• Surat Pengantar
Merupakan bagian penting dari proposal yang secara ringkas memuat
kualifikasi, pengalaman dan minat kontraktor terhadap proyek.
• Ringkasan Eksekutif
Berisi ringkasan yang dapat digunakan user untuk melihat relevansinya
terhadap kebutuhan user dan kontribusinya terhadap penyelesaian
masalah. Isi pokok: deskripsi singkat proyek, tujuan, kebutuhan secara
keseluruhan, hambatan dan area masalah.
• Bagian Teknis
Berisi penjelasan tentang lingkup proyek dan pendekatan yang
digunakan dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam proyek dab
pekerjaan-pekerjaan yang ada. Bagian ini harus dibuat detail untuk
menghindari kesalahpahaman.
• Manfaat dan Keuntungan yang Diperoleh
Berisi gambaran keuntungan/ manfaat realistis dengan cukup detail
terkait proyek.
• Jadwal
Berisi skedul penyelesaian proyek.. penyusunannya didasarkan pada
struktur pemecahan pekerjaan dan tahapan proyek.
• Bagian Keuangan
Berisi penjelasan mengenai biaya langsung, biaya tidak langsung
sesuai beban tenaga kerja dan bahan yang digunakan, sistm kontrak
dan pembayaran.
• Bagian Legal
Berisi masalah-masalah perubahan/ penghentian yang mungkin
muncul berikut prosedur untuk menangani perubahan atau
penghentian proyek.
• Kualifikasi Manajemen
Berisi latar belakang organisasi kontraktor, pengalaman yang dimiliki,
prestasi yang dicapai, situasi keuangan, susunan tim dan orang-orang
kunci yang ada dalam organisasi. Dibuat semenarik mungkin dan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
• Tahap Eksekusi
Yang tercakup dalam tahap ini adalah pekerjaan-pekerjaan seperti : Desain,
pengembangan, pengadaan, konstruksi,/ produksi, dan pelaksanaan. Tahap-
tahap dalam eksekusi adalah sebagai berikut :
a) Desain
b) Dalam tahap ini spesifikasi diterjemahkan ke dalam maket, diagram
atau skema.
c) Pengadaan
d) Pada tahap ini dilakukan fasilitas-fasilitas pendukung maupun material.
e) Produksi
f) Setelah fasilitas dan bahan tersedia, maka dilakukan pelaksanaan
produksi berikut pengawasan dan pengendalian sumberdaya yang
digunakan dan progress report.
g) Implementasi
h) Pada tahap ini dilakukan penyerahan hasil akhir proyek. Penyerahan
dapat disertai dengan training untuk user.
• Tahap Operasi
Setelah hasil proyek diserahkan ke user maka proyek dianggap selesai.
Keterlibatan kontraktor dianggap telah selesai dan user mulai
mengoperasikan hasil proyek tersebut.
Menurut prinsip manajemen George R. Terry pada tahun 1958, siklus
manajemen terbagi menjadi empat tahap berdasarkan fungsinya. Empat
tahap tersebut merupakan Planning (Perencanaan), Organazing
(Mengorganisasikan), Actuating (Pelaksanaan), dan Controlling (Pengawasan
dan Evaluasi).
Siklus proyek juga dapat diartikan sebagai siklus hidup bangunan. Siklus
hidup bangunan mengacu pada tahapan BIM (Building Information Modeling).
Berikut di bawah siklus BIM proyek.
Gambar 1.2 Siklus Hidup Proyek Berdasarkan BIM
1.1 Planning
Planning/Perencanaan merupakan kegiatan yang bersifat konseptual
seperti menentukan lingkup kerja, studi kelayakan, perancangan
gambar kerja, penentuan kualitas dan spesifikasi dari bangunan
proyek, detail lengkap desain proyek, analisis struktural bangunan
proyek, definisi objektif proyek dan skema pendanaan suatu proyek.
1.2 Organizing
Organizing dalam proyek adalah tahap dimana dilakukannya
pengembangan struktur organisasi dan alokasi sumber daya manusia
untuk mencapai objektif-objektif yang didefinisikan pada saat tahap
planning.
1.3 Actuating
Dalam tahap actuating, dilakukan kegiatan-kegiatan yang
memanfaatkan sumber daya secara efisien untuk mencapai objektif
berdasarkan kebutuhan proyek . Jika jasa konstruksi merupakan jasa
manajemen konstruksi, maka lingkup pekerjaan yang mewakili tahap
actuating berupa dalam bentuk segala kegiatan yang menjamin
spesifikasi yang dipersyaratkan perancang tercapai dan sesuai. Tahap
actuating merealisasikan rekayasa desain dan juga mengatur
mengenai tahapan logistik konstruksi. Actuating juga mengatur
koordinasi berdasarkan fungsi jabatan dalam struktur organisasi.
1.4 Controlling
Controlling dalam siklus proyek adalah tahap dimana hasil dari
pelaksanaan proyek diukur hasilnya. Dilakukannya perbandingan
kualitas, harga dan waktu dengan target dan spesifikasi proyek yang
ditetapkan pada tahap awal perencanaan. Pada tahap controlling,
dilakukannya laporan dan evaluasi mengenai apakah objektif-objektif
dari proyek sudah tercapai. Tahap controlling berfungsi untuk mengatur
dan mengarahkan agar performa di lapangan tidak berdeviasi jauh dari
spesifikasi yang dipersyaratkan.
2. Contoh Kasus
Contoh kasus proyek yang ditinjau akan berdasarkan kerangka acuan kerja
proyek. Kerangka acuan proyek memiliki lingkup yang dapat mewakili empat
siklus proyek. Untuk setiap kasus akan ditinjau satu atau dua elemen yang
mewakili satu atau dua siklus proyek.
Untukk saat ini ISO 9001 telah mengalami perkembangan dan revisi sejak
1980, 1987, 1994, 2000, 2008, dan terakhir 2015. Pengertian ISO 9001 :
2015 merupakan standar manajemen mutu yang dikeluarkan oleh
International Organization For Standardzation dikenal juga dengan ISO yang
berisikan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sebuah perusahaan /
organisasi dalam membentuk suatu quality management system.
ISO 9001 : 2015 mencakup banyak hal yang harus diketahui dan dipenuhi
perusahaan yang ingin mencapai sertufikasi yang merupakan requirement
yang perlu dipenuhi. Terkait requirement tersebut dalam ISO terdapat istilah
clause atau klausul berisikan aturan-aturan yang menjadi acuan dalam
melakukan sertifikasi ISO 9001 : 2015. Dalam penduan ISO 9001 : 2015
terdapat 10 klausul yang perlu dipahami. Adapun 10 klausul tersebut yaitu
sebagai berikut :
1. Ruang Lingkup
2. Acuan Normatif
3. Istilah dan Definisi
4. Konteks Organisasi
5. Kepemimpinan
6. Perencanaan
7. Dukungan
8. Operasional
9. Evaluasi Kinerja
10. Peningkatan Performa
3.1 Manajemen Mutu Pile Cap Beton Kotabaru Parahyangan
Perumahan Simakirana 7 Unit
Mutu dari pekerjaan Pile Cap meliputi posisi titik atau koordinat untuk
setiap jenis Pile Cap, detail dimensi penampang setiap jenis Pile Cap
dan dan spesifikasi mutu bahan Pile Cap. Dalam proyek pekerjaan Pile
Cap, Kontraktor utama bertanggung jawab atas metode pelaksanaan
dan logistic agar pekerjaan terlaksanakan. Peran manajer konstruksi
adalah untuk memastikan kontraktor menyelesaikan pekerjaan Pile
Cap sesuai mutu dan tepat waktu.
Berdasarkan denah Pile Cap di atas, terdapat tiga jenis Pile Cap
dengan elevasi dan jarak antar Pile Cap yang berbeda. Sebagai
penjamin mutu, manajer konstruksi perlu memahami cara mengukur
elevasi, jarak antar pilecap dan mengidentifikasi jenis pilecap pada titik
tertentu.
Gambar 3.2 Detail Penampang Tiga Jenis Pile Cap
Terlihat dari tabel bahwa tiang pancang memiliki beban gaya maksimal
37 ton, dengan faktor keamanan 2,1. Tipe tiang pancang termasuk
tiang yang mini -pile dimana jenis tiang tersebut bisa dipancang
dengan alat berat drop hammer. Mutu tiang pancang adalah K-450
dengan luas bersih 392 mm2.
3.3 Manajemen Mutu Pelat Lantai Perumahan Kotabaru Parahyangan
Perumahan Simakirana 7 Unit
Pada proyek rumah contoh punawangi, terdapat delapan jenis sloof yang
berbeda berdasarkan dimensi sloof, spasi tulangan, jumlah tulangan pada
lapisan atas dan bawah, dan penempatan tulangan ekstra pada bagian
lapangan.
Penempatan sloof harus sesuai dengan denah gambar kerja karena detail
penampang sloof yang berbeda memiliki fungsi menahan gaya yang
berbeda. Pihak manajemen konstruksi akan memeriksi pada saat
kontraktor mengajukan request of work. Request of work adalah formulir
pengajuan undangan untuk diperiksa progres di lapangan dan
kesesuaiannya.
Gambar 3.11 Denah Sloof Rumah Contoh Punawangi
4. Referensi
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jieits/article/view/5096
https://mie.binus.ac.id/2021/04/07/iso-90012015-pengantar-standar-manajemen-mutu/
https://media.neliti.com/media/publications/142384-ID-penerapan-manajemen-mutu-pada-proses-
pem.pdf