Oleh:
Nama : Iqbal Amru Mulkialif
NPM :10070217133
1
pasokan produk dari pabrik ke pelabuhan menjadi aspek penting yang patut
diperhatikan.
Manajemen rantai pasok agroindustri menempatkan sistem manajemen
panen-angkut-olah menjadi faktor kunci. Pengelolaannya perlu memperhatikan
aspek biaya dan mutu. Manajemen rantai pasok agroindustri minyak sawit kasar
perlu mempertimbangkan biaya dan mutu sebagai satu kesatuan dalam proses
pengambilan keputusan. Kedua faktor ini penting dianalisis karena operasional
rantai pasok dihadapkan pada tindakan penjaminan mutu dan mencapai skala
ekonomis. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam model adalah pengelolaan
risiko mutu, kebijakan persediaan minyak sawit kasar, panen-angkut-olah dan
transportasi tandan buah segar.
Kinerja rantai pasok ditentukan oleh keputusan-keputusan yang terkait
dengan persediaan, produksi, dan transportasi. Hal inilah yang mendorong peneliti
untuk melakukan analisis tentang bagaimana proses rantai pasokan tandan buah
segar muali dari petani kelapa sawit sampai kepada pabrik pengolahan CPO
(Crude Palm Oil). Dengan melihat permasalahan tersebut perlu dikaji kinerja
rantai pasok tandan buah segar kelapa sawit dalam meningkatkan laba dan
mencapai tujuan perusahaan pada PT. Cahaya Cemerlang Lestari
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Pendekatan yang menekankan pada prosedurnya mendefinisikan sistem
sebagai berikut :Bahwa pengertian sistemadalah :“Sistem adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksiuntukmencapai suatu tujuan tertentu.
Sasaran atau tujuan dalam sistem yaitu untuk menentukan operasi yang
akan dilaksanakan. Selain itu juga mempengaruhi jenis masukan yang dibutuhkan
dan keluaran yang dihasilkan apabila sasaran atau tujuan tersebut telah tercapai.
2.3 Pengertian Informasi
Berdasarkan sistem yang ada tersebut data yang masih mentah diolah dan
akan menghasilkan suatu informasi. Adapun pengertian informasi adalah data
yang diolah menjadi bentuk yang lebih berharga dan berdaya guna lebih berarti
bagi yang menerimanya.
Informasi yang dihasilkan sangat penting dalam proses pengambilan
keputusan dan informasi. Informasi itu sendiri di dapat dari sistem informasi yang
telah diolah. Sistem inforamsi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia
yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai tujuan
yaitu menyajikan informasi.
2.4 Pengertian Sitem Informasi
Sistem informasi dapat didefenisikansebagai berikut : “Sistem Informasi
adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yangmempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukungoperasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasidan menyediakan pihak luar tertentu dan laporan-
laporan yangdiperlukan.
Sistem informasi berdasarkan komponen masih merupakan kotak ajaib,
karena secara fisik komponen hanyalah seperangkat alat. Pemakai atau retailer,
serta perusahaan –perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.
Pada supply chian biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola.
Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir
(downstream). Contoh adalah bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik.
Setelah produk selesai diproduksi, mereka dikirim ke distributor, lalu ke retailer,
kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua adalah aliran uang dan sejenisnya dari
hilir ke hulu. Yang ketiga aliran informasi yang bisa terjadi dari dari hulu ke hilir
dan sebaliknya. Informasi tentang ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki
4
oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh pabrik. Informasi tentang status
pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh perusahaan yang akan
mengirimkan ataupun yang akan menerima.
5
Latar Belakang Munculnya Konsep Supply Chain Management(SCM).
Munculnya Supply Chain Management dilatar belakangi oleh praktek tradisional
dalam bisnis serta perubahan lingkungan bisnis.
1. Praktek Tradisional
Produk atau jasa yang kita gunakan adalah hasil dari serangkaian proses
panjang yang melewati beberapa tahap fisik maupun non fisik. Sebuah
produk akan sampai ke tangan pemakai akhir setelah setidaknya melalui
beberapa proses pencarian bahan baku, proses produksi, dan proses distribusi,
atau transportasi. Proses-proses ini melibatkan berbagai pihak yang
berhubungan antara satu dan lainnya.
2. Perubahan Lingkungan Bisnis
Lingkungan bisnis senantiasa berubah dan perubahan tersebut semakin
lama semakin cepat. Akselerasi perubahan ini disebabkan berkembangnya
secara faktor –faktor lainnya :
1) Konsumen yang semakin kritis, membutuhkan produk atau jasa yang
semakin berkualitas dengan harga murah dan bisa diperoleh dengan
mudah dan cepat.
2) Infrastruktur telekomunikasi , informasi, transportasi dan perbankan
yang semakin canggih sehingga memungkinkan berkembangnya
model-model baru dalam manajemen aliran material/produk. Muncul
internet misalnya memungkinkan terjadi transaksi-transaksi yang
dikenal dengan Elektronik Commerce (E-Commerce).
3) Kesadaran akan pentingnya aspek sosial dan lingkungan.
Ketiga faktor diatas, ditambah dengan adanya globalisasi dan perubahan
peta ekonomi dunia ke arah meningkatnya kemampuan ekonomi negara-negara
dunia ketiga.
6
2.6 Fungsi Rantai Pasok
Ada dua fungsi rantai pasok, yaitu :
1. Supply chain management (SCM) secara fisik mengkonversi bahan baku
menjadi produk jadi dan menghantarnya ke pemakai akhir. Fungsi pertama
ini berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, yaitu ongkos material, ongkos
penyimpanan, ongkos produksi, ongkos transportasi dan sebagainya.
2. Supply Chain Management (SCM), sebagai mediasi pasar, yakni
memastikan bahwa apa yang disuplai oleh Supply Chain mencerminkan
aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua berkaitan
dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan produk, serta biaya- biaya
akibat tidak terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan
oleh rantai Supply Chain.
7
e. Prinsip komunikasi. Artinya keakuratan data menjadi darah dalam jaringan
untuk menjadi ketepatan informasi dan material.
8
1. Mengurangi inventory barang dengan berbagai cara :
Inventory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang
berkisar antara 30-40 %, sedangkan biaya penyimpan barang berkisar
antara 20-30 % dari nilai barang yang disimpan.
2. Menjamin kelancaran penyediaan barang Rangkaian perjalanan dari bahan
baku sampai menjadi barang jadi dan diterima oleh pemakai/pelanggan
merupakan suatu mata rantai yang panjang(chain) yang perlu dikelola
dengan baik.
3. Menjamin mutu.
Jaminan mutu ini juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang
harus dikelola dengan baik karena barang jadi ditentukan tidak hanya oleh
proses produksi barang tersebut, tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya
dan mutu keamanan dalam pengiriman.
9
BAB III
STUDI KASUS
10
Tabel 3. 2 Rendemen dan FFA hasil ekstraksi sampel buah
Kondisi Buah Rendemen FFA
Mentah 14 – 17 1.90%
Mengkal 17 – 22 2.50%
Masak 22 – 30 3.30%
Lewat Masak 22 – 30 4.00%
Restan/Inap 19 – 22 >8.00%
Busuk 17 – 20 >12.0%
11
h. Tandan buah segar dibrondolan disusun rapi di TPH (tempat pemungutan
hasil) untuk pengangkutan kepabrik.
i. Kecepatan angkut kepabrik harus kurang dari 24 jam sejak panen.
j. Pelepah yang ditunas dipotong dan disusun rapi pada gawang.
Tabel 3. 3 Kategori Tandan Buah Segar Direktur Jenderal Perkebunan
Dan direvisi untuk internal PT. Cahaya Cemerlang Lestari
Kategori Deskripsi
Tandan hitam dan atau tidak
Fraksi (00) mentah
memberondol
Buah yang memberondol dari tandan <5 berondol
Fraksi (0) mengkal
saat diinspeksi dipiringan
Buah yang memberondol dari tandan >5 berondol
Fraksi 1 masak
saat diinspeksi dipiringan
Panjang tangkai tandan tidak lebih dari 2.5 cm
Fraksi gagang panjang
diukur dari sisi tertinggi tandan
Tandan kosong lebih dari 95% memberondol dari
Kategori 6
buah terluar.
Sumber: PT. Cahaya Cemerlang Lestari
Aturan pada Tabel 3.3 diperuntukkan aturan panen diareal, karena jumlah
berondolan lepas yang dimaksud adalah jumlah berondolan yang lepas dipohon,
berbeda dengan perlakuan penerimaan tandan buah segar di pabrik.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana menggunakan data
yang telah terlebih dahulu dikuantifikasikan atau diangkakan melalui analisa
statistik. Data kuantitatif yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari
arsip perusahaan yang dihitung per tahun. Data tersebut diantaranya sebagai
berikut ini.
1. Data ongkos dan biaya pengangkutan tandan buah segar, pengolahan CPO
dan transportasi
2. Data waktu yang diperlukan untuk pengangkutan pasokan bahan baku
tandan buah segar dan pengangkutan CPO ke pelabuhan
3. Data kapasitas pasokan penerimaan tandan buah segar dan produksi CPO
4. Data produktivitas produksi tandan buah segar dan CPO per tahunnya
12
5. Data utilisasi (masa pakai) mesin produksi, kendaraan angkut, dan sarana
prasarana lainnya.
13
Beberapa penyebab terjadinya penumpukkan/penimbunan buah di
loading ramp antara lain :
1. Panen puncak, sehingga volume buah melebihi dari biasanya
menyebabkan tidak terolah.
2. Kondisi ramp/hopper telah penuh terisi buah, lorry penuh.
3. Pabrik mengalami kerusakan (emergency down time)
4. Faktor manusia (operator), Humam Error, malas dalam melaksanakan
tugas yang diberikan.
Tandan buah segar yang di terima PT. CCL didapatkan dari dua saluran
pasokan, yaitu kebun sendiri dan supplier diluar kebun, biasanya hasil panen
kebun warga disekitar pabrik. Jumlah pasokan buah segar kelapa sawit
sebagian besar merupakan hasil panen petani di sekitar wilayah Sungai Lilin
yang menyumbang lebih dari 90% pasokan tandan buah segar di PT. CCL.
Berikut ini jumlah pasokan tandan buah segar berdasarkan kondisi aktual dan
perencanaan budget.
Kinerja rantai pasok penerimaan Tandan Buah Segar ditunjukkan dalam
grafik pada gambar 3.4.
Gambar 3. 1 Kinerja Rantai Pasokan Penerimaan TBS PT. CCL Tahun 2019
14
3.2.3 Proses Sortasi dan Perebusan Buah
Sistem perebusan di PT. Cahaya Cemerlang Lestari dibagi menjadi tiga
sistem perebusan, yaitu :
a. Sistem perebusan satu puncak (single peak), digunakan untuk merebus
buah dengan kualitas buah yang busuk. Dengan sistem ini diharapkan
losses minyak di condensate tidak tinggi dan hasil perebusan tidak terlalu
masak.
b. Sistem perebusan dua puncak (double peak), digunakan untuk merebus
buah dengan kualitas buah yang terlalu masak (over ripe).
c. Sisten perebusan tiga puncak (triple peak), digunakan untuk merebu buah
dengan kualitas buah normal. Penggunaan sistem peak/perebusan yang
salah atau waktu perebusan
Fungsi utama rebusan yaitu melepaskan brondolan dari janjangnya
(bunchstalk) dengan manfaat yaitu :
a. Me-non-aktifkan enzim-enzim lifase yang dapat menyebabkan kenaikan
FFA.
b. Melunakkan brondolan untuk memudahkan pelepasan/pemisahan daging
buah dari Nut di digester.
c. Memudahkan proses pemisahan molekul-molekul minyak dari daging
buah dan mempercepat proses pemurnian minyak.
d. Mengurangi kadar air biji sawit (Nut) sampai <20% sehingga
meningkatkan efisiensi pemecahan biji sawit (Nut).
Kinerja proses sortasi dan perebusan secara jelas dapat digambarkan
sebagai berikut :
15
3.2.4 Proses Produksi CPO
Setelah proses sortasi dan perebusan dilakukan selanjutnya buah yang
ada akan dimasukkan ke tahapan selanjutnya yaitu milling processing
atau pengolahan buah menjadi minyak sawit kasar atau yang lebih dikenal
dengan sebutan CPO (Crude Palm Oil). Hasil pengamatan terhadap produksi
CPO yang dihasilkan dapat ditampilkan seperti pada grafik berikut ini
Secara jelas kinerja produksi CPO akan ditunjukan melalui gambar berikut
ini
16
yang diolah. Dalam hal ini PT. CCL menetapkan target total Losses/FFB sebesar
1,35%. Hasil pengamatan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
17
produksi merupakan suatu pabrik dalam memproduksi barang yang mampu
memiliki daya saing kompetitif.
Nilai FFA dalam CPO tidak lebih dari 5%. Faktor-faktor
yang mempengaruhi FFA adalah
1. Tingkat kemata gan buah sawit
2. Memperpanjang penanganan buah dari waktu panen hingga waktu proses
3. Keterlambatan tau penundaan antara panen dan proses
Berikut hasil pengamatan persentase FFA di PT. CCL
18
Gambar 3. 8 OngkosProduksi CPO Tahun 2019
kinerja ongkos produksi CPO dapat dilihat pada Grafik berikut ini
19
BAB IV
ANALISIS
20
Proses pengolahan buah menjadi minyak sawit kasar atau CPO tentunya
meneybabkan tejadinya penurunan bobot hasil produksi, hal ini dikenal
dengan istilah extraction rates. PT. Cahaya Cemerlang Lestari
mentargetkan jumlah extraction rates hanya boleh mencapai 21%, atau
tidak boleh melebihi angka tersebut.
Hasil pengamatan pada grafik diatas menunjukkan bahwa kinerja total
losses/FFB produksi CPO di PT. CCL dapat disimpulkan cukup baik,
tercatat nilai ambang kehilangan bobot minyak sawit kasar per Kg buah
sawit selalu dibawah ambang batas yang ditetapkan perusahaan, yaitu
1,35. Namun, pada bulan Oktober sampai Desember 2013 terjadi
kenaikan nilai ambang diatas nilai yang ditetapkan oleh perusahaan, yaitu
mencapai 1,45-1,54.
Kinerja utilitas mesin produksi menunjukkan adanya peningkatan kinerja,
dimana pada awal tahun 2019 yaitu pada bulan Januari- Mei nilai utilitas
mesin berkisar antara 76,03-79,76%. Selanjutnya terjadi peningkatan
utilitas mesin produksi memasuki bulan Agustus sampai Desember dengan
nilai utilitas mesin sebesar 86-90%. Namun terjadi penurunan cukup
signifikan pada bulan Mei ke Juni antara 76,03% turun menjadi 60,85%.
Kualitas CPO dapat dilihat berdasarkan persentase kandungan FFA (Free
Fatty Acid). FFA atau Free Fatty Acid adalah group dari asam organik
yang terdapat dalam min dalam minyak sawit, sebagian besar palmitat,
stearat dan ak sawit. FFA di liat.Kandungan palmitat lebih banyak didalam
minyak sawit sehingga berat molekulnya digunakan dalam perhitungan.
FFA terbentuk akibat adanya melalui reaksi hidrolisa.
Ada 2 dasar (Trigliserida) + Air ——> FFA + Gloserol hidrolisis katalis
didalam minyak sawit. Pertama hidrolisis enzimatik.Lemak aktif
memecahkan enzim, sebagian besar lipoid yang ada didalam buah
sawit.Aktifitasnya menghasilkan formasi FFA mesocarp buah sawit pecah
atau memar.Kedua hidrolisis dipercepat bila katalis secara spontan.Reaksi
ini dipengaruhi oleh kandungan FFA yang ada didalam buah sawit dan
telah berkembang yang berhubungan dengan suhu dan waktu. Free fatty
scid (asam lemak bebas) dalam minyak produksi adalah untuk menilai
21
kadar asam lemak bebas dalam minyak dengan melarutkan lemak tersebut
dalam pelarut organik yang sesuai dan menetralisasi larutan tersebut
dengan alkali dengan menggunakan n indikator phenolpthalein.
Kinerja persentase FFA CPO hasil produksi PT. Cahaya Cemerlang
Lestari sangatlah baik.Nilai %FFA tercatat selalu dibawah ambang
batas yang ditentukan oleh perusahaan yaitu dibawah 5%. Namun pada
bulan Februari nilai % FFA mengalami peningkatan melebihi ambang
batas yaitu mencapai 5,02%.
Ongkos produksi CPO dari TBS di PT. CCL masih banyak yang melebihi
target yang ditetapkan perusahaan. Tercatat pada bulan Februari, Juni,
Juli, Agustus, September, Oktober, Nopember dan Desember nilai
ongkos produksi per Kg buat lebih besar dari target yang ditetapkan
perusahaan pada setiap bulannya. Namun pada bulan Januari, Maret, April
dan Mei perusahaan mampu memproduksi CPO dengan biaya dibawah
biaya produksi yang ditetapkan.
Nilai kinerja dibawah 100% menunjukkan bahwa ongkos produksi yang
dikeluarkan pada bulan tersebut dibawah ambang batas yang ditetapkan
perusahaan, sedangkan nilai diatas 100% menunjukkan kinerja yang
kurang baik dimana ongkos produksi lebih mahal dibandingkan ambang
batas yang ditetapkan perusahaan. Dilihat dari grafik dapat disimpulkan
bahwa kinerja ongkos produksi CPO di PT CCL sangat buruk karena
hampir disetiap bulan melewati target budget yang ditetapkan, dimana
pada bulan Februari dan Juli sampai Desember ongkos produksi lebih
besar dari 100% budget.
22
BAB V
KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
24
Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta :
Raja Grafindo Persada
Yuwono, dkk. 2005. Psikologi Industri dan Organisasi. Surabaya: Universitas
Erlangga
25