Anda di halaman 1dari 41

Bab 1

Pendahulan

1.1. Latar belakang


Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami
perubahan yang begitu pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh sebab itu,
perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif
dan efisien untuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan
kekuatan yang sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan.
Informasi yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan dan tepet waktu sehingga
keputusan yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan system informasi yang
diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan system
informasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.Oleh karena bentuk
operasional perusahaan yang beragam, maka sasaran sistem informasi akuntansi juga
beragam bentuknya.
Misal suatu perusahaan manufaktur akan memerlukan sistem informasi akuntansi
yang dapat menghasilkan informasi biaya produksi dan besarnya harga jual produk, jenis
produk, kuntitas dan kualitas produk, biaya-biaya yang berhbungan dengan produk misal
biaya pembelian bahan, biaya transportasi pengantaran, dan sebagainya. Sistem
informasi juga diperlukan dalam pengadaan bahan baku untuk kelancaran proses
pembelian bahan baku dari pemasok serta kepada pembeli. Prosedur pembelian bahan
baku melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar pelaksanaan
pembelian bahan baku dapat diawasi dengan baik. Salah satu penyebab terjadinya
kekacauan-kekacauan dalam prosedur pembelian bahan baku adalah lemahnya
pengendalian intern pada sistem dan prosedur yang mengatur suatu transaksi. Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka setiap perusahaan perlu menyusun suatu sistem dan
prosedur yang dapat menciptakan pengendalian intern yang baik dalam mengatur
pelaksanaan transaksi perusahaan.
Lingkup (scope) sistem informasi akuntansi adalah memberikan informasi untuk
tujuan akuntansi yaitu tujuan eksternal yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
otoritas dan tujuan internal untuk tujuan pengambilan keputusan manajemen.Menurut
Bodnard dan Hopwood (2000:23) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber
daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi
informasi.Menurut Baridwan (1996:4) sistem informasi akuntansi adalah suatu

1
komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan
komunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada
pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur ) dan pihak-pihak dalam
(terutama manajemen ). Untuk tujuan eksternal biasanya didasarkan pada standar yang
ditetapkan oleh otoritas. Misal penyajian laporan keuangan untuk publik, sehingga
dibutuhkan sistem informasi akuntansi keuangan. Sebaliknya manajemen sering pula
membutuhkan informasi akuntansi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk
tujuan tertentu, sehingga dibutuhkan suatu sistem informasi akuntansi manajerial.Dalam
pembahasan ini akan di bahas tentang salah satu dari empat siklus transaksi dalam sistem
informasi akuntansi untuk mencatat kegiatan bisnis.

1.2. Rumusan masalah


1. apa itu sistem konversi?
2. bagaimana kontrol sistem konversi
3. bagaimana ruanglingkup dan penerapan sistem konversi?

1.3. Tujuan
1. memahami berbgai elemen dan prosedur dasar yang melintas proses produksi
tradisional
2. memahami arus dat dan berbagai prosedur dalam issten akuntansi biaya tradisional
3. mengenali berbagai pengen dalian akuntansi yang terdapat dalam lingkungan
tradisional.
4. memahami berbagai fitur operasional filosi dan tekonologi yang merupakan ciri dari
perusahaan kelas dunia.
5. memahami berbagai tujuan dari sistem just-in-timr dan mengenali berbagai implikasi
mempertahankan persediaan yang berlebih di lingkungan global.
6. mengenali peran penting keualitas dalam metode akuntansi tradisional di lingkungan
global.
7. mengenal berbagai karakteristik sisten informasi kelas dunia.

2
Bab 2

Pembahasan

2.1. Siklus konversi


Siklus konversi perusahaan mengubah (mengonversi) berbagai sumber dan input,
sebagai bahan baku , tenaga kerja, dan overhead. Menjadi produk atau jasa untuk dijual.
Siklus konversi tersebut adalah yang paling formal dan tampak jelas dalam perusahaan
manufaktur akan tetapi , siklus ini ada sebagai konseptual , dalam berbagai industri jasa
tertentu, seperti perawatan kesehatan dan konsultasi, dan akuntan publik (KAP). Dalam
pembahasan mengenai siklus konveksi ini , kita akan mangasumsikan lingkungan
manufaktor.
Perusahaan manufaktur di AS berada dalam periode transformasi yang dinamis ,
perubahan yang cepat dalam permintaan pelanggan, siklus hidup produk yang lebih
pendek, dan persaingan dengan pihak asing secara radikal telah mengubah berbagai
atauran dipasar . Dalam usaha untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan ini,
berbagai produsen mulai melakukan bisnis dalam cara yang secara dramatis baru . Istilah
kelas dunia merujuk pada era bisnis yang baru ini. Sedikit perusahaan yang relatif baru
telah dapat mencapai status kelas dunia . Banyak yang mengarah ke arah tersebut,tetapi
lebih banyak lagi yang tradisional.
Figur 7-1 rangkaian berbagai praktik manufakutr
Lingkngan manufaktur

Perusahaan tradisional Perusahaan dalam transisi Prusahaan kelas dunia

Kemajuan menuju status kelas dunia

2.2. Perusahaan kelas dunia


Perusahaan kelas dunia (wordclasscompary) adalah perusahaan yang telah mencapai
standar tinggi dan telah menangani berbagai perubahan fundamental dari bentuk serta
manajemen perusahaan tradisional. Jenis persahaan semacam ini secara terus menerus
akan mengejar peningkatan segala aspek operasinya, termasuk dalam

3
prosedurmanufaktunya. Kitaa akan mempelajari beberapa karakteristik yang
membedakan produsen kelas dunia dengan perusahaan tradisional.
Perusahaan kelas dunia dapat dengan menguntungkan memenuhi kebutuhan para
pelanggannya . Tujuannya tidak hanya untuk memuaskan para pelanggan tetapi untuk
secara positif menyenangkan mereka. Ini bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan sekali
saja dan kemudian di lupakan. Dengan berbagai pesaing secara agresif berbagai cara
baru untuk meningkatkan pangsa pasar , perusahaan kelas dunia terus menyenangkan
para pelanggannya.
Mencapai status kelas dunia membawa implikasi signifikan bagi akuntansi dan sistem
informasi akuntansi . Informasi tradisional yang di hasilkan di bawah tekhnik akuntansi
konfensional tidak cukup mendukung kebutuhan perusahaan kelas dunia.perusahaan
itu membutuhkan berbagai metode akuntansi baru dan sistem informasi baru yang
 Menunjukan apa saja hal yangmenjadipehatian pelanggan (seperti kualitas dan
layanan)
 Mengidentifikasi berbagai produk yang menguntungkan
 Mengindentifikasi pelanggan yang menguntungkan
Mengidentifikasiberbagai peluang untuk perbaikan operasional dan produk .

2.3. Lingkungan manufaktur tradisional


Siklus konversi tradisional terdiri atas dua subsistem. Sistem produksi dan sistem
akuntansi biaya. Sistem produksi (prodictionsystem) melibatkan perencanaan,
penjadwalan dan pengendalian produkfisikdi sepanjang prosea produksi. Ini meliputi
penetapan kebutukan bahan baku otomasi pengeluaran bahan baku ke produksi dan
pekerjaan yang akan di lakukan. Serta pengarahan pergerakan barang dalam proses
melalui berbagai tahapan produksi. Sistem akuntansi biaya(costacountingsystem)
memonitor arus informasi biaya yang berkaitan dengan produksi . Informasi yaang di
hasilkan oleh system ini di gunakan untuk penilaian persediaan ,pengangaran
,pengendalian biaya,pelaporan kinerja dan berbagaikeputusan manajemen sepwrti
keputusan “membuat atau membeli”. Dalam lingkungan manufaktur tradisional, kedua
subsistem ini cenderung terpisah tidak terintegrasi oleh karenanya , keduanya akan
dibahas secara terpisah.
a. Sistem produksi

4
Tergantung dari produk yang diproduktif, perusahaan akan menggunakan salah satu
dari berbagai metode produksi berikut ini :
Pemasaran berkelanjutan membuat produk yang sama melalui rangkaian
berkelanjutan berbagai prosedur standar semen dan minyak di produksi melalui
metode manufaktur inu .
Biasanya di bawah pendekatan ini perusahaan menyimpan persedjaan barang jadi
pada tingkat yang dibutuhkan untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan .
Perkiraan penjualan bersama dwngan informasi tingkat persediaan saat ini adalah
Pemicu proses ini.
Pemrosesan berdasarkan pesaanan melibatkan pembuatan berbagai produk yang
berbeda sesuai dengan spesifikasi pelanggan . Proses ini diawali oleh pesanan penjualan
bukan oleh tingkat persediaan yang menurun .
Dokumen dalam sistem Batch
1. Perkiraan penjualan(salesforecast) menunjukan perkiraan permintaan barang jadi
perusahaan dalam suatu periode tertentu . Fungsi pemasaran biasanya
menghasilkan perkiraan permintaan tahunan berdasarkan produk . Bagi perusahaan
yang memiliki perubahan musiman dalam penjualan , perkiraan ini dipericidalam
berbagai periode yang lebih pendek (per triwulan atau bulanan) hingga dapat direvisi
sesuai dengan kondisi ekonomi yang terjadi. Dalam banyak industri, perkiraan
penjualan adalah dokumen perencanaan produksi yang paling penting .
2. Jadwal produksi (productionschedule ) adalah rencana dan otorisasi formal untuk
memulai produksi . Dokumen ini menjelaskan berbagai produk yang akan dibuat,
jumlah yang akan diproduksi dalam tiap batch , serta jadwal produksi untuk memulai
serta menyelesaikan produksinnya .
3. Daftar kebutuhan bahan baku yang menspesifikasikan berbagai jenis dan jumlah
bahan baku serta berbagai subperakitan yang digunakan dalam memproduksi
sebuah unit barang jadi . Kebutuhan bahan baku untuk seluruh batch ditetapkan
dengan mengalikan BOM dengab jumlah barang dalam batch .
4. Lembar proses kerja (routesheet), secara konseptual lembar proses kerja ini sama
dengan BOM . jika BOM menspsifikasi berbagai mebutuhanbahan, lembar proses
kerja menspesifikasiurutan operasi (mesin atau perakitan) serta waktu standar yang
dialokasikan untuk tiap pekerjaan .
5. Perintah Kerja
Perintah Kerja atau perintah produksi dibuat berdasarka BOM ( bill of material ) dan
lembar proses kerja untuk menspesifisikan bahan baku dan produksi (mesin, perakitan
dan lain-lain ) untuk tiap batch. Kesemua dokumen ini, bersama dengan lembar
perpindahan.
6. Lembar Perpindahan

5
Mencatat pekerjaaan yang dilakukan ditiap tempat kerja serta mengotorisasi
perpindahan pekerjaan atau batch dari satu tempat kerja ke tempat berikutnya.
7. Permintaan Bahan Baku
Mengotorisasi karyawan gudang untuk mengeluarkan bahan baku ke orang – orang
atau tempat kerja dalam proses produksi. Dokumen ini biasanya hanya
menspesifisikan jumlah standar.Bahan baku yang dibutuhkan sebagai kelebihan dari
jumlah standar akan membutuhkan permintaan terpisah yang dapat diidentifikasi
secara eksplisit sebagai permintaan bahan baku berlebih.Hal ini memungkinkan
pengendalian yang lebih tepat atas proses produksi dengan menekankan pada
penggunaan bahan baku yang berlebih.Dalam beberapa situasi, bahan baku yang
digunakan dalam produksi kurang dari standarnya.Ketika hal ini terjadi tempat kerja
akan mengembalikan yang tidak digunakan ke gudang bessama dengan lembar
pengembalian bahan baku.

Proses Produksi Batch

6
Pemrosesan Batch menghasilkan berbagai kelompok (batch) yang berbeda.
Tiap barang dalam batch hampir sama, yaitu membutuhkan bahan baku serta operasi
yang sama. Mekanisme pemicu proses ini adalah kebutuhan untuk mempertahankan
tingkat perssediaan barang jadi sesuai prediksi kebutuhan pelanggan. Tahap ini
melibatkan dua prosedur: spesifikasi permintaan kebutuhan bahan baku dan
operasional (materials and operations requirement) serta penjadwalan produksi.

Membuat kebutuhan bahan baku untuk sebuah batch dalam perincian produk
tertentu adalah menganalisis apa yang dibutuhkan dibandingkan apa yang tersedia
dalam persediaan bahan baku. Determinan utama untuk permintaan bahan baku dan
kebutuhan operasioanl adalah prediksi penjualan, laporan status persediaan, dan
spesifikasi teknis untuk barang jadi.

Ketika memproduksi batch yang nonstandar atau produk yang berdasar


pesanan spesifikasi bahan baku dan operasi bisa saja jadi sangat penting karena
kebutuhan analisis terperinci yang dibutuhkan untuk membuat BOM dan lembar
proses kerja. Hal lain yang juga dihasilkan dari tahap perencanaan dan pengendalian
produksi adalah permintaan pembelian (jika dibutuhkan) untuk tambahan bahan baku.

Prosedur kedua yang dilakukan di bawah tahap perencanaan dan pengendalian


produksi adalah penjadwalan produk. Jadwal untuk operasi produksi tersebut dibuat
oleh staf administrasi penjadwalan produk dan didasarkan pada informasi yang
diberikan dalam BOM serta lembar proses kerja. Perintah kerja, lembar perpindahan,
dan permintaan bahan baku yang dibuat oleh staf administrasi bagian penjadwalan
tersebut berpindah melalui berbagai tempat kerja sesuai dengan lembar proses
kerjanya.

Tahap produksi dimulai ketika para pekerja mendapat bahan baku dari staf
gudang sebagai ganti dari permintaan bahan baku. Sebagai bukti bahwa tahap
produksi ini telah selesai, sebuah salinan dari lembar perpindahan dikirimkan kembali
ke bagian perencanaan dan pengendalian produksi untuk memperbarui file perintah
kerja terbuka. Setelah menerima lembar perpindahan terakhir, file perintah kerja
terbuka akan ditutup. Seperti yang dapat diperkirakan, tempat kerja juga memiliki
peran penting dalam pencatatan biaya jam kerja tenaga keja, pekerjaan ini ditangani
oleh para supervisor.

7
Tahap selebihnya dari sistem produksi adalah pengendalian perseidaa, yang
memiliki 3 fungsi penting dalam proses produksi:

1.  Memicu keseluruhan proses dengan menyediakan laporan status persediaan bahan


baku dan barang jadi bagi perencanaan dan pengendalian produksi.

2. Personel bagian pengendalian persediaan secara terus menerus terlibat dalam


pembaruan record persediaan bahan baku berdasarkan permintaan bahan baku,
permintaan tambahan bahan baku, dan lembar pengembalian bahan baku

3. Setelah menerima perintah kerja dari tempat kerja yang terakhir, bagian
pengendalian persediaan akan mencatat produk yang jadi dalam record persediaan
barang jadi.

Model EOQ

Tujuan dari pengendalian ini adalah untuk meminimalkan biaya persediaan


dengan tetap memastikan bahwa terdapat persediaan dalam jumlah yang memadai
untuk memenuhi permintaan saat ini. Berbagai model persediaan yang digunakan
untuk mencapai tujuan ini dapat membantu menjawab dua pertanyaan dasar:

1. Kapan sharusnya persedian dibeli?

2. Seberapa banyak persediaan yang harus dibeli?

Model persediaan yang paling sederhana dan umum digunakan adalah model
jumlah pesanan ekonomi (economic order quantity-EOQ). Berikut asumsi-asumsi dari
EOQ:

1. Permintaan produk konstan dan tidak diketahui secara pasti

2. Waktu tunggu - waktu antara memasukkan pesanan persediaan hingga


kedatangannya -diketahui dan konstan

3. Semua persediaan yang dipesan tiba pada saat yang sama

4. biaya total per tahun untuk memesan adalah dapat bervariasi dan menurun sejalan
dengan peningkatan jumlah pesanan. biaya pemesanan meliputi biaya membuat
dokumen, menghubungi pedanok, memproses penerimaan persediaan, memelihara
rekening pemasok, dan menulis cek.

8
5. Biaya total per tahun untuk menyimpan persediaan (biaya penggudangan) adalah
biaya yang bervariasi yang akan meningkatkan sejalan dengan peningkatan jumlah
yang dipesan. Biaya - biaya ini meliputi biaya kesempatan dari dana yang di
investasikan, biaya penyimpanan , pajak properti dan asuransi

6. tidak ada diskon jumlah oleh karenanya harga total pembelian persediaan untuk
tahun terkait adalah konstan

Tujuan dari model EOQ adalah untuk mengurangi biaya persediaan. Parameter
penting dalam model ini adalah biaya penggundangan dan biaya pemesanan. Figur 7.9
adalah gambar hubungan antara biaya ini dengan jumlah pesanan. Ketika jumlah
pesanan naik, jumlah kegiatan pemesanan menurun, Sehingga menyebabkan biaya
total pertahun untuk memesan menurun.

Figur 7-9 hubungan antara biaya persediaan total dengan jumlah pesanan

Ak
an tetapi, ketika jumlah yang dipesan naik rata-rata persediaan yang dimiliki akan
naik hingga menyebabkan biaya penggudangan persediaan tahunan total akan naik.

Persamaan berikut digunakan untuk menghitung EOQ:

Q= √2DS/H

Dimana Q = Jumlah pesanan ekonomi

9
D = permintaan tahunan dalam unit

S = biaya tetap untuk memasukkan tiap pesanan

H = biaya menyimpan atau penggudangan perunit pertahun

Contoh :

sebuah perusahaan memiliki permintaan tahunan 2000 unit, dengan biaya


pemasangan per unit adalah $12 dan biaya penggudangan per unit adalah $0,40.
Dengan menggunakan angka-angka ini maka EOQ dapat dihitung sbb:

2 DS
Q=
√ H

2 ( 2.000 ) (12)
Q=
√ 0,40

Q = √ 120.000

Q = 346

Setelah mengetahui seberapa banyak yang harus dibeli lihat pernyataan kedua: Kapan
seharusnya membeli?

ROP = I x d

Dengan I = waktu tunggu, d = permintaan harian

Contoh jika : d = 5 unit , I = 8 hari, ROP = 40 unit

asumsi-asumsi dalam model eoq menghasilkan pola penggunaan persediaan yang


seperti gigi gergaji yang digambarkan dalam figur 7-10. Nilai Q dan ROP dihitung
secara terpisah untuk tiap jenis barang persediaan. tiap kali persediaan akan dikurangi
berdasarkan pesanan penjualan atau digunakan dalam produksi, jumlah yang dimiliki
dibandingkan dengan ROP nya. ketika QOH = ROP, pesanan akan dibuat sejumlah
nilai Q.

10
b. Sistem akuntansi biaya

Proses akuntansi biaya untuk suatu proses produksi dimulai ketika bagian
perencanaan dan pengendalian mengirimkan sebuah salinan dari perintah kerja yang
asli bagian akuntansi biaya. staff administrasi nya kemudian membuat record biaya
baru untuk yang memulai produksi dan menyimpannya dalam file barang dalam
proses. file ini bertindak sebagai buku pembantu bagi akaun pengendali barang
dalam proses di buku besar.

Ketika bahan baku dan tenaga kerja ditambahkan disepanjang proses


produksi, berbagai dokumen yang mencerminkan peristiwa-peristiwa ini mengalir
masuk ke bagian akuntansi biaya. penerimaan lembar Perpindahan yang terakhir
untuk suatu batas menandakan selesainya proses produksi. pada tahap ini, staff
administrasi memindahkan lembar biaya dan file WIP. hal ini mewakili transfer
produk dari WIP ke persediaan barang jadi. secara berkala, informasi lintasan
mengenai beberapa biaya ini ke WIP, mengurangi (kredit) WIP, dan berbagai selisih
nya akan dicatat dalam voucher jurnal serta dikirimkan ke bagian buku besar untuk
dicatat ke dalam akun pengendaliannya.

Berikut adalah gambar arus informasi dan pekerjaan yang umum dalam sistem
akuntansi biaya ;

Figur 7-10 penggunaan persediaan

11
c. Pengendalian dalam lingkungan tradisional

Otorasi Transaksi

1. Dalam lingkungan manufaktural, aktivitas produksi diotorisasi oleh bagian


perencanaan dan pengendalian produksi melalui perintah kerja yang formal. Dokumen
ini mencerminkan keutuhan produksi, yang merupakan selisih antara perkiraan
permintaan atas produk ( didasarkan pada perkiraan penjualan) dan persediaan barang
jadi yang dimiliki

2. lembar perpindahan ditandatangani oleh supervisor tiap tempat kerja untuk


mengotorisasi berbagai aktivitas di tiap batch dan untuk perpindahan produk melalui
berbagai tempat kerja.

3. permintaan bahan baku dan permintaan tambahan bahan baku mengotorisasi staf
staff gudang untuk mengeluarkan bahan baku ke berbagai tempat kerja.

Figur 7-11 penggunaan persediaan pengaman untuk mencegah kehabisan persediaan

12
Pemisahan tugas

salah satu tujuan dari prosedur pengendalian ini adalah untuk memisahkan
berbagi pekerjaan otorisasi transaksi dari pemrosesan transaksi. akibatnya bagian
perencanaan dan pengendalian produksi secara organisational terpisah dari tempat
kerja Berikut ini pemisahan yang berlaku :

1. Bagian pengendalian persediaan memelihara record akuntansi atas persediaan


bahan baku dan barang jadi. Aktivitas ini tetap dipisahkan dari fungsi menyimpan
bahan baku di gudang dan dari penggudangan barang jadi, yang memiliki kewajiban
penyimpanan untuk berbagai aktiva ini.

2. Begitu pula, fungsi akuntansi biaya untuk barang datam proses seharusnya
dipisahkan dari tempat kerja datam proses produksi.

Terakhir, untuk mempertahankan independensi fungsi buku besar sebagai tahap


verifikasi, departemen buku besar (general ledger-GL) harus terpisah dari departemen
yang mencatat buku pembantu berbagai akun. Oleh karenanya, departemen GL
secara organisasional terpisah dari. pengendalian persediaan dan akuntansi biaya.

Figur 7-12 prosedur akuntansi biaya

13
Supervisi

ini adalah prosedur supervisi yang berlaku datam siklus konversi.

1. Supervisor datam berbagai tempat kerja mengawasi penggunaan bahan baku dalam
proses produksi. hal ini membantu utnuk memastikan bahwa semua bahan baku yang
dikeluarkan dari gudang memang digunakan dalam produksi dan bahwa sisa yang
terbuang dapat diminimalkan. Kartu kerja karyawan dan lembar pekerjaan juga
harus diperiksa keakuratannya

2. Supervisor juga mengamati dan melihat kembali aktivitas pencatatan waktu


kerja. Hal ini akan mendorong adanya kartu kerja dan lembar pekerjaan karyawan
yang akurat.

Pengendalian akses

Siklus konversi memungkinkan akses langsung dan tidak langsung ke aktiva.

Akses Langsung ke Aktiva. Sifat dari produk fisik dan proses produksi memengaruhi
berbagai jenis pengendalian akses yang dibutuhkan.
1. Perusahaan sering kali. Membatasi akses ke berbagai area sensitif seperti gudang,
tempat kerja produksi, dan gudang barang jadi. Metode pengendalian yang
digunakan meliputi kartu identifikasi, petugas keamanan, peralatan pengamatan,
dan berbagai sensor serta alarm elektronik.
2. Penggunaan biaya standar memberikan suatu jenis pengendalian akses. Dengan
menetapkan jumlah bahan baku dan tenaga kerja yang diotorisasi untuk tiap produk,
perusahaan membatasi akses tidak sah ke berbagai sumber daya tersebut. Untuk
mendapalkan tambahan jumlah akan membutuhkan otorisasi khusus dan
dokumentasi fornaal.

Akses Tidak Langsung ke aktiva. Aktiva, seperti kas dan persediaan, dapat
dimanipulasi melalui akses ke berbagai dokumen sumber yang mngendalikannya.

Dalam siklus konversi, berbagai dokumen yang penting meliputi perrnintaan


bahan baku, permintaan tambahan bahan baku, dan kartu kerja karyawan. Metode
pengendalian yang juga mendukung jejak audit adalah penggunaan dokumen yang
diberi nomor terlebih dahulu.

Pencatatan akuntansi

Seperti yang dapat dilihat dalam beberapa bab sebelumnya, tujuan dari teknik
pengendalian ini adalah untuk membuat jejak audit untuk tiap transaksi. Dalam siklus
konversi, hal ini dicapai melalui penggunaan perintah kerja, lembar biaya, lembar

14
perpindahan, lembar pekerjaan, permintaan bahan baku, file WIP dan file persediaan
barang jadi. Dengan memberikan nomor terlebih dahulu ke dokumen sumber dan
menggunakannya sebagai referensi dalam record WIP, perusahaan dapat menelusuri
setiap persediaan barang jadi melalui proses produksi hingga sumbernya. Ini adalah
hal yang penting untuk mendeteksi kesalahan dalam produksi dan pencatatan untuk
mendeteksi batch produksi yang"hilang,"dan untuk melalukan audit secara berkala.

Verifikasi independen
Berbagai tahapan verifikasi datam siklus konversi dilakukan scperti berikut ini.
1. Bagian akuntansi biaya merekonsilasi penggunaan bahan baku dan tenaga kerja
yang diambil dari permintaan bahan baku dan lembar pekerjaan dengan standar yang
telah ditetapkan. Personel bagian akuntansi biaya kemudian dapat mengidentifikasi
berbagai penyimpangan dari standar yang diterapkan yang secara formal akan
dilaporkan sebagai selisih. Dalam lingkugan manufaktur tradisional, perhitungan
selisih adalah sumber data yang penting untuk sistem pelaporan manajemen.
2. Bagian buku besar juga memiliku fungsi verifikasi yang penting melalui
pemeriksaan perpindahan total produk dari WP biogga batang iadi, Hal ini dilakukan
dengan merekonsilasi voucher jurnal dari bagian akuntansi biaya dengan ringkasan
buku Pembantu persediaan dari bagian pengendalian persediaan.
3. terakhir auditor internal dan eksternal dan eksternal secara berkala akan
memverikasi persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi yang dimiliki melalui
perhitungan fisik. Mereka akan membandingkan jumlah sesungguhnya dengan record
persediaan serta membuat penyesuaian ke record jika perlu.

2.4. Lingkungan manufaktur kelas dunia


Siklus konversi tradisonal yang baru saja dijelaskan masih mewakili berbagai
prosedur dalam banyak perusahaan di Amerika Serikat. Akan tetapi, dalam dua dekade
terakhir ini, proses manufaktur mengalami banyak perubahan radikal karena perusahaan
ingin mencapai status kelas dunia.
Figur 7-13 tren dalam keunggulan kompetitif

15
Pada pertengahan tahun 1950-an, Amerika Serikat adalah pemimpin dalam
rnanufaktur di antara berbagai negara industri lainnya. Proses produksi massal, yang
disempurnakan pada awal abad ini, memberikan skala ekonomi sehingga industri di AS
memiliki keunggulan kompetitif yang berbeda., Berbagai perusahaan dapat mencapai
biaya per unit yang rendah dengan memproduksi sedikit jenis produk dalam jumlah yang
banyak. Permintaan atas berbagai produk ini pada saat ini stabil, hingga menghasilkan
lebih banyak waktu untuk pemulihan biaya. Dalam banyak hal, ini adalah pasar bagi
penjual. Sebuah pernyataan dari Henry Ford mencirikan filosofi produksi massal"Orang
Amerika dapat memiliki warna apa saja untuk Model T yang mereka inginkan, selama
warnanya hitam."
Saat ini, dominasi barang-barang asing di toko-toko AS mencerminkan dunia yang
sangat berbeda dari 20 hingga 30 tahun yang lalu. Berbagai industri di AS telah melihat
pengikisan pangsa pasar mereka dan semakin menurunnya daya saing mereka. Industri
mobil dan elektronik adalah contoh nyata dari fenomena ini. Salah satu argumentasi
mengenai perubahan dalam status quo ini menyatakan bahwa biaya tenaga kerja yang
jauh lebih rendah telah memberi perusahaan asing keunggulan kompetitif. Walaupun hal
ini mungkin benar pada masa-masa awal penurunan, kompetisi upah kini hanya
menjelaskan sedikit dari gambaran totalnya. penjelasan yang lebih baik. Ditemukan
dalam berbagai faktor pasar yang telah mengubah keunggulan kompetitif, yang juga
merupakan faktor-fakto yanggagal dikenali oleh industri di AS secara cepat.
Sejak pertengahan tahun 1970-an, berbagaia faktor yang menentukan keunggulan
kompetitih telah bergeser dari penekanan pada biaya saja ke penekanan pada kepuasan
pelanggan, keanekaragaman produk, dan kemampuan untuk merespon seacar cepat
perubahan permintaan pelanggan. Figur 7.13 menyajiakn berbagai tren dalam faktor
keunggulan kompetitif selama ini.
Selama beberapa tahun, para produsen di AS mengabaikan tren-tren ini dan terus
melanjutkan"bisnis seperti biasa,"sementara para pesaing asingnya mengambil alih peran
pemimpin. Melalui inovasi dalam filosofi bisnis, proses produksi, dan teknologi, bersama
dengan usaha yang tak kenal lelah untuk kepuasan pelanggan, perusahaan asing ini
berkembang menjadi lawan yang serius dalam area yang dulu didominasi oleh Amerika
Serikat. Kini, para produsen di AS merespons berbagai perubahan yang tidak dapat lagi
mereka abaikan dengan mewujudkan fleksibilitas dalam produksi.

16
A. Fleksibilitas produksi
para pelanggan modern menginginkan produk berkualitas, mereka
menginginkanya dengan segera, dan ingin ada berbagai pilihan. Profil permintaan ini
membebankan konflik dasar bagi produsen tradisional, yang orientasi pada
lingkungan terstruktur dan tidak fleksibelnya, menghambat sehingga tidak efektif
dalam lingkungan ini.
Sebaliknya, para pesaing kelas dunia memenuhi berbagai tantangan
konsumerisme modem melalui sistem produksi fleksibel. Bayangkan contoh-contoh
berikut mengenai fleksibilitas dalam produsen mobil kelas dunia saat ini. Sebuah
perusahaan memiliki fleksibilitas untuk secara keseluruhan mmyusun ulang
peralatannya untuk perubahan dari satu model ke model lainnya datam waktu 2, 5
menit. Sebuah produsen dapat menghasilkan 600 barang jadi dalam sebuah lini
produksi, Perusahaan lainnya dapat mengganti warna cat di lini produksinya hanya
dalam beberapa detik. Hal ini memungkinkan cat yang disesuaikan dengan pesanan
pelanggan tanpa harus menjalankan keseluruhan batch mobil untuk satu warna.
Mencapai fleksibilitas produksi (manufacturing flexibility) menggabungkan
empat karakteristik: (1)nreorganisasi fisik pabri,, (2) otomatisasi proses produksinya,
(3) pengurangani persediaan, dan (4) kualitas produk yang tinggi. Kita membahas
masing-masing karakteristik ini dan melihat beberapa tren yang berkembang.
B. Reorganisasi fisik fasilitas produksi
Proses produksi traditional cenderung berubah sedikit-sedikit selama beberapa
tahun menjadi aktivitas yang berurutan seperti ular. Produk bergerak maju dan
mundur serta melintasi ruang pabrik, serta naik dan turun melalui berbagai aktivitas
yang berbeda. Figur 7-14 menunjukan tata letak pabrik tradisional. Ketidak efisiennan
yang inheren dalam tata letak prabrik tradisional menambah biaya penanganan, waktu
konversi, dan bahkan persediaan dalam proses produksi. Selain itu, karena aktivitas
produksi biasanya diatur di sepanjang garis fungsional, terdapat tendensi adanya
kecurigaan antarkaryawan. Mentalitas “kita versus mereka” ini berlawanan dengan
sikap sebagai tim dan menciptakan ketidakseimbangan dalam proses.

17
Figur 7-14 tata letak pabrik tradisional

C. Otomatisasi Proses Produksi


Otomatisasi adalah inti dari lingkungan produksi yang berfungsi dengan baik.
Melalui penggantian tenaga kerja dengan otomatisasi, perusahaan dapat menjadi lebih
efisien dan karenanya menjadi lebih kompetitif. Otomatisasi juga dapat berkontribusi
secara langsung pada karakteristik operasi lainnya yaitu pengurangan persediaan dan
peningkatan kualitas. Akan tetapi penggunaan otomatisasi di antara berbagai produsen
di AS berbeda-beda. Figure 7-16 menyajikan otomatisasi sebagai rangkaian dengan
model produksi tradisional di satu sisi dan modal produksi yang terintegrasi penuh
dengan terkomputerisasi di sisi lainnya.

produksi tradisional
Lingkungan produksi tradisional terdiri atas berbagai jenis mesin, yang
masing-masing dikendalikan oleh seorang operator. Karena mesin-mesin ini
membutuhkan banyak waktu penyetelan, biaya penyetelan harus disebarkan dalam
operasi produksi berjumlah besar. Mesin-mesin ini dan operatornya diatur menjadi
berbagai bagian fungsional, seperti pencampuran, pemotongan, dan pengelasan.
Barang dalam proses mengikuti rute yang rumit disepanjang berbagai operasi yang
berbeda melintasi ruang pabrik.

18
Figur 7-15 sistem produksi fleksibel

Figur 7-16 rangkaian otomatisasi

teknologi yang berdiri sendiri


Teknologi yang berdiri sendiri (islands of technology) menggambarkan
lingkungan dengan keberadaan otomatisasi dalam bentuk (pulau) yang terpisah-pisah
dan yang berdiri sendiri dalam lingkungan tradisional. Teknologi yang berdiri sendiri
ini menggunakan mesin yang Dikendalikan Numerik Komputer (computer numerical
controlled-CNC) yang dapat melakukan beberapa operasi dengan keterlibatan
manusia yang lebih sedikit. Mesin CNC berisi berbagai program komputer untuk
semua bagian yang diproduksi oleh mesin tersebut. Dalam konfigurasi CNC, manusia
masih menaikkan, menyetel, dan mengosongkan mesin. Akan tetapi, manfaat yang
penting dari teknologi CNC ini adalah sedikitnya waktu (dana biaya) penyetelan yang
dibutuhkan untuk berubah dari satu operasi ke operasi lainnya.

19
Penyederhanaan proses
Penyederhanaan proses (process simplification) berfokus pada pengurangan
kompleksitas tata letak fisik produksi di lantai pabrik. Berbagai jenis mesin CNC akan
diatur dalam sel (cell) untuk menghasilkan sebuah bagian lengkap dari awal hingga
akhir di satu lokasi. Tidak seperti mesin CNC yang biasa, tidak ada keterlibatan
manusia dalam sel. Contohnya, Nissan, menggunakan sebuah sel multioperasi dalam
memproduksi as truk besar. Mesin tersebut mengambil as seberat 800 pound dan
melakukan lebih dari 40 operasi (memutar, memotong, mengebor, dan sebagainya)
tanpa keterlibatan manusia. Tata letak fisik yang lebih tidak rumit dalam sebuah sel
mengurangi jarak yang harus ditempuh sebuah bagian dalam proses produksi. Hal ini
pada akhirnya menghemat waktu produksi dan secara signifikan mengurangi
persediaan dalam transit.

produksi yang diintegrasikan dengan komputer


Produksi yang diintegrasikan dengan komputer (computer-integrated
manufacturing CIM) adalah lingkungan yang terotomatisasi penuh. Pabrik CIM
diatur menjadi dua sel teknologi yang tidak menggunakan tenaga kerja manusia dalam
proses produksi. Selain mesin-mesin CNC, prosesnya akan menggunakan sistem
penyimpanan dan penarikan otomatis serta robotik. Figure 7-17 menunjukkan
hubungan fisik antara berbagai teknologi ini.
Sistem penyimpanan dan penarikan otomatis. Banyak perusahaan dapat
meningkatkan produktivitas dan profitabilitasnya dengan mengganti forklift beserta
operator manusianya dengan sistem penyimpanan dan penarikan otomatis
(automated storage and retrieval system-AS/RS). Harley-Davidson beralih dari 60
operator forklift menjadi 5 saja. AS/RS adalah sistem conveyor yang dikendalikan
komputer dan yang membawa bahan baku dari berbagai gudang ke lantai pabrik, serta
barang jadi ke gudang. Manfaat operasional dari teknologi AS/RS ini jika
dibandingkan dengan sistem manual meliputi penurunan kesalahan, perbaikan
pengendalian persediaan, dan biaya penyimpanan yang lebih rendah.
Robotika. Robotika melibatkan penggunaan robot, mesin CNC khusus yang
digunakan dalam lingkungan berbahaya atau untuk melakukan berbagai pekerjaan
berbahaya dan monoton yang cenderung dapat menyebabkan kecelakaan.
Pembahasan selebihnya dari bagian ini menyajikan garis besar sejumlah
teknologi informasi yang digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan proses
produksi. Teknologi ini adalah desain berbantuan komputer (CAD), produksi
berbantuan komputer (CAM), perencanaan sumber daya produksi (MRP II),
perencanaan sumber daya perusahaan (ERP), dan pertukaran data elektronik (EDI).
Perusahaan manufaktur dan nonmanufaktur menggunakan teknologi ERP dan EDI.

20
Figur 7-17 sistem produksi yang diintegrasikan dengan komputer

Desain berbantuan komputer


Para teknisi menggunakan desain berbantuan komputer (computer-aided
design-CAD) untuk mendesain produk yang lebih baik secara lebih cepat. Sistem
CAD meningkatkan produktivitas teknisi, meningkatkan akurasi dengan otomatisasi
pekerjaan desain yang berulang, memungkinkan perusahaan untuk menjadi lebih
responsif pada permintaan pasar, dan menghubungkan sistem CAM dan MRP II, serta
lingkungan eksternal. Hubungan dari berbagai sistem ini ditunjukkan dalam Figur 7-
18.
Desain produk telah mengalami perubahan cepat melalui teknologi CAD.
Teknologi tersebut awalnya digunakan dalam industri pesawat terbang pada awal
tahun 1960-an, tetapi sejak itu telah digunakan dalam setiap jenis industri. Teknologi
CAD telah diperluas untuk mendesain dan mengevaluasi proses produksi bagi produk
baru. Hal ini menghasilkan spesifikasi tahapan dan prosedur terperinci (informasi
urutan pekerjaan) untuk personel tempat kerja. System CAD yang canggih dapat
mendesain produk dan proses secara simultan. Jadi, dengan dibantu CAD, pihak
manajemen dapat mengevaluasi kelayakan teknis produk dan menentukan “dapat
tidaknya suatu produk diproduksi”.
Teknologi CAD sangat banyak mempersingkat waktu antara desain awal
dengan akhir. Hal ini memungkinkan perusahaan menyesuaikan produksinya secara
cepat dengan perubahan dalam permintaan pasar. Hal ini juga memungkinkan
perusahaan merespons permintaan pelanggan atas produk yang khusus. Koneksi
sistem CAD dengan jaringan komunikasi eksternal (EDI) dibutuhkan agar produsen
kelas dunia dapat berbagi spesifikasi desainnya dengan para pemasok dan
pelanggannya. Komunikasi ini juga memungkinkan produsen kelas dunia untuk
menerima spesifikasi desain secara elektronik dari para pelanggan dan pemasoknya
untuk dipertimbangkan.

21
Figur 7-18 hubungan antara siklurs-siklus transaksi

Produksi Berbantuan Komputer


Produksi berbantuan computer (computer-aided manufacturing-CAM)
berfokus pada pabrik dan penggunaan computer untuk mengendalikan proses
produksi secara fisik. Dulu, jenis mesin yang paling banyak digunakan adalah mesin
untuk tujuan umum, seperti penekan, pemutar, dan mesin pencampuran. Tujuan awal
dari otomatisasi adalah peningkatan produktivitas tenaga kerja. Kini, CAM
memberikan presisi, kecepatan, dan pengendalina yang lebih baik daripada proses
produksi oleh manusia.

MRP II, EDI, DAN ERP


Perencanaan sumber daya produksi (manu facturing resources planning- MRP
II) adalah perluasan dari konsep sederhana yang masih digunakan dan disebut sebagai
system perencanaan penerimaan bahan baku (materials requirements planning-MRP).
Figure 7-20 menggambarkan system MRP, yang “mengubah” perintah kerja untuk
membuat sebuah BOM dan menentukan permintaan persediaan di muka sebelum
produksi. Pendekatan ini di desain untuk meminimalkan biaya pengudangan
persediaan dalam industry produksi masal. MRP hanyalah versi otomatis dari proses
perencanaan dan pengendalian produksi yang tradisional. Di pihak lain, MRP II
adalah teknik rekayasa yang mengintegrasikan beberapa proses bisnis.
MRP II tidak terbatas pada persediaan manajemen. MRP II adalah system dan
filosofi untuk mengoordinasikan berbagai aktivitas seluruh perusahaan. Oleh
karenanya, MRP II menggambungkan berbagai teknik untuk melaksanakan

22
perencanaan produksi, memberikan umpan balik, dan mengendalikan proses. Figure
7-21 menunjukkan integrasi dari berbagai system dibawah lingkungan MRP II.
System MRP II ini akan menghasilkan daftar kebutuhan baku untuk produk
terkait, menyesuaikan produksi dari produk tersebut dalam jadwal produksi induk,
membuat perkiraan kasar perencanaan kapasitas berdasarkan ketersediaan mesin dan
tenaga kerja, menghasilkan rencana permintaan bahan baku yang akan menjadwalkan
pengiriman bahan baku secara just-in-time, mendesain rencana kapasitas akhir untuk
pabrik, dan menggelola persediaan bahan baku serta barang jadi. Figure 7-22
menunjukkan secara terperinci dari sifat konsep MRP II yang sangat terintegrasi.
MRP II mengintegrasikan desain produk dan proses produksi pabrik dengan entri
pesanan, informsi akuntansi,serta system perhitungan biaya berdasarkan aktivitas,
yang akan memungkinkan produsen kelas dunia untuk membuat, mengomunikasikan,
dan melaksanakan jadwal produksi dengan tetap mengendalikan biaya serta
mempertahankan tingkat persediaan serendah mungkin. Produsen kelas dunia bisa
mewujudkan sejumah manfaat dari system MRP II yang sangat terintegrasi, dalam hal
berikut ini :
 Perbaikan layanan pelanggan.
 Pengurangan investasi pada persediaan.
 Peningkatan produktivitas.
 Perbaikan arus kas.
 Bantuan dalam mencapai tujuan strategis jangka panjang.
 Bantuan dalam mengelola perubahan (yaitu, dalam pengembangan produk
baru, atau pengembangan produk khusus untuk pelanggan atau oleh pemasok).
 Fleksibikitas dalam proses produksi.

MRP II telah berubah perlahan menjadi peranti lunak canggih yang di sebut
system perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning-ERP).
Paket peranti lunak komersial ini mendukung kebutuhan informasi keseluruhan
perusahaan, tidak hanya fungsi produksi. ERP dapat menghitung kebutuhan sumber
daya, pembuatan jadwal, mengelola perubahan konfigurasi produk, memungkinkan
perubahan terencana di masa mendatang dalam hal produk, dan memonitor produksi
di pabrik.

Selain itu, ERP menyediakan fungsi entri pesanan, penerimaan kas, pengadaan
dan pengeluaran kas bersama dengan kemampuan pelaporan keuangan serta
manajerial penuh.

Perusahaan kelas dunia akan memiliki system ERP yang dapat berkomunikasi
secara eksternal dengan para pelanggan dan pemasoknya melalui pertukaran data
elektronik (electronic data interchange-EDI). Saluran komunikasi EDI (entah melalui
internet atau koneksi langsung) akan memungkinkan perusahaan secara elektronik
menerima pesanan penjualan dan menerima kas dari pelanggan, menggirinkan faktur
kepelanggan, mengirimkan pesanan pembelian ke pemasok, menerima faktur dari

23
pemasok dan membayarnya, serta mengirim dan menerima dokumen pengiriman. EDI
adalah elemen penting dalam banyak system perdagangan elektronik.

Figur 7-19 sistem produksi berbantuan konputer (CAM)

Figur 7-20 gambaran umum sistem MRP

24
D. Pengurangan persediaan
Simbol dari perusahaan kelas dunia adlaha keberhasilannya dalam mengurangi
persediaan. Perusahaan semacam ini seringkali memiliki perputaran persediaan
tahunan 100 kali per tahun. Jika perusahaan lainnya menyimpan persediaan untuk
beberapa minggu bahkan beberapa bulan, perusahaan kelas dunia hanya memilki
persediaan untuk beberapa jam.

Figur 7-21 integrasi antara sistem prduksi dengan keuangan dalam lingkungan MRP
II

Sisi buruk persediaan


Terdapat tiga alasan penting mengapa perusahaan lebih baik mengurangi
persediaanya.
1. Persediaan membutuhkan biaya, Persediaan mewakili investasi dalam bahan
baku, tenaga kerja dan overhead yang tidak dapat direalisasikan sampai dijual.
Selain itu, terdapat berbagai biaya lain yang berhubungan dengan persediaan
dan sering kali tersembunyi. Persediaan harus dipindahkan keseluruh pabrik.
Persediaan harus ditangani, disimpan, dan dihitung. Selain itu, persediaan
akan kehilangan nilainya karena usang.
2. Persediaan menyamarkan masalah produksi. jika kapasitas mesin tidak
seimbang dalam proses akan menumpuk di titik ketidakseimbangan tersebut.
Jika pesanan pelanggan dan produksi tidak sinkron.
3. Kemauan untuk menyimpan persediaan dapat menimbulkan kelebihan
produksi. oleh karena adanya hambatan biaya penyetelan, perusahaan
cenderung untuk menghasilkan lebih banyak persediaan dalam batcg besar

25
untuk menyebarkan biaya yang dialokasikan serta membuat persepsi adanya
peningkatan efisiensi. Biaya sesungguhnya dari aktivitas disfungsional ini
tersembunyi dalam persediaan yang berlebih.

Masalah yang dipengaruhi oleh persediaan ini menimbulkan ketidakefisienan,


pengurangan profitabilitas, dan mengurangi secara perlahan daya saing
perusahaan. Banyak msalah produksi dpat diatasi dengan mengurangi persediaan.

Figur 7-22 sistem MRP II: modul perencanaan kemampuan produksi

26
Bagaimana perusahaan dapat mengurangi persediaan ?
Perusahaan yang berhasil mengurangi persediaan mengadopsi model produksi
just-in-time (JIT). Akan tetapi, JIT lebih dari hanya sekedar teknik pengurangan
persediaan. JIT adalah filosofi yang menyerang berbagai masalah produksi yang
sebelumnya dijelaskan, melalui penyederhanaan proses serta pengurangan persediaan.
Dalam pendekatan JIT, persediaan tiba dalam jumlah kecil dan para pemasok
beberapa kali per hari tepat (just in time) saat masuk ke produksi. JIT mendukung
proses produksi tarik (pull). Ketika terdapat pemicu kapasitas produksi, proses
produksi akan membuat batch kecil (atau satu bagian) produk ke dalam tempat kerja
berikutnya.
Tingkat cacat nol. Pemrosesan berkelanjutan membutuhkan bahan baku
barang dalam proses, dan barang jadi dengan tingkat cacat nol. Beberapa perusahaan
manufaktur kelas dunia mendefinisikan hal ini sebagai lebih sedikit dan 200
kerusakan perjuta bagian yang diproduksi.
Waktu penyetelan nol. Prosedur penyetelan mesin yang lama menambah
biaya dan menunda proses. Perusahaan harus berusaha keras untuk mengurangi waktu
penyetelam hingga kurang dari lima menit.
Ukuran lot kecil. Untuk mencapai penggunaan mesin sekitar 95% dan arus
produk yang berkelanjutan di sepanjang proses, ukuran lot haruslah kecil. Beberapa
harus tidak boleh lebih dari senilai persediaan satu hari dalam siklus produksi.
Persediaan nol. Untuk mengulang kembali poin yang sederhana tetapi
penting yang telah disebutkan sebelumnya, JIT tidak hanya merupakan teknik
pengurangan persediaan. Akan tetapi, JIT tergantung pada pengurangan persediaan.
Akan tetapi, JIT tergantung pada pengurangan persediaan. Perusahaan JIT yang
berhasil dapat mencapai perputaran persediaan 100 kali dalam setahun.
Waktu tunggu nol dan pemasok yang andal. Perusahaan JIT harus
membuat dan memelihara hubungan kerjasama dengan para pemasoknya. Kiriman
yang terlambat, bahan baku yang cacat, atau pesanan yang salah akan segera
menghentikan produksi. Tidak ada cadangan persediaan dalam sistem JIT.
Sikap tim. JIT sangat bergantung pada sikap tim yang dilibatkan dalam proses
tersebut. Hal ini meliputi mereka yang berada di bagian pembelian, penerimaan,
produksi, pengiriman-siapa saja. Tiap karyawan harus berhati-hati mengenai berbagai
masalah yang mengancam arus operasi berkelanjutan dalam lini produksi. JIT
membutuhkan pengendalian kualitas yang konstan dengan otoritas untuk melakukan
tindakan secara cepat.

E. Kualitas Produk
Terdapat dua alasan dasar mengapa kualitas penting bagi produsen kelas
dunia. Pertama, kualitas yang buruk sangat mahal untuk perusahaan. Kedua, kualitas
adalah dasar persaingan produsen kelas dunia. Para pelanggan menginginkan kualitas
dan mencari produk berkualitas dengan harga terendah.
Bagaimana perusahaan dapat meningkatkan kualitas ?
Salah satu cara perusahaan dapat meningkatkan kualitas adalah dengan
menempatkan titik pengendalian di sepanjang proses produksi untuk mengidentifikasi

27
operasi yang “tidak terkendali” ketika operasi tersebut terjadi. Melalui deteksi
masalah secara dini, perusahaan dapat mengelola dengan lebih baik dalam situasi
tersebut. Pengendalian proses secara statistik (statistical process control) adalah
metode untuk mengendalikan sistem produksi otomatis. Sebuah proses dapat
menggunakan ratusan titik pengendalian yang dimonitor untuk melihat kondisi yang
tidak terkendali. Banyak perusahaan telah menggunakan metode ini dan berhasil
dengan sangat baik.

2.5. Implikasi Untuk Akuntansi dan SIA.


a) Perubahan dalam teknik akuntansi
Apa yang salah dalam informasi akuntansi tradisional ?
Informasi akuntansi biaya tradisional menekankan pada kinerja keuangan, bukan
pada kinerja produksi. Berbagai teknik dan konvensi yang digunakan selama
bertahun-tahun tidak mendukung berbagai tujuan baru perusahaan manufaktur kelas
dunia. Berikut ini adalah berbagai kelemahan sistem informasi tradisional yang
paling banyak disebutkan.

 Alokasi biaya yang tidak akurat


Sistem akuntansi tradisional, tidak secara akurat menelusuri biaya ke produk
dan proses. Salah satu konsekuaensi dari dari teknologi adalah restrukturisasi
pola biaya produksi. Tanpa informasi biaya yang akurat, perusahaan tidak
dapat:
1. Berfokus pada pasar yang menguntungkan.
2. Melayani pelanggann yang menguntungkan.
3. Secara akurat mengukur biaya desain produksi.
4. Secara akurat mengukur biaya desain proses.

 Ketertinggalan waktu
Data akuntansi tradisional untuk pelaporan manajemen pada dasarnya adalah
data historis. Jadi, data tertinggal di belakang aktivitas produksi yang
sesungguhnya dengan asumsi bahwa pengendalian dapat diaplikasikan
setelah kejadian untuk memperbaiki masalah. Akan tetapi, para manajer
pabrik dalam latar belakang JIT membutuhkan informasi segera mengenai
penyimpangan yang abnormal.mereka harus mengetahui secara real time
kerusakan mesin atau robot yang tidak terkendali. Informasi setelah kejadian
adalah terlalu terlambat dan tidak berguna.

 Orientasi keuangan
Orientasi informasi akuntansi tradisional tidak secara memadai
mengidentifikasi produk atau proses yang tidak benar. Data akuntansi
menggunakan nilai uang sebagai unit standar pengukuran dalam
perbandingan antar berbagai bagian yang dievaluasi. Keputusan untuk
menghubungkan berbagai area fungsional dan tingkat manajemen yang

28
berbeda dalam perusahaan membutuhkan informasi yang pada dasarnya tidak
sama.

Figur 7-23 perubahan dalam struktur biaya di anatra berbagai lingkungan


produksi yang berbeda

Penekanan Pada Biaya Standar. Akuntansi yang konvensional menekankan


pada biaya standar dan analisis varian. Tujuan yang mendasari kovensi ini tidak
lagi relevan dalam lingkungan manufaktur yang baru. Seperti yang dapat dilihat,
metode produksi modern banyak menggunakan modal dan mengansumsikan
tingkat kecacatan nol dalam bahan baku dan proses. Dalam situasi ini, varian
tradisional tidak penting. Ketika cacat, penyimpangan, atau aktivitas tidak
terkendali terjadi, para manajer perlu mengetahuinya dengan segera. Dalam
konsep JIT, masalah semacam ini membutuhkan perhatian jauh sebelum system
akuntansi tradisonal dapat menghasilkan laporan varian.

29
Figur 7-24 profil perbedaan perhitungan biaya antara metode ABC dengan
tradisional

Bagaimana cara mengatasi masalah-masalah ini?


Banyak perusahaan kelas dunia yang telah menemkan solusi atas berbagai
masalah ini melalui perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based
costing—ABC). ABC adalah system informasi yang memberi para manajer
informasi mengenai berbagai aktivitas dan objek biaya. Kita pertama-tama
mendefinisikan istilah ini:
Akitvitas (activity) menjelaskan pekerjaan yang dilakukan dalam perusahaan.
Membuat pesanan pembelian, mempersiapkan produk untuk pengiriman, atau
mengoperasikan mesin bubut adalah contoh aktivitas.
Objek biaya (cost object) adalah alasan untuk melakukan aktivitas. Alsan ini
meliputi produk, jasa, pemasok, dan pelanggan. Contohnya, pekerjaan membuat
pesanan penjualan (aktivitasnya) dilakukan karena pelanggan (objek biayanya)
ingin memasukkan pesanan.

Berbagai asumsi yang mendasari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas


(ABC) berbeda jauh dari asumsi dalam akuntansi biaya tradisional. Akuntansi
tradisional berasumsi bahwa produk menyebabkan biaya. ABC berasumsi bahwa
aktivitas yang menimbulkan biaya dan produk (serta berbagai objek biaya
lainnya) membuat permintaan atas suatu aktivitas.
Tahap pertama dalam pendekatan ABC adalah menentukan biaya aktivitas.
Biaya akttivitas kemudian dibebankan ke objek biaya terkait melalui penggerak
aktivitas (activity driver). Factor ini mengukur konsumsi aktivitas oleh objek
biaya. Contohnya, jika mengebor di piringan baja adalah aktivitas, maka jumlah
lubangnya adalah penggerak aktivitas.
Sistem akuntansi tradisional sering kali hanya menggunakan satu penggerak
aktivitas. Contohnya, biaya overhead, yang dikumpulkan dalam sebuah satuan
biaya, dialokasikan ke produk berdasarkan jam tenaga kerja langsung.
Perusahaan kelas dunia yang menggunakan ABC dapat memiliki lusinan satuan
biaya aktivitas, yang masing-masing memiliki penggerak aktivitas sendiri.

30
b) Perubahan dalam pelaporan informasi
Kini kita berada dalam batas perubahan yang signifikan peran informasi
akuntansi manajemen. Dulu, fungsi akuntansi manajemen terbatas pada
informasi yang berorientasi pada pelaporan keuangan yang berhubungan dengan
operasi. Kini, melayani kebutuhan manajemen kelas dunia berarti mendobrak
berbagai Batasan sempit ini. Akuntan manajemen kini harus menyediakan
informasi mengenai berbagai aktivitas bisnis yang sangat berbeda dari yang
dihasilkan dalam system tradisional.
Manajemen Aktivitas
Dalam berbagai perusahaan, mengelola berbagai aktivitas bisni hanyalah
pekerjaan rutin. Tidak demikian halnya dengan perusahaan kelas dunia.
Menajemen aktivitas harus merupakan usaha tanpa henti dan berkelanjutan untuk
perbaikan. Para manajer harus memahami aktivitas mana yang seharusnya
dilakukan dan bagaimana cara terbaik untuk melakukannya. Terdapat dua tujuan
dasar yang mengarahkan para manajer dalam tantangan ini:
1. Para manajer harus menggunakan berbagai sumber daya ke aktivitas
yang menghasilkan manfaat maksimal.
2. Para manajer harus mencari cara untuk memperbaiki factor yang paling
penting bagi para pelanggannya.

Figur 7-25 alokasi untuk biaya produksi dalam ABC

31
Pembahasan berikut ini memberikan contoh mengenai pekerjaan manajemen
aktivitas yang membutuhkan dukungan dari informasi akuntansi jenis baru.

Mengevaluasi Aktivitas Produksi. kebutuhan informasi mengenai informasi


terlah mengarahkan pada perkembangan generasi kedua ABC. Dimensi vertical
menumjukkan alokasi biaya ke aktivitas baru ke objek biaya, dimensi horizontal
adalah model proses. Dimensi ini mencerminkan kebutuhan perusahaan akan
kategori informasi baru mengenai penyebab timbulnya aktivitas dan pengukuran
kinerja untuk berbagai aktivitas tersebut. Model proses ABC dapat memberikan
informasi penting mengenai penggerak biaya dan ukuran kinerja untuk membantu
para manajer menjawab berbagai pertanyaan seperti:

1. Aktivitas mana yang membutuhkan paling banyak sumber daya?


2. Jenis sumber daya apa yang dibutuhkan?
3. Di mana biaya dapat dikurangi?

Informasi yang dihasilkan oleh model proses terutama nonkeunngan dan juga
meliputi berbagai domain di luar informasi akuntansi tradisional.

Mengidentifikasi Aktivitas yang Tidak Penting. Aktivitas dapat penting


atau tidak. Aktivitas yang penting menambah nilai dalam salah satu atau du acara.
Pertama, aktivtas tersebut memiliki nilai bagi pelanggan. Contohnya,
penyeimbangan roda untuk tiap mobil setelah produksi adalah aktivitas yang
penting karena penlanggan ingin mobil dapat berjalan dengan mulus. Kedua,
aktivitas menambah nilai bagi perusahaan. Contohnya, aktivitas untuk membuat
laporan keuangan yang tidak memiliki nilai langsung bagi pelanggan. Akan
tetapi, karena kewajiban hukum perusahaan mengharuskan perusahaan, maka
aktivitas ini memiliki nilai bagi perusahaan dan penting. Aktivitas tidak penting
tidak menambah nilai dan seharusnya ditiadakan. Contohnya, dalam lingkungan
produksi tingkat cacat nol, aktivitas pengendalian kualitas tradisional pada akhir
proses menjadi tidak penting. Begitu pula, dalam latar belakang ini, aktivitas
akuntansi tradisional untuk menghitung varian penggunaan bahan baku dan
akuntansi untuk menghitung pembuangan tidak memiliki nilai bagi perusahaan.

Mengidentifikasi penggerak biaya. Pengurangan aktivitas yang tidak


penting tergantung padan identifikasi penggerak biaya secara tepat. Penggerak

32
biaya adalah penyebab timbulnya biaya. Pada manajer tidak dapat mengelola
aktivitas yang tidak penting kecuali mereka memahami tekanan penggeraknya.
Contohnya, jika perpindahan barang dalam proses dari suatu operasi ke lainnya
tidak menambah nilai, maka harus ditiadakan. Bagaimana cara melakukannya?
Pertama-tama identifikasi terlebih dahulu penggerak biaya untuk aktivitas ini.
Dalam situasi ini, jarak fisik antaroperasi adalah penggeraknya. Dengan mengatur
ulang kebutuhan untuk menempatkan aktivitas ini dalam urutan fisik, perusahaan
menyingkirkan penggerak biaya (jarak) dan aktivitas yang tidak penting
(memindahkan produk).

Membandingkan aktivitas dengan baku mutu. Dalam meilai tambahan


nilai aktivitas, para manajer sering kali membandingkan berbagai aktivitas utama
dengan aktvitas yang sama di perusahaan tersebut atau di perusahaan lain. Hal ini
disebut sebagai penentuan baku mutu. Contohnya, perusahaan dapat menilai
aktivitas utamanya untuk factor-faktor seperti kualitas, waktu tunggu, felksibilitas
, biaya, dan kepuasan pelanggan serta membandingkannya denga berbagai praktik
terbaik oleh pemimpin di industrinya.

Figur 7-26 model ABC dua dimensi

Membuat hubungan antara aktivitas utama. Dalam bagian selanjutnta,


dibahas mengenai peran penting dari usaha tim untuk mengelola perusahaan kelas
dunia. Dari lantai pabrik hingga CEO, tiap manajer (dilengkapi dengan informasi
yang tepat) harus bertindak secara cepat dan konklusif dalam lingkup
33
aktivitasnya. Mejadi hal yang sangat penting bahwa para anggota tim, disemua
tingkat, memahami ukuran kinerjanya, dapat mendeteksi masalah ketika muncul,
dan mengetahui berbagai peran mereka untuk mengatasinya.

Koordinasi yang efektif membutuhkan informasi yang menghubungkan


pengambilan keputusan dan ukuran kinerja dengan factor kunci keberhasilan
(critical success factors—CSF) perusahaan. CSF adalah bagian-bagian yang
begitu penting hingga kegagalan dalam memenuhi salahh satu diantaranya akan
menyebabkan perusahaan gagal. Walaupun CSF dapat berbeda antar perusahaan,
berbagai kategori umum berikut ini berlaku di kebanyakan perusahaan.

a) Kualitas produk. Produk perusahaan harus memenuhi atau melebihi harapan


pelanggan.
b) Kualitas proses. Perusahaan harus meminimalkan jumlah proses yang berbeda,
yang dapat menghasilkan sampah atau pengerjaan ulang produknya.
c) Layanan pelanggan. Perusahaan harus dapat secara memadai memenuhi
permintaan pelanggan atas produk jadi. Pelanggan dapat berarti pelanggan
akhir atau pelanggan internal, seperti bagian selanjutnya dalam proses
produksi.
d) Manajemen sumber daya. Perusahaan harus mengoptimalkan penggunaan
bahan baku, tenaga kerja, dan aktiva tetap dalam memproduksi berbagai
produknya.
e) Fleksibilitas. Perusahaan harus responsif dan dapat beradaptasi dengan
berbagai perubahan di lingkungannya. Hal ini meliputi perubahan dalam pasar
produk, dalam pemasok, dan dalam lingkungan hukum.

Tidak ada seorangpun yang dapat memengarhi CSF. Perbaikan CSF berasal
dari tindakan terkoordinasi di tiap titik keputusan. Figur 7-27 menunjukkan
contoh bagaimana hal ini dapat dilakukan untum manajemen sumber daya CSF.
Diagram tersebut menunjukkan beberapa ukuran kinerja yang memengaruhi
manajemen sumber daya CSF di tiap tingkat manajemen. Untuk perbaiki CSF ini,
tiap manajer harus mengendalikan ukuran kinerjanya dan mengetahui pengaruh
yang dimilikinya atas tingkat selanjutnya dalam perusahaan. Contohnya ketika
manajer bagian mengelola dengan baik bagian tertentu, seperti waktu kerusakan
mesin, presentase produksi yang terbuang, dan jumlah perubahan jadwal yang
tidak direncanakan, manajer tersebut mengetahui kontribusinya pada keseluruhan
tujuan manajemen sumber daya perusahaan.

Perhatikan dua poin tambahan yang dibuat dari Figur 7-27. Pertama, untuk
tingkat manajemen yang lebih tinggi, ukuran kinerja lebih luas dan lebih
teragregasi, sementara tingkat yang lebih rendah akan lebih terperinci dan
spesifik. Kedua, pendekatan ini mengintegrasikan informasi keuangan dan

34
nonkeuangan dalam sebuah struktur pelaporan yang umum, hingga memperluas
peran akuntansi di luar batasan tradisionalnya. Usaha untuk mengakomodasi
spektrum manajemen yang leih luas membutuhkan informasi keuangan dan
nonkeuangan yang selama ini menjadi topik yang banyak menarik perhatian.
Akan tetapi, untuk melakukan hal ini membutuhkan model akuntansi baru yang
dapat mendukung berbagai pandangan penggunanya. Model tersebut adalah REA,
(sumber daya, kegiatan, dan pelaku yang dibahas lebih jauh di Bab 10.

2.6. Sistem Informasi Kelas Dunia.


Kunci dari sisem informasi kelas dunia (world- class information system-WCIS)
adalah integrasi semua komponen fungsi dan teknologi sistem. Integrasi adalah perekat
yang mengikat berbagai sistem bersama dan meliputi aplikasi akuntansi dasar,
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, perencanaan kebutuhan bahan baku, jadwal
produksi induk, perkiraan, entri pesanan, CAD, CAM, dan ssaluran komunikasi EDI.
Di bagian ini akan diperkenalkan konsep WCIS. Pembahasan akan dimulai dengan
tinjauan atas sistem informasi tradisional untuk menggambarkan perbedaan nyatanya
dengan sistem informasi kelas dunia. Sebagai contoh untuk WCIS, akan dilihat secara
umum berbagai fitur umum sistem yang disebut SAP. SAP adalah pemimpin pasar di
antara sistem informasi kelas dunia yang disebut sebagai sistem perencanaan sumbere
daya perusahaan (ERP). Tahun- tahun belakangan ini, SAP telah mencapai posisi yang
terdepan dan dianggap sebagai standar untuk penilaian ERP lainnya. Karena pentingnya
peran ERP untuk sistem informasi akuntansi, maka pembahasan untuk bahan ini akan
dilanjutkan dalam Bab 11. Bagian ini akan di akhiri dengan tinjauan atau berbagai isu
pengendalian yang berkaitan dengan WCIS.

a. Karakteristik Sistem Informasi Tradisional


Dalam lingkungan produksi tradisional, teknologi umumnya digunakan secara
tidak beraturan dan tanpa rencana. Tujuannya sering kali untuk mengatasi masalah
berulang tertentu untuk bagian terntentu tanpa melihat integrasi teknologi dalam
keseluruhan proses. Hasilnya adalah berbagai teknologi berdiri sendiri yang tidak
terintegrasi dan sering kaali dapat diintegrasikan hanya dengan biaya yang tingi. Hal
ini berlaku tidak hanya untuk teknologi otomatisasi pabrik tetapi juga untuk sistem
informasi dan berbagai aplikasi bisnis.
Teknologi informasi yang digunakan oleh produsen tradisional biasanya akan
terdiri atas sebuah mainframe yang menangani berbagai fungsi utama akuntansi,
seperti pemrosesan pesanan penjualan, pemrosesan pembelian, dan penggajian.
Berbagai aplikasi akuntansi dasar ini dapat atau tidak dapat diintegrasikan. Aplikasi
mainframe terutama kan berorientasi paada batch, dan hanya ada sedikit sistem real
time.
Mainframe mungkin akan memiliki beberapa jenis perhitungan biaya
pekerjaan dan sistem pengendalian persedian untuk barang jadi dan bahan baku. Akan
tetapi, dalam banyak lingkungan produksi tradisional, sistem akuntansi biaya tetap

35
dalam komputer pribadi (personal computer- PC), terpisah, dan membutuhkan banyak
sekali entri data secara ,manual untuk membuat informasinya tetap terkini. Bahkan,
sistem akuntansi biaya dapat saja tidak lebih berupa spreadsheet.
Umumnya, PC digunakan oleh produsen tradisional untuk mengatasi masalah
bisnis yang independen, dan konektivitas ke mainframe melalui jaringan adalah hal
terakhir yang dipikirkan dan dianggap penyulitkan. Banyak dari berbagai PC yang
dibelu oleh berbagai bagian fungsional ditujukan untuk mengatasi masalah bisnisnya
sendiri dan digunakan secara tidak beraturan. Tidak seperti aplikasi mainframe, yang
menghasilkan dokumen otorisasi dan laporan yang mendukung sistem pengendalian
internal perusahaan, sistem berbasis PC hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki
pengendalian internal di dalamnya. Oleh karenanya, potensi terjadinya kesalahan dan
ketidakberesan (penipuan) dapat signifikan.
Figur 7-27 hubungan ukuran kinerja pada berbagai tingkatan di seluruh
perusahaan

Sistem informasi produsen trasdisional sangat bergantung pada transaksi


berbasis kertas, yang harus dimasukkan dan dimasukkan kembali ke komputer sejalan
dengan perpindahan dokumen kertanya dari satu bagian ke tempat kerja, atau ke
bagian berikutnya. Usaha yang berulang- ulang ini adalah hal yang mendasar dalam
lingkungan ini, dan meningkatkan peluang kesalahan entri data serta menimbulkan
tingkat integritas data yang rendah.
Terakhir, jaringan telekomunikasi produsen tradisional biasanya dibatasi untuk
lingkungan internal perusahaan. Biasanya tidak ada, kemampuan komunikasi
eksternal, atau bahan keinginan untuk memiliki kemampuan tersebut, kecuali jika
perusahaan dipaksa mengimplementasikan EDI oleh pelanggan atau pemasok. Bukan

36
saja implementasi teknologi produsen tradisional adalah rangkaian dari teknologi
terpisah, produsen tradisional itu sendiri juga merupakan hubungan yang terdiri dari
komunitas bisnis global.

b. SAP: Contoh Sistem Informasi Kelas Dunia


SAG AP adalah perusahaan Jerman yang didirikan pada tahun 1972 di
Waldorf, Jerman oleh beberapa karyawan IBM. Tujuan pembukaan usaha mereka
adalah untuk menciptakan paket bisnis terintegrasi yang dapat melayani perusahaan
besar dalam industri manufaktur. Peranti lunaknya, yang disebut SAP, mendukung
berbagai proses yang berkaitan dengan penjualan, pemasaran, produksi dan sumber
daya manusia. Dalam bahasa Inggiris, SAP adalah singkatan dari Systems,
Applications, and Products in Data Processing (Sistem, aplikasi, dan produk dalam
pengolahan data).

SAP R/3
Produk terpenting SAP disebut sebagai SAP/3. Ini adalah sistem berbasi klien/
server (jenis khusus dari arsitektur jaringan ini dibahas dalam Bab 12) yang
beroperasi dibawah sejumlah sistem operasi dan konfigurasi jaringan. SAP R/3
bekerja dalam berbagai platform peranti keras, termasuk PC Windows NT, sistem
UNIX (terminal kerja multipengguna), dan IBM AS 400 (mini komputer). R/3 juga
mendukung berbagai basis data termasuk Informix, Oracle, DB2, ADABAS D, MS
SQL, dan DB2/400. Sistem ini dapat disesuaikan agar dapat berinteraksi dengan EDI
dan berbagai sistem lainnya dalam bahasa standar seperti C, C++, COBOL, dan SQL.
Arsitektur R/3 adalah struktur hierarkis. Dasarnya adalah lapisan pertama
dalam dasar tempat R/3 dibuat. Ini meliputi berbagai modul aplikasi, arsitektur
jaringan, dan platform peranti kerasnya. Basis datanya, yang dapat didistribusikan di
antara berbagai komputer, adalah lapisan terakhir dadlam sistem tersebut. Tabel- tabel
basis datanya terdiri dari perincian transaksi yang dibutuhkan untuk mendukung
kebutuhan berbagai pengguna. Kamus datanya menjelaskan tampilan berbagai
pengguna sistem tersebut. Lapisan ini menyediakan pemetaan hubungan data
antarentitas bisnis.
R/3 menyediakan model bisnis siap pakai yang mendukung ratusan proses
bisnis yang diatur dalam empat kategori umum berikut ini; keuangan, logistik, sumber
daya manusia dan pendukung proses bisnis. Beberapa tahun yang lalu, perusahaan
akan harus mendesain dan memprogram aplikasi khusus secara internal untuk
mendukung berbagai fungsi ini. Akan tetapi, para pengguna R/3 dapat
menggabungkan dan mencocokkan komponen peranti lunak yang siap pakai untuk
merakit aplikasi ERP yang memenuhi kebutuhan bisnis mereka. Salah satu pendorong
di belakang revolusi ERP adalah keinginan banyak perusahaan untuk lebih dekat
dengan status kelas dunia untuk rekayasa ulang proses bisnisnya. Sistem R/3 yang
terintegrasi dapat memperbaiki langgan layanan pelanggan, mengurangi waktu
produksi berbagai produk, meningkatkan produktivitas, dan memperbaiki
pengambilan keputusan. Berbagai fitur operasi R/3 dan beberapa sistem ERP kelas
dunia lainnya disajikan dalam Bab 11.

37
c. Isu Pengendalian Dalam WCIS
Tingginya tingkat otomatisasi dalam WCIS menciptakan sejumlah isu
pengendalian khusus yang menjadi perhatian para akuntan. Tujuan dalam pembahasan
ini adalah untuk mengarahkan perhatian pada berbagai potensi resiko yang harus
ditangani oleh pihak manajemen dan akuntan. Karena solusi dari berbagai masalah ini
melibatkan pemahaman mengenai teknologi yang belum dibahas, maka pembahasan
mengenai teknik pengendalian harus ditunda hingga Bab 15 dan 16, di mana berbagai
isu ini beserta solusinya akan dibahas kembali.

Lingkungan Tanpa Kertas


WCIS sebenarnya dapat meniadakan arus dokumen kertas tradisonal dalam
siklus pesana- pengiriman- faktur- pembayara karena sistem tersebut memungkinkan
berbagai transaksi dilakukan dicatat, disetujui, dan dilaksanakan secara elektronik.
Dokumen kertas sangat mahal dari segi biaya penangannya dan kesalahan
entri datanya. Oleh karena itu, dokumen kertas dicetak, ditangani, dan disimpan hanya
jika benar- benar dibutuhkan. Sebagian dari pengurangan kertas berasal dari
penggunaan otomatisasi data sumber secara ekstensif, terutama dengan kode baris
(barcode). Jika memungkinkan, semua persediaan bahan baku dan persediaan barang
jadi seharusnya juga diberi kode baris. Situasi idealnya adalah untuk memberi kode ke
bahan baku. Untuk menelusuri dan memonitor biaya tenaga kerja serta dengan
pertimbangan otorisasi dan keamanan, para karyawan menggunakan kartu identitas
berkode baris atau yang memiliki strip magnetis. Bahkan semua sumber daya ( bahan
baku, perlengkapan yang dibawa , dan karyawan), yang berpindah di sekitar pabrik
seharusnya diberi kode baris untuk tujuan penelurusan dan pengawasan.
Lingkungan tanpa kertas tersebut memiliki dampak signifikan atas sistem
pengendalian internal perusahaan. Hasilnya, adalah bukti pengendalian akan dapat
ditemukan oleh format yang dapat dibaca oleh mesin, dan yang dapat berada di
lokasiyang tidak menembus berbgaia batasan organisasional tradisional. Mungkin
tidak ada dokumen tradisional untuk dipelajari oleh auditor internal atau eksternal.

Transaksi Otomatis
Penggunaan EDI secara ekstensif ntuk pemrosesan transaksi yang meniadakan
dokumen sumber tradisional yang memiliki tanda tangan dan yang memberi bukti
otorisasi transaksi. Berdasarkan kejadian peristiwa seperti penerimaan pesanan
penjualan atau persediaan yang jatuh di titik pemesanan ulang, transaksi akan secara
otomatis dijanlankan oleh sistem MRP dan ditransmisikan melalui EDI. Dengan tidak
adanya keterlibatan manusia dalam sistem pemrosesan transaksi, kekhawatiran akan
pengendalian terpusat pada validitas, kelengkapan, dan akurasi berbagai transaksi
yang dihasilkan secara otomatis. Satu- satunya dokumen kertas mungkin adalah
kontrak asli antarmitra dagang. Pihak manajemen dan para akuntan mencari berbagai
kepastian berikut ini dapat kaitannya dengan kinerja sistem;
a) Sistem memasukkan pesanan hanya ketika persediaan dibutuhkan
b) Pesanan persediaan dimasukkan hanya untuk pemasok yang disetujui.
c) Jumlah barang yang dipesan benar sesuai kebutuhan perusahaan

38
d) Prosedur yang diprogram secara tepat mencocokkan dokumen pengendali sebelum
elektroniknya ( contohnya, pesanan penjualan, laporan penerimaan,, dan faktur)
sebelum memulai fingsi pembayaran.

Pertimbangan Pembentukan Jaringan


WCIS akan didesain di sekitar rangkaian local area network, mini komputer,
dan/ atau mainframe, tergantung pada kebutuhan produsennya. Arsitektur jaringan
dapat melibatkan distribusi basis data dan atau tanggung jawab pemrosesan transaksi
di antara berbagai pengguna di beberapa lokasi. Teknologi terdistribusi memiliki
berbagai implikasi dalam hal akurasi dan konsistensi catatan akuntansi. Contohnya,
para auditor khawatir apakah berbagai akun di buku besar mencerminkan secara
akurat total berbagai transaksi yang di proses di berbagai lokasi yang terdistribusi.

39
Bab 3

Penutup

3.1. Kesimpulan
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya
yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Biasanya dibuat untuk
menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi. Informasi adalah
data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan yang tepat. Karakteristik informasi yang realible harus
memenuhi syarat relevan, tepat waktu, akurat dan lengkap. Sistem Informasi adalah
sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermafaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Siklus
Konversi adalah sekelompok kegiatan berulang pada aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan data yang berhubungan dengan pengkonversian sumber daya input,
seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead menjadi barang jadi atau jasa untuk
dijual (Romney, Steinbart, Cushing, 1997). Siklus konversi berisi transaksi yang
benar-benar ada ketika input diubah menjadi barang atau pelayanan dapat dijual.
Proses yang digunakan dalam siklus konversi adalah bahan, tenaga kerja, dan ongkos
eksploitasi. Siklus konversi tradisional terdiri atas dua jenis, yaitu: sistem produksi
dan sistem akuntasi biaya. Sistem Produksi(production system) melibatkan
perncanaan, penjadwalan, dan pengendalian produk fisikdi sepanjang proses produksi.
Sistem Akuntansi Biaya(cost accounting system) memonitor arus informasi biaya
yang berkaitan dengan produksi. Siklus Konversi adalah sekelompok kegiatan
berulang pada aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data yang berhubungan dengan
pengkonversian sumber daya input, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
menjadi barang jadi atau jasa untuk dijual (Romney, Steinbart, Cushing, 1997). Siklus
konversi berisi transaksi yang benar-benar ada ketika input diubah menjadi barang
atau pelayanan dapat dijual. Proses yang digunakan dalam siklus konversi adalah
bahan, tenaga kerja, dan ongkos eksploitasi. Siklus konversi tradisional terdiri atas
dua jenis, yaitu: sistem produksi dan sistem akuntasi biaya. Sistem
Produksi(production system) melibatkan perncanaan, penjadwalan, dan pengendalian
produk fisikdi sepanjang proses produksi. Sistem Akuntansi Biaya(cost accounting
system) memonitor arus informasi biaya yang berkaitan dengan produksi.

40
Daftar pustaka

Hall,James A. 2011. Sistem Informasi Akuntansi Edisi Keempat. Jakarta:Salemba Empat.

41

Anda mungkin juga menyukai