Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

PENGANTAR METODE PELAKSANAAN dan


PEMBONGKARAN KONSTRUKSI

Oleh :

Nofri Hidayat (2017210165)

FAKULTAS TEKNIS SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pengerjaan sebuah proyek tentu harus memperhatikan aspek-aspek manajerial
agar dalam proses pengerjaannya berjalan dengan baik serta hasil akhir yang diperoleh
sesuai dengan apa yang diharapkan, tak terkecuali juga dengan proyek konstruksi.
Manajemen konstruksi dibutuhkan untuk mengatur biaya, mutu dan waktu proyek agar
tercapai hasil yang optimal. Pada dasarnya manajemen konstruksi berperan untuk
mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi mulai dari
perencanaan, penjadwalan sampai dengan pengendalian.
Ketidakcermatan kebijakan yang diambil saat pengerjaan proyek dapat mempengaruhi
hasil akhir dari proyek yang bersangkutan, contohnya seperti keterlambatan pengerjaan.
Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang mempertimbangkan biaya yang efisien,
penjadwalan waktu yang efisien dan mutu yang berkualitas. Selain itu dibutuhkan juga
pengendalian berkala guna meminimalisir kemungkinan kesalahan yang terjadi selama
berlangsungnya proyek. Dalam paper ini, penulis akan membahas manajemen konstruksi
pada proyek konstruksi, mulai dari pengertian sampai dengan pihak yang terlibat dalam
proyek konstruksi.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian manajemen secara umum?
2. Apa pengertian dan fungsi dari manajemen konstruksi?
3. Apa tujuan dari manajemen konstruksi?
4. Bagaimana tahapan dalam pengerjaan proyek konstruksi?
5. Siapa saja yang terlibat dalam proyek konstruksi?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, didapatkan tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen secara umum.
2. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi dari manajemen konstruksi.
3. Untuk mengetahui tujuan dari manajemen konstruksi.
4. Untuk mengetahui tahapan dalam pengerjaan proyek konstruksi
5. Untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi.

1.4 Manfaat
Dengan dibuatnya paper ini, pembaca diharapkan dapat mengetahui gambaran
mengenai manajemen konstruksi pada proyek konstruksi.
BAB II
PEMBAHASAN

1.5 Manajemen Secara Umum


1.1.1 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin yang
terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian terhadap sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai
tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien.
1.1.2 Tujuan Manajemen
Tujuan manajemen adalah untuk mendapatkan metode atau cara teknis
yang paling baik agar dengan sumber daya yang terbatas diperoleh hasil yang
maksimal dalam hal ketepatan, kecepatan, penghematan dan keselamatan kerja
secara komprehensif.
1.1.3 Fungsi Dalam Manajemen
Secara umum, fungsi yang dijalankan manajemen adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan (Planning)
Pada tahap ini dilakukan antisipasi tugas dan kondisi yang ada dengan
menetapkan sasaran dan tujuan yang harus dicapai serta menentukan
kebijakan pelaksanaan, program yang akan dilakukan, jadwal waktu
pelaksanaan, prosedur pelaksanaan serta alokasi anggaran biaya dan
sumber daya. Perencanaan harus dibuat dengan cermat, lengkap dan
terpadu dengan tingkat kesalahan paling minimal.
2. Mengorganisasi (Organizing)
Pada kegiatan ini dilakukan identifikasi dan pengelompokan jenis-jenis
pekerjaan, menentukan wewenang dan tanggung jawab personel serta
meletakkan dasar bagi hubungan masing-masing unsur organisasi. Dengan
membuat struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan proyek serta
kemampuan personel yang sesuai keahliannya akan diperoleh hasil yang
positif bagi organisasi.
3. Melaksanakan (Actuating)
Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang telah ditetapkan
dengan melakukan pekerjaan secara fisik maupun nonfisik sehingga
produk akhir sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Di
tahap ini juga sering terjadi perubahan dari perencanaan yang telah
ditetapkan karena sifat dari perencanaan hanyalah sebuah ramalan yang
perlu disempurnakan.
4. Mengendalikan (Controlling)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini dimaksudkan untuk memastikan
bahwa program dan aturan kerja yang telah ditetapkan dapat dicapai
dengan penyimpangan paling minimal dan hasil paling memuaskan.

1.6 Pengertian dan Fungsi Manajemen Konstruksi


Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu
dan sumber daya yang terbatas. Proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai
hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Sehingga diperoleh pengertian
manajemen konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen secara
sistematis pada suatu proyek konstruksi dengan menggunakan sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Manajemen
konstruksi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan.
2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi
kendala terbatasnya waktu pelaksanaan.
3. Memantau perkembangan proyek melalui laporan harian, mingguan atau bulanan.
4. Mengambil keputusan terhadap masalah yang terjadi dari hasil evaluasi.
1.7 Tujuan Manajemen Konstruksi
Tujuan manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur
pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang optimal dan
sesuai dengan persyaratan. Untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan adanya
pengawasan mutu (quality control), pengawasan biaya (cost control) dan pengawasan
waktu pelaksanaan (time control).
Hubungan antara biaya, waktu dan mutu atau disebut triple constraints yang saling
berkaitan serta berpengaruh satu dengan yang lainnya. Adapun penjelasan ketiga aspek
tersebut adalah:
- Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi kemampuan
atau dana yang dimiliki.
- Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang
telah ditentukan.
- Mutu produk harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan, sehingga
mampu memenuhi target yang dimaksud.

1.8 Tahapan Dalam Proyek Konstruksi


Adapun tahapan tahapan dalam proyek konstruksi adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Semua proyek konstruksi dimulai dari sebuah gagasan dan dibangun dasar kebutuhan
(need). Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal harus meliputi:
- Menentukan tujuan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan
yang akan dilakukan.
- Menentukan sasaran yang perlu dicapai untuk mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
- Melakukan kajian terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
- Memilih alternatif yang dapat digunakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran.
- Menyusun rangkaian langkah terbaik yang dapat dilakukan dengan
memperhatikan batasan yang ada.

2. Tahap Studi Kelayakan


Merupakan suatu tahapan yang dilakukan untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa
proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilakukan. Kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
- Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya.
- Meramalkan manfaat yang akan diperoleh.
- Menyusun analisis kelayakan proyek.
- Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi.
3. Tahap Penjelasan (Briefing)
Pada tahap ini, pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan
sehingga konsultan perencana dapat menafsirkan keinginan pemilik. Kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
- Menyusun rencana kerja dan menunjuk tenaga ahli.
- Mempertimbangkan keadaan lokasi dan lapangan serta merencanakan rancangan,
tafsiran biaya dan persyaratan mutu.
- Menyiapkan jadwal serta rencana pelaksanaan proyek.
- Membuat sketsa dengan skala tertentu.
4. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini dilakukan perancangan yang lebih mendetail sesuai dengan keinginan
dari pemilik. Di tahap ini juga dilakukan pembuatan gambar rencana, spesifikasi,
rencana anggaran biaya, metode pelaksanaan, dan lain lain.
5. Tahap Pelelangan (Procurement)
Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan proyek
tersebut.
6. Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan dari tahap ini adalah mewujudkan bangunan pemilik proyek yang sudah
dirancang dalam batasan biaya, waktu yang sudah disepakati serta dengan mutu yang
telah diisyaratkan.
7. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance and Start Up)
Tujuan dari tahap ini adalah menjamin agar bangunan sudah sesuai dengan dokumen
kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
- Mempersiapkan data pelaksanaan berupa data-data selama pelaksanaan
berlangsung maupun gambar pelaksanaan.
- Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan yang ada.
- Mempersiapkan petunjuk operasional serta pedoman pemeliharaan

1.9 Pihak yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi


Dalam kegiatan proyek konstruksi, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya
proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam
rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak tersebut antara lain:
1. Pemberi Tugas atau Pemilik (Owner)
Yaitu orang atau badan yang memerintahkan atau memberikan pekerjaan (proyek)
kepada pihak lain (konsultan/kontraktor) untuk dilaksanakan dan membayar serta
menerima hasil pekerjaan tersebut.
2. Pemimpin Proyek
Yaitu orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk memimpin dan bertindak sebagai
pemilik di dalam pengelolaan atau penyelenggaraan proyek.
3. Konsultan
a. Konsultan MK
Yaitu badan yang mempunyai sertifikasi MK dan diberi tugas oleh pemilik
sebagai wakilnya dalam pengelolaan proyek serta mewujudkan kebutuhan pemilik
sejak awal proyek (tahap perencanaan) sampai terwujudnya bangunan atau proyek
(tahap pelaksanaan).
b. Konsultan Perencana
Yaitu badan usaha atau orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk membuat
perencanaan lengkap tentang proyek yang diinginkan sehingga siap dilelangkan
dan dilaksanakan.
c. Konsultan Pengawas
Yaitu badan usaha atau orang yang diberi tugas oleh pemilik untuk melaksanakan
pengawasan atau pengendalian pelaksanaan proyek agar sesuai dengan
perencanaannya. Pengendalian dan pengawasannya mencakup pengendalian
waktu, biaya dan mutu.
4. Kontraktor
Yaitu badan usaha atau orang yang disetujui pemilik untuk melaksanakan pekerjaan
fisik proyek sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan perencana yang
tertuang pada gambar-gambar rencana dan spesifikasi (syarat-syarat) yang telah
ditentukan didalam kontrak.
5. Sub-kontraktor
Pihak yang ditunjuk oleh kontraktor dan disetujui oleh pemilik untuk mengerjakan
sebagian pekerjaan kontraktor pada bagian fisik proyek yang memiliki keahlian
khusus.
6. Pemasok (Supplier)
Pemasok (Supplier) adalah salah satu pihak yang terlibat secara tidak langsung dalam
pengerjaan proyek. Pemasok ditunjuk oleh kontraktor untuk memasok material yang
memiliki kualifikasi yang diinginkan oleh pemilik.

Manajemen proyek mempunyai kewajiban untuk mengoordinasi semua pihak yang


terlibat dalam proyek konstruksi tersebut di atas sehingga tujuan proyek dapat tercapai
dengan baik dan semua pihak secara optimal mendapatkan hal-hal yang menjadi tujuan
atau sasaran keterlibatan mereka dalam proyek tersebut.
BAB III
PENUTUP

1.10 Kesimpulan
1. Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin yang terdiri atas
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian terhadap
sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan
efisien.
2. Manajemen konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen secara
sistematis pada suatu proyek konstruksi dengan menggunakan sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Secara umum,
fungsi dari manajemen konstruksi adalah menjaga kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan.
3. Tujuan manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur
pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang optimal
dan sesuai dengan persyaratan dengan mempertimbangkan mutu, biaya dan waktu.
4. Tahapan dalam pengerjaan proyek konstruksi terdiri dari 7 tahap yaitu perencanaan,
studi kelayakan, penjelasan, perancangan, pelelangan, pelaksanaan serta
pemeliharaan.
5. Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi ada 6 yaitu pemilik proyek,
pemimpin proyek, konsultan, kontraktor, sub-kontraktor dan pemasok.

1.11 Saran
Suatu proyek membutuhkan suatu manajemen, agar tujuan dan sasaran proyek
tersebut jelas sehingga dana yang dikeluarkan termanfaatkan se-efektif dan se-efisien
mungkin. Setiap proyek juga harus dapat diselesaikan dengan waktu yang tidak boleh
terlambat, mutu yang sesuai dan biaya yang semurah mungkin dan tingkat kebocoran
anggaran menjadi se-minimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Hussen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta: C.V Andi Offset


Widiasanti, Irika. 2013. Manajemen Konstruksi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai