Anda di halaman 1dari 201

KEMENTERIAN PENDIDIKAN , KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA Winarko


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Winarko
2021

Dasar-Dasar

Buku Siswa Dasar-Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan


Teknik Konstruksi
dan Perumahan
P
erkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,
membuat manusia harus mampu beradaptasi dan memiliki
kompetensi dalam menghadapi perkembangan tersebut.
SMK merupakan salah satu bentuk pendidikan yang diharapkan
SEMESTER 2
mampu menghasilkan sumber daya manusia yang siap kerja, mandiri, ber-
wirausaha dan melanjutkan pendidikan untuk menghadapi perkemba-
ngan jaman serta siap menjadi pionir bagi bangsa Indonesia.
Sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta didik di SMK, maka
disusunlah buku Dasar-Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan untuk SMK
kelas X guna mempermudah di dalam mempelajari kompetensi bidang
konstruksi dan perumahan. Buku ini disajikan dalam bahasa yang mudah
dipahami oleh pembaca, dan dilengkapi dengan petunjuk penggunaan
buku, pendahuluan serta glosarium sebagai pembantu dalam mempelajari SEMESTER 2
buku ini.
SMK Kelas X

ISBN 978-623-3880-35-0
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERBUKUAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
Jalan Gunung Sahari Raya No. 4 Jakarta Pusat SMK Kelas X
Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X i
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
All rights reserved
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk
dan dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari Penulis.

ii Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


W I N A R KO

Buku Siswa
DASAR-DASAR
TEKNIK KONSTRUKSI
DAN PERUMAHAN

UNTUK SMK KELAS X

SEMESTER 2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN , KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASIDI REKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X iii


Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia. Dilindungi Undang-Undang.

Disclaimer:
Buku ini disiapkan oleh Pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan buku
pendidikan yang bermutu, murah, dan merata sesuai dengan amanat dalam UU
No. 3 Tahun 2017. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah
koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Buku ini
merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan
dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman.
Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis atau melalui
alamat surel buku@kemdikbud.go.id diharapkan dapat meningkatkan kualitas
buku ini.

Buku Siswa Dasar-Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan


Untuk SMK Kelas X Semester 2

Penulis : Winarko
Penelaah : Haryadi Purnomo Raharjo
Lay Outer : A. Jamroni

Penerbit
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan
Jalan Jenderal Sudirman Gedung E lantai 12-13 Senayan, Jakarta 10270

Cetakan pertama, 2021


ISBN : 978-623-3880-35-0
Isi buku ini menggunakan huruf Sogoe UI 12/16 pt.
xxvi + 174 hlm.: 17,6 x 25 cm

iv Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


KATA PENGANTAR

S
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
ehubungan dengan telah terbitnya Keputusan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 165/M/2021 tentang
Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK),
Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi telah menyusun
contoh perangkat ajar.
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh
pendidik dalam upaya mencapai Profil Pelajar Pancasila dan capaian
pembelajaran. Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar,
video pembelajaran, modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
dan Budaya Kerja, serta bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan
beragam perangkat ajar yang relevan dari berbagai sumber. Pemerintah
menyediakan beragam perangkat ajar untuk membantu pendidik yang
membutuhkan referensi atau inspirasi dalam pengajaran. Pendidik
memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi
perangkat ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta
kebutuhan peserta didik.
Buku ini merupakan salah satu perangkat ajar yang bisa digunakan
sebagai referensi bagi guru SMK dalam mengimplementasikan Pem­
belajaran dengan Paradigma Baru. Buku teks pelajaran ini digunakan
masih terbatas pada SMK Pusat Keunggulan.
Selanjutnya, Direktorat SMK mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini mulai dari
penulis, penelaah, reviewer, edistor, ilustrator, desainer, dan pihak terkait
lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga buku ini
bermanfaat untuk meningkatkan mutu pembelajaran pada SMK Pusat
Keunggulan.

Jakarta, Juli 2021

Direktur SMK

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X v


vi Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
PRAKATA PENULIS

P
uji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan anugerah-Nya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan buku pelajaran siswa Dasar-Dasar Teknik
Konstruksi dan Perumahan untuk SMK kelas X. Buku ini ditulis sebagai
salah satu sumber belajar bagi siswa, dan juga buku ini ditulis secara
umum dalam rangka ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa
Indonesia di era per­kembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat
ini.
Dalam setiap bab pada buku ini dilengkapi dengan Tujuan Pem­
belajaran, pertanyaan pematik, materi, Refleksi, Aktivitas Siswa, Penilaian
berupa tes tertulis dan tugas dan Pengayaan. Buku ini disajikan dalam
bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca yang dilengkapi dengan
petunjuk penggunaan buku, pendahuluan dan gosarium sebagai
pembantu dalam mempelajari buku ini. Dengan adanya buku ini
diharapkan peserta didik dapat lebih mudah dalam mempelajari Dasar-
Dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan.
Akhir kata Penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sejawat
SMKN 1 Sedayu Bantul Yogyakarta, tim penyusun buku bidang Konstruksi
dan properti, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusu­
nan buku ini. “Tak ada gading yang tak retak”, penuiis sangat menerima
saran masukan dan kritik guna perbaikan buku ini. Semoga buku ini
bermanfaat bagi siswa khusunya dan pembaca secara umum. Salam
Merdeka Belajar.

Penulis.

Winarko

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X vii


viii Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................... v
Prakata Penulis............................................................................... vii
Daftar isi.......................................................................................... ix
Daftar Gambar................................................................................ xi
Daftar Tabel.................................................................................... xv
Petunjuk Penggunaan Buku.......................................................... xvii
Capaian Pembelajaran................................................................... xviii
Pendahuluan................................................................................... xxi
A.. Rasional............................................................................................ xxi
B.. Cakupan dan Ruang Lingkup.................................................. xxii
C.. Tujuan Pembelajaran.................................................................. xxii
D.. Pendekatan Strategi Pembelajaran ...................................... xxiii
E.. Media Pembelajaran................................................................... xxiv
F.. Evaluasi Pembelajaran .............................................................. xxiv
BAB 5 Karakteristik Bahan dan Jenis Pekerjaan Konstruksi
Perumahan.......................................................................... 1
A.. Spesifikasi dan karakteristik bahan bangunan ................ 3
B.. Jenis-Jenis Pekerjaan Konstruksi Bangunan Perumahan 17
B.. Refleksi............................................................................................. 32
C.. Asesmen.......................................................................................... 32
D.. Pengayaan ..................................................................................... 33
Bab 6 Menggambar Dengan AutoCad....................................... 35
A.. Lingkungan Kerja dan Interface AutoCAD......................... 36
B.. Konsep Dasar Aplikasi AutoCAD............................................ 39
C.. Teknik Dasar Menggambar 2D............................................... 41
D.. Menggambar 3D ........................................................................ 56

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X ix


E.. Refleksi............................................................................................. 76
F.. Asesmen.......................................................................................... 76
G.. Pengayaan....................................................................................... 78
Bab 7 Teknik Dasar Pengukuran Tanah...................................... 79
A.. Jenis – jenis Alat Ukur Tanah.................................................... 80
B.. Prosedur Pengoperasian Alat Ukur Tanah.......................... 91
C.. Teknik Perawatan Alat Ukur Tanah........................................ 97
D.. Pekerjaan Pengukuran Tanah dan Pengecekan Data
. Hasil Pengukuran......................................................................... 98
E.. Refleksi............................................................................................. 110
F.. Asesmen ......................................................................................... 110
G.. Pengayaan....................................................................................... 111
BAB 8 Statika Bangunan............................................................... 113
A.. Elemen Struktur Bangunan....................................................... 114
B.. Pembebanan Pada Struktur Bangunan................................ 124
C.. Tumpuan......................................................................................... 126
D.. Gaya Pada Struktur Bangunan ............................................ 128
2.. Jenis Gaya........................................................................................ 129
E.. Perhitungan Gaya Batang Rangka Sederhana................. 153
F.. Refleksi............................................................................................. 159
G.. Asesmen.......................................................................................... 159
H.. Pengayaan....................................................................................... 161
Daftar Pustaka................................................................................ 163
Glosarium........................................................................................ 167
Biodata penulis............................................................................... 173
Biodata Penelaah........................................................................... 174

x Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1. Contoh semen............................................................................ 3


Gambar 5.2. Contoh pasir................................................................................ 4
Gambar 5.3. Contoh kerikil.............................................................................. 6
Gambar 5.4. Batu Bata....................................................................................... 7
Gambar 5.5. Batako............................................................................................ 8
Gambar 5.6. Bata Ringan.................................................................................. 9
Gambar 5. 7. Contoh keramik, marmer, granit........................................ 10
Gambar 5.8. Contoh kayu................................................................................ 10
Gambar 5.9. Contoh baja profil..................................................................... 12
Gambar 5.10. Contoh Baja tulangan......................................................... 12
Gambar 5.11. Contoh kawat Baja............................................................. 13
Gambar 5.12. Contoh Baja ringan ............................................................... 14
Gambar 5.13. Contoh baja/aluminium hollow........................................ 15
Gambar 5.14. Contoh bahan bangunan PVC.......................................... 17
Gambar 5. 15. Pekerjaan Uitzet..................................................................... 18
Gambar 5.16. Pekerjaan Pondasi batu kali dan footplat.................... 19
Gambar 5.17. Pekerjaan sloof......................................................................... 19
Gambar 5.18. Pekerjaan kolom...................................................................... 20
Gambar 5.19. Pekerjaan balok...................................................................... 21
Gambar 5.20. Pekerjaan balok...................................................................... 21

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X xi


Gambar 5.21. Pekerjaan plesteran dan acian.......................................... 23
Gambar 5.22. Pekerjaan lantai...................................................................... 24
Gambar 5.23. Pekerjaan Kusen..................................................................... 25
Gambar 5.24. Pekerjaan atap........................................................................ 25
Gambar 5.25. Pekerjaan plafond bahan baja hollow dan kayu....... 27
Gambar 5.26. Contoh bahan sambung isntalasi pipa........................... 30
Gambar 5.27.Contoh alat listrik dan pemasangannya.......................... 31
Gambar 6.1. Tampilan Ikon Program AutoCAD pada Dekstop......... 37
Gambar 6.2. Interface Program AutoCAD ................................................ 38
Gambar 6.3. Koordinat Kartesius.................................................................. 39
Gambar 6.4 Koordinat Relatif......................................................................... 40
Gambar 6.5. Koordinat Polar......................................................................... 41
Gambar 6.6. Garis yang dibuat dengan perintah Line.......................... 42
Gambar 6.7. Garis yang dibuat dengan perintah Polyine................... 42
Gambar 6.8. Membuat Circle/lingkaran dengan metode
Center-Radius....................................................................................... 43
Gambar 6.9. Membuat garis lengkung/ Arc dengan metode
3 point...................................................................................................... 43
Gambar 6.10. Membuat segi empat dengan rectangle....................... 44
Gambar 6.11. Membuat segi banyak beraturan dengan Polygon . 44
Gambar 6.12. Membuat bentuk oval dengan Ellipse .......................... 45
Gambar 6.13. Membuat arsiran dengan Hatch....................................... 45
Gambar 6.14. Kotak dialog Hatch Creation.............................................. 46
Gambar 6.15. Membuat blok warna dengan Gradient......................... 46
Gambar 6.16. Kotak dialog Gradient........................................................... 47
Gambar 6.17. Membuat duplikasi objek dengan Boundary.............. 47
Gambar 6.18. Kotak dialog Boundary Ceation........................................ 48
Gambar 6.19. Menggunakan perintah Move........................................... 48
Gambar 6.20. Menggunakan perintah Rotate......................................... 49
Gambar 6.21. Menggunakan perintah Trim.............................................. 50
Gambar 6.22. Menggunakan perintah Extend......................................... 50
Gambar 6.23. Menggunakan perintah Erase............................................ 51

xii Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 6.24. Menggunakan perintah Copy............................................ 51
Gambar 6.25. Menggunakan perintah MIrror.......................................... 52
Gambar 6.26. Menggunakan perintah Chamfer..................................... 52
Gambar 6.27. Menggunakan perintah Fillet............................................. 53
Gambar 6.28. Menggunakan perintah Explode...................................... 53
Gambar 6.29. Menggunakan perintah Stretch........................................ 54
Gambar 6.30. Menggunakan perintah Scale............................................ 54
Gambar 6.31. Menggunakan perintah Rectangular Array................... 55
Gambar 6.33. (https://youtu.be/UkmJsKD0JVI)....................................... 56
Gambar 6.34. titik koordinat Cartesian X, Y, dan Z................................ 57
Gambar 6.35. Tampilan icon View................................................................ 58
Gambar 6.36. Tampilan icon Shade.............................................................. 64
Gambar 6.37. Tampilan icon UCS.................................................................. 67
Gambar 6.38. penggambaran menggunakan fasilitas Autodesk
Revit.......................................................................................................... 75
Gambar 7.1. Surveyor sedang melakukan pengukuran tanah.......... 81
Gambar 7.2. Pita Ukur....................................................................................... 82
Gambar 7.3. Kompas.......................................................................................... 82
Gambar 7.4. Hand Level................................................................................... 83
Gambar 7.5. Klinometer.................................................................................... 84
Gambar 7.6. Alat Ukur Sipat Datar (Waterpass)...................................... 84
Gambar 7.7. Theodolite..................................................................................... 86
Gambar 7.8. Statif / Tripod.............................................................................. 88
Gambar 7.9. Benang – benang yang terlihat saat meneropong...... 89
Gambar 7.80. Unting - Unting....................................................................... 90
Gambar 7.81. Yalon/jalon................................................................................. 91
Gambar 7.82. Siswa prektek menggunakan waterpass........................ 95
Gambar 7.83. Siswa praktek menggunakan Theodolite........................ 96
Gambar 7.84. Pesawat didirikan pada salah satu titik.......................... 99
Gambar 7.85. Pesawat didirikan pada antara dua titik......................... 100
Gambar 7.86. Pesawat didirikan diluar titik A dan titik B.................... 100
Gambar 7.87. Pengukuran sipat datar memanjang terbuka.............. 101

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X xiii


Gambar 7.88. Pengukuran Sipat datar memanjang tertutup............. 103
Gambar 8.1. Elemen struktur pada bangunan rumah........................... 115
Gambar 8.2. Pondasi Jenis Batu Kali............................................................ 116
Gambar 8.3. Sloof................................................................................................ 116
Gambar 8.4. Dinding batu bata merah....................................................... 117
Gambar 8.5. Kolom............................................................................................. 119
Gambar 8.6. Ring atau Balok.......................................................................... 119
Gambar 8.7. Balok sederhana........................................................................ 120
Gambar 8.8. Kantilever...................................................................................... 121
Gambar 8.9. Rangka Atap Kuda-Kuda Kayu dan baja ringan............ 122
Gambar 8.10. Tumpuan bebas....................................................................... 126
Gambar 8.11. Tumpuan sendi/engsel......................................................... 127
Gambar 8.12. Tumpuan rol............................................................................. 127
Gambar 8.13.Tumpuan jepit........................................................................... 128
Gambar 8.14. Ilustrasi gaya............................................................................. 129
Gambar 8.15. Arah gaya................................................................................... 129
Gambar 8.19. Gaya geser................................................................................. 131
Gambar 8.20. Gaya torsi................................................................................... 132
Gambar 8.21. Gaya tegangan tumpuan..................................................... 132
Gambar 8.22. Gaya normal.............................................................................. 133
Gambar 8.23. Gaya lintang.............................................................................. 133
Gambar 8.24. Gaya momen lentur............................................................... 134
Gambar 8.25. Gaya momen puntir............................................................... 135
Gambar 8.26. keseimbangan dua dan tiga gaya................................... 136
Gambar 8.28. Penggambaran SFD Aksi Terpusat Tegak Lurus......... 145
Gambar 8.29. Penggambaran BMD Aksi Terpusat Tegak Lurus........ 145
Gambar 8.30. Beban Merata........................................................................... 148
Gambar 8.31. Penggambaran SFD Beban Merata.................................. 149
Gambar 8.31. Penggambaran BMD Beban Merata................................ 150
Gambar Cremona .............................................................................................. 157

xiv Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


DAFTAR TABEL

Tabel 1. . Bentuk tabel pengolahan data hasil pengukuran sipat


. datar memanjang terbuka ...................................................... 102
Tabel 2. . Bentuk tabel pengolahan data hasil pengukuran sipat
. datar memanjang tertutup....................................................... 104
Tabel 8.1. . Penyelesaian Gaya Konkuren................................................... 139
Tabel 8.2 . Hasil Perhitungan Gaya Batang pada Rangka
. Kuda-Kuda...................................................................................... 158

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X xv


xvi Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU

Buku ini disusun sebagai salah satu referensi bahan ajar siswa dalam
mempelajari mata pelajaran dasar-dasar konstruksi dan perumahan,
untuk mempermudah siswa dalam mempelajari buku ini maka siswa
diharapkan:
1. Membaca pendahuluan agar kalian bisa memahami seluruh materi
yang akan disampaikan pada pelajaran dasar-dasar konstruksi dan
perumahan yang ada dalam elemen dan diskripsi capaian
pembelajarannya.
2. Dalam setiap bab akan disajikan tujuan pembelajaran, materi, refleksi,
penugasan, soal tes tertulis, pengayaan, interaksi pembelajaran.
3. Melakukan aktifitas secara mandiri dalam menambah materi dan
pengetahuan dalam pelajaran ini melalui beberapa cara, antara lain
bertanya kepada guru, teman sekolah, internet dan media lainnya
yang mendukung penguasaan pelajaran dasar-dasar konstruksi dan
perumahan.
4. Buku ini disusun dalam beberapa bab yang dalam penyajiannya
tidak mepersyaratkan harus runtut mulai dari bab awal sampai akhir,
akan tetapi dapat menyesuaikan dengan kondisi di sekolah masing-
masing.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X xvii


5. Dalam proses pembelajarannya sangat dimungkinkan dilakukan
pengembangan dengan memperhatikan potensi yang dimiliki oleh
peserta didik, guru, sumber belajar, media belajar dan lingkungan
di sekolah masing-masing.

xviii Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


CAPAIAN
PEMBELAJARAN

Pada akhir fase E (kelas X SMK) Selama 2 semester, peserta didik akan
mendapatkan gambaran mengenai program keahlian yang dipilihnya
sehingga mampu menumbuhkan passion dan vision untuk merencanakan
dan melaksanakan aktivitas belajar. Selain itu pada akhir fase E pada
aspek hard skills peserta didik mampu memahami elemen-elemen
kompetensi pada mata pelajaran Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan
Perumahan.

Elemen Capaian Pembelajaran Semester

Proses bisnis pada Pada akhir fase E, peserta didik mampu Semester 1
pekerjaan memahami proses bisnis pada
konstruksi dan pekerjaan konstruksi dan perumahan
perumahan meliputi perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan perumahan.
Perkembangan Pada akhir fase E, peserta didik mampu Semester 1
teknologi dan memahami berbagai jenis pekerjaan di
dunia kerja bidang konstruksi dan perumahan,
konstruksi dan perkembangan teknologi dalam
perumahan bidang konstruksi dan perumahan,
isu-isu global terkait green building dan
sustainable building, serta spesifikasi
dan karakteristik bahan bangunan
sesuai dengan perkembangan
teknologi berbasis green material.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X xix


Profesi dan Pada akhir fase E, peserta didik mampu Semester 1
kewirausahaan memahami profesi dan kewirausahaan
(job- profile dan (job- profile dan technopreneurship),
technopreneur­ serta peluang berwirausaha dalam
ship), serta bidang konstruksi dan perumahan,
peluang usaha dengan melaksanakan pembelajaran
pada pekerjaan berbasis proyek nyata sebagai simulasi
konstruksi dan proyek kewirausahaan.
perumahan
Teknik dasar Pada akhir fase E, peserta didik mampu Semester 1
pekerjaan teknik memahami teknik dasar konstruksi dan
konstruksi dan perumahan melalui pengenalan dan
perumahan praktik dasar secara menyeluruh pada
penggunaan peralatan dan teknologi
yang digunakan di bidang konstruksi
dan perumahan.
Keselamatan dan Pada akhir fase E, peserta didik mampu Semester 1
Kesehatan Kerja menerapkan K3LH dan budaya kerja
serta Lingkungan industri, antara lain: praktik-praktik
Hidup (K3LH) dan kerja yang aman, bahaya-bahaya di
budaya kerja tempat kerja, prosedur-prosedur dalam
industri keadaan darurat, dan penerapan
budaya kerja industri (Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat, Rajin).
Perhitungan Pada akhir fase E, peserta didik mampu Semester 2
statika bangunan memahami elemen-elemen struktur
bangunan, perhitungan keseimbangan
gaya pada struktur bangunan, dan
perhitungan gaya batang pada rangka
sederhana.
Dasar konstruksi Pada akhir fase E, peserta didik mampu Semester 2
bangunan dan memahami spesifikasi dan karakteristik
perumahan bahan bangunan, jenis pekerjaan
konstruksi yang mendasari pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan perumahan.

xx Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Ukur tanah Pada akhir fase E, peserta didik mampu Semester 2
memahami jenis-jenis alat ukur, cara
pengoperasian dan perawatan alat
ukur sederhana maupun profesional
(manual/digital) serta menghitung data
hasil pengukuran untuk evaluasi.
Gambar teknik Pada akhir fase E, peserta didik mampu Semester 1
menggambar teknik dasar, termasuk Semester 2
penggunaan alat gambar, pemahaman
standar gambar teknik, gambar
proyeksi orthogonal dan proyeksi
piktoral, dan gambar 2D serta 3D.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X xxi


xxii Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
PENDAHULUAN

A. Rasional
Konstruksi merupakan kegiatan membangun sarana maupun
prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah
konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada
sebuah area atau pada beberapa area.
Sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan
Dalam proses pelaksanaan konstruksi dan pembangunan perumahan,
berupa kegiatan pembangunan atau proyek yang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan pola pekerja pada proyek perumahan
umumnya memiliki pola yang lebih sederhana dibandingkan dengan
proyek-proyek konstruksi lain seperti gedung atau pembangunan pabrik.
Pola umum pekerja pada proyek perumahan seperti pada gambar alir
berikut :
Dasar-dasar teknik konstruksi dan perumahan mengenalkan
spesifikasi dan karakteristik bahan bangunan sesuai dengan per­
kembangan teknologi berbasis green material, serta berbagai jenis
pekerjaan konstruksi yang mengedepankan pekerjaan konstruksi dan
perumahan terkait isu global green building dan sustainable building.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X xxiii


Peserta didik SMK merupakan generasi penerus bidang konstruksi
bangunan yang mempunyai pilihan karir antara lain menduduki jabatan
kerja sebagai perencana, pelaksana, atau menjadi pengembang
(developer) perumahan di samping dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan adalah mata pelajaran
yang mengajarkan kompetensi dasar-dasar penguasaan teknik konstruksi
dan perumahan, meliputi penguasaan perencanaan dan pelaksanaan
konstruksi dan perumahan sebagai lkitasan bagi peserta didik untuk
mendalami salah satu kompetensi lanjut pada Program Keahlian Teknik
Konstruksi dan Perumahan.
Mata pelajaran Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan
berkontribusi dalam memampukan peserta didik menjadi warga negara
yang menguasai keahlian teknik konstruksi dan perumahan yang dapat
mengejawantahkan profil pelajar pancasila, khususnya kemampuan
bernalar kritis, mandiri, kreatif, bergotong royong dan peduli terhadap
lingkungan.

B. Cakupan dan Ruang Lingkup.


Lingkup materi mata pelajaran Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan
Perumahan terdiri atas: pengetahuan dasar tentang gambar teknik,
perhitungan statika bangunan, pekerjaan dasar konstruksi bangunan,
perencanaan perumahan, pekerjaan pengukuran tanah dengan
menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Hidup
(K3LH) serta budaya kerja industri, melalui berbagai model pembelajaran
antara lain: model pembelajaran Project Based learning (PjBL), Problem
Based Learning atau Inquiry Learning yang dipilih berdasarkan tujuan
dan karakteristik materi pembelajaran, untuk memfasilitasi peserta didik
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir
kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving),
berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration).

xxiv Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


C. Tujuan Pembelajaran
Mata pelajaran Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan dalam
kurun waktu dua semester bertujuan membekali peserta didik dengan
dasar-dasar soft skills dan hard skills sebagai berikut:
1. Memahami proses bisnis pada pekerjaan konstruksi dan perumahan;
2. Memahami perkembangan teknologi dan dunia kerja di bidang
konstruksi dan perumahan;
3. Memahami profesi dan kewirausahaan (job profile dan technopreneur­
ship), serta peluang usaha pada bidang pekerjaan konstruksi dan
perumahan;
4. Memahami lingkup kerja teknik konstruksi dan perumahan;
5. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan
Hidup (K3LH) dan budaya kerja industri di lingkungan kerjanya;
6. Memahami ilmu statika bangunan untuk mendasari perhitungan
kekuatan konstruksi bangunan;
7. Memahami spesifikasi dan karakteristik bahan bangunan dan jenis
pekerjaan konstruksi yang mendasari pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan perumahan;
8. Memahami penggunaan peralatan pengukuran serta mampu
menghitung data hasil pekerjaan pengukuran;
9. Memahami dasar menggambar teknik menggunakan peralatan
manual dan perangkat lunak atau digital

D. Pendekatan Strategi Pembelajaran


Pada awal pembelajaran peserta didik dikenalkan pada peluang kerja
setelah lulus dari program keahlian Teknik Konstruksi dan Perumahan,
dan konsentrasi-konsentrasi yang dapat dipelajari pada kelas XI dan XII
untuk menumbuhkan passion (renjana), vision (visi), imajinasi, dan
kreativitas.
Tahap pengembangan wawasan dan internalisasi soft skills ini
membutuhkan porsi dominan (sekitar 75%) dari waktu yang tersedia

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X xxv


pada kelas X, sebelum mempelajari aspek hard skills yang lebih spesifik.
Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran harus sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang ingin dicapai.
Pelaksanaan pembelajaran dapat menggunakan model pembelajaran
berbasis projek (project-based learning), discovery learning, pembelajaran
berbasis masalah (problem - based learning), atau inquiry learning serta
metode pembelajaran antara lain ceramah, tanya jawab, diskusi,
observasi, peragaan atau demonstrasi yang dipilih berdasarkan
karakteristik materi dan tujuan pembelajaran. Pembelajaran Dasar-dasar
Teknik Konstruksi dan Perumahan dapat dilakukan secara sistem blok
disesuaikan dengan karakteristik elemen materi yang dipelajari.

E. Media Pembelajaran
Proses pembelajaran pada mapel dasar-dasar teknik konstruksi dan
perumahan ini menggunakan beberapa media dalam kegiatan belajar
mengajar diantaranya:
1. Laptop
2. LCD
3. Wal lchart
4. Media lainnya yang mendukung.

F. Evaluasi Pembelajaran
Penilaian meliputi aspek pengetahuan melalui tes dan non-tes, aspek
sikap melalui observasi, catatan kejadian menonjol (anecdotal record),
penilaian antar teman, serta penilaian diri, dan aspek keterampilan
melalui penilaian proses, produk, dan portofolio.

xxvi Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


BAB

Sumber: dokumen penulis


5
KARAKTERISTIK BAHAN
DAN JENIS PEKERJAAN
KONSTRUKSI PERUMAHAN

Pertanyaan Pematik
Dalam pekerjaan konstruksi bangunan perumahan bahan apa saja
yang digunakan?
Jenis pekerjaan apa saja yang dilaksankan di konstruksi perumahan?

Tujuan Pembelajaran
Melalui berbagai macam teks, informasi dari berbagai sumber dan
aktifitas pembelajaran pada bab ini, peserta didik mampu memahami
bermacam jenis, karakteristik bahan bangunan serta dapat
mengidentifikasi jenis–jenis pekerjaan konstruksi perumahan.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 1


Lingkup Materi
M Pe
embelajaran
Lingkup Materi Pembelajaran

Jen
nis Pekerjaan Konstru
uksi
Karaakteristik Bahan
B
mahan
Perum

Pekerjaaan levelingg dan


Bahan Alam
pengukuran lapangan n (Uitzet)

Bahan
Pekerjaan Galian
G dan Pondasi
Manufakttur

Pekerjaan n Beton Berrtulang


(Sloof, Ko
olom, dan Balok)
B

Pekerrjaan Dinding

Pekerjaan Plesteran
n dan
Aciaan Dinding

Peke
erjaan Lantaai

Pekerjaan Kusen dann Daun


Pintu serta
s Jende
ela

Peke
erjaan Atap
p.

Pekerjjaan Plafon
nd.

Pekkerjaan Cat

Pekerjaan Instalasi Pipa


P

Pekerrjaan Listrikk

ar Teknik Ko
Dasar-dasa onstruksi da
an Perumah
han SMK Ke
elas X 2
2 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
A. Spesifikasi dan karakteristik bahan bangunan

1. Bahan alam
a. Semen
Semen merupakan sebuah bahan perekat hidrolis berbentuk serbuk
halus yang bisa mengeras jika dicampur air. Semen meliputi besi oksida
(Fe2O3), aluminium oksida (Al2O3), lempung (tanah liat) yang memiliki
kandungan silika oksida (SiO2), gamping/lapur yang memiliki kandungan
kalsium oksida (CaO), serta gips yang berguna dalam mengontrol
pengerasan.

Gambar 5.1. Contoh semen


Sumber internet

b. Pasir
Pasir merupakan salah satu bahan material butiran. Secara umum,
butiran pasir memiliki ukuran antara 0,0625 sampai 2 mm. Materi
pembentuk pasir ialah silikon dioksida, namun umumnya di pantai
subtropis serta tropis terbentuk dari batu kapur.
Pasir terdiri dari beragam jenis, yaitu:
1) Pasir putih Bangka: dipergunakan untuk plester dan sebagai
campuran beton berkekuatan tinggi. Tingkat kekasarannya
membuat settingan yang lebih cepat serta ekonomis.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 3


2) Pasir pasang: dipergunakan dalam memasang plester dan
bata.
3) Pasir urug: dipergunakan sebagai urug pondasi, landasan
kerja, atau menambah level lantai.
4) Pasir beton
5) Pasir batu/sirtu

Gambar 5.2. Contoh pasir


Sumber internet

c. Kerikil/Batu pecah/spilt.
Agregat kasar terbagi menjadi dua yakni kricak (dari batuan alam
yang di pecah) dan krikil (dari batuan alam). Berdasarkan sumbernya,
krikit meliputi : krikil pantai, krikil sungai, krikil galian. Biasanya krikil
pantai dan krikil sungai terbebas dari berbagai campuran zat-zat,
berbentuk lebih bulat dengan permukaan yang licin. Hal ini dikarenakan

4 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


adanya pengaruh air. Sedangkan, krikil galian umumnya memiliki
kandungan zat-zat yaitu pasir, debu, tanah liat, serta zat organik. Krikil
alam yang kasar bisa memicu pengikatan adukan yang lebih baik. Kricak
(batu pecah) merupakan agregat kasar yang didapatkan dari batuan
alam yang dipecahkan, dengan ukuran 5-70 mm. Biasanya pemecahan/
penggilingan menggunakan crusher/ jaw breaker (mesin pemecah batu).
Kricak/krikil berdasarkan ukurannya terbagi menjadi:
- Ukuran >70 mm dipergunakan untuk cyclopen concreten
(konstruksi beton siklop).
- Ukuran 40-70 mm : kasar sekali
- Ukuran 20-40 mm : kasar
- Ukuran 10-20 mm : sedang
- Ukuran 5 - 1 0 mm : halus
Agregat kasar secara umum merupakan agregat dengan ukuran
butir > 5 mm. Agregat kasar sebagai bahan adukan beton secara
lapangan wajib diperiksa. Pemeriksaan agregat kasar ini dilakukan
dengan beberapa hal yaitu:
- Besar butir agregat maksimal 3/4 dari jarak bersih minimal
batang tulangan, 1/3 dari tebal pelat, ataupun tidak boleh
melebihi 1/5 jarak paling kecil diantara bidang samping catakan
;
- Agregat kasar tak diperbolehkan memiliki kandungan zat yang
bisa menghancurkan beton, misalnya zat yang relatif alkali ;
- Agregat kasar tidak diperbolehkan memiliki kandungan lumpur
> 1% (ditetapkan terhadap serat kering). Jika kadar lumpur >
1%, agregat kasar wajib dibersihkan ;
- Agregat kasar diharuskan berbentuk butir-butir tidak berpori
dan keras. Agregat kasar yang memiliki kandungan butir pipih
hanya bisa dipergunakan, jika jumlah butir pipunya < 20% dari
berat agregat keseluruhan. Butir agregat kasar diharuskan
memiliki sifat kekal, artiannya tak hancur ataupun pecah karena
pengaruh cuaca.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 5


Gambar 5.3. Contoh kerikil
Sumber internet

d. Batu Bata
Di Inonesia, batu bata adalah material yang paling sering diperguna­
kan. Hampir di semua wilayah sampai pelosok desa ada pembuat batu
bata. Harga batu bata ini relatif murah dikarenakan proses pembuatan
yang sederhana dan material tanah liat yang tidak sulit diperoleh.
Biasanya ukuran yang ada dipasaran yaitu 25 x 12 x 5 cm ataupun
kurang. Umumnya dinding dari pasangan batu bata di buat bersama
ketebalan ½ batu serta minimum tiap jarak 3 m diberikan kolom praktis
menjadi penyalur serta pengikat beban. Biasanya dinding batu bata
dipergunakan menjadi kontruksi non struktural yang tidak menopang
beban.

6 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 5.4. Batu Bata

e. Batako.
Guna meminimalisir biaya pembangunan rumah, alternatif lain yang
biasanya dipergunakan dibanyak tempat yaitu batako. Batako memiliki
beberapa keunggulan yaitu harganya yang lebih murah, dimensi yang
berlubang dan lebih besar bisa menghemat 50% beban dinding dan
75% plesteran sehingga pengerjaannya jadi lebih cepat. Batako dibuat
dari perpaduan semen, pasir, kapur, serta tras. Batako memiliki kekuatan
yang lebih rendah dibandingkan dengan batu bata. Batako yang memiliki
kualitas yang rendah akan sangat mudah hancur dikarenakan kadar
semennya sedikit. Umumnya ukuruan yang ada dipasaran yaitu 40 x 20
x 10 ataupun kurang.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 7


Gambar 5.5. Batako

f. Bata Ringan
Di Indonesia, bata ringan merupakan jenis beton ringan aerasi yang
diperkenalkan tahun 1995. Meterial ini memiliki kelebihan yaitu bobotnya
yang lebih ringat dari batako maupun batu bata. Biasanya dipergunakan
pada bangunan bertingkat guna meminimalisir pembebanan sehingga
biaya pondasinya lebih rendah. Material ini memiliki dimensi besar yakni
60 x 20 x 7,7/ 10 cm sehingga pengerjaan dinding menjadi lebih cepat.
Ukurannya yang presisi memerlukan spasi yang sangat kecil. Keunggulan
lainnya yaitu memiliki kemampuan guna menahan suara dan panas. ini
Hingga saat, harganya masih lebih mahal dibandingkan dengan batu
bata. Tetapi pengerjaannya lebih cepat sehingga bisa meminimalisir
upah tukang.

8 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 5.6. Bata Ringan

g. Marmer, granit, keramik


Macam lantai ini adalah material tambang yang diambil langsung
dari alam. Granit serta marmer adalah macam bebatuan yang tidak bisa
diperbaharui dan dibentuk dalam ratusan tahun. Pe hanya membutuhkan
proses penghalusan serta pemotongan saja. Ketersediannya di alam
sangat terbatas sehingga mengakibatkan hargannya menjadi mahal.
Lantai marmer tidak getas dan sangat kuat guna menopang beban berat.
Marmer memiliki sifat dingin dengan demikan bisa memberikan
kesejukan didalam ruangan. Penampakannya juga mewah bersama
berbagai corak dan motif. Tetapi perawatannya lebih susah dari pada
jenis lainnya. Pada prinsipnya lantai granit hampir serupa dengan
marmer, hanya saja warnanya lebih gelap jika dilihat secara kasat mata.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 9


prinsipnya lantai granit hampir serupa dengan marmer, hanya saja
warnanya lebih gelap jika dilihat secara kasat mata.

Gambar 5. 7. Contoh keramik, marmer, granit


Sumber internet
Gambar 5. 7. Contoh keramik, marmer, granit
Sumber internet
h. Kayu h. Kayu
Kayu yaitu bagian cabang, batang, ranting tumbuhan yang mengeras
Kayuyaitu bagian cabang, batang, ranting tumbuhan yang
dikarenakan terjadi pengayuan (lignifikasi). Kayu terbentuk akibat
mengerasakumulasi
dikarenakan terjadi
lignin dan selulosa pengayuan
pada dinding sel beragam(lignifikasi).
jaringan batang. Kayu
Kayu memiliki fungsi salah satunya yaitu guna material bangunan yang
terbentukterbagi
akibat
menjadiakumulasi lignin dan
kayu non struktural (tidakselulosa pada dan
menahan beban) dinding
kayu sel
struktural (menahan beban). Baik bertujuan non struktural ataupun
beragam jaringan batang. Kayu memiliki fungsi salah satunya yaitu
struktural, dibutuhkan dukungan data teknis yang bersifat mekanis.
gunamaterial bangunan yang terbagi menjadi kayu non struktural
(tidak menahan beban) dan kayu struktural (menahan beban). Baik
bertujuan non struktural ataupun struktural, dibutuhkan dukungan
data teknis yang bersifat mekanis.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 9


Gambar
Gambar 5.8.Contoh
5.8. Contohkayu
kayu

KlasifikasiKayuberdasarkankelaskeawetandankekuatan:
Kelas 1 dan 2: Untuk bangunan-bangunan heavyduty, yang
10 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
selaluberhubungandengantanahyanglembab,anginataupanasmatah
ari.Kayuyang termasuk jenis antara lain : Jati, Merbau, bangkirai
Klasifikasi Kayu berdasarkan kelas keawetan dan kekuatan:
Kelas 1 dan 2: Untuk bangunan-bangunan heavyduty, yang selalu
berhubungan dengan tanah yang lembab, angin atau panas matahari.
Kayu yang termasuk jenis antara lain : Jati, Merbau, bangkirai (Meranti
Telur)
Kelas 3: Untuk bangunan dan perabot dalam naungan atap yang
tidak berhubungan dengan tanah dan lembab. Antara lain :Kamfer,
Keruing. Kelas 4 Untuk bangunan dan perabot ringan dalam naungan
atap. Misal: Meranti, Suren (Surian)
Kelas 5: Untuk pekerjaan sementara / non permanent, seperti untuk
papanbekisting, perancah ataupun peti.

2. Bahan Manufaktur
a. kaca
Dengan adanya perkembangan teknologi dan produksi bahan kaca,
pemakaian kaca menjadi bahan kontruksi rumah juga mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Kita mungkin sebelumnya hanya
menggunakan kaca di rumah untuk pintu maupun jendela. Tetapi saat
ini kaca adalah bagian dari desain interior dan ekterior rumah. Dinding
kaca dapat menjadikan rumah tampak lebih luas dari aslinya. Halaman
rumah yang asri serta hijau juga bisa terlihat dari dalam rumah yang
mengakibatkan suasana jadi lebih sejuk dan alami. Tetapi harus
dipertimbangkan pula apabila dinding kaca lansung terpapar sinar
matahari yang bisa menciptakan udara jadi panas.

b. Besi/Logam lainnya (besi, alumunium, baja)


1) Besi baja profil gelagar
Besi/Baja adalah komponen yang perlu dikombinasikan dengan
komponen lainnya yang akan menjadi sebuah struktur beton
bertulang. Beton ini dipergunakan pada berbagai konttruksi
bangunan: Pelabuhan, Saluran, Jalan, Jembatan, Gedung, dan

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 11


sebagainya. Komponen yang bisa menahan tarik selain baja tulang
yaitu baja profil diantaranya : Kanal, INP, IWF, dan sebagainya.

Gambar 5.9. Contoh baja profil

2) Baja tulangan pada Gedung terbagi atas 2 macam :


l. Baja tulangan Polos ( O ) serta Baja tulangan Ulir ( D ) dan kawat
besi

Gambar 5.10. Contoh Baja tulangan

12 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 5.11. Contoh kawat Baja

3) Baja Ringan
Ada berbagai cara yang bisa dipakai guna meminimalisir keter­
gantungan pada pemakaian kayu menjadi rangka atap. Saat ini yang
paling terkenal yaitu pemakaian atap baja ringan. Baja ringan dibuat
dari material baja dengan perpaduan zink serta alumunium. Material
ini memiliki keunggulan yaitu kuat hingga puluhan tahun, anti rayap,
tidak mudah lapuk, tahan karat, tidak memuai, dan lebih ringan.
Rangka atap ini pula lebih efisien dari sisi waktu dan biaya. Sebuah
studi menyebutkan rangka atap dari kayu lebih mahal rerata 116%
daripada rangka atap baja ringan. Pengerjaan rangka kayu
membutuhkan waktu lebih lama 75% daripada rangka baja ringan.
Tetapi baja ringan tak untuk rangka yang di expose. Rangka ini lebih
tepat ditutup platfon dan penutup atap.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 13


daripada rangka baja ringan. Tetapi baja ringan tak untuk rangka
yang di expose. Rangka ini lebih tepat ditutup platfon dan penutup
atap.

Gambar 5.12.
Gambar 5.12.Contoh
ContohBaja
Bajaringan
ringan

4) Baja Hollow
Baja Hollow adalah sebuah bahan material dengan bentuk kotak
yang dibuat dari material baja ringan yaitu kombinasi galvalum dan
galvanis.
Dasar-dasar Pemilihan
Teknik bajadan
Konstruksi Hollow ini sering
Perumahan dipergunakan
SMK Kelas X menjadi
13
material dalam merangkai plafon partisi, merancang pembuatan
pagar, kanopi maupun railing tangga karena tidak mudah berkarat
dan lapuk.
Besi hollow hitam mempunya karakteristik permukaan hitam
keabu-abuan dikarenakan dibuat dari bahan dasar hot-rolled steel.
Hollow hitam adalah material bahan bangunan yang standar dan
dijual dipasaran, namun bahan material ini ada kecenderungan
mempunyai ukuran yang sangat beragam bila dibandingkan dengan
jenis besi hollow lainnya.

5) Aluminium hollow
Hollow Aluminium alias Pipa Kotak Aluminium adalah sebutan
populer untuk Square Tube Aluminium. Seperti hollow stainless steel,
pipa kotak aluminium juga tahan karat biarpun harganya jauh lebih
murah.
Beberapa aplikasi yang digunakan meliputi komponen furnitur,
struktur keselamatan dan dek, konveyor, pemandu, penyangga, dan

14 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


banyak lainnya. Tabung persegi aluminium juga digunakan dalam
keperluan ornamen, kusen dan daun pintu, jendela, boven. Hollow
Aluminium juga memiliki kekuatan yang cukup baik walaupun tidak
sekuat square tube stainless steel. Selain kuat, tahan karat, awet, dan
murah, pipa kotak aluminium juga berbobot sangat ringan. Hal inilah
yang merupakan kelebihan holo aluminium dibanding pipa kotak
stainless steel.

Gambar 5.13. Contoh baja/aluminium hollow

c. Cat
Cat merupakan sebuah cairan yang dipergunakan dalam melapisi
permukaan sebuah bahan yang bertujuan guna protective (melindungi),
reinforcing (memperkuat), atau decorative (memperindah) bahan
tersebut. Sehingga solvent diartikan sebagai cairan (umumnya mudah
menguap) yang memiliki peranan dalam mendispersi atau melarutkan
berbagai komponen pembentuk film (additive, pigment, resin) yang bisa
menguap terbuang ke lingkungan sepanjang proses pengeringan.
Pelapisan cat ke permukaan bisa dilaksanakan dengan berbagai cara :
dipping (dicelupkan), spray (disemprotkan), dikuas, dilumurkan, wiping
(diusapkan).

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 15


Cat dasar
1. Cat kayu/cat tembok (plamor kayu dan plamur tembok)
Cat dasar untuk tembok dibedakan menjadi 2 yaitu :
 Cat dasar yang meliputi cat tembok berwarna putih memiliki
dasar emulsi acrylic 100%, serta memiliki daya usu, daya lekat
yang baik, dan daya tahan alkali yang tinggi beserta kadar bahan
anti jamur yang cukup tinggi. Cat ini dikenal sebagai Undercoat
tembok atau Alkali Resisting Primer.
 Cat dasar yang meliputi varnish dasar air adalah cat tanpa pigmen
memiliki dasar emulsi acrylic 100%. Biasanya cat ini dikenal
sebagai Wall Sealler Water Base. Cat dasar ini diproduksi oleh
Mowilex yang terbagi menjadi 2 jenis yakni Water Proofing Wall
Sealer guna permukaan tembok yang memiliki permasalahan
kelembaban. Wall sealer amat baik guna tembok baru yang
memiliki retak rambut guna memenuhi celah tersebut serta guna
memperkuat lapsat cat lama yang mulai mengapur.
 Cat Plamur memiliki fungsi guna memperhalus plafon gypsum
dan permukaan sambungan, menutup retak rambut pada
dinding, serta mengisi pori-pori pada permukaan tembok.
2. Cat besi/ cat kayu (meni besi/meni kayu)
Cat meni memiliki fungsi guna memberi perlindungan pada noda
dari getah kayu. Sebelum menutup permukaan memakai cat, benda
yang hendak di cat diberikan cat meni terlebih dahulu. Tanpa
menggunakan cat meni ini, cat yang dipergunakan akan lebih boros.

d. Bahan PVC
Plastik merupakan material buatan yang sekarang banyak
dipergunakan manusia untuk beragam keperluan diantaranya bahan
bangunan. Beragam jenis plastik yang dipergunakan pada industri bahan
bangunan dan konstruksi. Plastik polivinil klorida (PVC) yaitu bahan yang
lazim digunakan sebagai bahan bangunan yang merupakan semacam
plastik umum yang terbuat dari monomer vinil klorida terpolimerisasi.

16 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


merupakan semacam plastik umum yang terbuat dari monomer vinil
klorida terpolimerisasi.
Plastik polivinil klorida mempunyai ketahanan usia serta stabilitas
kimiaPlastik
yang lebih baik,klorida
polivinil namunmempunyai
daya tahan terhadap
ketahananpanas
usia sangat buruk.
serta stabilitas
kimia yang
Plastik lebih
macam ini baik, namun daya tahan
bisa bermetamorfosis danterhadap panas
teruraikan sangat
apabila buruk.
suhunya
Plastik macam ini bisa bermetamorfosis dan teruraikan apabila suhunya
mencapai > 100° C. Bahan ini biasanyawajib dipergunakan dengan
mencapai > 100° C. Bahan ini biasanya wajib dipergunakan dengan suhu
suhu kurang dari 60-80 ° C. Plastik polivinil klorida yang ditambahkan
kurang dari 60-80 ° C. Plastik polivinil klorida yang ditambahkan dengan
dengan
sejumlahsejumlah plasticizer
plasticizer yang berbeda
yang berbeda bisa dibuatbisaplastik
dibuatyang
plastik yang
lunak dan
keras. dan
lunak Bahankeras.Bahan
PVC ini banyakPVCdigunakan sebagai
ini banyak bahan sebagai
digunakan instalasi pipa
bahanair,
pintu, penutup plafond, penutup atap.
instalasi pipa air, pintu, penutup plafond, penutup atap.

Gambar 5.14. Contoh bahan bangunan PVC


Gambar 5.14. Contoh bahan bangunan PVC
B. Jenis-Jenis Pekerjaan Konstruksi Bangunan Perumahan

1. Pekerjaan leveling dan pengukuran lapangan (Uitzet)


Pekerjaan leveling dan pengukuran lapangan (Uitzet) adalah macam
pekerjaan yang dipakai guna membuat denah wujud bangunan jadi
sebuah bangunan di tanah lokasi yang sudah tersedia. Pekerjaan ini
diantaranya pengukuran di lokasi bangunan berdasarkan gambar
rencana bangunan. Pengukuran ini menghasilkan garis lurus yang
memperlihatkan
Dasar-dasar sumbu dinding
Teknik Konstruksi tembok SMK
dan Perumahan bangunan
Kelas X yang didapatkan
17
dari menghubungkan titik capaian pengukuran yang disebut bouwplank.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 17


Gambar 5. 15. Pekerjaan Uitzet
Sumber www.ilmutekniksipil.com

2. Pekerjaan Galian dan Pondasi


Pondasi adalah elemen pokok bangunan yang amat vital, yang
memiliki fungsi menjadi penyangga konstruksi bangunan diatasnya.
Kekokohan dan kekuatan sebuah konstruksi bangunan gedung amat
bergantung pada konstruksi pondasi. Konstruksi pondasi sebuah
bangunan diharuskan mencukupi beberapa syarat, yaitu :
- Pondasi diharuskan berada diatas tanah dasar yang keras supaya
kedudukan pondasi tak mudah berubah (bergerak), baik
terguling, bergerak turun (ke bawah), ataupun ke samping;
- Pondasi diharuskan terbuat dari material yang tak rentan hancur
serta tahan lama, supaya kerusakan pondasi tak mendahului
kerusakan bagian diatasnya ;
- Konstruksi dan bentuknya harus memperlihatkan sebuah
konstruksi yang kuat dan kokoh guna menopang beban bangunan
diatasnya ;
- Untuk bangunan satu lantai cukup mennggunakan pondasi
dangkal batu kali, sedangkan untuk bangunan bertingkat
menggunakan pondasi footplat.

18 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


- Untuk bangunan satu lantai cukup mennggunakan pondasi
dangkal batu kali, sedangkan untuk bangunan bertingkat
menggunakan pondasi footplat.

Gambar 5.16. Pekerjaan Pondasi batu kali dan footplat


Gambar 5.16. Pekerjaan Pondasi batu kali dan footplat

3. Pekerjaan Beton Bertulang (Sloof, Kolom, dan Balok)


Sloof merupakan
3. Pekerjaan beron bertulang
Beton Bertulang yang diletakan
(Sloof, Kolom, di atas pondasi
dan Balok)
secara horizontal. Ini berguna untuk meratakan beban yang diterima
Sloofmerupakan beron bertulang yang diletakan di atas pondasi
kolam menuju pondasi. Sloof memiliki fungsi guna menyalurkan beban
secara horizontal.atas
dari bangunan Ini berguna untuk
ke pondasi, meratakan
supaya beban beban yang diterima
yang disalurkan oleh
semua titikTeknik
Dasar-dasar di pondasi tersalurkan
Konstruksi merata.SMK Kelas X
dan Perumahan 19

Gambar 5.17. Pekerjaan sloof


Kolom berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 merupakan bagian struktur
yang memiliki tugas utama yaitu menopang beban aksial tekan vertical

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 19


dengan bagian tinggi yang tak ditopang paling tak 3 kali dimensi lateral
paling kecil.
Kolom ini memiliki fungsi menjadi penerus beban keseluruhan
bangunan ke pondasi. Kolom ini diibaratkan sebagai rangka tubuh
manusia yang menjamin suatu bangunan berdiri. Kolom masuk ke dalam
struktur utama guna melanjutkan berat bangunan serta beban lainnya
meliputi beban hembusan angina dan beban hidup (barang-barang dan
manusia). Kolom memiliki fungsi terpenting supaya bangunan tak rentan
roboh. Beban suatu bangunan di mulai dari atap. Beban atap bisa
melanjutkan beban yang dihasilkannya ke kolom. Keseluruhan beban
yang dihasilkan kolom disalurkan ke permukaan tanah dibawahnya.

Gambar 5.18. Pekerjaan kolom


Sumber dokumen penulis

Balok bangunan adalah struktur melintang yang memikul beban


horizontal. Balok pada bangunan adalah hal terpenting guna
mempertahankan stabilitas pada gaya ke samping.
Balok berdasark fungsinya merupakan bagian dari structural suatu
bangunan yang kaku serta dirancang guna mentransfer dan menanggung
beban menuju elemen kolom penopang yang berfungsi menjadi rangka
penguat horizontal bangunan terhadap beban-beban.

20 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 5.19. Pekerjaan balok
Sumber dokumen penulis

4. Pekerjaan Dinding
Dinding merupakan bangunan yang memiliki peranan terpenting
bagi sebuah konstruksi bangunan. Dinding melindungi serta membentuk
isi bangunan baik dari segi penampilan artistik ataupun konstruksi dari
bangunan, dinding berfungsi menjadi penyekat atau pembatas antar
ruang dalam rumah atau bangunan.

Gambar 5.20. Pekerjaan balok


Sumber dokumen penulis

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 21


5. Pekerjaan Plesteran dan Acian Dinding
Dinding yang sudah selesai di pasang harus ditutup (dilindungi)
dengan sebuah lapisan dari adukan spesi supaya tembok itu lebih indah
dan rapih. Bidang dinding bagian bawah yang berkaitan langsung
dengan tanah secara khusus di plester kedap air dengan tinggi ± 20 cm.
Sebelum melakukan pengerjaan plesteran, serpihan kotoran, debu,
ataupun adukan yang melekat pada tembok harus dibersihkan dengan
menyiram dinding dengan air. Campuran adukan yang dipergunakan
untuk plesteran yaitu 1 pack : 4 pasir untuk bagian atas dan tengah yang
tidak berkaitan dengan air serta 1 pack : 2 pasir untuk dinding bagian
bawah (kedap air). Pada sudut tembok seringkali terdapat cacat yang
diakibatkan oleh benturan benda keras, adukan untuk plesteran bagian
sudut perlu dibuat lebih baik dari bagian lain. Sementara pada bagian
beton bertulang, sebaiknya permukaan beton diberikan cairan semen
kental sebelum memulai plesteran. Perihal ini bertujuan supaya diantara
bagian permukaan beton dan plesteran bisa menyatu kuat.
Selanjutnya yaitu mengaci untuk menutup keretakan alami yang
diakibatkan oleh penguapan. Sebelum memulai pengerjaan acian,
sebaiknya melakukan penyiraman terlebih dahulu supaya acian mudah
menempel pada plesteran. Jika pengerjaan acian sudah diselesaikan,
maka perlakuannya juga serupa dengan pengerjaan plesteran. Acian di
diamkan selama beberapa hari supaya kadar airnya kering. Sesudah
pengeringan terjadi, muncul keretakan secara alami atau biasa dikenal
dengan sebuatan retak-retak rambut.

22 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 5.21. Pekerjaan plesteran dan acian
Sumber dokumen penulis

6. Pekerjaan Lantai
Biasanya pemasangan lantai dimulai jika seluruh pekerjaan bagian bawah
diantaranya pemasangan pipa riolerinng dan pekerjaan bagian atas diantara-
nya pemasangan plesteran dinding, plafon, serta atap sudah selesai dilaku-
kan. Permukaan dasar tanah yang hendak dipasang lantai, diberikan urungan
dahulu. Pengurungan ini bertujuan supaya tidak ada penyusutan tanah yang
bisa menyebabkan lantai menjadi pecah dan tidak kokoh. Material yang dipa-
kai guna urungan yaitu pasir urug atau tanah urug yang memiliki ketebalan
15-20 cm, setelah itu pemasangan lantai dapat dilakasakan dengan berma-
cam jenis penutup lantai. Meliputi kayu parkit, marmer, granit, keramik, dan
tegel ubin.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 23


Gambar 5.22. Pekerjaan lantai
Sumber dokumen penulis

7. Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu serta Jendela


Kusen merupkan konstruksi yang digunakan sebagai tempat dimana
pintu dan jendela dipasang. Kusen disebut juga gawangan karena
bentuknya yang menyerupai seperti gawang.
Pintu terdiri dari daun pintu dan gawang atau kusen. Kusen dipasang
mati ataupun tetap di dalam tembok, sementara daunnya digantung di
kusen mempergunakan engsel supaya bisa berputar ke kanan
ataupun ke kiri. Tetapi, ada daun pintu yang bergerser di depan
kusennya dan tidak berputar pada engsel. Pintu ini dikenal dengan
sebutan pintu geser. Posisi daun pintu ketika ditutup menempel
dengan sponing di kusen pintu. Bahan yang digunakan sebagai kusen
dan daun pintu jendela antara lani kayu, aluminium dan PVC dan beton.

24 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 5.23. Pekerjaan Kusen
Sumber dokumen penulis

n Atap
upakan komponen paling atas yang memiliki fungsi
utup dari sebuah bangunan rumah, atap terdiri dari
ian yaknipenutup atapGambar
dan rangka. Rangka atap yaitu
5.23. Pekerjaan Kusen
Sumber dokumen penulis

ai penyangga dari penutup atap yang meliputi reng,


8. Pekerjaan Atap
, dan kuda-kuda. Sedangkan
Atap merupakan komponen palingpenutup
atas yang memilikiatapfungsiterdiri
menjadi dari
penutup dari sebuah bangunan rumah, atap terdiri dari beberapa bagian
bubungan. Bahanatap
yakni penutup rangka atap
dan rangka. Rangka antara
atap yaitulainbagianKayu,
sebagai baja,
penyangga dari penutup atap yang meliputi reng, usuk, gording, dan

gan dan beton


kuda-kuda. Sedangkan penutup atap terdiri dari genteng dan bubungan.
Bahan rangka atap antara lain Kayu, baja, profil, baja ringan dan beton.

Gambar 5.24. Pekerjaan atap


Sumber dokumen penulis
Gambar 5.24. Pekerjaan atap
Sumber dokumen penuli

knik Konstruksi dan Perumahan SMK


Dasar-dasar Teknik Kelas
Konstruksi X SMK Kelas X
dan Perumahan 25 25
9. Pekerjaan Plafond
Plafon merupakan komponen dari konstruksi bangunan yang
memiliki fungsi menjadi langit-langit bangunan. Plafon biasanya dibuat
guna menghindari cuaca dingin ataupun panas supaya tidak masuk ke
dalam rumah secara langsung sesudah melalui atap. Tetapi plafon
hingga sekarang tidak hanya dipergunakan sebagai penghambat dingin
ataupun panas, tetapi juga menjadi hiasan guna memperindah interior
sebuah bangunan. Biasanya plafon dibuat pada ketinggian tertentu.
Tetapi variasi plafon ini dibuat tidak selalu rata. Variasi ini juga bisa
disebut plafond drop ceiling. Plafon dibangun lebih tinggi dibandingkan
yang lainnya. Plafon memiliki fungsi/manfaat yaitu :
- Guna meminimalisir panas dari sinar matahari lewat bidang atap;
- Guna mencegah percikan supaya seisi ruangan selalu terlindungi;
- Guna mencegah kotoran yang jauh dari bidang atap lewat celah
genteng ;
- Agar ruangan dibawah atap tidak terlihat kayu dari rangka
atapnya serta terlihat bersih.
a. Rangka Plafon
Dalam memasang plafon, dibutuhkan konstruksi khusus guna
menggantungkannya, ini biasa disebut nama rangka plafon. Umumnya
material rangka plafon yang dipergunakan yaitu kayu, walaupun
sekarang ini disebut rangka plafon dari bahan besi berbentuk kotak (besi
hollow). Bahan ini tahan api dan rayap yang menjadikan plafon bisa
tahan lama dibandingkan kayu. Ukuran batang kayu tersebut didasarkan
pada ukuran yang biasa dipergunakan serta pengalaman empiris. Ukuran
tersebut bisa berubah berdasar hasil penghitungan sesuai dengan
kekuatan kayunya. Rangka langit-langit guna kuda-kuda biasanya
terbuat dari kayu ukuran 5/7 ataupun 4/6, disertai dengan klos dari reng
2/3 cm yang dipasangkan selang-seling. Pada kuda-kuda papan guna
rangka langit-langit bisa mempergunakan kayu reng dengan ukuran 3/4
cm.

26 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


b. Penutup Plafond
Bahan penutup plafon ini sangat bervariasi, mulai dari gypsum,
b. Penutup Plafond
alumunium, particle board, acoustic tile, softboard, hardboard, lembar
Bahan penutup plafon ini sangat bervariasi, mulai dari gypsum,
semen asbes, multiplek,
alumunium, dan
particle board, kayu.tile,
acoustic Pilihan yanghardboard,
softboard, paling baik dan
lembar murah
semen asbes, multiplek, dan kayu. Pilihan yang paling baik dan murah
yaitu papan gypsum dikarenakan sangat mudah merawatnya.
yaitu papan gypsum dikarenakan sangat mudah merawatnya.

Gambar5.25.
Gambar 5.25. Pekerjaan
Pekerjaan plafond
plafond bahan
bahan baja baja hollow
hollow dan kayu
dan kayu
Sumber
Sumber internet
internet

10. Pekerjaan Cat


10. Pekerjaan Cat
Pekerjaan
Pekerjaancat merupakanpekerjaan
cat merupakan pekerjaan
akhir akhir dari bagian-bagian
dari bagian-bagian
bangunan seperti dinding, kusen daun pintu jeldela, plafond, dan atap.
bangunan seperti cat
Tujuan pekerjaan dinding, kusen daun
untuk melindungi pintu jeldela,
dan memperindah plafond, dan atap.
bagian-bagian
bangunan.
Tujuan pekerjaan cat untuk melindungi dan memperindah bagian-
a. Cat Alkyd Syntetic. 
bagian bangunan.
Merupakan macam cat yang memiliki gloss (daya kilap) tinggi yang
dipergunakan guna interior serta eksterior. Keunggulannya yaitu
kuat terhadap jamur serta cuaca. Cat ini umumnya dipakai guna
permukaan besi dan kayu.
Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 27
b. Cat Emulsi Styrene Acrylic.
Dikarenakan ada campuran akrilik, macam cat yang memiliki gloss
tinggi biasanya dipergunakan guna interior dan eksterior.
Keunggulannya yaitu kuat terhadap jamur serta cuaca. Cat styrene

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 27


acrylic sangat tepat dipergunakan untuk permukaan tripleks, asbes,
hardboard, batako, beton, dan plesteran.
c. Wall Sealer.
Adalah macam cat yang dipakai menjadi cat dasar guna menutup
pori-pori permukaan dinding plesteran yang baru dipasangkan
supaya permukaan menjadi halus serta cat selanjutnya bisa lebih
menempel pada dinding plesteran.
d. Zinc Chromate Primer.
Merupakan macam cat dasar guna logam yang dibuat dari bahan
zinc chromate. Cat ini dipakai guna mencegah karat pada logam.
Umumnya dipakai guna mengecat besi, seng, serta logam lainnya.
e. Cat Duco. 
Cat ini mungkin yang paling terkenal dan seringkali disebut dengan
cat dempul. Cat ini dipakai menjadi cat dasar penutup permukaan
logam ataupun kayu supaya memperoleh permukaan yang lebih
rapat dan pada proses pengerjaannya bisa memperoleh permukaan
yang lebih halus.
f. Cat Melamic.
Dibuat dari bahan alkyd dan resin amino, umumnya dipakai dalam
pengecan kayu guna membuat lapisan cat yang tahan goresan, rata,
dan halus serta menciptakan kilap yang tinggi. Cat ini sesuai dipakai
guna mengecat kayu interior.
g. Cat Stoving.
Biasanya cat ini dipakai dalam pengecatan finishing logam. Guna
memperoleh hasil yang maksimal maka bisa dilaksanakan dengan
sistem oven. Umumnya dipakai dalam pengecatan tabung, barang
elektronik, logam, dan sebagainya.
h. Cat Thermoplastic.
Biasanya cat ini dipergunakan dalam pengecatan marka jalan.

28 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


i. Cat Epoxy.
Cat ini dipergunakan menjadi cat dasar serta memiliki kemampuan
ikat yang kuat hingga seringkali dipakai menjadi penutup permukaan
sebelum melakukan pengecatan. Cat ini bisa didapatkan di beragam
wujud misalnya epoxy injection, dempul epoxy, serta lem epoxy.
Digunakan untuk beton dan logam.
j. Cat Polyurethane.
Cat ini transparan yang menciptakan gloss tinggi dengan permukaan
halus serta tahan gores.
k. Cat Remover.
Cat ini adalah perpaduan emulsi dari bahan kimia yang dapat
mengelupas cat lama yang sudah ada di dinding.

11. Pekerjaan Instalasi Pipa


Instalasi digunakan untuk pipa air hujan, kotoran, air kotor, dan air
bersih. Bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini menggunakan pipa besi,
galvanis, galvalum dan plastic (PVC).
a. Penyambungan Pipa
Instalasi pipa tidak hanya berupa satu batang pipa, tetapi meliputi
sejumlah pipa yang disambungkan guna mengalirkan air hingga ke
tempat akhir. Macam sambungan ditetapkan sesuai dengan letak
sambungnya dan material pipanya. Penyambung guna pipa PVC
cukup sederhana dengan melekatkan 2 batang pipa mempergunakan
penyambung yang tepat. Guna menambahkan kekuatan sambungan
dipergunakan seal tape. Ujung pipa ada yang mempergunakan jenis
polos serta terdapat pula jenis drat. Sambungan yang didrat, pada
ujungnya terdapat ulir. Supaya sambungannya lebih kokoh, walaupun
mempergunakan ulir namun seal tape tetap dipergunakan

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 29


b. Alat Penyambung
Alat yang dipakai guna menyambungkan pipa PVC terbagi menjadi
beberapa bentuk dan modal, antara lain :
- Valve Socket, guna menyambungkan pipa dengan keran ataupun
pipa lainnya yang mempunyai drat dalam ;
- Tee, guna menyambungkan 3 batang pipa dengan diameter yang
serupa ;
- Reducer Shocket, guna menyambungkan 2 pipa dengan diameter
yang berbeda ;
- Flock Shock, guna menyampaikan 2 pipa dengan diameter yang
serupa ;
- Elbow, guna menyambungkan pipa dengan arah 45° dan 90°.

Gambar 5.26. Contoh bahan sambung isntalasi pipa


Sumber internet

12. Pekerjaan Listrik


Instalasi tenaga listrik merupakan pemasangan bagian alat listrik
guna menghadapi perubahan energy listrik jadi tenaga kimia dan
mekanis. Instalasi listrik yang baik yaitu instalasi yang aman untuk
manusia beserta lingkungannya. Perencaan sistem instalasi listrik pada
sebuah bangunan diwajibkan mengikuti ketetapan dan peraturan yang
diberlakukan berdasarkan UU Ketenagalistrikan 2002 dan PUIL 2000.

30 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


- Menggunakan petugas instalasi listrik rumah yang bersertifikat ;
Instalasi listrik merupakan sebuah bagian terpenting dalam suatu
- Gunakanlah
bangunan gedung peralatan listrik yangfungsi
yang mempunyai ber-SNI
guna ; mendistribusikan
tenaga listrik dari instalasi pengusaha ketenagalistrikan ke titik beban.
- Dengan memasang Mini Circuit Breaker (MCB) yang berfungsi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan Instalasi Listrik
guna memproteksiperabot
yang aman bagi Rumah, meliputi dan : jaringan listrik pada saat terjadi
- Menggunakan petugas instalasi listrik rumah yang bersertifikat
arus ;berlebih. Jikaterdapat kelebihan arus, MCB akan
- Gunakanlahaliran.
menghentikan peralatanDanlistrik yang ber-SNI ; Earth Leakage Circuit
Pemasangan
- Dengan memasang Mini Circuit Breaker (MCB) yang berfungsi
Breakerguna
(ELCB).
memproteksi perabot dan jaringan listrik pada saat terjadi
arus berlebih. Jika terdapat kelebihan arus, MCB akan
Beberapa jenis pekerjaan intalasi listrik dalam rumah meliputi:
menghentikan aliran. Dan Pemasangan Earth Leakage Circuit
- InstalasiBreaker
Jaringan kabel listrik,
(ELCB).
Beberapa jenis pekerjaan intalasi listrik dalam rumah meliputi:
- Instalasi box panel listrik,
- Instalasi Jaringan kabel listrik,
- Instalasi Stop box
- Instalasi kontak,
panelsaklar,
listrik, fitting lampu,
- Instalasi Stop kontak, saklar, fitting lampu,
- Penyambungan
- Penyambungan dayadaya
PLNPLN dandanGrounding,
Grounding,
- - Instalasi
Instalasi penangkal
penangkal petirpetir (jika
(jika diperlukan).
diperlukan).

Gambar 5.27.Contoh alat listrik dan pemasangannya


Gambar 5.27.Contoh
Sumber alat dokumen
internet dan listrik danpribadi
pemasangannya
penulis
Sumber internet dan dokumen pribadi penulis

C. Refleksi
1. Apakah kalian memahami materi
Dasar-dasar dalam
Teknik Konstruksi bab ini?
dan Perumahan SMK Kelas X 31

2. Kesulitan apa yang kalian alami ketika mempelajari tentang


B. Refleksi
1. Apakah kalian memahami materi dalam bab ini?
2. Kesulitan apa yang kalian alami ketika mempelajari tentang
materi jenis bahan dan pekerjaaan konstruksi dan perumahan?
3. Bagaimana cakupan materi dalam bab ini?

C. Asesmen

Lembar Ativitas Siswa

Aspek Pengetahuan
1. Jelaskan jenis-jenis pekerjaan pasangan pondasi !
2. Identifikasikan bahan yang digunakan dalam pekerjaan pasangan
dinding dan rangka atap !
3. Jelaskan fungsi plafond pada bangunan perumahan!
4. Sebutkan Bahan-bahan bangunan yang kekinian atau
menggunakan teknologi terbaru!
5. Jelaskan mengapa perlu dilakukukan pekerjaaan pasang bouplank
atau Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet)!
Aspek Ketrampilan

32 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Isilah tabel dengan cara mengidentifikasikan pekerjaan pada gambar
di atas yang sudah dilaksanakan dan sedang dikerjakan

No Jenis Pekerjaan Bahan yang digunakan


1 ……………………………… ………………………………
2 ……………………………… ………………………………
3 ……………………………… ………………………………
dst …………………………….. ……………………………….

D. Pengayaan

Sebutkan bagian–bagian komponen rangka kuda-kuda kayu!

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 33


34 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
BAB

Sumber gambar dokumen penulis


6
MENGGAMBAR
DENGAN AUTOCAD

Pertanyaan Pematik
Tahukah kalian gambar apakah di atas? Nah untuk dapat membuat
gambar kerja seperti gambar diatas, apa saja yang harus dipelajari,.
Apakah kalian tertarik untuk mempelajarinya? Sebelum dapat
menggambar seperti pada paparan diatas terlebih dahulu harus
mempunyai pengetahuan tentang menggambar dengan AutoCAD. Ayo
kita pelajari!

Tujuan Pembelajaran
Melalui berbagai macam teks, informasi dari berbagai sumber dan
aktifitas pembelajaran pada bab ini, peserta didik mampu memahami
prinsip dasar AutoCad, menggunakan fitur-fitur AutoCad, menggambar
2D dan 3D dengan AutoCad.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 35


L
Lingkup M
Materi Pem
mbelajara
an

Lingkup Materi Pembelajaran


Interface Konsep Dassar
M
Menggambar 2
2D Me
enggambar 3D
D
AutoCAAD Aplikasi Auto
oCAD

Sistem
m Mengenal
Sekilas tentang
t Pengertian
koordinat pada Toolbar Dra
aw 
AutoCAD Gambar 3D
AutoCA AD dan fungsin
nya

Menjalankan Mengenal
Teknik
program Toolbar Moddify 
modelling 3D
D
AutoCAD dan fungsin
nya

Mengenal
Antarm
muka Bebrapa
Toolbar Moddify 
AutoCAD aplikasi 3D
dan fungsin
nya

A. Lingkungan Kerja dan Interface AutoCAD

1. Sekilas tentang AutoCAD


Autocad pertama kali diperkenalkan oleh Autodesk pada tahun 1982
dengan nama MicroCAD. Autocad terus dikembangkan sampai sekarang
dengan versi terbaru, yakni AutoCAD 2021. AutoCAD singkatan dari
Automatic Computer Aided Design, AutoCAD kita pakai guna memudahkan
dan membantu pembuatan gambar teknik dalam sebuah proses rancang
bangun.
Membuat gambar menggunakan program AutoCAD memiliki
kelebihan daripada menggunakan cara manual antara lain :
a. Program file AutoCAD bisa diimportkan ke software lainnya,
yakni: Sketchup, ArchiCAD, Corel, 3D Vis, 3dMax, dan software
penggambaran lainnya sehingga lebih fleksibel ;
b. Lebih bersih pengerjaan dikarenakan tidak langsung tersentuh
tangan tanpa harus dikerik ataupun dihapus ;
c. Lebih cepat dalam pengerjaan gambar dikarenakan gambar bisa
langsung di perbaiki ;
d. Tanpa alat bantu gambar dalam penggambaran, misalnya
Dasar-dasaar Teknik Ko
onstruksi da
an Perumah
han SMK Ke
elas X 36
penggaris, jangka serta meja gambar ;

36 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


ada komputere. kalian.
Tingkat keakuratan/kepresisian gambar lebih tinggi dikarenakan
AutoCAD membaca sesuai dengan titik.
angkah-langkah untuk mengoperasikan program AutoCAD adalah
2. Menjalankan program AutoCAD
ebagai berikutUntuk
: dapat menjalankan program AutoCAD, pastikan sudah
terdapat program AutoCAD di dalam sistem operasi seperti Windows
Hidupkan komputer
pada komputer kalian.
Langkah-langkah untuk mengoperasikan program AutoCAD adalah
. Masuk ke dalam sistem operasi, misal Windows.
sebagai berikut :

Klik tombola. Start


Hidupkan komputer
yang ada pada taskbar.
b. Masuk ke dalam sistem operasi, misal Windows.
. Klik All Program>Autodesk>Autocad
c. Klik tombol Start yang ada pada (misal:
taskbar.Autocad 2021)
d. Klik All Program > Autodesk > Autocad (misal: Autocad 2021)
. Atau klik ganda
e. Atau (2 kali) (2
klik ganda melalui shortcut
kali) melalui AutoCAD
shortcut AutoCAD padapada
dekstopdekstop
hingga keluar splas screen Autocad.
hingga keluar splas screen Autocad.

Gambar 6.1. Tampilan Ikon Program AutoCAD pada Dekstop


Gambar 6.1. Tampilan Ikon Program
Sumber AutoCAD pada Dekstop
dokumen penulis
Sumber dokumen penulis

f. Tunggu hingga muncul kotak dialog Get Started, klik Start


Tunggu hingga muncul
Drawing untukkotak dialog
memulai menggambar klikOpen
dari awal atau
Get Started, Start Drawing
Files
jika kita telah mempunyai file gambar sebelumnya.
untuk memulai menggambar
g. Setelah dari awal
tampilan (interface) atauterlihat,
Autocad Files jikasiap
Open AutoCAD kita telah
digunakan untuk menggambar.
mempunyai file gambar sebelumnya.
. Setelah tampilan (interface)
Dasar-dasarAutocad terlihat,
Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK AutoCAD
Kelas X 37 siap
digunakan untuk menggambar.
b. Selanjutnya tetapkan satu diantara langkah
gunamenyelesaikan pemakaian
Sesudah selesai membuat AutoCAD
gambar dengan dengan
AutoCAD,cara
bisa :diakhiri
dengan tahapan-tahapan :
1)Pilih serta klik menu File, klik Close.
a. Simpan dokumen yang telah diciptakan.
2)Ataub. Klik tombol tetapkan
Selanjutnya Close ( satu diantara
) yanglangkah
ada diguna
pojok kanan atas
menyelesaikan
pemakaian AutoCAD dengan cara :
dari layar monitor.
1) Pilih serta klik menu File, klik Close.
2) Atau Klik tombol Close ( ) yang ada di pojok kanan atas
3)Atau tekan tombol ALT+ F4.
dari layar monitor.
. Mengenal Interface/ Antarmuka
3) Atau tekan AutoCAD
tombol ALT+ F4.
3. Mengenal
dapun interface dalam Interface/
program Antarmuka AutoCAD
AutoCAD secara jelas dapat kita lihat
Adapun interface dalam program AutoCAD secara jelas dapat kita
eperti padalihat
gambar
sepertiberikut.
pada gambar berikut.

Title
Men Quick
Acces M
Navig
Drawing ti

Comm
Status

Gambar 6.2.Gambar 6.2. Interface Program AutoCAD


Interface Program AutoCAD
Sumber dokumen penulis
Sumber dokumen penulis

Layar terdiri dari beberapa bagian contonya bisa dilihat pada gambar
ayar terdiri6.2.
dari beberapa
Disebelah bagian
kiri dan contonya
kanan bisa bisa atas
dilihat daerah dilihat pada
terdapat gambar
menu pull
down
.2. Disebelah dandan
kiri menu toolbarbisa
kanan sertadilihat
di bagian bawah menu
daerah atas toolbar
terdapatterdapat
menu
daerah prompt. Daerah gambar memenuhi sebagian besar layar dan
ull down dan
adalahmenu toolbar
ruang kerja serta yang
kita. Semua di bagian bawah
kita gambar menu
bisa dilihat toolbar
di daerah
ini.
erdapat daerah prompt. Daerah gambar memenuhi sebagian besar
ayar dan adalah ruang kerja kita. Semua yang kita gambar bisa dilihat
38 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
i daerah ini.
B. Konsep Dasar Aplikasi AutoCAD

1. Sistem koordinat pada AutoCAD


Dalam pengambaran sebuah objek tertentu diperlukan sistem
koordinat guna mendapatkan ukuran yang akurat dan presisi. Koordinat
pada bidang 3D dan 2 D dituliskan dengan 3 variabel, Yakni X, Y serta
Z. Jika kita melakukan penggambaran menggunakan bidang 2D nilai Z
adalah 0, penulisannya hanya dua variabel saja, yakni X dan Y dengan
sistem penulisan (x,y). Arah vertikal diwakilkan oleh sumbu Y dan
horizontal diwakili oleh sumbu X.
Cara menentukan koordinat suatu objek pada AutoCAD :
a. Koordinat Kartesius (Format : x,y)
Koordinat Kartesius (Cartesian Coordinate) merupakan koordinat
koordinat yang diwakilkan nilai (x,y) yang mmemperlihatkan letak
sebuah titik koordinat pada titik koordinat absolut (0,0) terhadap
UCS aktif pada Drawing Area.

Gambar 6.3. Koordinat Kartesius

b. Koordinat Relatif (format : @x,y)


Koordinat Relatif merupakan koordinat yang merujuk di titik koor-
dinat sebelumnya. Pada sistem koordinat ini nilai y dan x merepre-
sentasikan besar jarak diantara sebuah titik koordinat dengan titik
koordinat sebelumnya pada sumbu y serta x.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 39


Penulisan koordinat relatif di Autocad adalah (@x,y)
@ : memperlihatkan angka setelahnya yaitu jarak titik koordinat dari
titik koordinat sebelumnya pada sumbu y serta x
x : nilai arah mendatar (searah sumbu x)
, : pemisah nilai y dan x
y : nilai arah tegak (searah sumbu y)

Gambar 6.4 Koordinat Relatif

c. Koordinat Polar (Format : @d<a)


Koordinat polar merupakan koordinat yang dipakai guna menetapkan
titik selanjutnya berdasarkan jarak terhadap titik sebelumnya serta
arah penempatan nilai sudut.
Penulisan koordinat polar di Autocad adalah (@d<a)

@ : memperlihatkan angka setelahnya yaitu jarak titik koordinat


dari titik koordinat sebelumnya pada sumbu y serta x
d : Jarak/ distance jarak yaitu panjang titik yang akan dibuat
diperhitungkan dari titik akhir
< : tanda pemisah yang memiliki fungsi guna memisahkan nilai
sudut dan jarak
a : Sudut/ angle sudut didapatkan dari sumbu X positif dalam
derajat

40 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 6.5. Koordinat Polar

C. Teknik Dasar Menggambar 2D


Gambar 6.5. Koordinat Polar

1. Mengenal C. Toolbar Draw2Ddan fungsinya


Teknik Dasar Menggambar

a. Line : guna menggambarkan garis lurus


1. Mengenal Toolbar Draw dan fungsinya
a. Line : guna menggambarkan garis lurus
Ketik : L (enter)
Ketik : atau
L (enter) klik
atau klikicon
icon klik pada
klik pada titik pertama selanjutnya
titik pertama

klik pada titik kedua dan sebagainya.


selanjutnya klik pada titik kedua dan sebagainya.

Gambar 6.6. Garis yang dibuat dengan perintah Line

b. Polyline : guna membuat garis menerus, atau garis kombinasi lurus


dan lengkung yang saling terhubung.
Ketik : PL (enter) atau klik icon klik pada titik pertama
selanjutnya klik pada titik kedua dan sebagainya.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 41


Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 43
Gambar 6.5. Koordinat Polar

C. Teknik Dasar Menggambar 2D


1. Mengenal Toolbar Draw dan fungsinya
a. Line : guna menggambarkan garis lurus
Ketik : L (enter) atau klik icon klik pada titik pertama
selanjutnya klik pada titik kedua dan sebagainya.

Gambar 6.6. Garis yang dibuat dengan perintah Line

Gambar 6.6. Garis yang dibuat dengan perintah Line

b. Polyline : guna membuat garis menerus, atau garis kombinasi lurus


dan lengkung yang saling terhubung.
b. Polyline : guna membuat garis menerus, atau garis kombinasi lurus
dan lengkung yang saling terhubung.
Ketik : PL (enter) atau
Ketik : PL (enter) klik icon
atau klik icon klik pada
klik pada titik pertama selanjutnya
titik pertama

klik pada titik kedua dan sebagainya.


selanjutnya klik pada titik kedua dan sebagainya.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 43

Gambar 6.7. Garis yang dibuat dengan perintah Polyine

c. Circle : untuk membuat lingkaran


Terdapat enam metode dalam pembuatan lingkaran yang tersedia
pada AutoCAD. Salah satu contoh adalah metode Center-Radius.

42 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 6.7. Garis yang dibuat dengan perintah Polyine

c. Circle : untuk membuat lingkaran

Terdapat enam metode dalam pembuatan lingkaran yang tersedia pada


AutoCAD. Salah satu contoh adalah metode Center-Radius.

Ketik : C (enter) Ketik


ataupun klik icon
: C (enter) ataupun klik icon , klik titik
, klik titik pusat pusat
lingkaran lingkaran (center)

selanjutnya tetapkan panjang jari-jari lingkaran (radius).


(center) selanjutnyatetapkan panjang jari-jari lingkaran (radius).

Gambar 6.8. Membuat Circle/lingkaran dengan metode Center-Radius

d. Art : untuk membuat garis lengkung (garis busur).

Terdapat sebelas metode dalam pembuatan garis lengkung yang


tersedia pada AutoCAD. Salah satu contoh adalah metode 3 point.
Ketik : A (enter) ataupun klik icon , tetapkantitik awal dengan
klik titik 1, klik titik kedua dan tetapkan titik akhir dengan klik pada
titik 3.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 44

Gambar 6.8. Membuat Circle/lingkaran dengan metode Center-Radius

d. Art : untuk membuat garis lengkung (garis busur).


Terdapat sebelas metode dalam pembuatan garis lengkung yang
tersedia pada AutoCAD. Salah satu contoh adalah metode 3 point.
Ketik : A (enter) atau pun klik icon , tetapkan titik awal dengan
klik titik 1, klik titik kedua dan tetapkan titik akhir dengan klik pada
titik 3.

Gambar 6.9. Membuat garis lengkung/ Arc dengan metode 3 point

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 43


Gambar 6.9. Membuat garis lengkung/ Arc dengan metode 3 point

e. Rectangle : untuk membuat


e. Rectangle segisegi
: untuk membuat empat
empat atauatau bujur sangkar
bujur sangkar

Ketik : REC (enter) Ketik ataupun


: REC (enter) ataupunklik klik
icon
icon ,, tetapkan
tetapkantitik awaltitik awal dengan
dengan

klik titik 1, klik titikklikkedua atau tentukan ukuran panjang sisinya.


titik 1, klik titik kedua atau tentukan ukuran panjang sisinya.

Gambar 6.10. Membuat segi empat dengan rectangle

f. Polygon Gambar
: untuk6.9.
membuat segi banyak beraturan.
Membuat garis lengkung/ Arc dengan metode 3 point

Segi banyak beraturan ini dibentuk berdasarkan radius lingkaran semu


e. Rectangle
dan jumlah sisi :poligon.
untuk membuat segi empat atau bujur sangkar

KetikKetik
: POL: REC (enter)
(enter) ataupun
ataupun klikklik
iconicon , ,tetapkan
tetapkan total
titik awal dengan
sisi segi
klik beraturan
banyak titik 1, klik kemudian
titik kedua tetapkan
atau tentukan ukuranlingkaran
titik pusat panjang sisinya.
dengan
klik titik 1, tentukan radius poligon dengan klik titik kedua.

Gambar 6.10. Membuat segi empat dengan rectangle


f. Polygon : untukDasar-dasar
membuat segi banyak beraturan.
Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
Gambar 6.10. Membuat segi empat dengan rectangle
45

Segi banyak beraturan ini dibentuk berdasarkan radius lingkaran


f. Polygon : untuk membuat segi banyak beraturan.

semu dan jumlah sisi poligon.


Segi banyak beraturan ini dibentuk berdasarkan radius lingkaran semu
dan jumlah sisi poligon.
Ketik : POL (enter) ataupun klik icon
Ketik : POL (enter) ataupun klik icon
, tetapkan total sisi segi
, tetapkan total sisi segi
banyak beraturan kemudian
banyak beraturantetapkan
kemudian tetapkantitiktitikpusat lingkaran
pusat lingkaran dengan dengan
klik titik 1, tentukan radius poligon dengan klik titik kedua.
klik titik 1, tentukan radius poligon dengan klik titik kedua.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 45

Gambar 6.11. Membuat segi banyak beraturan dengan Polygon

44 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


g. Ellipse : untuk membuat bentuk oval/ elips/ bulat telur.
Objek elips terbentuk setelah kita menetapkan letak titik pusat minor
axis dan major axis.
Ketik : EL (enter) ataupun klik icon , tetapkan titik pusat elips
klik titik 1, tentukan sisi panjang (major axis) dengan klik titik 2 dan
tentukan sisi pendek (minor axis) dengan klik titik 3.

Gambar 6.12. Membuat bentuk oval dengan Ellipse

h. Hatch : untuk membuat arsiran bidang tertutup 2D.


Bidang 2D yang dapat diarsir dengan hatch merupakan bidang yang
tertutup, baik objek yang beraturan maupun yang tidak beraturan.

Gambar 6.13. Membuat arsiran dengan Hatch

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 45


Ketik : H (enter) ataupun klik icon , pick point didalam atau select
pada objek gambar yang akan diarsir.

Gambar 6.14. Kotak dialog Hatch Creation


Atur arsiran sesuai dengan diinginkan dengan pengaturan sebagai
berikut :
Patern : untuk memilih jenis/type arsiran.
Hatch color : untuk memilih warna arsiran
Background color : untuk memilih warna latar arsiran
Hatch Transparency : untuk mengatur trasnparansi arsiran
Hatch Angle : untuk mengatur skala arsiran
Hatch patern scale : untuk mengatur skala arsiran
Klik enter untuk mengakhiri pengaturan arsiran sebuah objek.

i. Gradient : sama halnya seperti hatch, yaitu membuat arsir/ blok


yang berupa bentuk objek tertentu (template) atau warna pada
bidang tertutup 2D. Kita bisa menggunakan satu warna atau dua
warna dengan variasi susunan.

Gambar 6.15. Membuat blok warna dengan Gradient

46 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Ketik : GRA (enter) ataupun klik icon , pick point didalam objek
atau select salah satu garis pada objek gambar yang akan blok warna.

Gambar 6.16. Kotak dialog Gradient


Pengaturan gradient adalah sebagai berikut :
Hatch type gradien : untuk memilih jenis/type blok gradien
Hatch color : untuk memilih warna arsiran
Gradient color 1 : untuk memilih warna pertama
Gradient color 2 : untuk memilih warna kedua
Angle : untuk mengatur skala arsiran
Tint : untuk mengatur pencampuran warna dan bayangan
Klik enter untuk mengakhiri pengaturan arsiran sebuah objek.
j. Boundary : untuk membuat bentuk duplikasi objek dalam bentuk
polyline atau region tertutup berdasarkan pola tertentu. perintah ini
sangat bermanfaat untuk mencari atau menghitung luasan suatu
area pada objek yang telah digambar.

Gambar 6.17. Membuat duplikasi objek dengan Boundary

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 47


Ketik : BO (enter) atau klik icon , pada kotak dialog Boundary
Ceation > klik pick points. Kemudian klik kiri pada objek yang akan
di duplikasi, tekan enter. Untuk mengetehui hasil duplikasi tersebut,
lakukan pemindahan objek dengan perintah edit move.

Gambar 6.18. Kotak dialog Boundary Ceation

2. Mengenal Toolbar Modify dan fungsinya


a. Move : untuk memindahkan objek gambar dengan jarak dan arah
tertentu.
Ketik : M (enter) ataupun klik icon , klik objek gambar yang akan
dipindahkan (titik 1 dan 2) > tekan enter > klik titik acuan (titik 3)
> geser sesuai arah dan ketik jarak yang diinginkan atau klik pada
tempat yang diinginkan (titik 4).

Gambar 6.19. Menggunakan perintah Move

48 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


b. Rotate : guna memutar objek gambar.
Ketik : RO (enter) ataupun klik icon , klik objek gambar yang akan
dipindahkan (titik 1) > tekan enter > klik titik acuan (titik 3) > putar
sesuai arah yang diinginkan dengan memasukan angka sudut putar
atau klik pada tempat yang diinginkan (titik 4) > tekan enter.
Default pada AutoCAD, sudut perputaran positifnya adalah
berlawanan arah jarum jam (Counter Clock Wise/CCW).

Gambar 6.20. Menggunakan perintah Rotate

c. Trim : untuk memotong objek dengan menggunakan pembatas


atau bidang potong
Ketik : TR (enter) ataupun klik icon , klik objek gambar yang akan
dipotong (titik 3 dan 4) > tekan enter > klik titik pembatas (titik 1
dan 2) > klik objek yang akan dihilangkan (titik 3 dan 4) > tekan
enter untuk mengakhiri.

Gambar 6.21. Menggunakan perintah Trim

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 49


d. Extend : guna memotong garis/ objek dengan menggunakan
pembatas berupa garis atau bidang.
Ketik : EX (enter) ataupun klik icon , klik objek gambar yang
hendak diperpanjang (titik 2) > klik titik pembatas (titik 1) > ketik
enter > klik objek yang akan perpanjang (titik 2) > tekan enter untuk
mengakhiri.

Gambar 6.22. Menggunakan perintah Extend

e. Erase : guna menghapus saatu atau sekumpulan objek.


Ketik : E (enter) ataupun klik icon , klik objek gambar yang akan
dihapus (titik 1 dan 2) > > tekan enter untuk mengakhiri.

Gambar 6.23. Menggunakan perintah Erase

50 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


f. Copy : guna senyalin / menduplikasi objek gambar.
Ketik : CO (enter) ataupun klik icon , klik objek gambar yang akan
disalin (titik 1 dan 2) > ketik enter > klik titik acuan (titik 3) > tekan
enter > klik titik tujuan atau masukkan jarak > tekan enter untuk
mengakhiri.

Gambar 6.24. Menggunakan perintah Copy

g. Mirror : guna mencerminkan objek gambar.


Ketik : MI (enter) ataupun klik icon , klik objek gambar yang akan
dicerminkan (titik 1) > ketik enter > klik titik acuan pencerminan
(titik 2 kemudian titik 3) > tekan enter untuk mengakhiri.

Gambar 6.25. Menggunakan perintah MIrror

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 51


h. Chamfer : untukmemangkas sudut ataupun menghubungkan dua
garis dengan garis lurus baru dengan kemiringan tertentu.
h. Chamfer : untuk memangkas sudut ataupun menghubungkan dua
Ketik : CHAgaris
(enter) ataupun
dengan klik icon
garis lurus baru dengan ,kemiringan
ketik d> ketik panjang
tertentu.
Ketik : CHA (enter) ataupun klik icon , ketik d> ketik panjang x
x > ketik panjang y > ketik enter > klik garis 1 > klik garis 2 > tekan
> ketik panjang y > ketik enter > klik garis 1 > klik garis 2 > tekan
enter untukenter
mengakhiri.
untuk mengakhiri.

Gambar 6.26.Gambar
Menggunakan perintah
6.26. Menggunakan Chamfer
perintah Chamfer

i. Fillet : i. gunamenghubungkan dua dua


Fillet : guna menghubungkan ujung
ujungdua garis
dua garis atau
atau objekobjek
dengan
sebuah busur dengan radius tertentu.
dengan sebuah busur dengan radius tertentu.
Ketik : F (enter) ataupun klik icon , ketik r > ketik enter > masukkan
nilai radius > ketik enter > klik garis 1 > klik garis 2 sekaligus untuk
Ketik : F (enter) ataupun klik icon , ketik r > ketik enter >
mengakhiri.
masukkan nilai radius > ketik enter> klik garis 1 > klik garis 2
sekaligus untuk mengakhiri.

Gambar 6.27. Menggunakan perintah Fillet

52 GambarTeknik
Dasar-dasar 6.27. Menggunakan
Konstruksi dan Perumahan SMK KelasFillet
perintah X

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 53


j. Explode : guna memisahkan/ memecah objek tunggal menjadi objek
yang terpisah dan berdiri sendiri.
Ketik : EXPL (enter) ataupun klik icon , klik objek yang akan
dipisahkan (titik 1) > tekan enter untuk mengakhiri.

Gambar 6.28. Menggunakan perintah Explode

k. Stretch : guna meperpanjang atau memperpendek sebagian objek


gambar dengan arah dan jarak tertentu.
Ketik : STR (enter) ataupun klik icon , klik sebagian objek yang
akan diperpanjang atau diperpendek > tekan enter > tentukan titik
acuan (titik 1) > geser ketitik yang diinginkan atau masukkan jarak
> tekan enter untuk mengakhiri.

Gambar 6.29. Menggunakan perintah Stretch

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 53


l. Scale : guna mengubah ukuran suatu objek, memperbesar atau
memperkecil objek menggunakan titik acuan.
Ketik : SC (enter) ataupun klik icon , klik objek yang akan
diperbesar atau diperkecil (titik 1) > tekan enter > tentukan titik
acuan (titik 2) > ketik faktor skala (faktor skala lebih dari 1,0 : objek
diperbesar, faktor skala kurang dari 1,0 : objek diperkecil) > tekan
enter untuk mengakhiri.

Gambar 6.30. Menggunakan perintah Scale


m. Array : guna menduplikasi objek dengan pola tertentu.
terdapat 3 macam perintah Array, yaitu :
1) Rectangular Array, yaitu menduplikasi objek dengan pola persegi
(rectangular).
Ketik : ArrayRect (enter) atau klik icon
2) Path Array, yaitu menduplikasi objek dengan mengikuti pola objek
yang kita gunakan sebagai jalur (path).
Ketik : ArrayPath (enter) atau klik icon
3) Polar Array yaitu menduplikasi objek dengan pola melingkar
(polar).
Ketik : ArrayPolar (enter) atau klik icon

54 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 6.31. Menggunakan perintah Rectangular Array

n. Offset : guna memduplikasi objek secara paralel.


Ketik : O (enter) ataupun klik icon , masukkan jarak offset > tekan
enter > klik objek yang akan diperbanyak/objek asli (titik 1) > klik
pada area lain untuk menentukan hasl offset.

Gambar 6.32. Menggunakan perintah Offset

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 55


D. Menggambar 3D

Gambar 6.33. (https://youtu.be/UkmJsKD0JVI)

Perkembangan teknologi juga terdapat pada bisnis jasa konstruksi,


kemajuan teknologi dimaksudkan untuk memudahkan pekerjaan
sehingga produktivitas meningkat. Perubahan komunikasi antar
komponen pada bisnis jasa konstruksi turut mempengaruhi model dan
platform yang digunakan. Melalui platform BIM (Buliding Information
Modelling) bisnis jasa konstruksi berupaya meningkatkan efektifitas,
efisiensi dan kolaborasi lintas sector yang semakin maju.
1. Pengertian Gambar 3D
3 dimensi atau 3D merupakan suatu ruang/objek yang mempunyai
tinggi, lebar, dan panjang yang mempunyai bentuk. Konsep 3D menunjuk
suatu ruang/objek yang mempunyai 3 dimensi geometris yang meliputi
tinggi, lebar, serta kedalaman. Mengacu pada 3 dimensi spasial, dimana
3D menampilkan sebuah titik koordinat Cartesian Z, Y, serta X.

56 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 6.34. titik koordinat Cartesian X, Y, dan Z

Beberapa perangkat yang digunakan dalam pemodelan 3D untuk


pekerjaan Konstruksi
- AutoDesk ( AutoCAD, Revit, Inventor, Maya, 3 DsMax, Advance
Steel, Infrawork dll)
- Graphisoft (ArchiCAD)
- Trimble (Sketchup)
- Wings 3D, serta beberapa aplikasi lain yang dapat digunakan.
Perkembangan teknologi pada sector bisnis jasa konstruksi juga telah
dilakukan adaptasi oleh pemangku kebijakan dan regulator Konstruksi
di Indonesia dengan terbitnya Permen PUPR No. 22 Tahun 2018. Dimana
BIM (Building Information Management) dipergunakan dari tahapan
perencanaan sampai dengan konstruksi, bahkan bisa dipergunakan pada
tahapan operation and maintenance (operasi dan perawatan)
Respon terbaru pemerintah dengan terbitnya Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 16 Tahun 2021 : untuk pekerjaan padat teknologi (bangunan
bertingkat menengah hingga tinggi) penggunaan BIM hingga dimensi
keenam, sedangkan sector industry padat modal (bangunan pencakar
langit dan super tinggi) penggunaan BIM hingga dimensi kedelapan.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 57


2. Teknik modelling 3D dengan menggunakan AutoCAD 3D
a) PENGENALAN DASAR 3 DIMENSI
AutoCAD mempunyai fasilitas mengedit serta menggambar 3
dimensi yang cukup komplit, kita bisa menciptakan gambar 3
dimensi mulai dari yang paling sederhana misalnya silinder dan
kubus, hingga yang rumit misalnya bangunan bertingkat. Tetapi
AutoCAD memberi fasilitas rendering guna memberi warna pada
gambar supaya didapatkan citra gambar yang lebih realistis berdasar
sumber cahaya serta material yang ditetapkan.
Tiap titik dalam ruang kerja pada AutoCAD memiliki 3 jenis koordinat
yakni z, y dan x, masing-masing memiliki arah orthogonal satu
dengan yang lainnya. Selama ini kita mungkin merasa cuma bekerja
pada koordinat y serta x saja. Tetapi bukan bermakna objek yang
kita ciptakan tak mempunyai nilai z. Kita bisa menetapkan 3 jenis
koordinat yakni x, y, dan z.
b) VIEW
Di Toolbar View ada grup ikon yang masing-masing merepresentasikan
cara pandang yaitu :

Gambar 6.35. Tampilan icon View

TOP VIEW
Pilih Pop-up Menu: View → 3D Views → Top View atau klik pada
icon
Cara pandang tegak lurus dari tampak atas benda

58 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


BOTTOM
Pilih Pop-up Menu: View → 3D Views → Bottom atau klik pada
icon
Cara padang tegak lurus dari tampak bawah benda

LEFT
Pilih Pop-up Menu: View → 3D Views → Left atau klik pada icon

Cara padang tegak lurus dari tampak sebelah kiri benda

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 59


RIGHT
Pilih Pop-up Menu: View → 3D Views → Right atau klik pada icon

Cara padang tegak lurus dari tampak sebelah kanan benda

FRONT
Pilih Pop-up Menu: View → 3D Views → Front atau klik pada icon

60 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Cara padang tegak lurus dari tampak depan benda

BACK
Pilih Pop-up Menu: View → 3D Views → Back atau klik pada icon

Cara padang tegak lurus dari tampak belakang benda

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 61


SW ISOMETRIC
Pilih Pop-up Menu: View → 3D Views → SW Isometric atau klik
pada icon
Cara padang secara isometric dari barat

SE ISOMETRIC
Pilih Pop-up Menu: View → 3D Views → SE Isometric atau klik
pada icon
Cara padang secara isometric dari timur

62 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


NE ISOMETRIC
Pilih Pop-up Menu: View → 3D Views → NE Isometric atau klik
pada icon
Cara padang secara isometric dari utara

NW ISOMETRIC
Pilih Pop-up Menu: View → 3D Views → Nw Isometric atau klik
pada icon
Cara padang secara isometric dari selatan

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 63


c) SHADE
Pada Toolbar View terdapat grup ikon dapat menentukan berbedaan
objek cara pandang sebagai berikut:

Gambar 6.36. Tampilan icon Shade

2D WIREFRAME
Pilih Pop-up Menu: View → Shade → 2D Wireframe atau klik pada
icon


3D WIREFRAME
Pilih Pop-up Menu: View → Shade → 3D Wireframe atau klik pada
icon

64 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


HIDDEN
Pilih Pop-up Menu: View → Shade → Hidden atau klik pada icon

FLAT SHADED
Pilih Pop-up Menu: View → Shade → Flat Shaded atau klik pada
icon

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 65


GOURAUD SHADED
Pilih Pop-up Menu: View → Shade → Gouraud Shaded atau klik
pada icon

FLAT SHADED, EDGES ON


Pilih Pop-up Menu: View → Shade → Flat Shaded, Edges On atau
klik pada icon

66 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


GOURAUD SHADED, EDGES ON
Pilih Pop-up Menu: View →Shade →Gouraud Shaded, Edges On
atau klik icon

d) UCS
Pada Toolbar Tools User Coordinate System (UCS) terdapat grup ikon
yang bisa menetapkan arah sumbu koordinat x, y dan z cara pandang
yaitu :

Gambar 6.37. Tampilan icon UCS

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 67


WORLD USC
Pilih Pop-up Menu: Tools → New UCS → World USC atau klik pada
icon
UCS dunia

Sebelum Sesudah

FACE USC
Pilih Pop-up Menu: Tools → New UCS → Face USC atau klik pada
icon
Command : Face USC
Select face of solid object: Klik P1
Enter an option [Next/Yflip/ Xflip] <accept>:(Enter)


Sebelum Sesudah

68 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


VIEW
Pilih Pop-up Menu: Tools → New UCS → View atau klik pada icon

Sebelum Sesudah

ORIGIN USC
Pilih Pop-up Menu: Tools → New UCS → Origin USC atau klik pada
icon
Perintah menempatkan USC pada obyek
Command : Origin USC
Specify new origin point <0,0,0>: Klik P1 {endpoint}

Sebelum Sesudah

Z AXIS VECTOR
Pilih Pop-up Menu: Tools → New UCS → Z Axis Vector atau klik
pada icon
Command : Z Axis Vector

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 69


Specify new origin point <0,0,0>: Klik P1 {endpoint}
Specify point on positive portion of Z-axis <-61.6286,-40.6200,0.4201>:
Klik P2 {endpoint}


Sebelum Sesudah

3 POINT USC
Pilih Pop-up Menu: Tools → New UCS → 3 Point USC atau klik pada
icon
Perintah menempatakan USC berdasarkan 3 titik
Command : 3 Point USC
Specify new origin point <0,0,0>: Klik P1 {endpoint}
Specify point on positive portion of X-axis <5.2899,6.1985,-0.5799>:
Klik P2 {endpoint}
Specify point on positive-Y portion of the UCS XY plane
<4.2899,7.1985,-0.5799>: Klik P3 {endpoint}


Sebelum Sesudah

70 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


X AXIS ROTATE USC
Pilih Pop-up Menu: Tools → New UCS → X Axis Rotate USC atau
klik pada icon

Perintah memutar USC terhadap sumbu X


Command : X Axis Rotate USC
Specify rotation angle about X axis <90>: : Klik P1
Specify rotation angle about X axis <90>: Specify second point: Klik
P2

Sebelum Sesudah

Y AXIS ROTATE USC


Pilih Pop-up Menu: Tools → New UCS → Y Axis Rotate USC atau
klik pada icon
Perintah memutar USC terhadap sumbu Y
Command : Y Axis Rotate USC
Specify rotation angle about Y axis <90>: Klik P1
Specify rotation angle about Y axis <90>: Specify second point: Klik
P2

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 71


Sebelum Sesudah

Z AXIS ROTATE USC


Pilih Pop-up Menu: Tools → New UCS →Z Axis Rotate USC atau
klik pada icon
Perintah memutar USC terhadap sumbu Z
Command : Z Axis Rotate USC
Specify rotation angle about Z axis <90>: Klik P1
Specify rotation angle about Z axis <90>: Specify second point: Klik
P2

Sebelum Sesudah

e) Sistem Koordinat Kartesius 3D


Koordinat kartesius 3D merupakan untuk membuat gambar 3D.
Perbedaan koordinat kartesius 3D menggunakan sumbu X, Y, Z dan
2D menggunakan sumbu X, Y. Lihatlah contoh sistem koordinat
kartesius 3D gambar di bawah ini ada tiga obyek bola, kerucut, dan
silinder.

72 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


SPHERE
Pilih Pop-up Menu: Draw → Solids → Sphere atau klik pada icon

Command : SPHERE (Enter)


S Specify center of sphere <0,0,0>: @2,1,1 (Enter)
Specify radius of sphere or [Diameter]: 0.2 (Enter)

Bola sistim koordinat 2,1,1

CONE
Pilih Pop-up Menu: Draw → Solids → Cone atau klik pada icon
Command : CONE (Enter)
Specify center point for base of cone or [Elliptical] <0,0,0>: @2,2,2
(Enter)
Specify radius for base of cone or [Diameter]: 0.2 (Enter)
Specify height of cone or [Apex]: 0.4(Enter)

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 73


Kerucut sistim koordinat 2,2,2

CYLINDER
Pilih Pop-up Menu: Draw → Solids → Cylinder atau klik pada icon

Command : CYLINDER (Enter)


Specify center point for base of cylinder or [Elliptical] <0,0,0>: @1,2,3
(Enter)
Specify radius for base of cylinder or [Diameter]: 0.2 (Enter)
Specify height of cylinder or [Center of other end]: 0.4(Enter)

Silinder sistim koordinat 1,2,3

74 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


3. Beberapa aplikasi menggambar 3D
Selain AutoCad Berikut ini adalah beberapa contoh software atau
alat yang dapat digunakan untuk melakukan proses rendering hasil
pemodelan 3D menjadi object yang realistic, software tersebut anatar
lain: 1. Mental Ray, ,2. Iray, 3. V-Ray, 4. RenderMan, 5. Octane Render,
6. KeyShot, 7. Corona Renderer, 8. Maxwell Render, 9. Lumion, 10. Indigo
Renderer, 11. LuxRender, 12. Toolbag, 13. Thea Render, 14. POV-Ray,
15. FluidRay RT, 16. FurryBall, 17. Bunkspeed, 18. FELIX Render,
19. NOX, 20. Guerilla Render, 21. Artlantis, 22. Arion, 23. Arnold,
24. 3Delight, 25. Redshift.
Contoh tampilan pengambaran 3D software selain AutoCad

Gambar 6.38. penggambaran menggunakan fasilitas Autodesk Revit

Gambar 6.39. Perencanaan jalan raya dengan Autodesk Infrawork

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 75


E. Refleksi
1. Apakah materi dalam bab menggambar AutoCad menarikdan mudah
dipahami?
2. kendala apa yang kalian alami ketika mempelajari tentang materi
menggambar AutoCad?
3. Apkah cakupan materi menggambar AutoCad ini sudah runtut,
sistematik?

F. Asesmen

1. Lembar Kerja Siswa


a) Tugas
1. Jelaskan kelebihan menggambar dengan program AutoCAD
daripada dengan cara manual!
2. Sebutkan 5 ikon dan fungsi yang ada pada Toolbar Draw !
3. Sebutkan 5 ikon dan fungsi yang ada pada Toolbar Modify !
4. Jelaskan secara singkat langkah kerja pembuatan objek gambar
detail pondasi pada AutoCAD !
5. Jelaskan perbedaan penggambaran 2D dan 3D dalam AutoCad
b) Tes Tertulis
1. Pada pembuatan model 3D ada beberapa pilihan view object
(visual style), untuk melihat object berupa garis-garis rusuk
adalah :
A. 3D Hiden
B. 3D Shaded
C. Realistic
D. Coceptual
E. 3D wireframe
2. Jika saat kita menggambar 3D dan membuka beberapa file dwg.
sekaligus, untuk dapat berpindah tampilan dari satu file ke file
yang lain bisa kita gunakan shortcut perintah:

76 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


A. Ctrl + M
B. Ctrl + V
C. Ctrl + Tab
D. Space
E. Enter
3. Penggunaan UCS Coordinates dalam pembuatan objek 3D pada
view 3D menjadi sangat penting karena perlu diketahui, meskipun
kita sudah menggunakan view 3D (SW, SE, NW, atau NE Isometric),
kita hanya bisa melakukan pergerakan…
A. ke arah sumbu X serta Z
B. ke arah sumbu X ,Y dan Z
C. ke arah sumbu X serta Y
D. ke arah sumbu Z dan Y
E. ke arah sumbu Z
4. Berikut adalah perintah yang dapat bekerja pada proses gambar
2D dan 3 D dalam AutoCAD, kecuali:
A. Copy, Move, Extrude, Miror, Rotate
B. Array, Move, Offset, Miror, Rotate
C. Copy, Move, Offset, Miror, Fillet
D. Copy, Move, Offset, Miror, Trim
E. Copy, Move,Chamfer, Miror, Rotate
5. Pada gambar autoCAD kita dapat melihat object sesuai kehendak
kita dengan menggunkan perintah orbit, untuk melihat object
berputar menerus :
A. View, Orbit, Free Orbit
B. View, Orbit, Constrained
C. View, Orbit, Continuous
D. View, Camera, Adjust Distance
E. View, Camera, Swivel

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 77


G. Pengayaan

Menggambar Meja Dan Kursi

Gambarlah meja dan kursi serta lantai dengan AutoCad 3D!

78 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


BAB

Sumber pixabay
7
TEKNIK DASAR
PENGUKURAN TANAH

Pertanyaan pematik
 Melihat gambar di atas, pekerjaan apa yang sedang dilakukan?
 Mengapa pekerjaan itu wajib dilaksanakan ?
 Apa yang dihasilkan dari pekerjaan tersebut ?

Tujuan Pembelajaran
Melalui berbagai macam teks, informasi dari berbagai sumber dan
aktifitas pembelajaran pada bab ini, peserta didik mampu, Memahami
jenis–jenis alat ukur tanah, Menerapkan prosedur pengoperasian alat
ukur tanah, Menerapkan teknik perawatan alat ukur tanah dan Memahami
serta Mengaplikasikan prosedur pekerjaan pengukuran tanah dan
pengecekan data hasil pengukuran.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 79


Lingkup Materi
M Pe
embelajaran
Lingkup Materi Pembelajaran
Peke
erjaan Pengukuraan
Prosedur
Jenis-jenis Alat Ukur Teknik Perawatan Alat
A Tanah dan
Pengoperasian Alat
Tanahh Ukur Tanah Pe
engecekan Data
Ukur Tanahh
Haasil Pengukuran

Proseduur
Pada Pekerjaan
n
Alat Ukur
U pengoperaasian rol meter/piita
Pengukuran
Sederhana Rol meter / Pita ukur
Penyipat Datarr
ukur

Alat Uku
ur Sipat Proseduur Pada Pekerjaan
n
Dattar pengoperaasian Kompas. Pengukuran
(Waterrpass) Kompaas Penyipat Ruangg

Alat Ukuur Sipat Proseduur


Ruaang pengoperaasian Handleveel
(Theod dolite) Handlevvel

Proseduur
pengoperaasian Alat Ukur Tanah
Alat Pen
nunjang Waterpasss
Alat Ukur Tanah
T
Waterpaass

Prosedu
ur Alat Ukur Tanah
pengoperaasian Theodolitee
Theodollite

A. Jenis – jenis Alat Ukur Tanah


Ilmu ukur tanah ialah komponen dari ilmu geodesi yang mengkaji
tentang cara pengukuran di permukaan bumi untuk berbagai kebutuhan
seperti pemetaan. Sedangkan ilmu geodesi sendiri mencakup pengukuran
dan kajian yang jauh lebih luas. Tak hanya sekedar penetapan serta
pemetaan posisi di darat tetapi di laut dan udara pula guna beragam
kebutuhan.
Prosedur pemetaan bisa dilaksanakan dengan cara ekstra terestrial
dan terestrial. Pemetaan ekstra terestrial dilakukan dengan memper­
gunakan alat yang tak berpangkal di tanah api tetapi dilaksanakan
dengan alat misalnya pesawat terbang maupun satelit sementara
terestrial dilaksanakan dengan mempergunakan alat yang berpangkal
di tanah.
ar Teknik Ko
Dasar-dasa onstruksi da
an Perumah
han SMK Ke
elas X 84

80 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 7.1. Surveyor sedang melakukan pengukuran tanah
Sumber : https://www.adhyaksapersada.co.id

Pengukuran tanah bertujuan untuk mengetahui luas tanah, perbedaan


tinggi tanah, menetapkan batas-batas area dan tanah selaku perancangan
pekerjaan konstruksi pada pembuatan saluran irigasi, pembangunan
jembatan, pembuatan gedung, dll.
1. Alat Ukur Sederhana
a) Rol Meter / Pita Ukur
Alat ini digunakan untuk mengukur panjang atau jarak dengan
ketelitian 0,5 mm. Pita ukur yang biasanya digunakan pada
pengukuran tanah memiliki panjang 50 m dengan satuan ukuran
milimeter, centimeter, meter dan inci.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 81


Gambar 7.2. Pita Ukur
Sumber : http://kumpulan1000arsipku.blogspot.com

b) Kompas
Kompas digunakan untuk mengukur sudut secara horizontal dan
menentukan posisi atau letak suatu benda berdasarkan arah mata
angin. Alat ini dilengkapi dengan jarum magnet yang selalu menunjuk
ke arah Utara serta skala pengukuran satu lingkaran penuh atau
360o.

Gambar 7.3. Kompas


Sumber : http://kumpulan1000arsipku.blogspot.com

82 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


c) Hand Level (Teropong Pendatar Tangan)
Hand Level digunakan untuk mengukur sudut secara vertikal
berdasarkan pada ketinggian pandangan pengamat. Alat ini berupa
teropong, digunakan sebagai alat pembidik serta dilengkapi dengan
nivo yang menunjukkan sudut yang terbentuk antara ketinggian
pandangan pengamat dengan benda yang dibidik. Skala ukuran
pada hand level adalah setengah lingkaran atau 180o.

Gambar 7.4. Hand Level


Sumber : http://kumpulan1000arsipku.blogspot.com

d) Klinometer
Klinometer dipakai guna menghitung sudut elevasi diantara garis
datar dengan garis yang mengaitkan suatu titik yang ada di garis
datar dengan titik puncak suatu objek.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 83


Gambar 7.5. Klinometer
Sumber : http://kumpulan1000arsipku.blogspot.com

2. Alat Ukur Sipat Datar (Waterpass)


Waterpass merupakan alat ukur optik yang dipakai guna mengukur
beda tinggi diantara dua ataupun lebih titik yang saling berdekatan. Alat
ini biasanya digunakan pada pekerjaan survei tanah untuk kebutuhan
pembuatan peta, data primer ketinggian dan kedataran tanah untuk
pekerjaan konstruksi bangunan, jalan, dan jembatan, keperluan militer,
dsb.

Gambar 7.6. Alat Ukur Sipat Datar (Waterpass)


Sumber : Penulis dan https://www.scribd.com

84 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


 Pelat Dasar : berfungsi sebagai dudukan waterpass dan
penghubung antara waterpass dengan statif.
 Sekrup Pendatar (leveling) : guna mengatur kedataran alat
dengan mengacu pada posisi gelembung nivo tepat berada di
tengah.
 Lingkar Horizontal : guna mengatur sudut datar yang dibentuk
antara titik amat dengan titik yang diamati.
 Sekrup Penggerak Halus Horizontal : guna memutar alat ke
arah horizontal secara halus.
 Nivo Kotak : guna memastikan kedataran alat sebelum digunakan
untuk pengukuran.
 Cermin Nivo : guna memantulkan bayangan nivo / mempermudah
melihat posisi gelembung nivo.
 Sekrup Fokus Objek : guna memperjelas objek yang dibidik.
 Sekrup Pengatur Benang Silang : guna memperjelas benang
silang.
 Optical Alignment Indeks : berfungsi sebagai acuan ketinggian
alat terhadap permukaan tanah.
 Lensa Objektif : lensa yang dipakai guna menangkap objek.
 Lensa Okuler : lensa yang dipakai guna melihat objek yang
terlihat di depan mata pembidik

3. Alat Ukur Sipat Ruang (Theodolite)


Theodolite adalah alat yang dipakai guna mengukur sudut vertikal
dan horizontal. Sama halnya dengan Waterpass, Theodolite juga bisa
dipakai guna mengukur jarak secara optis.
Alat ukur tanah Theodolite seringkali dipergunakan dalam pengukuran
pengamatan matahari, pemetaan situasi, ataupun pengukuran poligon.
Theodolite juga dapat digunakan sebagai alat penyipat datar jika sudut
vertikalnya dibuat menjadi 90o.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 85


Gambar 7.7. Theodolite
Sumber : Dokumen Probadi Penulis

- Handle : digunakan sebagai pegangan ketika kita mengangkat


Theodolite dari kotak alat.
- Sealed Baterry Compartmet  : penutup tempat baterai sebagai
daya guna menyalakan LCD pembacaan.
- Operating Keys : tombol-tombol yang dipakai guna memberikan
perintah di layar dalam memperlihatkan data-data kemiringan,
sudut, mensetting 0o, dsb.
- Display : layar yang memiliki fungsi guna memperlihatkan data-
data yang sudah diatur dengan Operating Keys.

86 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


- Centering optic (Optical Plummet Telescope) : dipakai guna
mengetahui apakah alat sudah tepat berada di atas patok atau
belum.
- Sekrup Centering optic : untuk memperjelas patok / paku yang
ditangkap oleh Optical Plummet Telescope.
- Horizontal Motion Clamp : komponen yang dipakai guna
mengunci gerakan Thodolite secara horizontal.
- Horizontal Tangent Screw : komponen dari Horizontal Motion
Clamp yang dipakai guna menggerakkan Theodolite secara halus
ke arah horizontal.
- Vertical Motion Clamp : komponen yang dipakai guna mengunci
gerakan Theodolite secara vertikal.
- Vertical Tangent Screw : bagian dari Vertical Motion Clamp yang
dipakai guna menggerakkan Theodolite secara halus ke arah
vertikal.
- Nivo Kotak : nivo berisi udara dam air dengan bentuk lingkaran
yang dipakai guna mengecek kedataran di sumbu I vertikal.
- Nivo Tabung : nivo bermuatan udara dan air dengan bentuk
tabung yang dipakai guna mengecek kedataran pada sumbu II
horizontal. Dimana sumbu I vertikal serta sumbu II horizontal
harus tegak lurus.
- Sekrup A, B, C (pendatar) : guna mengatur nivo tabung ataupun
nivo kotak supaya sumbu I vertikal.
- Base Plate : memiliki sebagai sebagai dudukan theodolite dan
penghubung antara theodolite dengan statif.

4. Alat Penunjang
a) Tripod / Statif / Kaki tiga
Statif merupakan alat pelengkap utama yang memiliki 3 kaki yang
sama panjang serta dapat diatur ketinggian alatnya. Alat ini digunakan
sebagai tempat dudukan alat serta guna menstabilkan alat misalnya
theodolite dan waterpass.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 87


Gambar 7.8. Statif / Tripod
Sumber : http://kumpulan1000arsipku.blogspot.com

b) Rambu Ukur / Bak Ukur


Rambu ukur / bak ukur merupakan alat semacam mistar yang
panjangnya 3 – 5 meter yang bisa diatur panjang pendek nya dengan
cara menarik atau menekan alat keatas atau kebawah. Alat ini
digunakan sebagai objek oleh pesawat sipat datar untuk mendapatkan
data-data bacaan benang dan terbuat dari kayu atau bahan
aluminium.
Pembacaan Rambu Ukur / Bak Ukur :
Pada saat pembacaan rambu yang ditangkap lensa objektif melalui
lensa okuler adalah garis-garis horisontal dan vertikal yang biasa
disebut dengan benang. Adapun benang-benang tersebut adalah
benang bawah (bb), benang atas (ba), benang tengah (bt), serta
benang vertical.

88 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


biasa disebut dengan benang. Adapun benang-benang tersebut
adalah benang bawah (bb), benang atas (ba), benang tengah (bt),

serta benang vertical.

Gambar 7.9. Benang – benang yang terlihat saat meneropong


Gambar 7.9. Benang
Sumber – benang yang terlihat saat meneropong
: https://www.buildingengineeringstudy.com
Sumber : https://www.buildingengineeringstudy.com

Cara pembacaan rambu ukur adalah dengan menggunakan satuan


mm dengan 4 digit angka. Dalam pembacaan rambu ukur yang
Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 93
pertama sekali dilihat adalah angka dengan ukuran paling besar
kemudian ditambahkan dengan digit selanjutnya
Koreksi Bacaan : bt = (ba + bb) / 2
Atau : 2bt = (ba + bb) Jarak = d = (ba -bb) x 100

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 89


c) Unting - unting
Alat ini berupa bandul yang dibuat dari kuningan ataupun besi yang
memiliki bentuk kerucut dengan ujung bawah lancip serta
digantungkan ditengah statif/tripod tegak lurus titik. Unting–unting
dipakai menjadi centering, yakni menepatkan pesawat sipat datar,
dipasang tepat di atas patok/titik yang sudah ditentukan dan diukur,
dan juga bisa dipakai menjadi sasaran bidikan pada pengukuran
sudut.

Gambar 7.80. Unting - Unting


Sumber : http://kumpulan1000arsipku.blogspot.com

d) Yalon / Jalon
Yalon adalah tongkat dengan ujung runcing yang dipakai menjadi
penanda titik yang akan ditembak sudutnya. Yalon adalah alat bantu
theodolite di lapangan selaku pelurusan saat mengukur.

90 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 7.81. Yalon/jalon
Sumber : https://indosurta.co.id/pole-stick-prisma-jalon-survey-52-meter/

B. Prosedur Pengoperasian Alat Ukur Tanah

1. Prosedur pengoperasian Rol meter / Pita ukur


Yakni dengan merentangkan meteran dari ujung satu ke ujung
lainnya dari objek yang diukur, antara lain :
a) Dilakukan oleh 2 orang
b) Orang pertama memegang ujung awal serta memposisikan
angka nol meteran di titik tersebut.
c) Orang kedua memegang meteran sembari menariknya selurus
mungkin menuju ke titik pengukuran selanjutnya, yang ingin
diukur. Kemudian membaca angka meteran yang tepat di titik
itu.
2. Prosedur pengoperasian Kompas
Prosedur pengoperasian alat ini dibedakan menjadi 2, sesuai dengan
jenis kompasnya, seperti berikut :
a) Kompas tangan
 Sesuai dengan jenisnya, kompas ini cukup dipegang dengan
tangan diatas titik pengamatan ;
 Posisi alat ini harus dikondisi mendatar, agar jarum pada
kompas mampu bergerak secara bebas. Bila kompas ini

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 91


dilengkapi dengan nivo, maka posisi gelembung nivo harus
berada ditengah (indikator kedataran alat) ;
 Selanjutnya baca angka skala lingkaran yang mengarah ke
titik/ arah yang dimaksudkan.
b) Kompas statif
 Sesuai dengan jenisnya, kompas ini menggunakan alat
pelengkap statif, kompas diletakkan diatas statif tepat pada
titik awal / pengamatan ;
 Sama dengan kompas tangan, posisi alat ini harus dalam
kondisi mendatar, supaya jarum pada kompas bisa digerakkan
secara bebas. Jika dilengkapi dengan nivo, maka atur
gelembung nivo tepat ditengah ;
 Selanjutnya arahkan bidikan/ visir ke titik yang dituju, lalu
baca angka skala lingkaran nya.
3. Prosedur pengoperasian Handlevel
a) Alat di pegangang, kemudian lubang bidikan berdiri di titik awal
dan diletakkan di depan mata.
b) Ukur tinggi mata kita, sebagai tinggi alat.
c) Bidikan ke sasaran yang dipasangkan di titik selanjutnya/titik
yang akan dibidik dan atur gelembung nivo tepat ditengah.
d) Jika tujuannya guna menetapkan beda tinggi, maka di titik
sasaran atau titik yang dibidik dipasangkan rambu ukur, supaya
ketinggian garis bidik di titik itu diketahui)
4. Prosedur pengoperasian Alat Ukur Tanah Waterpass
Ada 2 persyaratan penggunaan alat ini, yakni:
a. Syarat Dinamis : Sumbu I vertikal
b. Syarat Statis:
- Garis bidik teropong sejajar dengan garis arah nivo
- Garis arah nivo tegak lurus dengan sumbu I
- Garis mendatar diafragma tegak lurus dengan sumbu I

92 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Proses pengoperasian alat ukur sipat datar (waterpass):
1) Tentukan titik awal pengukuran tempat berdirinya alat, beri tanda
dengan menancapkan paku atau yang lainnya pada titik tersebut.
2) Tempatkan statif di atas titik awal pengukuran dengan permukaan
yang relatif datar. Buka tali pengunci statif, lalu atur ketinggian
statif setinggi dagu pengamat/pembidik menggunakan skrup
penyetel dan pastikan statif berdiri tegak.
3) Buka atau renggangkan ketiga kaki statif minimal 60⁰, lalu
tancapkan ujung kaki statif kedalam tanah supaya kuat dan
kokoh.
4) Gantungkan benang unting – unting di kawat yang ada dibawah
sekrup pengunci pesawat ke statif, atur hingga tepat berada
diatas titik awal pengukuran / paku, sebagai indikator kedataran
statif kita.
5) Letakkan Waterpass pada statif, kemudian kunci dengan sekrup
pengunci pesawat ke statif.
6) Atur kedataran Waterpass dengan memutar sekrup pendatar/
sekrup ABC kedalam maupun keluar, hingga posisi gelembung
udara yang ada pada nivo tepat berada di tengah, kemudian
putar Waterpass ke segala arah untuk memastikan gelembung
udara tetap berada di tengah. Sekrup AB sejajar dengan teropong
dan diputar secara bersamaan kearah yang sama, sedangkan
sekrup C di putar sendiri kedalam atau keluar.
7) Arahkan visir ke objek / rambu ukur yang ingin kita baca. Atur
fokus benang diafragma dan objek agar terlihat jelas, lalu
tepatkan benang diafragma pada objek / rambu ukur.
8) Periksa lagi posisi gelembung nivo, jika masih tepat ditengah
serta semua persyaratan dinamis dan statis sudah terpenuhi,
maka siap untuk melakukan pembacaan. Perlu diingat bahwa
setiap melakukan pembacaan, nivo harus selalu diperhatikan
agar gelembung nivo tepat ditengah.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 93


9) Pembacaan hasil bidikan. Hasil pembidikan yang bisa dibaca
terdiri dari :
- Pembacaan rambu ataupun benang ukur bacaan yang sesuai
dengan benang stadia bawah dikenal dengan sebutan
Bacaan Bawah (BB), yang sesuai dengan benang stadia atas
dikenal dengan sebuatan Bacaan Atas (BA), sementara
bacaan yang sesuai dengan benang diafragma biasa dikenal
dengan sebutan Bacaan Tengah (BT). Dikarenakan jarak
diantara benang diafragma mendatar ke benang stadia
bawah serta atas sama, maka :

BA – BT = BT – BB atau BT = ½ ( BA – BB)

Bacaan benang bawah (BB) dan atas (BA) dipergunakan dalam


penetapan jarak antara tempat rambu ukur yang dibidik dengan
tempat berdiri alat.
Bacaan benang tengah (BT) dipergunakan dalam penetapan
beda tinggi antara tempat rambu ukur yang dibidik atau dengan
tempat berdiri alat.
- Pembacaan Sudut. Waterpas sering pula disertai dengan
lingkaran mendatar berskala, supaya bisa dipakai guna mengukur
sudut horizontal atau mendatar. Satuan untuk sudut adalah
derajat dan grid

94 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


lingkaran mendatar berskala, supayabisa dipakai guna mengukur
sudut horizontal atau mendatar. Satuan untuk sudut adalah derajat
dan grid

Gambar
Gambar7.82.
7.82.Siswa prektek
Siswa menggunakan
prektek waterpass
menggunakan waterpass
Sumber dokumen penulis
Sumber dokumen penulis

5. Prosedur pengoperasian Theodolite


a) Tempatkan statif di atas titik titik awal pengukuran dengan
permukaan yang relatif datar, pastikan statif berdiri tegak dengan
setinggi
Dasar-dasar dagu
Teknik pengamat/pembidik.
Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 99

b) Letakkan Theodolite pada statif, kemudian kunci dengan pengunci


yang terpasang pada statif
c) Pastikan bahwa Theodolite sudah tepat berada di atas titik titik
awal pengukuran dengan menggunakan unting-unting untuk
theodilote manual. Jika menggunakan theodolite digital lakukan
centering dengan mengatur lingkaran centering tepat di titik
ukur/ paku.
d) Pastikan kedataran Theodolite dengan mengatur sekrup pendatar/
sekrup ABC hingga posisi gelembung udara yang ada di nivo
kotak tepat berada ditengah, kemudian pastikan bahwa
gelembung udara pada nivo tabung tegak lurus dengan
gelembung udara pada nivo kotak. Sekrup AB diputar secara
bersamaan kearah yang sama, sedangkan sekrup C di putar
sendiri kedalam atau keluar.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 95


f) Mengatur azimuth Utara 0o, dengan cara:
- Mengatur sudut horizontal 0o dengan mengendorkan
sekrup zenith
e) Mengatur kunci arah horizontal
90o, dengan cara :
- Gerakkan teropong ke bawah dan ke atas sampai
- Memutar piringan pembacaan skala sudut horizontal
memperlihatkan zenith 90o atau mendekati
o
- hingga bacaan
Kencangkan pada pengunci
sekrup loop sudut horizontal
vertikal mendekati
dan putar sekrup0 ,
penggerak kencangkan
kemudian halus vertikal guna memposisikan
sekrup zenith 90o atas
pengunci horizontal
f) Mengatur azimuth Utara 0o, dengan cara:
dan putar sekrup penggerak halus horizontal atas hingga
- Mengatur sudut horizontal 0o dengan mengendorkan sekrup
sudut horizontal
kunci arah tepat pada 0o
horizontal
- Memutar piringan pembacaan skala sudut horizontal hingga
- Menetapkan arah Utara dengan cara kendorkan sekrup
bacaan pada loop sudut horizontal mendekati 0o, kemudian
pengunci
kencangkan horizontal bawah, horizontal
sekrup pengunci putar alatatashingga jarum
dan putar
sekrup penggerak
kompas tepat di halus
tengahhorizontal atas hingga
garis indeks kompas sudut
atau
horizontal tepat pada 0 o

mendekati, lalu kencangkan. Selanjutnya putar sekrup


- Menetapkan arah Utara dengan cara kendorkan sekrup
penggerak halus horizontal
pengunci horizontal bawah
bawah, putar alat hingga jarumkompas
hingga jarum kompas
tepat di tengah garis indeks kompas atau mendekati, lalu
tepat di tengah garis indeks kompas.
kencangkan. Selanjutnya putar sekrup penggerak halus
g) Theodolite siap
horizontal bawahdigunakan. Pembacaan
hingga jarum kompas tepat hasil pembidikan
di tengah garis
yaituindeks kompas.
bacaan rambu ukur dan bacaan sudut, sudut yang
g) Theodolite siap digunakan. Pembacaan hasil pembidikan yaitu
dibaca bukan cumasudut horizontal saja namunpula sudut
bacaan rambu ukur dan bacaan sudut, sudut yang dibaca bukan
vertical.
cuma sudut horizontal saja namun pula sudut vertical.

Gambar
Gambar7.83.
7.83.Siswa
Siswa praktek menggunakan
praktek menggunakan Theodolite
Theodolite
Sumber dokumen
Sumber dokumen penulis
penulis

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 101


96 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
C. Teknik Perawatan Alat Ukur Tanah
Perawatan alat adalah aktivitas yang tidak kalah penting dari
pembuatan, perbaikan dan penggunaan alat. Manfaat dari kegiatan
tersebut dapat memperpanjang usia dari alat tersebut, menghindari
terjadinya kerusakan pada alat serta tetap memberi hasil yang terbaik.
Alat ukur tanah secara umum didefinisikan sebagai alat-alat optis yang
rentan pada benturan, jamur, serta air. Supaya keadaan alat ukur tanah
dalam kondisi layak pakai, pengamanan dan pemeliharaannya diharuskan
memperoleh perhatian yang seksama, baik sesudah pemakaian, selama
pemakaian, diperjalanan, dan selama penyimpanan.
1. Pada rol meter / pita ukur.
Kerusakan yang mungkin terjadi : skala angkanya yang sudah tidak
tampak jelas ataupun terhapus; ujung awal meteran nya yang telah
terputus hingga angka 0 nya tidak ada lagi; pemutar rol yang macet/
tidak berfungsi.
Teknik perawatan : menggulung rol meter serapi mungkin, tidak ada
yang terlipat; mengoleskan minyak ke alat pemutar rol supaya tidak
macet; simpan di tempat yang terlindungi dari air atau kering ; tidak
menarik rol meter terlalu kuat agar tidak putus.
2. Pada Kompas.
Kerusakan yang mungkin terjadi : jarum magnet nya yang sudah
tidak bergerak bebas lagi di porosnya ; skala angkanya sudah terhapus
atau tidak terlihat jelas.
Teknik perawatan : Rutin membersihkan dan memeriksa kompas;
simpan ditempat yang aman.
3. Handlevel.
Kerusakan yang mungkin terjadi : kaca yang ada benang silangnya
rusak/pecah ; nivo nya rusak sehingga gelembungnya tidak terlihat.
Teknik perawatan : Rutin membersihkan dan memeriksa alat; letakkan di
kotak alat.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 97


4. Pada Alat Ukur Tanah Waterpass.
Kerusakan yang mungkin terjadi : sekrup-sekrupnya sudah tidak
berfungsi atau rusak; benang diafragmanya yang sudah tidak jelas
terlihat; garis bidik tidak sejajar degan nivo; nivo nya rusak sehingga
gelembungnya tidak terlihat; sumbu satu tidak tegak; teropong tidak
bisa diputar; lensa teropong rusak / berjamur; bacaan sudut tidak terlihat
jelas.
Teknik perawatan : Rutin membersihkan dan memeriksa alat; letakkan
di kotak alat; simpan ditempat yang kering; Ketika melakukan pengukuran,
gunakan payung untuk melindungi alat dari hujan dan panas;
mengoleskan minyak pada sekrup-sekrupnya.
5. Pada Theodolite
Kerusakan yang mungkin terjadi : sumbu satu tidak tegak, sumbu
dua tidak mendatar, benang diafragmanya yang sudah tidak jelas terlihat;
lensa teropong rusak; nivo nya rusak sehingga gelembungnya tidak
terlihat; teropong tidak bisa diputar; bacaan sudut vertikal dan horizontal
tidak tampak jelas; pada teodholite digital terdapat display dan tombol-
tombol yang bisa rusak.
Teknik perawatan pada Theodolite hamper sama dengan Waterpass.

D. Pekerjaan Pengukuran Tanah dan Pengecekan Data Hasil


Pengukuran

1. Pengukuran Penyipat Datar


Alat yang dipakai dalam pengukuran ini yaitu alat ukur tanah
waterpass.
a. Penentuan beda tinggi
Beda tinggi merupakan perbedaan vertikal diantara jarak dari bidang
referensi atau dua titik yang sudah ditentukan ke sebuah titik tertentu
sepanjang garis vertikal.
Ada beberapa teknik pengukuran beda tinggi, yakni :

98 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


- Pesawat didirikan pada salah satu titik
Tempatkan pesawat diatas titik A, ukur tinggi pesawatnya dari
permukaan tanah sampai lensa pesawat (Tp). Dirikan rambu ukur
pada titik B. Kemudian lakukan pembacaan benang tengahnya
(bt). Setelah ketiga langkah sudah dilakukan dengan baik, maka
didapat Beda Tinggi (BT) diantara titik A serta B = tinggi pesawat
– benang tengah.

BT = bta – btb

Gambar 7.84. Pesawat didirikan pada salah satu titik


Sumber : PENGANTAR SURVEYING (upj.ac.id)

- Pesawat didirikan diantara dua titik


Tempatkan pesawat diantara 2 titik (titik B dan A). Dirikan rambu
di titik B serta A selanjutnya dibaca benang tengahnya , setiap
bacaan muka serta belakang. Beda tinggi (BT) diantara titik B
dan A = bacaan benang tengah belakang - bacaan benang
tengah muka.

BT = btA – btB

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 99


Gambar 7.85. Pesawat didirikan pada antara dua titik
Sumber : PENGANTAR SURVEYING (upj.ac.id)

- Pesawat didirikan diluar titik A dan titik B


Tempatkan pesawat diluar titik B serta A, dirikan rambu di atas
titik B dan A. Baca benang tengahnya, tiap benang tengah di
titik B serta A. BT diantara 2 titik A serta B = bacaan benang
tengah di A - bacaan benang tengah di B.

Gambar 7.86. Pesawat didirikan diluar titik A dan titik B


Sumber : PENGANTAR SURVEYING (upj.ac.id)

Kebenaran data hasil pembacaan rambu ukur di lapangan dapat


dicek dengan menggunakan persamaan berikut :

2 x benang tengah (bt) = benang atas (ba) + benang bawah (ba)

b. Pengukuran penyipat datar memanjang (Differential Levelling)


Pengukuran sipat datar memanjang dilakukan jika jarak diantara titik
B dan A yang wajib ditetapkan keadaan lapangan sedemikian rupa

100 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Pengukuran sipat datar memanjang dilakukan jika jarak diantara
titik B dan A yang wajib ditetapkankeadaan lapangan sedemikian
rupa dan beda dantingginya cukup cukup
beda tingginya jauh jauh
hingga garis
hingga bidik
garis bidiktak
tak memotong
memotong mistarmistar rambu
rambu dikarenakan
dikarenakan terlalu
terlalu rendah
rendah ataupun
ataupun tinggi. Sipat datar
tinggi.
memanjang
Sipat datar memanjang terbagi
terbagi jadisipat
jadi sipatdatar
datarmenjang
menjang tertutup
tertutup dan terbuka.
Jarak bidik yang ideal adalah ±30 – 40 m
dan terbuka. Jarak bidik yang ideal adalah ±30 – 40 m
- Sipat datar memanjang terbuka
- Sipat datar memanjang terbuka
D
B C
A
P P P

SE
SLA SLA SLA

Gambar 7.87. Pengukuran sipat datar memanjang terbuka


Gambar
Sumber 7.87.
: Dokumen Pengukuran
Pribadi Penulis sipat datar memanjang terbuka
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

Cara Pengukuran dan Koreksi :


1) Diawali dari slag 1, dirikan rambu ukur di titik B dan A
2) Tempatkan
asar-dasar Teknik Konstruksi pesawat
dan Perumahan SMK pertama
Kelas X (P1) diantara
106 titik B dan A
(usahakan jarak diantara pesawat dengan titik B dan A sama)
3) Baca rambu ukur A (bb,bt,ba). Perhitungkan koreksi dengan
persamaan : 2 x bt = (ba + bb)
4) Baca rambu B (bb,bt,ba). Perhitungkan koreksi dengan
persamaan : 2 x bt = (ba + bb)
5) Koreksi maksimal 2 mm
6) Menghitung beda tinggi (BT) = bacaan benang tengah
belakang – bacaan benang tengah muka
7) Menghitung jarak pesawat dengan titik A. dA = (ba A – bb
A) x 100
8) Menghitung jarak pesawat dengan titik B. dB = (ba B – bb
B) x 100
9) Menghitung jarak AB = dA + dB
10) Menghitung tinggi titik B = tinggi titik A ± beda tinggi titik
A-B. B = A ± BTA-B

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 101


11) Pada slag 2, rambu B menjadi bacaan belakang dan rambu
C menjadi bacaan muka. Selanjutnya, lakukan langkah yang
sama seperti pada slag pertama.
12) Begitu selanjutnya sampai pada slag akhir yang ingin
ditentukan jarak, beda tinggi dan tinggi titiknya

Tabel 1. Bentuk tabel pengolahan data hasil pengukuran sipat datar


memanjang terbuka

- Sipat datar memanjang tertutup


Sipat datar memanjang tertutup adalah sebuah pengukuran sipat
datar yang titik akhir dan awalnya merupakan satu titik yang
diketahui ketinggiannya. Tinggi titik akhir dan awal sama.

102 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 7.88. Pengukuran Sipat datar memanjang tertutup
Sumber : Pengukuran Beda Tinggi | My Geomatics Engineering

Cara Pengukuran dan Koreksi :


1) Menghitung beda tinggi tiap slag (BT), baik pengukuran
pulang ataupun pergi.
2) Menghitung jarak tiap slag (d) pada pengukuran pergi
3) Menghitung beda tinggi rata-rata dan jumlahkan total beda
tinggi rata-rata (ƩBT).
4) Menghitung besaran kesalahan penutup tinggi (fT) = ƩBT.
5) Koreksikan fT pada tiap beda tinggi slag sama dengan jarak
tiap slag: kTi = di/Ʃd.(-fT)
6) Menghitung tinggi titik 1, 2 dan 3 dengan perhitungan secara
berantai:
T1 = TA + BTA-1 + kT A-1
T2 = T1 + BT1-2 + kT 1-2
T3 = T2 + BT2-3 + kT 2-3
Cek: TA = T3 + BT3-A + kT 3-A
Jika TA hasil hitungan (pengecekan) sama dengan TA data awal,
penghitungan dianggap benar.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 103


Tabel 2. Bentuk tabel pengolahan data hasil pengukuran sipat datar
memanjang tertutup

2. Pengukuran Penyipat Ruang


Penyipat ruang atau yang sering disebut dengan pengukuran
poligon merupakan kumpulan atau serangkaian garis lurus yang
mengaitkan titik yang terletak di permukaan bumi, dimana titik -titik itu
memiliki sumbu koordinat X dan Y. Prinsip kerja pengukuran poligon
adalah mencari jarak dan sudut jurusan dari penggabungan sejumlah
garis yang sama-sama menghasilkan kerangka dasar guna kebutuhan
pemetaan sebuah daerah tertentu.
Pada dasarnya alat yang dipakai pada pengukuran ini yaitu Theodolite.
Theodolite merupakan alat yang dibuat guna mengukur sudut dengan
teliti dan cerat. Pengukuran ini meliputi sudut pada bidang horizontal
ataupun vertical. Pengukuran Theodolite juga disertai dengan pembacaan
rambu ukur yang dapat dipakai guna menetapkan beda tinggi dan jarak.
Ditinjau dari bentuk fisik visualnya pengukuran poligon meliputi:

a) Pengukuran Poligon Terbuka


Meliputi rangkaian garis yang saling berkaitan namun tidak kembali
ketitik awal ataupun terikat pada suatu titik dengan ketelitian yang
lebih tinggi atau sama orderannya. Titik pertama tidak sama dengan
titik akhirnya. Umumnya dipergunakan untuk jalan kereta api, saluran
irigasi, jalan raya, dan sebagainya.

104 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


b) Pengukuran Poligon Tertutup
- Prosedur Pengukuran Poligon
Beberapa Ketetapan pengukuran Kerangka dasar Horizontal,
yaitu :
a. Pengukuran astronomi (azimuth), minial diukur 4 seri masing-
masing guna pengukuran sore serta pagi hari.
b. Sudut mendatar, minimal diukur 2 seri.
c. Jarak diantara dua titik, minimal diukur 2 kali.
Untuk prosedur pengukuran poligon kerangka dasar horizontal
yaitu:
1) Persiapkan sket lokasi areal yang hendak diukur, daftar, serta
catatan pengukuran.
2) Tetapkan serta tancapkan patok-patok di titik yang hendak
diukur
3) Dirikan theodolite pada titik (patok) awal pengukuran dan
lakukan pnyetelan alat sesuai ketentuan. Alat di pengukuran
poligon didirikan diatas patok, hal ini berbeda dengan
pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal dengan alat
yang beridiri diantara 2 patok (titik).
2) Arahkan teropong ke target belakang lalu pada posisi biasa,
baca sudut horizontalnya. Kemudian putar teropong ke arah
target muka dan pada posisi biasa, baca sudut horizontalnya
3) Teropong dirubah kedudukannya jadi luar biasa dan diarahkan
ke target muka beserta dibaca sudut horizontalnya.
4) Alat theodolite dipindah ke patok berikutnya dan lakukan
hal yang serupa. Pengukuran diteruskan sampai keseluruhan
patok didirikan alat theodolite.
5) Data yang didapatkan dari lapangan, diolah secara
tabelarisatau manual. Pengolahan data poligon bisa
diselesaikan dengan metode Transit atau Bowditch. Pada
metode Transit bobot ordinat/absis didapati jarak pada arah
absis dibanding total jarak di arah ordinat/absis sementara

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 105


metode Bowditch, bobot koreksi ordinat/absis didapatkan
dari perbandingan jarak resultante dengan jumlah jarak
pengukuran poligon.
6) Hasil yang didapatkan dari praktek pengukuran poligon di
lapangan yaitu koordinat titik yang diukur selaku titik ikat
guna keperluan penggambaran titik detail pada pemetaan.
- Pengolahan / Pengecekan Data Poligon
Olah data bisa dilaksanakan secara tabelaris mempergunakan
lembar elektrolis di komputer seperti perangkat lunak Excell dan
Lotus ataupun secara manual langsung dikerjakan pada formulir
ukuran. Rumus dasar pengolahan data dikirimkan penyajiannya
secara analog jadi rumus-rumus terprogram berbentuk digital.
Pengolahan data poligon dikendalikan terhadap sudut luar atau
dalam poligon pada ordinat ataupun absis. Olah data poligon
dimulai dengan memperhitungkan sudut akhir dan awal dari
titik-titik poligon antara lain :
a. Mengoreksi hasil ukuran
b. Mereduksikan hasil ukuran, contohnya mereduksikan jarak
miring jadi jarak mendatar dan sebagainya
c. Memperhitungkan azimuth pengamatan matahari
d. Memperhitungkan ketinggian dan koordinat tiap titik.
Pengukuran poligon bis dilakukan dengan dasar-dasar
penghitungan berikut :
1) Memperhitungkan Sudut Jurusan Awal yang sudah diketahui
koordinatnya (XB, YB) dan
koordinatnya (XB,(XA, YA), (XA,
YB) dan makaYA),
: maka :

�� � ��
αAB = arctan
�� � ��

2) Memperhitungkan
2) Memperhitungkan Sudut Jurusan
Sudut Jurusan Akhir Akhir
yang yang sudah
sudah diketahui
diketahui
koordinatnya (XD, YD) dan (XC, YC), maka :
koordinatnya (XD, YD) dan (XC, YC), maka :

106 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan


�� � �� SMK Kelas X
αCD = arctan
�� � ��

3) Memperhitungkan Koreksi Penutup Sudut melalui syarat


koordinatnya (XD, YD) dan (XC,Sudut
Memperhitungkan YC), maka : Akhir yang sudah diketahui
Jurusan
2)2)Memperhitungkan Sudut Jurusan Akhir yang sudah diketahui
2) Memperhitungkan Sudut Jurusan Akhir yang sudah diketahui
koordinatnya
koordinatnya (XD,YD)
(XD,
αCD = arctan
YD)dandan
�� � � � (XC, YC), maka :
(XC, YC), maka :
koordinatnya (XD, YD) dan (XC,� YC),� maka :
� � �
�� � ��
3) Memperhitungkan Koreksi Penutup
αCD = arctan
αCD = arctan
� � �
Sudut
�� � �
� � �
� melalui syarat
αCD = arctan
� � �� �
� �� �
penutup sudut dengan : n merupakan
Memperhitungkan
�� � ��
total titik poligon
Koreksi Penutup
Penutup yang
Sudut melalui
melalui syarat
3)3) Memperhitungkan Koreksi Sudut syarat
3) Memperhitungkan Koreksi Penutup Sudut melalui syarat
diukur 3) sudut-sudutnya
Memperhitungkan
penutup sudutdengandan�
denganKoreksi merupakan
Penutup Sudut sudut-sudut
melalui syaratyang
penutup sudut : n: nmerupakan
merupakan total
total titik
titik poligon
poligon yang
penutup sudut
luar/dalamdiukur dengan
penutup
poligon hasil :
sudut n merupakan
dengan : n
pengukuran dari total
merupakantitik poligon
total
lapangan, titik
maka : yang
poligon yang
diukur sudut-sudutnya
sudut-sudutnya dan�
dan� merupakan
merupakan sudut-sudut
sudut-sudut
diukur diukur sudut-sudutnya
sudut-sudutnya dan� dan merupakan
merupakan
𝛽 sudut-sudut luar/
sudut-sudut
luar/dalam poligon
dalam poligon
luar/dalam poligonhasilhasil pengukuran
hasilpengukuran
pengukurandari dari lapangan,
darilapangan,
lapangan, maka
maka
maka :: :
αakhir – αawal = Σβ – (n – 2) . 180⁰ + kβ
luar/dalam poligon hasil pengukuran dari lapangan, maka :
αakhir – αawal = Σβ – (n – 2) . 180⁰ + kβ
αakhir – αawal = Σβ – (n – 2) . 180⁰ + kβ
kβ = (αakhir – αawal) – (Σβ + (n – 2) . 180⁰ )

αakhir – αawal = Σβ – (n – 2) . 180⁰ + kβ
Koreksi :
kβ = (αakhir – αawal) – (Σβ + (n – 2) . 180⁰ )
kβ = (αakhir – αawal) – (Σβ + (n – 2) . 180⁰ )

Toleransi kβ = 7''√n
kβ = (αakhir – αawal) – (Σβ + (n – 2) . 180⁰ )
Koreksi
Koreksi : : :
Koreksi
Koreksi
Vβi =kβ: / nToleransi
,Toleransi
n = jumlah titik sudut
Toleransi kβkβ=kβ=7''√n
=7''√n
7’’√n
Toleransi kβ Vβi
4) Memperhitungkan
= 7''√n
=kβ/Sudut-sudut
/ n , n =jumlah
jumlah titiksudut
Luar/Dalam sudutPoligon yang sudah
Vβi
Vβi =kβ =kβ/ n n, n, n= =jumlah titik
titik sudut
Vβi =kβ /4) n ,Memperhitungkan
dikoreksikanpada n = jumlah
Kesalahan
Sudut-sudut Luar/Dalam Poligon yang
titik Penutup
sudut SudutLuar/Dalam
:
4) Memperhitungkan
4) Memperhitungkan Sudut-sudut
Sudut-sudut Luar/Dalam Poligonyang
Poligon yang sudah
sudah dikoreksikan pada Kesalahan Penutup Sudut : sudah
4) Memperhitungkan Sudut-sudut Luar/Dalam Poligon yang sudah
dikoreksikanpadaKesalahan
dikoreksikanpada KesalahanPenutup
PenutupSudutSudut: :
dikoreksikanpada Kesalahan Penutup Sudut :
β0k = β0 + (Vβi)
β1k = β1 + (Vβi) dst,
βnk = βn + (Vβi)
β0k = β0 + (Vβi)
β0k = β0 + (Vβi)
β1k = β1 + (Vβi) dst,
β0k = β0 + (Vβi)
β1k = β1 + (Vβi) dst,
βnk = βn + (Vβi)
β1k = β1 + (Vβi) dst,
βnk = βn + (Vβi)
βnk = βn + (Vβi)
5) Memperhitungkan
5) Memperhitungkansudut-sudut jurusan
sudut-sudut diantara
jurusan diantaratitik-titik
titik-titik
Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 113
poligonpoligon
Untuk
Dasar-dasar perhitungan
Teknik Konstruksi awalPerumahan
dan : SMKKelas
KelasX X
Untuk perhitungan
Dasar-dasar awal
Teknik :
Konstruksi dan Perumahan SMK 113
113
 Apabila
Dasar-dasar Teknik Konstruksi danputaran sudut-sudut
Perumahan SMK Kelastidak
X >1 putaran ataupun
113

 sudut sudut-sudut
Apabila putaran 360º, maka : tidak >1 putaran ataupun sudut

360º, maka : α A1 = α AB +
�0k

 Apabila putaran sudut-sudut > 1 putaran ataupun sudut
 Apabila putaran sudut-sudut
360º, maka : > 1 putaran ataupun sudut 360º,

maka : α A1 = α AB + �0k– Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Dasar-dasar 107
360⁰
�0k

 Apabila putaran sudut-sudut > 1 putaran ataupun sudut 360º,


 Apabila putaran sudut-sudut > 1 putaran ataupun sudut 360º,
 Apabila putaran sudut-sudut > 1 putaran ataupun sudut 360º,
maka :
maka
α A1 =: α AB + �0k–
α A1 = α AB + �0k–
maka : 360⁰ α A1 = α AB + �0k–
360⁰
360⁰

Guna perhitungan
Guna perhitungan berikutnya : berikutnya :
Guna perhitungan berikutnya :
Guna perhitungan
 Apabila berikutnya :
putaran sudut-sudut tidak > 1 putaran atau sudut
 Apabila putaran sudut-sudut tidak > 1 putaran atau sudut 360º,
 Apabila360º, makasudut-sudut
putaran : tidak > 1 putaran atau sudut 360º,
 Apabila putaran sudut-sudut tidak > 1 putaran atau sudut 360º,
maka : α 12 = α A1 + 180⁰ +
maka : α 12 = α A1 + 180⁰ +
maka : 12 = α A1 + 180⁰ +
�1kα
�1k
�1k
 Apabila putaran sudut-sudut > 1 putaran ataupun sudut
 Apabila putaran sudut-sudut > 1 putaran ataupun sudut 360º,
 Apabila360º, maka:
putaran sudut-sudut > 1 putaran ataupun sudut 360º,
 Apabila putaran sudut-sudut > 1 putaran ataupun sudut 360º,
α 12 = α A1 + 180⁰ + �1k – 360⁰
maka: α 12 = α A1 + 180⁰ + �1k – 360⁰
maka:
α 12 = α A1 + �1k
= αα– 180⁰
maka: α 12 12 += 180⁰ +
A1 – 360⁰
�1k – 180⁰
α A1 + �1k
α 12 = α A1 + �1k – 180⁰


6) Menkoreksi ordinat dan absis melalui syarat ordinat dan absis.
6) Menkoreksi
ordinat dan absis melalui syarat ordinat dan absis.
6) Menkoreksi ordinat dan absis melalui syarat ordinat dan absis.
Syarat Absis: 6) Menkoreksi ordinat dan absis melalui syarat ordinat dan
Syarat Absis:
Syarat absis.
Absis:
Dengan a yaitu sudut jurusan
Syarat dan d yaitu jarak sejajar/ datar bidng
Dengan a Absis:
yaitu sudut jurusan dan d yaitu jarak sejajar/ datar bidng
Dengan a yaituasudut
Dengan jurusan
yaitu sudut dan d dan
jurusan yaitud jarak
yaitu sejajar/ datar datar
jarak sejajar/ bidng
nivo, maka : X akhir – X awal = ∑ d. sin α + kx
bidng
nivo, makanivo,
: maka :
nivo,Kx = X akhir – X awal ‐ ∑ d . sin α
maka :
Dasar-dasar Teknik KonstruksiX akhir – X awal = ∑ d. sin α + kx
dan Perumahan SMK Kelas X 114
Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 114
Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
Kx = X akhir – X awal ‐ ∑ d . sin α 114

Syarat Ordinat :
Syarat Ordinat :
DenganSyarat Dengan
a yaituOrdinat
sudut :
jurusanadan
yaitud sudut jurusan
yaitu jarak dan ddatar
sejajar/ yaitu jarak sejajar/ datar
bidng nivo, maka :
Dengan
bidng nivo, makaa :yaitu sudut jurusan dan d yaitu jarak sejajar/ datar
Y akhir – Y awal = ∑ d. cos α + ky
Ky = Y akhir – Y awal ‐ ∑ d . cos α
bidng nivo, maka : Y akhir – Y awal = ∑ d. cos α + ky

Ky = Y akhir – Y awal ‐ ∑ d . cos α

7) Memperhitungka Koordinat – Koordinat Definitif titik-titik


108 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X

7) Memperhitungka
poligon Koordinat
menggunakan Metode – Koordinat Definitif titik-titik
Bowditch

X1 = XA + dA1 . sin αA1 + kx (dA1 / ∑ d)


7) Memperhitungka Koordinat – Koordinat Definitif titik-titik
7) Memperhitungka Koordinat – Koordinat Definitif titik-titik
7) Memperhitungka
poligon menggunakanKoordinat – Koordinat Definitif titik-titik
Metode Bowditch
poligon menggunakan Metode Bowditch
poligon menggunakan Metode Bowditch
X1 = XA + dA1 . sin αA1 + kx (dA1 / ∑ d)
X1 = XA + dA1 . sin αA1 + kx (dA1 / ∑ d)
Y1 = YA + dA1 . cos αA1 + ky (dA1 / ∑ d)
Y1 = YA + dA1 . cos αA1 + ky (dA1 / ∑ d)

8) memperhitungkan koordinat – koordinat definitif titik-
8) memperhitungkan
8) memperhitungkan koordinat koordinat – koordinat
– koordinat definitif
definitif titik-titik-titik
titik poligon menggunakan metode
poligon menggunakan metode transit transit
titik poligon menggunakan metode transit
X1 = XA + dA1 . sin αA1 + kx (dA1 . sin αA1 /∑ � . sin α)
X1 = XA +Y1
dA1 . sin+ αA1
= YA dA1 +. cos
kx (dA1
αA1 .+sin
ky αA1
(dA1/∑ � . sin
. cos αA1α)/ ∑ �. cos α)
Y1 = YA + dA1 . cos αA1 + ky (dA1 . cos αA1 / ∑ �. cos α)
9) Menghitung
9) Menghitung Toleransi
Toleransi
9) Menghitung
Toleransi Toleransi
Sudut : Sudut
Apabila dipergunakan
Toleransi : Apabila alat Theodolite sesuai
dipergunakan alat
dengan
Toleransi Maka estimasi
Sudut : maksimum
: f� harus ≤ i √�ditetapkan
Apabila dimana
dipergunakan: n yaitu alat
banyak titik
Maka : f� harus ≤ idengan
Theodolitesesuai √� dimanaestimasi : n maksimumditetapkan
yaitu banyak titik
i = ketelitian dalam satuan detik (sekon)
sudut dengan estimasi maksimumditetapkan
Theodolitesesuai
sudut
salahi =penutup
ketelitian dalam
sudut satuan=detik
poligon K = i (sekon)
n
Toleransi
i = ketelitian
Maka dalam Jarak
satuan
: f𝛽 penutup
harus : Apabila
detik (sekon) dipergunakan pita ukur,
salah
Toleransi Jarak≤ :isudut
√𝑛 dimana
Apabilapoligon : n=yaitu
K = banyak
dipergunakan in titik
pita sudut
ukur,
Toleransi
salah Jarak toleransi
ditetapkan
penutup sudut :poligon
Apabila = dipergunakan
K = i n jarakpita
ketelitian ukur,
linier = 1/ditetapkan
2500
ditetapkan toleransi ketelitian jarak linier = 1/ 2500
toleransi ketelitian jarak linier = 1/ 2500
Salah
Dasar-dasar Teknik Linier =dan
Konstruksi L = Perumahan
������ � ���� SMK

Kelas X 115
Salah Linier = L = ����� � � ���� �
Dasar-dasar Teknik Konstruksi
Maka dan Perumahan
: Toleransi SMKlinier
salah Kelasdiharuskan
X memenuhi
115 :
Maka
Maka :: Toleransi
Toleransi salah
salah linier diharuskan memenuhi ::
linier diharuskan memenuhi
������ � ����� 1
������ � ����� �1
�∑ �� � 2500
�∑ �� 2500
- Penggambaran Poligon
- Penggambaran
Penggambaran Poligon
- Penggambaran Poligonpoligon dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni:
1) secara digital
Penggambaran poligon: penggambaran
dapat dilakukansecara dengan digital lebih
2 cara, berfokus
yakni:
Penggambaran poligon dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni:
pada sistim koordinat yang dipergunakan beserta satuan unit
1) secara digital : penggambaran secara digital lebih berfokus pada
1) secara digital : penggambaran
yang akan dipergunakan secara
pada digital
gambarlebih berfokus
digital pada
yang berkaitan
sistim koordinat
dengan yang dipergunakan
keluaran beserta satuan
akhir. beserta satuan unit yang akan unit yang akan
sistim koordinat yang dipergunakan
2) secarapada
dipergunakan manual: penggambaran
gambar digital yang secaraberkaitan manual diharuskan
dengan keluaran
dipergunakan pada gambar digital yang berkaitan dengan keluaran
memerhatikan skala gambar dan ukuran kertas.
akhir.
akhir.
2) secara manual: penggambaran secara manual diharuskan
2) secara manual: penggambaran secara manual diharuskan109
Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
memerhatikan skala gambar dan ukuran kertas.
memerhatikan skala gambar dan ukuran kertas.
E. Refleksi
Setelah mempelajari bab tentang keselamatan dan kesehatan kerja,
lingkungan hidup dan budaya kerja industri, beberapa hal yang dapat
yang dapat direfleksikan diantarnya mengenai cakupan materi dan
pemahaman materi:
1. Apakah kalian memahami maksud dan tujuan dari mempelajari
bab tentang teknik pengukuran tanah?
2. Apakah kalian tertarik memelajari materi ini?
3. Apakah materi ini sangat bermanfaat bagi kalian?
4. Apakah kalian kesulitan dalam mempelajari materi ini?
5. Dampak apkah yang kalian rasakan setelah mempelajari bab ini?

F. Asesmen

1. Lembar Aktifitas Siswa


Aspek Pengetahuan :
1. Buatlah konsep mind mapping yang berisi tentang materi jenis-
jenis alat ukur tanah serta prosedur penggunaan alatnya.
dikerjakan di kertas A3, dibuat sekreatif dan semenarik mungkin!
2. Mengapa alat ukur tanah harus dirawat, jelaskan secara singkat
beberapa teknik perawatan dari 4 alat ukur tanah!
Keterampilan :
Lakukan pekerjaan pengukuran sipat datar memanjang terbuka
menggunakan alat ukur tanah waterpass sesuai proedur. Pengukuran
bisa dilakukan di lingkungan sekitar sekolah.

110 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


G. Pengayaan
Data pengukuran dengan auto level metoe pesawat diantara dua titik
sebagai berikut:

Bacaan Benang (belakang) / P1 Bacaan Benang ( muka) / P2


1,375 1,475
0,875 1,075
0,375 0,675

1. Tentukan:
a. Jarak (d) = … m
b. Beda tinggi P1 dengan P2 = … m
2. Gambarlah garfik jarak dan beda tinggi ( menggunakan skala jarak
dan tinggi, digambar pada kertas millimeter)
3. Buatlah gambar sketsa teknik pengukurannya

Sketsa pengukuran:

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 111


112 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
BAB

8
STATIKA BANGUNAN

Pertanyaan Pematik:
 Sebutkan bagian-bagian struktur pada konstruksi bangunan ?
 Apa yang terjadi jika struktur pada konstrusi bangunan tidak kuat?

Tujuan Pembelajaran;
Melalui berbagai macam teks, informasi dari berbagai sumber dan
aktifitas pembelajaran pada bab statika bangunan, peserta didik mampu
memahami elemen, pembebanan, jenis tumpuan dan gaya pada struktur
bangunan serta mampu melakukan perhitungan gaya batang rangka
sederhana

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 113


Lingkup Materi
M Pem
mbelajaran

Lingkup Materi Pembelajaran


Perhitungan Gaya
Elemen Strukttur Pembebanan Pada Gaya Padaa Struktur Batang Rangka
Tumpuan
Bangunan Strukttur Bangunan Banggunan SSederhana Metode
Cremona

Perhitungan Rangka
Bagian-baggian Batang Atap
Beban Mati Tumpuan Bebass Arrah Gaya
struktur banggunan Menggunakan
Metode Kremona

Klasifikasi Ele
emen
Beban Hidup Tumpuan Jepit Jenis Gaya
Strukturr

Elemen - Ele
emen
Beban Gempa Tumpuan Rol Komp
posisi Gaya
Utama Stru uktur

Kombinasi
Tumpuan Sendi Menyyusun gaya
Pembebanan

Keseim
mbangan Gaya
Pada Struktur
Baangunan

A. Elemen Struktur Bangunan


Elemen struktur bangunan merupakan bagian dari suatu sistim
bangunan yang bekerja guna mendistribusikan beban yang disebabkan
oleh adanya bangunan di atas tanah. Fungsi struktur yaitu guna
memberikan kekuatan dan kekuatan yang dibutuhkan guna menghindari
suatu bangunan terjadi keruntuhan. Struktur adalah bagian bangunan
yang mendistribusikan beban. Beban ini bertumpu pada elemen-elemen
untuk kemudian didistribusikan ke bagian bawah tanah, supaya beban-
beban tersebut akhirnya bisa ditahan. Elemen-elemen struktur yang
seringkali dipergunakan pada konstruksi rumah sederhana, disajikan
berikut :

Dasar-dasa
ar Teknik Ko
onstruksi da
an Perumah
han SMK Ke
elas X 120

114 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 8.1. Elemen struktur pada bangunan rumah
Sumber dokumen penulis

1. Bagian-bagian struktur bangunan


a. Struktur Bagian Bawah
Struktur yang amat umum di konstruksi bangunan bagian bawah
diantaranya sloof dan pondasi.
1) Pondasi
Pondasi merupakan dasar bangunan yang kuat umumnya berada
dibawah permukaan tanah tempat bangunan didirikan. Pondasi juga
bisa didefinisikan sebagai komponen struktur paling rendah dari
bangunan yang menyalurkan beban bangunan ke batuan atau tanah
yang ada dibawahnya. Pondsi pada sebuah bangunan konstruksi
memiliki peranan terpenting dikarenakan berfungsi menjadi
penopang atau penahan bangunan yang ada diatasnya agar
selanjutnya diteruskan ke lapisan tanah yang ada dibawahnya.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 115


Gambar 8.2. Pondasi Jenis Batu Kali
Sumber Foto : Dokumen Pribadi

2) Sloof
Sloof merupakan beton yang bertulang yang diposisikan secara
horizontal diatas pondasi. Tujuannya guna meratakan beban yang
dihasilkan kolom mengarah ke pondasi. Sloof memiliki fungsi guna
menyalurkan beban dari bangunan atas ke pondasi, supaya beban
yang disalurkan tiap titik di pondasi tersebar merata.

Gambar 8.3. Sloof


Sumber Foto : Dokumen Pribadi

116 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


b. Struktur Bagian Tengah
Struktur dalam konstruksi bangunan bagian tengah yang sangat
umum antara lain balok ring/ ring balk, balok lantai, kolom, dan dinding.
1) Dinding
Dinding merupakan struktur padat yang melindungi dan membatasi
sebuah area. Biasanya dinding membatasi atau melindungi sebuah
bangunan di alam terbuka, membatasi ruang di bangunan jadi
ruangan-ruangan, atau menyokong struktur lain dan membatasi
sebuah bangunan. Dinding ada yang mempunyai fungsi struktural
yakni menopang beban yang ada diatasnya serta diberikan pada
struktur yang terdapat dibawahnya. Dinding pula terdapat yang cuma
sekedar menjadi sekat pembatas antara ruangan satu bersama
lainnya.

Gambar 8.4. Dinding batu bata merah


Sumber Foto : Dokumen Pribadi

2) Kolom
Kolom yaitu struktur banguan yang mempunyai tugas utama
menjadi penyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi
yang tidak dipotong paling tidak 3 kali dimensi lateral terkecilpaling
kecil. Kolom adalah bagian dari sebuah kerangka bangunan yang

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 117


mempunyai posisi terpenting pada suatu sistem struktur bangunan.
Bila pada kolom terjadi kegagalan maka bisa mengakibatkan
runtuhnya komponen struktur lain yang berkaitan dengannya,
ataupun mengalami keruntuhan total pada keseluruhan struktur
bangunan.
Jenis-jenis kolom:
a) Kolom utama yaitu suatu kolom pada bangunan yang dibuat
menjadi penyokong beban utama yang ada diatasnya. Pada
bangunan rumah tingal lantai satu diberikan saran yaitu jarak
kolom utama sebesar 3,5 meter, agar dimensi balok guna
menyokong lantai tidak begitu besar. Jika jarak diantara kolom
dibuat > 3,5 meter, struktur bangunan wajib diperhitungkan.
Pada bangunan rumah tinggal lantai dua, umumnya memper­
gunakan ukuran 20/20, dengan begel d 8- 10 cm (artinya
diameter begel 8 dengan jarak 10 cm) dan tulangan pokok 8d
12 mm (artinya diameter besi beton 12 mm dengan jumlah 8
buah).
b) Kolom praktis merupakan kolom pada bangunan yang dibuat
guna membantu kolom utama. Disamping itu, fungsi kolom
praktis adalah menjadi pengikat dinding agar dinding stabil. Jarak
kolom praktis maksimal 3,5 meter, ataupun pada pertemuan
pasang sudut-sudut (bata). Dimensi yang disarankan untuk
kolom praktis yaitu 15/15 dengan begel d 8-20 dan tulangan
beton 4 d 10.

118 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


c)

Gambar 8.5. Kolom


Sumber Foto : Dokumen Pribadi

3) Ring Balk atau Balok Ring


Ring balk adalah bagian struktur yang dipergunakan sebagai
dudukan lantai atau kolom lantai atas. Fungsi yaitu menjadi rangka
penguat horisontal bangunan akan beban-beban. Untuk bangunan
satu lantai ring hanya memiliki fungsi sebagai pengikat antar kolom
dan penahan beban dari atap.

Gambar 8.6. Ring atau Balok


Sumber Foto: Dokumen Pribadi

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 119


4) Balok Latai
Konstruksi bangunan satu ini ada dibagian pintu maupun jendela,
yang memiliki fungsi guna menopang beban bangunan bagian atas.
Balok lantai meminimalisir beban kusen jendela dalam menyangga
supaya kusen tidak memiliki risiko patah ataupun melengkung
meskipun terkena gempa.
5) Balok berdasarkan fungsi
Berdasarkan fungsinya balok terbagi atas beberapa jenis antara lain:
a) Balok sederhana merupakan jenis balok sederhana yang posisinya
bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung
bebas berotasi serta tiak mempunyai momen tahan. Seperti
struktur statis lainnya, nilai dari keseluruhan reaksi, momen dan
pergeseran untuk balok sederhana yaitu tidak bergantung
meterial dan bentuk penampangnya.

Gambar 8.7. Balok sederhana

b) Kantilever merupakan jenis balok yang di proyeksikan ataupun


struktur kaku lain di dukung hanya pada satu ujung tetap.

120 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 8.8. Kantilever

c) Balok teritisan, yaitu jenis balok yang yang memanjang melewati


sebuah kolom tumpuannya.
d) Balok dengan ujung-ujung tetap, merupakan jenis balok yang
ujung-ujungnya tetap atau bisa dikatakan dikaitkan kuat. Jenis
balok ini dibuat guna mempertahankan rotasi dan translasi.
Biasanya ujung-ujung dari balok ini dikunci dengan kuat supaya
tidak berotasi maupun bergerak dikarenakan momen.
e) Bentangan tersuspensi, yaituyakni jenis balok sederhana yang
ditopang teristisan dari 2 bentang dengan konstruksi sambungan
pin pada momen nol.
f) Balok kontinu, yaitu jenis balok memanjang secara menerus
melewati lebih dari 2 kolom tumpuan guna memperoleh momen
yang lebih kecil serta kekakuan yang lebih besar dari rangkaian
balok tidak menerus dengan beban dan panjang yang sama.
c. Struktur Bagian Atas
Struktur pada konstruksi bangunan bagian atas yang sangat umum
yaitu rangka kuda-kuda. Rangka ini merupakan sebuah susunan rangka
batang yang memiliki fungsi guna mendukung beban atap mencakup
beratnya sendiri dan juga bisa memberi bentuk pada atapnya. Kuda-
kuda adalah penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini masuk
klasifikasi struktur truss (framework). Biasanya kuda-kuda dibuat dari
beton bertulang, baja, bambu, serta kayu.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 121


kuda adalah penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini masuk
klasifikasi struktur truss (framework). Biasanya kuda-kuda dibuat dari
beton bertulang, baja, bambu, serta kayu.

Gambar 8.9. Rangka Atap Kuda-Kuda Kayu dan baja ringan


Sumber Foto: Dokumen Pribad
Gambar8.9.RangkaAtap Kuda-Kuda Kayu dan baja ringan
Sumber Foto: Dokumen Pribad

2. Klasifikasi Elemen Struktur


Supaya Teknik
Dasar-dasar bisa memahami
Konstruksi dansebuah bidang
Perumahan SMKilmu termasuk
Kelas X struktur
128
bangunan, pengetahuan mengenai bagaiana kelompok-kelompok pada
struktur dinamakan, diurutkan, serta dibedakan secara sistematis sangat
dibutuhkan. Pengetahuan mengenai kemungkinan hubungan serta
kriteria mengelompokkan struktur bangunan. Metode umum yang
seringkali dipergunakan yaitu mengklasifikasikan sistem dan elemen
struktur berdasarkan sifat fisik serta bentuk dasar dari sebuah konstruksi.
a. Klasifikasi struktur berdasarkan geometri
Klasifikasi struktur berdasarkan bentuk dasar atau geometrinya
terbagi atas dua jenis yaitu :
1) Elemen Permukaan yaitu klasifikasi elemen yang ketebalannya
lebih kecil daripada ukuran panjangnya. Elemen ini, dapat
berbentuk lengkung ataupun datar. Elemen lengkung bisa
berupa lengkung ganda maupun lengkung tunggal.
2) Elemen Garis ataupun elemen yang disusun dari elemen-elemen
garis, merupakan klasifikasi elemen yang langsing dan panjang
dengan potongan melintangnya lebih kecil daripada ukuran
panjangnya. Elemen garis terdiri dari garis lengkung dan lurus.

122 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


b. Klasifikasi struktur berdasarkan karakteristik kekakuannya.
Klasifikasi struktur menurut karakteristik kekakuannya terbagi atas 2
jenis yaitu :
1) Elemen Tidak Kaku atau fleksibel, contohnya kabel yang
memiliki kecenderungan berubah menjadi bentuk tertentu pada
sebuah keadaan pembebanan. Bentuk ini bisa berubah drastis
sesuai perubahan pembebanannya. Struktur fleksibel akan
menjaga keutuhan fisiknya walaupun bentuknya berubah.
2) Elemen Kaku, umumnya sebagai batang yang tidak terjadi
perubahan bentuk yang cukup besar jika terdapat gaya yang
diakibatkan oleh beban-beban.
c. Klasifikasi struktur berdasarkan sistem susunan elemen
Klasifikasi struktur berdasarkan sistem susunan elemen, terbagi atas
2 sistem yaitu :
1) Sistem dua arah, dengan 2 elemen bersilangan yang berada
diatas 2 titik tumpuan serta tidak berada diatas garis yang sama.
Sebuah pelatbujur sangkar datar yang kaku serta berada diatas
tumpuan pada tepi- tepinya.
2) Sistem satu arah, dengan mekanisme transfer beban dari struktur
guna mendistribusikan ke tanah adalah aksi satu arah saja.
Sebuah balok yang dibentangkan pada 2 titik tumpuan merupakan
contoh sistem satu arah.
3. Elemen - Elemen Utama Struktur
Elemen-elemen struktur utama dikelompokan menjadi 3 kelompok
utama, yakni (1) elemen-elemen yang merupakan rangkaian dari elemen
tunggal, (2) elemen felksibel ataupun tidak kaku, (3) elemen kaku.
Umumnya elemen ganda maupun tidak kaku yang dipergunakan yaitu
: bidang berpelengkung ganda maupun tunggal, membran, atau kabel.
Elemen kaku meliputi : cangkang, pelat berkelengkungan tunggal, pelat
datar, pelengkung, kolom, dan balok. Elemen-elemen yang merupakan
serangkaian elemen-elemen tunggal yaitu : rangka, jaring, kubah, serta
rangka batang.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 123


B. Pembebanan Pada Struktur Bangunan
Dalam menganalisa desain sebuah struktur, diperlukan adanya
gambaran yang jelas tentang besar beban dan perilaku yang bekerja
pada struktur. Gambar dibawah ini memperlihatkan diagram beban yang
harus diperhatikan serta cara guna menetapkan karakteristiknya. Di
Indonesia, perencanaan pembebanan diatur melalui SNI 1727-2013
terkait beban minimal untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lainnya.
1. Beban Mati
Beban ini merupakan beban-beban yang bekerja vertikal ke bawah
pada struktur dan memiliki karakteristik bangunan contohnya partisi
yang bisa dipindahkan, alat mekanis, penutup lantai yang merupakan
beban mati. Pada umumnya berat eksak elemen ini bisa ditetapkan dan
diketahui dengan derajat ketelitian yang tinggi. Keseluruhan metode
guna memperhitungkan beban mati sebuah elemen yaitu atas dasar
peninjauan berat satuan material yang tampak dan atas dasar volume
elemen tersebut. Secara empiris, Unit weight (berat unit) material sudah
ditetapkan dan sudah banyak dimuat tabelnya pada sejumlah sumber
guna mempermudah pengitungan beban mati.
2. Beban hidup
Beban hidup adalah beban-beban yang bisa ada ataupun tidak ada
pada struktur untuk suatu waktu yang diberikan. Beban hidup masih bisa
dianggap bekerja perlahan pada struktur walaupun bisa berpindah-pindah.
Occupancy loads (beban penggunaan) ialah beban hidup yang meliputi
berat barang yang disimpan, perabot, manusia, dan lainnya. Pada
peraturan pembebanan Indonesia, beban hidup sudah mencakup
dinding pemisah ringan dengan berat < 100 kg/m2 serta perlengkapan
ruang berdasarkan kegunaan ruang tersebut. Beban untuk perlengkapan
ruang yang berat wajib ditetapkan secara tersendiri.

124 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


3. Beban Gempa
Gempa bumi merupkan fenomena getaran yang dihubungkan
dengan kejutan pada kerak bumi. Kejutan yang berhubungan dengan
benturan ini akan menjalar berbentuk gelombang. Gelombang ini
mengakibatkan permukaan bumi serta bangunan diatasnya bergetar.
Besar dan perilaku getaran adalah aspek yang sulit ditetapkan dengan
tepat dikarenakan memiliki sifat yang random (acak, meskipun kadang
kala bisa ditetapkan juga. Gerakan yang diakibatkan tersebut memiliki
perilaku 3 dimensi. Biasanya gerakan tanah horizontal adalah yang paling
penting dalam tinjauan desain struktural. Perencanaan bangunan
terhadap aspek gempa untuk bangunan di Indonesia, tertuang pada
SNI 03-1726-2002, mengenai Tata Cara Perencanaan KetahananGempa
Untuk Gedung dan Rumah.
4. Kombinasi Pembebanan
Pada struktur bangunan ada beragam macam beban yang bekerja.
Perihal terpenting saat menetapkan beban desai yaitu apa seluruh beban
itu bekerja secara stimulant ataupun tidak. Harus difokuskan beban mati
selalu ada di struktur, sementara kombinasi beban hidup dan besar
beban hidup selalu berubah-ubah harganya.
Dalam menetapkan beban minimum terfaktor yang hendak
dipergunakan menjadi perencanaan pondasi, komponen, ataupun
struktur maka dipergunakan perpaduan pembebanan dasar berikut
berdasarkan SNI 1727-2013 :
• 0,9D+1,0E
• 0,9D + 1,0W
• 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R) 1,2D + 1,0E + L + 0,2S
• 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W)
• 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lratau S atau R)
• 1,4D
Dimana :
W = beban angin
S = beban salju

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 125


L = beban hidup
Lr = beban hidup atap
R = beban hujan
E = beban gempa
D = beban mati

C. Tumpuan
Tumpuan merupakan tempat sandaran sebuah tempat bekerjanya
reaksi dan konstruksi. Masing-masing memiliki karakteristik yang
berbeda. Tumpuan terdiri dari beragam jenis yaitu :
1. Tumpuan bebas
Tumpuan bebas berlangsung jika kedua ujung balok bisa bebas
berputar. Terjadinya putaran sudut pada ujung balok diakibatkan oleh
adanya pelenturan pada balok serta jika berlangsung pelenturan,
panjang batang mendatar hendak kurang.

Gambar 8.10. Tumpuan bebas

2. Tumpuan sendi / engsel


Tumpuan sendi yaitu tumpuan yang dapat menopang gaya
gaya tegak lurus dan searah dengan bidang tumpuan atau perletakan,
namun tidak bisa menopang momen. Sendi adalah tumpuan yang bisa
meneripma gaya reaksi horizontal dan vertikal. Tumpuan yang berpasak
bisa melawan gaya yang bekerja pada tiap arah dari bidang.

126 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 8.11. Tumpuan sendi/engsel

3. Tumpuan Rol
Tumpuan rol merupakan tumpuan yang cuma dapat menopang gaya
tegak lurus pada bidang tumpuannya, tak dapat menopang gaya momen
dan sejajar. Rol adalah tumpuan yang cuma bisa menghasilkan gaya
reaksi vertikal. Alat ini bisa melawan gaya di sebuah garis aksi yang
spesifik. Penghubung yang tampak di Gambar 8.12 bisa melawan gaya
cuma pada arah AB rol. Gambar 8.11 hanya bisa melawan beban vertikal.
Rol hanya bisa melawan sebuah tegak lurus pada bidang.

Gambar 8.12. Tumpuan rol

4. Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit yaitu tumpuan yang bisa menopang gaya momen
dan gaya yang searah dan tegak lurus pada bidang tumpuan. Jepit

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 127


adalah tumpuan yang bisa menghasilkan gaya momen, gaya reaksi
horizontal dan vertikan yang diakibatkan oleh jepitan 2 penampang.

Gambar 8.13.Tumpuan jepit

D. Gaya Pada Struktur Bangunan


Gaya bisa didefinisikan sebagai besaran usaha yang dikerjakan pada
sebuah bidang dan titik dengan arah tertentu. Satuan Newton berdasarkan
satuan metrik adalah satuan gaya yang umum dipergunakan. Besaran
gaya ini adalah perkalian diantara besaran percepatan dan masa yang
dialami oleh materi/benda tersebut. Jika suatu mass 1 kilogram berada
di bumu, tentunya akan terjadi percepatan gravitasi yang besarannya
mendekati 10 m/dt2. Sehingga massa tersebut bisa memberi gaya berat
yang diakibatkan oleh gravitasi 10 Newton. Secara praktis satuan gaya
ini dipergunakan oleh pelaku bidang keteknikan, terutama yang banyak
berkaitan dengan berat sebuah struktur yaitu dipergunakan istilah satuan
kgf yang memiliki artian 1 kg force (1 kgf) bsia dikonversi dengan besaran
10 Newton.
Gaya bisa diartikan menjadi suatu hal yang mengakibatkan titik
materi (benda) bergerak lambat ataupun diam menjadi lebih cepat atau
lebih lambat. Gaya berdasarkan definisi mekanika teknik didefinisikan
menjadi muatan yang bekerja pada sebuah kontruksi, yang tidak bisa
dilepaskan dari konstruksi itu sendiri. Pada teknik bangunan, gaya

128 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


lebih lambat. Gaya berdasarkan definisi mekanika teknik didefinisikan
menjadi muatan yang bekerja pada sebuah kontruksi, yang tidak bisa
dilepaskan dari konstruksi itu sendiri. Pada teknik bangunan, gaya
bersumber dari bangunan itu sendiri, misalnya : pengaruh pengerjaan,
bersumber dari bangunan itu sendiri, misalnya : pengaruh pengerjaan,
perubahan suhu, gempa, tekanan angin, berat benda diatasnya ataupun
perubahan
yang suhu, gempa, tekanan angin, berat benda diatasnya ataupun
menempelnya.
yang menempelnya.
P
A B
Gambar
Gambar 8.14.
8.14. Ilustrasi
Ilustrasi gayagaya

Skala panjang AB merupakan besaran, garis AB merupakan garis


kerja gaya, P merupakan
Dasar-dasar besardan
Teknik Konstruksi gaya, dan A merupakan
Perumahan SMK Kelas tangkap
X gaya. 136
Gaya bisa digambarkan berbentuk diagram panah. Arah panah
memperlihatkan arah gaya yang bersangkutan sementara panjang
diagram merepresentasi besar gaya.
1. Arah Gaya

Gambar 8.15. Arah gaya

Berdasarkan arah pada sebuah titik tangkap tertentu dan bidang datar,
gaya bisa terbagi atas gaya yang berarah miring, vertikal, serta horizontal.

2. Jenis Gaya

a) Gaya Tarik
Gaya Tarik merupakan gaya yang cenderung menarik elemen sampai
putus. Kekuatan elemen ini bergantung pada luas material atau
penampang elemen yang dipergunakan. Elemen yang terjadi tarik
bisa memiliki kekuatan tinggi, contohnya kabel yang dipergunakan

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 129


sebagai struktur bentang panjang. Kekuatan elemen tarik umumnya
bergantung dari panjangnya. Tegangan tarik didistribusikan secara
rata pada penampang elemen.

Gambar 8.16. Gaya tarik

b) Gaya Tekan
Gaya Tekan memiliki kecenderyngan guna mengakibatkan tekuk
ataupun hancur pada elemen. Elemen pendek memiliki kecenderungan
hancur serta memiliki kekuatan yang relatif sama dengan kekuatan
elemen tersebut jika terjadi tarik. Begitupun jika kapasitas pikul
beban elemen tekan panjang akan semakin kecil untuk elemen yang
semakin panjang.
Elemen tekan panjang bisa secara tiba-tiba dan tidak stabil
menekuk pada tingkat beban kritis. Ketidakstabilan yang mengakibat­
kan elemen tidak bisa menopang beban tambahan sedikitpun dapat
terjadi tanpa adanya kelebihan pada material. Fenomena ini dikenal
dengan sebutan buckling (tekuk). Fenomena tekuk ini mengartikan
elemen tekan yang panjang tidak bisa menahan beban yang besar.

Gambar 8.17. Gaya tarik

c) Gaya Lentur
Lentur merupakan gaya kompleks yang berhubungan dengan
lenturnya elemen (seperti balok) dikarenakan adanya beban
transversal. Lentur disebabkan oleh momen. Makanya banyak yang
menyebut gaya tersebut sebagai momen lentur.

130 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 8.18. Gaya lentur

d) Gaya Geser
Gaya Geser atau Shear merupakan kondisi gaya yang berhubungan
dengan aksi gaya berlawanan arah yang mengakibatkan sebuah bagian
struktur tergelincir pada bagian didekatnya. Tegangan bisa muncul
(tegangan geser) pada arah tangensial permukaan yang tergelincir.
Umumnya tegangan geser terjadi pada balok. Material yang paling tepat
menopang gaya geser yaitu jumlah aljabar dari keseluruhan komponen
vertikal gaya luar yang bekerja pada segmen yang terisolasi, namun
dengan arah yang berlawanan, di notasikan dengan V.

Gambar 8.19. Gaya geser

e) Gaya Torsi
Torsi ialah puntir. Tekan ataupun tegangan tarik bisa terjadi pada
elemen yang mengalami torsi. Torsi merupakan efek momen
termasuk puntiran/putaran yang terdapat di penampang tegak lurus
pada sumbu utama elemen.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 131


Gambar 8.20. Gaya torsi

f) Tegangan tumpu
Tegangan tumpu berlangsung diantara bidang muka kedua unsur
apabila gaya yang didistribusikan dari elemen satu ke yang lainnya.
Tegangan yang terjadi mempunyai arah tefak lurus permukaan
elemen.

Gambar 8.21. Gaya tegangan tumpuan

g) Gaya Normal
Gaya-gaya tersebut pada arah serat batang struktur diuraikan dan
dibedakan kedalam gaya tegak lurus/melintang dan gaya sejajar/
normal serat. Gaya normal menurut arahnya bisa meliputi gaya tekan
yang seringkali disepakati sebagai tarikan normal positif (tanda N
+) dan tanda normal negatif (N -).

132 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 8.22. Gaya normal

h) Gaya Lintang
Gaya ini pada serat batang mempunyai arah melintang ataupun
tegak lurus. Oleh karena itu, gaya ini seringkali dikenal sebagai gaya
geser atau gaya lintang. Gaya lintang jika dilihat dari arah terhadap
tampang batang meliputi gaya linang negatif (-) dan positif (+).
Pembedaan tanda ini sebenarnya hanya berdasarkan kesepakatan
supaya memberikan keajegan dan kemudahan presentasi
penghitungan pada perancangan struktur.

Gambar 8.23. Gaya lintang

i) Gaya Momen
Batang yang dikenai gaya tegak lurus pada batang bisa menghasilkan
rotasi (gaya putar) terhadap titik yang berjarak tertentu di sepanjang
batang. Gaya memutar ini biasa dikenal dengan sebutan momen.
Sehingga besaran momen adalah lengan momen diklikan dengan
gaya tegak lurus.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 133


Momen menurut arah putarannya bisa meliputi momen yang
rotasinya berlawanan arah jarum jam (MR -) dan searah jarum jam
(MR+). Sementara terhadap akibat yang dimunculkan pada batang,
momen tersebut bisa melenturkan batang. Momen ini dikenal
dengan sebutan momen lentur (M ltr). Momen ini terbagi atas
momen lenturan negatif (M ltr -) dan lentur positif (M ltr +).
Momen lenturan negatif yaitu, pada saat serat bagian atas terjadi
tekan dan bagian bawah terjadi tarik. Sementara momen lenturan
positif yaitu, pada saat serat batang bagian atas terjadi tarik dan
bagian bawah terjadi tekan.

Gambar 8.24. Gaya momen lentur



Disamping momen lentur, momen bisa terbagi atas momen kopel
dan momen puntir. Momen kopel adalah momen pada sebuah titik
gelegar yang bekerja sejajar arah panjang batang atau gelegar.
Contoh momen puntir yang seringkali ditemui yaitu momen yang
dialami oleh screw driver (batang obeng). Momen ini bekerja sejajar
dengan tampang melintang batang. Gambar gaya momen puntir
disajikan berikut :

134 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 8.25. Gaya momen puntir

3. Komposisi Gaya
Sebuah struktur kemungkinan susunanya bisa berariasi dan bisa
bekerja lebih dari satu gaya, beragam kemungkinan komposisi gaya
yaitu :
a. Gaya-gaya sejajar, yaitu gaya-gaya yang garis kerjanya sejajar
satusama lainnya ;
b. Gaya-gaya nonkonkuren, yaitu gaya-gaya yang garis kerjanya
berpotongan dengan yang lainnya tidak pada satu titik ;
c. Gaya-gaya konkuren, yaitu gaya-gaya yang garis kerjanya
berpotongan melalui sebuah titik ;
d. Gaya-gaya kolinear, yaitu gaya-gaya yang garis kerjanya berada
pada satu garis lurus.
Keseimbangan gaya yang satu garis kerja bisa dianggap gaya reaksi
dan aksi arahnya berlawanan tetapi besarnya sama. Guna diselesaikan
secara aljabar maka ditentukan tanda yang lazim dipergunakan didalam
sumbu-salib yakni :
Gaya Negatif, sebuah poyeksi gaya pada sebuah sumbu bisa negatif,
jika arah gaya tersebut ke bawah ataupun ke kiri. Dua gaya dianggap
seimbang apabila arahnya segaris kerja dan berlawanan serta besarnya
sama.
Gaya Positif, sebuah proyeksi pada sebuah sumbu bisa positif, jika
arah gaya tersebut ke atas ataupun ke kanan.
Untuk 3 gaya dianggap seimbang, jika gaya yang satu dengan re-

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 135


sultan 2 gaya lainnya memiliki arah segaris kerja dan berlawanan serta
besaran yang sama, sebagaimana disajikan berikut :

4. Menyusun gaya

Gambar 8.26. keseimbangan dua dan tiga gaya

Gaya memiliki istilah lain yaitu mencari Resultan gaya atau memandu
gaya. Gaya-gaya yang dipadu pada prinsipnya diharuskan ekuivalen
(setara) dengan gaya resultnya.
Teknik menyusun gaya ada 2 cara;
- Cara Analitis ( perhitungan)
- Cara Grafis (penggambaran)

Cara Analitis.

a) Menyusun Gaya Kolinier yang Satu Arah

secara analitis : R = P1 + P2 + P3

136 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


b) Menyusun Gaya Kolinier dengan Arah Berlawanan

secara analitis : R = P1 + P2 – P3

c) Menyusun Dua Gaya yang Konkuren


Gaya reultan secara grafis bisa ditetapkan dengan mempergunakan
segitiga gaya ataupun jajar genjang gaya.

Besaran gaya Resultan secara analitis yaitu :


Besaran gaya Resultan secara analitis yaitu :

R =�12� �22� 2.�1.�2.����

d) Menyusun Beberapa Gaya Konkuren

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 137


d) Menyusun Beberapa Gaya Konkuren

Besarnya Resultan

Arah Resultan gaya

Contoh Soal dan Penyelesaian :


Diketahui gaya-gaya konkuren seperti gambar 20 dibawah ini. P4 =
30 kN P3 = 25 kN P2= 20 kN dan P1 = 15 kN. Masing-masing gaya ini
membentuk sudut α4 = 3150, α3 = 2400 α2 = 1350 dan α1 = 300,.
Ditanyakan arah dan besarresultan
Misalnya sumbu Y dan X dibuat vertikal dan horizontal. Untuk
memudahkanhitungan disajikan tabel berikut :

138 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Tabel 8.1. Penyelesaian Gaya Konkuren
No Pn (kN) αn Xn = Pn cos αn Yn = Pn sin αn

1 15 30 12,99 7,5
2 20 135 -14,14 14,14
3 25 240 -12,50 -21,65
4 30 315 21,21 -21,21
4 30 4 315 3021,21 315 -21,21
21,21 -21,21
Jumlah
Jumlah Jumlah 7,56 -21,22
7,56 7,56 -21,22 -21,22

Besarnyaresultan: Besarnya resultan


Besarnyaresultan: :
R=
R= �� ������ �R=
���1����� �� ������ � ���1�����

Arah Resultan
Arah Arah
Resultan
Resultan

Arah resultan = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 −21,22


Arahresultan=�����−21,22
Arahresultan=�����−21,22
7,567,56 7,56
=-70023’26”
= - 70023’26”
=-70023’26”
0
= 289 36’34”
= 289 36’34” 0
= 289036’34”

Cara Grafis Cara Grafis


Cara Grafis
Contoh 1. Contoh 1. 1.
Contoh

Untuk menentukan resultan gaya pada gambar


Untuk menentukan resultandiatas dapatgambar
gaya pada dilakukan
diatas dapat dilakukan
secaragrafisdenganmenggunakan alat tulis dan alat gambar
secaragrafisdenganmenggunakan ( pensil,
alat tulis dan alat gambar ( pensil,
sepasang segitiga) dengan cara
sepasang sebagaidengan
segitiga) berikut::
cara sebagai berikut::

- Gambarlah gaya- F1Gambarlah


sesuai dengan
gaya arah (sejajar)
F1 sesuai dan sesuai
dengan besar dan sesuai besar
arah (sejajar)

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 148


Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 148
Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 139
dengan besar gayanya (bisa menggunakan skala ukuran)
Untuk menentukan resultan gaya pada gambar diatas dapat
- Gambarlah
dilakukan secaragaya
grafisF2 sesuaimenggunakan
dengan dengan arah alat
(sejajar)
tulis dan sesuai
dan alat dengan
gambar
( pensil, sepasang
besar gaya (bisasegitiga) dengan cara
menggunakan skalasebagai
ukuran)berikut::
- Gambarlah gaya F1 sesuai dengan arah (sejajar) dan sesuai besar
- Letakkan
denganawal
besar gaya F2 pada
gayanya akhir
(bisa gaya F1
menggunakan skala ukuran)
dengan besar gayanya (bisa menggunakan skala ukuran)
- Gambarlah gaya F2 sesuai dengan arah (sejajar) dan sesuai
- Buatlah garisarah
yang menghubungkan awal gaya F1 (titik O) dengan
Gambarlah gaya F2 sesuaidengan
denganbesar gaya (bisa
(sejajar) dan menggunakan
sesuai dengan skala ukuran)
- akhir gayaskala
Letakkan
besar gaya (bisa menggunakan F2awal gaya F2 pada akhir gaya F1
ukuran)
- Buatlah garis yang menghubungkan awal gaya F1 (titik O)
Letakkan awal gaya F2 pada
- Arah akhir gaya
Resultan F1 yang dihasilkan adalah garis warna merah
gaya
dengan akhir gaya F2
Buatlah garis yang - Arah Resultan
menghubungkan gaya
awal gayayang dihasilkan
F1 (titik adalah garis warna merah
O) dengan
- Ukurlah panjang garis merah tersebut, Besarnya Resultan gaya
akhir gaya F2 - Ukurlah panjang garis merah tersebut, Besarnya Resultan gaya
adalah panjang
adalah garis
panjang merah.
garis merah.
Arah Resultan gaya yang dihasilkan adalah garis warna merah

Ukurlah panjang garis merah tersebut, Besarnya Resultan gaya


adalah panjang garis merah.

Contoh 2
Contoh 2

ntoh 2

Cara grafis:
a grafis: - Buat garis sejajar dengan gaya P2 pada ujung gaya P1
Cara grafis:
- Buat garis sejajar- dengan gaya P2sejajar
pada ujung gaya gaya
P1
- Buat
Buat garis
garis sejaja puladengan
dengan gayaP2 pada ujungujung
P1 pada gayagaya
P1 P2
- Buat garis sejaja- pulaBuat
dengan gaya
garis P1 pada
sejaja ujung
pula gaya P2
dengan gaya P1 pada ujung gaya P2
- Tarik garis dari titik A sampai titik pertemuan kedua garis
- ATarik
- Tarik garis dari titik garis
sampai
tesebut. dari
titik titik
pertemuan
(sebut A sampai
garis titik pertemuan kedua garis tesebut.
kedua garis
R)
tesebut. (sebut garis R)
(sebut garis R)

Dasar-dasar
ar-dasar Teknik Konstruksi Teknik Konstruksi
dan Perumahan dan Perumahan
SMK Kelas X 149 SMK Kelas X 149
140 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
- Ukurlah panjang garis R tersebut, besarnya Resultan gaya adalah
panjang garis R.

Contoh 3

- Gambarlah garis kerja gaya P2, P1, dan P dengan skala jarak antar
garis kerja tertentu, contohnya dibutkan skala 1 cm = 1 m ;
- Gambar gaya P = 10 kN dengan skala tertentu juga, contohnya
1 cm = 4 kN. Dan ditetapkan titik kutub sembarang (misalnya
O). Diusahakan jarak kutub ini sedemikian rupa supaya nantinya
lukisan poligon batang tidak terlalu runcing ataupun tumpul ;
- Tarik garis melalui titik O dan pangkal gaya P = 10 kN ;
- Lukis garis I sejajar garis 1, yang memotong garis kerja gaya P
dan gaya P1 ;
- Lukis garis 2 melalui titik O dan ujung P = 10 kN ;
- Lukis garis II sejajar garis 2, yang melalui garis kerja P2 serta
perpotongan garis kerja P dan garis I ;
- Lukis garis III yang melalui perpotongan diantara garis 2 dan
garis kerja 2 serta perpotongan diantara garis I dan garis kerja
P1 ;
- Lukis garis 3 sejajar garis III yang memotong gaya P = 10 kN dan
melalui titik kutub.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 141


Sesudah langkah-langkah tersebut diselesaikan, berikutnya yaitu
mengukur panjang garis yang menyebutkan besarnya P2 dan P1.
besarnya gaya P1 dihitung dari pangkal gaya P = 10 kN hingga titik
potong garis 3 dan gaya P hingga ujung gaya P. Pengukuran yang
dihasilkan selanjutnya dikali dengan skala gaya yang dipergunakan. Pada
permasalahan ini didapatkan gaya P2 = 1. 4 = 4 kN dan gaya P1 = 1,5
. 4 = 6 kN.

5. Keseimbangan Gaya Pada Struktur Bangunan


Pada bidang teknik sipil, kita seringkali diajak berbicara mengenai
jembatan, bangunan gedung, dan lainnya. Agar bangunan ini tetap bisa
berdiri, maka strukturnya diharuskan dalam kondisi seimbang, ini adalah
persyaratan utm. Apa saja syarat agar sebuah bangunan tetap seimbang,
dan bagaimana cara menyelesaikannya, kita perlu memahaminya.
Konstruksi terbagi menjadi 2 jenis yakni konstruksi statis tak tentu
dan konstruksi statis tertentu. Pada persamaan konstruksi statis tak tentu
bisa diselesaikan dengan persamaan keseimbangan. Sementara pada
konstruksi statis tertentu, besaran momen dan reaksi bisa ditetapkan
dengan persamaan keseimbangannya.
Guna menentukan serta mengimplementasikan berbagai prinsip
keseimbangan, gaya reaksi dan momen yang ditimbulkan karena gaya
eksternal. Untuk struktur statis tertentu bisa dilakukan dengan
mengimplementasikan persamaan keseimbangan statistika yakni :
∑Fx = 0, ∑Fy = 0, dan ∑Mo = 0.
Ketidakseimbangan pada berat sendiri bisa mengakibatkan adanya
guling. Pemakaian pondasi kayu yang lebar bisa meminimalisir terguling­
nya bangunan. Untuk model struktur yang lebih kompleks adalah struktur
statis tak tentu, sehingga dibutuhkan metode penyelesaian secara
khusus.

142 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


a) Beban terpusat tegak lurus sumbu batang

Gambar 8.27. beban terpusat tegak lurus sumbu batang

Dalam menganalisa balok sederhana seperti gambar 8.27 harus


mempertimbangkan berbagai hal. Dalam menganalisa balok
sederhana secara umum setidaknya bisa didapatkan melalui analisa
balok sederhana misalnya : momen, gaya normal, gaya lintang, serta
reaksi tumpuan.
Diamati dari aksi yang ada mempunyai arah tegak lurus dengan
sumbu batangnya saja. Dengan demikian bisa diperhitungkan
besaran momen, gaya lintang, serta reaksi tumpuan. Sementara gaya
yang searah sumbu batang atau gaya normal tidak ada artiannya
nilainnya yaitu nol.
- Reaksi Tumpuan
Reaksi ini adalah reaksi yang muncul dikarenakan terdapat aksi
yang bekerja pada konstruksi. Contohnya pada kasusu di atas
maka akan diperoleh reaksi berikut :

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 143


- SFD
Cara menghitung SFD :

Apabila penghitungan tidak kembali ke nilai nol, maka ada yang


salah pada penghitungannya dan perlu di cek kembali mengenai
permasalahannya. Penggambaran gaya lintang dengan diagram
shear forces diagram (SFD) atau gaya lintang disajikan berikut :

144 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 8.28. Penggambaran SFD Aksi Terpusat Tegak Lurus

Titik DB menampilkan besaran reaksi pada tumpuan dititik B, pada


DC menampilkan besaran aksi gaya yakni P, di DA menampilkan
besaran reaksi di tumpuan di titik RA atau A serta kembali ke kondisi
seimbang.
Cara memperhitungkan BMD :
MC = RA . l1 = RB . l2
MA = MB = 0
Pelukisan momen dengan diagram Bending Moment Diagram (BMD)
atau diagram momen disajikan berikut :

Gambar 8.29. Penggambaran BMD Aksi Terpusat Tegak Lurus


Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 145


Garismiringdidiagram memperlihatkan besaran momen yang
Garismiringdidiagram memperlihatkan besaran momen yang
bekerja di batang konstruksi balok sederhana itu. Kian ke bagian
bekerja di batang konstruksi balok sederhana itu. Kian ke bagian
tumpuan, momennya
Garis miring di diagramhendak kian kecil serta
memperlihatkan dalam
besaran kondisi
momen statis. Di
yang
tumpuan, momennya hendak kian kecil serta dalam kondisi statis. Di
bekerja
titik B sertadi batang
A tak konstruksi balok sederhana
terdapat momen ataupunitu. Kian
nol. ke bagian
Momen maksimal
titik B tumpuan,
serta A tak terdapathendak
momennya momenkianataupun
kecil sertanol. Momen
dalam kondisimaksimal
statis.
terdapat di titik C yakni MC
terdapat Di di
titik
titikB Cserta
yakniAMC tak terdapat momen ataupun nol. Momen
Contohsoal:
maksimal terdapat di titik C yakni MC
Contohsoal:
Diketahuisebuah
Contoh soal : strukturbalokyakni:
Diketahuisebuah strukturbalokyakni:

Diketahui sebuah struktur balok yakni :


DitanyakanbesaranReaksi(shear force diagram (SFD).,
DitanyakanbesaranReaksi(shear
Ditanyakan besaran Reaksi (shear
forceRB, (SFD)., (SFD).,bending
force diagram
diagram
bendingmomentdiagram(BMD), serta RA.
moment diagram (BMD), RB, serta
bendingmomentdiagram(BMD), RA. RA.
RB, serta
Penyelesaian:
Penyelesaian :
Penyelesaian:
ΣMA = 0; (seluruh gaya dianggap ke titik A).
ΣMA=0;(seluruhgaya dianggapketitikA).
ΣMA=0;(seluruhgaya dianggapketitikA).
-RB.L +P.l1 = 0
-RB.L +P.l1 = 0
-RB.6 +3 .4 = 0
-RB.6 +3 .4 = 0



�� � ��� � 1�� � ��
�� � ��� � 1�� � ��
6 6
6 6
ΣMB = 0; (semua gaya dianggap ke titik B).
ΣMB
ΣMB = 0;= (semua
0; (semua gaya
gaya dianggap
dianggap ke ke
titiktitik
B). B).
RA.L – P .l2 = 0
RA.L – P .l2 = 0
RA.6 – 3.2= 0
RA.6 – 3.2= 0

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 156


Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 156

146 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


RA = 3.2= 6 = 1 KN
6 6

Kontrol
Kontrol
P=RA +RB
P 3=
= RA + RB
1 +2 (cocok)
3 Bidanggayalintang(SFD)
= 1 + 2 (cocok)
DA= RA = 1 kN
Bidang gaya lintang (SFD)
DC= DA–P1 = 1 – 3= - 2 kN
DA = RA
DB= = 1 kN
DC–RB =0 = -2– 2 =0
DC = DA – P1 = 1 – 3= - 2 kN
Momenpadatiaptitik(BMD)
DBMA=MB=0
= DC – RB = 0 = - 2 – 2 =0
MC= RA.l1
Momen pada tiap titik (BMD)
MC=1.4=4 kNm(+)
MA = MB = 0
MC = RA . l1
PelukisanDiagramContohSoalBebanterpusat:
MC = 1 . 4 = 4 kNm (+)

Pelukisan Diagram Contoh Soal Beban terpusat:

b). Beban merata


Beban merata merupakan beban yang dibagi sama rata yang bekerja
di tiap satuan panjang dari batang. Tiap benda mempunyai beratnya
Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 157
Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 147
sendiri yang membuatnya beban tersendiri. contohnya pada balok
konstruksi bangunan atau jembatan. Konstruksi jembatan menopang
beban kendaraan ataupun semua yang melewai jembatan tersebut
serta menopang beban konstruksinya sendiri.

Gambar 8.30. Beban Merata


Gambar 8.20 memperlihatkan gaya bekerja sepanjang batang dari
A ke B dengan beban Q = q . L dan memounyai titik tangkat di C
dengan jarak ½ L. Tak terdapat gaya yang searah dengan sumbu
batang dengan demikian tak terdapat NFD atau gaya normal.
Dengan demikian hanya menganalisa BMD dan SFD saja.
- Reaksi Tumpuan
ΣMB = RA . L – (q.L) ½ L = 0RA= ½. q. L
Dikarenakan simetris RA = RB = ½. q. L
Reaksi terbagi di titik B serta A dengan kesamaan porsi
dikarenakan titik tangkap ada di tengah B dan A.

- SFD (shear force diagram)


Gaya lintang dikejadian ini kian ke tengah maka angka SFD
hendak kian mengecil sampai nol. Dilihat dari sejumlah titik
conrohnya dengan panjang x dari tumpuan A.
Dx = RA – q.x
Misalnya
Untuk x =0 Dx = RA – q.0 = RA
Untuk x =½L Dx = RA – q. ½ L
Untuk x =L Dx = RA – q. L

148 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gambar 8.31. Penggambaran SFD Beban Merata

- BMD (Bending Momen Diagram)


Momen di beban merata bisa menyebabkan gambar diagram
jadi lengkung dengan demikian bisa menimbulkan momen
terbesar atau momen maksimal dan berpa jarak dari tumpuan?
Sehingga bisa diartikan berikut :
Mencari Persamaan Garis Bending Momen Diagram (BMD)

Mx = ½. q. L. x – ½. q. x2
Misal :

Mx = ½. q. L. 0 – ½. q. 02 = 0
Untuk x =0
Untuk x =½L Mx = ½. q. L. ½ L – ½. q. ½ L2
Untuk x =L Mx = ½. q. L2 – ½. q. L2 =
0

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 149


Momen Ekstrim

Momen Maksimal
Mmaks = Av. x – ½.q. L. ½.L – ½ q. ( ½ L)2
Bila tadi sudah diperoleh x = ½ L
Maka diperoleh : Mmaks = 1/8 . q . L2

Gambar 8.31. Penggambaran BMD Beban Merata

150 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Contoh Soal
Diketahui sebuah struktur balok seperti berikut :

Ditanyakan besar momen maksimal dan reaksi (bending moment


diagram (BMD), shear force diagram (SFD), RB, dan RA).
Penyelesaian :

Reaksi tumpuan =
ΣMB = RA . L – (q.L) ½ L = 0
RA = ½. q. L
= ½. 2 .8= 8 kN

Untuk x = 0 à D0 = 8 – 2 . 0 = 8 kN
Untuk x = 2 à D2 = 8 – 2 . 2 = 4 kN
Untuk x = 4 à D4 = 8 – 2 . 4 = 0
Untuk x = 6 à D6 = 8 – 2 . 6 = - 4 kN
Untuk x = 8 à D8 = 8 – 2 . 8 = - 8 kN
bending moment diagram (BMD), =
Mx = ½. q. L. x – ½. q. x2

Misalnya :
Untuk x = 0 M0 = ½. 2. 8. 0 – ½. 2. 02 =0
Untuk x = 2 M2 = ½. 2. 8. 2 – ½. 2. 22 = 12 kNm
Untuk x = 4 M4 = ½. 2. 8. 4 – ½. 2. 42 = 16 kNm

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 151


Untuk x = 6 M6 = ½. 2. 8. 6 – ½. 2. 62 = 12 kNm
Untuk x = 8 M8 = ½. 2. 8. 8 – ½. 2. 82 = 0 kNm
Momen Ekstrim

Berlangsung di Dx = 0 yakni D4
x = 4m
momen maksimum berlangsung di 4 m dari tumpuan B ataupun A.
Momen Maksimal
Mmaks = 1/8 . q . L2
= 1/8 . 2 . 82
= 16 kNm
Diagram Contoh Soal Beban Merata digambarkan berikut :

152 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


E. Perhitungan Gaya Batang Rangka Sederhana
Rencana Rangka Kuda-kuda

Penetapan reaksi tumpuan


∑ MH = 0
(RA x 6 m) - (P/2 x 6 m) - (P x 4,5 m) - (P x 3 m) - (P x 1,5 m) - (P/2 x
0) = 0
(RA x 6 m) - (100 kg/2 x 6 m) - (100 kg x 4,5 m) - (100 kg x 3 m) -
(100 kg x 1,5 m) - (100 kg/2 x 0) = 0
(RA x 6 m) - 300 kgm - 450 kgm - 300 kgm - 150 kgm - 0 = 0
(RA x 6 m) - 1200 kgm = 0
RA x 6 m = 1200 kgm
RA = 1200 kgm/ 6 m 
RA = 200 kg
∑ MA = 0
(RH x 6 m) - (P/2 x 6 m) - (P x 4,5 m) - (P x 3 m) - (P x 1,5 m) - (P/2
x 0) = 0
(RH x 6 m) - (100 kg/2 x 6 m) - (100 kg x 4,5 m) - (100 kg x 3 m) -
(100 kg x 1,5 m) - (100 kg/2 x 0) = 0
(RH x 6 m) - 300 kgm - 450 kgm - 300 kgm - 150 kgm - 0 = 0
(RH x 6 m) - 1200 kgm = 0

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 153


RH x 6 m = 1200 kgm
RH = 1200 kgm/ 6 m
RH = 200 kg
Reaksi tumpuan H dan A telah didapatkan. Berikutnya mulai
penghitungan dari simpul yang batangnya belum diketahui perlu 2
batang. Jadi penghitungan dimulai dari titik simpul A, selanjutnya titik
B, C, dan sebagainya.

Gaya batang B1 = +260 kg. Anak panah meninggalkan simpul


(batang tarik bertanda positif)
Gaya batang A1 = - 300 kg. Anak panah menuju simpul
(batang tekan bertanda negatif).

154 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gaya batang B1 = B2 = +260 kg. Anak panah meninggalkan simpul
(batang tarik bertanda positif)
Gaya batang V1 = 0

Gaya batang A2 = -200 kg.  Anak panah menuju simpul


(batang tekan bertanda negatif)
Gaya batang D1 = -100 kg. Anak panah menuju simpul
(batang tekan bertanda negatif)

batang A3 = -200 kg.  Anak panah menuju simpul


(batang tekan bertanda negative)
Gaya batang V2 = +100 kg. Anak panah meninggalkan simpul

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 155


(batang tarik bertanda positif)

Gaya batang D2 = -100 kg.  Anak panah menuju simpul


(batang tekan bertanda negatif)
Gaya batang B3 = +260 kg.  Anak panah meninggalkan simpul
(batang tarik bertanda positif)

Gaya batang A3 = -200 kg.  Anak panah menuju simpul


(batang tekan bertanda negatif)
Gaya batang A4 = -300 kg.  Anak panah menuju simpul
(batang tekan bertanda negatif)
Gaya batang V3 = 0

156 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Gaya batang B4 = B3 = +260 kg.  Anak panah meninggalkan simpul
(batang tarik bertanda positif)

Gambar Cremona 

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 157


Tabel 8.2 Hasil Perhitungan Gaya Batang pada Rangka Kuda-Kuda
NOMOR BATANG MANUAL CREMONA
A1 -300 kg
A2 -200 kg
A2 -200 kg
A4 -300 kg
B1 260 kg
B2 260 kg
B3 260 kg
B4 260 kg
D1 -100 kg
D2 -100 kg
V1 0 kg
V2 100 kg
V1 0 kg

158 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


F. Refleksi
1. Apkah materi statika bangunan ini menarik untuk dipejari?
2. Sejauh mana kalian bisa memahami konsep dari statika bangunan?
3. Sudah sistematiskah atau runtut penyampaian materi statika
bangunan?

G. Asesmen

Apek pengetahuan

Pilihan Ganda
1. Struktur yang memiliki fungsi menyalurkan beban dari bangunan
atas ke pondasi hingga beban yang disalurkan tiap titik dipondasi
tersebar merata yaitu :
a. Kuda-kuda
b. Balok
c. Kolom
d. Sloof
e. Pondasi
2. Tiap elemen batang di struktur rangka batang cuma bisa mengalami
gaya :
a. Lentur dan tarik
b. Lentur
c. Tarik dan tekan
d. Tekan
e. Tarik
3. Gaya yang bekerja secara kontinu di sebuah struktur yaitu
a. Gaya normal
b. Gaya geser
c. Gaya dinamis
d. Gaya kinetis
e. Gaya statis

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 159


4. Di elemen yang mengalami torsi akan muncul tegangan yakni :
a. Tekan
b. Geser
c. Geser dan tekan
d. Geser dan lentur
e. Tekan dan tarik
5. P1 = 40 N dan P2 = 30 N, jika gaya tersebut searah dan segaris, maka
besaran resultan gaya yaitu
a. 70 N searah dengan P1dan P2
b. 70 N searah dengan P1
c. 70 N searah dengan P1
d. 10 N searah dengan P2
e. 10 N searah dengan P1
Aspek Ketrampilan
1. Diketahui P1 = 20 kN, P2 = 30 kN dan α = 600 . Tetapkan arah dan
besaran resultan !

2. Diketahui gaya-gaya konkuren sesuai gambar berikut.


Tetapkan arah dan gaya resultannya !

160 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


3. Diketahui sebuah struktur balok seperti berikut

Tentukan! :
1. Reaksi (RA, RB,)
2. bending moment diagram (BMD),
3. shear force diagram (SFD).
4. Gambar diagram SFD dan BMD

H. Pengayaan
Diketahui sebuah struktur balok seperti berikut :

Tentukan! :
1. Reaksi (RA, RB,)
2. Bending moment diagram (BMD),
3. Shear force diagram (SFD).
4. Gambar diagram SFD dan BMD

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 161


162 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional (2002). SNI 03-1726-2002 tentang Tata cara


perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional
Badan Standarisasi Nasional (2013). SNI 1727-2013 tentang beban
minimum untuk perencangan bangunan gedung dan struktur lain.
Jakarta. Badan Standarisasi Nasional
Departemen Pekerjaan Umum (1987) Pedoman perencanaan pembebanan
untuk rumah dan gedung. Jakarta. Yayasan Penerbit PU.
Dian Ariestadi (2008). Teknik Struktur Bangunan Jilid 1. Jakarta. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Dian Ariestadi (2008). Teknik Struktur Bangunan Jilid 2. Jakarta. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Fajar Anugrah. 2009. Pengertian Cat, Komponen Penyusun Cat, Jenis-
Jenis Cat, Kualitas Cat. (Artikel). 2011.
Gunawan Nawawi, Ir., MS.2001. Mengoperasikan dan Merawat Alat Ukur
Tanah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
H. Charles Sulangi, MMT. 2018. Modul Laboratorium Ukur Tanah 2.
Manado : Politeknik Negeri Manado.
Iskandar Muda. 2008. Teknik Survei Dan Pemetaan. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Muhammad Nugroho S.H, M.Pd. 2014. Ukur Tanah Semester 1. Jakarta
: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen
Pendidikan Nasional.
M. Zainal Abdi., 2019. AutoCAD untuk Desain Rumah. Modula: Bandung.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 163


Peraturan SNI 04-0225-2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
(PUIL 2000). Jakarta.2000.
Suparman, 1985. Mekanika Teknik I. Y o g y a k a r t a . Jurusan
Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Yogyakarta
Suparno Sastra M., 2019. Kreatif dan Inovatif dengan AutoCAD 2009.
Andi Offset: Yogyakarta.
Wahana Komputer., 2008. Desain Bangunan Rumah dengan AutoCAD
2009. Andi Offset: Yogyakarta.
Yonan Adi. 2020. Modul Mekanika Teknik. Yogyakarta, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Yogyakarta
Sumber internet:
https://blogs.autodesk.com/revit/2017/05/25/revit-for-structural-
engineering
https://blogs.autodesk.com/revit/2017/05/25/revit-for-structural-
engineering
https://artikel.rumah123.com/harga-besi-hollow-terbaru-2021-
berdasarkan-jenis-dan-ukuran-70351
http://hunter-science.com/2011/06/pengertian-cat.html.
https://www.adhyaksapersada.co.id/ilmu-ukur-tanah/
http://kumpulan1000arsipku.blogspot.com/2017/03/alat-ukur-tanah.
html http://kumpulan1000arsipku.blogspot.com/2017/03/alat-ukur-
tanah.html
https://www.scribd.com/document/353847509/Water-Pass
https://www.buildingengineeringstudy.com/2019/07/pesawat-
waterpass.html
h t t p : / / o c w . u p j . a c . i d / fi l e s / S l i d e - C I V - 1 0 4 - P E RT E M UA N - 4 - 5 -
PENGUKURAN-SIPAT-DATAR.pdf
https://dpupkp.bantulkab.go.id/berita/96-kolom-bangunan-pengertian-
jenis-dan-fungsinya
https://economy.okezone.com/read/2012/01/27/472/564751/yuk-
kenali-jenis-dan-fungsi-cat

164 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


https://docplayer.info/70701960-Materi-pelatihan-berbasis-
kompetensi-bidang-konstruksi-sub-bidang-plambing-tukang-
plambing-memasang-pipa-air-bersih-ina.html
http://eprints.ums.ac.id/39776/5/BAB%20I.pdf

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 165


166 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
GLOSARIUM

Absis : Posisi titik yang diproyeksikan terhadap sumbu X yang


arahnya horizontal pada bidang datar.
Acian : adalah proses finishing setelah dilakukan pemlesteran.
dan berfungsi untuk menutup pori-pori yang terdapat pada
plesteran dan menghaluskan permukaan plesteran agar
terlihat lebih rapi. Dinding yang sudah diaci, akan menjadi
lebih halus dan siap untuk dilakukan proses pengecatan
Agregat : merupakan material granular, misalnya pasir, kerikil, batu
pecah dan kerak tungku besi, yang dipakai secara bersama-
sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu
beton semen hidraulik atau adukan
AutoCAD : Automatic Computer Aided Design adalah sebuah Software/
perangkat lunak yang digunakan untuk mendesain gambar
teknik.
Auto level : Salah Sipat datar optis yang mirip dengan tipe kekar tetapi
dilengkapi dengan alat kompensator untuk membuat garis
bidik mendatar dengan sendirinya.
Azimuth : Sudut yang dibentuk dari garis arah utara terhadap garis
arah suatu titik yang besarnya diukur searah jarum jam.
Balok : elemen struktur linier horizontal yang akan melendut akibat
beban transversal
Besi tulangan : adalah batang baja yang berberntuk menyerupai jala baja
yang digunakan sebagai alat penekan pada beton bertulang
dan struktur batu bertulang untuk memperkuat dan

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 167


membantu beton di bawah tekanan. Besi tulangan secara
signifikan meningkatkan kekuatan tarik struktur.
Beton : suatu material komposit yang terdiri dari campuran beberapa
bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan-ikat, yaitu
dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan
ditambah dengan pasta semen (semen + air) sebagai bahan
pengikat.
Elemen : bagian-bagian yang mendasari sesuatu
Digital : Sistem penyajian informasi (grafis atau teks) secara biner
elektronik.
Draw : Salah satu menu bar yang difungsikan untuk mengelompokkan
toolbar yang digunakan untuk menggambar
Geodesi : Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempelajari dan
Horisontal : Garis atau bidang yang tegak lurus terhadap garis atau
bidang yang menjauhi pusat bumi.
Jalon : Batang besi seperti lembing berwarna merah dan putih
dengan panjang + 1,5 meter sebagai target bidikan arah
horizontal
Kerikil : Kerikil ialah bebatuan kecil, biasanya batu granit yang
dipecahkan. Ukuran kerikil yang selalu digunakan ialah antara
2 mm dan 75 mm
kolom : elemen struktur linier vertikal yang berfungsi untuk menahan
beban tekan aksial
komposit : tipe konstruksi yang menggunakan elemen-elemen yang
berbeda, misalnya beton dan baja, atau menggunakan
kombinasi beton cast-in situ dan pre-cast, di mana komponen
yang dikombinasikan tersebut bekerja bersama sebagai satu
elemen struktural
Kompas : Alat yang digunakan untuk menunjukkan arah suatu garis
terhadap utara magnet yang dipengaruhi magnet bumi.
Konstruksi : Merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun
prasarana

168 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Koordinat : Posisi titik yang dihitung dari posisi nol sumbu X dan posisi
nol sumbu Y.
Koreksi : Nilai yang dijumlahkan terhadap nilai pengamatan sehingga
diperoleh nilai yang dianggap benar.
Menu bar : Kelompok besar toolbar
Modify : Salah satu menu bar yang difungsikan untuk mengelompokkan
toolbar yang digunakan untuk mengedit objek gambar.
Momen gaya:  adalah ukuran kuantitatif dari kecenderungan gaya untuk
memutar atau mengubah gerak rotasi benda.
Nivo : Gelembung udara dan cairan yang berada pada tempat
berbentuk bola atau silinder sebagai penunjuk bahwa
teropong sipat datar atau theodolite telah sejajar dengan
bidang yang memiliki energy potensial yang sama.
Ordinat : Posisi titik yang diproyeksikan terhadap sumbu Y yang
arahnya vertikal pada bidang datar
Plafond : Langit-langit atau plafon ialah permukaan interior atas yang
berhubungan dengan bagian atas sebuah ruangan. Umumnya,
langit-langit bukan unsur struktural, melainkan permukaan
yang menutupi lantai struktur atap di atas.
Plesteran : adalah tahapan dalam pekerjaan konstruksi batu dan beton
dengan menempatkan atau merekatkan bahan adukan
berupa campuran semen, pasir dan air terhadap suatu bidang
kasar yang bertujuan membuat permukaan suatu bidang
menjadi rata.
Polygon : Serangkaian garis-garis yang membentuk kurva terbuka atau
tertutup untuk menentukan koordinat titik-titik di atas
permukaan bumi.
Pondasi : bagian dari konstruksi bangunan bagian bawah (sub-
structure) yang menyalurkan beban struktur dengan aman
ke dalam tanah

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 169


PVC : adalah polimer yang tersusun atas monomer vinil klorida.
PVC bersifat lebih tahan api dan lebih kuat dari pada polietilena.
PVC digunakan sebagai bahan pembungkus kabel, piringan
hitam, pipa, tongkat, dan pelapis lantai.
Resultan : resultan gaya adalah keseluruhan gaya yang bekerja pada
sebuah benda dalam sebuah sistem.
Skala : Nilai perbandingan besaran jarak atau luas di atas kertas
terhadap jarak dan luas di lapangan.
Statif : Kaki tiga untuk menyangga alat waterpass atau theodolite
optis.
Sirtu : batu pasir asalnya adalah klastik  batu pasir terbentuk dari
butiran yang tersemen yang kemudian disebut fragmen dari
batuan asal atau fragmen dari kristal-kristal mineral. Semen
yang mengikat butir-butir bersama biasanya merupa­kan
kalsit, lempung, dan silika. 
Toolbar : Toolbar adalah tombol navigasi yang merupakan bagian
dari desain antar muka (GUI) suatu aplikasi. Toolbar juga bisa
berarti sekumpulan tombol sistem operasi komputer yang
bertujuan untuk mengganti beberapa tampilan atau navigasi
dikomputer dengan cepat
Topografi : Peta yang menyajikan informasi di atas permukaan bumi
baikunsur alam maupun unsur buatan manusia dengan skala
sedang dan kecil.
Total Station : Alat ukur theodolite yang dilengkapi dengan perangkat
elekronisuntuk menentukan koordinat dan ketinggian titik
detail secara otomatis digital menggunakan gelombang
elektromagnetis.
Uitzet  : adalah kegiatan pengukuran ulang lapangan yang dilakukan
pada tahap awal suatu pekerjaan pada area tertentu.
Unting-unting: Bentuk silinder-kerucut terbuat dari kuningan yang
digantung dibawah alat waterpass atau theodolite sebagai
penunjuk arah titik

170 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X


Urugan tanah: adalah suatu jenis pekerjaan yang bertujuan untuk
memindahkan tanah (padas, merah atau semi padas) dari
satu tempat lokasi (sumber pengambilan tanah) ke tempat
lokasi lain yang di inginkan sebanyak yang dibutuhkan agar
tercapai bentuk dan ketinggian tanah yang di inginkan, nadir
atau pusat bumi yang mewakili titik patok.
Waterpass : Alat atau metode yang digunakan untuk mengukur tinggi
garis bidik di atas permukaan bumi yang berkategori
bermedan datar (slope < 8 %).
Zenith : Titik atau garis yang menjauhi pusat bumi dari permukaan
bumi.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 171


172 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X
BIODATA PENULIS

Nama : Wnarko, M.Pd


Email : winarkosedayu@gmail.com
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal lahir : 18 Desember 1975

Riwayat pendiidikan : Tahun 2001 menyelesaikan S1


Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Negeri Yogyakarta
Tahun 2015 menyelesaikan S2 Pendidikan
Teknologi Kejuruan Universitas Negeri Yogyakarta

Riwayat pekerjaan : Tahun 2003- 2005


Guru di SMK Muhammadiyah Piyungan Bantul
Tahun 2005-sekarang
Guru di SMK Negeri 1 Sedayu bantul Yogyakarta.

Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X 173


BIODATA PENELAAH

Nama HARYADI PURNOMO RAHARJO, S.T., M.Si.


Tempat/tanggal lahir Kulonprogo, 20 Nopember 1971
Riwayat pendiidikan Lulus S1 Jurusan Teknik Arsitektur UNDIP
Semarang (1996), Pendidikan Akta Mengajar
IV di UNIVET BANTARA Sukoharjo (2002)
Pendidikan S2 Program Magister Sains
Manajemen konsentrasi Manajemen Lembaga
Pendidikan UNIBA Surakarta. (2012)
Riwayat pekerjaan Bekerja industri konstruksi/kontraktor (1994–
2002). Guru SMK Konstruksi Bangunan dan
Gambar Bangunan, sejak tahun 2003 s.d. 2015
di SMK Bina Patria 1 dan SMK N 2 Sukoharjo.
widyaiswara BBPPMPV (PPPPTK) Seni dan
Budaya Yogyakarta, 2017
Jurnal Imiah Editorial Board Jurnal Sendikraf BBPPMPV Seni
dan Budaya Yogyakarta ISSN 2746 3605
Jurnal Imiah Menulis beberapa artikel yang diterbitkan di
jurnal ilmiah Jurnal Widyasari Press, Salatiga,
Jawa Tengah ISSN 2580 2534
Karya Buku 1 M E N Y I A P K A N P E K E R JA A N F I N I S H I N G
FURNITUR
ISBN 978-623-02-0919-2
Penerbit Deepublish Yogyakarta
Karya Buku 1 MELAKUKAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA
DU/DI FURNITUR
ISBN 978-623-227-337-5

174 Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan SMK Kelas X

Anda mungkin juga menyukai