Anda di halaman 1dari 42

BAB I

KONSEP BISNIS KONSTRUKSI DAN PROPERTI

A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul ini
siswa diharapkan dapat memahami konsep dan jenis-jenis dari manajemen
konstruksi

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Merinci jenis-jenis bisnis konstruksi dan properti
2. Memahami konsep jenis-jenis bisnis konstruksi dan properti
3. Mengklasifikasikan jenis-jenis bisnis konstruksi dan properti
4. Mengasumsikan jenis-jenis bisnis konstruksi dan property

C. Uraian Materi

Manajemen Proyek adalah tata cara atau sistem pengelolaan pekerjaan


konstruksi dalam mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai
tujuan dengan menggunakan metode-metode dan sistematika tertentu. Manajemen
suatu proyek pembangunan mempunyai tujuan menyelesaikan proyek sesuai batas
waktu dan biaya yang direncanakan dengan kualitas bangunan yang optimal. Oleh
sebab itu kerjasama yang baik antar unsur pendukung dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya berdasarkan batas ruang lingkup dan wewenang masing-masing
mutlak diperlukan, dan merupakan modal dasar dari kelangsungan suatu proyek
menuju keberhasilan.
Keberhasilan suatu proyek sangat tergantung dari perilaku atau kegiatan
satuan-satuan pendukung pelaksana organisasinya yang dikoordinasikan dalam
suatu sistem manajemen. Untuk itu dituntut agar individu-individu atau satuan-
satuan dalam organisasi pengelola dapat bekerja sama secara terorganisir untuk
mewujudkan sesuai dengan keinginannya, jadwal kegiatan, anggaran
keuangan, monitoring dan laporan kemajuan serta segera mengambil langkah-
langkah perbaikan bilamana dibutuhkan. Sistem manajemen proyek memberikan

Page 1 of 42
tata cara kepada individu-individu dengan berlainan tugasnya, agar mampu bekerja
sama untuk mencapai harapan tertentu proyek.
Secara keseluruhan, seorang kepala proyek hanyalah sebagai salah satu
unsur pelaksana saja, kepala proyek merupakan penanggung jawab secara
keseluruhan daripada mobilitas pelaksanaan proyek. Terdapat struktur organisasi
untuk dipilih pada pelaksanaan proyek sesuai jenis proyeknya. Pengelola proyek
bertanggung jawab untuk menyelesaikan suatu tujuan organisasi sesuai dengan
batas menurut spesifikasi sumber daya, dana, waktu, peralatan, teknologi, manusia
dan material untuk mencapai standar kualitas kesepakatan sehingga tercapai suatu
keuntungan bagi semua belah pihak. Oleh karena itulah maka diperlukan adanya
manajemen, perhitungan, perencanaan secara sistematis dan tersusun rapi dalam
suatu wadah berbentuk organisasi.
Proses proyek konstruksi dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan
serah terima. Selama proses berlangsung, beberapa aspek teknis yang berkaitan
dengan proses, perlu diketahui. Aspek teknis yang umum dilakukan terdistribusi
dalam :
1. Perencanaan (Planning)
2. Penjadwalan (Scehduling)
3. Pengendalian (Controling)
Hal ini untuk mencapai tujuan proyek yaitu menghasilkan bangunan fisik
yang mempunyai variable biaya-mutu-waktu yang optimal. Sebagaimana diketahui
secara tradisional bahwa ketiga variable tersebut saling berkaitan dan saling
mempengaruhi.

Gambar : Segitiga variable utama dalam managemen konstruksi

Ketiga variable tersebut berkaitan dan saling mempengaruhi.


Kualitas Mutu berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan, besar kecilnya biaya
secara umum menunjukkan tinggi rendahnya mutu untuk suatu pekerjaan yang

Page 2 of 42
sama dengan spesifikasi yang sama pula. Demikian dengan waktu pelaksanaan,
tinggi rendahnya mutu secara tidak langsung berkaitan dengan lama waktu
pelaksanaan, mutu yang tinggi membutuhkan kehati-hatian dan pengawasan mutu
yang lebih intensif, sehingga jelas akan menggunakan waktu yang lebih lama
daripada waktu normal. Dari waktu yang lebih lama, maka secara otomatis akan
menambah biaya pelaksanaan. Bentuk saling ketergantungan ini memberikan
beberapa kebutuhan akan teknik untuk manajemen proses konstruksi.

Fungsi Manajemen Proyek/Konstruksi :


1. Planning (Perencanaan)
Proses dimana terdapat perencanaan atas semua pekerjaan yang akan
dilaksanakan dari mulai awal sampai akhir termasuk tujuan-tujuan yang akan
dicapai dari proses pembangunan proyek.
2. Organizing (Organisasi)
Organisasi merupakan sarana yang memungkinkan orang bekerja secara efektif
dan terkoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama.
3. Actuating (Pelaksanaan Kegiatan)
Pelaksanaan merupakan realisasi dari proses perencanaan yang dilakukan oleh
semua anggota kelompok dengan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
4. Controlling (Pengawasan)
Agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana dalam pelaksanaan perlu adanya
pengawasan sebagai control dan koreksi terhadap segala penyimpangan yang
mungkin terjadi.
5. Coordinating (Koordinasi)
Agar pekerjaan berjalan dengan lancar maka perlu adanya koordinasi yang
baik antar semua pihak yang terlibat didalamnya.

Jenis-jenis Manajemen Proyek/Konstruksi :


1. Konstruksi Gedung
Konstruksi Gedung adalah bangunan yang digunakan sebagai fasilitas
umum, misalnya bangunan institusional, pendidikan, industri ringan (gedung),
bangunan komersial, sosial, dan tempat rekreasi. Jenis bangunan pada

Page 3 of 42
konstruksi ini, misalnya gedung perkantoran, pusat perbelanjaan,
apartemen/rumah susun, dan sekolah. Konstruksi gedung biasanya
direncanakan oleh arsitek dan insinyur sipil, sementara material yang
dibutuhkan lebih ditekankan pada aspek-aspek arsitektural.
2. Konstruksi Teknik
Konstruksi pada kategori ini melibatkan struktur yang direncanakan
dan didesain secara khusus oleh para ahli dan dibuat untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang berhubungan dengan infrastruktur. Jenis
konstruksi ini dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu konstruksi jalan dan
konstrurksi berat.
a. Konstruksi Jalan
Proyek ini meliputi penggalian, pengurugan, perkerasan jalan, dan
konstruksi jembatan serta struktur drainase. Konstruksi jalan biasanya
direncanakan oleh departemen pekerjaan umum setempat dan berbeda
dengan konstruksi bangunan dari segi aktivitas antara pemilik, perencana,
dan kontraktor.
b. Konstruksi Berat
Yang temasuk dalam konstruksi ini adalah proyek-proyek utilitas suatu
negara, bendungan, pemipaan, transportasi selain jalan raya, transportasi air,
dan transportasi udara. Konstruksi ini dibiayai oleh pemerintah atau keria
sama pemerintah-swasta.
3. Konstruksi lndustri
Konstruksi ini biasanya melibatkan proyek-proyek teknik tingkat tinggi
dalam manufaktur dan proses produksi. Dalam beberapa kasus, kontraktor dan
arsitek menjadi berada pada satu perusahaan untuk mendesain dan
melaksanakan pembangunan pabrik bagi pemilik/klien.

Ciri pokok proyek adalah sebagai berikut :

1. Memiliki tujuan dan sasaran berupa suatu produk akhir.

2. Proyek memiliki sifat sementara, yaitu telah jelas titik awal mulai dan
selesai.

Page 4 of 42
3. Biaya, waktu, dan mutu dalam pencapaian tujuan dan sasaran tersebut telah
ditentukan.

4. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung


menyebabkan proyek memiliki sifat nonrepetitif, atau tidak berulang.

D. Lembar Kerja Siswa

1. Apa yang dimaksud dengan bisnis konstruksi?


2. Sebutkan jenis-jenis bisnis konstruksi
3. Sebutkan unsur-unsur yang terdapat dalam bisnis konstruksi dan properti!

Page 5 of 42
BAB II

KONSEP PENGELOLAAN BISNIS KONSTRUKSI DAN PROPERTI

A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul ini
siswa diharapkan dapat memahami konsep pengelolaan bisnis konstruksi dan dapat
mengklasifikasikan jenis-jenis organisasi dalam sebuah proyek konstruksi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Merinci konsep pengelolaan bisnis konstruksi dan properti
2. Menganalisis konsep pengelolaan bisnis konstruksi dan properti
3. Mengasumsikan pengelolaan bisnis konstruksi dan properti
4. Mengemukakan konsep pengelolaan bisnis konstruksi dan properti

C. Uraian Materi
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi waktu,
biaya dan mutu. Keberhasilan di dalam suatu proyek diukur berdasarkan tiga hal
yaitu : tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Proyek merupakan suatu kegiatan
yang memiliki awal dan akhir di dalam mewujudkan gagasan yang timbul. Pada
proyek-proyek yang besar masalah-masalah yang dihadapi semakin besar dan juga
kompleks.
Di dalam penyelenggaraan pembangunan proyek dilakukan secara
menyeluruh mulai dari tahap perancangan, perencanaan, dan pembangunan hingga
tahap pemeliharaan di mana hal tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
dapat dilakukan secara sistematis dan melibatkan berbagai unsur yang saling terkait
antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur tersebut membentuk suatu
organisasi proyek di mana masing-masing mempunyai peranan, fungsi dan
tanggung jawab yang jelas.

Page 6 of 42
Organisasi proyek dalam suatu pelaksanaan proyek sangat diperlukan sebagai
bagian dari manajemen suatu proyek yang sesuai dan saling berhubungan dan
tentunya harus selalu berjalan pada peraturan-peratuaran/tata tertib yang telah
ditentukan. Sedangkan manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai kemampuan
untuk mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan
dengan menggunakan suatu metode dan sistematika tertentu agar tercapai daya
guna yang sebesarnya. Dengan adanya manajemen proyek yang baik dan teratur di
dalam suatu proyek diharapkan akan dapat menunjang keberhasilan dan kelancaran
proyek hingga tujuan dari proyek akan dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.
Secara garis besar unsur-unsur pengelola proyek yang terlibat di dalam sebuah
proyek adalah sebagai berikut :
1. Pemberi Tugas/Pemilik/Owner
2. Konsultan Perencana
3. Konsultan Pengawas
4. Kontraktor Pelaksana

Fungsi dan Peranan Unsur-unsur Pengelolaan Pekerja Konstruksi


1. Pemberi Tugas / Pemilik / Owner
Pemberi tugas atau lebih dikenal dengan istilah bouwheeradalah
badan hukum/instansi atau perseorangan yang berkeinginan mewujudkan suatu
proyek dan memberikan pekerjaan bangunan serta membayar biaya
pekerjaan bangunan.
Adapun tugas dan wewenang dari owner/pemilik proyek adalah sebagai
berikut:
a. Mempunyai ide/gagasan sesuai denagn rencana-rencananya.
b. Menyediakan dana dan lahannya.
c. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai pembangunan
proyek.
d. Mempunyai wewenang mutlak dalam menentukan dan mengangkat
manajemen konstruksi, perencana serta pelaksana proyek.
e. Menangani dan menandatangani surat perintah kerja dan surat perjanjian
dengan pelaksana proyek.

Page 7 of 42
f. Bersama-sama manajemen konstruksi ikut mengawasi pelaksanaan
pekerjaan, berhak memberi instruksi-instruksi kepada pelaksana proyek
secara langsung maupun tidak langsung (melalui manajemen konstruksi).
g. Mengesahkan semua dokumen pembayaran atas pembayaran yang harus
diberikan kepada pelaksana proyek.
h. Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak
menerima/menolak perubahan-perubahan pekerjaan serta pekerjaan tambah
dan pekerjaan kurang.
i. Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan bila tidak sesuai dengan gambar
rencana, bilamana perlu mencabut tugas pelaksana proyek tersebut bila
dianggap tidak mampu melaksanakan pekerjaan.
j. Meminta pertanggung jawaban pada semua unsur terkait sebelum masa
pemeliharaan habis bila terjadi kerusakan, sebagaimana ditetapkan bersama.

Sedangkan tanggung jawab owner/pemilik proyek adalah sebagai berikut:


a. Memelihara hubungan kerja secara professional.
b. Membuat keputusan yang tepat sesuai dengan waktunya.
c. Memberikan dana yang dibutuhkan proyek.

2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah perseroan atau badan hukum yang
bergerak pada jasa konstruksi bidang perencanaan pekerjaan pembangunan.
Konsultan perencana menerima pendelegasian/penyerahan pekerjaan dari
pemilik proyek/owner dengaan dua tahapan, yaitu:
a. Rekayasa dan design awal
Rekayasa dan design meletakkan penekanan pada :
1) Konsep arsitektur
2) Pengevaluasian alternatif-alternatif proses teknologi
3) Keputusan-keputusan mengenai ukuran serta kapasitas
4) Tahapan konsep dan kelayakan
5) Aspek fungsional
6) Aspek teknis
7) Aspek kinerja bangunan (building performance)

Page 8 of 42
8) Aspek ekonomis

b. Rekayasa dan design detail/perincian


Melibatkan suatu proses analisa dan perencanaan struktur serta
komponennya secara berurutan sehingga sesuai dengan standar konstruksi,
keamanan maupun peraturan-peraturannya.
Kegiatan-kegiatan konsultan perencana dalam melaksanakan rancang
bangun meliputi :
1) Perencanaan anggaran dan biaya pekerjaan
2) Gambar-gambar detail, maket design
3) Rencana kerja dan spesifikasi pelaksanaan pekerjaan
Selain itu, divisi perencana mempunyai tugas dan wewenang adalah
sebagai berikut :
1) Perencana berkewajiban untuk berkonsultasi dengan pihak proyek, pada
tahap perencanaan dan menyusun dokumen proyek.
2) Membuat gambar perencanaan proyek secara keseluruhan yang meliputi
gambar struktur, arsitektur serta mekanikal dan elektrikal sesuai dengan
permintaan pemberi tugas denagn mempertimbangkan segi kekuatan,
keindahan dan ekonomis serta peraturan daerah setempat.
3) Perencana berkewajiban pula untuk mengadakan pengawasan berkala
dalam bidang arsitektur dan struktur.
4) Membuat estimasi/perhitungan biaya pembangunan secara garis besar
yang akan menjadi acuan dalam penentuan biaya selama pelaksanaan
pekerjaan (bila terjadi perubahan rencana).
5) Bertanggung jawab penuh terhadap hasil perencanaan sehingga
perencanaan tersebut terlaksana.
6) Bertugas menghadapi kontraktor/pelaksana, dalam hal memberikan
penjelasan/konsultasi dalam bidang arsitektur, struktur konstruksi serta
mekanikal dan elektrikal.
7) Merencanakan setiap perubahan dari rencana semula.

Page 9 of 42
8) Mempertanggung jawabkan hasil perencanaan kepada pemilik proyek.
9) Mengadakan pengawasan secara berkala untuk melihat kemajuan
pekerjaan maupun membantu mengatasi permasalahan di lapangan yang
terkait dengan perencanaan.
10) Berperan pula sebagai konsultan pengawas dan berhak menegur
kontraktor/pelaksana proyek secara langsung maupun tertulis apabila
ternyata pelaksanaan tidak sesuai dengan bestek.
11) Meminta pemeriksaan pekerjaan secara khusus apabila diperlukan untuk
menjamin pelaksanaan sesuai dengan isi dokumen kontrak.
12) Menghadiri maupun menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi
pengelolaan proyek.
Supaya mendapatkan hasil perencanaan yang berkualitas dan
sesuai dengan tujuannya maka perencana harus mempunyai tenaga ahli
dari berbagai disiplin ilmu dengan kemampuan dan pengalaman yang
cukup memadai dalam bidangnya masing-masing.

3. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana adalah perseroan atau badan hukum yang
mewujudkan ide pemberi tugas ke dalam bentuk tiga dimensi yaitu sesuai
dengan gambar kerja rencana.
Adapun tugas dan wewenang dari pelaksana proyek adalah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam
dokumen yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan.
b. Mengadakan konsultasi dengan divisi perencana serta mendapatkan
bimbingan maupun pengarahan dari divisi pengawas mengenai pelaksanaan
pekerjaan.
c. Menyusun rencana kerja proyek.
d. Menyediakan tenaga kerja, barang peralatan dan prasarana kerja kerja yang
memadai.
e. Membuat detail pelaksanaan (shop drawing) dan membuat gambar akhir
pekerjaan (asbuilt drawing).
f. Menjamin keamanan dan keselamatan kerja.

Page 10 of 42
g. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
h. Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
i. Mengadakan perbaikan, perubahan, rekonstruksi dan pembetulan terhadap
segala kesalahan selama masa pemeliharaan

Hubungan Kerja Antara unsur-unsur Pengelola Proyek


Maksud dari hubungan kerja adalah hubungan yang terjadi dalam
suatu kontrak kerja yang didalamnya terdapat penjelasan mengenai
pembagian tugas, kewajiban, wewenang, hak dan tanggung jawab dalam
suatu proyek yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Hubungan kerja
didalam mengelola dan melaksanakan suatu proyek terutama pada proyek-
proyek yang berskala besar sangatlah perlu adanya ketegasan dan
pembagian kerja sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing dimana
satu dengan lainnya dapat bekerja dengan baik.
Dengan adanya pola hubungan kerja yang tegas maka diharapkan
masing-masing pihak menjalankan peran dan kewajibannya tanpa
terjadi overlapping.Untuk lebih jelasnya hubungan pihak-pihak yang terkait
dengan proyek adalah sebagai proyek :
Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan konsultan pengawas.
1. Pengawas menyerahkan hasil pengawasannya kepada pemilik proyek.
2. Pengawas kemudian menyerahkan hasilnya kepada pemilik proyek.
Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan kontraktor:
1. Ada ikatan kerja.
2. Kontraktor melaksanakan proyek kemudian menyerahkan hasilnya
kepada pemilik proyek.
3. Pemilik proyek membayar biaya pelaksanaan dan imbalan jasa
konstruksi kepada kontraktor sesuai dengan perjanjian yang disetujui
dalam tender.
4. Terjadi kerjasama berdasar hak, kewajiban, dan tanggung jawab
masingmasing unsur pengelola proyek.
5. Terjadi hubungan harmonis dalam kerja sama.

Hubungan Kerja antara Unsur-unsur Proyek

Page 11 of 42
1. Pemberi Tugas dengan Divisi Perencana
Hubungan tersebut tertuang dalam surat perjanjian
perencanaan. Perencana memberi jasa perencanaan baik perencanaan
bangunan maupun perencanaan biaya imbalan jasa perencanaan.

2. Pemberi Tugas dengan Divisi Pengawas


Hubungan tertuang dalam surat perjanjian melaksanakan tugas
divisi pengawas. Pemilik Proyek memberikan mandate kepada
konsultan pengawas untuk mewakili dalam pengawasn pelaksanaan
pekerjaan.
3. Pemberi Tugas dengan Kontraktor Pelaksana
Hubungan tersebut dituangkan dalam surat perjanjian pelaksana
proyek. Pemberi tugas memberikan sejumlah biaya imbalan yang telah
disepakati sedangkan kontraktor wajib melaksanakan seluruh pekerjaan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menyerahkan hasil pekerjaan
kepada pemberi tugas.
4. Divisi Pengawas dengan Divisi Perencana
Hubungan keduanya tidak dalam suatu perjanjian khusus, tetapi
masing-masing mendasarkan kepada peraturan pelaksanaan yang ada.
Bila dipandang perlu divisi pengawas dapat berkonsultasi dengan divisi
perencana mengenai kesulitan yang mungkin timbul di lapangan.
Konsultan pengawas memberikan pengendalian teknis pelaksanaan
proyek yang akan dikerjakan kontraktor.
5. Divisi Pengawas dengan Kontraktor Pelaksana
Hubungan diatas juga tidak terbentuk dalam suatu perjanjian
khusus tetapi masih mendasarkan kepada peraturan pelaksanaan yang
ada.
6. Divisi Perencana dengan Kontraktor Pelaksana
Hubungan keduanya tidak dalam suatu perjanjian khusus, tetapi
masing-masing mendasarkan pada peraturan pelaksanaan yang ada.
Bila dipandang perlu keduanya dapat bekarja sama mengantisipasi
kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul di lapangan.
7. Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek

Page 12 of 42
Organisasi proyek atau organisasi pelaksanaan dibentuk dalam
rangka penentuan, pengelompokan dan pengaturan berbagai kegiatan
untuk mencapai tujuan.
Hal di atas meliputi penugasan terhadap orang-orang dalam
kegiatan serta menunjukkan hubungan kewenangan yang dilimpahkan
kepada setiap orang yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan
tersebut.
Mengenai tugas dan peranan tiap personil tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pemilik Proyek ( Owner )
a. Pengguna Anggaran
b. Ketua Tim Teknis Pembangunan
c. Sekertariat
d. Bendahara
e. Tim Teknis
2. Konsultan Pengawas
Divisi Pengawas adalah suatu organisasi atau perorangan
yang bersifat multi disiplin yang bekerja untuk dan atas nama
pemilik bangunan, dan harus mampu bekerja sama dengan
perencana untuk mencapai hasil yangoptimum dari suatu proyek.
Sebagai pihak yang mewakili owner dalam pelaksanaan
proyek, divisi pengawas mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Menjalankan pengawasan dan pengendalian dalam melaksanakan
proyek di lapangan serta mengontrol kualitas dan kuantitas dari
alat-alat dan bahan bangunan yang digunakan apakah sudah
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
b. Memberikan persetujuan mengenai laporan harian, laporan
mingguan, dan laporan bulanan, dan menyusun Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan (BAKP) yang merupakan laporan
penelitian pengawas atas kemajuan pekerjaan serta
mempertanggung jawabkan hasil-hasil tersebut kepada pemilik
proyek.
3. Konsultan Perencana

Page 13 of 42
Perencana adalah suatu pihak yang ditunjuk
oleh owner sebagai pihak yang bertindak selaku perencana dalam
pekerjaan pembuatan gedung ini dalam batas-batas yang telah
ditentukan baik secara teknis maupun administratif.
Konsultan Perencana mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Membuat rencana pelaksanaan dan gambar kerja, merencanakan
alat dan bahan yang digunakan serta metode pelaksanaan, dan
membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) sesuai ide dan
gagasan dari owner, baik untuk perancangan struktur, arsitektir,
maupun mekanikal elektrikal berdasarkan peraturan-peraturan
dan syarat-syarat kerja yang telah ada di Indonesia.
b. Merencanakan setiap rencana perubahan dari rencana semula
akibat adanya kendala-kendala fisik di lokasi proyek dan
mempertanggung- jawabkan hasil rencana perubahan kepada
Pemilik Proyek (owner).
4. Kontraktor Pelaksana
a. Project Manager
Project Manager adalah penanggung jawab pada
organisasi kontraktor pelaksana.
b. Site Manager
Site Manager merupakan wakil dari Project
Manager yang bertugas membantu Project Manager dalam
mengendalikan jalannya proyek di lapangan.
c. Site Engineer (Koordinator Pelaksana Proyek)
Koordinator pelaksana proyek adalah seorang tenaga ahli
yang mengkoordinir berbagai pekerjaan di lapangan dan
bertanggung jawab kepada Ketua tim teknis pembangunan atas
kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
d. Keuangan dan Administrasi
Bagian Keuangan dan Administrasi adalah seorang tenaga
ahli yang bertanggung jawab dan mengurusi segala sesuatu yang
berkaitan dengan pengadaan barang, peralatan dan material
untuk pelaksanaan proyek.

Page 14 of 42
e. Logistik
Tugas dan kewajiban dari bagian logistik adalah :
1) Mengatur dan mengawasi keluar masuknya barang dari
gudang.
2) Membuat pembukuan untuk semua barang yang keluar
masuk gudang serta mencatat semua barang di dalam gudang
untuk selanjutnya dilaporkan kepada kepala pelaksana
proyek.
3) Mengatur tempat penyimpanan material dan merawat barang-
barang di dalam gudang.
4) Membuat pembukuan pembelian dan persewaan alat-alat.
5) Mencari informasi sumber dan harga bahan dan mengatur
jumlah uang yang digunakan dalam pembelian bahan.
f. Pelaksana
Pelaksana adalah seorang tenaga ahli yang membantu
kepala pelaksana dalam mengerjakan fisik secara keseluruhan.
g. Surveyor
Surveyor adalah tenaga ahli yang membantu kepala
pelaksana dalam masalah pengukuran.
h. Opperator
Opperator adalah tenaga ahli yang bertanggung jawab
atas operasi dan pemeliharaan peralatan di dalam proyek agar
seluruh peralatan selalu siap pakai dalam mendukung
pelaksanaan pekerjaan.
i. Keamanan
Keamanan proyek sangat dibutuhkan sekali karena pada
suatu proyek kemungkinan besar terjadi gangguan-gangguan
yang tidak diinginkan.
j. Mandor/ Pembantu Pelaksana
Mandor adalah orang yang membantu pelaksana dan
memimpin beberapa pekerja untuk menyelesaikan suatu bagian
pekerjaan dalam proyek.
k. Pekerja

Page 15 of 42
Pekerja adalah tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan
proyek sesuai dengan perencanaan dan dibawah mandor.

D. Lembar Kerja Siswa


1. Apa yang dimaksud dengan manajemen konstruksi?
2. Ciri-ciri pokok dari sebuah proyek adalah?
3. Sebutkan jenis-jenis organisasi konstruksi !

Page 16 of 42
BAB III

PROSEDUR PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI

A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul ini siswa
diharapkan dapat memahami prosedur dari penjadwalan proyek konstruksi

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Merinci prosedur penjadwalan proyek konstruksi
2. Menerapkan prosedur penjadwalan proyek konstruksi
3. Mengurutkan prosedur penjadwalan proyek konstruksi
4. Membuat penjadwalan proyek konstruksi

C. Uraian Materi
1. Pengertian dan Konsep Penjadwalan Proyek Konstruksi
Penjadwalan proyek konstruksi merupakan alat untuk menentukan
waktu yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan dalam penyelesaian. Di samping
itu, juga sebagai alat untuk menentukan kapan mulai dan selesainya kegiatan-
kegiatan tersebut. Perencanaan penjadwalan pada proyek konstruksi, secara
umum terdiri dari penjadwalan waktu, tenaga kerja, peralatan, material dan
keuangan. Ketepatan penjadwalan dalam pelaksanaan proyek sangat
berpengaruh pada terhindarnya banyak kerugian, misalnya pembengkakan
biaya konstruksi, keterlambatan penyerahan proyek dan perselisihan atau
klaim. (Manajemen Konstruksi, Ir.Irika : 2013)

2. Manfaat Penjadwalan
a. Bagi Pemilik :

Page 17 of 42
(1) Mengetahui waktu mulai dan selesainya proyek
(2) Merencanakan aliran kas proyek.
(3) Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya
proyek.

b. Bagi Kontraktor :
(1) Memprediksi kapan suatu kegiatan yang spesifik dimulai dan diakhiri.
(2) Merencanakan kebutuhan material, peralatan dan tenaga kerja.
(3) Mengatur waktu keterlibatan sub-kontraktor.
(4) Menghindari konflik antara sub-kontraktor dan pekerja.
(5) Merencanakan aliran kas
(6) Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya
proyek

3. Fungsi Penjadwalan
Penjadwalan dibutuhkan untuk membantu :
a. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan
proyek.
b. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
c. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
d. Membantu pengguna tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan
cara hal-hal kritis pada proyek.

4. Metode Penjadwalan Proyek


a. Metode Barchart
Barchat adalah sekumpulan aktivitas yang ditempatkan dalam
kolom vertikal, sementara waktu ditempatkan dalam baris horizontal.
Waktu mulai dan selesai setiap kegiatan berserta durasinya ditunjukan
dengan menempatkan balok horizontal di bagian sebelah kanan dari setiap
aktivitas. Perkiraan waktu mulai dan selesai dapat ditentukan dari skala
waktu horizontal pada bagian ata bagan. Panjang dari balok menunjukkan
durasi dari aktivitas dan biasanya aktivitas tersebut disusun berdasarkan
kronologi pekerjaannya.

Page 18 of 42
b. Precendence Diagramming Method (PDM)
Precendence Diagramming Method (PDM) merupakan salah satu
teknik penjadwalan yang termasuk dalam teknik penjadwalan Network
Planning atau Rencana Jaringan Kerja. Berbeda dengan AOA yang menitik
beratkan kegiatan pada anak panah, PDM menitikberatkan kegiatan pada
node sehingga kadang disebut juga Activity on Node.
c. Kurva S
Kurva S merupakan hasil plot dari barchart, bertujuan untuk
mempermudah melihat kegiatan-kegiatan yang masuk dalam suatu jangka
waktu pengamatan progres pelaksanaan proyek (Callam,1992). Definisi
lain, kurva S adalah grafik yang dibuat dengan sumbu vertikal sebagai nilai
kumulatif biaya atau penyelesaian (progres) kegiatan dan sumbu horizontal
sebagai waktu (Soeharto,1997). Kurva S dapat menunjukkan kemampuan
proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang
direppresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegitana
proyek. Visualisasi kurva S memberikan informasi mengenai kemajuan
proyek dengan membandingkan terhadap jadwal rencana (Husen,2011).
d. Activity On Arrow
Metode Activity on Aruow merupakan salah satu metode
penjadwalan dalam rencana jaringan keria atau Network Planning yang
menjadi alat bantu dalam membuat suatu proyek menjadi lebih efektif dan
efisien. Kegiatan dalam AOA merupakan anak panah, sementara node-i dan
node-j digunakan sebagai awal dan akhir suatu kegiatan.
Metode jaringan kerja, menurut Istimawan Dipohusodo, merupakan
cara grafis untuk menggambarkan kegiatan-kegiatan dan kejadian yang
diperlukan untuk mencapai tujuan proyek.

D. Lembar Kerja Siswa


1. Apa yang dimaksud dengan penjadwalan proyek?
2. Bagaimana prosedur dalam penjadwalan sebuah proyek!
3. Apa fungsi dari adanya penjadwalan proyek?

Page 19 of 42
BAB IV
ANALISA PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI

A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul ini
siswa diharapkan dapat memahami penjadwalan proyek konstruksi

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menjelaskan penjadwalan proyek konstruksi
2. Menganalisa penjadwalan proyek konstruksi
3. Menyesuaikan penjadwalan proyek konstruksi
4. Merancang penjadwalan proyek konstruksi

C. Uraian Materi
Secara umum setiap proyek pasti membutuhkan suatu penjadwalan dalam
tahapan phase perencanaan. secara singkat penjadwalan konstruksi merupakan
suatu cara untuk menentukan dan menetapkan waktu pelaksanaan item pekerjaan
serta alokasi sumber daya yang akan digunakan(material, man power, equipment)
selama proses konstruksi. Penjadwalan suatu proyek konstruksi selayaknya harus
dilaksanakan secara matang dan optimal guna menghindari terjadinya
keterlambatan waktu proyek/overun scheduled serta dampak lainnya.
Penjadwalan proyek konstruksi merupakan alat untuk menentukan waktu
yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan dalam penyelesaian. Di samping itu, juga
sebagai alat untuk menentukan kapan mulai dan selesainya kegiatan-kegiatan
tersebut. Perencanaan penjadwalan pada proyek konstruksi, secara umum terdiri
dari penjadwalan waktu, tenaga kerja, peralatan, material, dan keuangan. Ketepatan
penjadwalan dalam pelaksanaan proyek sangat berpengaruh pada terhindarnya
banyak kerugian, misalnya pembengkakan biaya konstruksi, keterlambatan
penyerahan proyek, dan perselisihan atau klaim.
1. Metode Barchart

Page 20 of 42
Barchat adalah sekumpulan aktivitas yang ditempatkan dalam kolom
vertikal, sementara waktu ditempatkan dalam baris horizontal. Waktu mulai
dan selesai setiap kegiatan berserta durasinya ditunjukan dengan menempatkan
balok horizontal di bagian sebelah kanan dari setiap aktivitas. Perkiraan waktu
mulai dan selesai dapat ditentukan dari skala waktu horizontal pada bagian ata
bagan. Panjang dari balok menunjukkan durasi dari aktivitas dan biasanya
aktivitas tersebut disusun berdasarkan kronologi pekerjaannya.
Berikut keuntungan penggunaan metode Barchart pada penjadwalan
konstruksi :
a. Mudah dalam pembuatan dan persiapannya.
b. Memiliki bentuk yang mudah dimengerti.
c. Bila digabungkan dengan metode lain, seperti Kurva S, dapat dipakai lebih
jauh sebagai pengendalian biaya
Meskipun memiliki segi keuntungan tersebuut, penggunaan metode
Barchart terbatas karena kendala-kendala berikut :
a. Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu
kegiatan dengan lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang
diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan
proyek.
b. Sukar mengadakan perbaikan atau pembaruan, karena umumnya harus
dilakukan dengan membuat bagan balok baru, padahal tanpa adanya
pembaruan segera menjadi kuno dan menurun daya gunanya.

Cara Membuat Barchart


Penggunaan Barchart bertujuan untuk mengidentifikasikan unsur
waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, terdiri dari waktu
mulai, waktu selesai dan pada saat pelaporan. Penggambaran Barchart terdiri
dari kolom dan bari. Pada kolom tersusun urutan kegiatan yang disusun secara
berurutan, sedangkan baris menunjukaan periode waktu yag dapat berupa
hari,minggu ataupun bulan. Perincian yang terdapat pada barchart adalah
sebagai berikut :

Page 21 of 42
1. Pada sumbu horizontal X tertulis satuan waktu, misalnya hari,minggu, bulan
dan tahun. Waktu mulai dan akhir suatu kegiatan tergambar dengan ujung
kiri dan kanan balok dari kegiatan yang bersangkutan.
2. Pada sumbu vertikal Y dicantumkan kegiatan proyek dan digambar sebagai
balok
3. Perlu diperhatikan urutan antara kegiatan satu dengan lainnya, meskipun
belum terlihat hubungan ketergantungan anatara satu dengan yang lain.
4. Format penyajian barchart yang lengkap berisi perkiraan urutan pekerjaan,
skala waktu dan analisis kemajuan pekerjaan pada saat pelaporan.
5. Jika barchart dibuat berdasarkan jaringan kerja Activity on Arrow, maka
yang pertama kali digambarkan atau dibuat baloknya adalah kegiatan kritis,
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan nonkritis.
Penentuan unsur-unsur pada suatu Barchart bergantung ppada
kebutuhan proyek. Pada Barchart yang paling sederhana, format yang harus
diikuti terdiri dari hal-hal berikut :
1. Bagian kepala yang berisi judul atau nama proyek, lokasi proyek, pemilik
proyek, nomor proyek, nilai kontrak, nomor kontrak, tanggal pembaruan
dan data-data lain yang dianggap penting.
2. Bagian batang atau balok yang menunjukkan waktu kegiatan selama
kegiatan berjalan dengan keterangan-keterangan sebagai berikut:
a. Durasi kegiatan rencana atau perkiraan kurun waktu yang digantikan.
Kenyataan waktu yang digunakan yang terungkap pada waktu pelaporan
biasanya digambarkan dengan garis tebal, sejajar dengan waktu
perencanaan. Di sini akan terlihat terlihat berapa besar perbedaan antara
perencanaan dan kenyataan.
b. Sumber daya. Penjelasan mengenai jumlah sumber daya untuk
menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan. Berupa jam-orang atau
jumlah orang dan lain-lain.
c. Node I dan J. Bila bagan balok dihasilkan dari analisis jaringan kerja,
misalnya diagram AOA, maka akan meningkatkan dan memudahkan
penggunaanya bila dicantumkan pula penjelasan mengenai nomoer node-
I dan node-J pada masing-masing kegiatan.

Page 22 of 42
d. Garis laporan. Laporan terakhir ditandai dengan garis putus vertikal.
Dengan demikian, akan terlihat seberapa jauh kemajuan atau
keterlambatan masing-masing kegiatan. (Callahan, 1992)

D. Lembar Kerja Siswa


1. Apa yang dimaksud dengan metode barchart?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam membuat barchart? Sebut dan jelaskan
secara rinci !
3. Jelaskan bagian-bagian penting barchart yang harus disertai dalam pembuatan
barchart!

Page 23 of 42
BAB V

EVALUASI PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI

A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul ini
siswa diharapkan dapat memahami penjadwalan proyek konstruksi

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mendeteksi kesalahan penjadwalan proyek konstruksi
2. Mengevaluasi penjadwalan proyek konstruksi
3. Merinci kesalahan penjadwalan proyek konstruksi
4. Memperbaiki penjadwalan proyek konstruksi

C. Uraian Materi

Penjadwalan merupakan implementasi dari perencanaan yang bisa


memberikan informasi mengenai jadwal rencana dan kemajuan proyek yang
meliputi sumber daya (biaya, tenaga kerja, peralatan dan meterial), durasi dan juga
kemajuan waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam penjadwalan juga dibutuhkan
proses monitoring dan juga updating agar selalu mendapatkan penjadwalan yang
realistis dan sesuai dengan tujuan proyek tersebut.

Kegiatan yang dilakukan dalam penjadwalan adalah:


1. Mengembangkan struktur penjabaran kerja secara rinci
2. Menaksir/memperkirakan waktu yang diperlukan untuk tiap tugas
3. Menentukan urutan tugas dalam urutan yang tepat

Page 24 of 42
4. Mengembangkan waktu mulai/stop untuk tiap tugas
5. Mengembangkan anggaran yang rinci untuk tiap tugas
6. Menunjuk mengangkat orang untuk melakukan tugas

Kemudian terdapat juga tujuan dari dilakukannya penjadwalan, yaitu:


1. Mengetahui hubungan antar pekerjaan
a. Predecessor (mendahului)
b. Successor (mengikuti)
2. Mengetahui durasi tiap pekerjaan dan durasi total proyek
3. Mengetahui waktu mulai dan waktu akhir setiap pekerjaan
4. Menentukan penyediaan dan penggunaan:
SDM
Material
Alat
Dana
Teknologi / metoda
5. Sebagai alat monitoring, pengendalian, dan evaluasi proyek.

Selanjutnya agar membuat jadwal dapat efektif dan fleksibel terhadap perubahan
yang didapati ditengah proses maka faktor yang perlu diperhatikan adalah:
1. Secara teknis jadwal tersebut dapat dipertanggungjawabkan
2. Disusun berdasarkan perkiraan yang akurat dimana perkiraan waktu, sumber
daya, serta biaya dibandingkan dengan kegiatan pada proyek sebelumnya
3. Sesuai dengan sumber daya yang tersedia
4. Sesuai dengan penjadwalan proyek lain yang menggunakan sumber daya yang
sama
5. Fleksibel terhadap perubahan – perubahan
6. Mendetail dipakai sebagai alat pengukur hasil yang dicapai dan pengendalian
kemajuan proyek
7. Dapat menampilkan kegiatan pokok yang kritis.

Page 25 of 42
D. Lembar Kerja Siswa
1. Sebutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penjadwalan!
2. Sebutkan Faktor-faktor yang diperhatikan dalam pembuatan penjadwalan!
3. Apa tujuan dari dilakukannya penjadwalan? Sebutkan dan jelaskan!

BAB VI

KONSEP PEMBOBOTAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul ini
siswa diharapkan dapat membuat menghitung pembobotan setiap jenis pekerjaan
pada penjadwalan proyek dengan metode Kurva S.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Merinci konsep pembobotan setiap jenis pekerjaan konstruksi
2. Memahami konsep pembobotan setiap jenis pekerjaan konstruksi
3. Mengemukakan pembobotan setiap jenis pekerjaan konstruksi
4. Menyajikan pembobotan setiap jenis pekerjaan konstruksi

C. Uraian Materi
1. Metode Kurva S
Kurva S merupakan hasil plot dari barchart, bertujuan untuk
mempermudah melihat kegiatan-kegiatan yang masuk dalam suatu jangka
waktu pengamatan progres pelaksanaan proyek (Callam,1992). Definisi lain,
kurva S adalah grafik yang dibuat dengan sumbu vertikal sebagai nilai
kumulatif biaya atau penyelesaian (progres) kegiatan dan sumbu horizontal
sebagai waktu (Soeharto,1997).
2. Langkah-langkah Pembuatan Kurva S dengan cara pembobotan
Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan Kurva S menurut Bachtiar
Ibrahim, 1993:
Page 26 of 42
a. Mencari % Bobot Biaya Setiap Pekerjaan
Bobot pekerjaan di definisikan besarnya pekerjaan siap,
dibandingkan dengan pekerjaan siap seluruhnya dan dinyatakan dalam
bentuk persen(Ibrahim,2008).
Pekerjaan siap seluruhnya dinilai 100%. Untuk mengetahui bobot
pekerjaan dilihat dari rencana anggaran biaya yang telah disusun
sebelumnya. Uraian untuk mendapatkan nilai bobot pekerjaan digambarkan
dalam skema berikut:
𝑉 𝑥 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑥 100 %
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
Nilai persentase bobot pekerjaan permasing-masing pekerjaan
didapat dari harga satuan pekerjaan dan harga bangunan. Harga satuan
pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan
perhitungan analisis. Harga bahan didapat di pasaran, dikumpulkan dalam
satu daftar harga satuan bahan, sedangkan upah tenaga kerja didapatkan di
lokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan daftar
harga satuan upah (Ibrahim, 2008).
Analisis bahan dalah analisis bahan suatu pekerjaan, menghitung
banyaknya volume masing-masing bahan serta besarnya biaya yang
dibutuhkan. Analisis upah adalah menghitung banyaknya tenaga yang
diperlukan serta besarnya biaya yang dibuthkan untuk pkerjaan tersebut.
Harga satuan pekerjaan itu apablia diskemakan adalah sebagai berikut :

Harga satuan bahan


Bahan

Analisis bahan
Harga Satuan
pekerjaan
Harga satuan upah
Upah
Analisis upah

Page 27 of 42
Harga bangunan adalah jumlah dari masing-masing hasil perkalian
volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. Secara lengkap
harga bangunan adalah total jumlah volume dikalikan dengan harga satuan
pekerjaan. Setelah harga bangunan diperoleh, maka dapat dihitung
persentase bobot pekerjaan permasing-masing pekerjaan.

Sebagai contoh untuk menghitung bobot pekerjaan dari pekerjaan


pasangan tembok 1:4

Diketahui:

Volume pasangan tembok = 20,98 m2

Harga satuan = Rp 57.043,50/m2

Harga total bangunan = Rp 19.855.467

Ditanya:

Persentase bobot pekerjaan pasangan tembok 1:4?

Jawab :

𝑉 𝑥 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑥 100 %
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛

20,98 𝑥 57.043,50
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = = 0,06𝑥 100% = 6%
19.855,47

Jadi, pekerjaan pasangan tembok yang telah siap seluruhnya


mempunyai persentase bobot pekerjaan sebesar 6% terhadap pekerjaan
bangunan seluruhnya.

b. Membagi % Bobot Biaya Pekerjaan pada Durasi


Setelah bobot didapatkan, maka ditempatkan pada kolom bobot
barchart yang tersedia. Bobot yang didaoat dibagi dengan durasi pekerjaan/
kegiatan sehingga didapat bobot biaya untuk setiap periodenya.
c. Menjumlahkan % Bobot Biaya Pekerjaan pada Setiap Lajur Waktu
Berikutnya adalah menjumlahkan bobot biaya sesuai dengan kolom
lajur waktu dan hasilnya ditempatkan pada bagian bobot biaya dibagian
bawah barchart.

Page 28 of 42
d. Membuat Kumulatif dari % Bobot Biaya Pekerjaan pada Lajur %
Kumulatif Bobot Biaya
Bobot biaya dikumulatifkan untuk setiap periode. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui progres biaya proyek yang nantinya akan
digunakan untuk membuat Arus Kas Rencana proyek.

e. Membuat Kurva S Berdasarkan % Kumulatif Bobot Biaya


Langkah terakhir adalah membuat kurva S dengan mengacu pada
kumulatif bobot sebagai absis dan periode waktu sebagai ordinat.
Dibagian paling kanan Barchart dibuat skala 0-100 untuk kumulatif
bobot biaya sementara di bagian bawah Barchart sebagai absis waktu.
Gambar kurva S dapat terlihat pada contoh-contoh gambar berikut
ini

Contoh 1

Contoh 2

Page 29 of 42
Contoh 3

Contoh prosedur pembuatan Kurva S

Contoh 1

Diketahui, barchart seperti dibawah ini

Page 30 of 42
Langkah 1. Menghitung Harga Sub Total dan Bobot

Langkah 2. Menghitung pembagian bobot hingga biaya kumulatif dan


menggambar kurva S

Page 31 of 42
D. Lembar Kerja Siswa
1. Apa yang dimaksud dengan pembobotan?
2. Apa saja yang perlu di perhatikan dalam menghitung pembobotan?
3. Sebutkan langkah-langkah menghitung pembobotan !
4. Apa manfaat dari menghitung pembobotan?
5. Apakah % bobot setiap pekerjaan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
pelaksanaan proyek?

Page 32 of 42
BAB VII

PROSEDUR PEMBOBOTAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul ini
siswa diharapkan dapat membuat menghitung pembobotan setiap jenis pekerjaan
pada penjadwalan proyek dengan metode Kurva S.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menelaah prosedur pembobotan setiap jenis pekerjaan konstruksi
2. Menerapkan prosedur pembobotan setiap jenis pekerjaan konstruksi
3. Merumuskan pembobotan setiap jenis pekerjaan konstruksi
4. Membuat pembobotan setiap jenis pekerjaan konstruksi

C. Uraian Materi

Page 33 of 42
Bobot Kegiatan (%)
Bobot kegiatan merupakan nilai persentase proyek, dimana dengan bobot
pekerjaan ini nantinya akan digunakan untuk mengetahui kemajuan dari proyek
yang akan dikerjakan.
Bobot Kegiatan = (Biaya Pekerjaan/Jumlah Biaya Pekerjaan) x 100%
Contoh :
Dalam sebuah proyek Rekapitulasi dari anggaran yang akan digunakan sebagai
berikut :

Contoh di atas kita ambil pada pekerjaan Pondasi


Bobot = (3.500.000/21.850.000)x 100%
Bobot = 16,02%

Sebagai contoh untuk menghitung bobot pekerjaan dari pekerjaan pasangan tembok
1:4

Diketahui:

Volume pasangan tembok = 20,98 m2

Harga satuan = Rp 57.043,50/m2

Harga total bangunan = Rp 19.855.467

Ditanya:

Persentase bobot pekerjaan pasangan tembok 1:4?

Jawab :

Page 34 of 42
𝑉 𝑥 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑥 100 %
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛

20,98 𝑥 57.043,50
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = = 0,06𝑥 100% = 6%
19.855,47

Jadi, pekerjaan pasangan tembok yang telah siap seluruhnya mempunyai


persentase bobot pekerjaan sebesar 6% terhadap pekerjaan bangunan seluruhnya.

D. Lembar Kerja Siswa


1. Apa yang dimaksud dengan pembobotan?
2. Sebutkan langkah-langkah menghitung pembobotan !
3. Apa manfaat dari menghitung pembobotan?

EVALUASI AKHIR SEMESTER GASAL

Pilihlah jawaban yang paling benar dari setiap pertanyaa berikut ini!
1. Yang dimaksud dengan Proyek adalah ….
a. Usaha memperoleh pekerjaan
b. Usaha untuk mendapatkan keuntungan yang besar
c. Usaha melaksanakan kegiatan yang menghasilkan laba/keuntungan
d. Suatu organisasi untuk suatu tugas yang spesifik da dibatasi oleh waktu,
biaya dan sasaran

2. Yang bukan ciri-ciri umum proyek yaitu….


a. Kejelasan tujuan, sasaran, harapan2 dan strategi, sehingga dpt dipakai sbg
dasar kesepakatan tim
b. Kejelasan Rencana Kerja, Jadwal dan Anggaran Biaya
c. Kejelasan Peran & Tg Jawab semua pihak dan personil
d. Kejelasan mekanisme pembagian hasil dari semua rekanan

3. Apakah yang dimaksud dengan Manajemen….


a. System pengendalian kegiatan proyek

Page 35 of 42
b. suatu sistem yang terdiri atas 3 fungsi pokok kegiatan yang saling terkait,
yaitu : fungsi perencanaan (planning), fungsi pengendalian (controlling) dan
fungsi pelaksanaan
c. suatu system melaksanakan kegiatan proyek
d. system penataan semua kegiatan yang melibatkan banyak orang

4. Fungsi pokok Manajemen yaitu…


a. Planning, Manage, dan Controlling
b. Planning, Controlling dan Actuating
c. Planning, Controlling dan Assemblying
d. Planning, Manage dan Assemblying
5. Definisi Manajemen Proyek yaitu….
a. suatu sistem untuk menjalankan suatu organisasi suatu tugas yang spesifik,
dibatasi oleh waktu, sasaran dan biaya
b. suatu sistem untuk menjalankan suatu organisasi suatu tugas yang spesifik,
dibatasi oleh waktu, personal dan biaya
c. suatu sistem untuk menjalankan suatu organisasi suatu tugas yang spesifik,
dibatasi oleh waktu, personal dan alat
d. suatu sistem untuk menjalankan suatu organisasi suatu tugas yang spesifik,
dibatasi oleh waktu, personal dan mesin

6. Manajemen penataan lapangan diantaranya adalah….


a. Pekerjaan tata letak gudang, material.
b. Pengukuran batas lokasi bangunan
c. Pekerjaan galian tanah pondasi
d. Pekerjaan plesteran dinding
7. Metode pekerjaan pengukuran diantaranya berikut ini, yaitu….
a. Pekerjaan tata letak gudang, material.
b. Pengukuran batas lokasi bangunan
c. Pekerjaan galian tanah pondasi
d. Pekerjaan plesteran dinding

8. Metode pekerjaan tanah diantaranya berikut ini, yaitu….


a. Pekerjaan tata letak gudang, material.
b. Pengukuran batas lokasi bangunan
c. Pekerjaan galian tanah pondasi
d. Pekerjaan plesteran dinding

9. Pekerjaan pemasanga keramik masuk dalam kategori metode pekerjaan…..


a. Pekerjaan tanah
b. Pekerjaan pengukuran
c. Pekerjaan mekanikal elektrikal
d. Pekerjaan finishing
10. Pekerjaan pemasanga AC termasuk dalam pekerjaan…..
a. Pekerjaan tanah
b. Pekerjaan pengukuran
Page 36 of 42
c. Pekerjaan mekanikal elektrikal
d. Pekerjaan finishing
11. Pekerjaan pengecoran dinding geser dan balok termasuk dalam pekerjaan….
a. Pekerjaan tanah
b. Pekerjaan struktur
c. Pekerjaan mekanikal elektrikal
d. Pekerjaan finishing

12. Perangkat untuk menentukan aktivitas yangdiperlukan untuk menyelesaikan suatu


proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu merupakan definisis dari….
a. Managemen proyek
b. Manager proyek
c. Penjadwalan proyek
d. Pengelolaan proyek

13. Manfaat penjadwalan proyek bagi seorang Owner adalah….


a. Mengetahui waktu mulai dan selesainya proyek
b. Mengatur waktu keterlibatan sub-kontraktor
c. Antisipasi keterlambatan jadwal
d. Menghitung keuntungan proyek

14. Manfaat penjadwalan proyek bagi seorang Kontraktor adalah…


a. Mengetahui waktu mulai dan selesainy aproyek
b. Mengatur waktu keterlibatan sub-kontraktor
c. Antisipasi keterlambatan jadwal
d. Menghitung keuntungan proyek
15. Manfaat penjadwalan proyek bagi seorang Konsultan adalah….
a. Mengetahui waktu mulai dan selesainy aproyek
b. Mengatur waktu keterlibatan sub-kontraktor
c. Antisipasi keterlambatan jadwal
d. Menghitung keuntungan proyek

16. Pengertian dari manajemen proyek konstruksi adalah . . .


a. kemampuan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui
suatu kegiatan
b. semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan membangun suatu
bangunan
c. metode pengelolaan pekerjaan konstruksi dalam mengelola sumber daya dan
dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan metode-
metode dan sistematika tertentu
d. Proses proyek konstruksi dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan
serah terima

17. Fungsi manajemen konstruksi, kecuali . . .


a. Perencanaan
b. Organisasi
Page 37 of 42
c. Pelaksanaan
d. Monitoring

18. Yang termasuk dalam sumber daya konstruksi adalah . . .


a. Tenaga kerja, material, uang
b. Metode, mutu, waktu
c. Biaya, waktu, bahan
d. Material, uang, mutu

19. Ciri-ciri pokok proyek adalah sebagai berikut, kecuali . . .


a. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas
b. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
c. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan
telah ditentukan
d. Melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan

20. Manfaat dari manajemen konstruksi . . .


a. Memantau agar tidak terjadi kerugian dalam pembiayaan
b. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan
c. Mengelola fungsi manajemen pelaksanaan
d. Membantu menghitung kemajuan proyek

21. 3 variabel yang mempunyai hubungan sangat erat dengan tujuan mencapai suatu
proyek yang di inginkan adalah . . .
a. Biaya, waktu, mutu
b. Mutu, bahan, waktu
c. Waktu, alat, tenaga kerja
d. Tenaga kerja, biaya, waktu

22. Yang bertugas sebagai penyedia biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan
proyek adalah . . .
a. owner
b. konsultan
c. pengawas
d. mandor

23. Tugas dari seorang kontraktor pelaksana dalam pelaksanaan proyek adalah . . .
a. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai pembangunan proyek.
b. Sebagai penyedia biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek
c. Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak
menerima/menolak perubahan-perubahan pekerjaan serta pekerjaan tambah dan
pekerjaan kurang

Page 38 of 42
d. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam
dokumen yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan

24. Salah satu unsur pengelola proyek yang terlibat di dalam sebuah proyek adalah . . .
a. Kepala tukang
b. tukang
c. pengawas
d. mandor
25. Yang termasuk dalam jenis-jenis konstruksi adalah, kecuali . . .
a. Konstruksi gedung
b. Konstruksi jalan
c. Konstruksi beton
d. Konstruksi teknik
26. Alat untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan dalam
penyelesaian dan sebagai penentu kapan mulai dan selesainya kegiatan. Merupakan
pengertian dari . . .
a. Manajemen Konstruksi
b. Penjadwalan
c. Pembobotan
d. Perencanaan

27. Manfaat penjadwalan bagi pemilik adalah . . .


a. Memprediksi kapan suatu kegiatan yang spesifik dimulai dan diakhiri
b. Mengatur waktu keterlibatan sub-kontraktor
c. Merencanakan kebutuhan material, peralatan dan tenaga kerja
d. Mengetahui waktu mulai dan selesainya proyek
28. Manfaat penjadwalan bagi kontraktor adalah, kecuali . . .
a. Merencanakan aliran kas proyek
b. Mengetahui waktu mulai dan selesainya proyek
c. Merencanakan kebutuhan material, peralatan dan tenaga kerja
d. Menghindari konflik antara sub-kontraktor dan pekerja

29. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan,
merupakan salah satu dari . . .
a. Fungsi Penjadwalan
b. Tujuan Penjadwalan
c. Kelebihan Penjadwalan
d. Manfaat Penjadwalan

30. Sekumpulan aktivitas yang ditempatkan dalam kolom vertikal, sementara waktu
ditempatkan dalam baris horizontal. Merupakan definisi dari . . .
a. Kurva S
b. Barchart
c. Activity on Arrow
d. Activity on Node

Page 39 of 42
31. Kegiatan dari Kurva S adalah sebagai berikut, kecuali . . .
a. Untuk menganalisisi kemajuan/progres suatu proyek secara keseluruhan.
b. Untuk mengetahui pengeluaran dan kebutuhan biaya pelaksanaan proyek.
c. Untuk mengontrol penyimpangan yang terjadi pada proyek dengan
membandingkan kurva S rencana dengan kurva S actuaal
d. Untuk Mengetahui % kerugian dalam pelaksanaan proyek konstruksi

32. Diketahui:
Volume pasangan tembok = 20,98 m2
Harga satuan pekerjaan = Rp 57.043,50/m2
Harga total bangunan = Rp 19.855.467
Berapa persentase bobot pekerjaan pasangan tembok tersebut ? . . .
a. 6 %
b. 10 %
c. 8 %
d. 15 %

33. Diketahui:
Harga pekerjaan plesteran = Rp 1.226.115/m2
Harga total bangunan = Rp 8.585.650
Berapa persentase bobot pekerjaan plesteran tersebut ? . . .
a. 9,29 %
b. 14,28 %
c. 12,28 %
d. 15,29 %
34. Diketahui:
Volume pasangan tembok = 30,18 m2
Harga satuan pekerjaan = Rp 47.003/m2
Harga total bangunan = Rp 20.005.020
Durasi pekerjaan = 4 hari
Berapa persentase bobot pekerjaan dalam satu harinya (per hari)? . . .
a. 2,87 %
b. 1,88 %
c. 0,90 %
d. 1,77 %

35. Salah satu langkah dalam membuat diagram Kurva S penjadwalan proyek adalah . .
a. Menjumlahkan % Bobot Biaya Pekerjaan pada Setiap Lajur Waktu
b. Menjumlahkan % Bobot Biaya Pekerjaan pada Durasi
c. Membuat Kurva S Berdasarkan durasi pekerjaan
d. Membagi % Bobot Biaya Pekerjaan dengan total harga pekerjaan

Page 40 of 42
DAFTAR PUSTAKA

Manajemen Proyek Konstruksi, University Of Muhammadiyah Aceh, Hafnidar


2016
Manajemen KOnstruksi, pendidikan teknik sipil dan perencanaan UNY, Ir.
Sumardjito MT, 2016
http://www.ilmusipil.com/kebutuhan-besi-bata-pasir-dan-semen-pada-tembok-
batu-bata

https://watsanindo.wordpress.com/2012/03/01/berapa-banyak-kebutuhan-
semen-pasir-split-untuk-nge-cor/

Page 41 of 42
Page 42 of 42

Anda mungkin juga menyukai