Pendahulan
1
komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan
komunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada
pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur ) dan pihak-pihak dalam
(terutama manajemen ). Untuk tujuan eksternal biasanya didasarkan pada standar yang
ditetapkan oleh otoritas. Misal penyajian laporan keuangan untuk publik, sehingga
dibutuhkan sistem informasi akuntansi keuangan. Sebaliknya manajemen sering pula
membutuhkan informasi akuntansi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk
tujuan tertentu, sehingga dibutuhkan suatu sistem informasi akuntansi manajerial.Dalam
pembahasan ini akan di bahas tentang salah satu dari empat siklus transaksi dalam sistem
informasi akuntansi untuk mencatat kegiatan bisnis.
1.3. Tujuan
1. memahami berbgai elemen dan prosedur dasar yang melintas proses produksi
tradisional
2. memahami arus dat dan berbagai prosedur dalam issten akuntansi biaya tradisional
3. mengenali berbagai pengen dalian akuntansi yang terdapat dalam lingkungan
tradisional.
4. memahami berbagai fitur operasional filosi dan tekonologi yang merupakan ciri dari
perusahaan kelas dunia.
5. memahami berbagai tujuan dari sistem just-in-timr dan mengenali berbagai implikasi
mempertahankan persediaan yang berlebih di lingkungan global.
6. mengenali peran penting keualitas dalam metode akuntansi tradisional di lingkungan
global.
7. mengenal berbagai karakteristik sisten informasi kelas dunia.
2
Bab 2
Pembahasan
3
prosedurmanufaktunya. Kitaa akan mempelajari beberapa karakteristik yang
membedakan produsen kelas dunia dengan perusahaan tradisional.
Perusahaan kelas dunia dapat dengan menguntungkan memenuhi kebutuhan para
pelanggannya . Tujuannya tidak hanya untuk memuaskan para pelanggan tetapi untuk
secara positif menyenangkan mereka. Ini bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan sekali
saja dan kemudian di lupakan. Dengan berbagai pesaing secara agresif berbagai cara
baru untuk meningkatkan pangsa pasar , perusahaan kelas dunia terus menyenangkan
para pelanggannya.
Mencapai status kelas dunia membawa implikasi signifikan bagi akuntansi dan sistem
informasi akuntansi . Informasi tradisional yang di hasilkan di bawah tekhnik akuntansi
konfensional tidak cukup mendukung kebutuhan perusahaan kelas dunia.perusahaan
itu membutuhkan berbagai metode akuntansi baru dan sistem informasi baru yang
Menunjukan apa saja hal yangmenjadipehatian pelanggan (seperti kualitas dan
layanan)
Mengidentifikasi berbagai produk yang menguntungkan
Mengindentifikasi pelanggan yang menguntungkan
Mengidentifikasiberbagai peluang untuk perbaikan operasional dan produk .
4
Tergantung dari produk yang diproduktif, perusahaan akan menggunakan salah satu
dari berbagai metode produksi berikut ini :
Pemasaran berkelanjutan membuat produk yang sama melalui rangkaian
berkelanjutan berbagai prosedur standar semen dan minyak di produksi melalui
metode manufaktur inu .
Biasanya di bawah pendekatan ini perusahaan menyimpan persedjaan barang jadi
pada tingkat yang dibutuhkan untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan .
Perkiraan penjualan bersama dwngan informasi tingkat persediaan saat ini adalah
Pemicu proses ini.
Pemrosesan berdasarkan pesaanan melibatkan pembuatan berbagai produk yang
berbeda sesuai dengan spesifikasi pelanggan . Proses ini diawali oleh pesanan penjualan
bukan oleh tingkat persediaan yang menurun .
Dokumen dalam sistem Batch
1. Perkiraan penjualan(salesforecast) menunjukan perkiraan permintaan barang jadi
perusahaan dalam suatu periode tertentu . Fungsi pemasaran biasanya
menghasilkan perkiraan permintaan tahunan berdasarkan produk . Bagi perusahaan
yang memiliki perubahan musiman dalam penjualan , perkiraan ini dipericidalam
berbagai periode yang lebih pendek (per triwulan atau bulanan) hingga dapat direvisi
sesuai dengan kondisi ekonomi yang terjadi. Dalam banyak industri, perkiraan
penjualan adalah dokumen perencanaan produksi yang paling penting .
2. Jadwal produksi (productionschedule ) adalah rencana dan otorisasi formal untuk
memulai produksi . Dokumen ini menjelaskan berbagai produk yang akan dibuat,
jumlah yang akan diproduksi dalam tiap batch , serta jadwal produksi untuk memulai
serta menyelesaikan produksinnya .
3. Daftar kebutuhan bahan baku yang menspesifikasikan berbagai jenis dan jumlah
bahan baku serta berbagai subperakitan yang digunakan dalam memproduksi
sebuah unit barang jadi . Kebutuhan bahan baku untuk seluruh batch ditetapkan
dengan mengalikan BOM dengab jumlah barang dalam batch .
4. Lembar proses kerja (routesheet), secara konseptual lembar proses kerja ini sama
dengan BOM . jika BOM menspsifikasi berbagai mebutuhanbahan, lembar proses
kerja menspesifikasiurutan operasi (mesin atau perakitan) serta waktu standar yang
dialokasikan untuk tiap pekerjaan .
5. Perintah Kerja
Perintah Kerja atau perintah produksi dibuat berdasarka BOM ( bill of material ) dan
lembar proses kerja untuk menspesifisikan bahan baku dan produksi (mesin, perakitan
dan lain-lain ) untuk tiap batch. Kesemua dokumen ini, bersama dengan lembar
perpindahan.
6. Lembar Perpindahan
5
Mencatat pekerjaaan yang dilakukan ditiap tempat kerja serta mengotorisasi
perpindahan pekerjaan atau batch dari satu tempat kerja ke tempat berikutnya.
7. Permintaan Bahan Baku
Mengotorisasi karyawan gudang untuk mengeluarkan bahan baku ke orang – orang
atau tempat kerja dalam proses produksi. Dokumen ini biasanya hanya
menspesifisikan jumlah standar.Bahan baku yang dibutuhkan sebagai kelebihan dari
jumlah standar akan membutuhkan permintaan terpisah yang dapat diidentifikasi
secara eksplisit sebagai permintaan bahan baku berlebih.Hal ini memungkinkan
pengendalian yang lebih tepat atas proses produksi dengan menekankan pada
penggunaan bahan baku yang berlebih.Dalam beberapa situasi, bahan baku yang
digunakan dalam produksi kurang dari standarnya.Ketika hal ini terjadi tempat kerja
akan mengembalikan yang tidak digunakan ke gudang bessama dengan lembar
pengembalian bahan baku.
6
Pemrosesan Batch menghasilkan berbagai kelompok (batch) yang berbeda.
Tiap barang dalam batch hampir sama, yaitu membutuhkan bahan baku serta operasi
yang sama. Mekanisme pemicu proses ini adalah kebutuhan untuk mempertahankan
tingkat perssediaan barang jadi sesuai prediksi kebutuhan pelanggan. Tahap ini
melibatkan dua prosedur: spesifikasi permintaan kebutuhan bahan baku dan
operasional (materials and operations requirement) serta penjadwalan produksi.
Membuat kebutuhan bahan baku untuk sebuah batch dalam perincian produk
tertentu adalah menganalisis apa yang dibutuhkan dibandingkan apa yang tersedia
dalam persediaan bahan baku. Determinan utama untuk permintaan bahan baku dan
kebutuhan operasioanl adalah prediksi penjualan, laporan status persediaan, dan
spesifikasi teknis untuk barang jadi.
Tahap produksi dimulai ketika para pekerja mendapat bahan baku dari staf
gudang sebagai ganti dari permintaan bahan baku. Sebagai bukti bahwa tahap
produksi ini telah selesai, sebuah salinan dari lembar perpindahan dikirimkan kembali
ke bagian perencanaan dan pengendalian produksi untuk memperbarui file perintah
kerja terbuka. Setelah menerima lembar perpindahan terakhir, file perintah kerja
terbuka akan ditutup. Seperti yang dapat diperkirakan, tempat kerja juga memiliki
peran penting dalam pencatatan biaya jam kerja tenaga keja, pekerjaan ini ditangani
oleh para supervisor.
7
Tahap selebihnya dari sistem produksi adalah pengendalian perseidaa, yang
memiliki 3 fungsi penting dalam proses produksi:
3. Setelah menerima perintah kerja dari tempat kerja yang terakhir, bagian
pengendalian persediaan akan mencatat produk yang jadi dalam record persediaan
barang jadi.
Model EOQ
Model persediaan yang paling sederhana dan umum digunakan adalah model
jumlah pesanan ekonomi (economic order quantity-EOQ). Berikut asumsi-asumsi dari
EOQ:
4. biaya total per tahun untuk memesan adalah dapat bervariasi dan menurun sejalan
dengan peningkatan jumlah pesanan. biaya pemesanan meliputi biaya membuat
dokumen, menghubungi pedanok, memproses penerimaan persediaan, memelihara
rekening pemasok, dan menulis cek.
8
5. Biaya total per tahun untuk menyimpan persediaan (biaya penggudangan) adalah
biaya yang bervariasi yang akan meningkatkan sejalan dengan peningkatan jumlah
yang dipesan. Biaya - biaya ini meliputi biaya kesempatan dari dana yang di
investasikan, biaya penyimpanan , pajak properti dan asuransi
6. tidak ada diskon jumlah oleh karenanya harga total pembelian persediaan untuk
tahun terkait adalah konstan
Tujuan dari model EOQ adalah untuk mengurangi biaya persediaan. Parameter
penting dalam model ini adalah biaya penggundangan dan biaya pemesanan. Figur 7.9
adalah gambar hubungan antara biaya ini dengan jumlah pesanan. Ketika jumlah
pesanan naik, jumlah kegiatan pemesanan menurun, Sehingga menyebabkan biaya
total pertahun untuk memesan menurun.
Figur 7-9 hubungan antara biaya persediaan total dengan jumlah pesanan
Ak
an tetapi, ketika jumlah yang dipesan naik rata-rata persediaan yang dimiliki akan
naik hingga menyebabkan biaya penggudangan persediaan tahunan total akan naik.
Q= √2DS/H
9
D = permintaan tahunan dalam unit
Contoh :
2 DS
Q=
√ H
2 ( 2.000 ) (12)
Q=
√ 0,40
Q = √ 120.000
Q = 346
Setelah mengetahui seberapa banyak yang harus dibeli lihat pernyataan kedua: Kapan
seharusnya membeli?
ROP = I x d
10
b. Sistem akuntansi biaya
Proses akuntansi biaya untuk suatu proses produksi dimulai ketika bagian
perencanaan dan pengendalian mengirimkan sebuah salinan dari perintah kerja yang
asli bagian akuntansi biaya. staff administrasi nya kemudian membuat record biaya
baru untuk yang memulai produksi dan menyimpannya dalam file barang dalam
proses. file ini bertindak sebagai buku pembantu bagi akaun pengendali barang
dalam proses di buku besar.
Berikut adalah gambar arus informasi dan pekerjaan yang umum dalam sistem
akuntansi biaya ;
11
c. Pengendalian dalam lingkungan tradisional
Otorasi Transaksi
3. permintaan bahan baku dan permintaan tambahan bahan baku mengotorisasi staf
staff gudang untuk mengeluarkan bahan baku ke berbagai tempat kerja.
12
Pemisahan tugas
salah satu tujuan dari prosedur pengendalian ini adalah untuk memisahkan
berbagi pekerjaan otorisasi transaksi dari pemrosesan transaksi. akibatnya bagian
perencanaan dan pengendalian produksi secara organisational terpisah dari tempat
kerja Berikut ini pemisahan yang berlaku :
2. Begitu pula, fungsi akuntansi biaya untuk barang datam proses seharusnya
dipisahkan dari tempat kerja datam proses produksi.
13
Supervisi
1. Supervisor datam berbagai tempat kerja mengawasi penggunaan bahan baku dalam
proses produksi. hal ini membantu utnuk memastikan bahwa semua bahan baku yang
dikeluarkan dari gudang memang digunakan dalam produksi dan bahwa sisa yang
terbuang dapat diminimalkan. Kartu kerja karyawan dan lembar pekerjaan juga
harus diperiksa keakuratannya
Pengendalian akses
Akses Langsung ke Aktiva. Sifat dari produk fisik dan proses produksi memengaruhi
berbagai jenis pengendalian akses yang dibutuhkan.
1. Perusahaan sering kali. Membatasi akses ke berbagai area sensitif seperti gudang,
tempat kerja produksi, dan gudang barang jadi. Metode pengendalian yang
digunakan meliputi kartu identifikasi, petugas keamanan, peralatan pengamatan,
dan berbagai sensor serta alarm elektronik.
2. Penggunaan biaya standar memberikan suatu jenis pengendalian akses. Dengan
menetapkan jumlah bahan baku dan tenaga kerja yang diotorisasi untuk tiap produk,
perusahaan membatasi akses tidak sah ke berbagai sumber daya tersebut. Untuk
mendapalkan tambahan jumlah akan membutuhkan otorisasi khusus dan
dokumentasi fornaal.
Akses Tidak Langsung ke aktiva. Aktiva, seperti kas dan persediaan, dapat
dimanipulasi melalui akses ke berbagai dokumen sumber yang mngendalikannya.
Pencatatan akuntansi
Seperti yang dapat dilihat dalam beberapa bab sebelumnya, tujuan dari teknik
pengendalian ini adalah untuk membuat jejak audit untuk tiap transaksi. Dalam siklus
konversi, hal ini dicapai melalui penggunaan perintah kerja, lembar biaya, lembar
14
perpindahan, lembar pekerjaan, permintaan bahan baku, file WIP dan file persediaan
barang jadi. Dengan memberikan nomor terlebih dahulu ke dokumen sumber dan
menggunakannya sebagai referensi dalam record WIP, perusahaan dapat menelusuri
setiap persediaan barang jadi melalui proses produksi hingga sumbernya. Ini adalah
hal yang penting untuk mendeteksi kesalahan dalam produksi dan pencatatan untuk
mendeteksi batch produksi yang"hilang,"dan untuk melalukan audit secara berkala.
Verifikasi independen
Berbagai tahapan verifikasi datam siklus konversi dilakukan scperti berikut ini.
1. Bagian akuntansi biaya merekonsilasi penggunaan bahan baku dan tenaga kerja
yang diambil dari permintaan bahan baku dan lembar pekerjaan dengan standar yang
telah ditetapkan. Personel bagian akuntansi biaya kemudian dapat mengidentifikasi
berbagai penyimpangan dari standar yang diterapkan yang secara formal akan
dilaporkan sebagai selisih. Dalam lingkugan manufaktur tradisional, perhitungan
selisih adalah sumber data yang penting untuk sistem pelaporan manajemen.
2. Bagian buku besar juga memiliku fungsi verifikasi yang penting melalui
pemeriksaan perpindahan total produk dari WP biogga batang iadi, Hal ini dilakukan
dengan merekonsilasi voucher jurnal dari bagian akuntansi biaya dengan ringkasan
buku Pembantu persediaan dari bagian pengendalian persediaan.
3. terakhir auditor internal dan eksternal dan eksternal secara berkala akan
memverikasi persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi yang dimiliki melalui
perhitungan fisik. Mereka akan membandingkan jumlah sesungguhnya dengan record
persediaan serta membuat penyesuaian ke record jika perlu.
15
Pada pertengahan tahun 1950-an, Amerika Serikat adalah pemimpin dalam
rnanufaktur di antara berbagai negara industri lainnya. Proses produksi massal, yang
disempurnakan pada awal abad ini, memberikan skala ekonomi sehingga industri di AS
memiliki keunggulan kompetitif yang berbeda., Berbagai perusahaan dapat mencapai
biaya per unit yang rendah dengan memproduksi sedikit jenis produk dalam jumlah yang
banyak. Permintaan atas berbagai produk ini pada saat ini stabil, hingga menghasilkan
lebih banyak waktu untuk pemulihan biaya. Dalam banyak hal, ini adalah pasar bagi
penjual. Sebuah pernyataan dari Henry Ford mencirikan filosofi produksi massal"Orang
Amerika dapat memiliki warna apa saja untuk Model T yang mereka inginkan, selama
warnanya hitam."
Saat ini, dominasi barang-barang asing di toko-toko AS mencerminkan dunia yang
sangat berbeda dari 20 hingga 30 tahun yang lalu. Berbagai industri di AS telah melihat
pengikisan pangsa pasar mereka dan semakin menurunnya daya saing mereka. Industri
mobil dan elektronik adalah contoh nyata dari fenomena ini. Salah satu argumentasi
mengenai perubahan dalam status quo ini menyatakan bahwa biaya tenaga kerja yang
jauh lebih rendah telah memberi perusahaan asing keunggulan kompetitif. Walaupun hal
ini mungkin benar pada masa-masa awal penurunan, kompetisi upah kini hanya
menjelaskan sedikit dari gambaran totalnya. penjelasan yang lebih baik. Ditemukan
dalam berbagai faktor pasar yang telah mengubah keunggulan kompetitif, yang juga
merupakan faktor-fakto yanggagal dikenali oleh industri di AS secara cepat.
Sejak pertengahan tahun 1970-an, berbagaia faktor yang menentukan keunggulan
kompetitih telah bergeser dari penekanan pada biaya saja ke penekanan pada kepuasan
pelanggan, keanekaragaman produk, dan kemampuan untuk merespon seacar cepat
perubahan permintaan pelanggan. Figur 7.13 menyajiakn berbagai tren dalam faktor
keunggulan kompetitif selama ini.
Selama beberapa tahun, para produsen di AS mengabaikan tren-tren ini dan terus
melanjutkan"bisnis seperti biasa,"sementara para pesaing asingnya mengambil alih peran
pemimpin. Melalui inovasi dalam filosofi bisnis, proses produksi, dan teknologi, bersama
dengan usaha yang tak kenal lelah untuk kepuasan pelanggan, perusahaan asing ini
berkembang menjadi lawan yang serius dalam area yang dulu didominasi oleh Amerika
Serikat. Kini, para produsen di AS merespons berbagai perubahan yang tidak dapat lagi
mereka abaikan dengan mewujudkan fleksibilitas dalam produksi.
16
A. Fleksibilitas produksi
para pelanggan modern menginginkan produk berkualitas, mereka
menginginkanya dengan segera, dan ingin ada berbagai pilihan. Profil permintaan ini
membebankan konflik dasar bagi produsen tradisional, yang orientasi pada
lingkungan terstruktur dan tidak fleksibelnya, menghambat sehingga tidak efektif
dalam lingkungan ini.
Sebaliknya, para pesaing kelas dunia memenuhi berbagai tantangan
konsumerisme modem melalui sistem produksi fleksibel. Bayangkan contoh-contoh
berikut mengenai fleksibilitas dalam produsen mobil kelas dunia saat ini. Sebuah
perusahaan memiliki fleksibilitas untuk secara keseluruhan mmyusun ulang
peralatannya untuk perubahan dari satu model ke model lainnya datam waktu 2, 5
menit. Sebuah produsen dapat menghasilkan 600 barang jadi dalam sebuah lini
produksi, Perusahaan lainnya dapat mengganti warna cat di lini produksinya hanya
dalam beberapa detik. Hal ini memungkinkan cat yang disesuaikan dengan pesanan
pelanggan tanpa harus menjalankan keseluruhan batch mobil untuk satu warna.
Mencapai fleksibilitas produksi (manufacturing flexibility) menggabungkan
empat karakteristik: (1)nreorganisasi fisik pabri,, (2) otomatisasi proses produksinya,
(3) pengurangani persediaan, dan (4) kualitas produk yang tinggi. Kita membahas
masing-masing karakteristik ini dan melihat beberapa tren yang berkembang.
B. Reorganisasi fisik fasilitas produksi
Proses produksi traditional cenderung berubah sedikit-sedikit selama beberapa
tahun menjadi aktivitas yang berurutan seperti ular. Produk bergerak maju dan
mundur serta melintasi ruang pabrik, serta naik dan turun melalui berbagai aktivitas
yang berbeda. Figur 7-14 menunjukan tata letak pabrik tradisional. Ketidak efisiennan
yang inheren dalam tata letak prabrik tradisional menambah biaya penanganan, waktu
konversi, dan bahkan persediaan dalam proses produksi. Selain itu, karena aktivitas
produksi biasanya diatur di sepanjang garis fungsional, terdapat tendensi adanya
kecurigaan antarkaryawan. Mentalitas “kita versus mereka” ini berlawanan dengan
sikap sebagai tim dan menciptakan ketidakseimbangan dalam proses.
17
Figur 7-14 tata letak pabrik tradisional
produksi tradisional
Lingkungan produksi tradisional terdiri atas berbagai jenis mesin, yang
masing-masing dikendalikan oleh seorang operator. Karena mesin-mesin ini
membutuhkan banyak waktu penyetelan, biaya penyetelan harus disebarkan dalam
operasi produksi berjumlah besar. Mesin-mesin ini dan operatornya diatur menjadi
berbagai bagian fungsional, seperti pencampuran, pemotongan, dan pengelasan.
Barang dalam proses mengikuti rute yang rumit disepanjang berbagai operasi yang
berbeda melintasi ruang pabrik.
18
Figur 7-15 sistem produksi fleksibel
19
Penyederhanaan proses
Penyederhanaan proses (process simplification) berfokus pada pengurangan
kompleksitas tata letak fisik produksi di lantai pabrik. Berbagai jenis mesin CNC akan
diatur dalam sel (cell) untuk menghasilkan sebuah bagian lengkap dari awal hingga
akhir di satu lokasi. Tidak seperti mesin CNC yang biasa, tidak ada keterlibatan
manusia dalam sel. Contohnya, Nissan, menggunakan sebuah sel multioperasi dalam
memproduksi as truk besar. Mesin tersebut mengambil as seberat 800 pound dan
melakukan lebih dari 40 operasi (memutar, memotong, mengebor, dan sebagainya)
tanpa keterlibatan manusia. Tata letak fisik yang lebih tidak rumit dalam sebuah sel
mengurangi jarak yang harus ditempuh sebuah bagian dalam proses produksi. Hal ini
pada akhirnya menghemat waktu produksi dan secara signifikan mengurangi
persediaan dalam transit.
20
Figur 7-17 sistem produksi yang diintegrasikan dengan komputer
21
Figur 7-18 hubungan antara siklurs-siklus transaksi
22
perencanaan produksi, memberikan umpan balik, dan mengendalikan proses. Figure
7-21 menunjukkan integrasi dari berbagai system dibawah lingkungan MRP II.
System MRP II ini akan menghasilkan daftar kebutuhan baku untuk produk
terkait, menyesuaikan produksi dari produk tersebut dalam jadwal produksi induk,
membuat perkiraan kasar perencanaan kapasitas berdasarkan ketersediaan mesin dan
tenaga kerja, menghasilkan rencana permintaan bahan baku yang akan menjadwalkan
pengiriman bahan baku secara just-in-time, mendesain rencana kapasitas akhir untuk
pabrik, dan menggelola persediaan bahan baku serta barang jadi. Figure 7-22
menunjukkan secara terperinci dari sifat konsep MRP II yang sangat terintegrasi.
MRP II mengintegrasikan desain produk dan proses produksi pabrik dengan entri
pesanan, informsi akuntansi,serta system perhitungan biaya berdasarkan aktivitas,
yang akan memungkinkan produsen kelas dunia untuk membuat, mengomunikasikan,
dan melaksanakan jadwal produksi dengan tetap mengendalikan biaya serta
mempertahankan tingkat persediaan serendah mungkin. Produsen kelas dunia bisa
mewujudkan sejumah manfaat dari system MRP II yang sangat terintegrasi, dalam hal
berikut ini :
Perbaikan layanan pelanggan.
Pengurangan investasi pada persediaan.
Peningkatan produktivitas.
Perbaikan arus kas.
Bantuan dalam mencapai tujuan strategis jangka panjang.
Bantuan dalam mengelola perubahan (yaitu, dalam pengembangan produk
baru, atau pengembangan produk khusus untuk pelanggan atau oleh pemasok).
Fleksibikitas dalam proses produksi.
MRP II telah berubah perlahan menjadi peranti lunak canggih yang di sebut
system perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning-ERP).
Paket peranti lunak komersial ini mendukung kebutuhan informasi keseluruhan
perusahaan, tidak hanya fungsi produksi. ERP dapat menghitung kebutuhan sumber
daya, pembuatan jadwal, mengelola perubahan konfigurasi produk, memungkinkan
perubahan terencana di masa mendatang dalam hal produk, dan memonitor produksi
di pabrik.
Selain itu, ERP menyediakan fungsi entri pesanan, penerimaan kas, pengadaan
dan pengeluaran kas bersama dengan kemampuan pelaporan keuangan serta
manajerial penuh.
Perusahaan kelas dunia akan memiliki system ERP yang dapat berkomunikasi
secara eksternal dengan para pelanggan dan pemasoknya melalui pertukaran data
elektronik (electronic data interchange-EDI). Saluran komunikasi EDI (entah melalui
internet atau koneksi langsung) akan memungkinkan perusahaan secara elektronik
menerima pesanan penjualan dan menerima kas dari pelanggan, menggirinkan faktur
kepelanggan, mengirimkan pesanan pembelian ke pemasok, menerima faktur dari
23
pemasok dan membayarnya, serta mengirim dan menerima dokumen pengiriman. EDI
adalah elemen penting dalam banyak system perdagangan elektronik.
24
D. Pengurangan persediaan
Simbol dari perusahaan kelas dunia adlaha keberhasilannya dalam mengurangi
persediaan. Perusahaan semacam ini seringkali memiliki perputaran persediaan
tahunan 100 kali per tahun. Jika perusahaan lainnya menyimpan persediaan untuk
beberapa minggu bahkan beberapa bulan, perusahaan kelas dunia hanya memilki
persediaan untuk beberapa jam.
Figur 7-21 integrasi antara sistem prduksi dengan keuangan dalam lingkungan MRP
II
25
untuk menyebarkan biaya yang dialokasikan serta membuat persepsi adanya
peningkatan efisiensi. Biaya sesungguhnya dari aktivitas disfungsional ini
tersembunyi dalam persediaan yang berlebih.
26
Bagaimana perusahaan dapat mengurangi persediaan ?
Perusahaan yang berhasil mengurangi persediaan mengadopsi model produksi
just-in-time (JIT). Akan tetapi, JIT lebih dari hanya sekedar teknik pengurangan
persediaan. JIT adalah filosofi yang menyerang berbagai masalah produksi yang
sebelumnya dijelaskan, melalui penyederhanaan proses serta pengurangan persediaan.
Dalam pendekatan JIT, persediaan tiba dalam jumlah kecil dan para pemasok
beberapa kali per hari tepat (just in time) saat masuk ke produksi. JIT mendukung
proses produksi tarik (pull). Ketika terdapat pemicu kapasitas produksi, proses
produksi akan membuat batch kecil (atau satu bagian) produk ke dalam tempat kerja
berikutnya.
Tingkat cacat nol. Pemrosesan berkelanjutan membutuhkan bahan baku
barang dalam proses, dan barang jadi dengan tingkat cacat nol. Beberapa perusahaan
manufaktur kelas dunia mendefinisikan hal ini sebagai lebih sedikit dan 200
kerusakan perjuta bagian yang diproduksi.
Waktu penyetelan nol. Prosedur penyetelan mesin yang lama menambah
biaya dan menunda proses. Perusahaan harus berusaha keras untuk mengurangi waktu
penyetelam hingga kurang dari lima menit.
Ukuran lot kecil. Untuk mencapai penggunaan mesin sekitar 95% dan arus
produk yang berkelanjutan di sepanjang proses, ukuran lot haruslah kecil. Beberapa
harus tidak boleh lebih dari senilai persediaan satu hari dalam siklus produksi.
Persediaan nol. Untuk mengulang kembali poin yang sederhana tetapi
penting yang telah disebutkan sebelumnya, JIT tidak hanya merupakan teknik
pengurangan persediaan. Akan tetapi, JIT tergantung pada pengurangan persediaan.
Akan tetapi, JIT tergantung pada pengurangan persediaan. Perusahaan JIT yang
berhasil dapat mencapai perputaran persediaan 100 kali dalam setahun.
Waktu tunggu nol dan pemasok yang andal. Perusahaan JIT harus
membuat dan memelihara hubungan kerjasama dengan para pemasoknya. Kiriman
yang terlambat, bahan baku yang cacat, atau pesanan yang salah akan segera
menghentikan produksi. Tidak ada cadangan persediaan dalam sistem JIT.
Sikap tim. JIT sangat bergantung pada sikap tim yang dilibatkan dalam proses
tersebut. Hal ini meliputi mereka yang berada di bagian pembelian, penerimaan,
produksi, pengiriman-siapa saja. Tiap karyawan harus berhati-hati mengenai berbagai
masalah yang mengancam arus operasi berkelanjutan dalam lini produksi. JIT
membutuhkan pengendalian kualitas yang konstan dengan otoritas untuk melakukan
tindakan secara cepat.
E. Kualitas Produk
Terdapat dua alasan dasar mengapa kualitas penting bagi produsen kelas
dunia. Pertama, kualitas yang buruk sangat mahal untuk perusahaan. Kedua, kualitas
adalah dasar persaingan produsen kelas dunia. Para pelanggan menginginkan kualitas
dan mencari produk berkualitas dengan harga terendah.
Bagaimana perusahaan dapat meningkatkan kualitas ?
Salah satu cara perusahaan dapat meningkatkan kualitas adalah dengan
menempatkan titik pengendalian di sepanjang proses produksi untuk mengidentifikasi
27
operasi yang “tidak terkendali” ketika operasi tersebut terjadi. Melalui deteksi
masalah secara dini, perusahaan dapat mengelola dengan lebih baik dalam situasi
tersebut. Pengendalian proses secara statistik (statistical process control) adalah
metode untuk mengendalikan sistem produksi otomatis. Sebuah proses dapat
menggunakan ratusan titik pengendalian yang dimonitor untuk melihat kondisi yang
tidak terkendali. Banyak perusahaan telah menggunakan metode ini dan berhasil
dengan sangat baik.
Ketertinggalan waktu
Data akuntansi tradisional untuk pelaporan manajemen pada dasarnya adalah
data historis. Jadi, data tertinggal di belakang aktivitas produksi yang
sesungguhnya dengan asumsi bahwa pengendalian dapat diaplikasikan
setelah kejadian untuk memperbaiki masalah. Akan tetapi, para manajer
pabrik dalam latar belakang JIT membutuhkan informasi segera mengenai
penyimpangan yang abnormal.mereka harus mengetahui secara real time
kerusakan mesin atau robot yang tidak terkendali. Informasi setelah kejadian
adalah terlalu terlambat dan tidak berguna.
Orientasi keuangan
Orientasi informasi akuntansi tradisional tidak secara memadai
mengidentifikasi produk atau proses yang tidak benar. Data akuntansi
menggunakan nilai uang sebagai unit standar pengukuran dalam
perbandingan antar berbagai bagian yang dievaluasi. Keputusan untuk
menghubungkan berbagai area fungsional dan tingkat manajemen yang
28
berbeda dalam perusahaan membutuhkan informasi yang pada dasarnya tidak
sama.
29
Figur 7-24 profil perbedaan perhitungan biaya antara metode ABC dengan
tradisional
30
b) Perubahan dalam pelaporan informasi
Kini kita berada dalam batas perubahan yang signifikan peran informasi
akuntansi manajemen. Dulu, fungsi akuntansi manajemen terbatas pada
informasi yang berorientasi pada pelaporan keuangan yang berhubungan dengan
operasi. Kini, melayani kebutuhan manajemen kelas dunia berarti mendobrak
berbagai Batasan sempit ini. Akuntan manajemen kini harus menyediakan
informasi mengenai berbagai aktivitas bisnis yang sangat berbeda dari yang
dihasilkan dalam system tradisional.
Manajemen Aktivitas
Dalam berbagai perusahaan, mengelola berbagai aktivitas bisni hanyalah
pekerjaan rutin. Tidak demikian halnya dengan perusahaan kelas dunia.
Menajemen aktivitas harus merupakan usaha tanpa henti dan berkelanjutan untuk
perbaikan. Para manajer harus memahami aktivitas mana yang seharusnya
dilakukan dan bagaimana cara terbaik untuk melakukannya. Terdapat dua tujuan
dasar yang mengarahkan para manajer dalam tantangan ini:
1. Para manajer harus menggunakan berbagai sumber daya ke aktivitas
yang menghasilkan manfaat maksimal.
2. Para manajer harus mencari cara untuk memperbaiki factor yang paling
penting bagi para pelanggannya.
31
Pembahasan berikut ini memberikan contoh mengenai pekerjaan manajemen
aktivitas yang membutuhkan dukungan dari informasi akuntansi jenis baru.
Informasi yang dihasilkan oleh model proses terutama nonkeunngan dan juga
meliputi berbagai domain di luar informasi akuntansi tradisional.
32
biaya adalah penyebab timbulnya biaya. Pada manajer tidak dapat mengelola
aktivitas yang tidak penting kecuali mereka memahami tekanan penggeraknya.
Contohnya, jika perpindahan barang dalam proses dari suatu operasi ke lainnya
tidak menambah nilai, maka harus ditiadakan. Bagaimana cara melakukannya?
Pertama-tama identifikasi terlebih dahulu penggerak biaya untuk aktivitas ini.
Dalam situasi ini, jarak fisik antaroperasi adalah penggeraknya. Dengan mengatur
ulang kebutuhan untuk menempatkan aktivitas ini dalam urutan fisik, perusahaan
menyingkirkan penggerak biaya (jarak) dan aktivitas yang tidak penting
(memindahkan produk).
Tidak ada seorangpun yang dapat memengarhi CSF. Perbaikan CSF berasal
dari tindakan terkoordinasi di tiap titik keputusan. Figur 7-27 menunjukkan
contoh bagaimana hal ini dapat dilakukan untum manajemen sumber daya CSF.
Diagram tersebut menunjukkan beberapa ukuran kinerja yang memengaruhi
manajemen sumber daya CSF di tiap tingkat manajemen. Untuk perbaiki CSF ini,
tiap manajer harus mengendalikan ukuran kinerjanya dan mengetahui pengaruh
yang dimilikinya atas tingkat selanjutnya dalam perusahaan. Contohnya ketika
manajer bagian mengelola dengan baik bagian tertentu, seperti waktu kerusakan
mesin, presentase produksi yang terbuang, dan jumlah perubahan jadwal yang
tidak direncanakan, manajer tersebut mengetahui kontribusinya pada keseluruhan
tujuan manajemen sumber daya perusahaan.
Perhatikan dua poin tambahan yang dibuat dari Figur 7-27. Pertama, untuk
tingkat manajemen yang lebih tinggi, ukuran kinerja lebih luas dan lebih
teragregasi, sementara tingkat yang lebih rendah akan lebih terperinci dan
spesifik. Kedua, pendekatan ini mengintegrasikan informasi keuangan dan
34
nonkeuangan dalam sebuah struktur pelaporan yang umum, hingga memperluas
peran akuntansi di luar batasan tradisionalnya. Usaha untuk mengakomodasi
spektrum manajemen yang leih luas membutuhkan informasi keuangan dan
nonkeuangan yang selama ini menjadi topik yang banyak menarik perhatian.
Akan tetapi, untuk melakukan hal ini membutuhkan model akuntansi baru yang
dapat mendukung berbagai pandangan penggunanya. Model tersebut adalah REA,
(sumber daya, kegiatan, dan pelaku yang dibahas lebih jauh di Bab 10.
35
dalam komputer pribadi (personal computer- PC), terpisah, dan membutuhkan banyak
sekali entri data secara ,manual untuk membuat informasinya tetap terkini. Bahkan,
sistem akuntansi biaya dapat saja tidak lebih berupa spreadsheet.
Umumnya, PC digunakan oleh produsen tradisional untuk mengatasi masalah
bisnis yang independen, dan konektivitas ke mainframe melalui jaringan adalah hal
terakhir yang dipikirkan dan dianggap penyulitkan. Banyak dari berbagai PC yang
dibelu oleh berbagai bagian fungsional ditujukan untuk mengatasi masalah bisnisnya
sendiri dan digunakan secara tidak beraturan. Tidak seperti aplikasi mainframe, yang
menghasilkan dokumen otorisasi dan laporan yang mendukung sistem pengendalian
internal perusahaan, sistem berbasis PC hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki
pengendalian internal di dalamnya. Oleh karenanya, potensi terjadinya kesalahan dan
ketidakberesan (penipuan) dapat signifikan.
Figur 7-27 hubungan ukuran kinerja pada berbagai tingkatan di seluruh
perusahaan
36
saja implementasi teknologi produsen tradisional adalah rangkaian dari teknologi
terpisah, produsen tradisional itu sendiri juga merupakan hubungan yang terdiri dari
komunitas bisnis global.
SAP R/3
Produk terpenting SAP disebut sebagai SAP/3. Ini adalah sistem berbasi klien/
server (jenis khusus dari arsitektur jaringan ini dibahas dalam Bab 12) yang
beroperasi dibawah sejumlah sistem operasi dan konfigurasi jaringan. SAP R/3
bekerja dalam berbagai platform peranti keras, termasuk PC Windows NT, sistem
UNIX (terminal kerja multipengguna), dan IBM AS 400 (mini komputer). R/3 juga
mendukung berbagai basis data termasuk Informix, Oracle, DB2, ADABAS D, MS
SQL, dan DB2/400. Sistem ini dapat disesuaikan agar dapat berinteraksi dengan EDI
dan berbagai sistem lainnya dalam bahasa standar seperti C, C++, COBOL, dan SQL.
Arsitektur R/3 adalah struktur hierarkis. Dasarnya adalah lapisan pertama
dalam dasar tempat R/3 dibuat. Ini meliputi berbagai modul aplikasi, arsitektur
jaringan, dan platform peranti kerasnya. Basis datanya, yang dapat didistribusikan di
antara berbagai komputer, adalah lapisan terakhir dadlam sistem tersebut. Tabel- tabel
basis datanya terdiri dari perincian transaksi yang dibutuhkan untuk mendukung
kebutuhan berbagai pengguna. Kamus datanya menjelaskan tampilan berbagai
pengguna sistem tersebut. Lapisan ini menyediakan pemetaan hubungan data
antarentitas bisnis.
R/3 menyediakan model bisnis siap pakai yang mendukung ratusan proses
bisnis yang diatur dalam empat kategori umum berikut ini; keuangan, logistik, sumber
daya manusia dan pendukung proses bisnis. Beberapa tahun yang lalu, perusahaan
akan harus mendesain dan memprogram aplikasi khusus secara internal untuk
mendukung berbagai fungsi ini. Akan tetapi, para pengguna R/3 dapat
menggabungkan dan mencocokkan komponen peranti lunak yang siap pakai untuk
merakit aplikasi ERP yang memenuhi kebutuhan bisnis mereka. Salah satu pendorong
di belakang revolusi ERP adalah keinginan banyak perusahaan untuk lebih dekat
dengan status kelas dunia untuk rekayasa ulang proses bisnisnya. Sistem R/3 yang
terintegrasi dapat memperbaiki langgan layanan pelanggan, mengurangi waktu
produksi berbagai produk, meningkatkan produktivitas, dan memperbaiki
pengambilan keputusan. Berbagai fitur operasi R/3 dan beberapa sistem ERP kelas
dunia lainnya disajikan dalam Bab 11.
37
c. Isu Pengendalian Dalam WCIS
Tingginya tingkat otomatisasi dalam WCIS menciptakan sejumlah isu
pengendalian khusus yang menjadi perhatian para akuntan. Tujuan dalam pembahasan
ini adalah untuk mengarahkan perhatian pada berbagai potensi resiko yang harus
ditangani oleh pihak manajemen dan akuntan. Karena solusi dari berbagai masalah ini
melibatkan pemahaman mengenai teknologi yang belum dibahas, maka pembahasan
mengenai teknik pengendalian harus ditunda hingga Bab 15 dan 16, di mana berbagai
isu ini beserta solusinya akan dibahas kembali.
Transaksi Otomatis
Penggunaan EDI secara ekstensif ntuk pemrosesan transaksi yang meniadakan
dokumen sumber tradisional yang memiliki tanda tangan dan yang memberi bukti
otorisasi transaksi. Berdasarkan kejadian peristiwa seperti penerimaan pesanan
penjualan atau persediaan yang jatuh di titik pemesanan ulang, transaksi akan secara
otomatis dijanlankan oleh sistem MRP dan ditransmisikan melalui EDI. Dengan tidak
adanya keterlibatan manusia dalam sistem pemrosesan transaksi, kekhawatiran akan
pengendalian terpusat pada validitas, kelengkapan, dan akurasi berbagai transaksi
yang dihasilkan secara otomatis. Satu- satunya dokumen kertas mungkin adalah
kontrak asli antarmitra dagang. Pihak manajemen dan para akuntan mencari berbagai
kepastian berikut ini dapat kaitannya dengan kinerja sistem;
a) Sistem memasukkan pesanan hanya ketika persediaan dibutuhkan
b) Pesanan persediaan dimasukkan hanya untuk pemasok yang disetujui.
c) Jumlah barang yang dipesan benar sesuai kebutuhan perusahaan
38
d) Prosedur yang diprogram secara tepat mencocokkan dokumen pengendali sebelum
elektroniknya ( contohnya, pesanan penjualan, laporan penerimaan,, dan faktur)
sebelum memulai fingsi pembayaran.
39
Bab 3
Penutup
3.1. Kesimpulan
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya
yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Biasanya dibuat untuk
menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi. Informasi adalah
data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan yang tepat. Karakteristik informasi yang realible harus
memenuhi syarat relevan, tepat waktu, akurat dan lengkap. Sistem Informasi adalah
sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermafaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Siklus
Konversi adalah sekelompok kegiatan berulang pada aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan data yang berhubungan dengan pengkonversian sumber daya input,
seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead menjadi barang jadi atau jasa untuk
dijual (Romney, Steinbart, Cushing, 1997). Siklus konversi berisi transaksi yang
benar-benar ada ketika input diubah menjadi barang atau pelayanan dapat dijual.
Proses yang digunakan dalam siklus konversi adalah bahan, tenaga kerja, dan ongkos
eksploitasi. Siklus konversi tradisional terdiri atas dua jenis, yaitu: sistem produksi
dan sistem akuntasi biaya. Sistem Produksi(production system) melibatkan
perncanaan, penjadwalan, dan pengendalian produk fisikdi sepanjang proses produksi.
Sistem Akuntansi Biaya(cost accounting system) memonitor arus informasi biaya
yang berkaitan dengan produksi. Siklus Konversi adalah sekelompok kegiatan
berulang pada aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data yang berhubungan dengan
pengkonversian sumber daya input, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
menjadi barang jadi atau jasa untuk dijual (Romney, Steinbart, Cushing, 1997). Siklus
konversi berisi transaksi yang benar-benar ada ketika input diubah menjadi barang
atau pelayanan dapat dijual. Proses yang digunakan dalam siklus konversi adalah
bahan, tenaga kerja, dan ongkos eksploitasi. Siklus konversi tradisional terdiri atas
dua jenis, yaitu: sistem produksi dan sistem akuntasi biaya. Sistem
Produksi(production system) melibatkan perncanaan, penjadwalan, dan pengendalian
produk fisikdi sepanjang proses produksi. Sistem Akuntansi Biaya(cost accounting
system) memonitor arus informasi biaya yang berkaitan dengan produksi.
40
Daftar pustaka
41