Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1980 tentang
Apotek, disebutkan bahwa apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat. Pekerjaan
kefarmasian yang dimaksud meliputi pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan
bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat.
Perkembangan kefarmasian selanjutnya mengarah pada kegiatan Pelayanan Informasi
Obat (PIO) untuk melayani kebutuhan masyarakat di bidang informasi kesehatan
khususnya obat-obatan.
Ruang lingkup kegiatan kefarmasian di suatu apotek memungkinkan masyarakat
memperoleh pelayanan total di bidang obat. Dari segi teknis, masyarakat sebagai
konsumen bisa mendapatkan jenis obat yang diinginkannya, baik itu obat dengan
resep maupun obat bebas. Konsumen bisa juga mendapatkan obat dalam bentuk
racikan baik itu serbuk (pulvis/pulveres), kapsul atupun bentuk cairan (sirupus
simplex). Dari segi jasa, konsumen berhak mendapatkan informasi penggunaan obat
yang diperoleh, cara pemakaian, dosis obat sekali minum dan kemungkinan-
kemungkinan efek samping yang timbul serta informasi lainnya. Konsumen juga bisa
menentukan pilihan terhadap obat misalnya obat-obat generik yang lebih terjangkau.
Usaha peningkatan pelayanan terhadap konsumen menuntut apotek bekerja keras
dalam pengelolaannya. Idealnya sebuah apotek sudah tidak lagi memikirkan hitung-
hitungan untuk sebuah kepuasan konsumen. Konsep ideal apotek adalah totalitas
pelayanan terhadap konsumen/pasien. Kondisi pasien yang datang ke apotek
merupakan kondisi yang tidak bisa ditunda oleh waktu dengan alasan jam kerja atau
apapun. Pasien yang datang ke apotek untuk memenuhi hak asasinya untuk hidup dan
sehat. Tuntutan pasien lebih diutamakan dari urusan apapun sehingga pasien
mendapatkan apa yang diinginkannya.

1
1.2 TUJUAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN APOTEK
1. Untuk Mengetahui Definisi Strategi
2. Untuk Mengetahui Definisi Strategi Manajemen
3. Untuk Mengetahui Tugas Strategi Manajemen
4. Untuk Mengetahui Level Strategi Manajemen dalam Perusahaan
5. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Strategi Manajemen dalam Perusahaan
6. Untuk Mengetahui Cara Merumuskan Strategi Manajemen
7. Untuk Mengetahui Strategi Pengembangan Apotek

BAB II

2
ISI

2.1 Pengertian Strategi


Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘strategos’ atau ‘strategus’ (stratos
= tentara atau militer, dan ag = memimpin) yang berarti seni berperang. Definisi
strategi adalah ilmu perencanaan dan pengarahan sumber daya untuk operasi
secara besar-besaran, melansir kekuatan pada posisi siap yang paling
menguntungkan sebelum melakukan penyerangan terhadap lawan.
Secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi adalah rencana tentang
serangkaian manuver,yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun
tak kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan (Hutabarat dan
Huseini, 2006). Strategi didefinisikan sebagai sebuah tindakan yang bersifat
senantiasa meningkat(incremental) dan terus menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat
terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi
pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti
(core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis
yang dilakukan (Hamel dan Prahalad,1997).
Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan kemampuan bersama sumber
daya dan lingkungan secara efektif yang terbaik. Terdapat empat unsur penting
dalam pengertian strategi yaitu: kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan
tujuan. Empat unsur tersebut, sedemikian rupa disatukan secara rasional sehingga
muncul beberapa alternatif pilihan yang kemudian dievaluasi dan diambil yang
terbaik. kemudian hasilnya dirumuskan sebagai pedoman taktik yang selanjutnya
turun pada tindakan operasional. Rumusan strategi tidak sekedar memberikan
informasi apa yang akan dilakukan, mengapa dilakukan demikian, siapa yang
bertanggung jawab dan mengoperasionalkan, berapa besar biaya dan lama waktu
pelaksanaan, hasil apa yang akan diperoleh. Strategi harus konsisten dengan

3
lingkungan, mempunyai alternatif strategi, fokus keunggulan dan menyeluruh,
mempertimbangkan kehadiran risiko, serta dilengkapi tanggung jawab sosial.
Singkatnya strategi yang ditetapkan tidak boleh mengabaikan tujuan,
kemampuan, sumber daya, dan lingkungan. Pengabaian terhadap kualitas maupun
kuantitas salah satunya memastikan dan membuka keberadaan titik serang
kompetitor (Hubeis dan Najib, 2008).
Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi, serta
perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi
perusahaan. (David, 2006). Strategi merupakan sarana untuk mencapai tujuan
jangka panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi,
akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi,
likuidasi dan usaha patungan. Strategi adalah tindakan potensial yang
membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan
dalam jumlah yang besar.

2.2 Pengertian Strategi Manajemen


Tujuan manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan
peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang. Rencana strategi dihasilkan
dari pilihan manajerial yang sulit dari berbagai alternatif yang baik dan tanda
komitmen untuk pasar yang spesifik, kebijakan, prosedur dan operasi
menggantikan pilihan tindakan yang kurang disukai. Proses manajemen strategi
bersifat dinamis dan berkelanjutan, suatu perubahan dalam salah satu komponen
utama dalam model dapat memaksa perubahan dalam salah satu atau semua
komponen-komponen yang lain. Oleh karena itu, aktivitas merumuskan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi harus dilaksanakan secara terus-
menerus, sehingga proses manajemen strategi tidak pernah berakhir (Hubeis dan
Najib, 2008).
Manajemen strategi adalah suatu cara untuk mengendalikan organisasi secara
efektif dan efisien, sampai kepada implementasi garis terdepan, sedemikian rupa

4
sehingga tujuan dan sasarannya tercapai (Salusu, 1996). Sedangkan Wheelen and
Hunger (2001) menyatakan bahwa manajemen strategi merupakan serangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan keragaan perusahaan dalam
jangka panjang. Proses manajemen strategi adalah menentukan cara dan jalan
yang mana yang dapat diambil para perencana strategi dalam menentukan
sasaran-sasaran, kebijakan dan kegiatan pengambilan keputusan perusahaan.
Secara lebih spesifik, David (2006) mendefinisikan manajemen strategi
sebagai seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan
mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu
organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategi memadukan manajemen,
pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan serta
sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Manajemen strategi dalam prosesnya (strategic management process) terdiri
dari objektif, rasional, dan sistematik yang melibatkan fase perumusan dan
implementasi rencana, strategi dan keputusan yang diperlukan untuk meraih
tujuan efektif dan efisien dari suatu organisasi (Hubeis dan Najib, 2008). Menurut
David (2006), Tahap pertama adalah perumusan strategi. Proses perumusan
strategi terdiri atas enam langkah, yaitu melakukan analisis lingkungan internal,
analisis lingkungan eksternal, mengembangkan visi dan misi, menyusun sasaran
dan tujuan perusahaan, menentukan pilihan-pilihan strategi dan memilih strategi
yang tepat, menentukan pengendalian dalam pelaksanaannya. Untuk lebih
jelasnya model komprehensif proses manajemen strategi.
Tahap ke dua adalah implementasi strategi. Tahap ini merupakan tahapan
yang kritis karena banyak organisasi yang mampu merumuskan strategi yang baik
namun tidak dapat mengimplementasikannya dengan baik. Dalam implementasi
strategi ada beberapa hal penting yang harus dilakukan perusahaan, yaitu
penetapan tujuan tahunan, perumusan kebijakan, memotivasi pekerja, alokasi
sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategi. Tiga aktivitas

5
dasar evaluasi strategi adalah (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal
yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja dan (3) mengambil
tindakan korektif.

2.3 Tugas Strategi Manajemen


Tugas manajemen strategi:
1. Mengembangkan misi stategic dan misi bisnis
2. Menentukan tujuan
3. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan
4. Mengimplementasikan dan melaksanakan strategi
5. Mengevaluasi kinerja, mengkaji perkembangan baru dan mengupayakan
pembetulan

2.4 Level Strategi Manajemen dalam Perusahaan


Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins
(1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut
Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy
dan functional strategy.
a) Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi
mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang
berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang
tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok
penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi
enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu
akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga
menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk
memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

6
b) Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand
Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa
yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu,
tidak semata-mata untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap
organisasi pemerintahan dan organisasi nonprofit. Apakah misi universitas yang
utama? Apakah misi yayasan ini, yayasan itu, apakah misi lembaga ini, lembaga
itu? Apakah misi utama direktorat jenderal ini, direktorat jenderal itu? Apakah
misi badan ini, badan itu? Begitu seterusnya. Jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau
jawaban terhadap misi universitas ialah terjun kedalam dunia bisnis agar menjadi
kaya maka akibatnya bisa menjadi buruk, baik terhadap anak didiknya, terhadap
pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya. Bagaimana misi itu
dijalankan juga penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan stratejik dan
perencanaan strategi yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.

c) Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah
masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para
pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat
memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang
berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.

d) Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya
strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:
 Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang
memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang
sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber

7
daya, penelitian dan pengembangan.
 Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu
planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading,
motivating, communicating, decision making, representing, dan
integrating.
 Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik
situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum
diketahui atau yang selalu berubah.

Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi


isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola organisasi
tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya
memperhitungkan soal “kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi.

2.5 Jenis-Jenis Strategi Manajemen dalam Perusahaan


Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan,
namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di
perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya
digunakan ketika divisi-divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda.
Juga, organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan
gabungan dari sejumlah strategi defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan
rasionalisasi biaya secara bersamaan.
1) Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang
semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal
memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan /
atau pesaing.

8
2) Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi
intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan
perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.

3) Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik,
horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih
terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa
baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi
horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi
konglomerat.

4) Strategi Defensif
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga
dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi.
Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi
melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan
laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround)
atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi
pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi
bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para
pemegang saham, karyawan dan media.
Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi
sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan
untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian
dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari
bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau
tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual
semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut.

9
Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan
strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik
berhenti beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.

5) Strategi Umum Michael Porter


Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi
memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan
fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan
biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan
harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan
menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada
konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus
berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan
sejumlah kelompok kecil konsumen.

2.6 Cara Merumuskan Strategi Manajemen Untuk Pengembangan Apotek


Teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam
kerangka kerja pengambil keputusan melalui tiga tahap. David (2006). Kerangka
kerja ditunjukkan pada
Tahapan proses tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap Input (Input Stage)
Pada tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi dasar yang
dibutuhkan dalam merumuskan strategi. Pada tahap ini menggunakan alat analisis
EFE dan IFE.
2. Tahap Pencocokan (Matching Stage)
Tahap pencocokan menggunakan alat analisis matriks SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats). Alat ini bersandar pada informasi yang
diturunkan dari tahap input untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal
dengan kekuatan dan kelemahan internal.

10
3. Tahap Keputusan (Decision Stage)
Tahap keputusan menggunakan alat analisis Quantitative Strategic Planning
Matrix (QSPM). Alat analisis ini secara obyektif mengindikasikan alternatif
strategi mana yang terbaik.
Pada tahap perumusan strategi, perusahaan dapat menggunakan proses
manajemen strategi yang terdiri atas enam langkah. (Hubeis dan Najib, 2008),
yaitu :
1. Melakukan analisis lingkungan internal
Setiap perusahaan bersifat unik dalam arti memiliki karasteristiknya sendiri
yang khas dan berbeda dengan perusahaan lain. Perusahaan membangun strategi
yang berhasil dan membuat perusahaan memperbesar kekuatan untuk mengatasi
kelemahannya. Kekuatan merupakan kondisi internal positif yang memberikan
keuntungan relatir dari pesaing kepada perusahaan. Sedangkan kelemahan adalah
faktor-faktor internal negatif yang dapat menghambat atau menghalangi
perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan.

2. Melakukan analisis lingkungan eksternal


Setelah mengetahui faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan apa saja
yang dihadapi perusahaan tersebut. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
peluang dan ancaman yang membawa dampak nyata bagi perusahaan, lingkungan
kerja, dan yang tidak berhubungan langsung (lingkungan sosial). Peluang adalah
kondisi sekarang atau masa depan lingkungan yang menguntungkan organisasi
pada saat ini yang terdiri atas perubahan hukum yang mengurangi persaingan,
peningkatan jumlah langganan, dan pengenalan teknologi baru sehingga
memudahkan perusahaan untuk melakukan eksploitasi, dan mengembangkan
hubungan dengan pemasok. Peluang ditentukan tidak hanya berdasarkan kondisi
sekarang saja tetapi juga untuk jangka panjang. Sedangkan ancaman adalah
kekuatan eksternal negatif yang menghalangi kemampuan perusahaan untuk
mencapai visi, misi, sasaran, dan tujuan perusahaan. Ancaman tersebut yaitu
seperti masuknya kekuatan pesaing pada pasar industri.

11
3. Mengembangkan visi dan misi
Pengertian visi adalah harapan atau mimpi yang ingin diwujudkan perusahaan
di masa depan. Tanpa visi perusahaan tidak memiliki pegangan atau panduan
mengenai jalan masa depan organisasi yang ingin diciptakan. Hal ini akan
berdampak pada munculnya kerja organisasi yang tidak berfokus pada tujuan oleh
karena itu perusahaan perlu merumuskan visi yang mudah dipahami dan
memberikan spirit berdimensi jangka panjang.

4. Menyusun sasaran dan tujuan perusahaan


Sebelum menyusun strategi yang komprehensif, pemilik perusahaan terlebih
dahalu harus menetapkan sasaran dan tujuan perusahaan serta memberikan target
yang akan dicapai dan menyediakan dasar untuk evaluasi kinerja perusahaan.
Sasaran adalah atribut jangka panjang. Tujuan perusahaan adalah target kinerja
(apa dan kapan diselesaikan serta hal yang diukur) yang dapat menghasilkan
tingkat keuntungan.

5. Merumuskan pilihan strategi dan memilih strategi yang tepat


Strategi adalah cara penyusunan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
pengelolaan perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan.
Sampai pada proses perumusan strategi ini pengelola perusahaan harus memiliki
gambaran yang jelas tentang tindakan terbaik (implementasi berupa strategi dan
kebijakan) yang harus dilakukan dan keunggulan bersaing yang diharapkan.
Pengelola perusahaan juga harus memahami kelemahan dan keterbatasan
perusahaan dan pesaingnya. Langkah selanjutnya adalah menilai pilihan strategis
dan selanjutnya mempersiapkan progam yang dirancang untuk mencapai misi,
sasaran, dan tujuan perusahaan yang didukung oleh anggaran dan prosedur.
6. Menentukan pengendalian
Suatu perencanaan yang baik membutuhkan proses pengendalian dalam
pelaksanaannya. Pengendalian meliputi proses evaluasi dan pemberian umpan

12
balik terhadap proses manajerial yang tengah berlangsung sehingga rencana dapat
terealisasikan dengan baik. Perubahan yang terjadi pada lingkungan saat
perusahaan mengimplementasikan strategi dapat berbeda dengan asumsi yang
telah ditetapkan saat strategi dirumuskan. Oleh karena itu diperlukan mekanisme
pengendalian strategi yang baik agar perbedaan asumsi dan kenyataan dapat diatasi
menurut hasil kerja yang diperoleh.

2.7 STRATEGI PENGEMBANGAN APOTEK


Merespon kondisi pasar yang semakin positif dan dampak-dampaknya,
perusahaan atau badan usaha harus selalu mengubah strategi dalam pemsaran.
Tidak terkecuali upaya yang dilakukan apotek. Sehubungan dengan itu, maka
perlu dianalisis faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan membeli obat di apotek. Strategi pengembangan apotek:
1. Lokasi
Pemilihan lokasi dilihat dari lingkungan dimana kita akan mendirikan apotek
tersebut. Hal ini terkait dengan peluang-peluang yang ada. Salah satunya di
lingkungan tersebut belum banyak berdirinya apotek serta dilihat dari
epidemiologi penyakit yang kemungkinan berkembang di daerah tersebut.

2. SDM
 Pelayanan sebagai apoteker
 Senyum sapa
 Monitoring Pasien

3. Evaluasi
Evaluasi ini sangat penting karena dengan penilaian terhadap strategi –
strategi yang telah diterapkan dapat terlihat pencapain dari strategi tersebut. Jika
tujuan dari strategi tersebut tidak tercapai maka perlu strategi baru,namun jika
tujuan strategi telah tercapai, tidak boleh hanya terpaku pada strategi itu saja

13
tetapi perlu inovasi baru.

4. Kerjasama
Apotek yang didirikan juga perlu bekerja sama dengan pelayanan kesehatan
yang lainnya seperti apotek dan rumah sakit. Kerjasama dengan Apotek lain dalam
hal jika obat di apotek tidak tersedia maka dapat membelinya di apotek yang lain.
Begitu juga kerjasama dengan rumah sakit, rumah sakit dapat
merekomendasikan kepada pasien untuk membeli obat yang tidak tersedia di
apotek rumah sakit ke apotek diluar.
Apotek juga bekerjasama dengan industri obat, mereka saling kerja
menguntungkan. Dimana apotek langsung membeli barang dari industri dengan
harga yang lebih murah dari pada membeli obat lewat PBF. Sementara industri
terhadap apotek mendapatkan pelanggan tetap, serta dapat mengurangi biaya
promosi yang harus dikeluarkan oleh industri, sehingga terjadi kerjasama yang
saling mernguntungkan antara kedua belah pihak.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
 Strategi adalah rencana tentang serangkaian manuver,yang mencakup
seluruh elemen yang kasat mata maupun tak kasat mata, untuk
menjamin keberhasilan mencapai tujuan (Hutabarat dan Huseini,
2006).
 Tujuan manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan
menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang.
 Rencana strategi dihasilkan dari pilihan manajerial yang sulit dari
berbagai alternatif yang baik dan tanda komitmen untuk pasar yang
spesifik, kebijakan, prosedur dan operasi menggantikan pilihan
tindakan yang kurang disukai.
 Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer,
Higgins (1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi.
Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu: enterprise strategy,
corporate strategy, business strategy dan functional strategy.

3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini, kami sebagai pemakalah merasa masih banyak
kekurangan dari makalah yang kami buat. Maka dari itu kami mohon kritikan dan
saran dari para pembaca yang sifatnya membangun agar tidak mengulangi
kesalahan yang sama dimasa yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. (2004) Manajemen Strategis Konsep-konsep. Edisi ke-9. Ahli bahasa
Kresno Sansu. Indeks,Jakarta

David, Fred R. (2006). Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh Salemba 4, Jakarta.

Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins. 1985. Pengambilan Keputusan Stratejik.
Untuk organisasi public dan Organisasi Non Profit. Grasindo. Jakarta.

Hutabarat, J dan M.Huseini.2006. Manajemen Straregik Kontemporer.


Operasionalisasi Strategi. Jakarta:Elex Media Komputindo.

Musa,Hubeis dan Najib,Mukhamad. (2008). Manajemen Strategis Dalam


Pengembangan Daya Saing Organisasi. PT Elex Media Komputindo,Jakarta

Pearce II, John A dan Robinson Richard B.Jr. (2008). Manajemen Strategis 10.
Salemba Empat, Jakarta.

Pearce, John A. and Robinson Richard B. Jr. (2003). Strategic Management


Formulation, Implementation and Control. Mc Graw hill, Boston.

Purwanto, Irwan . (2008). Manajemen Strategi . Jilid 2. Cv.yrama widya,Bandung.

16

Anda mungkin juga menyukai