Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH MANAJEMEN KONSTRUKSI

Disusun Oleh :
Aquino Celizia (1953050006)
Stella Samderubun (1953050010)
Bambang E F Sitinjak (1953050022)
Isai Haga Harita (1953050025)

Dosen Pembimbing
Candra Christianti P..S.T.,M.T.

PROGRAM STUDI SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UKI
2022
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu metode pengelolaan
sumber daya manusia dalam sebuah organisasi agar mampu mencapai tujuan dari
organisasi secara maksimal melalui pengembangan sumber daya manusia itu sendiri
(Winarti, 2018). Manajemen SDM dalam sebuah organisasi atau perusahaan pada
dasarnya merupakan kegiatan organisasi atau perusahaan dalam mengelola tenaga
kerjanya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahan demi mencapai
tujuannya.
Pengelolaan SDM ini sangat berperan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah
dalam bidang industri konstruksi. Industri konstruksi merupakan insdustri yang bergerak
dalam sektor pembangunan. Konstruksi merupakan industri yang memegang peranan
penting dalam membangun infrastruktur yang dibutuhkan dalam pengembangan sosial-
ekonomi dan berkonstribusi langsung dalam pertumbuhan ekonomi.
Mengingat pentingnya peran industri konstruksi dengan banyaknnya pekerjaan yang
harus dilakukan oleh manusia sendiri, maka manajemen sumber daya manusia sangat
dibutuhkan. Pengelolaan sumber daya manusia dalam industri konstruksi dimaksudkan
agar tercipta sumber daya manusia yang berkualitas sehingga akhirnnya ekonomi dapat
bertumbuh dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja tantangan MSDM yang dihadapi industri konstruksi di masa depan,
khususnya di Indonesia. Apa bedanya dengan di masa lalu ?
2. Jelaskan elemen-elemen dari struktur industri, budanyanya dan operasionalnya yang
dapat mendorong efektifnya pengelolan dan pengembangan SDM pada industri
konstruksi ?
3. Apa saja tantangan yang terdapat pada proyek konstruksi dibandingkan dengan sektor
industri berbasis proyek lainnya ?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui keterkaitan MSDM dengan industri konstruksi
2. Untuk mengetahui tantangan-tantangan MSDM yang dihadapi industri konstruksi
3. Untuk mengetahui elemen-elemen dari struktur industri, budayanya dan
operasionalnya yang dapat mendorong efektifnya pengelolan dan pengembangan
SDM pada industri konstruksi
4. Untuk mengetahui tantangan yang terdapat pada proyek konstruksi dibandingkan
dengan sektor industri berbasis proyek lainnya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tantangan MSDM yang dihadapi Industri Konstruksi di Masa Depan, Khususnya di
Indonesia. Bedanya dengan Masa Lalu ?

Sebagai salah satu industri yang paling dinamis dibandingkan dengan industri lainnya,
industri konstruksi membutuhkan Manejemen SDM yang baik. Namun MSDM di
Indonesia mempunyai tantangan-tantangan yang harus dihadapi untuk dapat
menghasilkan SDM yang berkualitas. Tantangan-tantangan tersebut adalah :

2.1.1. Perkembangan Teknologi Konstruksi

Perkembangan teknologi konstruksi khususnya teknologi di bidang digitalisasi


konstruksi berkembang pesat dari tahun ke tahun. Era digitalisasi konstruksi sendiri
merupakan era yang mendigitalkan semua pekerjaan konstruksi untuk
mempermudah koordinasi pada suatu pekerjaan. Digitalisasi konstruksi ditandai
dengan semakin banyak dan variatifnya aplikasi penyelenggaraan infrastruktur, yang
awalnya bersifat closed standalone hingga akhirnya teknologi yang menerapkan
prinsip kolaboratif seperti BIM. BIM (Building Information Modeling) sendiri
merupakan teknologi dalam bidang AEC (Architecture, Engineering, and
Construction) yang mampu mensimulasikan semua informasi dalam proyek
konstruksi ke dalam model 3D. Ada beberapa tingkatan BIM yaitu BIM 3D (3D
Modeling), BIM 4D (terkolaborasi dengan data scheduling), BIM 5D (terkolaborasi
dengan data estimasi/kuantitas, dan harga), BIM 6D (terkolaborasi dengan data
building sustainability), BIM 7D (terkolaborasi dengan data facility management
application), dan BIM 8D (khusus memperhatikan keselamatan dan pencegahan
kecelakaan di lokasi konstruksi). Sesuai tingkatan ini BIM saat ini sudah mencapai
level 3 (full integration 6D-8D), namun penggunaan BIM di Indonesia baru
mencapai level 2 (full collaboration) dengan jumlah ahli BIM yang masih kurang.
Oleh karena itu, manajemen SDM ini sangat dibutuhkan untuk menghasilkan lebih
banyak tenaga ahli dan memajukan industri konstruksi Indonesia agar tidak
tertinggal dari negara lain.
2.1.2. Globalisasi
Manajemen SDM dalam bidang konstruksi di Indonesia juga tidak luput dari
tantangan globalisasi. Proses globalisasi yang merupakan proses integrasi nasional
yang terjadi karena adanya pertukaran pandangan dunia, produk, dan pemikiran,
kemudian memengaruhi segala aspek, termasuk aspek industri konstruksi. Pesatnya
perkembangan teknologi membuat proses globalisasi dalam bidang industri
konstruksi pun semakin cepat di berbagai negara, bergitu juga di Indonesia. Sebagai
hasil globalisasi industri konstruksi di Indonesia, banyak negara yang mendirikan
BUJK di Indonesia. Kementrian PUPR mencatat setidaknya ada 388 BUJK asing
yang beroperasi di Indonesia tahun 2020. Banyaknya BUJK asing di Indonesia ini
menunjukkan bahwa Indonesia merupakan suatu pasar jasa konstruksi yang sangat
menjanjikan bagi para pelaku konstruksi asimg. Manajemen SDM disini Kembali
dibutuhkan, untuk mengelola sumber daya manusia Indonesia agar menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas dan ahli dalam bidang konstruksi, agar proses
globalisasi ini dapat berdampak baik bagi Indonesia.

2.1.3 Sertifikat Kompetensi Kerja


Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 2Tahun 2017 Pasal 70 mengatur
bahwa setiap pekerja konstruksi wajib memiliki sertifikat kompertensi kerja.
Sertifikat kompetensi kerja merupakan bukti bahwa yang bersangkutan adalah
tenaga kerja yang kompeten untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang
kompetensinya. Tenaga kerja yang memiliki sertifikat kompetensi kerja
mendapatkan beberapa manfaat, diantaranya adalah mendapatkan jaminan kejelasan
besaran imbalan/gaji sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah dan
memberikan perlindungan hukum pada profesi. Sertifikat kompetensi kerja juga
dapat meningkatkan K3 dalam suatu proyek konstruksi, karena dengan
mempekerjakan ahli-ahli yang berkompeten dalam suatu proyek konstruksi dapat
meminimalisir terjadinya kecelakaan-kecelakaan konstruksi. Namun demikian,
hingga tahun 2020 dari 8.066.497 juta total TKK di Indonesia hanya sekitar 9,65%
atau 778.472 orang yang memiliki sertifikat kompetensi yang terdiri dari 212.188
orang bersertifikat ahli dan 566.284 orang bersertifikat terampil sementara 7.288.025
lainnya belum. Jumlah TKK yang bbelum bersertifikat dirasa masih cukup tinggi
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar bisa bersaing di kancah
internasional. Oleh karena itu dibutuhkan MSDM untuk dapat meningkatkan
kualitas SDM.
2.2. Jelaskan Elemen-elemen dari struktur industri , budayanya dan operasionalnya yang
dapat mendorong efektifnya pengelolaan dan pengembangan SDM pada industri
konstruksi.
Ada lima elemen-elemen yaitu :
2.2.1 Threat of new entrants (Ancaman Pendatang Baru)

Ancaman ini menentukan seberapa mudah atau sulitnya untuk masuk ke industri
tertentu. Ancaman pendatang baru dalam industri serupa mengakibatkan semakin
ketatnya persaingan yang berdampak pada penurunan laba. Tingkat ancaman pendatang
baru diukur berdasarkan kemampuan pendatang baru untuk masuk dan berkompetisi
dengan perusahaan lain yang sejenis.

2.2.2. Bargaining power of suppliers (Daya Tawar Pemasok)

Daya tawar pemasok yang kuat memungkinkan pemasok untuk menjual bahan baku
pada harga yang tinggi ataupun menjual bahan baku yang berkualitas rendah kepada
pembelinya. Ketergantungan perusahaan terhadap pemasok berakibat terhadap ancaman
bagi perusahaan itu sendiri. Untuk itu perusahaan perlu memilih pemasok yang tepat
dari sisi kualitas dan harga.

2.2.3. Bargaining power of buyers (Daya Tawar Pembeli)


Kekuatan ini menilai daya tawar atau kekuatan penawaran dari pembeli/konsumen,
semakin tinggi daya tawar pembeli dalam menuntut harga yang lebih rendah ataupun
kualitas produk yang lebih tinggi, semakin rendah profit atau laba yang akan
didapatkan oleh perusahaan

2.2.4. Threat of substitutes (Ancaman Produk Pengganti)


Hambatan atau ancaman ini terjadi apabila pembeli/konsumen berhadapan dengan
produk pengganti yang lebih murah atau produk pengganti yang memiliki kualitas
lebih baik dengan biaya pengalihan yang rendah (Widayani,. Hal ini menyebabkan
semakin banyaknya ragam produk dalam industri yang dapat mempengaruhi
pendapatan perusahaan.
2.2.5. Rivalry among existing competitors (Persaingan dengan Kompetitor Sejenis)
Dalam model ini, persaingan dengan kompetitor sejenis inilah yang menjadi faktor
utama dalam persaingan bisnis. Persaingan bisnis yang kian ketat terjadi jika
banyaknya perusahaan pesaing yang merebutkan pangsa pasar yang sejenis. Segala
aspek diperlukan untuk mengoptimalkan posisi seperti halnya dengan taktik
persaingan harga, promosi, dan peningkatan pelayanan atau jaminan kepada
pelanggan

Cara PUPR dalam meningkatkan jasa konstruksi

Pembangunan SDM merupakan salah satu pilar Visi Indonesia 2045 dan juga agenda
Presiden Joko Widodo bersama Wapres Maruf Amin 5 tahun ke depan. Terkait hal tersebut,
kami menyoroti tiga hal terpenting. Pertama, pemenuhan sumber daya manusia konstruksi,
baik secara kuantitas dan kualitas. Kedua, pengembangan industri konstruksi yang berbasis
SDM spesialis dan teknologi konstruksi. Ketiga, penguatan kelembagaan, melalui Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP),” kata
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono  pada
Webinar Roadmap Jasa Konstruksi 2045 dan Kualitas SDM Jasa Konstruksi yang
diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui telekonferensi, Senin
(15/3/2021).

Dari sisi kuantitas SDM, terdapat gap untuk mendukung pembangunan infrastruktur PUPR
sebesar lebih dari 700.000 orang. Ini belum termasuk kebutuhan SDM untuk pembangunan
infrastruktur di daerah, swasta dan sektor lainnya. Sementara secara kualitas, komposisi SDM
konstruksi masih belum ideal di mana 72% tenaga kerja konstruksi adalah lulusan SMA
kebawah. Di samping itu, baru 10% dari total 8 juta orang tenaga kerja konstruksi yang
bersertifikat.

“Untuk meningkatkan kompetensi SDM dan mengurangi gap, Kemenetrian PUPR melakukan
beberapa upaya. Pertama, bekerja sama dengan perguruan tinggi. Kami membuat politeknik
PU untuk mencetak lulusan D3 guna mengisi middle level management. Kemudian kami juga
menyelenggarakan program Magister Super Spesialis,” ucap Menteri Basuki.
Kedua, kolaborasi dengan Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) nasional maupun asing,
dengan memanfaatkan berbagai proyek infrastruktur yang menggunakan teknologi terkini
sebagai training ground bagi SDM konstruksi nasional. Ketiga, percepatan sertifikasi tenaga
kerja konstruksi, dengan memperluas, mempercepat dan memodernisasi layanan sertifikasi.

Selanjutnya, dalam rangka mengembangkan industri konstruksi yang berbasis spesialisasi


SDM dan teknologi konstruksi terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu dengan
menambah varian jabatan kerja sesuai dengan kebutuhan proyek-proyek  infrasruktur skala
besar dan berteknologi tinggi,  melakukan penyesuaian Standar Kompetensi Nasional
(SKKNI) dengan bertambahnya varian jabatan kerja tersebut dan mengadopsi teknologi
terkini pada proyek-proyek nasional termasuk mendorong capaian Tingkat Komponen dalam
Negeri (TKDN) pada material dan peralatan konstruksi.

Dari sisi penguatan kelembagaan, lahirnya LPJK diharapkan dapat memperkuat industri jasa
konstruksi melalui akreditasi asosiasi profesi dan registrasi tenaga kerja konstruksi nasional. 
“Dari sisi pemerintah kami sangat mendorong bahkan sangat berharap lahirnya asosiasi
profesi yang benar-benar mampu mewadahi pengembangan SDM konstruksi spesialis
tersebut,” pungkas Menteri Basuki.

3. Tantangan-tantangan lain dalam proyek konstruksi dibandingkan sector industry

berbasis proyek

3.1. Issue lingkungan

Di antara semua industri, industri konstruksi merupakan konsumen bahan baku

terbesar. Industri ini menyumbang 20 sampai 40% dari emisi karbon. Ini

menunjukkan bahwa konsumsi sumber daya semacam itu tidak seharusnya

berkelanjutan membawa lingkungan ke risiko besar.


Dua tantangan utama untuk industri konstruksi dalam pandangan lingkungan

adalah perubahan iklim dan pengelolaan air. Industri konstruksi terutama di China

dan India menghadapi tantangan besar untuk mengurangi emisi karbon dioksida

ke tingkat yang aman.

3.2. Issue kekurangan SDM

Diprediksi dalam periode antara 2015-2025 Indonesia akan mengalami

kekurangan insinyur sebanyak 10.000/tahun, dan kemungkinan gap ini akan

dimanfaatkan oleh tenaga teknik dari negara lain khususnya dari ASEAN.

3.3. Kurangnya komunikasi antar pekerja

Masalah atau masalah yang dihadapi dalam industri konstruksi karena beberapa

kesalahan atau kesalahan terutama disebabkan oleh hancurnya komunikasi antara

pihak-pihak terkait proyek.

saat ini kita berada di era dimana kita memiliki semua jenis metode untuk

menjalani komunikasi yang baik. Jika semua orang dalam sebuah proyek

dikomunikasikan dan semua tentang proyek tentang rincian perencanaan, rincian

penyelidikan, keraguan dan klarifikasi, izin untuk permulaan kerja, sebuah

masalah besar karena kesalahan kecil dapat dihindari dengan mudah.

3.4. Kurangnya Tenaga Kerja Konstruksi Terampil

Industri konstruksi telah mengalami pertumbuhan yang berkesinambungan selama

beberapa tahun terakhir dan terus menunjukkan pertumbuhan yang besar di tahun

2017. Tetapi kontraktor konstruksi berpendapat bahwa mereka merasa sulit

mendapatkan pekerja dan pekerja berkualitas untuk melakukan pekerjaan

konstruksi tertentu.
Hal ini disebabkan misalignment yang dinaikkan antara jumlah tenaga kerja

terampil yang tersedia dan jumlah pekerjaan yang tersedia. Inilah salah satu

masalah terbesar yang dihadapi saat ini.

Masalah konstruksi ini mengharuskan organisasi atau perusahaan konstruksi untuk

membelanjakan dan berinvestasi untuk melatih orang-orang untuk pekerjaan yang

dibutuhkan bersamaan dengan pemberian pembayaran tambahan.

Studi dan pendapat yang diambil dari para insinyur lapangan dan para kontraktor

mengatakan bahwa kurangnya pekerja dan pekerja yang belum berpengalaman

menimbulkan masalah keamanan yang sangat besar.


BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Perkembangan teknologi konstruksi khususnya teknologi di bidang digitalisasi konstruksi

berkembang pesat dari tahun ke tahun. Era digitalisasi konstruksi sendiri merupakan era yang

mendigitalkan semua pekerjaan konstruksi untuk mempermudah koordinasi pada suatu

pekerjaan.

Ada lima elemen yang harus diperhatikan kedepannya dalam bidang konstruksi iyalah,
ancaman pendatang baru, daya tawar pemasok, daya tawar pembeli, ancaman produk
pengganti, persaingan dengan competitor sejenis.

Ada tiga cara untuk mengembangkan SDM, Pertama, pemenuhan sumber daya manusia
konstruksi, baik secara kuantitas dan kualitas, . Kedua, pengembangan industri konstruksi
yang berbasis SDM spesialis dan teknologi konstruksi. Ketiga, penguatan kelembagaan,
melalui Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan Lembaga Sertifikasi Profesi
(LSP)

3.2. SARAN

Semakin berkembang zaman maka akan semakin banyak perubahan yang dimana sekarang
adalah era 5.0 yang dimana segala sesuatu diciptkan untuk, melayani kita manusia sama
halnya dengan menciptakan robot. Terutama dibidang konstruksi akan semakin banyak lagi
alat-alat dibidang konstruksi yang lebih canggih. Jadi kita sebagai SDM yang berkualitas dan
bermutu harus bisa mengikuti semua perkembangan dan kalua bis akita harus bisa
mengoperasikan juga nantinya kedepan dalam bidang konstruksi khususnya di Indonesia.
Daftar Pustaka

https://dinaspupr.bandaacehkota.go.id/2020/07/29/era-digitalisasi-konstruksi-
part-1-tantangan/

http://bim.pu.go.id/berita/baca/46/tantangan-digitalisasi-konstruksi-untuk-
milenial-teknik-sipil-indonesia.html

https://dinaspupr.bandaacehkota.go.id/2020/07/29/era-digitalisasi-konstruksi-
part-1-tantangan/

https://www.piranusa.com/apa-itu-aplikasi-bim/

https://media.neliti.com/media/publications/109827-ID-perbandingan-efisiensi-
waktu-biaya-dan-s.pdf

https://biblus.accasoftware.com/en/8d-bim-what-is-it-and-what-are-its-benefits/

https://ugm.ac.id/id/berita/21928-implementasi-building-information-modeling-
untuk-percepatan-pembangunan

https://www.pu.go.id/berita/tingkatkan-kualitas-jasa-konstruksi-kementerian-
pupr-fokus-pada-tiga-hal

Anda mungkin juga menyukai