A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul ini
siswa diharapkan dapat memahami konsep dan jenis-jenis dari manajemen
konstruksi
C. Uraian Materi
Page 1 of 42
tata cara kepada individu-individu dengan berlainan tugasnya, agar mampu bekerja
sama untuk mencapai harapan tertentu proyek.
Secara keseluruhan, seorang kepala proyek hanyalah sebagai salah satu
unsur pelaksana saja, kepala proyek merupakan penanggung jawab secara
keseluruhan daripada mobilitas pelaksanaan proyek. Terdapat struktur organisasi
untuk dipilih pada pelaksanaan proyek sesuai jenis proyeknya. Pengelola proyek
bertanggung jawab untuk menyelesaikan suatu tujuan organisasi sesuai dengan
batas menurut spesifikasi sumber daya, dana, waktu, peralatan, teknologi, manusia
dan material untuk mencapai standar kualitas kesepakatan sehingga tercapai suatu
keuntungan bagi semua belah pihak. Oleh karena itulah maka diperlukan adanya
manajemen, perhitungan, perencanaan secara sistematis dan tersusun rapi dalam
suatu wadah berbentuk organisasi.
Proses proyek konstruksi dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan
serah terima. Selama proses berlangsung, beberapa aspek teknis yang berkaitan
dengan proses, perlu diketahui. Aspek teknis yang umum dilakukan terdistribusi
dalam :
1. Perencanaan (Planning)
2. Penjadwalan (Scehduling)
3. Pengendalian (Controling)
Hal ini untuk mencapai tujuan proyek yaitu menghasilkan bangunan fisik
yang mempunyai variable biaya-mutu-waktu yang optimal. Sebagaimana diketahui
secara tradisional bahwa ketiga variable tersebut saling berkaitan dan saling
mempengaruhi.
Page 2 of 42
sama dengan spesifikasi yang sama pula. Demikian dengan waktu pelaksanaan,
tinggi rendahnya mutu secara tidak langsung berkaitan dengan lama waktu
pelaksanaan, mutu yang tinggi membutuhkan kehati-hatian dan pengawasan mutu
yang lebih intensif, sehingga jelas akan menggunakan waktu yang lebih lama
daripada waktu normal. Dari waktu yang lebih lama, maka secara otomatis akan
menambah biaya pelaksanaan. Bentuk saling ketergantungan ini memberikan
beberapa kebutuhan akan teknik untuk manajemen proses konstruksi.
Page 3 of 42
konstruksi ini, misalnya gedung perkantoran, pusat perbelanjaan,
apartemen/rumah susun, dan sekolah. Konstruksi gedung biasanya
direncanakan oleh arsitek dan insinyur sipil, sementara material yang
dibutuhkan lebih ditekankan pada aspek-aspek arsitektural.
2. Konstruksi Teknik
Konstruksi pada kategori ini melibatkan struktur yang direncanakan
dan didesain secara khusus oleh para ahli dan dibuat untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang berhubungan dengan infrastruktur. Jenis
konstruksi ini dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu konstruksi jalan dan
konstrurksi berat.
a. Konstruksi Jalan
Proyek ini meliputi penggalian, pengurugan, perkerasan jalan, dan
konstruksi jembatan serta struktur drainase. Konstruksi jalan biasanya
direncanakan oleh departemen pekerjaan umum setempat dan berbeda
dengan konstruksi bangunan dari segi aktivitas antara pemilik, perencana,
dan kontraktor.
b. Konstruksi Berat
Yang temasuk dalam konstruksi ini adalah proyek-proyek utilitas suatu
negara, bendungan, pemipaan, transportasi selain jalan raya, transportasi air,
dan transportasi udara. Konstruksi ini dibiayai oleh pemerintah atau keria
sama pemerintah-swasta.
3. Konstruksi lndustri
Konstruksi ini biasanya melibatkan proyek-proyek teknik tingkat tinggi
dalam manufaktur dan proses produksi. Dalam beberapa kasus, kontraktor dan
arsitek menjadi berada pada satu perusahaan untuk mendesain dan
melaksanakan pembangunan pabrik bagi pemilik/klien.
2. Proyek memiliki sifat sementara, yaitu telah jelas titik awal mulai dan
selesai.
Page 4 of 42
3. Biaya, waktu, dan mutu dalam pencapaian tujuan dan sasaran tersebut telah
ditentukan.
Page 5 of 42
BAB II
A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul ini
siswa diharapkan dapat memahami konsep pengelolaan bisnis konstruksi dan dapat
mengklasifikasikan jenis-jenis organisasi dalam sebuah proyek konstruksi.
C. Uraian Materi
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi waktu,
biaya dan mutu. Keberhasilan di dalam suatu proyek diukur berdasarkan tiga hal
yaitu : tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Proyek merupakan suatu kegiatan
yang memiliki awal dan akhir di dalam mewujudkan gagasan yang timbul. Pada
proyek-proyek yang besar masalah-masalah yang dihadapi semakin besar dan juga
kompleks.
Di dalam penyelenggaraan pembangunan proyek dilakukan secara
menyeluruh mulai dari tahap perancangan, perencanaan, dan pembangunan hingga
tahap pemeliharaan di mana hal tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
dapat dilakukan secara sistematis dan melibatkan berbagai unsur yang saling terkait
antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur tersebut membentuk suatu
organisasi proyek di mana masing-masing mempunyai peranan, fungsi dan
tanggung jawab yang jelas.
Page 6 of 42
Organisasi proyek dalam suatu pelaksanaan proyek sangat diperlukan sebagai
bagian dari manajemen suatu proyek yang sesuai dan saling berhubungan dan
tentunya harus selalu berjalan pada peraturan-peratuaran/tata tertib yang telah
ditentukan. Sedangkan manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai kemampuan
untuk mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan
dengan menggunakan suatu metode dan sistematika tertentu agar tercapai daya
guna yang sebesarnya. Dengan adanya manajemen proyek yang baik dan teratur di
dalam suatu proyek diharapkan akan dapat menunjang keberhasilan dan kelancaran
proyek hingga tujuan dari proyek akan dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.
Secara garis besar unsur-unsur pengelola proyek yang terlibat di dalam sebuah
proyek adalah sebagai berikut :
1. Pemberi Tugas/Pemilik/Owner
2. Konsultan Perencana
3. Konsultan Pengawas
4. Kontraktor Pelaksana
Page 7 of 42
f. Bersama-sama manajemen konstruksi ikut mengawasi pelaksanaan
pekerjaan, berhak memberi instruksi-instruksi kepada pelaksana proyek
secara langsung maupun tidak langsung (melalui manajemen konstruksi).
g. Mengesahkan semua dokumen pembayaran atas pembayaran yang harus
diberikan kepada pelaksana proyek.
h. Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak
menerima/menolak perubahan-perubahan pekerjaan serta pekerjaan tambah
dan pekerjaan kurang.
i. Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan bila tidak sesuai dengan gambar
rencana, bilamana perlu mencabut tugas pelaksana proyek tersebut bila
dianggap tidak mampu melaksanakan pekerjaan.
j. Meminta pertanggung jawaban pada semua unsur terkait sebelum masa
pemeliharaan habis bila terjadi kerusakan, sebagaimana ditetapkan bersama.
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah perseroan atau badan hukum yang
bergerak pada jasa konstruksi bidang perencanaan pekerjaan pembangunan.
Konsultan perencana menerima pendelegasian/penyerahan pekerjaan dari
pemilik proyek/owner dengaan dua tahapan, yaitu:
a. Rekayasa dan design awal
Rekayasa dan design meletakkan penekanan pada :
1) Konsep arsitektur
2) Pengevaluasian alternatif-alternatif proses teknologi
3) Keputusan-keputusan mengenai ukuran serta kapasitas
4) Tahapan konsep dan kelayakan
5) Aspek fungsional
6) Aspek teknis
7) Aspek kinerja bangunan (building performance)
Page 8 of 42
8) Aspek ekonomis
Page 9 of 42
8) Mempertanggung jawabkan hasil perencanaan kepada pemilik proyek.
9) Mengadakan pengawasan secara berkala untuk melihat kemajuan
pekerjaan maupun membantu mengatasi permasalahan di lapangan yang
terkait dengan perencanaan.
10) Berperan pula sebagai konsultan pengawas dan berhak menegur
kontraktor/pelaksana proyek secara langsung maupun tertulis apabila
ternyata pelaksanaan tidak sesuai dengan bestek.
11) Meminta pemeriksaan pekerjaan secara khusus apabila diperlukan untuk
menjamin pelaksanaan sesuai dengan isi dokumen kontrak.
12) Menghadiri maupun menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi
pengelolaan proyek.
Supaya mendapatkan hasil perencanaan yang berkualitas dan
sesuai dengan tujuannya maka perencana harus mempunyai tenaga ahli
dari berbagai disiplin ilmu dengan kemampuan dan pengalaman yang
cukup memadai dalam bidangnya masing-masing.
3. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana adalah perseroan atau badan hukum yang
mewujudkan ide pemberi tugas ke dalam bentuk tiga dimensi yaitu sesuai
dengan gambar kerja rencana.
Adapun tugas dan wewenang dari pelaksana proyek adalah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam
dokumen yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan.
b. Mengadakan konsultasi dengan divisi perencana serta mendapatkan
bimbingan maupun pengarahan dari divisi pengawas mengenai pelaksanaan
pekerjaan.
c. Menyusun rencana kerja proyek.
d. Menyediakan tenaga kerja, barang peralatan dan prasarana kerja kerja yang
memadai.
e. Membuat detail pelaksanaan (shop drawing) dan membuat gambar akhir
pekerjaan (asbuilt drawing).
f. Menjamin keamanan dan keselamatan kerja.
Page 10 of 42
g. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
h. Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
i. Mengadakan perbaikan, perubahan, rekonstruksi dan pembetulan terhadap
segala kesalahan selama masa pemeliharaan
Page 11 of 42
1. Pemberi Tugas dengan Divisi Perencana
Hubungan tersebut tertuang dalam surat perjanjian
perencanaan. Perencana memberi jasa perencanaan baik perencanaan
bangunan maupun perencanaan biaya imbalan jasa perencanaan.
Page 12 of 42
Organisasi proyek atau organisasi pelaksanaan dibentuk dalam
rangka penentuan, pengelompokan dan pengaturan berbagai kegiatan
untuk mencapai tujuan.
Hal di atas meliputi penugasan terhadap orang-orang dalam
kegiatan serta menunjukkan hubungan kewenangan yang dilimpahkan
kepada setiap orang yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan
tersebut.
Mengenai tugas dan peranan tiap personil tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pemilik Proyek ( Owner )
a. Pengguna Anggaran
b. Ketua Tim Teknis Pembangunan
c. Sekertariat
d. Bendahara
e. Tim Teknis
2. Konsultan Pengawas
Divisi Pengawas adalah suatu organisasi atau perorangan
yang bersifat multi disiplin yang bekerja untuk dan atas nama
pemilik bangunan, dan harus mampu bekerja sama dengan
perencana untuk mencapai hasil yangoptimum dari suatu proyek.
Sebagai pihak yang mewakili owner dalam pelaksanaan
proyek, divisi pengawas mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Menjalankan pengawasan dan pengendalian dalam melaksanakan
proyek di lapangan serta mengontrol kualitas dan kuantitas dari
alat-alat dan bahan bangunan yang digunakan apakah sudah
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
b. Memberikan persetujuan mengenai laporan harian, laporan
mingguan, dan laporan bulanan, dan menyusun Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan (BAKP) yang merupakan laporan
penelitian pengawas atas kemajuan pekerjaan serta
mempertanggung jawabkan hasil-hasil tersebut kepada pemilik
proyek.
3. Konsultan Perencana
Page 13 of 42
Perencana adalah suatu pihak yang ditunjuk
oleh owner sebagai pihak yang bertindak selaku perencana dalam
pekerjaan pembuatan gedung ini dalam batas-batas yang telah
ditentukan baik secara teknis maupun administratif.
Konsultan Perencana mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Membuat rencana pelaksanaan dan gambar kerja, merencanakan
alat dan bahan yang digunakan serta metode pelaksanaan, dan
membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) sesuai ide dan
gagasan dari owner, baik untuk perancangan struktur, arsitektir,
maupun mekanikal elektrikal berdasarkan peraturan-peraturan
dan syarat-syarat kerja yang telah ada di Indonesia.
b. Merencanakan setiap rencana perubahan dari rencana semula
akibat adanya kendala-kendala fisik di lokasi proyek dan
mempertanggung- jawabkan hasil rencana perubahan kepada
Pemilik Proyek (owner).
4. Kontraktor Pelaksana
a. Project Manager
Project Manager adalah penanggung jawab pada
organisasi kontraktor pelaksana.
b. Site Manager
Site Manager merupakan wakil dari Project
Manager yang bertugas membantu Project Manager dalam
mengendalikan jalannya proyek di lapangan.
c. Site Engineer (Koordinator Pelaksana Proyek)
Koordinator pelaksana proyek adalah seorang tenaga ahli
yang mengkoordinir berbagai pekerjaan di lapangan dan
bertanggung jawab kepada Ketua tim teknis pembangunan atas
kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
d. Keuangan dan Administrasi
Bagian Keuangan dan Administrasi adalah seorang tenaga
ahli yang bertanggung jawab dan mengurusi segala sesuatu yang
berkaitan dengan pengadaan barang, peralatan dan material
untuk pelaksanaan proyek.
Page 14 of 42
e. Logistik
Tugas dan kewajiban dari bagian logistik adalah :
1) Mengatur dan mengawasi keluar masuknya barang dari
gudang.
2) Membuat pembukuan untuk semua barang yang keluar
masuk gudang serta mencatat semua barang di dalam gudang
untuk selanjutnya dilaporkan kepada kepala pelaksana
proyek.
3) Mengatur tempat penyimpanan material dan merawat barang-
barang di dalam gudang.
4) Membuat pembukuan pembelian dan persewaan alat-alat.
5) Mencari informasi sumber dan harga bahan dan mengatur
jumlah uang yang digunakan dalam pembelian bahan.
f. Pelaksana
Pelaksana adalah seorang tenaga ahli yang membantu
kepala pelaksana dalam mengerjakan fisik secara keseluruhan.
g. Surveyor
Surveyor adalah tenaga ahli yang membantu kepala
pelaksana dalam masalah pengukuran.
h. Opperator
Opperator adalah tenaga ahli yang bertanggung jawab
atas operasi dan pemeliharaan peralatan di dalam proyek agar
seluruh peralatan selalu siap pakai dalam mendukung
pelaksanaan pekerjaan.
i. Keamanan
Keamanan proyek sangat dibutuhkan sekali karena pada
suatu proyek kemungkinan besar terjadi gangguan-gangguan
yang tidak diinginkan.
j. Mandor/ Pembantu Pelaksana
Mandor adalah orang yang membantu pelaksana dan
memimpin beberapa pekerja untuk menyelesaikan suatu bagian
pekerjaan dalam proyek.
k. Pekerja
Page 15 of 42
Pekerja adalah tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan
proyek sesuai dengan perencanaan dan dibawah mandor.
Page 16 of 42
BAB III
A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul ini siswa
diharapkan dapat memahami prosedur dari penjadwalan proyek konstruksi
C. Uraian Materi
1. Pengertian dan Konsep Penjadwalan Proyek Konstruksi
Penjadwalan proyek konstruksi merupakan alat untuk menentukan
waktu yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan dalam penyelesaian. Di samping
itu, juga sebagai alat untuk menentukan kapan mulai dan selesainya kegiatan-
kegiatan tersebut. Perencanaan penjadwalan pada proyek konstruksi, secara
umum terdiri dari penjadwalan waktu, tenaga kerja, peralatan, material dan
keuangan. Ketepatan penjadwalan dalam pelaksanaan proyek sangat
berpengaruh pada terhindarnya banyak kerugian, misalnya pembengkakan
biaya konstruksi, keterlambatan penyerahan proyek dan perselisihan atau
klaim. (Manajemen Konstruksi, Ir.Irika : 2013)
2. Manfaat Penjadwalan
a. Bagi Pemilik :
Page 17 of 42
(1) Mengetahui waktu mulai dan selesainya proyek
(2) Merencanakan aliran kas proyek.
(3) Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya
proyek.
b. Bagi Kontraktor :
(1) Memprediksi kapan suatu kegiatan yang spesifik dimulai dan diakhiri.
(2) Merencanakan kebutuhan material, peralatan dan tenaga kerja.
(3) Mengatur waktu keterlibatan sub-kontraktor.
(4) Menghindari konflik antara sub-kontraktor dan pekerja.
(5) Merencanakan aliran kas
(6) Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya
proyek
3. Fungsi Penjadwalan
Penjadwalan dibutuhkan untuk membantu :
a. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan
proyek.
b. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
c. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
d. Membantu pengguna tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan
cara hal-hal kritis pada proyek.
Page 18 of 42
b. Precendence Diagramming Method (PDM)
Precendence Diagramming Method (PDM) merupakan salah satu
teknik penjadwalan yang termasuk dalam teknik penjadwalan Network
Planning atau Rencana Jaringan Kerja. Berbeda dengan AOA yang menitik
beratkan kegiatan pada anak panah, PDM menitikberatkan kegiatan pada
node sehingga kadang disebut juga Activity on Node.
c. Kurva S
Kurva S merupakan hasil plot dari barchart, bertujuan untuk
mempermudah melihat kegiatan-kegiatan yang masuk dalam suatu jangka
waktu pengamatan progres pelaksanaan proyek (Callam,1992). Definisi
lain, kurva S adalah grafik yang dibuat dengan sumbu vertikal sebagai nilai
kumulatif biaya atau penyelesaian (progres) kegiatan dan sumbu horizontal
sebagai waktu (Soeharto,1997). Kurva S dapat menunjukkan kemampuan
proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang
direppresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegitana
proyek. Visualisasi kurva S memberikan informasi mengenai kemajuan
proyek dengan membandingkan terhadap jadwal rencana (Husen,2011).
d. Activity On Arrow
Metode Activity on Aruow merupakan salah satu metode
penjadwalan dalam rencana jaringan keria atau Network Planning yang
menjadi alat bantu dalam membuat suatu proyek menjadi lebih efektif dan
efisien. Kegiatan dalam AOA merupakan anak panah, sementara node-i dan
node-j digunakan sebagai awal dan akhir suatu kegiatan.
Metode jaringan kerja, menurut Istimawan Dipohusodo, merupakan
cara grafis untuk menggambarkan kegiatan-kegiatan dan kejadian yang
diperlukan untuk mencapai tujuan proyek.
Page 19 of 42
BAB IV
ANALISA PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI
A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul ini
siswa diharapkan dapat memahami penjadwalan proyek konstruksi
C. Uraian Materi
Secara umum setiap proyek pasti membutuhkan suatu penjadwalan dalam
tahapan phase perencanaan. secara singkat penjadwalan konstruksi merupakan
suatu cara untuk menentukan dan menetapkan waktu pelaksanaan item pekerjaan
serta alokasi sumber daya yang akan digunakan(material, man power, equipment)
selama proses konstruksi. Penjadwalan suatu proyek konstruksi selayaknya harus
dilaksanakan secara matang dan optimal guna menghindari terjadinya
keterlambatan waktu proyek/overun scheduled serta dampak lainnya.
Penjadwalan proyek konstruksi merupakan alat untuk menentukan waktu
yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan dalam penyelesaian. Di samping itu, juga
sebagai alat untuk menentukan kapan mulai dan selesainya kegiatan-kegiatan
tersebut. Perencanaan penjadwalan pada proyek konstruksi, secara umum terdiri
dari penjadwalan waktu, tenaga kerja, peralatan, material, dan keuangan. Ketepatan
penjadwalan dalam pelaksanaan proyek sangat berpengaruh pada terhindarnya
banyak kerugian, misalnya pembengkakan biaya konstruksi, keterlambatan
penyerahan proyek, dan perselisihan atau klaim.
1. Metode Barchart
Page 20 of 42
Barchat adalah sekumpulan aktivitas yang ditempatkan dalam kolom
vertikal, sementara waktu ditempatkan dalam baris horizontal. Waktu mulai
dan selesai setiap kegiatan berserta durasinya ditunjukan dengan menempatkan
balok horizontal di bagian sebelah kanan dari setiap aktivitas. Perkiraan waktu
mulai dan selesai dapat ditentukan dari skala waktu horizontal pada bagian ata
bagan. Panjang dari balok menunjukkan durasi dari aktivitas dan biasanya
aktivitas tersebut disusun berdasarkan kronologi pekerjaannya.
Berikut keuntungan penggunaan metode Barchart pada penjadwalan
konstruksi :
a. Mudah dalam pembuatan dan persiapannya.
b. Memiliki bentuk yang mudah dimengerti.
c. Bila digabungkan dengan metode lain, seperti Kurva S, dapat dipakai lebih
jauh sebagai pengendalian biaya
Meskipun memiliki segi keuntungan tersebuut, penggunaan metode
Barchart terbatas karena kendala-kendala berikut :
a. Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu
kegiatan dengan lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang
diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan
proyek.
b. Sukar mengadakan perbaikan atau pembaruan, karena umumnya harus
dilakukan dengan membuat bagan balok baru, padahal tanpa adanya
pembaruan segera menjadi kuno dan menurun daya gunanya.
Page 21 of 42
1. Pada sumbu horizontal X tertulis satuan waktu, misalnya hari,minggu, bulan
dan tahun. Waktu mulai dan akhir suatu kegiatan tergambar dengan ujung
kiri dan kanan balok dari kegiatan yang bersangkutan.
2. Pada sumbu vertikal Y dicantumkan kegiatan proyek dan digambar sebagai
balok
3. Perlu diperhatikan urutan antara kegiatan satu dengan lainnya, meskipun
belum terlihat hubungan ketergantungan anatara satu dengan yang lain.
4. Format penyajian barchart yang lengkap berisi perkiraan urutan pekerjaan,
skala waktu dan analisis kemajuan pekerjaan pada saat pelaporan.
5. Jika barchart dibuat berdasarkan jaringan kerja Activity on Arrow, maka
yang pertama kali digambarkan atau dibuat baloknya adalah kegiatan kritis,
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan nonkritis.
Penentuan unsur-unsur pada suatu Barchart bergantung ppada
kebutuhan proyek. Pada Barchart yang paling sederhana, format yang harus
diikuti terdiri dari hal-hal berikut :
1. Bagian kepala yang berisi judul atau nama proyek, lokasi proyek, pemilik
proyek, nomor proyek, nilai kontrak, nomor kontrak, tanggal pembaruan
dan data-data lain yang dianggap penting.
2. Bagian batang atau balok yang menunjukkan waktu kegiatan selama
kegiatan berjalan dengan keterangan-keterangan sebagai berikut:
a. Durasi kegiatan rencana atau perkiraan kurun waktu yang digantikan.
Kenyataan waktu yang digunakan yang terungkap pada waktu pelaporan
biasanya digambarkan dengan garis tebal, sejajar dengan waktu
perencanaan. Di sini akan terlihat terlihat berapa besar perbedaan antara
perencanaan dan kenyataan.
b. Sumber daya. Penjelasan mengenai jumlah sumber daya untuk
menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan. Berupa jam-orang atau
jumlah orang dan lain-lain.
c. Node I dan J. Bila bagan balok dihasilkan dari analisis jaringan kerja,
misalnya diagram AOA, maka akan meningkatkan dan memudahkan
penggunaanya bila dicantumkan pula penjelasan mengenai nomoer node-
I dan node-J pada masing-masing kegiatan.
Page 22 of 42
d. Garis laporan. Laporan terakhir ditandai dengan garis putus vertikal.
Dengan demikian, akan terlihat seberapa jauh kemajuan atau
keterlambatan masing-masing kegiatan. (Callahan, 1992)
Page 23 of 42
BAB V
A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul ini
siswa diharapkan dapat memahami penjadwalan proyek konstruksi
C. Uraian Materi
Page 24 of 42
4. Mengembangkan waktu mulai/stop untuk tiap tugas
5. Mengembangkan anggaran yang rinci untuk tiap tugas
6. Menunjuk mengangkat orang untuk melakukan tugas
Selanjutnya agar membuat jadwal dapat efektif dan fleksibel terhadap perubahan
yang didapati ditengah proses maka faktor yang perlu diperhatikan adalah:
1. Secara teknis jadwal tersebut dapat dipertanggungjawabkan
2. Disusun berdasarkan perkiraan yang akurat dimana perkiraan waktu, sumber
daya, serta biaya dibandingkan dengan kegiatan pada proyek sebelumnya
3. Sesuai dengan sumber daya yang tersedia
4. Sesuai dengan penjadwalan proyek lain yang menggunakan sumber daya yang
sama
5. Fleksibel terhadap perubahan – perubahan
6. Mendetail dipakai sebagai alat pengukur hasil yang dicapai dan pengendalian
kemajuan proyek
7. Dapat menampilkan kegiatan pokok yang kritis.
Page 25 of 42
D. Lembar Kerja Siswa
1. Sebutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penjadwalan!
2. Sebutkan Faktor-faktor yang diperhatikan dalam pembuatan penjadwalan!
3. Apa tujuan dari dilakukannya penjadwalan? Sebutkan dan jelaskan!
BAB VI
A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul ini
siswa diharapkan dapat membuat menghitung pembobotan setiap jenis pekerjaan
pada penjadwalan proyek dengan metode Kurva S.
C. Uraian Materi
1. Metode Kurva S
Kurva S merupakan hasil plot dari barchart, bertujuan untuk
mempermudah melihat kegiatan-kegiatan yang masuk dalam suatu jangka
waktu pengamatan progres pelaksanaan proyek (Callam,1992). Definisi lain,
kurva S adalah grafik yang dibuat dengan sumbu vertikal sebagai nilai
kumulatif biaya atau penyelesaian (progres) kegiatan dan sumbu horizontal
sebagai waktu (Soeharto,1997).
2. Langkah-langkah Pembuatan Kurva S dengan cara pembobotan
Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan Kurva S menurut Bachtiar
Ibrahim, 1993:
Page 26 of 42
a. Mencari % Bobot Biaya Setiap Pekerjaan
Bobot pekerjaan di definisikan besarnya pekerjaan siap,
dibandingkan dengan pekerjaan siap seluruhnya dan dinyatakan dalam
bentuk persen(Ibrahim,2008).
Pekerjaan siap seluruhnya dinilai 100%. Untuk mengetahui bobot
pekerjaan dilihat dari rencana anggaran biaya yang telah disusun
sebelumnya. Uraian untuk mendapatkan nilai bobot pekerjaan digambarkan
dalam skema berikut:
𝑉 𝑥 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑥 100 %
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
Nilai persentase bobot pekerjaan permasing-masing pekerjaan
didapat dari harga satuan pekerjaan dan harga bangunan. Harga satuan
pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan
perhitungan analisis. Harga bahan didapat di pasaran, dikumpulkan dalam
satu daftar harga satuan bahan, sedangkan upah tenaga kerja didapatkan di
lokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan daftar
harga satuan upah (Ibrahim, 2008).
Analisis bahan dalah analisis bahan suatu pekerjaan, menghitung
banyaknya volume masing-masing bahan serta besarnya biaya yang
dibutuhkan. Analisis upah adalah menghitung banyaknya tenaga yang
diperlukan serta besarnya biaya yang dibuthkan untuk pkerjaan tersebut.
Harga satuan pekerjaan itu apablia diskemakan adalah sebagai berikut :
Analisis bahan
Harga Satuan
pekerjaan
Harga satuan upah
Upah
Analisis upah
Page 27 of 42
Harga bangunan adalah jumlah dari masing-masing hasil perkalian
volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. Secara lengkap
harga bangunan adalah total jumlah volume dikalikan dengan harga satuan
pekerjaan. Setelah harga bangunan diperoleh, maka dapat dihitung
persentase bobot pekerjaan permasing-masing pekerjaan.
Diketahui:
Ditanya:
Jawab :
20,98 𝑥 57.043,50
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = = 0,06𝑥 100% = 6%
19.855,47
Page 28 of 42
d. Membuat Kumulatif dari % Bobot Biaya Pekerjaan pada Lajur %
Kumulatif Bobot Biaya
Bobot biaya dikumulatifkan untuk setiap periode. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui progres biaya proyek yang nantinya akan
digunakan untuk membuat Arus Kas Rencana proyek.
Contoh 1
Contoh 2
Page 29 of 42
Contoh 3
Contoh 1
Page 30 of 42
Langkah 1. Menghitung Harga Sub Total dan Bobot
Page 31 of 42
D. Lembar Kerja Siswa
1. Apa yang dimaksud dengan pembobotan?
2. Apa saja yang perlu di perhatikan dalam menghitung pembobotan?
3. Sebutkan langkah-langkah menghitung pembobotan !
4. Apa manfaat dari menghitung pembobotan?
5. Apakah % bobot setiap pekerjaan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
pelaksanaan proyek?
Page 32 of 42
BAB VII
A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul ini
siswa diharapkan dapat membuat menghitung pembobotan setiap jenis pekerjaan
pada penjadwalan proyek dengan metode Kurva S.
C. Uraian Materi
Page 33 of 42
Bobot Kegiatan (%)
Bobot kegiatan merupakan nilai persentase proyek, dimana dengan bobot
pekerjaan ini nantinya akan digunakan untuk mengetahui kemajuan dari proyek
yang akan dikerjakan.
Bobot Kegiatan = (Biaya Pekerjaan/Jumlah Biaya Pekerjaan) x 100%
Contoh :
Dalam sebuah proyek Rekapitulasi dari anggaran yang akan digunakan sebagai
berikut :
Sebagai contoh untuk menghitung bobot pekerjaan dari pekerjaan pasangan tembok
1:4
Diketahui:
Ditanya:
Jawab :
Page 34 of 42
𝑉 𝑥 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑥 100 %
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
20,98 𝑥 57.043,50
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = = 0,06𝑥 100% = 6%
19.855,47
Pilihlah jawaban yang paling benar dari setiap pertanyaa berikut ini!
1. Yang dimaksud dengan Proyek adalah ….
a. Usaha memperoleh pekerjaan
b. Usaha untuk mendapatkan keuntungan yang besar
c. Usaha melaksanakan kegiatan yang menghasilkan laba/keuntungan
d. Suatu organisasi untuk suatu tugas yang spesifik da dibatasi oleh waktu,
biaya dan sasaran
Page 35 of 42
b. suatu sistem yang terdiri atas 3 fungsi pokok kegiatan yang saling terkait,
yaitu : fungsi perencanaan (planning), fungsi pengendalian (controlling) dan
fungsi pelaksanaan
c. suatu system melaksanakan kegiatan proyek
d. system penataan semua kegiatan yang melibatkan banyak orang
21. 3 variabel yang mempunyai hubungan sangat erat dengan tujuan mencapai suatu
proyek yang di inginkan adalah . . .
a. Biaya, waktu, mutu
b. Mutu, bahan, waktu
c. Waktu, alat, tenaga kerja
d. Tenaga kerja, biaya, waktu
22. Yang bertugas sebagai penyedia biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan
proyek adalah . . .
a. owner
b. konsultan
c. pengawas
d. mandor
23. Tugas dari seorang kontraktor pelaksana dalam pelaksanaan proyek adalah . . .
a. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai pembangunan proyek.
b. Sebagai penyedia biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek
c. Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak
menerima/menolak perubahan-perubahan pekerjaan serta pekerjaan tambah dan
pekerjaan kurang
Page 38 of 42
d. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam
dokumen yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan
24. Salah satu unsur pengelola proyek yang terlibat di dalam sebuah proyek adalah . . .
a. Kepala tukang
b. tukang
c. pengawas
d. mandor
25. Yang termasuk dalam jenis-jenis konstruksi adalah, kecuali . . .
a. Konstruksi gedung
b. Konstruksi jalan
c. Konstruksi beton
d. Konstruksi teknik
26. Alat untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan dalam
penyelesaian dan sebagai penentu kapan mulai dan selesainya kegiatan. Merupakan
pengertian dari . . .
a. Manajemen Konstruksi
b. Penjadwalan
c. Pembobotan
d. Perencanaan
29. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan,
merupakan salah satu dari . . .
a. Fungsi Penjadwalan
b. Tujuan Penjadwalan
c. Kelebihan Penjadwalan
d. Manfaat Penjadwalan
30. Sekumpulan aktivitas yang ditempatkan dalam kolom vertikal, sementara waktu
ditempatkan dalam baris horizontal. Merupakan definisi dari . . .
a. Kurva S
b. Barchart
c. Activity on Arrow
d. Activity on Node
Page 39 of 42
31. Kegiatan dari Kurva S adalah sebagai berikut, kecuali . . .
a. Untuk menganalisisi kemajuan/progres suatu proyek secara keseluruhan.
b. Untuk mengetahui pengeluaran dan kebutuhan biaya pelaksanaan proyek.
c. Untuk mengontrol penyimpangan yang terjadi pada proyek dengan
membandingkan kurva S rencana dengan kurva S actuaal
d. Untuk Mengetahui % kerugian dalam pelaksanaan proyek konstruksi
32. Diketahui:
Volume pasangan tembok = 20,98 m2
Harga satuan pekerjaan = Rp 57.043,50/m2
Harga total bangunan = Rp 19.855.467
Berapa persentase bobot pekerjaan pasangan tembok tersebut ? . . .
a. 6 %
b. 10 %
c. 8 %
d. 15 %
33. Diketahui:
Harga pekerjaan plesteran = Rp 1.226.115/m2
Harga total bangunan = Rp 8.585.650
Berapa persentase bobot pekerjaan plesteran tersebut ? . . .
a. 9,29 %
b. 14,28 %
c. 12,28 %
d. 15,29 %
34. Diketahui:
Volume pasangan tembok = 30,18 m2
Harga satuan pekerjaan = Rp 47.003/m2
Harga total bangunan = Rp 20.005.020
Durasi pekerjaan = 4 hari
Berapa persentase bobot pekerjaan dalam satu harinya (per hari)? . . .
a. 2,87 %
b. 1,88 %
c. 0,90 %
d. 1,77 %
35. Salah satu langkah dalam membuat diagram Kurva S penjadwalan proyek adalah . .
a. Menjumlahkan % Bobot Biaya Pekerjaan pada Setiap Lajur Waktu
b. Menjumlahkan % Bobot Biaya Pekerjaan pada Durasi
c. Membuat Kurva S Berdasarkan durasi pekerjaan
d. Membagi % Bobot Biaya Pekerjaan dengan total harga pekerjaan
Page 40 of 42
DAFTAR PUSTAKA
https://watsanindo.wordpress.com/2012/03/01/berapa-banyak-kebutuhan-
semen-pasir-split-untuk-nge-cor/
Page 41 of 42
Page 42 of 42