Disusun oleh :
Igithalia Arifki (190803101030)
Jefri Cakra Negara (190803101070)
Ikrar Septian (190803101052)
Kirana Adistya Rarasati (190803101066)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang supply chain mangement
tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari, bahwa masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini karena keterbatasan kemampuan
dari kelompok kami. Oleh karena itu, kami senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini. Sekali lagi, kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Diera yang kompetitif ini, perusahaan atau organisasi dituntut agar lebih
kompetitif lagi, agar bisa survive dipasar. Salah satu faktor penting untuk
mengungguli pesaing lain adalah dengan cara menetapkan manajemen rantai pasok
atau biasa disebut Supply Chain Management (SCM) yang efektif dan efesien. Supply
Chain Management yang efektif dan efesien membuat perusahaan secara tidak
langsung menekan cost nya, serta meningkatkan produktifitas dan outputnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari supply chain management?
b. Apa saja tujuan strategis supply chain management?
c. Komponen apa saja yang terdapat di supply chain management?
d. Model seperti apa supply chain management?
e. Apa tantangan dalam mengelola supply chain management?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian supply chain management
b. Untuk mengetahui tujuan supply chain management
c. Dapat mengetahui komponen yang terdapat di dalam supply chain
management
d. Mengetahui model dari supply chain mangement
e. Dapat mengetahui tantangan apa saja dalam mengelola supply chain
mangement
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan menurut I Nyoman Pujawan, supply chain memiliki tujuan strategis yang
perlu dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam
persaingan. Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa
menyediakan produk yang,
1. Murah
2. Berkualitas
3. Tepat waktu
4. Bervariasi
3
Menurut Hitt, Ireland dan Hoskisson (2001), semua tindakan yang diambil oleh perusahaan
ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan mencapai daya saing strategisnya dan
menghasilkan laba di atas rata-rata. Daya saing strategis dicapai ketika sebuah perusahaan
berhasil memformulasikan dan menerapkan strategi penciptaan nilai. Ketika perusahaan
mengimplementasikan suatu strategi yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain atau terlalu
mahal untuk menirunya, perusahaan ini memiliki keunggulan persaingan bertahan atau dapat
bertahan (sustained atau sustainable competitive advantage, selanjutnya disebut sebagai
keunggulan persaingan). Setelah perusahaan mendapatkan daya saing strategis dan sukses
mengeksploitasi keunggulan persaingannya, suatu perusahaan mampu mencapai tujuan
utamanya: mendapatkan laba diatas rata-rata, yaitu kelebihan penghasilan yang diharapkan
oleh seorang investor dari investasi.
Komponen dari supply chain management menurut Turban (2004) terdiri dari tiga komponen
utama yaitu:
1. Upstream Supply Chain
Bagian upstream (hulu) supply cha in meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufacturing
dengan para penyalurnya (yang mana dapat manufacturers, assemblers, atau kedua-duanya)
dan koneksi mereka kepada para penyalur mereka (para penyalur second-tier). Hubungan
para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material
(contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas
yang utama adalah pengadaan.
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam
mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini
meluas dari waktu masukan ke dalam organisasi. Di dalam internal supply chain, perhatian
yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian persediaan.
4
Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman
produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan
pada distribusi, pergudangan transportasi dan after-sale service.
Dalam melakukan manajemen rantai pasokan, terdapat 3 komponen yang kegiatan yang
dilakukan. Ketiga sistem tersebut yaitu:
1. Upstream supply chain, yaitu pengelolaan perpindahan produk yang dilakukan antara
perusahaan dengan vendor penyedia bahan baku.
2. Downstream supply chain, yaitu pendistribusian produk dari perusahaan ke
konsumen. Biasanya, proses ini dilakukan langsung oleh perusahaan tanpa
menggunakan jasa vendor penyetok barang.
3. Internal supply chain, yaitu pengelolaan ketersediaan bahan baku, pasokan bahan
baku, serta proses pabrikasi yang dilakukan oleh sistem manajemen.
Untuk bisa mengelola rantai pasokan perusahaan, ada beberapa proses yang harus dilakukan.
Diantaranya adalah:
2. Perencanaan
Dari pesanan pelanggan yang masuk, perusahaan mendapatkan informasi penting seperti
tanggal penerimaan produk, serta jumlah pesanan. Dari situ, dibuatlah sebuah perencanaan
produksi barang yang dipesan konsumen. Perencanaan yang dilakukan meliputi bahan-bahan
yang dibutuhkan dalam produksi, serta penjadwalanya.
3. Pembelian
5
4. Inventory
Bahan baku dan bahan pendukung yang diterima perusahaan harus melalui proses uji kualitas
dan ketetapan terlebih dahulu. Setelah itu, barang masuk ke dalam gudang.
5.Produksi
Proses manajemen rantai pasokan yang terahir adalah produksi. Bahan mentah yang sudah
siap kemudian dikeluarkan dari gudang dan dimulailah proses produksi pesanan pelanggan.
Indrajit dan Djokopranoto (2002) menjelaskan mengenai pelaku utama yang mempunyai
kepentingan didalam arus barang dapat dikembangkan suatu model supply chain, yaitu suatu
gambaran plastis mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat
berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Supplier’s suppliers
telah dimasukkan untuk menunjukan hubungan yang lengkap dari sejumlah perusahaan atau
organisasi yang bersama-sama mengumpulkan atau mencari, mengubah, dan
mendistribusikan barang dan jasa kepada pelanggan terakhir. Salah satu faktor kunci untuk
mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak
secara mudah dan akurat antara jaringan atau mata rantai tersebut dan pergerakan barang
yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal. Secara ringkas dapat
digambarkan sebagai berikut:
Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), bentuk fisik dari suatu
barang dalam supply chain dapat dilihat sebagai tahapan jaringan nilai tambah bahan
pengolahan yang masing-masing didefinisikan dengan pasokan input, transformasi material
dan output permintaan. Berikut diberikan bagan Supply chain untuk produk barang
6
Supplier, manufacturing, distribution, retailing, dan recycling/remanufacturing yang
terhubung dengan tanda panah menggambarkan aliran material dengan saham persediaan
antara tiap tahap. Pengiriman informasi ke arah yang berlawanan ditampilkan sebagai garis
putus-putus dan termasuk kegiatan yang dilakukan oleh supplier, proses desain produk, dan
layanan pelanggan. Tahap pada manufacturing mewakili operasi tradisional yang dimana
bahan baku tiba dari pemasok eksternal; material berubah dalam beberapa cara untuk
menambah nilai, menciptakan persediaan barang jadi. Tahap pada bagian hilir lainnya seperti
distribusi dan ritel juga menambah suatu nilai terhadap material.
Menurut I Nyoman Pujawan (2005), terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola
suppy chain, yaitu:
2. Ketidakpastiaan
Ketidakpastian permintaan
Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll.
Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna,
ketidakpastian kualitas produksi dll.
Gambaran mengenai ketidak pastian dalam supply chain adalah sebagai berikut:
7
Untuk menghadapi masalah ketidakpastian pemesanan dalam rantai pasokan atau bullwhip
effect, diperlukan sharing informasi di sepanjang rantai pasokan, optimalisasi tingkat
persediaan, penciptaan tim rantai pasokan, pengukuran kinerja rantai pasokan, maupun
membangun koordinasi dan kolaborasi di antara mitra bisnis sehingga proses pengiriman
produk dari pemasok ke perusahaan dan ke konsumen dapat berjalan lancar dan
memungkinkan perusahaan untuk mencapai biaya persediaan yang rendah. Sedangkan
menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), tantangan dalam supply chain
management adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan pengiriman pelanggan secara tepat
dengan mendorong biaya produksi dan biaya persediaan. Pemodelan rantai supply chain
management memungkinkan manajer untuk mengevaluasi pilihan yang akan memberikan
peningkatan terbesar dalam kepuasan pelanggan dengan biaya yang terjangkau.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan
https://ipqi.org/pengertian-supply-chain-management-manajemen-rantai-pasokan/
https://www.workmate.asia/id/blog/sistem-dan-manajemen-rantai-pasok
10