Disusun Oleh :
Latifa Ratnamurni
13/353539/TP/10822
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan bisnis saat ini tidak lagi terjadi antar perusahaan tetapi sudah
melibatkan beberapa jaringan supply chain. Dengan telah berubahnya peta persaingan
tersebut, perspektif bisnis saat ini tidak lagi tertuju pada perbaikan manajemen
perusahaan tetapi sudah mengarah pada perbaikan manajemen supply chain. Salah satu
hal yang cukup penting untuk diperhatikan adalah bagaimana pihak manajemen
melakukan pengendalian persediaan pada jaringan supply chain secara efektif dan
efisien.
Dalam menghadapi globalisasi dan lingkungan usaha yang semakin kompetitif,
Usaha Kecil menengah (UKM) dituntut untuk meningkatkan kinerja supply chain yang
dimilikinya. Hal ini dkarenakan UKM merupakan salah satu penggerak perekonomian.
Selain itu UKM memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi di negara-
negara berkembang karena UKM dapat membuka kesempatan kerja dan provisi
pendukung bagi perusahaan-perusahaan berskala besar.
Kecamatan Seyegan merupakan salah satu daerah di Yogyakarta yang mempunyai
beberapa UKM yang berproduksi pada bidang perikanan. Salah satu UKM ini adalah
UKM Mina Melati yang berada di Dusun Margokaton, Seyegan, Yogyakarta. Produksi dari
UKM ini adalah abon ikan yang terbuat dari ikan lele. Abon ikan ini telah dipasarkan dia
wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya.
Untuk semakin meningkatkan kapasitas, kapabilitas serta kinerjanya, UKM perlu
mengidentifikasi rantai pasok yang dimilikinya dengan mengidentifikasi salah satu
kelemahan dari UKM untuk berkembang. Ditinjau dari kajian Supply Chain Management
(SCM), salah satu akar masalah pada bisnis UKM adalah masalah distribusi. Rendahnya
tingkat aksesibilitas informasi ketersediaan produk bagi para stakeholder
mengakibatkan proses distribusi tidak berjalan dengan baik, sehingga sering terjadi
penumpukan produk maupun ke kosongan produk di sisi yang lain.
Penelitian ini bermaksud untuk melakukan pengukuran kinerja supply chain pada
UKM Mina Melati. Dengan cara ini diharapkan perusahaan dapat mengevaluasi jaringan
supply chain dan dapat mengidentifikasi indikator mana yang memerlukan perbaikan.
Model SCOR atau Supply Chain Operation Reference merupakan metode yang dapat
mewakili keadaan yang ada di UKM Mina Melati dikarenakan SCOR dapat mengevaluasi
supply chain melalui konsep penjabaran proses inti yaitu plan, source, make, deliver,
dan return yang dikonfigurasikan dengan aktual bisnis perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk
pertanyaan :
C. Tujuan Penelitian
D. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat batasan masalah yang akan dibahas, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran performa dengan model Supply Chain Operation Reference
(SCOR) mencakup level 1-3.
2. Pengukuran performa dilakukan berdasarkan produk komoditi UKM Mina
Melati.
3. Key Performance Indicator (KPI) yang digunakan berdasarkan SCOR level 1-3.
E. Manfaat Penelitian
SCOR merupakan salah satu model dari operasi supply chain. Metode SCOR ini
dikemukakan oleh Supply Chain Council pada tahun 1996. Supply Chain Council
merupakan sebuah not-for-profit corporation yang didirikan oleh enam puluh sembilan
pendiri baik perusahaan maupun perseorangan .
Menurut Pujawan (2005), Supply Chain Operation Reference (SCOR) adalah satu
model acuan dari operasi rantai pasokan. Model SCOR mengintegrasikan tiga elemen
utama dalam manajemen, yaitu business process reengineering, benchmarking, dan
process measurement kedalam kerangka lintas fungsi supply chain. Ketiga elemen
tersebut memiliki fungsi sebagai berikut :
a) Business process reengineering pada hakekatnya menerapkan proses
kompleks yang terjadi saat ini dan mendefinisikan proses yang diinginkan.
b) Benchmarking adalah kegiatan untuk mendapatkan data kinerja operasional
dari perusahaan sejenis.
c) Process measurement berfungsi untuk mengukur, mengendalikan, dan
memperbaiki proses-proses supply chain.
Model SCOR pada Supply Chain Council yang membagi membagi proses-proses
supply chain menjadi lima proses inti yaitu :
a. Plan : merupakan proses yang menyeimbangkan permintaan dan pasokan
untuk menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan,
produksi dan pengiriman.
b. Source : merupakan proses pengadaan barang maupun jasa untuk memenuhi
permintaan.
c. Make : merupakan proses untuk mengtransformasi bahan baku/komponen
menjadi produk yang diinginkan pelanggan. Kegiatan make atau produksi
dapat dilakukan atas dasar ramalan untuk memenuhi target stok (make-to-
stock), atas dasar pesanan (make-to-order), atau engineer-to-order.
d. Deliver : merupakan proses untuk memenuhi permintaan terhadap barang
maupun jasa. Biasanya meliputi order management, transportasi, dan
distribusi.
e. Return : merupakan proses pengembaliam atau menerima pengembalian
produk karena berbagai alasan.
SCOR memiliki performance attribute. Performance attribute merupakan satu sel
atribut yang digunakan untuk menilai proses rantai suplai dari berbagai sudut pandang
yang berbeda. Terdapat lima atribut yang digunakan dala penilaian performa dari rantai
supply dengan meggunakan metode SCOR. Dalam satu atribut, terdapat beberapa
metrik yang dapat dipakai sebagai metrik pengukuran kinerja.
Analytical Hierarchy Process atau selanjutnya disebut AHP, merupakan suatu model
pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung
keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang
kompleks menjadi suatu hirarki. AHP memiliki keunggulan karena dapat
menggabungkan unsur objektif dan subjektif dari suatu permasalahan. Menurut
Wibisono (2006) dalam bukunya, penyusunan AHP terdiri dari tiga langkah dasar,
yaitu :
a. Desain hirarki. Yang dilakukan AHP pertama kali adalah memecahkan persoalan
yang kompleks dan multikriteria menjadi hirarki.
b. Memprioritaskan prosedur. Setelah masalah berhasil dipecahkan menjadi struktur
hirarki, dipilih prioritas prosedur untuk mendapatkan nilai keberartian relatif dari
masing-masing elemen di tiap level.
c. Menghitung hasil. Setelah membentuk matriks preferensi, proses matematis
dimulai untuk melakukan normalisasi dan menemukan bobot prioritas pada setiap
matriks.
B. Model Penelitian
BAB III
METODOLOGI
Objek penelitian ini adalah Usaha Kecil Menengah (UKM) Mina Melati yang
beralamat di Dusun Bedilan, Margokaton, Seyegan, Sleman, Yogyakarta supaya
penelitian tidak terlalu luas.
Populasi dari sampel penelitian adalah pekerja di UKM Mina Melati. Sampel
penelitian diambil semua pekerja UKM Mina Melati karena populasi kurang dari 100,
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Kartika, Yossy dkk. 2011. Sistem Rantai pasok Industri Minuman Softdrink. Dalam
Jurnal Optimasi Sistem Industri Vol 10. No 1 April 2011:127-133.