuk pengendalian persediaan atau inventaris ini digunakan untuk melihat
bahwa barang persediaan diterima dari pemasok tepat sebelum dikirim. Ini dilakukan guna
mengurangi biaya penyimpanan persediaan, risiko penyimpanan persediaan bagi perusahaan
yang ingin meminimalkan ruang, dan penggunaan gudang mereka. Hal ini juga dapat
meningkatkan arus kas dalam bisnis. Namun, mungkin berisiko bagi beberapa perusahaan atau
bisnis.
Ini merupakan stok minimal yang harus dimiliki perusahaan untuk barang tertentu. Pengendalian
inventaris harus dapat memantau tingkat inventaris sehingga barang tersebut dapat dipesan ulang
dengan baik pada waktunya ketika hampir habis. Pada musim puncak permintaan, beberapa
perusahaan menahan stok ekstra untuk barang-barang yang paling banyak diminati untuk
mencegah terjadinya kehabisan stok.
Sistem kuantitas (Q) tetap merupakan sistem pemesanan dengan jumlah pemesanan yang sama
setiap kalinya.
Sistem periode tetap memiliki beberapa asumsi yang sama seperti sistem kuantitas tetap EOQ
dasar:
Supply chain dipandang sebagai suatu bagian dari kumpulan berbagai bidang lainnya
seperti logistics, operation management, production management, dan transportation security.
Pembahasan mengenai keamanan transportasi menjadi satu kajian yang menarik karena di
dalamnya terdapat berbagai faktor yang seringkali dijumpai di luar dari perkiraan pihak
pengambil kebijakan di perusahaan. Diperlukan penanganan yang tepat untuk memastikan
bahwa arus perpindahan barang dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Identifikasi mengenai kemungkinan ancaman yang muncul baik yang dapat diperkirakan maupun
yang tidak harus dilakukan secara cermat berdasarkan jenis moda transportasi. Sebagai
gambaran, risiko yang ada dalam pendistribusian barang melalui darat tentu berbeda dengan
pendistribusian barang melalui laut. Pandangan awal ini dapat menjadi acuan dalam mengambil
kebijakan mengenai jenis transportasi apa yang akan digunakan.
Jalan raya yang dipandang sebagai sebuah jalur transportasi barang memiliki kemungkinan
munculnya risiko. Banjir di jalan raya, misalnya, dapat berpengaruh pada kerusakan barang yang
dibawa dalam truk dan juga menghambat proses distribusi barang. Salah satu solusi yang bisa
dilakukan adalah membuka kanal komunikasi dengan berbagai pihak yang bertanggung jawab
atas munculnya bencana ini. Selain itu, penilaian terhadap risiko umum perlu dikembangkan,
sehingga hal ini tidak lagi dipandang sebagai risiko yang ada pada individu (perusahaan), tetapi
risiko yang ada karena bencana.
Pergerakan mobil dan truk yang tidak memiliki struktur yang teratur menjadi tantangan
tersendiri. Pencegahan tindak kriminal dapat dilakukan, misalnya para pabrikan melengkapi
mobil produksinya dengan Global Positioning System (GPS) maupun alarm yang terpasang di
dalam kendaraan.
Teknologi GPS sangat membantu dalam melacak posisi kendaraan yang ada di dalam sistem dan
dapat dipantau secara real time. Bahkan telah dikembangkan teknologi yang memungkinkan
dilakukan pengendalian kendaraan melalui jarak jauh, sehingga jika terjadi sesuatu (misalnya
supir mengantuk) dapat dilakukan pencegahan potensi kecelakaannya.
Penggunaan transportasi melalui jalan raya menjadi salah satu penopang jalannya ekonomi suatu
negara. Berbagai komoditas dapat didistribusikan ke berbagai daerah. Perencanaan yang tepat
mengenai pemetaan risiko dan penentuan strategi harus menjadi perhatian semua pihak untuk
memastikan sistem yang dibuat dapat berjalan dengan baik.
2. Mampu menganalisis masalah yang ada mengenai routing, yaitu penekanan kea rah lokasi
dan bagaimana cara yang dilakukan untuk dapat mencapai dan menemukan lokasi yang dituju,
dengan cara yang lebih efisien.
B. REFERENSI
C.URAIAN
Setiap produk yang beredar dipasar, merupakan hasil dari tahapan produksi yang sudah selesai.
Jauh sebelum produk bisa diakses oleh pelanggan, serangkaian proses terjadi. Ide awal produk,
konsep awal, perencanaan, proses evaluasi, hingga pada akhirnya, diputuskan untuk diproduksi
karena sudah memenuhi standar perusahaan, menjadi tahapan produksi yang terjadi.
Sebagai seorang pengelola perusahaan, tentu memahami tahapan produksi menjadi penting.
Sederhana saja, agar produk yang dilempar ke pasar benar benar sudah sesuai dengan standar,
dan dapat memenuhi ekspektasi dari pelanggan yang sudah dimiliki.
Untuk menjadikan setiap produk yang dihasilkan berjalan dengan baik, maka kita harus
memperhatikan hal hal yang harus dilakukan agar setiap proses demi proses yang dilakukan
dapat berjalan dengan lancer dan mengurangi gagal produksi yang terjadi, sehingga tidak
merugikan perusahaan, Pada bagian ini, kita akan membahas mengenai routing dan scheduling.
Grafik matematika yang dipakai pada materi ini yaitu Metode Penjadualan linier ( Linier
scheduling method ), yaitu salah satu dari sekian banyak pengendali yang dikenal dalam suatu
proyek, yang lazimnya disebut time schedule. Metode penjadulan linier dalam praktek memang
masih kurang popular, akan tetapi dengan hadirnya alat bantu khususnya dibidang computer,
metode ini menjadi layak untuk diperhitungkan.Ada dua alasan utama dalam penggunaan metode
Penjadualan Linier, yaitu:
1. Penggunaan Metode Penjadualan Linier sangat cocok apabila digunakan pada proyek
konstruksi uang mempunyai karakteristik menerus dan berulang. Proyek” tersebut yaitu:
a. Proyek jalan
d. Proyek bendungan
Dalam Optimasi dan cabang matematika lainnya, dan dalam algortima pencarian (topic dalam
ilmu computer), Algoritma konstruksi solusi model awak yang layak adalah anggota dari
himpunan solusi yang mungkin dari wilayah yang layak dari masalah yang diberikan.
Solusi tidak harus menjadi solusi yang mungkin atau masuk akal untuk masalah- hanya dalam
himpunan yang memenuhi semua kendala: yaitu dalam himpunan solusi kandidat ke subset dari
solusi yang layak, yang poinnya tetap sebagai solusi kandidat sementara solusi layak lainnya
selanjutnya dikeluarkan sebagai kandidat.
Ruang dari semua solusi, sebelum titik fisibel dikeluarkan, disebut daerah fisibel, himpunan
fisibel, ruang pencarian, atau ruang solusi. Ini adalah himpunan semua solusi yang mungkin telah
memenuhi kendala masalah. Kepuasan kendala adalah proses menemukan titik dalam himpunan
yang layak.
Masalah routing kendaraan berfokus pada penentuan rute optimal untuk armada kendaraan
mengingat kendala operasional seperti rentang waktu, panjang rute, dll. Ini membantu manajer
armada merencanakan rute yang dapat memaksimalkan efisiensi armada dan meminimalkan
biaya pengiriman jarak tempuh.
VRP adalah generalisasi dari Travelling Salesman Problem (TSP). TSP berupaya menemukan
rute terpendek bagi tenaga penjualan atau kendaraan untuk mengunjungi semua tujuan dan
kembali ke titik awal.
Dalam scenario kehidupan nyata, masalah rute kendaraan bukan tentang menyediakan rute
sesingkat mungkin. Ada banyak factor lain yag berkontribusi dalam perencanaan rute yang
dioptimalkan. Kompleksitas dalam VRP muncul karena adanya beberapa kendala dan sifatnya
yang tidak dapat diprediksi.
Masalah routing kendaraan membutuhkan upaya komputasi besar besaran untuk dapat
melaksanakannya.
Bahkan dispatcher dan driver berpengalaman tidak dapat menyelesaikannya secara manual,
karena berbagai factor kontribusi untuk itu
Ada ketidakpastian yang melekat pada proses perencanaan rute kehidupan nyata yang membuat
VRP sangat sulit untuk dipecahkan.
Mereka dapat mengubah permintaan pelanggan, kemacetan lalu lintas, penghalang jalan yang
tidak terduga karena pemeliharaan, dan sebagainya.
Salah satu proses atau cara yang dapat dilakukan untuk mengefisienkan metode ini adalah
Algoritma Sweep. Algoritma sweep adalah metode clustering yang paling sederhana untuk
menyelesaikan CVRP.
Banyak penelitian yang menggunakan Algoritma Sweep karena dapat memecahkan masalah
yang cukup kompleks dengan pendekatan yang sederhana dan waktu yang singkat.
Robert Boyer dan J Strother Moore mendirikannya pada tahun 1977. Algoritma Moore adalah
algoritma yang sangat efisien dan telah berfungsi sebagai tolak ukur standar untuk pencarian
string.
Algoritma Moore Mengambil pendekatan ‘mundur’ ; string pola (P) disejajarkan dengan awal
string text (T), dan kemudian membandingkan karakter pola dari kanan ke kiri, dimulai dengan
karakter paling kanan.
Jika karakter yang dibandingkan tidak berada dalam pola, tidak ada kecocokan yang dapat
ditemukan dengan menganalisis aspek lebih lanjut pada posisi ini sehingga pola dapat diubah
seluruhnya melewati karakter yang tidak cocok.