Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

KEAMANAN OBAT, KOSMETIK DAN


MAKANAN

OLEH :

NUR RIZQI SYAFITRI 754840119018


NURWIGYA MOHAMAD PUTRI 754840119021
VURQAN HAKIM MAKU 754840119033

PEMBIMBING LAHAN : SABARUDDIN, S.Si.


PEMBIMBING INSTITUSI : FADLI HUSAIN, S,Si., M,Si.

PRODI D-III FARMASI


JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
2021-2022
LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN


MATA KULIAH KEAMANAN OBAT, KOSMETIK DAN MAKANAN
JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES GORONTALO TAHUN
2021

1. NUR RIZQI SYAFITRI 754840119018


2. NURWIGYA MOHAMAD PUTRI 754840119021
3. VURQAN HAKIM MAKU 754840119033

Gorontalo, April 2021

Pembimbing Lahan, Pembimbing Institusi,

Sabaruddin, S.Si Fadli Husain, S.Si, M.Si


NIP: NIP:

Ketua Jurusan, Penanggung Jawab Mata Kuliah,

Zulfiayu, S.Si, M.Si, Apt Fihrina Mohamad, S.Si, M.Si


NIP: 197508082000122004 NIP: 198704192010122007

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan
Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Belajar
Lapangan (PBL) yang telah dilaksanakan mulai tanggal 23 Maret sampai dengan
06 April 2021 di Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kabila, Bone
Bolango, Gorontalo.
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja kami semata,
melainkan juga atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
terselesaikannya laporan ini, kepada Yth:
1. Bapak Agus Yudi Prayudana, S.Farm., Apt selaku Kepala Balai Pengawasan
Obat dan Makanan (BPOM) Kabila, Bone Bolango, Gortontalo.
2. Bapak Muindar Saipudin S.Si, M.Si, Apt selaku Kepala Laboratorium Balai
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kabila, Bone Bolango, Gortontalo.
3. Bapak Sabaruddin, S.Si selaku Kepala Laboratorium Kimia Obat Tradisional,
Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kabila, Bone Bolango,
Gorontalo sekaligus Pembimbing Lahan.
4. Ibu Zulfiayu S.Si, M.Si, Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Gorontalo.
5. Bapak Fadli Husain, S.Si., M.Si selaku Pembimbing Institusi
6. Ibu Fihrina Mohamad S.Si, M.Si selaku Dosen Penanggung Jawab Mata
Kuliah Keamanan Obat, Kosmetik dan Makanan.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa laporan Praktek Belajar
Lapangan ini belumlah dikatakan sempurna karena masih banyak kekurangan.
Dalam hal itu, kami dengan sangat terbuka menerima kritik dan saran dari semua
pihak. Semoga laporan Praktek Belajar Lapangan ini bermanfaat untuk kita
semua. Akhir kata kepada semua pihak, kami mengucapkan terima kasih banyak
dan semoga semua mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Gorontalo, April 2021


Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHA .............................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan Kegiatan............................................................................... 2
1.3 Manfaat Kegiatan............................................................................. 2
BAB II PROFIL LOKASI PRAKTEK......................................................... 3
2.1 Profil Umum BPOM Gorontalo....................................................... 3
2.2 Profil Umum Laboratorium BPOM Gorontalo................................ 3
BAB III PELAKSANAAN............................................................................. 13
3.1 Waktu Pelaksanaan.......................................................................... 15
3.2 Bentuk Kegiatan di Laboratorium Kimia Obat Tradisional............. 18
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 20
BAB V KESIMPULAN................................................................................. 26
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 26
5.2 Saran................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 27
LAMPIRAN.................................................................................................... 29
DOKUMENTASI KEGIATAN..................................................................... 30

iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang cepat
dan signifikan pada industri farmasi, obat asli Indonesia, makanan, kosmetika,
dan alat kesehatan.Dengan menggunakan teknologi modern, industri-industri
tersebut kini mampu memproduksi dalam skala yang sangat besar.
Perubahan teknologi produksi, sistem perdagangan internasional dan
gaya hidup konsumen pada realitasnya meningkatkan risiko dengan implikasi
yang luas pada kesehatan dan keselamatan konsumen. Pabila terjadi produk
sub standar, rusak atau terkontaminasi oleh bahan yang berbahaya maka risiko
yang terjadi akan berskala besar dan luas serta berlangsung secara amat cepat.
Untuk itu Indonesia harus memiliki Sistem Pengawasan Obat dan
Makanan yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi,mencegah dan
mengawasi produk-produk termasud untuk melindungi keamanan,
keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar
negeri. Untuk itu telah dibentuk Badan POM yang memiliki jaringan nasional
dan internasional serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki
kredibilitas profesional yang tinggi.
Berdasarkan Keppres No. 166 tahun 2000 nomor 103 tahun 2001
dibentuklah Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). BPOM adalah
sebuah lembaga di indonesia yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan
dan makan di Indonesia. BPOM merupakan lembaga pemerintah Non-
Departemen, yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan dalam
melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan menteri kesehatan.BPOM
memiliki tugas pokok melaksanakan pengawasan obat dan makanan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berfungsi
sebagai unsur yang melakukan subsistem pengawasan pemerintah dalam
Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM, 2012).
Berdasarkan peraturan Kepala BPOM RI No : HK.00.05.21.3529 tahun
2007 menetapkan bahwa dalam melaksanakan tugas teknisnya, BPOM
dibantu oleh Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) yang terdiri dari Balai Besar

1
POM dan Balai POM (BPOM, 2007). Bidang kerja yang dilakukan BPOM
atau sebagai UPT BPOM meliputi pengujian produk terapeutik, narkotik, obat
tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan berbahay serta
mikrobiologi, pemeriksaan dan penyidikan terhadap kasus pelanggaran hukum
dibidang pengadaan serta distribusi obat dan makan serta sertifikasi dan
layanan informasi konsumen.
Pengawasan Obat dan Makanan ini merupakan peran penting Ahli
Madya Farmasi sebagai tenaga teknis kefarmasian untuk menjamin keamanan
obat dan makanan yang dikonsumsi, termasik distribusi obat. Oleh sebab itu,
Prodi DIII Farmasi Poltekkes Kemenkes Gorontalo bekerja sama dengan Balai
Besar POM yang di Gorontalo yang merupakan sala satu unit teknis Badan
POM. Untuk mengadakan Program Praktek Belajar Lapangan (PBL) yang
bertujuan untuk melatih dan membimbing Ahli Madya Farmasi agar menjadi
Ahli Madya Farmasi yang handal dan memiliki kemampuan serta
keterampilan dalam pengawasan obat dan makanan.
I.2 Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umun
1) Kegiatan PBL ini merupakan bentuk pengembangan metode
pembelajaran mata kuliah Keamanan Obat, Kosmetik dan Makanan
yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar dan dan
keterampilan kepada mahasiswa agar memperoleh hasil yang efisien,
efektif, dan optimal dalam mencapai kompetensi sebagai Ahli Madya
Farmasi (Calon Tenaga Teknis Kefarmasian).
2) Untuk mencapai Standar Kompetensi MK. Keamanan Obat, Kosmetik
dan Makanan yang meliputi : Standarisasi obat, Kosmetik dan
Makanan; post market kontrol obat, Kosmetik dan Makanan;
pengujian obat; pengujian obat tradisional; pengujian kosmetik;
pengujian makanan; serta Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
obat, kosmetik dan makanan.
b. Tujuan Khusus
Tujuan kegiatan Praktik Belajar Lapangan ini dilakukan untuk
mengetahui produk pangan yang beredar di wilayah Provinsi Gorontalo

2
dengan melakukan pengujian terhadap produk-produk tersebut sesuai
standar pengujian yang ada di Balai Pengawas Obat dan Makanan yang
ada di Gorontalo.
I.3 Manfaat Kegiatan
Menambah wawasanan pengetahuan serta keterampilan tentang cara
pengujian obat tradisional dan suplemen kesehatan yang sesuai dengan yang
berlaku di Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia.

3
BAB II
PROFIL LOKASI PRAKTEK
II.1 Profil Umum BPOM Gorontalo
A. Gambaran Umum Institusi
Balai Pengawas Obat dan Makanan di Gorontalo merupakan salah
satu unit pelaksana teknis Badan POM di Provinsi, yang mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan produk terapetik,
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik,
produk komplemen, keamanan pangan dan bahan berbahaya.
Dalam bidang pengawasan ini masih banyak hambatan dan tantangan
yang harus dihadapi oleh Balai POM di Gorontalo dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai pengawas sekaligus pembina di bidang obat
dan makanan dalam rangka mengamankan masyarakat dari kemungkinan
beredarnya produk yang tidak memenuhi syarat yang dapat
membahayakan kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan
penajaman sasaran pengawasan, tindakan produktif terhadap masalah yang
terjadi di wilayah kerja, disamping juga peningkatan pembinaan dan
pelayanan kepada pelaku usaha dibidang obat dan makanan yang didukung
oleh kemampuan uji mutu serta didukung pula oleh sumber daya termasuk
sumber daya manusia yang harus mampu melaksanakan tugas dengan
sebaik–baiknya, sehingga apa yang diharapkan organisasi dapat segera
terwujud.
Disamping itu perlu upaya untuk meningkatkankan komitmen,
koordinasi, serta komunikasi dengan stake holder berupa peningkatan
komunikasi efektif dan pertemuan koordinasi dengan seluruh stakeholder
yang ada didaerah baik ditingkat Provinsi maupun kota/kabupaten.
Dengan demikian diharapkan tujuan menciptakan masyarakat yang
terlindungi dari obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatandapat
tercapai.

4
B. Wilayah kerja BPOM Gorontalo
1. Kabupaten Pohuwato 4.455,60 km2
2. Kabupaten Boalemo 1.736,61 km2
3. Kabupaten Gorontalo Utara 2.141,86 km2
4. Kabupaten Gorontalo 2.143,48 km2
5. Kota Gorontalo 65,96 km2
6. Kabupaten Bone Bolango 1.891,49 km2
C. Lingkungan intertal BPOM Gorontalo
Luas Tanah : 5.630,12 m2,
Luas Bangunan : 2.277,60 m2
Alamat : Jl. Tengah, Toto Selatan, Bone Bolango.
Nomor Telepon : (0435) 822052
Nomor Fax : (0435) 822052
Nomor HP : 08114355155
E-mail : ulpk_gorontalo@yahoo.co.id atau
bpom_gorontalo@pom.go.id.
D. Visi Misi dan Tujuan BPOM Gorontalo
Adapun visi, misi dan tujuan organisasi BPOM sesuai Perpres No 80
Tahun 2017 tentang BPOM dan Peraturan BPOM No 26 Tahun 2017
tentang OTK BPOM):
1. Visi
Obat dan Makanan aman meningkatkan kesehatan masyarakat dan
daya saing bangsa.
2. Misi
a) Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko
untuk melindungi masyarakat.
b) Mendorong kapasitas dan komitmen pelaku usaha dalam
memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta
memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan.
c) Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM.
3. Tujuan

5
a) Meningkatnya jaminan produk Obat dan Makanan aman,
berkhasiat/bermanfaat dan bermutu dalam rangka meningkatkan
kesehatan masyarakat.
b) Meningkatnya daya saing produk Obat dan Makanan di pasar lokal
dan global dengan menjamin keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu
serta mendukung inovasi.
E. Tugas Pokok dan Fungsi BPOM Gorontalo
Penyelenggaraan upaya pengawasan obat dan makanan mencakup
aspek yang sangat luas, mulai dari penyusunan standar sarana dan produk,
penilaian produk yang didaftarkan (Registrasi), pengambilan contoh
produk dilapangan,pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, pengujian
laboratorium dari contoh produk yang diambil di lapangan, hingga ke
penyelidikan dan proses penegakan hukum terhadap berbagai pihak yang
melakukan penyimpangan cara produksi dan distribusi, maupun
pengedaran produk yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 178
tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah
Non Departemen, dan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan No. 05018/SK/KBPOM tentang organisasi dan tata
kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan
Makanan, maka Tugas Pokok dan Fungsi Balai POM di Gorontalo adalah :
Tuga pokok :
Melaksanakan kebijakan di bidang Pengawasan Produk Terapetik,
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain, Obat Tradisional, Kosmetik,
Produk Komplemen, Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.
Fungsi :
1. Penyusunan Rencana dan Program Pengawasan Obat dan Makanan.
2. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan
penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat
adiktif lain, obat tradisional, Kosmetik, Produk Komplimen, Pangan
dan Bahan Berbahaya.

6
3. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu
produk secara mikrobiologi.
4. Pelaksanan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan
pemeriksaan pada sarana produksi dan distribusi.
5. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan pada kasus pelanggaran
hukum.
6. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu
yang ditetapkan oleh Kepala Badan.
7. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.
8. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan.
9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan.
10. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan, sesuai
dengan bidang tugasnya.
F. Susunan organisasi BPOM Gorontalo

KEPALA BPOM

KEPALA TATA USAHA

KEPALA KEPALA
KEPALA PERIKSAAN DAN INFOKOM
PENGUJIAN PENINDAKAN

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

G. Program BPOM di Gorontalo


1. Pengawasan oleh BPOM
a. Pemeriksaan sarana produksi dan distribusi obat dan makanan
b. Sampling dan pengujian rutin obat dan makanan
c. Mobil laboratorium keliling
d. Identifikasi pengawasan menjelang ramadhan, idul fitri, natal dan
tahun baru.

7
2. Penindakan oleh PPNS BPOM
a. Pasar aman dari bahan berbahaya
1) Advokasi Lintas Sektor
2) Bimtek Petugas Pasar
3) Sampling dan Pengujian
4) Kampanye Pasar Aman
b. Gerakan keamanan pangan desa (DKPD)
3. KIE oleh BPOM
4. Rintisan SAKA POM
a. Krida pengujian Sederhana obat dan Makanan
b. Krida pemantauan Obat dan makanan
c. Krida pemberi Informasi obat dan Makanan.
II.2 Profil Umum Laboratorium BPOM Gorontalo
BPOM Gorontalo terdiri dari lima laboratorium, yaitu:
a. Laboratorium Mikrobiologi
b. Laboratorium Kimia Pangan dan Bahan Berbahaya
c. Laboratorium Kimia Kosmetik
d. Laboratorium Kimia Obat, Narkotik dan Psikotropik
e. Laboratorium Obat Tradisonal dan Suplemen Kesehatan
Reformasi BPOM Gorontalo penerapan ISO 9001: 2015 Sistem
Manajemen Mutu telah mendapatkan sertifikasi. Penerapan ISO 17025 : 2017
Sistem Manajemen Mutu Laboratorium telah mendapatkan sertifikasi. Staf
pengujian Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Gorontalo secara
umum terbagi menjadi dua yakni Staf pengujian mikrobiologi dan pangan
serta Staf pengujian teranokoko (terapetik, narkotik, kosmetik, obat
tradisional dan suplemen kesehatan).
Untuk staf pengujian mikrobiologi dan pangan terdiri dari dua
laboratorium yakni laboratorium mikrobiologi dan laboratorium kimia
pangan dan bahan berbahaya. Sedangkan untuk staf pengujian teranokoko
terdiri dari tiga laboratorium yakni laboratorium kimia, obat dan NAPPZA,
laboratorium kimia kosmetik dan laboratorium obat tradisional dan suplemen

8
kesehatan. Jadi, total laboratorium yang ada di Balai Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) di Gorontalo yaitu lima laboratorium.
Pada laboratorium Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan sampel
yang diperoleh didapatkan dari pembelian oleh Balai POM yang dilakukan
pengawasan rutin dari Balai POM di Gorontalo. Sampel setelah sampai di
Laboratorium sebelum dilakukan pengujian akan dilakukan pemeriksaan
Organoleptik dan pemeriksaan kemasan dengan menggunakan lembar cek
klik. Pemeriksaan Organoleptik ini terdiri dari bentuk, warna, rasa, dan bau.
Untuk pemeriksaan kemasan meliputi wadah kemasan, komposisi bahan,
kadaluwarsa, nomor batch produk, nomor registrasi produk, dan jumlah
produk perkemasan.

9
BAB III
PELAKSANAAN
III.1 Waktu Pelaksanaan
Lokasi praktek belajar lapangan dilaksanakan di Balai Pengawasan
Obat dan Makanan (BPOM) Gorontalo di kelurahan Toto Selatan
Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Waktu Praktek Belajar
Lapangan dilaksanakan selama 2 minggu mulai tanggal 23 Maret sampai 06
April tahun 2021.
III.2 Bentuk Kegiatan di Laboratorium Kimia Obat Tradisional dan
Suplemen Kesehatan
A. Pengujian Identifikasi Obat Pegel Linu Secara KLT (Kromatografi
Lapis Tipis)
1. Preparasi Sampel
a) Dilakukan penimbangan sampel.
b) Dilarutkan sampel yang bentuk serbuk dan diencerkan sampel
yang sudah dalam bentuk cairan hingga 50 mL.
c) Diadjust pH dengan cara di tambahkan NaOH 1 N hingga masuk
range pH 10-11.
d) Sampel yang telah selesai dibasakan di masukan kedalam alat
shaker selama 30 menit agar homogen.
e) Jika sampel yang sudah diencerkan dan dilarutkan terdapat
endapan, sampel tersebut di masukan kedalam tabung sentrifius
dan dimasukan kedalam alat sentrifugasi dengan kecepatan 3000
rpm selama 15 menit.
f) Pada sampel yang cair jika kapasiatas larutan melebihi 1 tabung
sentifius maka dibuat dalam dua tabung dengan syarat masing-
masing tabung harus setara batas dari larutan tersebut.
g) Dikeluarkan larutan sampel hasil sentrifius dan dimasukan larutan
bening kedalam corong pisah dan pH larutan sampel diasamkan
menggunakan HCl 1 N pada pH range 1-2.
h) Ditambahkan dietil eter sebanyak 100 mL kedalam larutan yang
berada dalam corong pisah lalu ditutup corong pisah dan di kocok

10
lalu dikeluarkan gasnya pengocokan dan mengeluarkan gas
dilakukan hingga larutan tersebut tidak lagi mengeluarkan gas.
i) Setelah itu dilarutkan lagi menggunakan shaker corong pisah.
j) Dikeluarkan ekstrak kental dan ekstrak cair ditampung ke dalam
beaker 100 mL.
k) Setelah itu ektrak cair dilakukan ekstraksi menggunakan lemari
asam hingga mendapatkan ekstrak kering dari sediaan tersebut.
l) Dilarutkan ektrak kering dengan menggunakan etanol sebanyak 5
mL.
m)Lalu larutan tersebut disalin kedalam vial dan diberi label.
2. Penotolan Otomatis
a) Sampel yang telah dipreparasi dimasukan kedalam alat penotolan
otomatis (ATS/Automatic TLC Sampler)
b) Hidupkan instrument ATS dan computer
c) Pada window klik dua kali icon wincats
d) Masukkan plat yang akan ditotol kedalam alat ATS
e) Klik kanan pada gambar ATS, pilih Propertis, Communication
Port : COM 1, OK.
f) Klik New File
g) Pilih Method, kemudian beri nama method, description, OK.
h) Pilih Definision – Screening dan Sample Application – ATS
i) Klik menu Stationary Phase, isi field yang ada : Plat size,
Material manufacturer, Prewashing (diisi hanya bila dilakukan
sebelumnya)
j) Klik menu Definision Screening, Pilih Screening general, isi
Number of Sample, Sample (isi nama-nama sampel yang akan
ditotolkan), Number of Substance: isi jumlah bercak pada tiap
totolan (boleh tidak diisi)
k) Klik Sample Application
l) Pilih ATS 4 – General, isi application volume : (...........) l, rack
column/row : (A-F) / (1-11), sample solvent type
(missal :Metanol), required filling Quality : (pilih standard atau

11
user defimed), rack in use : (standard), rinsing solvent name :
(missal : Metanol), Spray gas : (pilih N2)
m)Pilih Sequence, isi syringe size, band length, application mode
n) Isi positioning : Number of track, first application posision X,
application position Y, distance between track (Automatic)
o) Isi table Squence dan pastikan application vol., rack column, rack
row. Sample ID dan field Active telah terisi dengan benar.
p) Pilih save method, Save
q) Pilih Run, klik Create New Analysis
r) Isi nama file, Save
s) Pastikan baku dan sampel yang akan ditotolkan ditempatkan
sesuai urutan yang telah ditulis di field sequence
t) Isi botol pencuci dengan methanol/ larutan lain yang sama dengan
pelarut sampel
u) Buka katup gas nitrogen, dengan cara menaikkan tuas katup gas
90o keatas
v) Klik Run, Execute Next Step
w) Setelah penotolan klik Stop
3. Dielusi Manual
a) Dimasukkan fase gerak ke dalam chamber.
Membuat fase gerak untuk identifikasi obat pegelinu.
1) KMAN (Kloroform : Metanol : Air : NH4OH)
Dituang kloroform kedalam gelas ukur hingga mencapai 80ml
kemudian ditambahkan metanol 28 ml, air 4 ml dan NH4OH 2
ml, lalu dihomogenkan.
b) Ditempelkan plat yang sudah ditotolkan.
c) Ditutup chamber dengan menggunakan penutupnya yang sudah
diolesi vaselin kuning.
d) Ditunggu eluen naik sampai ke batas atas plat kemudian
dikeringkan.

12
4. Dielusi Automatic
a) Dimasukan plat yang telah ditotolkan kedalam Automatic
Development Chamber untuk dielusi.
b) Dituang fase gerak ke dalam Automatic Development Chamber.
Membuat fase gerak untuk identifikasi obat pegelinu.
2) MTA (Metanol : Toluen : Amonia)
Dipipet metanol menggunakan pipet volum 20 ml dan 50 ml
sebanyak 120 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml
kemudian ditambahkan toluen 10 ml dan ammonia 1 ml, lalu
dihomogenkan.
c) Ditekan enter untuk menjalankan Automatic Development
Chamber
5. Dilihat bercak/noda
a) Dimasukkan ke alat TLC visualize untuk di lihat bercak
b) Disambungkan dengan komputer lalu di print hasil
B. Pengujian Bahan Kimia Obat Pada Sampel Obat Tradisional
Secara GC-MS (Gas Cromatography-Massa Spectrometry)
2. Preparasi sampel
Sampel Padat
a) Ditimbang sampel sebanyak 0,5 gram dalam tabung sentrifugasi
15 mL
b) Dilarutkan masing-masing sampel dengan larutan methanol 80%
sebanyak 10 mL
c) Sampel divortex selama 1 menit kemudian dilakukan sonikasi
selama 15 menit menggunakan sonik merk branson 5510 R-MT
Ultra Sonic Cleaner
d) Setelah disonikasi, larutan sampel disentrifus dengan kecepatan
4000 rpm selama 10 menit menggunakan alat zentrifugen rotofix
32A
e) Dipipet sampel yang telah di sentrifus sebanyak 20 l,
menggunakan mikropipet 20-200 l merk thermo scientific
kedalam botol vial 1,5 mL

13
f) Ditambahkan 980 l metanol murni
3. Cara Penetapan
Masing-masing larutan uji, larutan spiked sampel, larutan baku
tunggal, larutan baku campur dan pelarut disuntikkan secara terpisah
ke Kromatografi Gas-Spektrometri Massa denga kondisi analisis
sebagai berikut:
a) Gas Pembawa : Helium
b) Flow Control Mode : Linear velocity
c) Injection mode : Split
d) Laju Alir : 1,0 mL/menit
C. Pengujian Penetapan Kadar Vitamin C dalam Produk Komplemen
Sediaan Padat Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
1. Preparasi Sampel
a) Dilakukan penetapan bobot rata-rata terlebih dahulu sebanyak 5
tablet secara duplo.
b) Dimasukkan 5 tablet ke dalam labu ukur 500 mL.
c) Dilarutkan dengan 50 mL aquadest dan dikocok dengan shaker
selama 15 menit.
d) Ditambahkan pelarut asam ortofosfat sampai tanda dan dikocok
perlahan hingga homogen.
e) Dipipet larutan sejumlah 300 l ke dalam labu ukur 50 mL.
f) Ditambahkan pelarut asam ortofosfat sampai tanda dan dikocok
homogen.
g) Disaring larutan dengan penyaring membrane 0,45 m.
h) Dimasukkan larutan ke dalam vial coklat.
2. Cara Penetapan
Larutan uji dan larutan seri baku kerja disuntikkan secara terpisah ke
dalam alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan kondisi sebagai
berikut:
a) Kolom : C18 (4,6 x 250 mm; ukuran partikel 5 l)
b) Suhu Kolom : 30oC

14
c) Fase Gerak : Asetonitril dan larutan dapar natrium
heksan sulfonat pH 2,4 – 2,5 dengan
system gradien sebagai berikut:
Komposisi fase gerak (%)
Larutan dapar
Menit
Asetonitril natrium heksan
sulfonat pH 2,4-2,5
0,01 0 100
10,00 5 95
11,00 0 100
14,99 0 100
15,00 Stop
d) Laju Alir : 1,0 mL/menit
e) Volume Penyuntikan : 20 l
f) Detector : UV pada panjang gelombang nm
3. Persyaratan
Sampel dinyatakan memenuhi syarat apabila mengandung vitamin C
dengan kadar 90-150% (untuk sediaan multikomponen) dan 90-
110% (untuk sediaan tunggal).
D. Pengujian Identifikasi dan Penetapan Kadar Metanol Dalam Obat
Tradisional Sediaan Cair Secara Kromatografi Gas
1. Preparasi Sampel
a) Dipipet sampel sebanyak 25 mL dan dimasukkan ke dalam alat
destilasi.
b) Ditambahkan aquadest sebanyak 25 mL kemudian didestilasi
menggunakan alat distillation unit.
c) Ditampung hasil destilat ke dalam labu ukur 50 mL.
d) Dihentikan destilasi ketika destilat mencapai hampir 50 mL (± 48
mL).
e) Ditambahkan aquadest sampai tanda.
f) Dipipet destilat sebanyak 1000 l ke dalam labu ukur 5 mL.
g) Ditambahkan propanol 1% sebanyak 1000 l.

15
h) Dicukupkan dengan aquadest sampai tanda.
i) Larutan uji dibuat minimal 2 replikasi (larutan E1 dan E2).
2. Cara Penetapan
Larutan D1-D5, E1, E2, F1, F2, masing-masing disuntikkan secara
terpisah dan dilakukan penetapan secara Kromatografi Gas dengan
kondisi sebagai berikut :
a) Kolom : Kapiler, panjang 27,5 m, diameter dalam
0,32 mm, berisi porapak Q, tebal lapisan
film 10 l (contoh : CP-PoraPLT Q, RT
QPLOT)
b) Detektor : Ionisasi nyala
c) Suhu : Injektor 220oC, Kolom 190oC, Detektor
250oC
d) Teknik Analisis : Isotermal
e) Gas Pembawa : Helium
f) Make-Up Gas : Nitrogen
g) Gas Pembakar : Hidrogen, Udara
h) Volume Penyuntikan : 1 l
i) Flow Control Mode : Linear velocity
j) Injection Mode : Split
k) Split Rasio : 50
l) Laju Alir Kolom : 0,92 mL/menit
m)Linear Velocity : 25,0 cm/detik
3. Persyaratan
Sampel tidak boleh mengandung methanol.

16
BAB IV
PEMBAHASAN
Kegiatan PBL ini merupakan bentuk pengembangan metode pembelajaran
mata kuliah Keamanan Obat, Kosmetik dan Makanan yang bertujuan untuk
memberikan pengalaman belajar dan dan keterampilan kepada mahasiswa agar
memperoleh hasil yang efisien, efektif, dan optimal dalam mencapai kompetensi
sebagai Ahli Madya Farmasi (Calon Tenaga Teknis Kefarmasian). Untuk
mencapai Standar Kompetensi MK. Keamanan Obat, Kosmetik dan Makanan
yang meliputi : Standarisasi obat, Kosmetik dan Makanan; post market kontrol
obat, Kosmetik dan Makanan; pengujian obat; pengujian obat tradisional;
pengujian kosmetik; pengujian makanan; serta Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) obat, kosmetik dan makanan.
Pada laboratorium Obat Tradisional dan Suplemen Kesehetan, sampel yang
diperoleh didapatkan dari pembelian oleh Balai POM yang dilakukan pengawasan
rutin dari unit Pengawasan Balai POM di Gorontalo. Sampel setelah sampai di
Laboratorium sebelum dilakukan pengujian akan dilakukan pemeriksaan
Organoleptik dan pemeriksaan kemasan dengan menggunakan lembar pengecekan
penerimaan sampel. Pemeriksaan Organoleptik ini terdiri dari bentuk, warna, rasa,
dan bau. Untuk pemeriksaan kemasan meliputi wadah kemasan, komposisi bahan,
kadaluwarsa, nomor batch produk, nomor registrasi produk, dan jumlah produk
perkemasan yang masuk ke laboratorium.
Pengujian di Laboratorium Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan jika
dikaitkan dengan tujuan umum dan tujuan khusus yang ada dibuku panduan PBL
Balai POM sudah memenuhi dikarenakan sebagian dari kami mampu melakukan
pengujian dilaboratorium kimia obat tradisional dan suplemen kesehatan.
Dalam pengujian identifikasi metanol obat tradisional dalam sediaan cair
menggunakan metode instrumental yaitu metode kromatografi gas. Kromatografi
gas merupakan metode yang dinamis untuk pengesahan dan deteksi senyawa-
senyawa yang mudah menguap serta stabil pada pemanasan tinggi secara
kualitatif dan kuantitatif (Yanti, 2019). Prinsip dari pengujian ini yaitu methanol
dan etanol dipisahkan dari matriks sampel dengan cara destilasi dan dianalisis

17
secara Kromatografi Gas berdasarkan titik didih dan polaritasnya terhadap fase
diam.
Optimasi kondisi kromatografi gas dilakukan dengan memilih system dan
kondisi yang sesuai, sehingga mendapatkan pemisahan yang baik antara senyawa-
senyawa yang akan dipisahkan. Kondisi kromatografi gas yang dipilih dalam
pengujian ini yaitu suhu injector 220oC, suhu kolom 190oC dan detector 250oC,
dengan split rasio 50. Laju alir dari kolom yang terpilih adalah 0,92 mL/menit.
Sampel dipreparasi dengan metode preparasi yaitu destilasi. Metode
destilasi didasarkan pada perbedaan titk didih cairan pada tekanan tertentu.
Tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing komponen berbeda-beda. Pada
pemisahan methanol, etanol akan menguap pada suhu 64,5 oC, etanol akan
menguap pada suhu 78,4oC dan n-propanol yang digunakan sebagai standar
internal juga akan ikut menguap pada saat proses destilasi dikarenakan senyawa
tersebut merupakan jenis alkohol yang bersifat mudah menguap, jadi saat proses
destilasi suhu dijaga hingga suhu titik didih n-propanol yaitu 97oC (Yanti, 2019).
Pada pengujian identifikasi metanol obat tradisional dalam sediaan cair,
menggunakan 15 sampel yang berbeda merk. Masing-masing sampel dilakukan
dua kali pengulangan (duplo), tujuannya untuk membuktikan ketelitian dan
kebenaran dari hasil yang dianalisa (Khoirunnisa, 2017). Pengujian ini
menggunakan pembanding internal n-propanol kadar 1%, pembanding induk
etanol kadar ±5% dan metanol kadar ±1% dengan alat Kromatografi Gas. Pada
proses pengujian ini membutuhkan preparasi sampel dengan dipipet 6 sediaan
masing-masing sebanyak 25 mL untuk sediaan yang cair dan 9 sediaan diukur
menggunakan gelas ukur sebanyak 25 mL untuk sediaan yang agak kental,
dimasukkan ke dalam alat destilasi dan ditambahkan air sebanyak 25 mL
kemudian di destilasi. Hasil destilat ditampung dalam labu ukur 50 mL. Ketika
destilat mencapai hamper 50 mL (± 48 mL), destilasi dihentikan dan volume
ditepatkan sampai tanda dengan aquadest. Sebanyak 1000 l destilat dipipet ke
dalam labu ukur 5 mL, ditambah 1000 ɥl propanol 1%, kemudian ditepatkan
sampai tanda dengan aquadest.
Analisis secara kromatografi gas pada pengujian ini menggunakan metode
standard internal. Standard internal yang digunakan dalam analisis larutan

18
standard maupun sampel yaitu n-propanol. N-propanol mempunyai struktur kimia
dan sifat-sifat fisika yang hamper sama dengan methanol dan etanol. Standard
internal digunakan dalam analisis kromatogram karena fluktuasi parameter-
parameter instrumental dapat mempengaruhi keakuratan dalam analisi (Yanti,
2019). Penggunaan n-propanol sebagai standard internal baik untuk penentuan
etanol dan metanol dengan GC-FID (Sudhaker, 2016).

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam pelaksanaan kegiatan Praktik Belajar
Lapangan ini yakni:
1. Praktek Belajar Lapangan sudah memenuhi kompetensi yang diharapkan
seperti yang diharapkan pada tujuan umum dan khusus yang tertera pada
modul.
2. Mahasiswa telah mangetahui dan mempraktikan pengujian obat
tradisional dan suplemen kesehatan sesuai dengan standar pengujian
yang ada di Balai Pengawas Obat dan Makanan yang ada di Gorontalo
dan hasilnya pun didapat akurat dan memenuhi syarat.
V.2 Saran
1. Saran Untuk Institusi
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka diperlukan
bimbingan dosen.
2. Saran Untuk Lahan
Dengan kerja sama dan hubungan yang baik maka dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.

20
DAFTAR PUSTAKA

Badan POM RI, 2007. Public Warning/Peringatan Tentang Kosmetik


Mengandung Bahaya dan Zat Warna yang Dilarang. BPOM: Jakarta.

BPOM, 2012.Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik


Indonesia Nomor HK.03.1.33.12.12.8915 Tahun 2012 tentang Penerapan
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Badan Pengawasan Obat dan
Makanan: Jakarta.

Khoirunnisa, S. M. dkk. 2017. Identifikasi Deksametason dalam Jamu Pegal Linu


Sediaan Serbuk yang Beredar di Pasar-Pasar Kota Bandar Lampung Secara
Kromatografi Lapis Tipis.

Sudhaker, S. 2016. Effect of Using Propanol as Internal Standard on Quantitative


Determination of Ethanol in Different Biological Matrices by Head Space-
Gas Chromatography-Flame Ionization Detector. Madridge Journal of
Analytical Sciences and Instrumentation. Volume 1 Nomor 1.

Yanti, A. dkk. 2019. Optimalisasi Metode Penentuan Kadar Etanol dan Metanol
pada Minuman Keras Oplosan Menggunakan Kromatografi Gas (KG).
Indonesian Journal of Chemical Science. Volume 8 Nomor 1.

21
22
23

Anda mungkin juga menyukai