Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN KONSTRUKSI

ULANGAN TENGAH SEMETER

NAMA : WAHYU FANDER HUTABARAT (1953050015)


UTS : MANAJEMEN KONSTRUKSI
Dosen : Candra Christianti P., S.T.,M.T.
JAWABAN

1. Penerapan manajemen konstruksi

A Relevan terhadap perkembangan zaman

Dunia konstruksi tidak pernah lepas dari perkembangan teknologi global yang saat

ini sedang hangat- hangatnya yaitu revolusi industri 4.0. Perkembangan di dunia

konstruksi menjadi semakin menarik untuk diikuti ketika cara- cara konvensional

atau cara lama mulai ditinggalkan sedikit demi sedikit dan mulai beralih ke cara

baru yang lebih efisien. Saat ini kita mengenal era digitalisasi konstruksi.

B Konsiten dalam hal mutu

Konsisten sangat penting dalam sebuah manajemen, banyak manajemen penyedia

jasa konstruksi yang bekerja baik diawal agar mendapat first impresion yang baik

namun kedepannya mereka tidak dapat mempertahankan image baik mereka

sehingga para penerima jasa (klien) tidak memakai penyedia jasa itu lagi.

C Memperbanyak dan meningkatkan pekerja terampil

Seiring dengan perkembangan zaman maka teknolog akan semakin maju dan

merubah gaya bekerja para pekerja, Masalah konstruksi ini mengharuskan

organisasi atau perusahaan konstruksi untuk melatih

orang-orang untuk pekerjaan yang dibutuhkan agar dapat bersaing.

2. Tantangan yang dihadapi pengelola jasa konstruksi


A Masih terbatasnya tingkat kemampuan penggunaan BIM untuk konstruksi,

perencana, pelaksana, MK belum semuanya menguasai BIM.

Era digitalisasi konstruksi merupakan era dimana semua pekerjaan konstruksi

akan didigitalkan untuk mempermudah koordinasi pada suatu pekerjaan. Tetap

pada kenyataannya masih banyak SDM ynga belum bisa terima akan perubahan

kemajuan ini dan membuat SDM tersebut tertinggal, tantangan ini harus bisa

dilalui dengan cepat dan tepat.

B Makin meningkatnya permintaan clients : peningkatan kualitas produk dan

layanan

Karena perkembnagan inovasi yang ada maka banyak improvisasi yang sering

dilakukan didalam membnagun proyek yang menyebabkan semakin sulitnya

SDM, oleh karena itu peningkatan kualitas SDM haru diperhatikan dengan benar.

C Kompleksitas Proyek Konstruksi

Sama sepeti poin B, Setiap tahun permintaan akan proyek konstruksi semakin

meningkat. Ini juga membawa desain baru dan rumit yang merupakan tantangan

besar bagi industri konstruksi, Tantangan inilah yang harus dhadapi pengelola

jasa konstruksi agar dapat beraing dengan penyedia jasa konstruksi lainnya.

D Saingan yang semakin banyak

Pengelola jasa konstruksi tidak dapat menghinsari dari semakin banyaknya SDM-

SDM baru yang muncul dan in akan mengakibatkan banyaknya saingan mereka

dalam hal proyek konstruksi, jadi setiap SDM harus mengembangkan diri mereka

agar tidak tertinggal dari yang lainnya


3. Tahapan Tahapan

A Tahap Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini menjelaskan gagasan dari pihak-pihak terkait mencakup informasi-

informasi penting dari proyek tersebut, yang bertujuan untuk meyakinkan pemilik

poyek bahwa proyek yang dijelasan tersebut layak untuk dilaksanakan, baik dalam

segala aspeknya.tahap ini berkaitan agar tahap perancangan dapat mudah

dijalankan

B Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini melakukan perancangan (design) yang lebih mendetail sesuai

dengan keinginan dari pemilik (owner) . tahap ini meliputi pembuatan Gambar

rencana, spesifikasi, rencana anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan, dan

sebagainya. Dalam tahap ini berkaitan dengan nant ditahap pelelangan agar

diketahui harga yang cocok dan mempermudah tahap pelaksanaan.

C Tahap Pengadaan/Pelelangan

Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan

proyek konstruksi tersebut dengan perbandingan harga ang sesuai, atau bahkan

mencari sub kontraktornya Kegiatan yang dilaksanakan :

 Prakulaifikasi

 Dokumen Kontrak Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa

konstruksi (kontraktor), konsultan MK.


Taha ini berkaitan dengan tahap pelaksanaan, siapa yang mengerjakan dan

bagaimana cara pengerjaaannya semua dievaluasi ditahap ini, owner

mendengarkan pihak yang ikut tender bagaimana ia menyelesaikan proye ini.

D Tahap Pelaksanaan

Tujuan pada tahap ini adalah untuk membangun bangunan yang dibutuhkan oleh

pemilik proyek (owner) yang sudah melalui beberapa proses dan dirancang oleh

konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu yang sudah disepakati, serta

dengan mutu yang telah disyaratkan. Tahap ini adalah akhr dri semua tahap,

setiap tahap yang telah dikerjakan akhirnya dikerjakan.

4. Setiap tenaga kerja konstruksi harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) dan

Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT). Fungsi utama SKA dan SKT sendiri adalah

sebagai bukti seorang tenaga kerja konstruksi memiliki keahlian maupun

keterampilan agar dapat menunjukkan kompetensinya. membuat sertifikat keahlian

melalui jasa SKA SKT juga sebagai pertanggung jawaban kepada masyarakat

A SKA (Sertifikat Keahlian Kerja)

SKA (Sertifikat Keahlian Kerja) dapat menjadi bukti kemampuan dan

kompetensi bagi seseorang dalam menjalani profesi sebagai tenaga ahli, baik
yang bergerak di bidang Jasa Konsultan maupun Kontraktor. SKA dibagi

menjadi 3 bagian seperti

 SKA Ahli Muda

Dipersyaratkan bagi perusahaan yang berkualifikasi Menengah (M1),

dengan nilai modal disetor yang tercantum dalam AKTA atau nilai

kekayaan dalam SIUP senilai DIATAS Rp. 500 juta hingga Rp. 10

Milyar.

 SKA Ahli Madya

Dipersyaratkan bagi perusahaan yang berkualifikasi Menengah (M1),

dengan nilai modal disetor yang tercantum dalam AKTA atau nilai

kekayaan dalam SIUP senilai DIATAS Rp. 500 juta hingga Rp. 10

Milyar.

 SKA Ahli Utama

Dipersyaratkan bagi perusahaan yang berkualifikasi Besar 1 & 2

(B1/B2), dengan nilai modal disetor yang tercantum dalam AKTA atau

nilai kekayaan dalam SIUP senilai DIATAS Rp 50 Milyar keatas.

B SKT (Sertifikat Ketermapilan Kerja)

SKT adalah Sertifikat Keterampilan Kerja yang dapat dijadikan pedoman

bukti kemampuan dan kompetensi profesi  di bidang Jasa Pelaksana

Konstruksi. Berbeda dengan SKA, SKT biasanya merujuk pada pengalaman


kerja dan lebih banyak ditujukan kepada Kontraktor dan Pelaksana. SKT

dibagi menjadi 3 yaitu Tingkat I, II, dan III.

5. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Adalah penelitian yang mendalam terhadap

suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan dengan

berhasil. Dalam artian bukan saja berhasil secara selesai atau tidaknya tetapi dalam

arah ekonomis dan investasi terhadap proyek tersebut. Dalam hal ini dioerhatikan juga

apakah dapat menguntungkan dalam mewujudkan proyek tersebut atau tidak seperti

manfaatnya bagi rakyat banyak dan dillihat dari segi lingkungan. Maka ada beberapa

hal yang harus diuji seperti ruang lingkup proyek, cara kerja proyek, evaluasi

terhadapa aspek yang menentukan keberhasilan proyek, sarana yang dierlukan, dll.

Anda mungkin juga menyukai