Anda di halaman 1dari 7

SOAL

1. Jelaskan secara detail apa itu siklus proyek dan contoh kasusnya 3 contoh kasusnya

Jawab :

Siklus hidup proyek adalah tahap-tahap perkembangan proyek dari awal


gagasan hingga proyek dinyatakan selesai dimana tiap tahap memiliki pola tertentu.
Secara garis besar siklus hidup proyek dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu :

 Tahap Konsepsi
a). Tahap konsepsi ada dua bagian, yakni:
-Bagian pertama; Inisiasi Proyek
Merupakan tahap munculnya ide tentang proyek yang dimulai dari
penemuan masalah. Selanjutnya masalah yang ditemukan perlu
dirumuskan dengan jelas berikut tujuan pemecahan masalah tersebut. Dua
hal tersebut menjadi dasar bagi pencarian alternatif solusi.
-Bagian Kedua; Kelayakan Proyek.
Merupakan proses investigasi terhadap masalah dan mengembangkan
solusi secara lebih detail untuk dilihat sejauh mana solusi memberikan
manfaat yang lebih besar dari pengorbanan/ biaya.  Tiga hal pokok yang
harus dijawab pada tahap kelayakan ini adalah apa saja yang diperlukan,
kapan dilakukan, siapa yang terlibat.
b)    Proposal Proyek
Pada tahap konsepsi  memunculkan Requestst For Proposal (RFP). RFP
memuat tujuan proyek, lingkup proyek, spesifikasi performance, batasan
ongkos dan jadwal, kebutuhan data, jenis kontrak RFP dibuat berdasarkan
permintaan user. Namun, proposal proyek bisa juga dibuat atau diajukan
tanpa terlebih dulu ada permintaan dari user tetapi berdasarkan
penawaran. Proposal Proyek memerlukan biaya dan waktu tersendiri dan
dibuat oleh tim manajemen puncak.
Pembuatan proposal proyek adalah pekerjaan yang harus dilakukan
sebelum suatu proyek didapatkan. Secara ringkas proposal proyek harus
mengandung beberapa hal pokok sebagai berikut:
 Surat Pengantar
Merupakan bagian penting dari proposal yang secara ringkas
memuat kualifikasi, pengalaman dan minat kontraktor terhadap
proyek.
 Ringkasan Eksekutif
Berisi ringkasan yang dapat digunakan user untuk melihat
relevansinya terhadap kebutuhan user dan kontribusinya terhadap
penyelesaian masalah. Isi pokok: deskripsi singkat proyek, tujuan,
kebutuhan secara keseluruhan, hambatan dan area masalah.
 Bagian Teknis
Berisi penjelasan tentang lingkup proyek dan pendekatan yang
digunakan dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam proyek
dab pekerjaan-pekerjaan yang ada. Bagian ini harus dibuat detail
untuk menghindari kesalahpahaman.
 Manfaat dan Keuntungan yang Diperoleh
Berisi gambaran keuntungan/ manfaat realistis dengan cukup detail
terkait proyek.
 Jadwal
Berisi skedul penyelesaian proyek.. penyusunannya didasarkan
pada struktur pemecahan pekerjaan dan tahapan proyek.
 Bagian Keuangan
Berisi penjelasan mengenai biaya langsung, biaya tidak langsung
sesuai beban tenaga kerja dan bahan yang digunakan, sistm
kontrak dan pembayaran.
 Bagian Legal
Berisi masalah-masalah perubahan/ penghentian  yang mungkin
muncul berikut prosedur untuk menangani perubahan atau
penghentian proyek.
 Kualifikasi Manajemen
Berisi latar belakang organisasi kontraktor, pengalaman yang
dimiliki, prestasi yang dicapai, situasi keuangan, susunan tim dan
orang-orang kunci yang ada dalam organisasi. Dibuat semenarik
mungkin dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
c) Pemilihan Proposal Proyek
Proposal yang masuk selanjutnya akan dievaluasi untuk penseleksian.
Secara umum evaluasi proposal proyek meliputi evaluasi hal hal sebagai
berikut :
 Evaluasi administratif
Evaluasi ini untuk menentukan apakah proposal proyek telah
memenuhi ketentuan-ketentuan administratif  yang disyaratkan
misalnya aspek hukum, bidang pekerjaan, dan aspek finansial
 Evaluasi isi proposal proyek
Pada tahap ini proposal proyek dievaluasi dalam hal misalnya
personel, metodologi/teknis, performansi,/kualitas, harga dan
jadwal. Kriteria yang digunakan bergantung pada jenis proyek.
d) Negosiasi Kontrak
Negosiasi anatara pemilik proyek (user) dengan calon
kontraktor yang terpilih dimaksudkan untuk  menyamakan posisi kedua
belah pihak dalam masalah-masalah utama, khususnya masalagh teknis
dan persetujuan dalam hal waktu, jadwal dan performansi.
Bagi pemilik proyek (user) sasaran negosiasi yang dilakukan
pada umumnya untuk mendapatkan persyaratan yang paling
menguntungkan, penekanan harga dan mencegah persyaratan yang
membatasi ruang gerak.
Sedang dari sisi kontraktor berusaha untuk mengurangi risiko
dan menekan biaya dengan mengusulkan beberapa penyimpangan dari
persyaratan.

 Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dalam siklus hidup proyek akan meliputi kegiatan
a) Penyiapan rencana proyek secara detail
Isi rencana proyek biasanya meliputi hal-hal sebagai berikut :
 Jadwal pekerjaan
 Anggaran dan sistim pengendalian biaya
 Work Breakdown Structure secara rinci
 Bagian-bagian yang beresiko tinggi dan sulit serta rencana
antisipatif untuk mengatasi
 Masalah-masalah yang mungkin terjadi
 Rencana sumberdaya manusia dan penggunaannya
 Rencana pengujian hasil proyek
 Rencana dokumentasi
 Rencana peninjauan pekerjaan
 Rencana pelaksanaan hasil proyek
Semua rencana-rencana tersebut harus sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan user (pengguna jasa)
b) Penentuan spesifikasi proyek secara rinci
Ada dua macam jenis spesifikasi yakni
 Spesifikasi kebutuhan user
Spesifikasi ini akan berhubungan dengan hasil yang diinginkan
oleh user secara umum. Spesifikasi kebutuhan user akan
menentukan apakah hasil proyek dapat diterima atau tidak.
 Spesifikasi kebutuhan proyek
Spesifikasi kebutuhan proyek merupakan terjemahan teknis dari
kebutuhan user. Terjemahan ini bisa dalam bentuk, ukuran,
kapasitas, kecepatan, dll.

 Tahap Eksekusi
Yang tercakup dalam tahap ini adalah pekerjaan-pekerjaan seperti : Desain,
pengembangan, pengadaan, konstruksi,/ produksi, dan pelaksanaan. Tahap-
tahap dalam eksekusi adalah sebagai berikut :
a) Desain
Dalam tahap ini spesifikasi diterjemahkan ke dalam maket, diagram
atau skema.
b) Pengadaan
Pada tahap ini dilakukan fasilitas-fasilitas pendukung maupun
material.
c) Produksi
Setelah fasilitas dan bahan tersedia, maka dilakukan pelaksanaan
produksi berikut pengawasan dan pengendalian sumberdaya yang
digunakan dan progress report.

d) Implementasi
Pada tahap ini dilakukan penyerahan hasil akhir proyek. Penyerahan
dapat disertai dengan training untuk user.

 Tahap Operasi
Setelah hasil proyek diserahkan ke user maka proyek dianggap selesai.
Keterlibatan kontraktor dianggap telah selesai dan user mulai mengoperasikan
hasil proyek tersebut.

Grafik Siklus Hidup Proyek

( Sumber : https://sites.google.com/site/operasiproduksi/siklus-hidup-proyek )
2. Jelaskan prosedur standarisasi management mutu dengan contoh kasusnya 4 contoh
dari sisi sebagai Manajemen kontruksinya.
Contoh :
1). Pile cap beton ( projectnya )
2). Pondasi tiang pancang ( projectnya)
3). Erection baja jembatan ( projectnya)
4). Pondasi tapak menyeluruh
5). Project lainnya

Jawab :

Pengertian mutu dalam konteks industri jasa konstruksi dapat didefinisikan melalui
berbagai pendekatan, tetapi pada prinsipnya adalah conformance to requiment, yaitu hasil
yang dikerjakan sesuai dengan apa yang diisyaratkan atau yang distandarkan. Pengelolaan
mutu dapat dijalankan melalui Total Quality Management (TQM) yang sesungguhnya
merupakan payung dari segala sistem manajemen mutu yang ada, karean TQM mencakup
segala aspek kegiatan kontraktor yang harus dikelola dengan benar agar mutu hasil kerjanya
memuaskan pemilik proyek. ISO 9001 : 2008 merupakan salah satu sistem manajemen mutu
yang berprinsip pada TQM. Sistem ini sangat populer karena penerapannya mendetail dan
sistematis.Selain itu, didalamnya terdapat keharusan pengawasan mutu internal secara priodik
(Internal Quality Audit).Pada saat ini ISO 9001 : 2008 menjadi pilihan utama bagi kontraktor
yang ingin menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten dan sistematis.
(Wiryodiningrat, 1997)

Untukk saat ini ISO 9001 telah mengalami perkembangan dan revisi sejak 1980,
1987, 1994, 2000, 2008, dan terakhir 2015. Pengertian ISO 9001 : 2015 merupakan standar
manajemen mutu yang dikeluarkan oleh International Organization For Standardzation
dikenal juga dengan ISO yang berisikan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sebuah
perusahaan / organisasi dalam membentuk suatu quality management system.

ISO 9001 : 2015 mencakup banyak hal yang harus diketahui dan dipenuhi perusahaan
yang ingin mencapai sertufikasi yang merupakan requirement yang perlu dipenuhi. Terkait
requirement tersebut dalam ISO terdapat istilah clause atau klausul berisikan aturan-aturan
yang menjadi acuan dalam melakukan sertifikasi ISO 9001 : 2015. Dalam penduan ISO
9001 : 2015 terdapat 10 klausul yang perlu dipahami. Adapun 10 klausul tersebut yaitu
sebagai berikut :

1. Ruang Lingkup
2. Acuan Normatif
3. Istilah dan Definisi
4. Konteks Organisasi
5. Kepemimpinan
6. Perencanaan
7. Dukungan
8. Operasional
9. Evaluasi Kinerja
10. Peningkatan Performa

Sumber :

https://ojs.unud.ac.id/index.php/jieits/article/view/5096

https://mie.binus.ac.id/2021/04/07/iso-90012015-pengantar-standar-manajemen-mutu/

contoh penerapan standarisasi mutu

https://media.neliti.com/media/publications/142384-ID-penerapan-manajemen-mutu-pada-
proses-pem.pdf

Anda mungkin juga menyukai