PENDAHULUAN
1
1.2 TUJUAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN APOTEK
1. Untuk Mengetahui Definisi Strategi
2. Untuk Mengetahui Definisi Strategi Manajemen
3. Untuk Mengetahui Tugas Strategi Manajemen
4. Untuk Mengetahui Level Strategi Manajemen dalam Perusahaan
5. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Strategi Manajemen dalam Perusahaan
6. Untuk Mengetahui Cara Merumuskan Strategi Manajemen
7. Untuk Mengetahui Strategi Pengembangan Apotek
BAB II
2
ISI
3
lingkungan, mempunyai alternatif strategi, fokus keunggulan dan menyeluruh,
mempertimbangkan kehadiran risiko, serta dilengkapi tanggung jawab sosial.
Singkatnya strategi yang ditetapkan tidak boleh mengabaikan tujuan,
kemampuan, sumber daya, dan lingkungan. Pengabaian terhadap kualitas maupun
kuantitas salah satunya memastikan dan membuka keberadaan titik serang
kompetitor (Hubeis dan Najib, 2008).
Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi, serta
perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi
perusahaan. (David, 2006). Strategi merupakan sarana untuk mencapai tujuan
jangka panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi,
akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi,
likuidasi dan usaha patungan. Strategi adalah tindakan potensial yang
membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan
dalam jumlah yang besar.
4
sehingga tujuan dan sasarannya tercapai (Salusu, 1996). Sedangkan Wheelen and
Hunger (2001) menyatakan bahwa manajemen strategi merupakan serangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan keragaan perusahaan dalam
jangka panjang. Proses manajemen strategi adalah menentukan cara dan jalan
yang mana yang dapat diambil para perencana strategi dalam menentukan
sasaran-sasaran, kebijakan dan kegiatan pengambilan keputusan perusahaan.
Secara lebih spesifik, David (2006) mendefinisikan manajemen strategi
sebagai seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan
mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu
organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategi memadukan manajemen,
pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan serta
sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Manajemen strategi dalam prosesnya (strategic management process) terdiri
dari objektif, rasional, dan sistematik yang melibatkan fase perumusan dan
implementasi rencana, strategi dan keputusan yang diperlukan untuk meraih
tujuan efektif dan efisien dari suatu organisasi (Hubeis dan Najib, 2008). Menurut
David (2006), Tahap pertama adalah perumusan strategi. Proses perumusan
strategi terdiri atas enam langkah, yaitu melakukan analisis lingkungan internal,
analisis lingkungan eksternal, mengembangkan visi dan misi, menyusun sasaran
dan tujuan perusahaan, menentukan pilihan-pilihan strategi dan memilih strategi
yang tepat, menentukan pengendalian dalam pelaksanaannya. Untuk lebih
jelasnya model komprehensif proses manajemen strategi.
Tahap ke dua adalah implementasi strategi. Tahap ini merupakan tahapan
yang kritis karena banyak organisasi yang mampu merumuskan strategi yang baik
namun tidak dapat mengimplementasikannya dengan baik. Dalam implementasi
strategi ada beberapa hal penting yang harus dilakukan perusahaan, yaitu
penetapan tujuan tahunan, perumusan kebijakan, memotivasi pekerja, alokasi
sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategi. Tiga aktivitas
5
dasar evaluasi strategi adalah (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal
yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja dan (3) mengambil
tindakan korektif.
6
b) Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand
Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa
yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu,
tidak semata-mata untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap
organisasi pemerintahan dan organisasi nonprofit. Apakah misi universitas yang
utama? Apakah misi yayasan ini, yayasan itu, apakah misi lembaga ini, lembaga
itu? Apakah misi utama direktorat jenderal ini, direktorat jenderal itu? Apakah
misi badan ini, badan itu? Begitu seterusnya. Jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau
jawaban terhadap misi universitas ialah terjun kedalam dunia bisnis agar menjadi
kaya maka akibatnya bisa menjadi buruk, baik terhadap anak didiknya, terhadap
pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya. Bagaimana misi itu
dijalankan juga penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan stratejik dan
perencanaan strategi yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.
c) Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah
masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para
pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat
memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang
berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
d) Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya
strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:
Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang
memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang
sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber
7
daya, penelitian dan pengembangan.
Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu
planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading,
motivating, communicating, decision making, representing, dan
integrating.
Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik
situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum
diketahui atau yang selalu berubah.
8
2) Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi
intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan
perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
3) Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik,
horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih
terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa
baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi
horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi
konglomerat.
4) Strategi Defensif
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga
dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi.
Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi
melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan
laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround)
atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi
pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi
bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para
pemegang saham, karyawan dan media.
Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi
sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan
untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian
dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari
bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau
tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual
semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut.
9
Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan
strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik
berhenti beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.
10
3. Tahap Keputusan (Decision Stage)
Tahap keputusan menggunakan alat analisis Quantitative Strategic Planning
Matrix (QSPM). Alat analisis ini secara obyektif mengindikasikan alternatif
strategi mana yang terbaik.
Pada tahap perumusan strategi, perusahaan dapat menggunakan proses
manajemen strategi yang terdiri atas enam langkah. (Hubeis dan Najib, 2008),
yaitu :
1. Melakukan analisis lingkungan internal
Setiap perusahaan bersifat unik dalam arti memiliki karasteristiknya sendiri
yang khas dan berbeda dengan perusahaan lain. Perusahaan membangun strategi
yang berhasil dan membuat perusahaan memperbesar kekuatan untuk mengatasi
kelemahannya. Kekuatan merupakan kondisi internal positif yang memberikan
keuntungan relatir dari pesaing kepada perusahaan. Sedangkan kelemahan adalah
faktor-faktor internal negatif yang dapat menghambat atau menghalangi
perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan.
11
3. Mengembangkan visi dan misi
Pengertian visi adalah harapan atau mimpi yang ingin diwujudkan perusahaan
di masa depan. Tanpa visi perusahaan tidak memiliki pegangan atau panduan
mengenai jalan masa depan organisasi yang ingin diciptakan. Hal ini akan
berdampak pada munculnya kerja organisasi yang tidak berfokus pada tujuan oleh
karena itu perusahaan perlu merumuskan visi yang mudah dipahami dan
memberikan spirit berdimensi jangka panjang.
12
balik terhadap proses manajerial yang tengah berlangsung sehingga rencana dapat
terealisasikan dengan baik. Perubahan yang terjadi pada lingkungan saat
perusahaan mengimplementasikan strategi dapat berbeda dengan asumsi yang
telah ditetapkan saat strategi dirumuskan. Oleh karena itu diperlukan mekanisme
pengendalian strategi yang baik agar perbedaan asumsi dan kenyataan dapat diatasi
menurut hasil kerja yang diperoleh.
2. SDM
Pelayanan sebagai apoteker
Senyum sapa
Monitoring Pasien
3. Evaluasi
Evaluasi ini sangat penting karena dengan penilaian terhadap strategi –
strategi yang telah diterapkan dapat terlihat pencapain dari strategi tersebut. Jika
tujuan dari strategi tersebut tidak tercapai maka perlu strategi baru,namun jika
tujuan strategi telah tercapai, tidak boleh hanya terpaku pada strategi itu saja
13
tetapi perlu inovasi baru.
4. Kerjasama
Apotek yang didirikan juga perlu bekerja sama dengan pelayanan kesehatan
yang lainnya seperti apotek dan rumah sakit. Kerjasama dengan Apotek lain dalam
hal jika obat di apotek tidak tersedia maka dapat membelinya di apotek yang lain.
Begitu juga kerjasama dengan rumah sakit, rumah sakit dapat
merekomendasikan kepada pasien untuk membeli obat yang tidak tersedia di
apotek rumah sakit ke apotek diluar.
Apotek juga bekerjasama dengan industri obat, mereka saling kerja
menguntungkan. Dimana apotek langsung membeli barang dari industri dengan
harga yang lebih murah dari pada membeli obat lewat PBF. Sementara industri
terhadap apotek mendapatkan pelanggan tetap, serta dapat mengurangi biaya
promosi yang harus dikeluarkan oleh industri, sehingga terjadi kerjasama yang
saling mernguntungkan antara kedua belah pihak.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Strategi adalah rencana tentang serangkaian manuver,yang mencakup
seluruh elemen yang kasat mata maupun tak kasat mata, untuk
menjamin keberhasilan mencapai tujuan (Hutabarat dan Huseini,
2006).
Tujuan manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan
menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang.
Rencana strategi dihasilkan dari pilihan manajerial yang sulit dari
berbagai alternatif yang baik dan tanda komitmen untuk pasar yang
spesifik, kebijakan, prosedur dan operasi menggantikan pilihan
tindakan yang kurang disukai.
Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer,
Higgins (1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi.
Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu: enterprise strategy,
corporate strategy, business strategy dan functional strategy.
3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini, kami sebagai pemakalah merasa masih banyak
kekurangan dari makalah yang kami buat. Maka dari itu kami mohon kritikan dan
saran dari para pembaca yang sifatnya membangun agar tidak mengulangi
kesalahan yang sama dimasa yang akan datang.
15
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. (2004) Manajemen Strategis Konsep-konsep. Edisi ke-9. Ahli bahasa
Kresno Sansu. Indeks,Jakarta
Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins. 1985. Pengambilan Keputusan Stratejik.
Untuk organisasi public dan Organisasi Non Profit. Grasindo. Jakarta.
Pearce II, John A dan Robinson Richard B.Jr. (2008). Manajemen Strategis 10.
Salemba Empat, Jakarta.
16