Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS SCM DAN PENGARUH

KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA


ORGANISASI PADA INDUSTRI TEKSTIL DI
YOGYAKARTA
Dosen : Yuli Liestyana, SE, MSi;
Dr.Sabihaini,Msi

Disusun Oleh:

Ricky Wahyu Triabudi 141160271

Gahan Resa Perwira 141160289

Endras Zelvia Zella 141160308

Awanda Nurwati 141160310

Manajemen Operasi Kelas EM-D


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
ANALISIS SCM DAN PENGARUH
KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
ORGANISASI PADA INDUSTRI TEKSTIL DI
YOGYAKARTA
A. Latar Belakang Masalah
Diera globalisasi yang diikuti dengan pesatnya perkembangan
teknologi berdampak semakin ketatnya persaingan dan semakin cepatnya
terjadinya perubahan pada lingkungan usaha. Keadaan ini mendorong
semakin meningkatnya jumlah dan jenis perusahaan, dari berbagai jenis
usaha yang sama. Banyak perusahaan sekarang ini terus bersaing untuk
menciptakan berbagai kebutuhan konsumen yang semakin tinggi, dan
semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya. Setiap perusahaan akan
berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi, pelayanan yang cepat, mudah, dan terus menciptakan berbagai
inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan bertahan di pasar. Oleh
karena itu, diperlukan sebuah sistem yang dapat memudahkan operasional
perusahaan dalam rangka efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan.

SCM adalah strategi yang bertujuan untuk mengurangi biaya dan


menyediakan integrasi sistem produksi dan distribusi yang lebih baik dan
untukmeningkatkan kepuasan pelanggan. SCM adalah proses untuk
mengontrol arus informasi, barang (property) dan layanan di antara dan di
dalam perusahaan dan juga mengembangkan hubungan yang kuat antara
pemasok dan pelanggan. Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2005) istilah
supply chain pertama kali digunakan oleh beberapa konsultan logistik
sekitar tahun 1980-an, kemudian oleh para akademisi dianalisis lebih
lanjut pada tahun 1990-an, maka lahirlah konsep Supply Chain
Management. Supply Chain Management (manajemen rantai
pasokan).Untuk meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi perusahaan, perlu
menerapkan strategi SCM. Praktik SCM memiliki dampak positif pada
kinerja organisasi dan keunggulan kompetitif.
Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dengan
mengembangkan orientasi hubungan strategis yang saling
menguntungkan, mempertahankan hubungan dengan sejumlah pemasok
terbatas (Chen dan Paulraj, 2004).

Dalam berbagai kegiatan penelitian, implementasi SCM


digambarkan sebagai; kemitraan pemasok, hubungan pelanggan,
manajemen layanan pelanggan, pengadaan luar negeri, pembelian,
pembagian informasi, berbagi teknologi informasi, dll. (Li et al. 2006)
telah mengatur pekerjaan mereka pada lima kegiatan; kemitraan pemasok
strategis, hubungan pelanggan, tingkat pembagian informasi, kualitas
berbagi informasi dan penundaan (penundaan). Kinerja Pemasok memiliki
dampak signifikan pada kualitas produk, biaya produksi, waktu
pengiriman, teknologi, inovasi dan pengembangan perusahaan dan juga
sangat mempengaruhi daya saing dan profitabilitas organisasi. Studi ini
meneliti dimensi praktek SCM dan pengaruh kepemimpinan terhadap
kinerja organisasi pada industri tekstil di yogyakarta.Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara praktik SCM,
kepemimpinan dan kinerja organisasi.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka selanjutnya dapat dirumuskan
permasalahan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Apakah praktik manajemen rantai pasokan yang berkelanjutan
mempengaruhi kinerja organisasi pada industri tekstil di Yogyakarta?
2. Apakah praktik manajemen rantai pasokan yang berkelanjutan dan
kepemimpinan mempengaruhi kinerja organisasi pada industri tekstil
di Yogyakarta?
3. Apakah pengaruh kepemimpinan sepenuhnya memediasi pengaruh
praktik manajemen rantai pasokan terhadap kinerja organisasi pada
industri tekstil di Yogyakarta?
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis apakah praktik manajemen rantai pasokan yang


berkelanjutan mempengaruhi kinerja organisasi pada industri tekstil di
Yogyakarta.
2. Untuk menganalisis apakah praktik manajemen rantai pasokan yang
berkelanjutan dan kepemimpinan mempengaruhi kinerja organisasi
pada industri tekstil di Yogyakarta.
3. Untuk menganalisis apakah pengaruh kepemimpinan sepenuhnya
memediasi pengaruh praktik manajemen rantai pasokan terhadap
kinerja organisasi pada industri tekstil di Yogyakarta.

C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan teori dan ilmu
mata kuliah manajemen operasi tentang Supply Chain Management
(SCM) sehingga nanti dapat mengimplementasikannya.
2. Bagi Praktisi UMKM
Penelitian ini bermanfaat untuk menjadi bahan pertimbangan bisnis
dalam melakukan keputusan yang berhubungan dengan Supply Chain
Management (SCM) untuk bersaing disektor industri tekstil.
3. Bagi Akademik
Penelitian ini bermanfaat untuk menjadi bahan referensi mata kuliah
manajemen operasi mengenai Supply Chain Management (SCM).

D. Landasan Teori
1. Teori-teori
a. Supply Chain Management (SCM)
Pengertian SCM
Supply Chain Management (SCM) adalah konsep atau
mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan
dalam rantai suplai melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran
kuantitas bahan.
Supply chain Management (SCM) dapat didefinisikan
sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang
terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari
bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada
konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu Supply
Chain Management terdiri dari perusahaan yang mengangkat
bahan baku dari bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan
bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau komponen, supplier
bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan, distributor,
dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir.
Dengan definisi ini tidak jarang supply chain juga banyak
diasosiasikan dengan suatu jaringan value adding activities.
Keunggulan kompetitif dari SCM adalah bagaimana ia
mampu memanage aliran barang atau produk dalam suatu rantai
supply. Dengan kata lain, model SCM mengaplikasikan bagaimana
suatu jaringan kegiatan produksi dan distribusi dari suatu
perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk memenuhi tuntutan
konsumen.
Supply Chain Management (SCM) adalah serangkaian
kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan, dan pengendalian
terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk
ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup
administrasi harian, operasi , logistik dan pengolahan informasi
mulai dari customer hingga supplier. Untuk penjelasan singkatnya
Supply Chain Management (SCM) adalah mekanisme yang
menghubungkan semua pihak yang bersangkutan dan proses
berubahnya bahan baku menjadi sebuah produk. Pihak yang ikut
serta adalah yang bertanggung jawab untuk memberikan barang –
barang jadi hasil produksi ke customer pada waktu dan tempat
yang tepat dengan cara yang paling efisien.
Komponen SCM
Supply Chain Management memiliki 3 Komponen, yang di
antaranya adalah Upstream Supply Chain Management yaitu
sebuah proses dimana perusahaan mendapatkan supplier dari pihak
luar untuk mendapatkan bahan baku. Kemudian komponen yang
kedua adalah Internal Supply Chain Management yaitu sebuah
proses dimana terjadinya perubahan dari bahan baku menjadi
sebuah produk jadi. Komponen terakhir SCM adalah Downstream
Supply Chain Managament yaitu sebuah proses dimana
pendistribusian barang oleh perusahaan ke customer yang dimana
biasanya dilakukan oleh eksternal distributor.
Proses SCM
Berikut ini adalah proses pada Supply Chain Management
(SCM) yang dilibatkan dalam SCM.
Customer
Pada sebagian perusahaan,customer merupakan mata rantai
pertama yang memberi order. Customer memutuskan untuk
membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang
bersangkutan dengan menghubungi departemen sales perusahaan
tersebut. Informasi penting yang terdapat dalam pesanan tersebut
diantaranya seperti tanggal pengiriman produk dan jumlah yang
diinginkan untuk produk yang dipesan.
Planning
Setelah customer membuat pesanan yang diinginkan,
Planning department akan mempersiapkan perencanaan produksi
untuk memproduksi produk yang dibutuhkan oleh customer. Pada
tahap ini, departemen planning juga menyadari akan adanya
kebutuhan terhadap bahan baku dan bahan – bahan pendukungnya.
Purchasing
Setelah menerima perencanaan produksi, dalam hal ini
adalah kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan
pendukungnya, Departemen pembelian atau Purchasing
Departement Akan melakukan pemasukan bahan mentah dan
bahan pendukungnya serta menetapkan tanggal penerimaan dan
jumlah yang dibutuhkan.
Inventory
Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah diterima
oleh pabrik akan diperiksa kualitas dan ketepatan jumlahnya
kemudian disimpan didalam Gudang untuk kebutuhan produksi.
Production
Bagian produksi akan menggunakan bahan mentah dan
bahan pendukung yang dipasok oleh supplier tersebut untuk
melakukan proses produksi hingga menghasilkan barang jadi yang
dibutuhkan oleh customer. Barang jadi yang telah diproduksi ini
kemudian dimasukan ke gudang dan siap untuk dikirim ke
customer sesuai dengan jadwal yang di tentukan.
Transportation
Departemen pengiriman atau Shipping akan mengatur
waktu keberangkatan barang jadi (Finished Products) yang di
Gudang tersebut dengan jadwal yang diinginkan oleh customer.

b. Kepemimpinan
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan
dalam diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal
bekerja, dimana tujuannya adalah untuk mencapai target (goal)
organisasi yang telah ditentukan.
Sedangkan pengertian pemimpin adalah seseorang yang
diberi kepercayaan sebagai ketua (kepala) dalam sistem di sebuah
organisasi/ perusahaan.
Dalam berbagai aspek, pengertian kepemimpinan dalam
organisasi (baca: Pengertian Organisasi) menjadi hal yang krusial.
Dua orang konsultan pengembangan diri, Jack Zenger dan Joseph
Folkman menerbitkan hasil sebuah penelitian yang mereka
hubungkan dengan skill yang wajib dimiliki oleh pemimpin. Skill
ini nantinya yang akan membuat para leader sukses dalam semua
bidang organisasi, termasuk bisnis.
Tujuan Kepemimpinan Dalam Organisasi
Setelah memahami pengertian kepemimpinan, tentunya kita
juga perlu mengetahui apa tujuan kepemimpinan tersebut. Berikut
penjelasannya:
1. Sarana untuk Mencapai Tujuan
Kepemimpinan adalah sarana penting untuk mencapai
tujuan. Dengan memperhatikan apakah tujuan tercapai atau tidak
dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut, maka kita bisa
mengetahui jiwa kepemimpinan dari seseorang.
2. Memotivasi Orang Lain
Tujuan kepemimpinan yang lain adalah untuk membantu
orang lain menjadi termotivasi, mempertahankan serta
meningkatkan motivasi di dalam diri mereka. Dengan kata lain,
pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memotivasi
pengikut/ bawahan untuk mencapai tujuang yang diinginkan.
Fungsi Kepemimpinan
Setelah memahami tujuan kepemimpinan, kita juga harus
mengerti apa fungsi kepemimpinan di dalam sebuah organisasi.
Pemimpin memiliki fungsi yang sangat penting dalam sebuah
organisasi, baik untuk keberadaan dan juga kemajuan organisasi
tersebut.
Pada dasarnya, fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu:
1. Fungsi Administratif
Yang dimaksud dengan fungsi Administratif adalah
pengadaan formula kebijakan administrasi di dalam suatu
organisasi dan menyediakan segala fasilitasnya.
2. Fungsi sebagai Top Manajemen
Fungsi sebagai Top Manajemen adalah fungsi pemimpin
dalam proses aktivitas pembuatan Planning, Organizing, Staffing,
Directing, Commanding, dan Controlling.
3. Fungsi Kepemimpinan Menurut Hadari Nawawi
Beberapa fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi adalah:
1. Fungsi Instruktif
Pemimpin berperan sebagai komunikator yang menentukan
apa (isi perintah), bagaimana (cara melakukan), bilamana (waktu
pelaksanaan), dan di mana (tempat mengerjakan) agar keputusan
dapat diwujudkan secara efektif. Dengan kata lain, fungsi orang
yang dipimpin hanyalah untuk melaksanakan perintah pemimpin.
2. Fungsi Konsultatif
Pemimpin menggunakan fungsi konsultatif sebagai cara
berkomunikasi dua arah dalam upaya menetapkan sebuah
keputusan yang membutuhkan pertimbangan dan konsultasi dari
orang yang dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi
Pemimpin bisa melibatkan anggotanya dalam proses
pengambilan keptusan maupun dalam melaksanakannya.
4. Fungsi Delegasi
Pemimpin dapat melimpahkan wewenangnya kepada orang
lain, misalnya membuat dan menetapkan keputusan. Fungsi
delegasi adalah bentuk kepercayaan seorang pemimpin kepada
seseorang yang diberikan pelimpahan wewenang untuk
bertanggung jawab.
5. Fungsi Pengendalian
Pemimpin bisa melakukan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan, terhadapa kegiatan para anggotanya.

c. Kinerja Organisasi
Konsep kinerja dan organisasi membentuk satu variabel
baru yaitu kinerja organisasi adalah kemampuan melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepada organisasi dengan sebaik-
baiknya guna mencapai sasaran yang telah disepakati. Jadi disini
bukan hanya menitikberatkan pada pencapaian tujuan belaka
melainkan juga pada proses mengelola sub-sub tujuan dan hasil
evaluasinya, kondisi intern organisasi pengaruh lingkungan luar
dan tenaga kerja atau pihak-pihak yang terlibat.
Menurut Swanson (dalam Keban, 2004 : 193) Kinerja
organisasi adalah mempertanyakan apakah tujuan atau misi suatu
organisasi telah sesuai dengan kenyataan kondisi atau faktor
ekonomi, politik, dan budaya yang ada; apakah struktur dan
kebijakannya mendukung kinerja yang diinginkan; apakah
memiliki kepemimpinan, modal dan infrastuktur dalam mencapai
misinya; apakah kebijakan, budaya dan sistem insentifnya
mendukung pencapaian kinerja yang diinginkan; dan apakah
organisasi tersebut menciptakan dan memelihara kebijakan-
kebijakan seleksi dan pelatihan, dan sumber dayanya.
Kinerja organisasi oleh Bastian (2001:329) sebagai
gambaran mengenai tingkaat pencapaian pelaksanaan tugas dalam
suatu organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi
dan visi organisasi tersebut.
Kinerja organisasi merupakan gambaran mengenai hasil
kerja organisasi dalam mencapai tujuannya yang tentu saja akan
dipengeruhi oleh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
tersebut. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa fisik seperti
sumber daya manusia maupun nonfisik seperti peraturan,
informasi, dan kebijakan, maka untuk lebih memahami mengenai
faktor-faktor yang mampu mempengaruhi sebuah kinerja
organisasi. Konsep kinerja organisasi juga menggambarkan bahwa
setiap organisasi publik memberikan pelayanan kepada masyarakat
dan dapat dilakukan pengukuran kinerjanya dengan menggunakan
indikator-indikator kinerja yang ada untuk melihat apakah
organisasi tersebut sudah melaksanakan tugasnya dengan baik dan
untuk mengetahui tujuannya sudah tercapai atau belum.
Indikator Kinerja Organisasi
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif
yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran/tujuan (Bastian
2001 : 33 dalam buku manajemen publik ) yang telah ditetapkan
dengan memperhitungkan elemen – elemen indikator berikut ini :
1. Indikator masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang
dibutuhkan agar organisasi mampu menghasilkan produknya, baik
barang atau jasa yang meliputi sumber daya manusia, informasi,
kebijakan dan sebagainya.
2. Indikator keluaran (outputs) adalah sesuatu yang diharapkan
langsung dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik ataupun
nonfisik.
3. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang terkait
dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.
4. Indikator dampak (impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan
baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator
berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.
Dalam pembahasan kinerja organisasi selalu dibicarakan
dan dibedakan mengenai organisasi privat dan organisasi publik.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja organisasi
antara privat dan publik pun secara khusus juga dapat dikatakan
berbeda. Untuk membedakan suatu organisasi tertentu adalah
organisasi privat atau organisasi publik juga ada indikatornya.
Ada 3 indikator yang umumnya digunakan sebagai ukuran
sejauh mana kinerja organisasi berorientasi keuntungan (profit
oriented), (Bastian, 2001 : 335 – 336 dalam buku manajemen
publik ) adalah sebagai berikut :
1. Efektifitas adalah hubungan antara input dan output dimana
penggunaan barang dan jasa dibeli oleh organisasi untuk mencapai
output tertentu.
2. Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan, dimana
efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output,
kebijakan dan prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Ekonomis adalah hubungan antara pasar dan input, dimana
pembelian barang dan jasa dilakukan pada kualitas yang diinginkan
dan harga terbaik yang dimungkinkan.
Berkaitan dengan ukuran kinerja organisasi, Ruky ( 2001 :
158 – 159 ) mengemukakan bahwa penilaian terhadap kinerja
organisasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil yang
sebenarnya diperoleh dengan yang direncanakan. Sasaran yang
ingin dicapai organisasi diteliti, mana yang yang telah dicapai
sepenuhnya ( 100% ), mana yang di atas standart (target) dan mana
yang dibawah target atau tidak tercapai sepenuhnya.

d. Industri Tekstil
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi
yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.
Sedangkan tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah
menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana
dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dari pengertian tekstil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil
meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis
benda yang terbuat dari serat. Jadi industri tekstil adalah industri
yang mengolah serat menjadi benang kemudian menjadi pakaian,
atau benda-benda lainya. Kapas merupakan kain alami yang paling
penting. Prosesnya adalah dengan cara menenun, pembentukan
kain, penyelesaian dan pewarnaan. Kerumitan proses-proses
tersebu mampu menghasilkan berbagai macam produk

2. Penelitian-penelitianTerdahulu.
Penelitian Penelitian Sekarang
Terdahulu
Judul Impact of Sustainable Analisis SCM dan
Supply Chain Pengaruh
Management on Kepemimpinan
Organization terhadap Kinerja
Performance: Organisasi pada
Mediating Effect of Industri Tekstil di
Leadership. Yogyakarta.
Penulis Surajit Bag Ricky Wahyu
Triabudi, Gahan Resa
Perwira, Endras
Zelvia Zella, Awanda
Nurwati
Tahun 2014 2018
Objek Penelitian Perusahaan atau UKM yang
Organisasi Tergabung dalam
Sentra Industri
Tekstil di Yogyakarta
Variabel yang Sustainable Supply SCM, Kepemimpinan
Diteliti Chain Management, dan Kinerja
Kepemimpinan dan Organisasi
Kinerja Organisasi
Teknik Analisis Analisis Regresi Analisis Path
Hasil Praktek Sustainable Praktek SCM
SCM berpengaruh berpengaruh positif
positif terhadap terhadap kinerja
kinerja organisasi, organisasi, Praktik
Praktik Sustainable SCM &
SCM & Kepemimpinan
Kepemimpinan berpengaruh positif
berpengaruh positif terhadap kinerja
terhadap kinerja organisasi,
organisasi, kepemimpinan
kepemimpinan sepenuhnya
sepenuhnya memediasi pengaruh
memediasi pengaruh praktik manajemen
praktik manajemen rantai pasokan
rantai pasokan terhadap kinerja
terhadap kinerja organisasi.
organisasi.

E. Kerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis

Praktek SCM Kepemimpinan Kinerja


Organisasi

Gambar 1: Kerangka SCM-K-KO


Dari uraian dan kerangka konseptual diatas dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
1. Praktik manajemen rantai pasokan berpengaruh positif terhadap
kinerja organisasi pada industri tekstil di Yogyakarta.
2. Praktik manajemen rantai pasokan dan kepemimpinan berpengaruh
positif terhadap kinerja organisasi pada industri tekstil di Yogyakarta.
3. Kepemimpinan sepenuhnya memediasi pengaruh praktik manajemen
rantai pasokan terhadap kinerja organisasi pada industri tekstil di
Yogykarta.
F. Metoda Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian survei.
Penelitian survei merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang
dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan
pada responden dalam berbentuk sampel dari sebuah
populasi. Dalam penelitian survei, peneliti
meneliti karakteristik atau hubungan sebab akibat antar variabel tanpa
adanya intervensi peneliti. (Wikipedia: 2016). Penelitian ini termasuk
ke dalam jenis penelitian survei karena peneliti ingin mengetahui
pengaruh pengaruh Supply Chain Management terhadap kinerja industri
tekstil (UMKM), di kota Gede Yogyakarta dengan menyebarkan
quisioner kepada owner dan para pekerja.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah orang yang diminta untuk
memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat.
Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2006: 145) subjek penelitian
adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jadi, subjek
penelitian ini merupakan sumber informasi yang digali untuk
mengungkap fakta-fakta di lapangan. Subjek penelitian pada penelitian
kami adalah UKM yang bergerak di bidang industri tekstil di daerah
Kota Gede Yogyakarta.

3. Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau
study sensus (Sabar, 2007). Populasi bukan hanya orang tapi juga
obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh UKM yang tergabung dalam sentra
industri kecil tekstil di Kota Gede Yogyakarta, yang telah menerapkan
Supplay Chain Management. Menurut Sugiyono (2010), sampel adalah
bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat mengambil sampel dari populasi
itu.

Teknik Pengambilan Sampel


Teknik Pengambilan Sampel terbagi menjadi 2 yaitu probability
sampling dan non probability sampling. Dalam non probability
sampling terdapat salah satu teknik yang sesuai dengan penelitian ini
sehingga teknik pangambilan sampel yang akan digunakan adalah
purposive sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel yang
mempunyai tujuan secara subyektif (Ferdinand,2006:231). Alasan
pengambilan sampel dengan metode purposive sampling (judgment
sampling) karena hanya mengambil objek sampel tersebut adalah
industry tekstil Dash di Kota Gede Yogyakarta.
Setelah questioner dibuat sesuai indikator tiap variabel, sampel
disebarkan ke responden untuk mengetahui valid dan reliabelnya
questioner yang dibuat.

Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki


sifat yang sama dengan populasi (Nana Sudjana dan Ibrahim (2004:
85)). Roscoe (1975) yang dikutip oleh Uma Sekaran (2006)
memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel yaitu
Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini ditentukan
jumlah sampel yang akan diambil adalah sebagian dari industri tekstil
di Kota Gede Yogyakarta yaitu Dash.

4. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data


Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut
Umar (2003 : 56), data primer merupakan data yang diperoleh langsung di
lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan. Studi pada penelitian ini
menggunakan data primer yang di peroleh melalui penyebaran
kuesioner yang didistribusikan secara langsung. Data primer dalam
penelitian ini tentang pengaruh praktik SCM dan Pengaruh
Kepemimpinan terhadap Kinerja Organisasi pada sentra industri kecil
tekstil yaitu Dash, Kota Gede, Yogyakarta.

5. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2008) kuesioner (angket)
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Pembagian kuesioner dilakukan pada Kuesioner yang
dibagikan diukur dengan skala likert. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel, kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2008).
Dari pernyataan yang diberikan, masing-masing mempunyai bobot nilai 1
sampai dengan 5, dengan penjabaran skala seperti berikut :
1) Sangat tidak setuju = diberi bobot 1
2) Tidak setuju = diberi bobot 2
3) Netral = diberi bobot 3
4) Setuju = diberi bobot 4
5) Sangat setuju = diberi bobot 5

6. Variabel-variabel Penelitian
Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat , karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2012). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
organisasi pada industri tekstil di Yogyakarta. Sedangkan Variabel
Independen (variabel bebas) dapat diartikan sebagai variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2012). SCM merupakan variabel
bebas dan Kepemimpinan merupakan variabel pemediasi dalam penelitian
ini.

7. Definisi Operasional
Kinerja Organisasi (Variabel Independen) Kinerja Organisasi
adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi (Mahsun, 2006 :25). Indikatornya adalah (1) Kinerja
lingkungan (2) Performa ekonomi, dan (3) Kinerja Sosial (Zhu&Sarkis ,
2004).
Supply Chain Management (Variabel dependen) adalah suatu
pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang efisien
dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer. Artinya
barang diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat, dan pada
tempat yang tepat dengan tujuan mencapai suatu biaya dari sistem secara
keseluruhan yang minimum dan juga mencapai service level yang
diinginkan secara terus menerus (Levi et.al 2000). Indikatornya adalah (1)
Pengelolaan lingkungan internal (2) SSCM internal (3) Pemulihan
investasi, dan (4) Eco desain. (Zhu&Sarkis , 2006).
Kepemimpinan (Variabel Pemediasi) adalah suatu kemampuan dalam
menciptakan kegiatan kelompok dengan tujuan untuk mencapai visi
organisasi dengan efektifitas maksimal dan kerjasama dari masing -masing
individu.( G.L.Feman & E.K.aylor, 1950). Indikatornya adalah (1) Inovasi
dan pembelajaran, (2) Pemberdayaan, (3) Visi bersama. (Yuki, 2012).
8. Uji Instrumen
a.Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali, 2006).
Menurut Singgih Santoso (2000), ada dua syarat penting yang
berlaku pada sebuah angket, yaitu keharusan sebuah angket untuk
valid dan reliabel. Suatu angket dapat dikatakan valid jika pertanyaan
pada suatu angket mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh
angket tersebut. Dimana validitas data diukur dengan membandingkan
r hasil dengan r tabel (r product moment), jika :
- r hasil > r tabel, data valid
- r hasil < tabel, data tidak valid
Penelitian ini melakukan Pengujian menggunakan uji satu sisi
dengan taraf signifikansi 0,05.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Nunnaly dalam Ghozali (2006) reliabilitas adalah alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Uji reliabilitas pada penelitian ini di ukur
dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α)
>0,60.

9. Teknik Analisis Data


a. Analisis Regresi Berganda
Model regresi merupakan suatu model yang digunakan
untuk menganalisis terjadinya pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen (Ferdinand,2006).
Rumus dari regresi berganda yang digunakan dari penelitian ini
yaitu
sebagai berikut:
Y= α + bX + e
Keterangan :
Y = Kinerja Organisasi pada industri tekstil di Yogyakarta
α = Konstanta
bX = Sustainable supply chain dan leadership
e = Standard Error
b. Uji T
a). Uji Parsial (Uji t)
Uji t yaitu uji yang pada dasarnya menerangkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel dependen secara indvidual untuk
menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2006).
Langkah-langkah untuk uji hipotesis dalam koefisien regresi
yaitu sebagai:
1. Perumusan hipotesis nihil (Hо) dan hipotesis alternatif (Hı)
Hо : βı = 0
Tidak terdapat pengaruh dari masing-masing variabel bebas
(IS, LR, CO, PI) terhadap variabel terikat (Y).
Hо : βı > 0
Terdapat pengaruh masing-masing dari variabel bebas (IS, LR,
CO, PI) terhadap variabel terikat (Y).
2. Penentuan dalam harga t tabel berdasarkan pada taraf
signifikansi dan taraf derajat kebebasan
• Taraf signifikansi = 5% (0,05)
• Derajat kebebasan = (n-1-k)
c. Uji Kelayakan model (Uji F)
Uji F merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui
terjadinya seluruh variabel bebasnya secara bersam-sama dengan
mempunyai pengaruh yang memliki makna terhadap variabel
terikat (ghozali, 2009). Pengujian tersebut dilaksanakan dengan
cara membandingkan dari nilai Fhitung dengan Ftabel pada
derajat kesalahan 5% dalam arti (α = 0.05). Apabila nilai F hitung
≥ dari nilai Ftabel, maka variabel bebasnya secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat
sehingga bisa diterima.
d. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui
besarnya presentase variasi dalam variabel bebas terhadap model
dapat diterangkan oleh variabel terikat (Ghozali, 2009). Koefisien
determinasi (R²) dinyatakan dalam bentuk presentase.
DAFTAR PUSTAKA

Bag, Surajit. 2014. Impact and Sustainable Supply Chain Management on Organization
Performance: Mediating Effect of Leadership. South Africa: Tega Industries South Africa
Pty Ltd.

Pangestu, Harijanto. 2016. Pentingnya Supply Chain Management dalam Proses Bisnis.
Diambil dari:

https://sis.binus.ac.id/2016/12/15/pentingnya-supply-chain-management-dalam-
proses-bisnis. (15 Desember 2016)

Kho, Budi. 2017. Pengertian Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan).
Diambil dari:

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-supply-chain-management-
manajemen-rantai-pasokan/. (18 Juni 2017)

Jongrang, Rara. 2012. Kinerja Organisasi. Diambil dari:

http://raraajonggrang.blogspot.com/2012/10/kinerja-organisasi.html?m=1. (05
Oktober 2012)

Maxmanroe. 2018. Pengertian Kepemimpinan dalam Organisasi, Fungsi dan Sejarahnya.


Diambil dari:

https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-kepemimpinan.html

Syinen. 2014. Makalah Industri Tekstil di Indonesia. Diambil dari:

https://azharnasri.blogspot.com/2014/09/makalah-industri-tekstil-di-
indonesia.html?m=1. (27 September 2014)

Anda mungkin juga menyukai