Anda di halaman 1dari 5

1.

Tahap-tahap dalam SCOR Supply Chain Operations Reference (SCOR) merupakan suatu model konseptual yang dikembagkan oleh Supply Chain Council (SCC), sebuah organisasi non profit independent, perusahaan global dengan keanggotaan terbuka untuk semua perusahaan dan organisasi yang tertarik untuk mendaftar dan memajukan sistem Supply Chain Management (SCM). Model SCOR menyediakan kerangka kerja unik yang menghubungkan proses bisnis, metrik, praktik terbaik dan fitur teknologi menjadi sebuah kesatuan struktur untuk mendukung komunikasi di antara mitra rantai pasok untuk meningkatkan efektivitas manajemen rantai pasokan yang terkait dalam kegiatan perbaikan rantai pasokan (www.supplychain.org,2013). Adapun tahapan dari SCOR secara umum terdiri dari 4 level, yaitu: a. Level 1 mendefinisikan ruang lingkup dan isi dari SCOR model. Selain itu, pada tahap ini juga ditetapkan target-target kinerja perusahaan untuk bersaing. Definisi proses pada level 1 Proses SCOR Plan Definisi Proses-proses yang menyeimbangkan permintaan dan pasokan secara menyeluruh yang bertujuan untuk mengembangkan kebutuhan pengiriman, produksi dan pasokan secara optimal Source Proses-proses pembelian barang dan jasa yang bertujuan untuk memenuhi permintaan aktual atau yang

direncanakan Make Proses tranformasi material menjadi produk akhir untuk memenuhi permintaan aktual atau yang direncanakan Deliver Proses-proses penyediaan produk jadi/jasa untuk

memenuhi permintaan aktual atau yang direncanakan, mencakup manajemen pemesanan, manajemen

transportasi dan distribusi Return Proses-proses yang diasosiasikan dengan pengembalian dan penerimaan produk dengan kategori pengembalian produk dengan berbagai alasan. Proses ini diperluas hingga ke layanan setelah pengiriman kepada konsumen

b. Level 2 merupakan level konfigurasi dan berhubungan erat dengan pengkategorian proses. Pada level 2 ini dilakukan pendefinisian kategorikategori terhadap setiap proses pada level 1. Pada level ini, proses disusun sejalan dengan strategi rantai pasok. Adapun pemetaan pada level 2 merupakan tahp konfigurasi dari proses-proses rantai paso yang ada dalam tiga kategori utama, yaitu: 1) Planning adalah suatu proses yang menyelaraskan sumber daya yang ada pada perusahaan untuk memenuhi keperluan-keperluan akan harapan permintaan. 2) Execution adalah suatu proses yang dipacu dengan adanya permintaan terencana ataupun permintaan aktual yang

mentransformasikan bentuk material. 3) Enable adalah suatu proses yang menyiapkan, memlihara dan mengendalikan jaringan informasi, sehingga proses planning dan execution saling terkait. c. Level 3 merupakan tahap penguraian proses-proses yang ada pada rantai pasok menjadi unsur-unsur yang mendefinisikan kemampuan perusahaan untuk berkompetisi. Tahap ini terdiri dari definisi unsur-unsur proses, masukan dan keluaran dari informasi mengenai proses unsur, metrik-metrik dari kinerja proses, praktik terbaik dan kapabilitas sistem yang diperlukan untuk mendukung praktik terbaik.

Pada level 3 ini, perusahaan mendefinisikan secara detil proses-proses yang teridentifikasi, ukuran kinerja dan praktik terbaik pada setiap aktivitas. Sistem rantai pasok perusahaan didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk bersaing pada unsur yang dipilih. Pada level 3, proses unsur dibagi kedalam bentuk informasi masukan, proses unsur dan keluarannyang terdiri dari: 1) Definisi proses unsur 2) Informasi masukan dan keluaran proses unsur 3) Metrik pengukuran kinerja 4) Praktik terbaik 5) Kemampuan sistem yang diperlukan untuk menerapkan praktik terbaik 6) Sistem dan alat bantu untuk melakukan fine tuning pada level strategi operasi d. Lelvel 4 merupakan level yang menggambarkan secara detail tugas-tugas di dalam setiap aktivitas yang dibutuhkan pada level 3 untuk

mengimplementasikan dan mengelola rantai pasok berbasis harian serta mendefinisikan perilaku-perilaku untuk mencapai keuntungan bersaing dan beradaptasi terhadap perubahan kondisi bisnis.

2. Manfaat dan keterbatasan metode SCOR a. Manfaat dari metode SCOR, yaitu : 1) Untuk mengevaluasi dan membandingkan kegiatan rantai pasokan dalam meningkatkan kinerja (baik individual maupun organisasi). 2) Perusahaan/ organisasi dapat melakukan perbaikan berkelanjutan berdasarkan hasil kontrol kinerja supply chain yang dilakukan dan memberikan masukan bagi perusahaan dalam mengembangkan suatu kerangka pengukuran kinerja Supply Chain yang sesuai dengan kondisi dan tujuan strategis perusahaan.

3) Memiliki kerangka yang kokoh dan fleksibel. 4) Hubungan antara pemasok dengan konsumen menjadi baik. 5) Integrasi antara bagian proses produksi, penjualan, dan logistik menjadi baik. 6) Mampu memetakan bagian-bagian rantai pasokan secara lebih detail di tiap levelnya. 7) Membandingkan kinerja rantai pasokannya dengan perusahaan lain. 8) meningkatkan keberhasilan dalam penerapan standar ISO dalam lingkup perusahaan (baik secara certified maupun non certified) b. Keterbatasan metode SCOR, yaitu: 1) Keterbatasan sumber daya manusia yang memadai, baik dikalangan pemegang brand itu sendiri maupun mitra dalam memahami maupun menerapkan metode SCOR. 2) Metode ini belum bisa menjadi masukan objek pengukuran yang dibutuhkan oleh network modelling tools. 3) Terkadang penggunaan SCOR tidak bisa dilakukan berdasarkan data keuangan perusahaan saja tetapi juga melibatkan data dari pelanggan.

3. Contoh penerapan SCOR di perusahaan a. Penerapan metode scor (supply chain operation reference) untuk mengukur fleksibilitas supply chain di advertising Advertising atau periklanan adalah salah satu divisi dalam perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan, berbagai hasil cetak seperti sablon, umbul-umbul, billboard, dan baliho. Dengan ini, penilaian fleksibilitas supply chain perlu dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui tingkat fleksibilitas supply chain. b. Penerapan SCOR pada Optical Network

1) SCOR digunakan untuk mengidentifikasi kesenjangan

kinerja

diperusahaan dengan bantuan metrik sehingga diperoleh pencapaian kinerja yang seimbang. 2) SCOR digunakan untuk mengidentifikasi proses yang terputus, pengiriman persediaan, dan proyek-proyek yang dibutuhkan untuk perbaikan. 3) Proyek yang diusulkan diprioritaskan berdasarkan potensi dampak dan jumlah usaha / risiko dari analisa SCOR

Anda mungkin juga menyukai