OLEH
GHAITSA ZAHIRA SOPHA YUSUF
NIM.754840118012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan...........................................................................................3
1.3 Manfaat Kegiatan.........................................................................................3
BAB II PROFIL LOKASI PRAKTEK.............................................................4
2.1 Profil Umum BPOM Gorontalo...................................................................4
2.2 Profil Umum Laboratorium BPOM Gorontalo............................................6
BAB III PELAKSANAAN..................................................................................8
3.1 Waktu Pelaksanaan......................................................................................8
3.2 Bentuk Kegiatan di masing-masing Laboratorium......................................9
3.2.1 Laboratorium Mikrobiologi.............................................................9
3.2.2 Laboratorium Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan..............9
3.2.3 Laboratorium Kimia Kosmetik........................................................9
3.2.4 Laboratorium Kimia Pangan dan Bahan Berbahaya........................9
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................11
BAB V PENUTUP...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11
LAMPIRAN.........................................................................................................11
DOKUMENTASI KEGIATAN..........................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program pembangunan kesehatan nasional difokuskan pada
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, sehingga menuntut adanya Sumber
Daya Manusia (SDM) yang mampu meberikan pelayanan kesehatan yang
professional. Adapun SDM yang dimaksud adalah tenaga kesehatan yang
berdasarkan UU RI No. 36 tahun 2014 didefiniskan yakni setiap orang yang
mengabdikan diri di dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang bertanggung jawab, memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian dan
kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melalui
pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan (Tim Penyusun, 2020).
Pendidikan tenaga teknis kefarmasian merupakan salah satu bagian dari
mata rantai pelayanan kesehatan nasional. Menurut Peraturan Pemerintah RI
No. 51 Tahun 2009, Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) adalah tenaga yang
membantu Apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, analis Farmasi dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker. Penguasaan keilmuan, ketrampilan, dan perilaku
Tenaga Kesehatan, salah satunya TTK menjadi faktor penentu dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang professional sebagai upaya
peningkatan kesehatan nasional. Untuk itu, kualitas lulusan TTK yang
berdaya saing tinggi sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan dan latihan
yang diterapkan selama perkuliahan (Tim Penyusun, 2020).
Salah satu bentuk pembelajaran yang dapat meningkatkan ketrampilan
dan kompetensi dari seorang peserta didik (calon TTK) adalah kegiatan
Praktek Belajar Lapangan (PBL), yang memberikan pengalaman bagi peserta
didik untuk terjun langsung berinteraksi dan berlatih di dunia kerja/instansi
terkait (Tim Penyusun, 2020).
Praktik belajar lapangan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
seorang TTK dilakukan di Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005
Tentang Perubahan Kelima Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengawas Obat
dan Makanan ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian
(LPNK) yang bertanggung jawab kepada Presiden. BPOM ini bertugas di
bidang pengawasan obat dan makanan yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dibentuknya Badan POM bertujuan
untuk mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk- produk termasuk untuk
melindungi keamanan dan keselamatan serta kesehatan konsumen. Dengan
adanya suatu badan yang bertugas mengawasi obat dan makanan diharapkan
dapat berperan dengan aktif dalam hal menangani masalah obat dan makanan
serta kesehatan (Bethesda, 2017).
Balai Pengawas Obat dan Makanan merupakan Unit kerja dari Badan
POM RI, yang melakukan pengawasan terhadap obat dan makanan di wilayah
Provinsi. Pengawasan obat dan makanan dilakukan secara strategis dan
kontinyu sebagai bagian integral dari pembangunan kesehatan secara umum.
Pengawasan harus mampu mengantisipasi perubahan lingkungan strategis
yang senantiasa berubah secara dinamis, sehingga semakin mampu
melindungi dan memberdayakan masyarakat dalam melindungi dirinya
sendiri terhadap obat dan makanan yang tidak memenuhi syarat, palsu,
substandar, dan ilegal (Bethesda, 2017).
Berdasarkan uraian diatas, maka diselenggarakan kegiatan PBL dari
Mata Kuliah Keamanan Obat, Kosmetika dan Makanan di salah satu fasilitas
layanan Farmasi yakni Balai Pengawasan Obat dan Makanan di Gorontalo
demi mewujudkan pencapaian kompetensi peserta didik (calon TTK) sesuai
dengan kurikulum.
1.1 Tujuan Kegiatan
A. Tujuan Umum
1. Kegiatan PBL ini merupakan bentuk pengembangan metode
pembelajaran mata kuliah Keamanan Obat, Kosemtik dan Makanan
yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar dan
keterampilan kepada mahasiswa agar memperoleh hasil yang efisien,
efektif dan optimal dalam mencapai kompetensi sebagai Ahli Madya
Farmasi (Calon Tenaga Teknis Kefarmasian)
2. Untuk mencapai Standar Kompetensi MK. Keamanan Obat, Kosmetik
dan Makanan yang meliputi: standarisasi obat, kosmetik dan
makanan; post market control obat, kosmetik dan makanan; pengujian
obat; pengujian obat tradisional; pengujian kosmetik; pengujian
makanan; serta Komunikasi, Informasi dan Eduksai (KIE) obat,
kosmetik dan makanan.
B. Tujuan Khusus
Setelah pelaksanaan PBL, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Melakukan pengujian kimia obat dan Narkotika, Psikotropika, Zat
Aditif lainnya (NAPZA)
2. Melakukan pengujian kimia Obat Tradisional dan Suplemen
Kesehatan
3. Melakukan pengujian kimia Kosmetik
4. Melakukan pengujia kimia Pangan dan Bahan Berbahaya
5. Melakukan pengujian Mikrobiologi
1.3 Manfaat Kegiatan
Dapat mengetahui produk-produk obat, makanan, kosmetik, suplemen,
obat tradisional dan bahan berbahaya yang beredar di wilayah Provinsi
Gorontalo dengan melakukan pengujian terhadap produk-produk tersebut
sesuai standar pengujian yang ada di Balai Pengawas Obat dan Makanan yang
ada di Gorontalo.
BAB II
PROFIL LOKASI PRAKTEK
2.1 Profil Umum Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Gorontalo
Badan POM merupakan lembaga pemerintah non kementerian (LPNK)
dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden dan memiliki tugas untuk
menyelenggarakan pengawasan obat dan makanan sesuai ketentuan peraturan
perundang undangan. Badan POM memiliki kewenangan dalam menerbitkan
izin edar produk, melakukan intelejen dan penyidikan di bidang pengawasan
obat dan makanan serta memberikan sanksi administratif sesuai peraturan
perundang undangan (Perpres 80 Tahun 2017).
A. Struktur Organisasi Badan POM
B. Visi, Misi dan Tujuan Badan POM
Visi, misi dan tujuan dari organisasi Badan POM sesuai dengan
Perpres no 80 Tahun 2017 tentang BPOM dan Peraturan BPOM No 26
Tahun 2017 tentang OTK BPOM yakni:
1. Visi
Obat dan Makanan aman meningkatkan kesehatan masyarakat dan
daya saing bangsa
2. Misi
a. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis
risiko untuk melindungi masyarakat
b. Mendorong kapasitas dan komitmen pelaku usaha dalam
memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta
memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan
c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM.
3. Tujuan
a. Meningkatnya jaminan produk Obat dan Makanan aman,
berkhasiat/bermanfaat, dan bermutu dalam rangka meningkatkan
kesehatan masyarakat.
b. Meningkatnya daya saing produk Obat dan Makanan di pasar
lokal dan global dengan menjamin keamanan, khasiat/manfaat,
dan mutu serta mendukung inovasi.
C. Unit Pelaksanaan Teknis Badan POM
Sesuai dengan Perka BPOM 12 Tahun 2018, Unit pelaksanaan
teknis (UPT) BPOM merupakan pelaksana teknis BPOM di daerah dan
memiliki tanggung jawab langsung kepada kepala BPOM. UPT BPOM
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menyusun rencana dan program di bidang pengawasan obat dan
makanan.
2. Melaksanakan pemeriksaan sarana/fasilitas produksi obat dan
makanan.
3. Melaksanakan pemeriksaan sarana/fasilitas produksi obat dan
makanan dan/atau sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian.
4. Melaksanakan sertifikasi produk dan sarana/fasilitas produksi
dan/atau distribusi obat dan makanan.
5. Melaksanakan pengambilan sampel obat dan makanan.
6. Melaksanakan pengujian obat dan makanan.
7. Melaksanakan intelejen dan penyidikan terhadap pelanggaran
ketentuan di bidang pengawasan obat dan makanan.
8. Pengelokaan KIE dan pengaduan masyarakat di bidang pengawasan
obat dan makanan.
9. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama.
10. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang obat
dan makanan.
11. Melaksanakan urusan tata usaha.
12. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan oleh Kepala BPOM.
D. Struktur Organisasi Balai POM Gorontalo
Kepala BPOM
Kelompok Jabatan
Fungsional
Amelia R N, 2018. Peran Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Dalam
Pengawasan Kosmetik Tanpa Izin Edar di Kota Makassar. Skripsi.
Universitas Negeri Makassar. Makassar.
Anggraeni, et al. 2018. Analisis Cemaran Logam Berat Merkuri dalam Krim
Pemutih Wajah yang Beredar di Pasar Tradisional dengan Metode
Spektrofotometri Serapan Atom. Journal of Pharmacopolium, Vol. 1, No.
1. Bandung: Stifarm Bandung.
Fatmawati, H. 2017. Validasi Metode dan Penentuan Kadar Asam Salisilat Bedak
Tabur dari Pasar Majalaya. EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan),
Vol. 2, No. 2.
Fithriani, et al. 2013. Identifikasi dan Penetapan Kadar Merkuri (Hg) dalam Krim
Pemutih Kosmetik Herbal Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom.
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. Vol. 18. No. 1. Padang: Fakultas
Farmasi Universitas Andalas.
Jatmiko, et al. 2011. Analisis Merkuri dalam Sediaan Kosmetik Body Lotion
Menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Pharmacy, Vol. 8,
No. 3. Purwokerto: Fakultas Farmasi UMP.
Kartikasari, M. 2016. Analisis Logam Timbal (Pb) pada Buah Apel (Pylus Malus
L.) Dengan Metode Destruksi Basah Secara Spektrofotometer Serapan
Atom. Skripsi. F. SAINTEK UIN Maliki Malang. Malang.
Namik, K., Aras, O.,dan Ataman, Y. 2006. Trace Element analysis of Food and
Diet. The Royal Society of Chemistry. Cambridge.
Torowati, dkk. 2008. Analisi Unsur Pb, Ni dan Cu Dalam Larutan Uranium Hasil
Stripping Efluen Uramium Bidang Bahan Bakar Nuklir. Jurnal Teknologi
Batan. ISSN 1979-2409
Yulia, et al. 2019. Analisis Merkuri Pada Merk Krim Pemutih Wajah dengan
Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal Katalisator Vol 4 No. 2.
LAMPIRAN
Microwave digestion
Cara kerja, klik disini!