Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SUPPLY CHAIN MANGEMENT

Disusun oleh :
Igithalia Arifki (190803101030)
Jefri Cakra Negara (190803101070)
Ikrar Septian (190803101052)
Kirana Adistya Rarasati (190803101066)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang supply chain mangement
tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari, bahwa masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini karena keterbatasan kemampuan
dari kelompok kami. Oleh karena itu, kami senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini. Sekali lagi, kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jember, 15 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah........................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3

2.1 Pengertian Supply Chain Management................................................................ 3


2.2 Tujuan Strategis Supply Chain Management....................................................... 3
2.3 Komponen Supply Chain Management............................................................... 4
2.4 Model Supply Chain Management....................................................................... 6
2.5 Tantangan Dalam Mengelola Supply Chain Management.................................. 7

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diera yang kompetitif ini, perusahaan atau organisasi dituntut agar lebih
kompetitif lagi, agar bisa survive dipasar. Salah satu faktor penting untuk
mengungguli pesaing lain adalah dengan cara menetapkan manajemen rantai pasok
atau biasa disebut Supply Chain Management (SCM) yang efektif dan efesien. Supply
Chain Management yang efektif dan efesien membuat perusahaan secara tidak
langsung menekan cost nya, serta meningkatkan produktifitas dan outputnya.

Supply Chain Management mencakup semua kegiatan yang terintegrasi untuk


membawa produk ke pasar dan menciptakan kepuasan pelanggan. Kegiatan Supply
Chain Management antara lain adalah operasi dalam manufaktur, pembelian,
transfortasi, dan distribusi fisik yang salin terintegrasi dalam sebuah proses. Proses ini
menghubungkan semua mitra dalam sebuah rantai. Selain departemen dalam
organisasi mitra ini meliputi vendor, operator, perusahaan ketiga, dan sistem penyedia
informasi. Dalam organisasai rantai pasokan mengacu pada berbagai bidang
fungsional, inbound, outbond, transportasi, pergudangan, pengadaan barang dan
penyediaan barang. Peramalan, perencanaan produksi, dan penjadwalan, pemrosesan
order dan layanan pelanggan semua adalah bagian proses ini juga. Yang penting
adalah sistem informasi yang sangat diperlukan untuk merantai semua kegiatan ini.
Setiap usaha bisnis selalu membutuhkan pihak lain agar usahanya agar dapat berjalan
dengan baik. Kemitraan dengan pihak lain umumnya terjadi dalam hal penyediaan
bahan baku atau pasokan material atau barang untuk diolah atau dijual ke konsumen
akhir. Manajemen rantai pasok atau biasa disebut dengan Supply Chain Management
(SCM) sangat penting kaitanya dengan kemudahan pelanggan. Pelanggan
memerlukan produk atau barang secara cepat. Oleh karena itu penting untuk
mengolah rantai pasokan agar pelanggan tidak kesulitan dalam memperoleh barang.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari supply chain management?
b. Apa saja tujuan strategis supply chain management?
c. Komponen apa saja yang terdapat di supply chain management?
d. Model seperti apa supply chain management?
e. Apa tantangan dalam mengelola supply chain management?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian supply chain management
b. Untuk mengetahui tujuan supply chain management
c. Dapat mengetahui komponen yang terdapat di dalam supply chain
management
d. Mengetahui model dari supply chain mangement
e. Dapat mengetahui tantangan apa saja dalam mengelola supply chain
mangement

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)


Supply Chain Mangement (SCM) atau Manajemen Rantai
Pasokan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan
pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun
layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan
pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.

2.2 Tujuan Strategis Supply Chain Management


Rantai pasokan bagaikan darah dari setiap organisasi bisnis karena menghubungkan
pemasok, produsen, dan pelanggan akhir di jaringan yang sangat penting untuk penciptaan
dan pengiriman barang dan jasa. Dalam mengelola rantai pasokan memerlukan suatu proses
yaitu, proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi rantai pasokan. Tujuan
manajemen rantai pasokan adalah dengan menyelaraskan permintaan dan penawaran
seefektif dan seefisien mungkin. Masalah-masalah utama dalam rantai pasokan terkait dengan
(Stevenson, 2009):

1.    Menentukan tingkat outsourcing yang tepat


2.    Mengelola pembelian / pengadaan suatu barang
3.    Mengelola pemasok
4.    Mengelola hubungan terhadap pelanggan
5.    Mengidentifikasi masalah dan merespon masalah dengan cepat
6.    Mengelola risiko

Sedangkan menurut I Nyoman Pujawan, supply chain memiliki tujuan strategis yang
perlu dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam
persaingan. Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa
menyediakan produk yang,

1.    Murah
2.    Berkualitas
3.    Tepat waktu
4.    Bervariasi

3
Menurut Hitt, Ireland dan Hoskisson (2001), semua tindakan yang diambil oleh perusahaan
ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan mencapai daya saing strategisnya dan
menghasilkan laba di atas rata-rata. Daya saing strategis dicapai ketika sebuah perusahaan
berhasil memformulasikan dan menerapkan strategi penciptaan nilai. Ketika perusahaan
mengimplementasikan suatu strategi yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain atau terlalu
mahal untuk menirunya, perusahaan ini memiliki keunggulan persaingan bertahan atau dapat
bertahan (sustained atau sustainable competitive advantage, selanjutnya disebut sebagai
keunggulan persaingan). Setelah perusahaan mendapatkan daya saing strategis dan sukses
mengeksploitasi keunggulan persaingannya, suatu perusahaan mampu mencapai tujuan
utamanya: mendapatkan laba diatas rata-rata, yaitu kelebihan penghasilan yang diharapkan
oleh seorang investor dari investasi.

2.3 Komponen Supply Chain Management

Komponen dari supply chain management menurut Turban (2004) terdiri dari tiga komponen
utama yaitu:
1. Upstream Supply Chain

Bagian upstream (hulu) supply cha in meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufacturing
dengan para penyalurnya (yang mana dapat manufacturers, assemblers, atau kedua-duanya)
dan koneksi mereka kepada para penyalur mereka (para penyalur second-tier). Hubungan
para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material
(contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas
yang utama adalah pengadaan.

2. Internal Supply Chain

Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam
mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini
meluas dari waktu masukan ke dalam organisasi. Di dalam internal supply chain, perhatian
yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian persediaan.

3. Downstream supply chain

4
Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman
produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan
pada distribusi, pergudangan transportasi dan after-sale service.

Jenis-Jenis Sistem Rantai Pasok

Dalam melakukan manajemen rantai pasokan, terdapat 3 komponen yang kegiatan yang
dilakukan. Ketiga sistem tersebut yaitu:

1. Upstream supply chain, yaitu pengelolaan perpindahan produk yang dilakukan antara
perusahaan dengan vendor penyedia bahan baku.
2. Downstream supply chain, yaitu pendistribusian produk dari perusahaan ke
konsumen. Biasanya, proses ini dilakukan langsung oleh perusahaan tanpa
menggunakan jasa vendor penyetok barang.
3. Internal supply chain, yaitu pengelolaan ketersediaan bahan baku, pasokan bahan
baku, serta proses pabrikasi yang dilakukan oleh sistem manajemen.

Proses Manajemen Rantai Pasokan

Untuk bisa mengelola rantai pasokan perusahaan, ada beberapa proses yang harus dilakukan.
Diantaranya adalah:

1. Pelanggan melakukan pesanan

Dalam sebuah bisnis manufaktur, khususnya perusahaan yang berorientasi pada Original


Equipment Manufacture, pelanggan merupakan mata rantai pertama. Proses pengelolaan
rantai pasok baru bisa dilakukan apabila pesanan dari pelanggan masuk ke perusahaan. 

2. Perencanaan

Dari pesanan pelanggan yang masuk, perusahaan mendapatkan informasi penting seperti
tanggal penerimaan produk, serta jumlah pesanan. Dari situ, dibuatlah sebuah perencanaan
produksi barang yang dipesan konsumen. Perencanaan yang dilakukan meliputi bahan-bahan
yang dibutuhkan dalam produksi, serta penjadwalanya.

3. Pembelian

Setelah rencana sudah jadi dan matang, departement purchasing melakukan pesanan bahan


baku dan bahan pendukung yang sudah direncanakan sebelumnya. Mereka harus menetapkan
jadwal penerimaan barang serta jumlah yang dibutuhkan.

5
4. Inventory

Bahan baku dan bahan pendukung yang diterima perusahaan harus melalui proses uji kualitas
dan ketetapan terlebih dahulu. Setelah itu, barang masuk ke dalam gudang.

5.Produksi

Proses manajemen rantai pasokan yang terahir adalah produksi. Bahan mentah yang sudah
siap kemudian dikeluarkan dari gudang dan dimulailah proses produksi pesanan pelanggan.

2.4 Model Supply Chain Management

        Indrajit dan Djokopranoto (2002) menjelaskan mengenai pelaku utama yang mempunyai
kepentingan didalam arus barang dapat dikembangkan suatu model supply chain, yaitu suatu
gambaran plastis mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat
berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Supplier’s suppliers
telah dimasukkan untuk menunjukan hubungan yang lengkap dari sejumlah perusahaan atau
organisasi yang bersama-sama mengumpulkan atau mencari, mengubah, dan
mendistribusikan barang dan jasa kepada pelanggan terakhir. Salah satu faktor kunci untuk
mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak
secara mudah dan akurat antara jaringan atau mata rantai tersebut dan pergerakan barang
yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal. Secara ringkas dapat
digambarkan sebagai berikut:

Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), bentuk fisik dari suatu
barang dalam supply chain dapat dilihat sebagai tahapan jaringan nilai tambah bahan
pengolahan yang masing-masing didefinisikan dengan pasokan input, transformasi material
dan output permintaan. Berikut diberikan bagan Supply chain untuk produk barang

6
Supplier, manufacturing, distribution, retailing, dan recycling/remanufacturing yang
terhubung dengan tanda panah menggambarkan aliran material dengan saham persediaan
antara tiap tahap. Pengiriman informasi ke arah yang berlawanan ditampilkan sebagai garis
putus-putus dan termasuk kegiatan yang dilakukan oleh supplier, proses desain produk, dan
layanan pelanggan. Tahap pada manufacturing mewakili operasi tradisional yang dimana
bahan baku tiba dari pemasok eksternal; material berubah dalam beberapa cara untuk
menambah nilai, menciptakan persediaan barang jadi. Tahap pada bagian hilir lainnya seperti
distribusi dan ritel juga menambah suatu nilai terhadap material.

2.5 Tantangan Dalam Mengelola Supply Chain Management

Menurut I Nyoman Pujawan (2005), terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola
suppy chain, yaitu:

1. Kompleksitas struktur supply chain

 Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda


 Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan

2. Ketidakpastiaan

 Ketidakpastian permintaan
 Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll.
 Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna,
ketidakpastian kualitas produksi dll.

Gambaran mengenai ketidak pastian dalam supply chain adalah sebagai berikut:

7
Untuk menghadapi masalah ketidakpastian pemesanan dalam rantai pasokan atau bullwhip
effect, diperlukan sharing informasi di sepanjang rantai pasokan, optimalisasi tingkat
persediaan, penciptaan tim rantai pasokan, pengukuran kinerja rantai pasokan, maupun
membangun koordinasi dan kolaborasi di antara mitra bisnis sehingga proses pengiriman
produk dari pemasok ke perusahaan dan ke konsumen dapat berjalan lancar dan
memungkinkan perusahaan untuk mencapai biaya persediaan yang rendah. Sedangkan
menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), tantangan dalam supply chain
management adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan pengiriman pelanggan secara tepat
dengan mendorong biaya produksi dan biaya persediaan. Pemodelan rantai supply chain
management memungkinkan manajer untuk mengevaluasi pilihan yang akan memberikan
peningkatan terbesar dalam kepuasan pelanggan dengan biaya yang terjangkau.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Supply Chain Mangement (SCM) atau Manajemen Rantai Pasokan adalah serangkaian


kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan,
produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang
mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari
pelanggan hingga ke pemasok. Komponen dari supply chain management terdiri dari tiga
komponen utama yaitu: Upstream Supply Chain, Internal Supply Chain, Downstream supply
chain. Adanya Supply Chain Management dalam perusahaan dimungkinkan peningkatan
efektifitas dan efisiensi . Penerapan supply chain management di masa seperti ini cocok di
terapkan, karena system ini memiliki kelebihan dimana mampu me-manage aliran barang
atau produk dalam suatu rantai supply.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan
https://ipqi.org/pengertian-supply-chain-management-manajemen-rantai-pasokan/
https://www.workmate.asia/id/blog/sistem-dan-manajemen-rantai-pasok

10

Anda mungkin juga menyukai