Anda di halaman 1dari 131

KEMENTERIAN PENDIDIKAN , KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021

Bab 1
Mengenal Teknik Konstruksi Perumahan
Dan Peluang Bisnis, Wirausaha serta Karir
Bidang Konstruksi Perumahan

Tujuan Pembelajaran Pertanyaan Pematik:  


Ketika mendengar istilah 
Pada bab ini siswa diharapkan
pekerjaan konstrusi dan 
mampu
Mengenal dunia kerja, peluang perumahan Peluang bisnis, 
bisnis, dan wirausaha dibidang usaha dan kerja apa yang bisa 
konstruksi dan perumahan, didapatkan? 
Memahami konsep pekerjaan Apa yang ada dibenak kalian 
konstruksi serta tentang konstruksi itu?
Memahami konsep perumahan

Kata kunci: Teknik konstruksi perumahan, peluang kerja dan usaha

1|Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
A. Peluang bisnis, Profesi kerja dan kewirausahaan pada
pekerjaan konstruksi dan perumahan
Data penduduk khusus usia produktif di Indonesia yang cukup
tinggi, belum lagi jika berbicara tentang kenaikan peringkat ekonomi
masyarakat Indonesia, hal ini bisa dilihat dengan produktivitas
masyarakat kita. Juga karena juga jumlah penduduk yang besar, maka
sektor kosntruksi dan perumahan akan menjadi kebutuhan penduduk.
Masyarakat usia produktif, keluarga muda, sangat kebutuhaan akan
rumah tinggal mereka mendambakan hunian yang representatif,
tentunya perumahan salah satu jawabannya. Dari fakta tersebut
menjadi indikator bahwa peluang bisnis konstruksi dan perumahan
cukup menjanjikan,
Peluang usaha, kareir dan lapangan pekerjaan di bidang teknik
konstruksi dan perumahan, adalah:
1. Pengembang (developer perumahan)

Gambar 6. Ilustrasi Developer Perumahan


Sumber https://www.inafina.id/developer-rumah.

Pengertian perusahaan pengembang perumahan adalah adalah


suatu perusahaan yang berusaha dalam bidang pembangunan
perumahan dari berbagai jenis dalam jumlah yang besar di atas suatu
areal tanah yang akan merupakan suatu kesatuan lingkungan
pemukiman yang dilengkapi dengan prasarana-prasarana lingkungan
dan fasilitas-fasilitas sosial yang diperlukan oleh masyarakat

2|Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
penghuninya”. (Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 5 tahun 1974), Sedangkan dalam Pasal 1 angka 3 Undang-
Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu:
“Pelaku Usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha,
baik yang berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah
hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama
melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai
bidang
Dari dua pengertian tentang developer perumahan dapat
disimpulkan bahwa, developer perumahan dapat dilakukan oleh badan
usaha maupun individu perorangan. Untuk terjun ke dunia bisnis
konstruksi dan perumahan tidaklah sulit atau memerlukan modal
besar, modal utama adalah tekad yang kuat dan keiklasan dalam
bekerja dengan didukung beberapa kemampuan tertentu diantaranya:
- Pengetahuan bidang konstruksi
- Mencari Lahan yang Layak
- Pertimbangan Harga
- Cara Bayar
- Kondisi Fisik konstruksi bangunan
- Analisa Lahan
- Analisa Pasar
- Masterplan
- Dapatkan Investor
- Perijinan
- Pemasaran

3|Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
2. Pelaksana (kontraktor) pekerjaan konstruksi dan
perumahan

Gambar 7. Ilustrasi Pekerjaan Kontraktor


https://www.arsitag.com

sebagai kontraktor menjadi salah satu pilihan bagi anda yang ingin
terjun di bisnis properti. Namun yang dimaksud di sini adalah
kontraktor dengan skala kecil yang dalam melaksanakan borongan
pekerjaan tidak membutuhkan teknologi tinggi.
Pentingnya adalah kalian harus menemukan seorang mandor yang
berpengalaman dan baik hati. Sifat baik hati ini saya masukkan karena
banyak kejadian seseorang tertipu oleh mandornya. Modusnya
mungkin saja si mandor minta uang untuk belanja material kemudian
si mandor tidak kembali lagi ke proyek.
Tugas pelaksana adalah melaksanakan pembangunan konstruksi
sesuai dengan bestek dan kontrak kerja. Secara rinci tugas pelaksana
antara lain:
- Melakukan survey pasar berkaitan dengan potensi daya beli
konsumen terhadap perumahan, harga material bangunan,
developer kompetitor, harga jual perumahan kompetitor, dan data
demografi kota setempat.
- Melakukan konsultasi ke instansi terkait perihal kesesuaian lokasi
dengan recana pembangunan proyek. Selain itu diperlukan juga
konsultasi dengan notaris, pejabat pembuat akta tanah (PPAT),

4|Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
camat dan lurah/kepala desa setempat tentang legalitas tanah yang
akan dikerjakan sebagai proyek perumahan.
- Melakukan sosialisasi proyek kepada warga sekitar supaya tidak ada
gangguan pada saat proyek sudah dijalankan.
- Membuat dan mengajukan anggaran dana operasional pekerjaan
persiapan proyek ke pimpinan perusahaan

3. Pengawas pekerjaan konstruksi

Gambar 8. Ilustrasi Pekerjaan Pengawas


https://www.pengadaan.web.id

Pengawasan Pekerjaan Konstruksi adalah pengawasan melekat


oleh penyelenggara pekerjaan konstruksi terhadap penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi bidang sarana dan prasarana pekerjaan umum,
baik fisik maupun non fisik dengan penekanan pada tertib
penyelenggaraan dan hasil pekerjaan konstruksi yang meliputi aspek
perencanaan pekerjaan konstruksi, pengadaan, manajemen
pengendalian, pelaksanaan kontrak.
Pengawas Konstruksi adalah penyedia jasa perseorangan atau
badan usaha yang memiliki keahlian profesional di bidang
pengawasan jasa konstruksi dari awal pelaksanaan pekerjaan
konstruksi sampai selesai dan harus sesuai dengan bestek.

5|Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
Ruang lingkup pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
meliputi:
a. Pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan kontrak;
b. Pengawasan terhadap pelaksanaan fisik konstruksi (tahap
penyiapan, pengerjaan & pengakhiran);
c. Pengawasan terhadap tertib administrasi keuangan;
Bentuk tugas kepengawasan, yaitu:
a. Berbentuk tugas administratif, antara lain:
- Laporan tentang pelaksanaan kerja, cuaca, penggunaan
tenaga kerja, bahan & peralatan di lapangan. Laporan
tentang prestasi pekerjaan.
- Peringatan/ teguran, saran/ anjuran.
- Perubahan syarat - syarat, perubahan gambar.
- Mengisi buku harian, buku tamu.
- Dokumentasi/ pengarsipan, dsb.
b. Berbentuk Tugas Teknik, yaitu antara lain:
- Pengukuran/ pengamatan/ pengawasan/ pengendalian

Prinsip dalam Pengawasan yaitu:


a. Pengawasan harus berpedoman pada kebijaksanaan atau SOP
(Standar Operasional Prosedur) yang sudah ditentukan agar dapat
mengetahui dan menilai ada tidaknya kesalahan-kesalahan dan
b. Pengawasan harus bersifat Obyektif dan menghasilkan data nyata
dilapangan serta menemukan fakta-fakta tentang proses
pelaksanaan pekerjaan dan berbagai faktor yang mempengaruhi
pekerjaan tersebut.

6|Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
4. Perencana pekerjaan konstruksi dan perumahan

Gambar 9 Ilustrasi Pekerjaan Perencana


https://www.pengadaan.web.id

Perencana pekerjaan konstruksi disebut juga konsultan


perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa
perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah.
Konsultan perencana bertugas merencanakan struktur, mekanikan
elektrikal, arsitektur, lanscape, rencana anggaran biaya (RAB) serta
dokumen-dokumen pelengkap lainnya. Konsultan perencana
mendapatkan proyek melalui proses lelang yang diadakan
panitia tender pekerjaan konstruksi.

5. Jasa Penyedia tukang pekerjaan konstruksi dan perumahan


Usaha jasa penyedia tukang merupakan jenis usaha yng sangat
dibutuhkan oleh pelaksana atau kontraktor yang akan melaksanakan
pekerjaan konstruksi bangunan, melalui jasa inilah kontraktor akan
sangat mudah dalam mencari tukang yang akan bekerja. Jasa ini
biasanya bersifat kontrak kerja atau borongan dengan pihak pelaksana.
Peluang usaha ini menghubungkan antara kontraktor dengan
pekerja bangunan, tidak banyak modal dan keahlian yang harus dimiliki

7|Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
jika ingin menjalani jasa ini, kuncinya peluang usaha ini harus bisa
mencari tukang yang professional, memiliki sertifikat keahlian.

6. Suplier penyedia bahan bangunan

Gambar 10. Ilustrasi Supermarket Bangunan


Sumber Internet

Peluang usaha ini sangat menjanjikan karena semakin banyak


permintaan rumah tinggal seperti perumahan akan semakin banyak
pula permintaan bahan bangunan. Dalam menjalankan usaha ini harus
bisa mengikuti tren bahan bangunan yang terus berkembang. Usaha
penyedia bahan bangunan dengan skala kecil sangat banyak tersedia
di seluruh Indonesia, Bahkan untuk bisnis ini dilevel yang sangat besar
sudah ada beberapa mall atau supermarket bangunan walaupun
jumlahnya masih terbatas.

8|Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
7. Agen Penjuaan Perumahan

Gambar 11. Ilustrasi Agen Properti


https://id.jobgoody.com

Peluang usaha dan lapangan pekerjaan sebagai broker atau agen


penjualan perumahan merupakan ujung tombak dunia bisnis konstruksi
perumahan, setelah semua pelaku usaha perumahan telah
meyelesaikan pekerjaannya mulai dari perencana, pelaksana dan
pengawas hingga fisik bangunan perumahan terwujud maka bisnis dan
peluang usaha agen penjualan inilah yang selanjutnya bekerja
memasarkan bangunan perumahan. Pengembang atau developer
perumahan membutuhkan seorang eksekutif profesional untuk
memasarkan properti mereka. Lalu bagaimana peluang usaha ini
dijalankan?
Berdasarkan Pasal 1 (3) Peraturan Menteri Perdagangan RI No.
33/M-DAG/PER/8/2008 Tentang Perusahaan Perantara Perdagangan
Properti (“Permendag No 33/2008”) adalah seseorang yang memiliki
keahlian khusus di bidang properti yang dibuktikan dengan sertifikat
yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi. Broker
properti di dalam melakukan pekerjaannya dapat bekerja sendiri atau
dibawah naungan perusahaan perantara perdagangan properti.
Dari peraturan tersebut disebutkan bahwa agen property bisa
dikerjakan oleh individu perorangan atau badan usaha.
dan masih banyak lagi lapangan pekerjaan yang bisa diambil dalam
pekerjaan konstruksi perumahan.

9|Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
8. Jasa Sewa Peralatan Pekerjaan Konstruksi
Peluang usaha ini sangat dibutuhkan keberadaannya dalam proyek
konstruksi bangunan, karena dalam proses pelaksanaan pembangunan
tidak semua kontraktor memilik peralatan dan teknologi yang
dibutuhkan dalam pekerjaan mereka. Apalagi jika pekerjaan
membutuhkan alat berat dan teknologi yang canggih. Berapa
kontraktor memang tidak memiliki alat degan berbagai pertimbangan
baik dari segi biaya pembelian, penyimpanan, dan pemeliharaannya
dan sebagainya. Mereka cenderung memilih menyewa alat dari pada
harus membeli. Nah dari sinilah peluang menjadi penyedia sewa alat
dan teknologi pekerjaan konstruksi terbuka lebar, hanya saja untuk
menjalani usaha ini butuh modal yang sangat besar.

Gambar Ilustrasi Jasa Sewa Alat Berat


Sumber Internet

10 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
B. Pengertian Pekerjaan Konstruksi
Pekerjaan konstruksi yang sering disebut proyek konstruksi, yaitu
serangkaian aktivitas yang terstruktur dan dilakukan dengan urut
menggunakan logika serta berbagai sumber daya yang terbatas pada
biaya, kualitas, dan waktu. Proyek konstruksi berhubungan dengan
upaya pembangunan sebuah bangunan, meliputi pekerjaan pokok
dibidang teknik sipil dan arsitektur, walaupun terkadang juga
mengikutsertakan disiplin lainnya misalnya teknik industri,
mesin, elektro, geoteknik, interior ataupun lanskap. Berdasarkan
definisi tersebut diketahui jika ciri-ciri:
‐ Mempunyai tujuan yang khusus, produk akhir maupun hasil kerja
akhir,
‐ Total dana, target jadwal dan kategori kualitas pada proses meraih
tujuan yang sudah ditetapkan,
‐ Sifatnya sementara pada makna usianya terbatas dari selesainya
tugas,
‐ Titik permulaan serta akhir ditetapkan secara jelas,
‐ Non rutin, tidak mengulang-ulang. Tipe serta intensitas aktivitas
berubah selama proyek berjalan.

1. Pengertian Bangunan
Bangunan umumnya disebut juga dengan rumah serta gedung yaitu
seluruh fasilitas, infrastruktur pada kebudayaan maupun kehidupan
manusia untuk menciptakan peradabannya. Bangunan terbagi dalam 2
jenis, yaitu:

11 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
1. Bangunan Gedung
Ciri-cirinya adalah:
Proyek konstruksi untuk tempat tinggal atau bekerja
∙ Lokasi relatif sempit
‐ Manajemen proyek untuk progressing proyek
Contoh : adalah rumah, kantor, dan pabrik
2. Bangunan Sipil
Ciri-cirinya adalah:
∙ Proyek konstruksi yang digunakan untuk mengendalikan alam agar
berguna bagi kepentingan manusia
∙ Lokasi luas dan panjang
∙ Manjemen proyek untuk memecahkan masalah
Contoh : jalan, jembatan, dan bendungan.

C. Tahapan dalam Pekerjaan Konstruksi


Pekerjaan konstruksi meliputi beberapa tahapan, Secara garis
besar tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi 4 tahap :
1. Tahap perencanaan (planning)
2. Tahap perancangan (design)
3. Tahap pengadaan/pelelangan (tender)
4. Tahap pelaksanaan (construction)
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap ini melakukan penetapan garis-garis besar rencana proyek,
meliputi:
a. Rekruitmen konsultan (memakai konsultan perencana atau
manajemen konstruksi (MK) tergantung mana yang dipilih oleh
pemilik proyek) dalam menterjemahkan kebutuhan

12 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
pemilik, membuat TOR, survey, feasibility study kelayakan proyek,
pemilihan desain, schematic design, program dan budget,
financing, studi, evaluasi dan program yang mencakup hal-hal
teknis ekonomis, lingkungan, dll.
b. merancang proyek secara kasar dan mengestimasi biaya yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
c. Memperkirakan manfaat yang akan didapatkan bila proyek itu
dijalankan, yaitu manfaat langsung (manfaat ekonomis) ataupun
manfaat tidak langsung (fungsi sosial).
d. Membuat analisa kelayakan proyek, yaitu menurut ekonomis
ataupun finansial.
e. Menganalisa pengaruh lingkungan yang mungkin terjadi bila
proyek itu dijalankan.
f. Tahap Penjelasan (Briefing)
Tahapan ini bertujuan agar memberikan kesempatan kepada
pemilik proyek menguraikan fungsi proyek serta dana yang
diperbolehkan, maka konsultan perencana bisa dengan akurat
menafsirkan kemauan pemilik proyek serta memperkiarakan dana
yang dibutuhkan.

2. Tahap Desain /Perancangan (Design)


Tahap perancangan terdiri dari tiga sub tahap antara lain :
a. tahap Pra-Desain (Preliminary Design)
tahapan ini meliputi kriteria desain, skematik desain, proses
diagram blok plan, rencana tapak, potongan, denah, gambar
situasi atau siteplan tata ruang dan estimasi cost.

13 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
b. tahap pengembangan Desain (Development Design)/ Detail Desain
(Detail Design).
adalah tahapan pengembangan dari pra rancangan yang telah
disusun serta melakukan perhitungan yang semakin rinci,
meliputi:
Perhitungan-perhitungan yang sangat mendetail (struktural
ataupun non struktural) dengan rinci∙ Gambar-gambar yang
sangat mendetail (gambar arsitektur, elektrikal, susunan, mekanal,
dan yang lainnya), Outline specification (garis besar) Estimasi cost
untuk konstruksi dengan rinci.
c. Tahap Desain akhir dan penyiapan dokumen pelaksanaan
Adalah tahapa terakhir dari perencanaan serta persiapan pada
tahap pelelangan, meliputi: Gambar-gambar detail, bagi semua
elemen pekerjaan Detail spesifikasi, Bill of quantity (daftar
volume), perkiraan dana konstruksi (dengan sangat rinci) , Syarat-
syarat umum administrasi serta aturan umum (dokumen lelang)
adapun tahapan ini bertujuan antara lain;
- Dalam melengkapi uraian proyek serta menetapkan tata letak,
rancangan, metode konstruksi serta perkiraan dana supaya
memperoleh persetujuan dari pemilik proyek serta pihak yang
memiliki otoritas yang berpartisipasi.
- Dalam menyiapkan informasi pengerjaan yang dibutuhkan,
terutama gambar rencan, spesifikasi dan dalam melengkapi
seluruh dokumen tender. Aktivitas yang dijalankan dalam
tahapan perancangan antara lain: ∙ Mengembangkan ikhtisar
proyek sebagai uraian akhir.
- Mengecek persoalan teknis

14 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
- Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari Pemilik proyek
- Menyiapkan rancangan skema (pra desain) terutama perkiraan
dana, rancangan terperinci (detail desain), gambar kerja,
spesifikasi, jadwal, daftar volume, perkiraan dana akhir, serta
program penyelenggaraan pendahuluan terutama jadwal
waktu.
3. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Tahapan ini bertujuan untuk menentukan Kontraktor selaku
pelaksanan maupun berbagai kontraktor selaku sub-kontraktor
yang menjalankan konstruksi di lapangan. Berbagai hal yang
harus menjadi perhatian pada tahap ini yaitu:
a. Prakualifikasi
Biasanya pada tahapan pelelangan dilakukan dengan berbagai
prosedur supaya kontraktor yang memiliki pengalaman serta
kompeten saja yang dibolehkan berpartisipasi pada
pelelangan. Prosedur tersebut populer dengan babak prakualifikasi
yang terdiri dari pengecekan sumber daya keuangan, manajerial
serta fisik kontraktor yang potensial, serta pengalamannya
terhadap proyek sejenis, dan integritras perusahaan. Pada
berbagai proyek milik pemerintah, Kontraktor yang sesuai dengan
kualifikasi yang diinginkan umumnya masuk ke dalam Daftar
Rekanan Mampu (DRM)
b. Dokumen Kontrak
Dokumen kontrak biasanya diartikan menjadi dokumen resmi yang
memaparkan tugas serta tanggung jawab pihak-pihak yang
berpartisipasi di dalamnya. Dokumen kontrak terbit sesudah
terdapat jalinan kerjasama diantara dua pihak maupun lebih.

15 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
Sebelum hal tersebut terjadi ada proses pengadaan maupun
proses pelelangan di mana dibutuhkan Dokumen lelang maupun
dokumen tender.

4. Tahap Pelaksanaan (Construction)


Tahapan ini bertujuan untuk merealisasikan bangunan yang
diperlukan pemilik proyek serta telag disusun Konsuktan Perencana
pada batasan dana serta waktu yang sudah disetujui, dan terhadap
mutu yang sudah disyaratkan. Aktivitas yang dijalankan dalam
tahap ini yaitu melakukan perencanaan, koordinasi, serta
mengawasi seluruh operasional di lapangan. Kontraktor dalam
mengerjakan proyek konstruksi gedung tidak sama dengan
pekerjaan konstruksi jalan ataupun bendungan dan yang lainnya.
Dalam mengerjakan konstruksi bendungan, kontraktor harus bisa
mencapai 3 target yang sudah ditetapkan, di antaranya
- Selesainya proyek harus dengan kualitas yang setidaknya sama
dengan spesifikasi awal yang sudah ditentukan.
- Waktu penyelesaiannya lebih kecil ataupun setidaknya sama
dengan waktu yang sudah direncanakan, penyelesaiannya
dengan biaya yang setidaknya sama dengan biaya yang sudah
direncanakan, penyelesaiannya tidak memunculkaan dampak
bagi lingkungan (sosial, fisik, dan administrative).
- Penyerahan pertama, masa pemeliharaan dan penyerahan
kedua.

16 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
D. Pengertian Rumah, Perumahan dan Pemukiman.
Menurut UU No. 4 Tahun 1992 mengenai perumahan dan
permukiman diterangkan bahwa:
“Rumah adalah sebuah kebutuhan pokok manusia pada upaya
meningkatkan serta meratakan kesejahteraan rakyat. sehingga, rumah
yang pantas huni adalah landasan serta sebuah elemen pokok untuk
menetapkan jenjang kesejahteraan”
“Perumahan adalah himpunan rumah menjadi bagian dari
pemukiman, yaitu perkotaan ataupun pedesaan, yang dilengkapi
dengan infratsruktur, fasilitas, serta utilitas umum selaku hasil dalam
rangka memenuhi rumah yang layak huni”.
“Permukiman ialah komponen dari lingkungan hunian yang meliputi
diatas satu satuan perumahan yang memiliki infratsruktur, fasilitas,
utilitas umum dan memiliki aktivitas penunjang sebagau fungsi lain
diwilayah perkotaan maupun wilayah perdesaan.
1. Peluang pembangunan perumahan dan permukiman
Pembangunan perumahan serta permukiman adalah sebuah
bentuk pekerjaan konstruksi berkelanjutan, guna memenuhi kebutuhan
akan hunian bagi penduduk yang semakin bertambah. Peluang yang
ada di dalam pembangunan perumahan diantaranya:
- Meningkatnya pendapatan daerah, dengan adanya pajak dan
retribusi dari proses pembangunan perumahan,
- Adanya koordinasi yang semakin membaik membangun pemukiman
dan perumahan antara pemerintah dan pihak pengembang
perumahan.
- Perkembangan teknologi dibidang konstruksi yang terus
berkembang.

17 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
2. Faktor Kendala pembangunan permahan dan permukiman
Kebutuhan akan sarana hunian tempat tinggal bagi penduduk yang
semakin bertambah, tentunya pembangunan perumahan akan
mengalami kendala dan hambatan, diantaranya:
- Ketersediaan lahan sangat terbatas
- keadaan sosial ekonomi masyarakat yang rendah
- informasi yang terbatas
- kemampuan Pemda yang terbatas
- Proses perijinan dan birokrasi yang belum dipahami dan diketahui
oleh beberapa pengembang perumahan.

3. Perencanaan Perumahan
Sebelum proses pembangunan perumahan dilaksanakan ada
beberapa aspek-aspek yang harus diperhatikan meliputi:

a. Aspek Teknis konstruksi bangunan


- KDB (koefisien dasar bangunan)
Merupakan angka persentase rasio antara luas semua lantai
dasar bangunan gedung dan luas lahan perpetakan
perencanaan yang dimiliki sesuai rencana tata ruang dan
rencana tata bangunan dan lingkungan.
- KLB (koefisien lantai bangunan) menurut Perturan Pemerintah
Nomor 36 Tahun 2005 ialah angka persentase rasio antara luas
keseluruhan lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan
perencanaan yang dimiliki sesuai rencana tata ruang dan
rencana tata bangunan dan lingkungan.

18 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
- FAR (floor area Ratio)
adalah rasio total luas lantai bangunan (luas lantai kotor)
dengan ukuran sebidang tanah di mana ia dibangun.
- GSB (garis sempadan bangunan)
Merupakan garis batas luar pengaman yang ditentukan dalam
membangun sebuah bangunan ataupun pagar yang ditarik
dengan jarak tertentu sejajar dengan as jalan, tepi luar kepala
jembatan, tepi sungai, tepi saluran, kaki tanggul, tepu situ, tepi
waduk, tepi mata air, as rel kereta api, jaringan tenaga listrik
dan pipa gas, menyesuaikan dengan jenis garis sempadan yang
dituliskan. Pada garis ini disisi luarnya, pemiliki tanah tidak
diperbolehkan untuk mendirikan sebuah bangunan.
- Kondisi Persil tanah
- Pengaturan bentuk bangunan sama/seragam atau tidak.
b. Aspek sosial ekonomi
- Bagaimana interaksi yang dilakukan antara sesama masyarakat
- Karakter masyarakat setempat
- Tingkat ekonomi masyarakat
c. Aspek Kesehatan
- Ketercukupan air bersih
- Ketercukupan cahaya
- Ketercukupan udara
d. Aspek legalitas atau perijinan
- Ijin pengolahan tanah (IPT)
- Ijin kawasan
- Ijin mendirikan bangunan (IMB)
- Perijinan lainya sesuai dengan peraturan pemerintah daerah

19 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
(Pemda) setempa
4. Pemilihan tapak untuk perumahan
Tapak adalah sebidang lahan ataupun sepetak tanah yang
mempunyai batas yang jelas, yang kondisi permukaannya mempunyai
karakteristik khusus yang dimiliki lahannya tersebut. Sementara itu
perencanaan tapak ialah pengelolaan fisik tapak dilaksanakan dengan
mempertimbangkan keadaan tapak serta dampak yang diakibatkan
karena perubahan fisik tanahnya.
Tujuan dari pemilihan tapat, adalah agar diperoleh tapak yang
sesuai untuk pembangunan fisik, terutama pemasangan utilitas
pengadaan rumah, sistem sirkulasi, beserta fasilitas lingkungannya .

E. Tipe Perumahan
Tipe Perumahan secara umum dikelompokan berdasarkan luas
bangunan dan luas area yang dimiliki oleh masing-masing rumah,
sehingga dari aspek tersebut tipe perumahan dapat dibedakan menjadi:
a. Perumahan Real Estate
b. Perumahan Semi Real Estate (menengah)
c. Perumahan Sederhana (RS)
d. Perumahan Sangat Sederhana (RSS)
Rumah real estate dan menengah tidak memiliki batas minimum luas untuk
masing-masing ruangan (luas bangunan) dan luas lahan, berbeda dengan
rumah sederhana yang memiliki standar minimal agar tetap terjamin
kenyamanan dan keamanan penghuni rumah.

20 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
1. Rumah Sederhana
Merupakan tempat tinggal pantas ditempati yang mempunyai
harga yang sangat terjangkau oleh masyarakat dengan pendapatan
yang rendah hingga sedang. pada SNI 03- 6981-2004 rumah
sederhana tidak bersusun dicanangkan menjadi tempat kediaman
yang pantas ditempati untuk masyarakat dengan pendapatan rendah
maupun sedang. Sehingga harganya wajib terjangkau oleh
masyarakat yang memiliki pendapatan rendah hingga sedang.
Tabel 1. Kebutuhan Luas Minimum Bangunan dan Lahan Untuk Rumah 

Kapasitas Rumah Untuk 3 Jiwa Kapasitas Rumah Untuk 4 Jiwa


Kebutuh
an Luas Luas Luas Luas Luas Luas Luas Luas Luas
Ruang Unit Lahan Lahan Lahan Unit Lahan Lahan Lahan
Per Jiwa Rumah Minimal Ideal Efektif Rumah Minimal Ideal Efektif
(dalam (m2) (m2) (m2) (m2) (m2) (m2) (m2) (m2)
m2)
Ambang 21,6 60,0 200 72-90 28,8 60,0 200 72-90
Batas:
7,2
Indonesia 27,0 60,0 200 72-90 36,0 60,0 200 72-90

Internasional 36,0 60,0 - - 48,0 60,0 - -

Sumber:  dikembangkan  dari  keputusan  menteri  permukiman  dan  prasarana  wilayah  No. 
403/KPTS/M/2002 tentang pedoman teknis pembangunan rumah sehat sederhana.

Ada 2 jenis rumah yang biasa dipakai dalam rumah sederhana, yakni: rumah
gandeng ataupun rumah kopel, serta rumah deret

a. Rumah Gandeng atau Rumah Kopel


Rumah gandeng atau rumah kopel adalah 2 buah rumah yang bergandengan,
dan masing-masing memiliki kapling sendiri. Pada rumah gandeng atau rumah
kopel, salah satu dinding bangunan induk saling menyatu.

21 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
Gambar 1.Rumah Gandeng/Kopel
Sumber https://www.desainrumahkediri.com

b. Rumah Deret
Merupakan sejumlah rumah yang bergandengan dari satu unit
terhadap unit yang lain. Dalam rumah deret, salah satu maupun
kedua dinding bangunan utamanya menyatu terhadap dinding
bangunan induk yang lain. Melalui sistem rumah deret, unit-unit rumah
itu adalah suatu kesatuan. Dalam rumah deret, tiap rumah mempunyai
kaplingnya sendiri-sendiri.

Gambar2. Rumah Deret


https://economy.okezone.com

2. Rumah Sangat Sederhana

Merupakan rumah tinggal tak bersusun yang luas lantainya


mencapai 21 m2 hingga 36 m2. Sebuah rumah sangat sederhana
minimal terdapat kamar mandi serta WC beserta ruang serbaguna.
Dana pendirian per m2. Rumah sangat sederhana wajib ditekan sekecil
mungkin mencapai sekitar setengah dari dana pendirian rumah
sederhana. Rumah sangat sederhana biasanya berwujud rumah deret
untuk mengoptimalkan pemaakaian lahan perumahan yang sangat

22 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
memiliki batasan. Rumah sangat sederhana mempunyai peta berbentuk
empat persegi panjang. Bentuk atapnya pelana, dengan kemiringan
yang diselaraskan pada bahan penutup atap yang sangat
sederhana, beton pada system susunannya, bata merah ataupun
Concrete Block sebagai dinding, kayu sebagai pintu serta jendela, asbes
gelombang sebagai penutup atap.
3. Luas area ruang pada rumah sangat sederhana:
- Ruang serbaguna 14,58 m2
- Dapur 2,25 m2
- Kamar mandi/WC 2,25 m2
- Teras/selasar 1,92 m2
 
5. Prasarana dan fasilitas Lingkungan Perumahan
Infrastruktur serta fasilitas pada perumahan diberikan guna memberikan
kenyaman dan mempermudah penghuni dalam melakukan segala akifitas
diluar rumah. Bentuk prasarana dan fasilitas tersebut tediri dari:
- Akses jalan
- Pembuangan air hujan
- Pembuangan sampah
- Jaringan listrik, telpon
- Fasilitas Peribadatan
- Fasilitas Rekreasi dan Kebudayaan
- Dan fasilitas lainnya yang diperlukan

6. Syarat-Syarat Rumah Sehat


Berikut ini ketentuan syarat-syarat kesehatan rumah tinggal yang
terdiri dari :
- Bahannya tidak dibuat dengan bahan yang bisa melepaskan bahan
yang bisa mengancam kesehatan.
- Bahannya tidak dibuat dengan bahan yang bisa menjadi tempat
pertumbuhan suatu mikroorganisme patogen.

23 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
- Komponen serta penataan ruangan:
• Lantainya kedap air serta gampang dibersihkan.
• Dinding rumahnya berventilasi, di kamar mandi serta kamar
cuci kedap air serta gampang dibersihkan.
• Langit-langit rumahnya gampang dibersihkan serta tidak
mudah memicu kecelakaan.
• Tinggi bumbungan rumahnya 10 m serta terdapat penangkal
petir.
• Ruangannya ditata berdasarkan fungsi serta manfaatnya.

F. Green dan Suistainable Building.

Gambar 3. Ilustrasi Green Buiding


Sumber pixabay.com

1. Green building
Dalam pekerjaan konstruksi perumahan di zaman ini kita sering
mendengar istilah green building, green material, lalu apa maksud dari
istilah tersebut?
Green building adalah usaha dalam mendirikan bangunan
dengan memakai tahapan yang ramah lingkungan, pemakaian sumber
daya dengan efisien sepanjang daur hidup bangunan dari
perencanaan, pembangunan, operasional, perawatan, renovasi sampai
terjadi pembongkaran.

24 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
Seperti apakah bangunan yang ramah lingkungan? Apa
utamanya mengaplikasikan konsep itu terhadap hunian? Bagaimanakah
perkembangan penerapannya? berbagai pertanyaan mendasar tentang
green building.
Secara umum penerapan Green Building adalah bangunan yang diawali
dari tahap perencanaan, pembangunan, pengoprasian sampai pada
operasional perawatannya mempertimbangkan berbagai aspek untuk
melindungi, menghemat, meminimalisir pemakaian SDA, memelihara
kualitas yaitu kualitas udara dalam ruangan, serta mempertimbangkan
kesehatan penghuninya yang seluruhnya berpedoman terhadap kaidah
yang berkesinambungan
Aspek utama green building:

‐ Material
Material yang dipakai dalam pekerjaan konstruksi perumahan wajib
didapatkan dari alam, serta sebagai sumber energi terbarukan yang
dikelola dengan berkesinambungan. Daya tahan material bangunan
yang pantas alangkah baiknya sudah di uji, akan tetapi selalu yang
memiliki kandungan aspek bahan daur ulang, menekan produksi
sampah, serta bisa dipakai lagi serta didaur ulang. Pada gambar di
bawah ini merupakan contoh green material

Gambar 4. Green material


Sumber https://www.slideshare.net/

25 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
‐ Energi
Pekerjaan konstruksi perumahan sudah selayaknya menerapkan
hemat energi, terutama lampu dan AC. Di waktu siang alangkah
baiknya jendelanya dibuka untuk meminimalisir penggunaan listrik.
Jendela pastinya juga bisa menaikkan kesehatan serta produktivitas
yang menghuninya. Green Building pun wajib memakai lampu hemat
energi, alat-alat listrik hemat energi. Baik dalam desain rumah
maupun dalam proses pembangunannya.

Gambar 5. Energi Terbarukan


Sumber http://ditsmp.kemdikbud.go.id

Energi terbarukan merupakan sumber energi yang asalnya


dari SDA serta tak akan habis sebab tercipta dari proses alam yang
terus menerus. Misalnya dari energi terbarukan memanfaatkan
sumber daya alam misalnya sinar matahari, ombak, angin, dan air
menjadi bentuk energi.
Nah, sekarang sudah tahu kan energy alternative
kedepannya nanti seperti apa walaupun terdapat energy

26 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
alternative yang terbarukan, kita tidak boleh melakukan
pemborosan energi mulai saat ini.
‐ Air

Gambar 6. Ilustrasi Hemat Air


https://health.detik.com/

Pertambahan penduduk bumi yang pesat secara langsung


maupun tidak langsung akan mempengaruhi persediaan air bersih
di planet bumi. Keperluan air bersih dalam kebutuhan sehari-hari
jadi semakin besar manakala penduduk bumi terus bertambah.
Dan ini jelas-jelas akan menyedot persediaan air bersih di bumi
tanpa henti dari waktu ke waktu. Oleh karena itu wajar bila Forum
Air Dunia (World Water Forum) memprediksi akan terjadi krisis air
bersih di bumi dalam beberapa waktu mendatang. Forum ini juga
memprediksi bahwa pada tahun 2025 akan banyak penduduk
dunia lebih sulit mendapatkan air bersih. Apalagi pencemaran
terhadap air oleh limbah industri maupun limbah rumah tangga
terus terjadi
Pemakaian air bisa dihemat melalui pemasangan sistem
tangkapan air hujan. Cara itu bisa mendaur ulang air yang bisa
dipakai untuk menyiram tanaman maupun menyiram toilet.
Pemakaian peralatan hemat air, misalnya semprotan air beraliran
rendah, memakai toilet hemat air, serta memasang sistem pemanas
air tanpa listrik.
27 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  
 
‐ Kesehatan
Pemakaian bahan-bahan bangunan serta furniture tidak beracun,
terbebas dari emisi, beremisi rendah ataupun non-VOC (Volatile
organic compounds atau senyawa organik yang mudah menguap),

serta tahan air dalam menghalangi masuknya kuman serta mikroba


yang lain. Kualitas udara pada ruangan juga bisa dinaikkan dengan
sistem ventilasi serta peralatan pengatur kelembaban udara.
Beberapa aspek utama green building tersebut, maka dalam
pekerjaan konstruksi bangunan perumahan dapat melakukan efisiensi
pada:
a. Efisiensi Desain Struktur
Desain struktur merupakan elemen pokok dalam konstruksi
perumahan, elemen ini landasan pada tiap proyek konstruksi. Tahapan
ini pun berpengaruh juga dengan dana sampai kinerja proyek. konsep
green building dalam tahapan ini bertujuan mengecilkan pengaruh
pembangunan, diawali dari pengerjaan sampai pemakaian. jika tahap
ini kuramg efisien, artinya bisa berdampak buruk terhadap lingkungan.
Contohnya penggunaan bahan bangunan yang terlalu banyak maupun
pemborosan.
b. Efisiensi Energi
Konsep green building meliputi tahapan hemat energi. Baik energi
yang diperlukan sehari-hari misalnya udara serta sinar matahari yang
masuk ke bangunan ataupun energi dari segi operasional. Efisiensi
energi dalam bangunan berhubungan pula pada pemakaian listrik.
Green material dalam green building, green material ataupun
disebut dengan material ramah lingkungan. Green material mempunyai
makna yang lebih luas dibandingkan makna dari ramah lingkungan.

28 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
Definisi material ramah lingkungan sendiri secara umum berkaitan
dengan kualitas materialnya. Jika, material ramah lingkungan ialah
material yang ketika dipergunakan ataupun dibuang, tidak berpotensi
untuk menimbulkan kerusakan lingkungan serta mengganggu
kesehatan. Green material mempunyai definisi yang lebih luas, bukan
cuma sebatas pada material yang ramah lingkungan. Namun hal
tersebut juga perlu ditinjau dari sumber material yang digunakan harus
berkelanjutan, proses produksi yang dilakukan di pabrik yang ramah
lingkungan, proses distribusi yang dilakukan sangat jauh jadi
membuang banyak sekali karbon, dalam proses memasangnya tidak
menimbulkan banyak sisa sampah, serta menunjang usaha untuk
menghemat energi.
Dengan begitu ketika akan merencanakan green building, material-
material hijau bisa berdampak pada penghematan listrik dan air,
meningkatkan kesehatan dan kenyamanan serta keefsienan
manajemen dalam merawat bangunannya.
Kayu yang merupakan bahan bangunan ramah lingkungan, karena
bangunan yang mempurgunakan bahan dasar kayu mempunyai
kecenderungan menghasilkan pembuangan lebih kecil daripada yang
menggunakan bahan dari batu, beton ataupun baja sekalipun. Kayu
bisa menyerap Co2 dengan begitu tak akan membuang banyak energi.

c. Efisiensi Material
Pembangunan pastinya berhubungan pada material penyusunnya.
Hal itu pula yang terdapat kaitannya pada efisiensi desain struktur.
Dalam mengaplikasikan konsep green building alangkah baiknya
menggunakan material yang sesuai keperluan, tidak lebih serta tidak

29 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
kurang juga. Wajib diingat, makin banyak material yang digunakan,
artinya makin memberatkan biaya pembangunan, pengaruh terhadap
lingkungan, pengeluaran energi pada konstruksi, serta sejenisnya.

2. Suistainable Building
Pembangunan berkelanjutan atau sustainable building ialah wujud
perpaduan dari bermacam-macam disiplin ilmu yang memiliki tanggung
jawab soal lingkungan sebagai sebuah disiplin yang tetap merujuk
terhadap efek lingkungan, sosial ekonomi dari suatu bangunan maupun
proyek yang tercipta dengan menyeluruh. pada pembanguan
berkelanjutan pengaplikasian isu sustainable building ini dengan
langsung berintegrasi terhadap:
- Lingkungan (Environment Sustainability)
- Ekonomi (Economic Sustainability)
- Sosial (Social Sustainability)
Dengan kata lain pekerjaan konstruksi perumahan yang memiliki
konsep suistainable building ini harus memperhatikan ketiga faktor di
atas, baik dalam perencanaan, pelakanaan, dan perawatan fisik
bangunan tersebut.

30 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
G. Refleksi
1. Apakah materi dalam bab ini mudah dipahami?
2. Apakah materi yang disajikan sudah mencukupi untuk
pengetahuan dasar tentang pekerjaan kosntruksi dan
perumahan?
3. Apakah kalian kesulitan dalam mempelajari materi ini?
4. Apakah kalian sudah siap menekuni bisnis, usahan dan peluang
kerja di bidang konstruksi dan perumahan?

H. Asesmen
1. Lembar Aktifitas Siswa
a. Tes Unjuk Kerja (praktek presentasi)
Tugas kelompok
Siswa di bagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-
5 siswa. Siswa diminta untuk berdiskusi dengan tema
Konstrukusi dan Perumahan. Kemudian mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas. Beberapa point yang dilalukan
saat diskusi/kerja kelompok adalah sebagai berikut:
 Tahapan dalam membangun perumahan
 Klasifikasi jenis perumahan
 Rumah sehat.
 Sarana dan fasilitas apa saja yang ada di perumahan
2. Tugas Individu:
Siswa diminta untuk menganalisis faktor-faktor yang
menyebabkan kesuksesan dan kegagalan dalam bisnis, bekerja
dan berwirausaha bidang konstruksi dan perumahan.
Presentasikan hasil pengamatan kalian di depan kelas.

31 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
b. Tes tertulis:
1. Jelaskan pengertian perumahan!
2. Jelaskan perbedaan perumahan dengan pemukiman!
3. Terangkan konsep pembangunan green building!
4. Sebutkan 5 bahan green material!
5. Jelaskan bagaimana penerapan suistanable building pada
pembangunan perumahan?

I. Pengayaan
1. Apa yang harus kalian lakukan jika menjadi pengawas pekerjaan
konstruksi atau perumahan agar pelaksanaan pembangunan
berjalan dengan baik sesui jadwal dan mutu yang telah
ditentukan?
2. Jelaskan tahapan-tahapan dalam pekerjaan proyek konstruksi
bangunan!

32 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  


 
33 | D a s a r - d a s a r Teknik Konstruksi dan Perumahan kelas X  
 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN , KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIINDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021

BAB 2
Keselamatan , Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup
Dan Budaya Kerja Industri

Pertanyaan Pematik
Bagaimana para pekerja proyek menjaga keselamatan saat
mereka bekerja?
Kebiasan-kebiasaan apa saja yang dibutuhkan dalam dunia
kerja yang mungkin sudah pernah kalian lakukan saat ini?
Tujuan Pembelajaran

Peserta didik diharapkan:


Memahami konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan
Hidup
Mengidentifikasi APD K3 yang digunakan pada pekerjaan konstruksi
bangunan.
Mengaplikasikan tindakan Pencegahan dan P3K (Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan)
Memahami dan menerapkan budaya kerja industri

Kata Kunci : Keselamat, Budaya Kerja


33 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Hidup
Pekerjaan konstruksi merupakan unsur utama dalam sebuah
pembangunan, baik pada bangunan gedung, jalan maupun jembatan.
Pada tahap pelaksanaannya, ada bermacam dampak yang tidak
diinginkan oleh siapa pun dan pihak manapun. Dampak yang berupa
kecelakaan kerja yang beresiko kecil, sedang hingga pada level besar
seperti kematian. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang
berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan
Hidup atau yang biasa disebut dengan K3LH. Dan dalam mengelola
seluruh pekerjaan konstruksi harus mempertimbangkan standar
gambar teknik dan aturan K3LH tersebut.
Menurut Organisasi buruh/pekerja dunia ILO (International Labour
Organization) mendefinisikan bahwa K3 ialah sebuah usaha dalam
memelihara dan meningkatkan tingkat kesejahtaraan fisik, mental dan
sosial yang sebaik mungkin untuk pekerja di berbagai jabatan,
mencegah penyimpangan kesehatan diantara pekerja yang
dikarenakan keadaan pekerjaannya, melindungi pekerja dalam
pekerjaannya dari risiko yang diakibatkan faktor yang bisa
menimbulkan kerugian pada kesehatan, menempatkan dan memelihara
pekerja dalam lingkungan kerja yang disesuaikan dengan fisiologi dan
psikologis; dan disederhanakan selaku penyesuaian pekerjaan terhadap
manusia dan setiap pekerja terhadap jabatan yang dimiliki.

34 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
B. Tujuan Keselamatan Kesehatan kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja memiliki tujuan:
1. Melindungi dan menjamin hak pekerja terhadap keselamatan dan
kesehatannya dalam melakukan pekerjaan guna meningkatkan
kesejahteraan dan produktivitas nasional.
2. Untuk mendapat tingkat kesehatan yang tertinggi baik buruh,
petani, nelayan, pegawai negri ataupun pekerja bebas untuk
memberantas penyakit dan kecelakaan yang diakibatkan kerja.
3. Melindungi dan menjamin keselamatan dan kesehatan orang lain
selain pekerja yang berada di lingkungan kerja tersebut.
4. Menjamin penggunaan sumber produksi dengan aman, efektif, dan
efisien.
5. Mencegah dan mengobati penyakit yang timbul akibat kecelakaan di
lingkungan kerja

C. Syarat dan Ketentuan K3LH


Dalam mewujudkan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja
tersebut, maka dibuatlah berbagai aturan tentang syarat penerapan K3LH di
lingkungan kerja yang terdapat dalam UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Ketenagakerjaan.
Dasar hukum pelaksanaan K3LH untuk pekerjaan konstruksi diperjelas
melalui Permenaker No. Per. 01/Men/1980 mengenai K3 Konstruksi Banguan
dan SKB Menaker dan MenPU No. 174/Men/1986 ddan No. 104/KPTS/1986
mengenai K3 pada lokasi kegiatan dan dasar pelaksanaan K3 pada lokasi
kegiatan konstruksinya.
Menurut Mahendra (2004) Syarat pelaksanaan K3LH di bidang
konstruksi, adalah:
1. Mengetahui dan memahami secara benar apa yang dimaksud dengan

35 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
penerapan K3LH dalam kegiatan jasa konstruksi
2. Bekerja dan menjalankan pekerjaannya secara benar sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
3. menghindari berbagai kemungkinan timbulnya kecelakaan kerja,
dengan melaksanakan tindakan pencegahan dan
perubahanpengawasan serta inspeksi untuk memenuhi keselamatan
serta kesehatan kerja.
Menurut Jamhari (2020) Ketentuan. K3LH, adalah:
1. Terhadap Keselamatan Kerja
Upaya menjamin keselamatan kerja berdasarkan undang-undang
tersebut diantara lain sebagai berikut.
a. Mengantisipasi dan meminimalisir kecelakaan kerja
b. Mengantisipasi, meminimalisir, dan memadamkan kebakaran
c. Mengantisipasi dan meminimalisir bahaya peledakan
d. Memberikan jalur evakuasi pada kondisi darurat
e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan kerja
f. Memberikan APD pada pekerja
g. Terhadap kesehatan kerja
2. Terhadap Kesehatan Kerja
Upaya untuk menjamin kesehatan kerja berdasarkan undang-undang
tersebut diantara lain yaitu.
a. Mencegah dan mengendalikan penyakit yang diakibatkan oleh
kerja
b. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban
c. Menjaga suhu dan kelembapan udara yang baik dengan
menyediakan ventilasi udara yang cukup
d. Mengantisipasi serta mengendalikan adanya penyebaran suhu,
kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan dan
getaran.

36 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
D. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Secara umum, penyebab terjadinya kecelakaan kerja diakibatkan oleh
empat faktor utama (Husni : 2003), yaitu :
1. Faktor manusia yang disebabkan oleh pengetahuan, keterampilan
dan perilaku
2. Faktor materiil yang mempunyai sifat bisa menimbulkan keselematan
ataupun keselamatan para pekerjanya.
3. Faktor sumber bahaya yakni; Perbuatan berbahaya, hal tersebut
terjadi dikarenakan kesalahan metode kerja yang diterapkan,
kelelahan atau kecapekan, sikap kerja yang tak sesuai dengan
standar operasional, keadaan berbahaya yakni kondisi yang tidak
aman dari keberadaan mesin ataupun peralatan, lingkungan, proses
dan sifat pekerjaannya.
4. Faktor yang dihadapi, contohnya pemeliharaan atau perawanan
mesin yang kurang yang menjadikan mesinnya tak dapat bekerja
dengan maksimal.

E. APD K3 pada Pekerjaan Konstruksi.


Penggunaan Alat Pelindung Diri Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(APD K3) yang tepat merupakan salah satu cara untuk mengurangi
resiko kecelakaan kerja.
1. Alat Pelindung Kepala (Helm)
Helm merupakan alat pelindung kepala yang digunakan untuk
mencegah resiko kejatuhan benda-benda tajam dan berbahaya yang
jatuh ke kepala kita.
Jenis Helm yang digunakan juga harus sesuai standar gambar teknik,
baik Standar gambar teknik nasional maupun internasional. Selain itu,
cara pemakaian nya juga harus tepat, tali pengikat helm yang berada

37 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
di dagu harus benar – benar terkunci atau terpasang sebagaimana
mestinya, agar helm tidak mudah lepas.

Gambar 13. Helm Sebagai Pelindung Kepala


Sumber : Safetyoncall

2. Alat Pelindung Mata (Kaca Mata Pelindung)


Kaca Mata Pelindung (Protective Goggles) merupakan alat pelindung
mata dari debu dan serbuk kayu, melindungi dari percikan logam,
bahan kimia, dan benda-benda lainnya yang membahayakan mata.

Gambar 14. Kaca Mata Pelindung


Sumber : Safetyoncall

38 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
3. Alat Pelindung Pernapasan (Masker)
Masker sebagai alat pelindung pernapasan terbagi menjadi beberapa jenis,
tergantung pada kondisi dan situasi nya serta tujuan penggunaan nya di
lapangan.
4. Alat Pelindung Pendengaran (Hearing Protection)
Alat pelindung pendengaran digunakan untuk mencegah rusaknya
pendengaran akibat suara bising diatas ambang aman seperti pekerjaan plat
logam dan pekerjaan lainnya yang beresiko merusak alat pendengaran
manusia. Ada dua jenis alat pelindung pendengaran, yakni
a. Ear plug
Ear plug adalah alat pelindung telinga yang digunakan dengan cara
dimasukkan pada bagian luar dari lubang telinga. Umumnya terbuat dari
bahan foam (busa) dan karet.
b. Ear muff
Ear muff memiliki model seperti head set yang biasa dipakai pada saat
mendengarkan musik. Alat ini berfungsi untuk mengurangi intensitas suara
dan meredam suara yang dari lingkungan sekitar.

Gambar 15. Ear plug dan Ear Muff


Sumber : Safetyoncall

39 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
5. Alat Pelindung Tangan (Sarung Tangan)
Sarung Tangan dipergunakan untuk alat pelindung tangan dari cidera lecet
ataupun terluka misalnya dalam pengerjaan pembesian fabrikasi dan
penyetelan, mengelas, membawa barang yang membahayakan dan korosif
yakni asam dan alkali.
Adapun jenis-jenis sarung tangan diantaranya:
‐ Sarung Tangan Kulit : dipakai untuk pengerjaan las, pemindahan pipa
dll
‐ Sarung Tangan Katun : dipakai untuk pengerjaan besi beton ,
bobokan dan batu, melindungi sewaktu naik tangga ketika melakukan
pekerjaan di ketinggian.
‐ Sarung Tangan Karet : dipergunakan pada pengerjaan listrik supaya
tidak terjadi bahaya kena arus listrik.

Gambar 16. Sarung Tangan


Sumber : Safetyoncal

6. Alat Pelindung Kaki (Sepatu Keselamatan)


Sepatu keselamatan (safety shoes) digunakan untuk menghindari kecelakan
yang diakibatkan tersandung bahan keras seperti logam atau kayu, terinjak
benda tajam, terhimpit beban berat serta terhindar dari luka bakar pada saat
mengelas.

Gambar 17. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)


Sumber : Safetyoncal

40 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
7. Tali / Sabuk Pengaman (Safety Belt)
Selain mempersiapkan jaring pengaman sebagai alat keselamatan dari
ketinggian, namun untuk keamaan personal diperlukan ikat pinggang / sabuk
pengaman ( safety belt). Sabuk Pengaman merupakan alat yang dipakai
untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja diakibatkan terjatuh dari
ketinggian.

Gambar 18. Sabuk Pengaman (Safety Belt)


Sumber : Safetyoncall
8. Rompi Safety
Rompi safety ini berbahan polyester yang didesain khusus dan disertai
reflector atau pemantul cahaya, umumnya dipakai oleh pekerjaan konstruksi
di lapangan.
Fungsi dari APD yang satu ini adalah untuk mengurangi resiko
kecelakan kerja, terutama pekerjaan yang dilaksanakana sewaktu malam
hari, supaya terlihat oleh pekerja yang lain dan meningkatkan tingkat
kewaspadaan saat bekerja di keadaan yang gelap.

Gambar 19. Rompi Safety


Sumber : Safetyoncall

41 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
9. Pakaian Pelindung
Setiap pekerja dan siapapun yang masuk ke proyek dapat memakai
pakaian pelindung sesuai pekerjaan nya. Pelindung lengan dari kulit ataupun
pakaian pelindung tahan api harus digunakan sewaktu mengelas,
pemotongan atau gerinda jika dibutuhkan. Jas hujan dapat digunakan pada
kondisi hujan.

Gambar 20. Rompi Safety


Sumber : Safetyoncall

F. Rambu dan Simbol K3

Rambu K3 adalah perlengkapan berisi informasi tentang penerapan


K3 pada lokasi kerja, potensi bahaya pada setiap lokasi kerja, dan
petunjuk apa yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan pada lokasi
kerja.
Berikut beberapa rambu dan simbol K3 yang sering kita temukan.

42 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
Gambar 21. Simbol-simbol K3
(sumber : http://mediak3.com/jenis-rambu-rambu-k3-dan-fungsinya/)

Rambu K3 juga memiliki arti dari warna yang ditunjukkan, yang berfungsi
untuk mengarahakan pekerja mengenai langkah apakah yang harus
dilaksanakan.
1. Warna Merah :yakni menandakan kita bahaya / danger, kebakaran, dan
stop. Biasanya dipergunakan untuk menunjukkan bahan kimia cair yang
mudah terbakar, alat pemadam kebakaran, dan tkita emergency stop.
2. Warna Oranye : warna tersebut memperlihatkan tkita awas / peringatan
/warning. Umumnya dipasang dekat dengan alat kerja yang berbahaya.
3. Warna Kuning : warna ini menunjukkan tkita waspada, seperti terpeleset,
tersandung, jatuh, dll.
4. Warna Hijau : warna ini menunjukkan tkita safety, penunjuk peletakan
peralatan keselamatan dan instruksi umum berrkaitan pelaksanaan kerja
yang aman.
5. Warna Biru :yakni menandakan tkita perhatian / notice, misal untuk
informasi keselamatan, instruksi tindakan keselamatan yang perlu
dilakukan serti penggunaan APD, dll.

43 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
Selain dari warnanya, Rambu K3 juga memiliki arti dari bentuk yang
ditunjukkan seperti berikut ini :
‐ Segitiga atau diamond : yakni dipakai untuk tanda bahaya. Contoh :
tkita bahaya bahan korosif, mdah meledak, dll.
‐ Lingkaran : yakni dipakai untuk instruksi berkaitan keselamatan yang
harus ditaati oleh para pekerja. Contoh : rambu pemakaian APD, dll.
‐ Kotak atau persegi panjang : yakni dipakai untuk penunjuk jalan
keluar jika terdapat bahaya, tempat menyimpan alat P3K dan alat
keselamatan lainnya.

G. Budaya Kerja Industri

Lulusan dari SMK diharapkan mampu menembus dunia kerja dan


industri mereka disiapkan secara khusus agar lulusannya dapat
langsung bekerja. Adaptasi siswa dalam dunia kerja tak bisa terlepas
dari budaya kerja yang diajarkan di sekolah. Industry akan banyak
mengharuskan siswa lulusan SMK yang bekerja untuk mempunyai
budaya kerja yang baik. Industry memandang jika hardsklill setingkat
lulusan SMK mampu dibentuk oleh pihak industry, akan tetapi untuk
budaya kerja sofskill membutuhkan upaya yang sangat keras sebab hal
itu sangat berkaitan dengan karakter setiap orang.

1. Jenis Budaya Kerja Industri


Budaya kerja di industri yang diterapkan adalah budaya 5S yaitu
sebuah teknik penataan serta pemeliharaan wilayah kerja yang
diterapkan dengan rutin yang dipergunakan untuk menjaga ketertiban,
efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus memaksimalkan
produktivitas perusahaan dengan menyeluruh. Budaya kerja 5S adalah

44 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
proses perubahan perilaku di lingkungan kerja dengan melaksanakan
penataan, kerapian, kebersihan, kedisiplinan dan perwatan tempat
kerjanya. Konisi tempak kerja merupakan wujud dari pencerminan
perlakuan dan sikap pekerja.
Asal mula Budaya 5S pertama kali di terapkan di negara jepang,
yakni: Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke, sementara itu di
Indonesia menerapkan 5R yakni, Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan
Rajin. Keunggulan yang didapatkan dengan menerapkan budaya 5S
yaitu terwujudnya peningkatan efisiensi, perbaikan, pelayanan,
keuntungan dan keselamatan. Kelima budaya tersebut
diimplementasikan bersamaan dengan penerapan kaizen agar mampu
meningkatkan keefektivan penerapan 5S.
Tabel 3. Istilah budaya kerja

Jepang Indonesia Inggris


5S 5R 5S 5P 5K 5C
Seiri Ringkas Sisih Pemilahan Ketertiban Clear- out
Seiton Rapi Susun Penataan Kerapihan Classifity
Seiso Resik Sasap Pembersihan Kebersihan Cleaning
Seiketsu Rawat Sosoh Pemelihaan Kelestarian Confornity
Shitsuke, Rajin Suluh Penyadaran Kedisiplinan Custom

Budaya kerja indsutri yang perlu ditanamkan pada siswa SMK


meliputi:
‐ Ringkas, memilahkan apa saja yang dibutuhkan dan
menyingkirkan yang tidak dibutuhkan dari lokasi kerja.
Mengenali benda apa yang tidak dipakai, yang hendak disimpan,

45 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
serta bagaimanakah cara penyimpanannya agar tidak sulit
diakses terbukti sangat digunakan untuk suatu perusahaan.
‐ Rapi, memposisikan barang sesuai tempatnya sehingga tidak
nampak berserakan di lokasi kerja yang mampu membahayakan
keamanan pekerja
‐ Resik, membersihkan lokasi kerja, alat ataupun pakaian kerja
yang dipakai. Melalui prinsip ini diharap bisa menumbuhkan
lingkungan kerja yang bersih dan nyaman.
‐ Rawat, melaksanakan perawatan supaya hal yang didapatkan
pada ketiga tahap sebelumnya direalisasikan bisa
dipertahankan. Perawatan tidak sebatas pada produknya namun
juga alat yang dipakai untuk melakukan proses produksinya.
‐ Rajin, terbentuknya kebiasaan individu pekerja untuk
memelihara dan meningkatkan hal yang telah diraih. Rajin
berkaitan dengan ketepatan dalam waktu kerja, memenuhi
kebutuhan pelanggan, dan memenuhi target yang akan diraih.
Sesudah tercapai lalu dipertahankan supaya situasi kerja yang
kondusif tetap terjaga.

Gambar 22. Ilustasi Budaya Kerja 5R


Sumber Internet

46 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
2. Tujuan Budaya kerja
Penerapan Budaya kerja 5S bertujun untuk menyejahtrakan
pekerja dengan demikian kondisi bersih tersebut diharapkan akan
memberikan kenyamanan, kedisiplinan, menanggulangi kejadian, kerja
sama, setara peningkatan alat kerja supaya memperpanjang masa
kerja alatnya (Masaaki Imai, 2012:67) yang dikutip dalam
http://eprints.uny.ac.id/.
Sekolah merupakan salah satu upaya pembiasaan dan melatih diri
dalam mempelajari, memahami dan menerapkan budaya kerja Industri
di dalam kehidupan sehari hari, karena kalian sebagai siswa SMK yang
kelak akan bekerja di dunia industri akan mudah dalam beradaptasi
dengan situasi kerja di industri dan diharapkan memiliki karakter sesuai
dengan budaya kerja industri.

H. Refleksi

Setelah mempelajari bab tentang keselamatan dan kesehatan kerja ,


lingkungan hidup dan budaya kerja industri, beberapa hal yang dapat
yang dapat direfleksikan diantarnya mengenai cakupan materi dan
pemahaman materi:
1. Apakah kalian memahami maksud dan tujuan dari mempelajari
bab tentang keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan hidup
dan budaya kerja industri?
2. Apakah kalian tertarik memelajari materi ini?
3. Apakah materi ini sangat bermanfaat bagi kalian?
4. Apakah kalian kesulitan dalam mempelajari materi ini?
5. Dampak apkah yang kalian rasakan setelah mempelajari bab ini?

47 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
I. Asesmen
1. Lembar Aktifitas Siswa
Aspek pengetahuan :
1. Mengapa kalian harus menerapakan kesehatan keselamatan
kerja pada saat melakanakan pekerjaan?
2. Budaya kerja apa saja yang harus kalian lakukan pada saat
bekerja?
3. Jelaskan secara singkat tentang rambu keselamatan dan
kesehatan kerja,bentuk dan manfaatnya!

Aspek keterampilan :
Buatlah poster yang menjelaskan tentang pentingnya
penggunaan APD pada lokasi pekerjaan konstruksi bangunan !
Petunjuk pengerjaan tugas :
 Dikerjakan di kertas A4
 Poster dibuat semenarik mungkin

J. Pengayaan
Jelakan keselamatan kerja apa saja yang harus
diperhatikan ketika melakukan pekerjaan “Galian Pondasi”
beserta alat pelindung diri apa yang harus digunakan!

48 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
49 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 

50 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan SMK Kelas X 
 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN , KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021

BAB 3
PERALATAN DAN TEKNOLOGI
DALAM KONSTRUKSI DAN PERUMAHAN

Pertanyaan Pematik:
Peralatan dan teknologi apa sajakah yang digunakan dalam
pekerjaan konstruksi perumahan ?
Ada berapa macam jenis peralatan yang digunakan dalam pekerjaan
konstruksi perumahan ?
 

 
Tujuan Pembelajaran :
 
Siswa mampu mengidentifikasi jenis peralatan pekerjaan
  konstruksi perumahan
Siswa mampu mengidentifikasi teknologi konstruksi
  perumahan

Kata kunci: peralatan, alat berat

49 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
A. Pengenalan Peralatan dalam Pekerjaan Konstruksi

Konstruksi bukan sebagai pekerjaan sederhana, apapun proyeknya


memerlukan adanya SDM, material, teknologi dan peralatan dalam dunia
konstruksi. Secara bentuk dan ukurannya, terdapat banyak sekali jenis
dan ragam peralatan pribadi (digunakan diri sendiri) yang digunakan
meliputi:
1. Berdasarkan fungsi kegunaannya`
a. kegunaannya Alat utamanya, adalah perralatan khusus yang
dipergunakan oleh pekerja dalam menjalankan pekerjaan yang
dilakukan supaya sebuah pekerjaan yang dilakukannya sesuai
dengan standar operasional yang sudah ditetapkan.
Beberapa alat utama:
- Palu/ Martil
- Pahat Batu: untuk memecah batu yang keras ataupun
membersihkan sisa adukan yang menempel di dinding
- Sikat adukan; sisa adukan yang melekat didinding terlebih
dulu supaya pekerjaan plesteran bisa mendapatkan hasil yang
baik serta rapi
- Trowel; meratakan adukan
- Sendok semen; untuk mengaduk berbagai mortar misalnya
pasangan bata serta plester semprot
- Palu karet; untuk merekatkan bata ringan dengan begitu
sambungannya akan semakin kuat serta tipis dengan tidak
harus memecah bata ringannya
- Roskam; untuk penerapan perekat bata ringan
- Roskam kayu; untuk penerapan plester

50 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
- Jidar; untuk aplikasi plester yang rata diatas kepalaan. Jidar
yang baik yaitu jidar yang dibuat dari alumunium
- Roskam besi; untuk penerapan acian dan skim coat yang halus
dan tipis
- Trowel finishing
- A;at pekerjaan beton, pengaduk serta pencampur beton
(semacam cangkul kecil)
- Alat pekerrjaan pemasangan lantai, trowel bergerig
- Alat peotong keramik, kakak tua, alat pemotong manual, alat
pemotong mekanik, pengisi celah ubin.
b. Alat Bantu Kerja
Contohnya: saringan pasir, Gerobak adukan
Peralatan pendukung
Contohnya:
- Unting-Unting
- Penyipat serta benang
- Alat ukur: berguna dalam mengukur ketebalan serta panjang
(waterpass)
Bor tangan: bertujuan dalam melubangi benda kayu yang
dilakukan dengan manual

2.Berdasarkan ukuran dan cara kerjanya, meliputi:


a. Alat tangan (handstool), Alat ringan atau handtool merupakan
alat yang sehari-hari digunakan oleh pekerja bangunan
diantaranya gergaji, waterpass, meteran, palu, cetok, gerindra,
bor, dan pacuk, sekop, tang.

51 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
Gambar 23. Alat ringan atau handtool
Sumber www. depomatrial.com

b. Perlatan mesin portable modern merupakan peralatan tangan


yang digerakan oleh mesin ringan atau tenaga listrik, yang
dapat dipindahkan pada saa, t digunakan keberadaan alat ini
sangat membantu dalam pekerjaan kosntruksi, macam dari
alat ini antara lain:
‐ Bor mesin
‐ Grinda tangan
‐ Mesin ketam atau serutan kayu
‐ Gergaji jigsaw
‐ Gergaji listrik Circular saw
‐ Mesin amplas
‐ Mesin profil atau router

c. Peralatan messin Stasioner, merupakakan peralatan mesin yang


tidak dapat dipindahkan. Alat ini biasanya ditaruh pada tempat yang
sudah ditentukan. Contoh dari peralatan ini antara lain:
‐ Mesin Scroll Saw,
‐ Circular Saw Fit Table/Table Saw,

52 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
‐ Mesin Tatah Bobok/Mortising Chisel Machine,
‐ Mesin Pasah Otomatis/ Automatic Planer,
‐ Mesin Wood Jointer,
‐ Mesin Band Saw.

B. Peralatan Berat Dalam Pekerjaan Konstruksi Gedung

Alat berat di bidang konstruksi merupakan alat yang dipergunakan


agar mempermudah manusia dalam proses pengerjaan pekerjaan
konstruksi oleh karenanya pekerjaan yang dihasilkan akan bisa dicapai
dengan semakin mudah serta waktu yang digunakan biasanya akan
semakin cepat. Akan tetapi, pemakaian alat berat yang tidak tepat dan
sesuai dengan keadaan serta kondisi dilapangan bisa menyebabkan
kinerja produksi yang rendah, target yang sudah ditetapkan tidak
tercapai, ataupun kerugian yang diakibatkan oleh adanya perbaikan yang
seharusnya tidak dilakukan. Sehingga sebelum menetapkan jenis dan
banyaknya peralatan yang akan dipakai, kita sebaiknya memakai tipe
alat berat serta keberfungsian alat tersebut dalam pekerjaan konstruksi
yang akan dikerjakan.
Alat berat sangat berguna utamanya dalam pekerjaan-pekerjaan
dalam jumlah yang berat dan besar, seperti: penggalian, pengurugan
dan pengakutan material konstruksi.
Untuk menekan biaya opersaional kontraktor, ada perushaan
penyewaan alat berat untuk efisiensi perushaan daripada harus membeli
peralatan. Perusahaan kontraktor yang membeli alat berat sebagai
bentuk investasi perusahaan untuk mengerjakan pekerjan-pekerjaan
yang akan datang.

53 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
1. Derek (Crane)
Derek adalah jenis alat yang dilengkapi dengan tali pengangkat, tali
atau rantai kawat yang berfungsi untuk mengangkat, menurunkan
dan memindahkan material baik secara vertikal maupun horisontal.
Digunakan untuk mengangkat barang-barang berat dan mengangkut
ke tempat lain.
Konstruksi crane secara umum diklasifikasikan pada dua kategori
besar yaitu mobile crane dan tower crane.
a. Mobile Crane
Mobile crane ialah jenis alat berat yang menunjang kerja proyek
konstruksi. Cara kerja Mobile crane dikontrol dari penggerak
hidrolik menggunakan booming teleskopik yang dipasang ditruk
menggunakan suatu modifikasi. Fungsinya mobile crane yaitu
membawa secara mudah material ataupun alat ke lokasi
konstruksinya. Material konstruksi yang umumnya bisa dibawa
seperti gelagar besi, balok pracetak, dan sebagainya disesuaikan
dengan tonase berat kapasitas angkat ini.

Gambar 24. Mobile Crane


Sumber internet

54 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
b. Menara Derek (Tower Crane)

Tower crane ialah alat yang biasa dipergunakan pada pekerjaan


konstruksi, terutama dalam membangun bangunan bertingkat
yang berkemungkinan mengangkat material seperti beton atau
material lain ke lokasi yang semkain tinggi. Kontraktor memakai
tower crane yg permanen tidak bisa mobile atau dipindah-pindah.
Alai ini dipakai mengangkat baja, beton, alat besar semacam
generator obor serta asetilen, serta beragam bahan konstruksi
lain.
Lengan horisontal panjang di tower crane sebagai komponen
derek yang mengangkut beban sampai memungkinkan material
bangunan bisa terangkat ke posisi yang semakin tinggi sampai
puluhan meter dengan vertikal.

Gambar 25.Tower Crane 
Sumber internet

55 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
2. Concrete Mixer

Alat tersebut dipergunakan untuk merubah batuan serta


mineral alam jadi bentuk serta ukuran seperti yang diharapkan.
Sehingga bisa dihasilkan seperti batuan bergradasi, semen,
beton, serta aspal. Yang tergolong dalam alat ini yakni crusher
serta concrete mixer truck. Alat yang bisa menyampurkan
material bersangkutan juga digolongkan pada alat pemroses
material yakni concretebatch plant serta asphalt mixing plant.

Concrete mixer truck ialah kendaraan yang dipakai dalam


membawa campuran beton ready mix dari tempat pengadukan
beton ke area proyek yang mana sepanjang pengangkutannya,
mixer tetap berputar pada kecepatan 8-12 putaran tiap menit
supaya beton selalu homogen dan tidak mengeras. Truk khusus
yang disertai concrete mixer fungsinya sebagai pengaduk
campuran beton ready mix yang prinsip kerjanya seperti molen.
Dalam drum ada bilah-bilah baja, sewaktu mengangkut ke
area proyeknya, drum ini berputar pelan yang tidak searah
jarum jam sehingga adukannya mengarah kedalam. Putaran di
dalam dengan tujuan supaya tidak ada pergeseran atau
pemisahan agregat sehingga adukannya tetap homogen. Maka
kualitas beton tetap terjaga sebagaimana dengan kebutuhan
yang direncanakan.
Jika sesampainya di area pekerjaan serta pengecoran
berlangsung. Lalu arah putaran drumnya dibalik menjadi searah
jarum jam dengan kecepatan putarannya dinaikkan jadi
adukannya keluar. Proses dalam mengirim beton ready mix

56 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
dikelola menggunakan mempertimbangkan jarak, situasi lalu
lintas, iklim serta temperatur dikarenakan bisa berpengaruh pada
waktu dalam proses pekerjaan pengecoran.

Gambar 26. Concrete Mixer Truck


Sumber internet

3. Concrete Pump Longboom

Concrete pump jenis ini biasanya diperuntukkan untuk bangunan tinggi


yang bisa mencapai lantai 4 ke atas seperti gedung perkantoran, mall,
apartemen, dan sebagainya. Atau bangunan yang memiliki ketinggian
15 meter keatas. Bar beton atau concrete pressure dengan berada
pada kisaran 8 mpa (80 bar) sampai 40 mpa (400 bar), tergantung dari
tinggi bangunannya.

Gambar27. Concrete Pump Longboom 
Sumber internet
57 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
4. Bulldozes/Dozer/(Loder

Bullozer dozer atau Loder ialah alat yang umum dipakai pada proyek
konstruksi untuk menangani material hasil penggalian atau untuk
membuat timbunan material. Pada bagian dozer terdapat bucket
sehingga alat ini juga disebut front end dozer. Ada 2 jenis tipe dozer
antara lain, menggunakan roda kelabang (crawler tractor dozer) dan
menggunakan roda karet (wheel tractor dozer).

Gambar 28. Dozer


Sumber internet

5. Excavator
Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan
mengangkut (loading and unloading) suatu material (tanah, batubara, pasir
dan lain-lainnya).
- Fungsi dari excavator secara umum adalah:
- Mengerjakan kegiatan pertambangan (mining job).
- Pembukaan lahan hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan.
58 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
Meratakan permukaan tanah.
- Pembuatan parit, saluran irigasi, lubang, dan pondasi
- Mengeruk, mengisi, serta memindahkan material.
Pemilihan excavator haruslah mempertimbangkan kemampuan alat
tersebut pada kondisi lapangan tertentu. Perbedaan utama berbagai
jenis excavator terletak pada penggalinya yang berada di bagian depan,
tetapi semuanya memiliki alat penggerak yaitu roda ban atau crawler.
Excavator yang menggunakan crawler umumnya dipilih jika alat
tersebut akan digunakan pada permukaan kasar atau kurang padat.
Selain itu juga karena alat tersebut dalam pengoperasiannya tidak perlu
melakukan banyak perpindahan tempat.

Gambar 29. Excavator


Sumber internet

6. Alat Pengangkut
a. (Truk)
7. Fungsinya alat pengangkut ialah membawa material misalnya
tanah, pasir, batuan dalam proyek konstruksi. Dalam memilih
truk bergantung situasi lapangan, volume material, waktu
serta biayanya. Tingkat muatan truk tergantung dari waktu
yang diperlukan dalam mengangkut material ke dalam truk

59 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
dibandingkan dengan waktu angkut truk. Biasanya besarnya
muatan truk yang digunakan ialah 4-5 kali muatan alat gali
yang mengangkut material ke dalam truk. Pemakaian truk
yang begitu besar sangatlah kurang ekonomis, melainkan bila
sebanding terhadap volume material yang diangkutnya.

Gambar 30. Truk


Sumber internet

a. Dump Truck
Merupakan suatu truk yang memiliki bak material yang bisa
dimiringkan jadi dalam penurunan material yang diangkutnya
cukup dengan memiringkan baknya jadi muantannya akan bisa
turun ke bawah dengan sendirinya. Dalam memiringkan baknya
menggunakan sebuah pompa hidrolik.
Pada proyek konstruksi jalan, Dump truk digunakan untuk
mengangkut material seperti agregat pondasi kelas A, aspal,
pasir dan material timbunan.

60 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
Gambar 31. Dump truck
Sumber internet

8. Water Tank Truck

Peralatan ini berguna sebagai pengangkut air, yang dimanfaatkan


dalam pekerjaan pemadatan lapis pondasi kategori kelas A,
sesudah materialnya selesai dihamparkan, selanjutnya akan
dipadatkan dan disiram air dengan menggunakan water tank.
Dalam proyek ini water tank yang digunakan berkapasitas 5000
liter.

Gambar 32. Water Tank Truck


Sumber internet

61 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
9. Vibratory Roller

Merupakan sebuah alat pemadat yang memadukan antara


tekanan dengan getaran. Vibratory roller memiliki efisiensi
pemadatan yang bagus. Alat tersebut memungkinkan untuk
dipergunakan dengan luas pada setiap tipe pekerjaan pemadatan.
dampak dan pengaruh yang muncul ketika menggunakan
vibratory rolle ialah gaya dinamis pada tanah cenderung mengisi
elemen-elemen yang kosong di antara butir-butirnya jadi akan
mengakibatkan tanahnya semakin padat, dengan struktur tanah
yang semakin kompak. Gambar alat berat Vibratory roller dapat di
lihat pada Gambar 32 di bawah ini.

Gambar 33 Vibratory roller


Sumber internet

62 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
10. Motor Grader

Alat ini dipergunakan untuk meratakan ataupun menghamparkan


serta membentuk permukaan tanah. Disamping hal tersebut, alat
ini juga dipergunakan juga untuk mencampur serta menebarkan
tanah serta campuran aspal. Gambar alat berat motor grader
dapat di lihat pada Gambar 33

Gambar 34. Motor Grader


Sumber internet

11. Pneumatic Tire Roller


Alat ini terdiri dari roda-roda yang terbuat dari ban karet jadi lokasi
pekerjaannya pun harus terbebas dari benda-benda tajam yang
dimungkinkan bisa merusak rodanya. Struktur dari roda muka serta
roda belakang selang-seling jadi bagian yang tidak terlindas roda
mukanya dapat terlindas roda yang ada dibagian belakang. Alat ini
sangat baik dimanfaatkan untuk menggilas bahan yang
bergranular, baik juga dalam menggilas lapisan hot mix. Adapun
gambar alat pemadat ini akan ditampilkan dalam gambar 43
dibawah ini

63 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
Gambar 35. Pneumatic tire Roller
Sumber internet

12. Tandem roller

Merupakan alat yang digunakan untuk menggilas ataupun memadatkan


yang mempunyai poros 2 dan poros 3. Secara umum alat ini
dipergunakan agar permukaan tanah yang dipadatkan terlihat halus,
sebagai contoh dalam penggilasan aspal beton dan yang lainnya. Alat
ini memberikan lajur yang sama disetiap rodanya. Tandem roller
mempunyai berat sekitar 8-14 ton, penambahan beratnya dikarenakan
pengisian zat cair sekitar 25-60% dari berat penggilasnya. Guna
memperoleh penambahan kepadatan dalam pekerjaan penggilasan
umumnya dipergunakan three axle tandem roller. Alangkah baiknya
tandem roller tidak boleh dipakai dalam melindas bebatuan yang tajam
dan keras sebab hal tersebut dalam merusak roda-roda penggilas.

Gambar 36Tandem Roller


Sumber internet

64 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
13. Asphalt finisher

Fungsi alatnya adalah untuk penghamparan aspal olahan dari mesin


pengolah aspal, dan meratakan lapisannya. Konstruksi Asphalt
FInissher sangat besar jadi memerlukan trailer dalam mengangkutnya
ke area proyek. Alat ini mempunyai roda yang bentuknya menyerupai
kelabang ataupun dikatakan crawlwe track dengan hopper yang tak
memiliki alas. Sementara di bawah hoppernya ada pisau yang selebar
hopper juga. Ketika menghamparkan, diawali dengan memasukkan
aspalnya ke hopper. Selanjutnya aspal turun langsung kepermukaan
serta disisir dengan pisaunya. Agar memperoleh level kerataan yang
diharapkan bisa diatur menggunakan pisaunya. Adapun gambar dari
Asphalt finisher akan ditampilkan dalam gambar 36.

Gambar 37 Asphalt Finisher


Sumber internet

65 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
C. Refleski

Setelah mempelajari bab tentang peralatan dan teknologi yang


digunakan dalam pekerjaan konstruksi bangunan beberapa hal yang
dapat yang dapat direfleksikan diantarnya mengenai cakupan materi dan
pemahaman materi:
1. Apakah materi dalam bab ini sudah cukup mencakup
pengetahuan tentang peralatan dan teknologi yang digunakan
dalam pekerjaan konstruksi bangunan?
2. apakah materi dalam bab ini sudah tersaji dengan runtut dan
mudah dipelajari?
3. Apakah kalian memahami maksud dan tujuan dari mempelajari
bab tentang peralatan dan teknologi yang digunakan dalam
pekerjaan konstruksi bangunan?
4. Apakah kalian mengalami kesulitan dalam mempelajari materi ini?

D. Asesmem
Lembar aktifitas siswa
1. Sebutkan nama dan fungsi alat tangan tukang dalam pekerjaan
konstruksi bangunan di dalam tabel dibawah ini:
No Gambar Alat Nama alat Fungsi Alat
1

66 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
3

*Nilai tambah: jika bisa menyebutkan 10 macam alat.(gambar, nama


dan fungsi)
1. Praktekan cara penggunaan alat tangan:
‐ water pas
‐ unting-unting
‐ gergaji
‐ palu
‐ tang pemotong kawat
‐ pencabut paku

67 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
E. Pengayaan
1. Identifikasikan peralatan yang digunakan dalam proses perataan
dan pemadatan tanah!
2. Identifikasikan peralatan yang digunakan dalam pembuatan
beton, pengecoran gedung bertingkat!
3. Carilah dalam internet atau sumber belajar lain tentang alat-alat
mesin stasioner di bawah ini, gambar dan fungsi alat tersebut:
‐ Mesin Scroll Saw, Circular Saw Fit Table/Table Saw,
‐ Mesin Tatah Bobok/Mortising Chisel Machine,
‐ Mesin Pasah Otomatis/ Automatic Planer,
‐ Mesin Wood Jointer,
‐ Mesin Band Saw

68 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
 

69 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
 

70 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
 

71 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
 

72 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
 

73 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
 

74 | Dasar‐Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 
 
 
 

 
 

 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN , KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021

BAB 4
MENGGAMBAR DASAR TEKNIK 
 

   

  Pertanyaan pematik:

  Apa saja yang dibutuhkan saat kalian akan menggambar teknik?


Bagaimana objek nyata yang ukurannya besar dapat digambar pada
selembar kertas?

Tujuan Pembelajaran :

Siswa mampu menyebutkan jenis peralatan alat gambar


Siswa mampu menjelaskan fungsi dari peralatan alat gambar
Siswa dapat merawat peralatan alat gambar
Siswa mampu menggunakan peralatan alat gambar sesuai denga fungsinya
dalam penerapan gambar Teknik
Siswa dapat menggambar dasar teknik.

Kata Kunci: Gambar Teknik


69 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
A. Jenis-Jenis Peralatan Alat Gambar secara Manual

Gambar ialah alat untuk menunjukkan tujuan dari seorang ahli gambar
(drafter). Gambar dinamakan pula bahasa teknik ataupun bahasa bagi
ahli gambar. Di bidang teknik, gambar ialah alat dalam mengungkapkan
informasi. Informasi yang diungkapkan ialah dari ahli gambar ataupun
seseorang yang melukis gambarnya. Gambar teknik adalah gambar
dengan ketentuan-ketentuan yang disepakati oleh para ahli teknik
untuk dijadikan sebagai media komunikasi dalam merancang dan
membuat sebuah produk. Ketentuan-ketentuan tersebut sudah
ditetapkan dalam ISO (International Standarization for Organization).
Untuk membuat sebuah gambar diperlukan peralatan serta
kelengkapan menggambar. Peralatan yang dibutuhkan untuk
menggambar antara lain:
1. Kertas Gambar
Terdapat beragam jenis kertas gambar yang ada dipasaran, yang
memiliki jenis, ukuran, dan fungsi yang tidak sama. Umumnya kertas
yang dipakai untuk menggambar teknik ialah kertas gambar yang
warnanya putih dengan permukaan tidak kasar. Jika kertas gambarnya
kasar akan kesulitan dalam membuat garis lurus menggunakan tinta
atau pensil. Jenis kertas gambar yang lazimnya digunakan untuk
gambar teknik yaitu:
a. Kertas bagan, yakni kertas putih tebal yang memiliki garis horizontal
serta vertical yang jaraknya 10x10 mm. Fungsi dari kertas ini adalah
dalam menggambar sementara yang diciptakan dari hasil
pengukuran menggunakan skala yang tidak sesungguhnya.
b. Kertas putih tebal, yakni kertas gambar pada umumnya yang
banyak dipergunakan dalam menggambar menggunakan skala

70 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
serta ukuran yang sesungguhnya.
c. Kertas kalkir, merupakan sebuah kertas yang transparan yang
umumnya dimanfaatkan dalam menggambar menggunakan
tinta..
Ukuran Kertas Seri A
Kertas seri A ialah jenis ukuran kertas standar berdasar ISO 216
yang lebar dan tinggnya bisa diukur menggunakan satuan yang baku,
contohnya: mm, cm, inchi, serta pixel. ISO 216 menjadi ketentuan dari
ISO bagi ukuran kertas internasional. Ukuran kertas seri A biasa dipakai
pada format ukuran kertas digital. Ada 11 jenis kertas seri A ISO 216,
yakni: A0, A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10. Di Indonesia
ukuran kertas A4 amat terkenal bagi dokumen Ms Word. Disamping itu
ada pula ukuran lainnya yakni: 2A0 serta 4A0 yang tidak dicantumkan
pada ISO 216.

Gambar 38. Pembagian Ukuran Kertas Gambar


Sumber BSE Suparno, Kemendikbud

71 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Kertas gambar mempunyai ukuran panjang serta lebar. ukuran
yang pokok dari kertas gambar yaitu ukuran A0 yang panjangnya 1.189
mm dengan lebar 841 mm. sementara itu untuk memperoleh ukuran
kertas gambar yang lain cukup membaginya menjadi dua.

2. Pensil Gambar
Guna kebutuhan menggambar terdapat beragam jenis pensil
berdasar standar mutu dan kekerasan. Berdasar pemakaiannya ada 2
jenis pensil yakni pensil batang serta mekanik ( pensil isi ulang). Jenis
pensil yang digunakan dalam menggambar meliputi pensil batang serta
mekanik ( pensil isi ulang).
a. Pensil Batang
Dalam pensil ini, menyatu antara isi pensil dengan batangnya. Agar
dapat menggunakannya pensil ini terlebih dahulu diraut.
Batang pensilnya akan habis bersamaan dengan isi pensilnya.
b. Pensil Mekanik
Merupakan pensil yang isi pensil dan batangnya terpisah. Apabila isi
pensilnya habis bisa dilakukan pengisian ulang dan batang pensilnya tak
akan habis. Pensil ini mempunyai ukuran berdasar pada diamaternya,
contoh ukurannya yakni: 0,3 mm, 0,5 mm,0,7 mm dan 0,9 mm.

Gambar 39. Pensil Mekanik dan batang


Sumber BSE Suparno, Kemendikbud

72 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Tingkat kekerasan pensil
Pensil yang digunakan dalam menggambar tidak sama dengan pensil
yang biasa untuk menulis, baik itu dari segi kualitas ataupun
kekerasannya. Pensil gambar biasanya tidak disertai dengan karet yang
berguna untuk menghapus dan biasanya karetnya terletak dibagian
ujung. Kemudian tingkat kekerasannya tertera dalam salah satu ujung
pensilnya. Adapun standar kekerasannya bisa diketahui dalam tabel
berikut;
 
     

Tabel 2. Tingkatkekerasan pensil


Sumber BSE Suparno, Kemendikbud

Untuk gambar disarankan memakai pensil setara tingkat kekerasan


pensil H dan 2B. Pensil kekerasan H dipakai untuk membuat sketsa
maupun garis bantu. Sedangkan pensil kekerasan 2Buntuk garis utama.
Untuk pensil batang sebelum digunakan harus terlebih dahulu di
runcingkan, Adapun salah satu cara peruncingan pensil yakni dengan
memakai kertas amplas yakni dengan cara pensilnya dipegang
menggunakan jari telunjuk serta ibu jari serta ketika mengasahnya
pensil diputar. Disamping itu bisa pula memakai pisau. Adapun cara
meruncingkan menggunakan pisau yakni tekan bagian punggung
pisaunya dengan ibu jari secara perlahan-lahan, ataupun bisa pula
memakai alat peruncing. Meja gambar jangan pernah sekali-kali
digunakan menjadi landasan ketika akan meruncingkan pensilnyal.
73 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
3. Penggaris Siku
Penggaris siku terdiri dari satu penggaris segitiga bersudut 30°,
60° dan 90° lalu satu buah penggaris bersudut 45°, 90° dan 45°.
Sepasang penggaris segitiga ini digunakan untuk membuat garis-
garis sejajar, sudut- sudut istimewa dan garis yang saling tegak lurus.

Gambar 40. segitiga siku


Sumber BSE Suparno, Kemendikbud

4. Jangka Gambar
Jangka ialah peralatan gambar yang dipakai dalam melukis
lingkaran dengan menancapkan sebuah ujung batang di kertas
gambarnya selaku pusat lingkarannya serta yang lainnya selaku pensil
dalam melukis garis. Jangka memiliki dua kaki, salah satu ujung
kakiknya berupa logam runcing yang dilengkapi sekrup, sementara kaki
lainnya bisa diisi menggunakan:
a. ujung pensil
b. trek pen
c. Jarum jangka, untuk membagi atau mengukur
d. devider (jangka tusuk)

74 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Berdasarkan penggunaannya jangka terbagi atas:
1. Jangka besar, digunakan untuk menggambar lingkaran dengan
diameter 100 sampai 200 mm.
2. Jangka menengah, digunakan untuk menggambar lingkaran dengan
diameter 20 sampai 100 mm.
3. Jangka kecil, digunakan untuk menggambar lingkaran dengan
diameter 5 sampai 30 mm.
Ketika akan menggambar lingkaran yang diameternya 500 mm bisa
mempergunakan penghubung ataupun jangka batang sementara
dalam menggambar lingkaran yang jari-jarinya kecil bisa memakai
jangka orleon serta jangka pegas. Bedanya terhadap jangka pada
umumnya yaitu besar kecilnya lingkaran yang hendak dibuat. Pada
jangka orleon dibuatnya dengan mengatur sekrup setelan.

Gambar 41. jangka


Sumber BSE Suparno, Kemendikbud

75 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
5. Pen Tarik (Trek Pen)
kegunaan dari alat ini adalah dalam menarik garis menggunakan
tinta cina(bak). Lebar luangan (celah). Ujung trek pennya bisa disetel
dengansekrup sesuai kehendak. Posisi trek pen ketika waktu
menarikgaris baiknya miring sebanyak 60o ke arah tarikan garis.
Pengisiantinta trek pen baiknya janganmelebihi 7 mm. jika sampai
lebih, tintanya menjadi gampang sekali menetes keluar ketika dipakai
ataumungkin terjadi bendulan awal.

Gambar 42. Trek Pen


Sumber BSE Suparno, Kemendikbud

6. Mal Gambar
Mal dipakai untuk mempermudah dan memperoleh efisiensi waktu
dalam menggambar benruk lingkaran kecil, elips, segi enam serta
garis- garis lengkung lain. Mal yang ada sekarang ini berbahan plastik
serta mika bening, dengan ukuran dirancang standar. Adapun tipe-tipe
mal meliputi:
a. Mal Huruf dan Angka
Mal huruf ialah alat gambar yang dipakai dalam membuat huruf serta
angka, supaya dihasilkan tulisan yang rapi serta sejenis serta sesuai
pedoman ISO.

76 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Gambar 4.3 Mal huruf
Sumber BSE Suparno, Kemendikbud

b.  Mal Lengkung
Fungsinya mal lengkung ialah dalam menggambar garis lengkung
istimewa yang tak dapat dibuat dengan jangka serta alat yang lain,
misalnya garis lengkung diagram serta grafik.

Gambar 44. mal lengkung


Sumber BSE Suparno, Kemendikbud

77 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
c. Mal bentuk
Dalam menggambar geometri serta lambang tertenu secara cepat
dipakai mal bentuk. Karena dalam mal bentuk terdapat bermacam-
macam bentuk seperti lingkaran , kotak dan elips. Untuk menggambar
lingkaran kecil disamping memakai jangka orleon serta jangka pegas,
juga bisa memakai mal lingkaran. Lingkaran yang kecil bisa digambar
menggunakan mal lingkaran yang berdiameter 1 mm hingga 36 mm.
 

Gambar 45. Mal Bentuk


Sumber BSE Suparno, Kemendikbud

7. Penghapus
Penghapus digunakan untuk menghapus coretan atau garis yang
telah dibuat. Penghapus yang sering digunakan untuk gambar teknik
adalah penghapus pensil dan penghapus tinta. Untuk menghapus tinta
gunakan penghapus bagian biru seperti yang diberi tanda lingkaran
mera dibawah ini.

Gambar 46. penghapus tinta dan Penhapus pensil


Sumber internet

78 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
8. Busur Derajat
Kegunaan alat ini untuk membagi suatu sudut dengan sama besar.
Busur derajat biasanya berbahan plastik ataupun mika bening dan
disertai garis pembagi dari sudut 0° - 180°, tetapi ada juga yang dari
sudut 0° - 360°.
Untuk menghitung sudut dengan busur derajat, dengan
memperhatikan prosedur di bawah:
a. Posisikan pusat busur derajat dititik sudut yang hendak diukur.
b. Posisikan satu kaki sudutnya di 0°.
c. Cermati angka dalam busur derajat yang dilewati kaki sudut
lainnya.
d. Angka tersebut sebagai besaran sudut itu.

Gambar 47. Busur derajat


Sumber BSE Suparno, Kemendikbud

9. Rapido
Rapido ialah alat gambar disertai tinta dalam membuat gambar di
kertas kalkir. Rapido mempunyai beragam ukuran (memperlihatkan
tebal dan tipisnya garis yang dibuat) yakni dari 0,1 - 2,0 mm. agar
mempermudah dalam memilih pen, jadi setiap ukuran diberi warna
khusus. Beragam merek rapido yakni Rotring, Staedtler, Faber
Castle,Primus. Di bawah ini contoh bentuk rapido,

79 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
 

Keterangan : 

1. Rapido 
2. Kepala luar 
3. Kepala dalam 
4. Tutup 
5. Kunci pembuka tinta 
6. Tabung tinta 
7. rumah 

Gambar 48. Rapido


Sumber Sumber BSE Suparno, Kemendikbud

Prosedur penggunannya:
untuk menarik garis menggunakan rapido baiknya ditempelkan
sajapada kertas, tidak boleh ditekan, lalu ditarik pada
kemiringanantara 60º–80º dari kiri ke kanan. selain itu tidak boleh
menarikgaris dari atas ke bawah. bila jalannya tinta tersendat rapido

80 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
diangkat kemudian digoyang goyang horizontal, lalu coba digunakan
lagi. Jika masih kurang lancar diulangi lagi gerakan tadi. bila tintanya
tidak mau keluar mata rapido perlu dicuci maupun dibersihkan. bila
tintanya selalu keluar itu artinya pengisian tempat tintanya tidak teliti
oleh karenanya pada tabung tinta ada udara yang menekan jadi tinta
keluar dari mata rapido. baiknya cara mengisi tinta tidak terlalu penuh.
Supaya awet, rapido perlu dirawat dengan cara membersihkannya
dengan rutin. dalam membersihkan pen rapido bisa dilakukan dengan
cara:
a. copot pena dari tangkai/rumahnya memakai kunci pena yang
disediakan.
b. Semprotkan air kearah pena.
c. Ketuk-ketukan dengan perlahan dalam mengeluarkan tinta didalam
pen itu serta semprotkan lagi menggunakan air hingga bersih.
agar semakin jelas pada perawatan serta pengisian tinta rapido bisa
diketahui dalam gambar dibawah ini:

81 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Gambar 49. Cara membersihkan rapido
Sumber BSE Suparno, Kemendikbud

10. Papan dan Meja Gambar


Papan dan meja gambar harus mempunyai permukaan yang rata,
lurus dan licin agar penggaris T dapat digeser. Ukuran papan gambar
yang memadai untuk gambar teknik adalah panjang 1265 mm, lebar
915 mm serta tebal 30 mm.
Meja gambar juga dirancang sesuai dengan ukuran kertas, seperti
ukuran kertas A0 dan A1. Bahan papan gambar terbuat dari urat kayu
yang halus dan tidak terlalu keras maupun terlalu lunak..

Gambar 50. Meja gambar


Sumber BSE Suparno, Kemendikbud

82 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
11. Mesin Gambar
Mesin gambar ialah alat yang bisa berfungsi seperti alat gambar
lain misalnya busur lingkaran, penggaris T, segitiga serta ukuran.
Walaupun mesin gambar telah disertai 2 buah mistar gambar yang
tegak lurus serta bisa bergerak bebas ketika menggambar, mistar
gambar ini harus dipastikan pada posisi tegak lurus.

Gambar x Detail Mesin gambar

Gambar 51. Detail Mesin Gambar


Sumber BSE Suparno, Kemendikbud

83 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
B. Mengenal Garis dalam gambar

1. Jenis –Jenis Garis


Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis yang
masing-masing mempunyai fungsi dan bentuk sendiri. Oleh karena itu
masing masing-masing garis harus digunakan sesuai maksud dan
tujuan. Jenis-jenis garis yang digunakan dalam gambar teknik,
ditentukan oleh gabungan bentuk dan tebal garis. Setiap jenis garis
digunakan menurut aturan yang sudah ditetapkan.
Garis merupakan hasil dari berjuta-juta titik yang bersambung.
Garis dapat berupa bentuk lurus, lengkung, patah, putus-putus dan
garis itu dapat digabungkan, dipisahkan, dibagi-bagi, dan dibatasi.
Garis lurus dapat ditempatkan vertikal, horizontal ataupun diagonal.
Dalam Arsitektur garis dapat berbentuk panjang, pendek, rapat,
jarang,tebal, tipis, lebar dan tumbuh (tipis tebal). Dalam menggambar
diterapkan jenis-jenis garis dan kegunaannnya untuk menghasilkan
gambar struktur yang baik dan terstandar
Jenis garis menurut tebalnya ada dua macam, yaitu garis tebal dan
garis tipis.
Kedua jenis garis ini mempunyai perbandingan 1 : 0,5. Tebal garis dipilih
berdasarkan besar kecilnya gambar. Ketebalan garis dipilih dari deretan
berikut: 0,18 mm; 0,25 mm; 0,35 mm; 0,5 mm; 0,7 mm; 1 mm;
1,4 mm dan 2 mm
Jarak minimum antara garis-garis sejajar termasuk arsir, tidak
boleh kurang dari tiga kali (3a) tebal garis yang paling tebal dari
gambar. Ruang antara garis dianjurkan tidak kurang dari 0,7 mm.

84 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
a
c b

Gambar 52. Jarak Antar Garis 
Sumber

Keterangan:
a : Tebal garis
b : Jarak antara garis dianjurkan nilai min = 3a c : Ruang antara garis
min 0,7 mm
Garis gores dan garis bertitik yang berpotongan atau bertemu harus
diperhatikan dengan jelas titik pertemuannya atu titik
perpotongannya.
Untuk contohnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 53. Cara Penarikan Garis


Sumber Suparno BSE Kemendikbud

Disamping penggunaan garis-garis yang telah diuraikan diatas,


dibawah ini merupakan contoh- contoh penggunaan garis menurut
Standar gambar teknik ISO R.128. Bila dua garis atau lebih yang
berbeda-beda jenisnya berimpit, maka penggambarannya harus
dilaksanakan sesuai dengan prioritas berikut:

85 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Garis gambar.Garis tidak tampak.Garis potong.Garis-garis sumbu. Garis
bantu, garis ukur dan garis arsir.

C. Aturan Kelengkapan Informasi Gambar Teknik

Standar gambar teknik ialah sebuah kesamaan yang sudah disetujui


bersama dan bertujuan supaya terhindar dari kesalahan pengertian
pada komonikasi teknik. Orang bersangkutan pada bidang gambar
teknik harus tahu terkait standar gambar teknik. Orang bersangkutan
diantaranya peserta didik terhadap kelompok teknologi serta industri,
para perancang produk, operator mesin dan perakitan, mekanik serta
pengendali kualitas dari sebuah produk/mesin. Fungsinya standar
gambar teknik ialah:
- Untuk memastikan kesesuaian antara pembuat dan pembaca
gambar dalam memakai peraturan gambar berdasar standar gambar
teknik.
- Menyamakan penafsiran atas cara penunjukkan dan pemakaian
symbol yang berbentuk gambar yang selaras dengan penafsiran
standar gambar teknik.
- Mempermudah komunikasi teknik antara pembuat dan pemakai
gambar.
- Mempermudah kerjasama diantara perusahaan untuk membuat
benda teknik yang berjumlah banyak yang wajib selesai pada waktu
bersamaan.
- Untuk melancarkan produksi serta pemasaran suku cadang
peralatan industri.
Melalui peningkatan kerjasama di taraf internasional, maka
perusahaan harus memakai standar gambar teknik yang bertaraf

86 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
internasional. Sehingga dibentuklah badan Standar gambar teknik
industri yakni ISO (International Standar gambar teknikdization for
Organization). Tujuannya ISO ialah menyeragamkan pengertian teknik
antar negara dengan pembuatan Standar gambar teknik.

1. Huruf dan Angka

Dalam gambar teknik huruf-huruf, angka-angka dan lambang-


lambang dipergunakan untuk memberi ukuran-ukuran, catatan-
catatan, judul dsb, di samping gambar-gambar itu sendiri. Ciri-ciri
yang perlu pada huruf dan angka pada gambar teknik, ialah jelas,
seragam dan dapat direproduksi.
Sehingga angka atau huruf harus dibuat secara teliti serta jelas,
agar tidak mengakibatkan kesalahan baca dari pembaca gambar lain.
Semestinya orang teknik berbekal keterampilan caranya membuat
huruf dan angka teknik. Pada gambar teknik, huruf yang biasanya
digunakan ialah huruf vertikal yang berstandar gambar teknik ISO.
Setiap Standar gambar teknik huruf mempunyai ciri-ciri masing-masing
yang bisa dilihat secara visual.
Berikut contoh penulisan huruf dan angka.

Gambar 54. Bentuk Huruf Standar gambar teknik JIS


Sumber: G. Takeshi Sato & N. Sugiarto

87 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
2. Tata Letak (Layout)

Kepala gambar (etiket)


Setiap gambar kerja yang dibuat selalu ada etiketnya. Etiket dibuat di
sisi kanan bawah kertas gambar. Pada etiket ini kita dapat
mencantumkan:
- Nama yang membuat gambar
- Judul gambar
- Nama instansi, departemen atau sekolah
- Tanggal menggambar atau selesainyagambar
- Tanggal diperiksanya gambar dan namapemeriksa
- Ukuran kertas yang dipakai
- Skala gambar
- Berbagai data yang diperlukan untuk kelengkapan gambar

88 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Gambar 55 Contoh Etiket
Sumber: Suparno BSE Kemendikbud

3. Skala
Skala gambar adalah perbandingan ukuran linear pada objek yang
ditampilkan pada gambar dengan ukuran yang sebenarnya dari elemen
objek yang sama,. terhadap linear dan unsur yang sama atau dari
benda pengecilan atau perbesaran gambar. Pada ISO 5455-1979 diatur
tentang skala dan instruksi untuk menggunakan skala pada gambar.
Ada tiga macam skala gambar, yaitu:
- Skala penuh, digunakan apabila gambar dibuat dengan ukuran yang
sama dengan benda sebenarnya. Penulisan skala penuh adalah
dengan ditlis 1 : 1.
- Skala pembesaran, digunakan bila gambarnya dibuat lebih besar dari
benda sebenarnya. Penulisan skala pembesaran ditulis X : 1. Dengan X
adalah faktor pengali.
- kala pengecilan, digunakan bila gambarnya dibuat lebih kecil dari
ukuranbenda yang sebenarnya. Penulisan skala pengecilan ditulis 1 : X

89 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Golongan Skala yang dianjurkan
50:1 20:1 10:1
Skala Pembesaran 5:1 2:1
Skala Penuh 1:1
1:2 1:5 1:10
1:20 1:50 1:100
Skala Pengecilan 1:200 1:500 1:1000
1:2000 1:5000 1:10000
Tabel 3. Skala yang dianjurkan untuk digunakan
Sumber https://www.geraiteknologi.com

4. Menggambar Simbol-Simbol Gambar Teknik bangunan


1) Arsiran
Arsiran maupun simbol-simbol bahan
bangunan yang lajim dipakai adalah sebagai
berikut :

Gambar 56. Macam-macam arsiran


Sumber: Suparno BSE Kemendikbud

90 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
D. Menggambar Bidang

1. Menggambar Garis
a. Menggambar garis Tegak Lurus
- Posisikan   sisi miring segitiga 45・ -45・ sehingga berimpitan
pada garisyang sudah ada dan bagian bawah ditahan segitiga
lain.
- Putar segitiga 45・ - 45・ mencapai 90・ (lihat anak panah B) jadi
sisi miringnya menjadi tegak lurus garis l. Geser segitiganya
(lihat anakpanah b) jika diperlukan.
- Tariklah garis m.

 
 
 
 
 
 
Gambar 57 Membuat Garis Tegak Lurus 
Sumber: Suparno BSE Kemendikbud
 

91 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
b. Membagi Garis Menjadi Dua Bagian Sama Panjang
- Buat dua busur lingkaran dengan A dan B sebagai pusat, jari-
jari R sembarang. Kedua busur saling berpotongan di a dan b.
- Tarik garis ab yang memotong AB di C maka AC = CB.

Gambar 58. Membagi Garis Sama Panjang 
Sumber: Suparno BSE Kemendikbud

c. Membagi Garis Menjadi Beberapa Bagian Sama Panjang


- Tarik garis sembarang dari A.
- Ukuran pada garis a-x bagian yang sama panjang (misal
dibagi delapan) dengan memakai jangka Aa = ab =
bc = cd = de = ef = fg = gh.
- Hubungkan titik h dengan B.
- Tariklah dari titik-titik: g, f, e, d, c, b, a, garis sejajar dengan
garis hB. Garis-garis ini akan memotong AB di titik-titik yang
membaginya dalam 8 bagian yang sama panjang.

Gambar 59. Membagi garis sama panjang


Sumber: Suparno BSE Kemendikbud

92 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
d. Menggambar Garis Lengkung
Untuk membuat garis lengkung menggunakan jangka tentukan dahulu
jari-jari lingkaraan atau pusat putaran lingkaran. Misalnya jari-jari
lingkaran pusat M1 lebih besar dari jari-jari lingkaran pusat M2.
- Buat garis sumbu sebagai pusat putaran lengkungan M1 dan
M2 sesuai besar jari- jarinya.
- Buat setengah lingkaran dengan jangka dari pusat M1,
kemudian dilanjutkan membuat setengah lingkaran dengan
jangka pada pusat M2, maka terbentuklah garis lengkung yang
berhubungan.
 

  

Gambar 60. Membuat Garis Lengkung Dengan Jangka 
Sumber: Suparno BSE Kemendikbud
 

Untuk membuat garis lengkung menggunakan mal lengkung perlu


memperhatikan titik mana yang hendak dikaitkan supaya
kelengkungan tidak kelihatan aneh maupun kurang sesuai. Upayakan
penarikan garis dengan 3 titik penghubung sedapat mungkin. Jika
terpaksa mengkaitkan sekedar menggunakan 2 titik wajib diketahui
93 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
kebenaran lengkungannya.
- Tentukan titik sembarang A, B, C, dan E:
- Carilah mal lengkung yang sesuai dengan lengkungan 3 titik A,
B, dan C.
- Cari mal lengkung yang sesuai denganlengkungan C, D, dan E.
- Karena garis lengkung untuk A, B, C, D dan E tidak selaras maka
lengkung C, D dan E dibatalkan.
- Gunakan mal lengkung untuk titik C dan D saja, pastikan
lengkungannya menyambung atau jadi satu.
- Buat lengkung dari titik D dan E untuk menyambung lengkung
berikutnya cari mal yang sesuai.

Gambar 61. Membuat Garis Lengkung dengan Mal 
Sumber: Suparno BSE Kemendikbud

e. Menggabungkan Garis
Untuk menggabungkan garis lurus dengan garis lurus yang perlu
anda perhatikan adalah tidak boleh ada kelebihan garis yang
memotong atau menyilang.

- Tarik gais dari titik A ke titik B, kemudian dilanjutkan dari titik


B menuju titik C dan seterusnya dari titik C ke titik D sehingga
garis ABCD bergabung.

94 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
- Jangan menggabungkan garis yang tidak sejalan karena
hasilnya akan kurang baik.
- Misalnya dari A ke B, dari D ke C atau dari B ke C.

Gambar 62. Menggabung Beberapa Garis


Sumber: Suparno BSE Kemendikbud

Untuk menggabungkan antara garis lengkung dan garis lurus


sebaiknya dimulai dari pembuatan garis lengkung dahulu.
- Buat garis lengkung setengah lingkaran dengan titik pusat
M1 dari titik A ke titik B.
- Tarik garis lurus dari titik B ke titik C dan seterusnya.
- Buat setengah lingkaran dengan pusat M2 dari titik C
menuju titik D.
- Jangan membuat garis yang tidak berurutan, karena
hasilnya akan kurang baik. Misalnya dibuat setengah
lingkaran besar dengan pusat M1 dari titik A ke titik B,
kemudian setengah lingkaran dengan pusat M2 dari titik D
ke titik C, dan seterusnya membuat garis

95 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
 

Gambar 63. Menggabung garis lengkung


Sumber: Suparno BSE Kemendikbud

f. Membagi Sudut Sama Besar


- Lingkarkan sebuah busur lingkaran dengan titik A sebagai pusat
dengan jari-jari sembarangR yang memotong kaki sudut AB
dan AC di titik-titik P dan Q.
- Buat busur dengan P dan Q sebagai pusat busur lingkaran
dengan jari-jari sembarang R2 dan R3 , dimana R2 = R3.
Kedua busur lingakaran tersebut berpotongan di T.
- Tarik garis AT maka   TAC. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gambar 64. Membagi Sudut Sama Besar
Sumber: Suparno BSE Kemendikbud

 
96 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
g. Membagi Sudut Siki-Siku menjadi Tiga
- Buat sebuah busur lingkaran dengan titik A sebagai pusat
dengan jari-jari sembarang (R). Busur lingkaran ini memotong
kaki  di P dan kaki AC di O.
- Buat busur lingkaran dengan jari-jari Rdan dengan titik pusat P
dan O. Kedua busur lingkaran ini memotong busur yang
pertama di titik R dan S.
- Tarik garis AR dan AS,maka  BAR = 
- RAS = SAC. 

Gambar 65. Membagi Sudut Siku-Siku MenjadiTiga Sama Besar


Sumber: Suparno BSE Kemendikbud

h. Segitiga
membuat segitiga jadi setidaknya ditetapkan 3 informasi supaya
segitiga yang digambar seperti yang diinginkan. Unsur yang
dipergunakan selaku patokan dalam membuat segitiga ialah:

97 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
1) Sisi–sudut–sisi
- Buat garis AB, dengan mengukur garis pengukuran
1 dengan jangka.
- Pindahkan sudut yang ditentukan dengan pengukuran urutan
2, 3, 4 dan 5 pada titik A.
- Ukurkan panjang garis ukuran 6 ke garis sudut yang telah
dibentuk pada titik C.
- Segitiga ABC sudah tergambar.

gambar 66.membuat segitga cara Sisi–sudut–sisi


Sumber: Suparno BSE Kemendikbud

98 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
2) Sudut-sisi-sudut
- Buat garis AB, dengan mengukur garis pengukuran 1 dengan
jangka.
- Pindahkan sudut yang ditentukan dengan pengukuran urutan
2, 3 pada titik A dan urutan 4, 5 pada titik B.
- Pertemuan garis pembentuk kedua sudut memotong titik C.
- Segitiga ABC sudah tergambar.

Gambar 67. Menggambar Segitiga Cara Sudut-sisi-sudut


Sumber: Suparno BSE Kemendikbud

99 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
3) Sisi-sisi-sisi
- Tentukan atau ukur salah satu sisinya, misal AB
- Ukurlah urutan 1 dari titik A sepanjang garis AB.
- Ukurkan kembali urutan 2 dari titik b sepanjang AB.
- Segitiga ABC sama sisi tergambar.
 

Gambar 68. Menggambar Segitiga Cara sisi‐sisi‐sisi 
Sumber: Suparno BSE Kemendikbud 
 
 
 
i. Bujur Sangkar
- Tentukan lingkaran dengan titik pusat M.
- Tarik garis tengahnya memotong titik A dan B.
- Lingkarkan jari-jari dari titik A dan B sama panjang.
- Hubungkan perpotongan lingkaran dari titik A dan B, sehingga
memotong lingkaran yang ditentukan pada titik C dan D.
- Titik A, B, C dan D dihubungkan membentuk segi empat
beraturan atau bujur sangkar.

100 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Gambar 69. Menggambar Bujur Sangkar
Sumber: Suparno BSE Kemendikbud

j. Segi n Beraturan
1) Segi lima beraturan
- Tentukan lingkaran dengan pusat M.
- Tarik garis tengah melalui titik M memotong lingkaran di titik A
dan titik B.
- Buat busur yang sama dari titik A dan titik B, perpotongan busur
tersebut ditarik garismemotong lingkaran di titik C dan D serta
melalui titik M.
- Buat busur yang sama pada titik B, perpotongan busur tersebut
ditarik garis hingga memotong di titik E.
- Hubungkan garis dari titik E dan titik D.
- Lingkarkan dari titik E sepanjang ED ke arah MA hingga
memotong di titik F. Garis DF merupakan sisi dari segi lima
beraturan.
- Seterusnya lingkarkan sisi tersebut pada keliling lingkaran akan
membentuk segi lima beraturan.

101 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Gambar 70. Menggambar Segi Lima Beraturan
Sumber: Suparno BSE Kemendikbud

2) Segi Enam Beraturan


3) Tentukan lingkaran dengan pusat M.
4) Tarik garis tengah melalui titik M memotong lingkaran di titik A
dan titik B.
5) Buat busur yang sama dari titik A dan titik B sepanjang AM = BM
memotong lingkaran.
6) Hubungkan titik potong yang terdapat pada lingkaran tersebut,
sehingga tergambarlah segi enam beraturan.

Gambar 71. Menggambar Segi EnamBeraturan


Sumber: Suparno BSE Kemendikbud

102 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
E. Menggambar proyeksi Isometri dan Orthogonal 
1. Pengertian Proyeksi Isometri dan Orthogonal
Proyeksi ialah ilmu yang mengkaji terkait cara melukiskan
penglihatan mata dari sebuah benda 3 dimensi pada kertas gambar
dalam 2 dimensi sehingga yang nampak seperti dengan penglihatan
mata.
Proyeksi isometri bisa diklasifikan dalam gambar piktorial, dimana
ketiga bidang objek 3D digambar serta terlihat jelas. Proyeksi piktorial
ialah cara menyajikan sebuah gambar 3 dimensi pada bidang 2
dimensi.
Sementara proyeksi ortogonal ialah cara membuat proyeksi yang
bidang proyeksinya memiliki sudut tegak lurus pada proyektornya.
Secara garis besar dalam menggambar proyeksi meliputi 1) Proyeksi
Aksonometri yakni Proyeksi Isometri, Dimetri dan Trimetri, 2) Proyeksi
Oblique (miring), 3) Proyeksi Orthogonal dan 4) Perspektif.

a. Proyeksi Isometri
Adalah suatu proyeksi yang mempunyai perbandingan panjang
ketiga sumbunya X : Y : Z adalah 1 : 1 : 1. Jarak antar sumbu
membentuk sudut 120 derajat dan besar sudut yang dibentuk antara
sumbu x dan sumbu y terhadap garis mendatar adalah 30 derajat.

103 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Gambar 72. Proyeksi Isometri
Sumber
b. Proyeksi Dimetri
Proyeksi ini mempunyai perbandingan panjang antara ke tiga
sumbunya X : Y : Z adalah 1 : 1/2 : 1. Sudut yang dibentuk sumbu X
dengan garis mendatar sebesar 7 derajat atau perbandingan 1:8
dengan panjang sisinya = a. Sedangkan sudut antara sumbu Y
dengan garis mendatar sebesar 40 derajat atau perbandingan 7 : 8
dengan panjang sisinya = 1/2 a. Dan tinggi sisinya = a.

Gambar 73. Proyeksi Dimetri


Sumber

c. Proyeksi Trimetri
Pada proyeki ini terlihat kemiringan kedua sisinya berbeda, satu
sisinya mempunyai perbandingan 1:11 dengan dengan panjang =
1/10a. Sedangkan kemiringan sisi yang lainnya mempunyai
perbandingan 1:3 dengan panjang = a. Dan tinggi sisinya = a.
104 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Gambar 74 Proyeksi Trimetri

d. Proyeksi Miring
Pada Proyeksi Miring (Oblique), sumbu X berimpit pada garis
mendatar dan sumbu Y membengtuk sudut 45 derajat terhadap garis
mendatar. Skala pada proyeksi miring yaitu skala pada sumbu X = 1 :
1 dan pada sumbu Y = 1 : 2 sedangkan pada sumbu Z =1 : 1.

Gambar 75. Proyeksi Miring (Oblique)


Sumber

e. Gambar Perspektif,
Gambar perpektif ialah teknik menggambar suatu obyek dengan
tiga dimensi dalam suatu bidang gambar, berdasar penglihatan
menggunakan mata pada suatu obyek nyata. Dalam suatu gambar
perspektif, garis-garis sejajar bertemu dalam sebuah titik yang
dinamakan titik lenyap maupun titik hilang. Titik lenyap ialah titik akhir
dari pandangan mata pada gambar perspektif. Sehingga dalam
gambar perspektif, suatu obyek makin jauh bisa nampak makin kecil.

105 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Pada prinsipnya dalam menggambar perspektif ada 3 macam cara
penggambarannya yaitu:
- Perspektif 1 titik hilang
- Perspektif 2 titik hilang
- Perspektif 3 titik hilang
Perspektif yang akan dipelajari dalam bahasan ini hanya pada
perspektif 1 titik hilang dan perspektif 2 titik hilang. Ini tidak lain karena
perspektif 3 titik hilang dalam penggambaran jarang sekali digunakan
sehari-hari dilapangan pekerjaan.
1). Perspektif 1 titik hilang
Dalam menggambar perspektif 1 titik hilang posisi benda yang
akan digambar tidak terlalu menentukan sekali. Namun posisi bidang
gambarnya begitu menentukan, dikarenakan posisi bidang gambarnya
begitu pokok untuk dijadikan prinsip untuk mengukur tinggi,
panjang/lebar sebuah benda maupun obyek yang digambar. Peletakan
bidang gambar dalam penggambaran umumnya bergantung pada
penggambaran terkait yakni disesuaikan pada kepentingan serta
tujuannya. Supaya semakin memahaminya pedoman posisi bidang
gambar pada obyek yang digambar bisa dicermati dalam gambar
dibawah ini.

Gambar 76. Perspektif 1 titik hilang


Sumber

106 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
2). Perspektif 2 titik hilang
Secara teknis, perspektif 2 titik hilang hampir sama dengan teknik
perspektif 1 titik hilang. Pada teknik perspektif 2 titik hilang, pada
garis horizon terdapat 2 titik fokus. Persimpangan garis yang
berasal dari 2 titik hilang ini akan membentuk sebuah sudut.
Biasanya, jika jarak antara 2 titik ini terlalu dekat, penampakan
objek gambar mengalami distorsi.

Gambar 77. Perspektif 2 titik hilang


Sumber

Titik A dan B pada Gambar 5 di atas merupakan titik hilang atau


titik lenyap. Garis AB adalah garis horison. Garis-garis vertikal pada
obyek yang digambar sebenarnya mempunyai tinggi yang sama, tetapi
pada gambar perspektif terlihat seolah-olah, garis yang letaknya
semakin jauh dari mata yang melihat, terlihat semakin kecil.

107 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
2. Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang
proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya.
Garis-garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi
disebut proyektor. Selain proyektor tegak lurus terhadap bidang
proyeksinya juga proyektor-proyektor tersebut sejajar satu sama lain.
Proyeksi orthogonal meliputi 2 yaitu Proyeksi Eropa dan
Amerika, yang digunakan untuk memproyeksikan pkitangan dari
sebuah gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi.

a. Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung
dari masing pengarang buku yang menjadi refrensi. Dapat dikatakan
bahwa Proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi yang letak bidangnya
terbalik dengan arah pandangannya

Gambar 78. Proyeksi Eropa


Sumber

108 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Keterangan :
P.A = Pandangan Atas
P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka= Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang

b. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga
ada yang menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi Amerika
merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama dengan arah
pandangannya

Gambar 79. Proyeksi Amerika


Sumber

Keterangan :
P.A = Pandangan Atas
P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka = Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
109 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
P.Be = Pandangan Belakang

c. Pemilihan pandangan depan


Pemilihan pandangan depan dari benda yang akan disajikan dalam
gambar adalah sangat penting. Karena pandangan depan dapat
langsung memberikan keterangan bentuk benda yang sebenarnya
dan jumlah pandangan depan juga ditentukan oleh pandangan
depan tersebut. Pandangan depan tidak selalu berarti bagian depan
dari benda itu sendiri. Pandangan depan adalah bagian benda yang
dapat memberikan cukup keterangan mengenai bentuk khas atau
fungsinya
d. Simbol Proyeksi
Untuk membedakan proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika, perlu
diberi lambang proyeksi. Dalam Standar gambar teknik ISO (ISO/DIS
128), telah ditepkan bahwa cara kedua proyeksi boleh dipergunakan.
Sedangkan untuk keseragaman ISO, gambar sebaiknya digambar
menurutproyeksi Eropa (Kuadran I atau dikenal dengan proyeksi sudut
pertama).
Dalam sebuah gambar tidak diperkenankan terdapat gambar
dengan menggunakan kedua proyeksi secara bersamaan. Simbol
proyeksi ditempatkan disisi kanan bawah kertas gambar.
Simbol/lambang proyeksi tersebut adalah sebuah kerucut terpancung.

Simbol Proyeksi Eropa Simbol Proyeksi Amerika

Gambar 80. Perbedaan Proyeksi Eropa dan Amerika

110 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
F. Refleksi
1. Apakah materi dalam bab ini mudah dipahami?
2. Apakah materi yang disajikan sudah mencukupi untuk pengetahuan
dasar tentang menggambar dasar teknik?
3. Apakah kalian kesulitan dalam mempelajari materi ini?
4. Apakah kalian tertarik untuk mempelajar materi ini?

G. Asesmen

Lembar aktivitas Siswa


Aspek Pengetahuan.

1. Sebutkan 5 jenis alat gambar teknik beserta fungsinya !


2. Jika ukuran nyata sebesar 5 meter, berapa ukuran dalam gambar
jika menggunakan skala 1: 20 ?
3. Jelaskan peralatan apa saja yang digunakan untuk membuat
menggambar Segi Lima !
4. Jelaskan yang dimaksud gambar teknik !
5. Jelaskan macam-macam mal gambar beserta fungsinya !
6. Jelaskan perbedaan pensil batang dan pensil mekanik !
7. Jelaskan macam-macam ukuran kertas gambar !
8. Sebutkan apa saja yang harus dicantumkan pada etiket !
9. Jelaskan perbedaan proyeksi Eropa dengan Amerika!
10. Apa yang dimaksud dengan proyeksi ortogonal?

111 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Aspek Ketrampilan
1. Buatlah etiket gambar dengan ukuran kertas kuaerto A4!
2. Buatlah gambar berikut pada kertas A3 gambar persegi ukuran 5
cm x 5 cm sebanyak 4 gambar. Perhatikan jenis garis, ketebalan
dan peralatan yang diperlukan dalam pembuatannya. Beri etiket
(kepala gambar) dan garis pembatas sesuai dengan ketentuan.
a. Gambarlah garis horizontal dengan ketebalan 0,3 mm dengan
jarak antar garis 0,7 mm
b. Gambarlah garis horizontal dengan ketebalan 0,4 mm dengan
jarak antar garis 0,7 mm
c. Gambarlah garis horizontal dengan ketebalan 0,6 mm dengan
jarak antar garis 0,7 mm
d. Gambarlah garis horizontal dengan ketebalan 0,8 mm dengan
jarak antar garis 0,7 mm
3. Buatlah huruf dan angka standar berikut dengan tinggi 5, 7 dan 10
mm pada kertas A3. Gunakan aturan jarak untuk tipe A atau B dan beri
etiket (kepala gambar).

112 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
Pengayaan

Gambarlah  bentuk‐bentuk  geometri  di  bawah  ini  pada  kertas  ukuran  A3 
dengan skala 1:1 dan berilah etiket pada kertas gambar ! 
1. segi delapan dan segi sepuluh 
 

 
 
2. Segitiga sama sisi dan segi tujuh 

 
 

113 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
114 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
115 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
 

116 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
117 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
 

118 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
119 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

 
 

120 | Dasar‐dasar Teknik Konstruksi Dan perumahan SMK Kelas X 
 
 

Anda mungkin juga menyukai