A. Pengertian SCOR
SCOR Model adalah sebuah metode yang dikembangkan oleh Supply Chain Council
atau Dewan Rantai Suplai. Supply Chain Council adalah sebuah lembaga nonprofit
yang berdiri pada tahun 1996 dan digagas oleh beberapa organisasi dan perusahaan.
Perusahaan pemrakarsa dari Supply Chain Council antara lain seperti Bayer, Procter &
Gamble, Lockheed Martin, Compaq, Rockwell Semiconductor, Texas Instruments,
Nortel, 3M, Rabin, Todd, & McGrath (PRTM), Cargill, Pittiglio, dan AMR (Advance
Manufacturing Research).Pada awal berdirinya dewan rantai pasok ini memiliki
anggota sebanyak 69 perusahaan, namun saat ini telah mencapai 1000 perusahaan.
Berikut ini gambaran proses kunci dalam SCOR Model yaitu plan, source, make,
deliver dan return yang berada dalam proses mata rantai.
C. Level Dalam SCOR
Menurut Supply Chain Council (2010), ada 4 level tahapan pemetaan SCOR version 10.0,
yaitu: Top Level (Level 1), Configuration Level (Level 2), Process Element Level (Level 3),
dan Implementation Level (Level 4).
Level 1
Setidaknya ada 5 proses kunci dalam top level pertama ini yaitu plan, source, make, deliver
dan return lalu mengukur metrik kinerja.
Hasil pengukuran metrik yang didapatkan kemudian di compare dengan target perusahaan
untuk mengetahui apakah kinerja supply chain sudah mencapai target atau belum.
Plan
Pada perencanaan ini segalanya dikalkulasikan dari mulai tingkat efisiensi dan resiko bisnis
yang akan dihadapi.
Source
Sumber : Proses yang melakukan pengumpulan dan pengadaan material barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan yang sebelumnya telah direncanakan.
Make
Deliver
Pengiriman (deliver): Proses yang pendistribusian barang jadi dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.
Return
Di tahap supplier, bahan baku yang tidak sesuai permintaan dari perusahaan dan menyediakan
transportasi untuk pengiriman bahan baku pengganti. Pembuatan klaim atas bahan baku yang
tidak sesuai permintaan ke pemasok di tahap manufaktur. Pengelolaan klaim atas finish good
yang tak sesuai di tahap distributor. Dan hingga pembuatan klaim atas produk akhir yang rusak
di tahap pengecer.
Level 2
Level 2, merupakan tahap konfigurasi. Pada level kedua ini setiap proses inti dalam SCOR
akan ditampilkan lebih rinci dari proses-proses mata rantai suplai perusahaan.
Hal itu dimulai dari proses yang berkaitan dengan pemasok, aktivitas produksi dan distribusi
hingga produk yang diterima oleh konsumen. Terdapat pengklasifikasian proses seperti
berikut:
1 = Make-to-stock
2 = Make-to-order
3 = Engineering-to-order
4 = Retail product
Level 3, merupakan tahap dekomposisi proses-proses yang ada pada rantai pasok menjadi
elemen-elemen yang mendefinisikan kemampuan perusahaan untuk berkompetisi.
Metriks adalah sebuah alat untuk mengukur kinerja standar dari proses-proses dalam supply
chain. Salah satu syarat utama pengukuran kinerja ini adalah reliable dan valid. Reliability
berhubungan dengan konsistensi dari instrumen-instrumen penelitian. Sementara validitas
berhubungan dengan ketepatan definisi dari sebuah variabel.
SCOR model memberikan ruang bagi para peneliti untuk melakukan penyesuaian atau
kustomisasi terhadap tipe industri masing-masing.
Atribut Kinerja
Atribut Kinerja berhubungan dengan strategi perusahaan. Setiap atribut akan memiliki tolok
ukur masing-masing dalam Metriks SCOR Model. Berikut ini adalah atribut yang sering ada
dalam metriks standard dari SCOR Model:
Reliability berkaitan dengan kemampuan melaksanakan setiap pekerjaan sesuai dengan yang
direncanakan. Fokus dari reliability adalah ketepatan waktu, ketepatan kuantitas dan ketepatan
kualitas.
Agility berkaitan dengan kemampuan untuk fleksibel dan beradaptasi dalam menghadapi
setiap perubahan yang dipicu oleh faktor eksternal.
Cost berkaitan dengan biaya-biaya di dalam Supply chain. Termasuk di dalamnya terdapat
labor costs, material costs, management and transportation costs.
Asset Management Efficiency atau efisiensi dalam pengelolaan asset berkaitan dengan utilitas
nilai suatu barang, penyusutan inventori, insourcing vs outsourcing dll.
Berikut ini contoh metriks tiap level beserta atribut kinerja (Performance Attribut):