1. Informasi Umum
Informasi Umum
Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Sragen
- Nama Guru : Guru Kejuruan DPIB
Tahun disusun : 2022 / 2023
Mata Pelajaran : Dasar-dasar Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Elemen : Gambar Teknik
Fase : Fase E
Jenjang Sekolah : SMK
Kelas :X
Materi Pokok : Teknik dan prinsip penggunaan alat gambar teknik, pemahaman
standar gambar teknik, gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi
piktoral, dan gambar 2D serta 3D
- Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami teknik dan
prinsip penggunaan alat gambar, standar gambar teknik, dasar
gambar proyeksi orthogonal (2D) dan proyeksi piktorial (3D) baik
secara manual maupun menggunakan aplikasi perangkat lunak,
yang dijadikan dasar dalam desain pemodelan dan informasi
bangunan.
- Alokasi Waktu
: 10 x pertemuan @12 JP
Memahami teknik dan prinsip penggunaan alat gambar teknik,
Kompetensi Awal
pemahaman standar gambar teknik, gambar proyeksi orthogonal
dan proyeksi piktoral, dan gambar 2D serta 3D.
Profil Pelajar - Peserta Didik membudayakan jiwa Bergotong royong dalam kegiatan
bersama di Kelas dan Peserta Didik Mengembangkan Potensi Diri
Pancasila
Bernalar Kritis, Mandiri dan Kreatif dalam prinsip penggunaan alat
gambar, standar gambar teknik, dasar gambar proyeksi orthogonal
(2D) dan proyeksi piktorial (3D)
Target Peserta Didik - Minimal 85% peserta didik mampu maupun menggunakan
aplikasi perangkat lunak, yang dijadikan dasar dalam desain
pemodelan dan informasi bangunan.
2. Komponen Inti
Peserta didik memahami dasar menggambar teknik
Tujuan Pembelajaran
menggunakan peralatan manual dan perangkat lunak atau
digital
Setelah proses pembelajaran peserta didik harus
Pemahaman Bermakna
menguasai dasar menggambar teknik menggunakan
peralatan manual dan perangkat lunak atau digital
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
- Mengecek kesiapan Siswa dalam mengikuti pembelajaran daring pada jam yang
ditentukan, memberikan salam, mengabsen Siswa, serta memberikan materi di E
learning SMK
- Mengawali pembelajaran dengan salam dan do’a
- Mengaitkan materi / tema / kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi / tema / kegiatan sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan melalui WA atau E Learning
- Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh ( tujuan & manfaat )
dengan mempelajari materi : teknik dan prinsip penggunaan alat gambar teknik
- Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta
metode belajar yang akan ditempuh.
Kegiatan Inti
- Kegiatan Literasi : Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca, dan menuliskan kembali, mereka diberi bahan bacaan
terkait materi teknik dan prinsip penggunaan alat gambar teknik
- Critical Thinking : Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap
berkaitan dengan materi : teknik dan prinsip penggunaan alat gambar teknik
- Collaboration : Peserta didik mengumpulkan informasi dan saling memberikan
informasi masing-masing mengenai teknik dan prinsip penggunaan alat gambar
teknik
- Communication : Peserta didk mengirimkan hasil pekerjaan melalui E Learning
atau WA Guru yang bersangkutan
- Creativity : Peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah
dipelajari terkait materi tersebut dan diberikan kesempatan untuk menanyakan
yang berhubungan dengan materi tersebut
Penutup
- Peserta didik membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan
dan mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum jelas
- Guru membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan
- Guru menyampaikan pokok materi yang akan disampaikan pertemuan
selanjutnya
- Guru dan siswa mengakhiri pertemuan dengan do’a dan salam
Pendahuluan
- Mengecek kesiapan Siswa dalam mengikuti pembelajaran daring pada jam yang
ditentukan, memberikan salam, mengabsen Siswa, serta memberikan materi di E
learning SMK
- Mengawali pembelajaran dengan salam dan do’a
- Mengaitkan materi / tema / kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi / tema / kegiatan sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan melalui WA atau E Learning
- Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh ( tujuan & manfaat )
dengan mempelajari materi : pemahaman standar gambar teknik
- Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta
metode belajar yang akan ditempuh.
Kegiatan Inti
- Kegiatan Literasi : Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca, dan menuliskan kembali, mereka diberi bahan bacaan terkait
materi pemahaman standar gambar teknik
- Critical Thinking : Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan factual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan
materi : pemahaman standar gambar teknik
- Collaboration : Peserta didik mengumpulkan informasi dan saling memberikan
informasi masing-masing mengenai pemahaman standar gambar teknik
- Communication : Peserta didik mengirimkan hasil pekerjaan melalui E Learning
atau WA Guru yang bersangkutan
- Creativity : Peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait materi tersebut dan diberikan kesempatan untuk menanyakan yang
berhubungan dengan materi tersebut.
Penutup
- Peserta didik membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan dan
mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum jelas
- Guru membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan
- Guru menyampaikan pokok materi yang akan disampaikan pertemuan selanjutnya
- Guru dan siswa mengakhiri pertemuan dengan do’a dan salam
Pertemuan-3 (Gambar Proyeksi Orthogonal Dan Proyeksi Piktoral, dan Gambar 2D Serta 3D)
Pendahuluan
- Mengecek kesiapan Siswa dalam mengikuti pembelajaran daring pada jam yang
ditentukan, memberikan salam, mengabsen Siswa, serta memberikan materi di E
learning SMK
- Mengawali pembelajaran dengan salam dan do’a
- Mengaitkan materi / tema / kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi / tema / kegiatan sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan melalui WA atau E Learning
- Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh ( tujuan & manfaat )
dengan mempelajari materi : gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi piktoral
- Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta
metode belajar yang akan ditempuh.
Kegiatan Inti
- Kegiatan Literasi : Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca, dan menuliskan kembali, mereka diberi video terkait materi
gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi piktoral, dan gambar 2D serta 3D
- Critical Thinking : Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan factual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan
materi : gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi piktoral, dan gambar 2D serta 3D
- Collaboration : Peserta didik mengumpulkan informasi dan saling memberikan
informasi masing-masing mengenai gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi
piktoral, dan gambar 2D serta 3D
- Communication : Peserta didik mengirimkan hasil pekerjaan melalui E Learning
atau WA Guru yang bersangkutan
- Creativity : Peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait materi tersebut dan diberikan kesempatan untuk menanyakan yang
berhubungan dengan materi tersebut.
Penutup
- Peserta didik membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan dan
mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum jelas
- Guru membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan
- Guru menyampaikan pokok materi yang akan disampaikan pertemuan selanjutnya
- Guru dan siswa mengakhiri pertemuan dengan do’a dan salam
Pertemuan-4 (Gambar Proyeksi Orthogonal Dan Proyeksi Piktoral, Dan Gambar 2D Serta 3D)
Pendahuluan
- Mengecek kesiapan Siswa dalam mengikuti pembelajaran daring pada jam yang
ditentukan, memberikan salam, mengabsen Siswa, serta memberikan materi di E
learning SMK
- Mengawali pembelajaran dengan salam dan do’a
- Mengaitkan materi / tema / kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi / tema / kegiatan sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan melalui WA atau E Learning
- Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh ( tujuan & manfaat )
dengan mempelajari materi : gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi piktoral, dan
gambar 2D serta 3D
- Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta
metode belajar yang akan ditempuh.
Kegiatan Inti
- Kegiatan Literasi : Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca, dan menuliskan kembali, mereka diberi video terkait materi
gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi piktoral, dan gambar 2D serta 3D
- Critical Thinking : Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan factual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan
materi : gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi piktoral, dan gambar 2D serta 3D
- Collaboration : Peserta didik mengumpulkan informasi dan saling memberikan
informasi masing-masing mengenai gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi
piktoral, dan gambar 2D serta 3D
- Communication : Peserta didik mengirimkan hasil pekerjaan melalui E Learning
atau WA Guru yang bersangkutan
- Creativity : Peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait materi tersebut dan diberikan kesempatan untuk menanyakan yang
berhubungan dengan materi tersebut.
Penutup
- Peserta didik membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan dan
mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum jelas
- Guru membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan
- Guru menyampaikan pokok materi yang akan disampaikan pertemuan selanjutnya
- Guru dan siswa mengakhiri pertemuan dengan do’a dan salam
Asesmen Formatif
Penilaian performa eksperimen
Asesmen Sumatif
Tes Tertulis
ASESMEN
1. ASESMEN DIAGNOSTIK
Asesmen Non-Kognitif
Informasi apa saja yang ingin digali? Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan
Mengetahui kondisi psikologis/emosi siswa Bagaimana perasaan kalian hari ini (guru
menunjukkan gambar yang mewakili emosi?
Mengetahui kesiapan fisik siswa Siapa yang tadi pagi sudah mandi, sarapan?
Mengetahui aktivitas belajar siswa di rumah Siapa yang tadi malam yang belajar?
Langkah-langkah apa saja yang akan Alat bantu apa yang dibutuhkan?
dilakukan?
Asesmen Kognitif
Waktu Asesmen Sebelum pembelajaran Durasi Asesmen 10 menit
Bagaimana cara
menggunakan Menancapkan 10
jangka dalam salah satu
pembuatan ujung batang
gambar teknik? pada kertas
gambar sebagai
pusat lingkaran
dan yang lain
berfungsi
sebagai pensil
untuk
menggambar
garis
Langkah-langkah apa saja yang akan Alat bantu apa yang dibutuhkan?
dilakukan?
Menyiapkan lembar kerja untuk peserta didik Komputer/laptop, HP, alat tulis, kertas
gambar dan alat gambar
2. ASESMEN FORMATIF
Penilaian Performa Eksperimen
Indikator
Pencapaian Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Instrumen
Kompetensi
3. ASESMEN SUMATIF
Pedoman penilaian pengetahuan
Instrumen Penilaian Pengetahuan
Pedoman Penskoran :
1. Skor maksimal no 1 = 10
2. Skor maksimal no 2 = 10
3. Skor maksimal no 3 = 5
4. Skor maksimal no 4 = 5
5. Skor maksimal no 5 = 20 +
Total skor = 50
Skor yang diperoleh
Nilai x 100
Total skor
LAMPIRAN
1. Materi ajar
2. LKPD
3. Instrumen asesmen (diagnostic, formatif, dan sumatif)
4. Buku referensi
5. Glosarium
6. Referensi
(Nama) (Nama)
NIP. NIP.
URAIAN MATERI
A. Teknik dan Prinsip Penggunaan Alat Gambar Teknik
1. Tujuan Pembelajaran
a. Mengetahui peralatan gambar teknik dan fungsinya.
b. Mampu mengoperasikan peralatan gambar teknik manual.
2. Uraian Materi
a. Busur Derajat
Busur derajat digunakan untuk membagi sebuah sudut menjadi sama besar. Busur
derajat pada umumnya terbuat dari plastik atau mika bening serta dilengkapi dengan
garis-garis pembagi mulai dari sudut 00 sampai dengan 1800 namun ada pula yang
dimulai dari sudut 00 sampai dengan 3600.
1) Tempatkan pusat busur derajat pada titik sudut yang akan diukur.
2) Tempatkan salah satu kaki sudutnya pada 0°.
3) Bacalah angka pada busur derajat yang dilalui oleh kaki sudut yang lain. Angka
inilah yang merupakan besar sudut itu.
Gambar 2. Mengukur Sudut Dengan Busur Derajat
b. Kertas Gambar
Kertas yang biasa digunakan untuk membuat gambar teknik adalah kertas gambar
berwarna putih yang permukaannya tidak kasar. Apabila kertas gambar kasar akan
sulit menarik garis lurus dengan tinta.
Jenis kertas gambar yang biasa digunakan pada gambar teknik terdiri atas tiga jenis,
yaitu:
1) Kertas bagan, yaitu kertas gambar putih tebal yang mempunyai garisgaris
horizontal dan vertikal dengan jarak 10 x 10 mm. Kertas bagan ini berfungsi
untuk membuat gambar sementara yang dihasilkan dari hasil pengukuran dengan
skala yang bukan sebenarnya.
2) Kertas putih tebal, yaitu kertas gambar biasa yang sering digunakan untuk
membuat gambar dengan skala dan ukuran yang sebenarnya.
3) Kertas kalkir, yaitu kertas transparan yang biasa digunakan untuk membuat
gambar dengan tinta.
Gambar 3. Kertas Gambar
c. Pensil Gambar
Pensil adalah alat gambar yang paling sering dipakai untuk latihan gambar teknik
dasar. Pensil gambar terdiri dari batang pensil dan isi pensil.
b) Pensil Mekanik
Pensil mekanik, antara batang dan isi pensil terpisah. Jika isi pensil habis
dapat diisi ulang. Batang pensil tetap tidak bisa habis. Pensil mekanik
memiliki ukuran berdasarkan diameter mata pensil, misalnya: 0,3 mm, 0,5
mm dan 1,0 mm.
Tingkat kekerasan pensil memberikan perbedaan pada tebal dan tipis garis yang
dihasilkan. Tingkat kekerasan pensil yang ada di pasaran dapat dilihat pada tabel
berikut:
Untuk mendapatkan garis dengan ketebalan yang merata dari ujung ke ujung,
maka kedudukan pensil batang sewaktu menarik garis harus dimiringkan 60°
dan selama menarik garis, pensil diputar dengan telunjuk dan ibu jari.
Untuk membuat garis menggunakan pensil mekanik, posisi pensil harus tegak
lurus, supaya garis yang dihasilkan mempunyai ketebalan yang sama. Hal yang
perlu diingat adalah jangan memanjangkan isi pensil terlalu panjang karena isi
pensil akan mudah patah atau putus.
d. Penggaris T
Penggaris T terdiri dari dua bagian, bagian mistar panjang dan bagian kepala berupa
mistar pendek tanpa ukuran yang bertemu membentuk sudut 90°.
Gambar 7. Penggaris T
e. Penggaris Siku
Penggaris siku terdiri dari satu penggaris segitiga bersudut 45°, 90°, 45° dan satu
buah penggaris bersudut 30°, 90° dan 60°. Sepasang penggaris segitiga ini
digunakan untuk membuat garis-garis sejajar, sudut-sudut istimewa dan garis yang
saling tegak lurus.
Gambar 9. Penggaris Siku
f. Jangka Gambar
Jangka adalah alat gambar yang digunakan untuk membuat lingkaran dengan cara
menancapkan salah satu ujung batang pada kertas gambar sebagai pusat lingkaran
dan yang lain berfungsi sebagai pensil untuk menggambar garis.
Gambar 11. Bagian-bagian Jangka
Jarum Pensil
Perbedaannya dengan jangka biasa adalah besar kecilnya lingkaran yang akan dibuat
dengan jangka orleon dibuat dengan menyetel sekrup setelan.
Gambar 15. Jangka Orleon
g. Mal Gambar
Mal digunakan untuk memudahkan dan mengefisienkan waktu dalam pengerjaan
gambar dalam bentuk lingkaran-lingkaran kecil, ellips, segi enam dan garis-garis
lengkung lainnya. Mal yang beredar saat ini banyak terbuat dari plastik dan mika
bening yang ukurannya dibuat berdasarkan standar.
2) Mal Lengkung
Mal lengkung berfungsi untuk melukiskan garis-garis lengkung istimewa yang
tidak bisa dilukiskan oleh jangka dan alat lainnya, seperti garis lengkung
diagram dan grafik.
3) Mal Lingkaran
Untuk membuat lingkaran-lingkaran kecil selain menggunakan jangka orleon
dan jangka pegas, juga dapat dilakukan dengan mal lingkaran. Lingkaran kecil
yang dapat dibuat dengan menggunakan mal lingkaran mulai dari diameter 1
mm sampai dengan 36 mm.
Pada setiap lingkaran yang ada pada mal lingkaran sudah terdapat empat garis
sumbu mal lingkaran dengan garis sumbu gambar yang telah dibuat pada kertas
tersebut.
Gambar 18. Mal lingkaran
4) Mal Bentuk
Untuk membuat gambar geometri dan simbol-simbol tertentu dengan cepat
digunakan mal bentuk.
5) Mal Ellips
Mal ellips digunakan untuk membuat bentuk ellips-ellips kecil. Sama dengan mal
lingkaran, mal ellips juga dilengkapi dengan empat garis sumbu.
h. Rapido
Rapido adalah alat gambar dengan tinta untuk menggambar pada kertas kalkir.
Rapido memiliki bermacam-macam ukuran (yang menunjukkan ketebalan garis
yang dihasilkan) mulai dari 0,1 mm sampai dengan 2,0 mm. Untuk memudahkan
pemilihan pen, maka tiap ukuran ditandai dengan warna tertentu. Salah satu bentuk
rapido dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 21. Rapido
Keterangan
:
1. Rapid
o
2. Kepala
luar
3. Kepala
dalam
4. Tutup
5. Kunci
pembuka tinta
6. Tabung tinta
7. Rumah
Agar tahan lama, rapido harus dirawat dengan cara membersihkannya secara rutin.
Meja gambar juga dirancang dengan ukuran sesuai dengan ukuran kertas, seperti
ukuran kertas A0 dan A1. Bahan papan gambar terbuat dari urat kayu yang halus
dan tidak terlalu keras maupun terlalu lunak. Jenis kayu yang sering digunakan
adalah jenis kayu pohon cemara, linde dan pelupir.
Untuk menghindari papan gambar bengkok atau lengkung akibat perubahan cuaca,
maka pada bagian bawah papan gambar dilengkapi dengan dua buah kaki yang
miring. Kaki papan gambar juga berfungsi sebagai tempat kedudukan papan
gambar.
Permukaan papan gambar harus rata akan tetapi akan lebih baik jika permukaan
papan gambar dilapisi dengan kertas gambar putih tebal lalu dilapisi kembali dengan
plastik bening yang cukup tebal pula.
Mesin gambar adalah alat yang dapat menggantikan fungsi alat-alat gambar lainnya
seperti busur lingkaran, penggaris T, segitiga dan ukuran. Meskipun mesin gambar
sudah dilengkapi dengan dua buah mistar gambar yang saling tegak lurus dan dapat
bergerak bebas pada saat menggambar, mistar gambar tersebut tetap dijaga kondisi
dalam posisi tegak lurus.
Keterangan:
J = Jenis
L = Jenis Besar
S = Jenis Kecil
Pada tabel di atas, A0 dan A1 menunjukkan ukuran kertas gambar terbesar yang
dapat digunakan pada papan gambar mesin tersebut. Daerah kerja merupakan luasan
panjang dikali lebar kertas gambar yang digunakan.
Untuk mengatur tinggi rendahnya mesin gambar dapat dilakukan dengan menginjak
pedal yang berada pada bagian bawah meja gambar. Agar mendapatkan posisi
miring dari mesin gambar, dapat dilakukan dengan menarik handle yang berada di
belakang papan gambar.
Coba anda jelaskan bentuk di atas secara rinci kepada salah seorang teman dan
tugaskan dia untuk membuat gambar sketsanya berdasarkan penjelasan anda.
Apakah gambar sketsa yang dibuat oleh teman anda mendekati bentuk dan ukuran
objek sebenarnya? Kesimpulannya, bahasa lisan sangat terbatas dalam menjelaskan
ukuran, bentuk dan fungsi secara rinci sesuai dengan aslinya.
Penyampaian ide, pemikiran atau rencana dari suatu konstruksi kerja kepada orang
lain disebut dengan gambar teknik. Bila benda kerja yang diinformasikan dalam
bentuk sederhana maka ide atau konstruksi benda tersebut akan mudah difahami
namun bagimana bila konstruksinya ternyata rumit ?
1. Memberikan kepastian sesuai dan tidak sesuai kepada pembuat dan pembaca
gambar dalam menggunakan aturan-aturan gambar menurut standar.
2. Menyeragamkan penafsiran terhadap cara-cara penunjukkan dan penggunaan
simbol-simbol yang dinyatakan dalam gambar sesuai dengan penafsiran standar.
3. Memudahkan komunikasi teknis antar perancang/pembuat gambar dengan
pengguna gambar.
4. Memudahkan kerjasama antara perusahaan-perusahaan dalam memproduksi
benda-benda teknik dalam jumlah banyak yang harus diselesaikan dalam waktu
yang serempak.
5. Memperlancar produksi dan pemasaran suku cadang alat-alat industri.
Standarisasi dalam gambar teknik yang telah ditetapkan di beberapa negara industri
maju adalah:
ISO merupakan badan non pemerintah yang didirikan pada tanggal 14 Oktober
1946. Tujuan dibentuknya ISO adalah untuk menyatukan pengertian teknik antar
bangsa. Bidang kerja ISO yang menangani standar gambar teknik disebut ISO/TC
10 (gambar teknik), yang bertugas menstandarkan gambar-gambar teknik agar dapat
diterima di dunia internasional sebagai bahasa teknik.
Karena Indonesia merupakan salah satu anggota ISO, maka gambar teknik yang
dibuat sebagai salah satu media penyampaian informasi juga telah mengikuti
standar gambar yang ditetapkan ISO. Sebagai contoh, di dalam dunia industri
pembuatan etiket gambar yang sesuai dengan ISO adalah, kepala gambar
ditempatkan dalam ruang gambar di sudut kanan bawah.
1. Nomor gambar
2. Judul/nama gambar
3. Nama instansi/perusahaan
4. Skala
5. Nama yang menggambar, yang memeriksa dan yang mengesahkan atau
menyetujui
6. Cara proyeksi yang digunakan
7. Keterangan lainnya sesuai keperluan
2. Tujuan Pembelajaran
a. Memahami fungsi gambar teknik.
b. Memahami sifat gambar teknik.
c. Memahami standar ukuran kertas gambar.
d. Memahami jenis-jenis garis beserta fungsinya.
e. Memahami standar huruf dan angka.
f. Memahami tata letak (lay out) gambar teknik.
g. Mengenal proyeksi.
3. Uraian Materi
a. Fungsi Gambar Teknik
Gambar adalah sebuah alat komunikasi untuk menyatakan maksud dari seorang ahli
teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai bahasa teknik atau
bahasa untuk ahli teknik.
Penerusan informasi adalah fungsi yang penting untuk bahasa maupun gambar.
Gambar bagaimanapun adalah bahasa teknik. Oleh karena itu gambar diharapkan
dapat meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan obyektif.
Sebagai juru gambar sangat penting untuk memberikan gambar yang tepat dan
mempertimbangkan kemampuan pembacanya. Untuk pembaca, yang terpenting
adalah mengumpulkan keterangan sebanyak yang dapat dibacanya dengan teliti.
Selain diberi nomor, gambar perlu juga disimpan dan diawetkan sebagai
informasi untuk rencana-rencana baru. Penyimpanan gambar ini dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
3) Konsep
Dalam perencanaan, konsep abstrak yang melintas dalam pikiran diwujudkan
dalam bentuk gambar melalui proses. Awalnya konsep (ide) dianalisa lalu
diwujudkan dalam bentuk gambar untuk kemudian diteliti dan dievaluasi.
1) Gambar Internasional
Pada awalnya standar gambar hanya berlaku di sebuah perusahaan. Antar
perusahaan memiliki standar yang berbeda. Seiring dengan meluasnya
perdagangan dan hubungan antar negara maka dibutuhkan standar yang sama
secara internasional.
2) Gambar Popular
Pesatnya perkembangan teknologi menyebabkan penggunaan gambar teknik
semakin meningkat. Untuk itu, penetapan standar berfungsi mempopulerkan
gambar teknik di semua kalangan. Hubungan yang erat antara bidang-bidang
industri seperti pemesinan, perkapalan, arsitektur, teknik sipil menyebabkan
tidak mungkin menyelesaikan suatu proyek hanya oleh satu bidang teknik saja.
Untuk itu telah menjadi suatu keharusan untuk menyediakan keterangan-
keterangan gambar yang dapat dimengerti oleh semua bidang-bidang di atas.
Setiap bidang mencoba untuk menyatukan dan mengidentifikasi standarstandar
gambar yang ada.
3) Gambar Sederhana
Penghematan tenaga dalam menggambar sangat penting. Bukan hanya untuk
mempersingkat waktu tetapi juga untuk meningkatkan mutu perencanaan dan
penghematan biaya.
4) Gambar Modern
Bersama pesatnya kemajuan teknologi, standar gambar juga dipaksa untuk
mengikutinya melalui cara-cara modern yang telah dikembangkan, seperti:
pembuatan film mikro, berbagai macam mesin gambar otomatis dan
menggambar dengan bantuan komputer ( CAD – Computer Aided Design).
Untuk mendapatkan ukuran kertas gambar lainnya adalah dengan cara membagi dua
panjangnya, sehingga ukuran:
Pada tabel di bawah ditetapkan ukuran batas tepi bawah, tepi atas dan tepi kanan
(diwakili kolom C) sedangkan tepi kiri untuk setiap ukuran kertas gambar
ditetapkan 20 mm.
Penetapan jarak ini dimaksudkan untuk memberikan jarak sehingga jika kertas
gambar dibundel tidak akan mengganggu gambarnya.
Garis putus-putus
(kira-kira ½ tebal garis gambar), Menyatakan garis yang terlihat di belakang potongan ataupun
tidak terlihat karena terhalang
Ketentuan – ketentuan ukuran huruf yang dianjurkan dapat dilihat pada tabel 5
berikut:
Keterangan tabel:
a) Tinggi huruf kecil; tinggi huruf kecil disini adalah tinggi huruf kecil diantara
huruf yang dipakai, tinggi huruf kecil ini tanpa tangkai dan kaki (huruf b, k,
l = bertangkai dan j, g = berkaki).
b) Tinggi huruf kecil untuk tipe A = (10/14).h dan untuk tipe B =
(7/10).h
c) Jarak antar huruf; jarak antar huruf disini adalah jarak antara huruf yang satu
dan lainnya dalam satu kata. Untuk tipe A (2/14).h dan untuk tipe B
(2/10).h.
d) Jarak antar garis; jarak antar garis disini adalah jarak antara batas bawah
huruf besar di atas dan batas atas huruf besar di bawah.
e) Jarak antar kata; bila dalam suatu kalimat ada dua kata yang disambung
(misalnya baja nikel) maka jarak antara kata baja dan nikel tersebut
dianjurkan sebagai berikut: untuk penggunaan tipe huruf A jaraknya 6/14.h
dan untuk tipe huruf B jaraknya 6/10.h.
f) Tebal huruf yaitu tebal pena yang digunakan untuk membuat huruf. Ukuran
pena tersebut harus disesuaikan dengan tinggi huruf dan tipe huruf yang
digunakan. Tebal huruf yang dianjurkan untuk tipe A adalah 1/14.h dan
untuk tipe B yaitu 1/10.h.
2) Skala
Skala merupakan perbandingan ukuran antar objek pada gambar dengan ukuran
benda sebenarnya. Skala dikelompokkan menjadi: skala sebenarnya, skala
diperbesar dan skala diperkecil.
a) Penggunaan tanda skala terdiri dari kata “SKALA” diikuti oleh rasio.
b) Kata “SKALA” dapat dihilangkan selama tidak terjadi
kesalahpahaman.
c) Skala yang digunakan dicantumkan pada etiket.
d) Jika menggunakan lebih dari satu skala pada satu gambar, hanya skala utama saja
yang ditunjukkan pada etiket. Skala lainnya ditetapkan berdekatan dengan gambar
bagian atau huruf yang menunjukkan detail gambar.
Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar
bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan
dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu. Cara-cara tersebut berkenaan dengan
arah garis pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel) dan memusat (sentral). Arah
yang sejajar terdiri atas sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar dan sejajar akan
tetapi miring terhadap bidang gambar.
Berdasarkan arah garis pemroyeksi tersebut dikenal berbagai jenis gambar proyeksi.
Garis pemroyeksi yang sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar menghasilkan
gambar proyeksi orthogonal yang terdiri dari proyeksi Eropa, proyeksi Amerika, dan
proyeksi Aksonometri. Garis pemroyeksi yang sejajar tetapi miring terhadap bidang
gambar menghasilkan proyeksi Oblik (miring). Sementara garis pemroyeksi yang
memusat (sentral) terhadap bidang gambar menghasilkan gambar perspektif.
Contoh pandangan sejajar tegak
Secara umum berbagai jenis gambar proyeksi dan perspektif tersebut difungsikan
sebagai sarana komunikasi dalam bentuk pictorial. Benda kongkret yang ada, misalnya
meja atau kursi, digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain.
Benda imajiner (khayalan penggambar), misalnya meja atau kursi yang sebelumnya
tidak ada digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain misalnya
tukang atau pemesan. Gambar proyeksi dan perspektif lebih banyak menampilkan
benda imajiner, oleh karena itu sangat bermanfaat dalam bidang perencanaan.
Sebuah objek benda tiga dimensi dapat disajikan pada sebuah bidang dua dimensi
dengan menggunakan cara proyeksi. Ada beberapa macam cara dalam menggambar
proyeksi, dalam hal ini dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu gambar pandangan
tunggal (proyeksi piktorial) dan gambar pandangan majemuk (proyeksi ortogonal).
MACAM_MACAM PROYEKSI
1. PROYEKSI PIKTORIAL
Gambar pandangan tunggal atau proyeksi piktorial adalah suatu teknik dalam
menampilkan gambar benda yang mendekati bentuk dan ukuran sesuai sebenarnya
yang dibuat secara tiga dimensi dengan pandangan tunggal.
Tetapi perlu juga dicatat bahwa tidak semua gambar ilustrasi teknis bukan
merupakan gambar piktorial. Sebuah gambar piktorial hanya menunjukkan berupa
goresan garis, sedangkan ilustrasi teknis mencakup berbagai gambar, baik seni
grafis atau fotografi.
a. Proyeksi Aksonometri
Jika objek diwakili oleh proyeksi orthogonal, seperti yang ditunjukkan Gambar
bawah, hanya satu bidang yang akan digambar pada bidang ini proyeksi. Misalkan
bidang ini atau tepinya relatif terhadap Bidang proyeksi, maka tiga muka objek
akan terlihat pada saat bersamaan, dan Gambar seperti itu memberikan bentuk
sebenarnya dari objek pada gambar bagian kanan. Metode ini disebut proyeksi
aksonometri dan gambarnya disebut gambar aksonometri.
Proyeksi Aksonometri tergolong jenis proyeksi sejajar (paralel) dan juga tegak
(ortogonal). Perbedaannya dengan proyeksi Eropa terutama adalah dalam
penampilan tampak. Dalam proyeksi Aksonometri diupayakan untuk penampilan
tampak atas, depan, dan samping dalam satu kesatuan gambar tidak seperti dalam
proyeksi Eropa yang terpisah oleh bidang-bidang. Gambar proyeksi Aksonometri
menampilkan objek gambar baik yang kongkret maupun imajiner ke dalam
bayangan tiga dimensi, oleh karena itu aksonometri tergolong jenis proyeksi
piktorial.
Proyeksi aksonometri ada tiga bentuk, yaitu gambar isometri, dimetri dan Trimetri.
1) Isometri
Proyeksi isometri adalah salah satu jenis proyeksi yang secara akurat menampilkan
objek dalam gambar dengan panjang sumbu yang menggambarkan ukuran objek
sebenarnya.
2) Dimetri
3) Trimetri
Proyeksi trimetri adalah proyeksi dengan skala pendekatan tiga sisi dan tiga sudut
tidak sama. Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada
besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis sumbu - sumbu
tersebut. -dan merupakan modifikasi lebih jauh lagi dari proyeksi Isometri.
Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi, oleh karena
itu ukuran kedua rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang) perlu dipendekkan,
biasanya menggunakan perbandingan 10:9:5 atau 6:5:4. Dalam proyeksi Trimetri
terdapat masing-masing tiga macam skala dan sudut kemiringan.
Tampilan gambar Trimetri
Proyeksi miring adalah proyeksi gambar dimana garis pada proyeksi tidak tegak
lurus terhadap bidang proyeksi namun membentuk sudut miring.
Permukaan depan objek pada gambar ditempatkan dengan bidang kerja proyeksi
sehingga bentuk permukaan depan objek tergambar seperti sebenarnya. Apabila
panjang objek pada proyeksi sama dengan panjang sebenarnya maka disebut
proyeksi miring cavalier, sedangkan untuk panjang objek pada proyeksi yang
diperpendek disebut dengan proyeksi miring cabinet. Gambar pada proyeksi miring
memiliki basis sumbu 0, 45 dan 90 derajat.
c. Proyeksi Perspektif.
Proyeksi perspektif adalah salah satu jenis proyeksi piktorial yang mempunyai
kesan visual yang mirip dengan gambar sebenarnya, namun cara menggambar
proyeksi perspektif sangat rumit, terutama pada bagian-bagian kecil.
Dalam tampilan perspektif, garis proyeksi berpusat pada satu atau beberapa titik
tertentu.
2. PROYEKSI ORTOGONAL
Secara umum, proyeksi ortogonal dibagi menjadi dua jenis, yaitu proyeksi Eropa
dan proyeksi Amerika.
Sistem gambar proyeksi Eropa dihasilkan dari pemroyeksian pada ruang atau sudut
pertama (first angel). Oleh karena itu proyeksi Eropa sering disebut proyeksi
“Kuadran Pertama” atau “Kuadran I”. Ruang atau sudut penampilan tersebut
berbentuk tiga dimensi, yang terdiri atas 3 bidang, yakni bidang I, II, dan III.
Bidang I berfungsi untuk menampilkan bayangan benada tampak dari atas, bidang
II untuk bayangan benda tampak depan, dan bidang III untuk bayangan benda
tampak dari samping kiri. Oleh karena itu proyeksi Eropa sering dikelompokkan
dalam proyeksi multiview (tampak ganda).
Jika diperhatikan sistem proyeksi Eropa ini menempatkan posisi benda/obyek yang
digambar berada di antara titik pengamat (proyektor) dan proyeksi benda. Jika
diurutkan maka posisi tersebut adalah pengamat, objek, dan gambar proyeksi.
Posisi pengamat terhadap bidang gambar adalah tegak lurus. Di samping itu,
masing-masing garis pemroyeksi yang merupakan hubungan dari titik pengamat
dan benda sehingga menghasilkan proyeksi tersebut adalah sejajar sesamanya.
Ruang / sudut yang berbentuk tiga dimensi ini diubah sedemikian rupa menjadi dua
dimensi. Dengan kata lain diubah menjadi bidang datar sehingga dapat dituangkan
ke dalam bidang atau kertas gambar. Perubahan sudut / ruang tersebut dapat dilihat
dalam gambar berikut:
b. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika adalah proyeksi pada bidang yang sama dengan garis pandang.
Proyeksi Amerika sering disebut proyeksi kuadran III atau proyeksi sudut ketiga.
1. Proyeksi Titik
Untuk memudahkan latihan pemahaman proyeksi siku, maka dibuat suatu kesepakatan
awal, yaitu bila ada suatu titik A = 2, 3, 4 maka mempunyai pengertian bahwa :
• Angka 2 merupakan jarak ke arah sumbu X atau jarak dari titik A ke bidang III
• Angka 3 merupakan jarak ke arah sumbu Y atau jarak dari titik A ke bidang I
• Angka 4 merupakan jarak ke arah sumbu Z atau jarak dari titik A ke bidang II Hasil
gambar dari proyeksi titik A=2, 3, 4 adalah sebagai berikut :
Untuk penggambaran proyeksi siku dari garis ataupun bidang pada prinsipnya sama
saja yaitu dengan mencari titik-titik proyeksinya, kemudian dihubungkan satu dengan
lainnya sehingga mendapatkan proyeksi dari garis atau bidang yang dicari.
Untuk mencari atau menggambar bukaan prisma segi empat ABCDEFGH, terlebih
dahulu harus mencari panjang garis sebenarnya dari tiap sisi pada bidangnya. Dan secara
tidak langsung kita harus mencari bentuk sebenarnya dari tiap bidang benda yaitu prisma
segi empat ABCDEFGH. Adapun urutannya adalah sebagai berikut :
• Buat garis lurus, kemudian ukurkan panjang garis A1-B1, B1- C1, C1D1, dan D1-A1
sehingga mendapatkan titik A, B, C, D, dan A.
• Dari titik A, B, C, D, dan A ditarik garis tegak lurus.
• Ukurkan tinggi atau panjang garis A2-E2 dari titik A hingga memotong garis di titik E.
• Dari titik E ditarik garis sejajar dengan A-A hingga memotong garis-garis di titik F, G, H, dan
E.
• Rusuk CG dan DH diperpanjang.
Untuk proyeksi prisma terpancung atau diiris miring cara mencari bukaannya sama dengan
prisma tidak terpancung. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah pengukuran ketinggian
harus disesuaikan dengan irisannya. Sedangkan tutup yang teriris harus terlebih dahulu
dicari bentuk bidang sebenarnya. Untuk mencari bentuk bidang sebenarnya dari tutup yang
diiris miring lihat tampak muka irisannya merupakan garis lurus. - Untuk membuat tutup
yang sebenarnya diputar sejajar dengan sumbu X atau sejajar dengan bidang dilihat dari
atas.
- Hasil putarannya setelah dihubungkan dengan hasil proyeksi prisma dilihat dari atas
akan mendapatkan tutup bagian atas yang yang sebenarnya.
- Untuk tutup bawah sudah sebenarnya karena menempel bidang - Sedangkan untuk
tinggi dari prisma sudah sebenarnya karena tegak lurus pada bidang.
- Ukur pada tinggi AP, BQ, CR, DS dan AP tegak lurus pada garis keliling prima
- Dan terakhir pasangkan tutp atas dengan cara memindahkan tutup sebenarnya yang telah
dibuat pada proyeksi yang dilihat dari atas
Pada gambar berikut ini, diberikan contoh dalam penggambaran proyeksi dan mencari
bukaannya dari limas segi empat piramida yang berdiri tegak lurus pada bidang I
2.1.Gambar Perspektif
Sistem perespektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda) yang terletak
relatif dekat dengan mata. Karena letak obyek yang cukup dekat, akibatnya mata
memiliki sudut pandang yang sempit, sehingga garis-garis batas benda akan
menuju satu titik lenyap saja, kecuali bila sejajar dengan horizon dan tegak
lurus terhadapnya. Gambar yang demikian sering disebut dengan paralel
perspective sebab banyak menggunakan garis-garis bantu yang sejajar horizon
dan vertikal. Penerapan gambar ini banyak digunakan pada gambar rancang
bangun (desain) interior. Gambar perspektif dengan satu titik hilang dibuat dengan
cara menarik seluruh titik sudut pada obyek menuju satu titik hilang.
Pada gambar perspektif dengan satu titik hilang, bagian muka diambil dari salah
satu sisi/bidang benda (lihat bidang ABCD) yang dilihat dari sudut tegak lurus dengan
permukaan sehingga proyeksinya sesuai dengan bentuk yang sebenarnya,
kemudian semua titik sudut di tarik ke satu titik yang sama (titik hilang).
Dalam hal ini, panjang sisi miring akan tergantung pada sudut kemiringan
terhadap garis horizontal. Perhatikan materi tentang cara membuat proyeksi sisi
miring berikut: -Untuk membuat proyeksi garis pada kemiringan tertentu,
dapat dicari dengan menghitung perkalian panjang garis yang sebenarnya dengan
cosines sudut kemiringan proyeksi, misalnya bila besar sudutnya adalah 40o , dan
panjang garis yang sebenarnya adalah 10, maka panjang garis setelah
diproyeksikan akan menjadi = 10 x cos 40o = 7.666, atau dapat menggunakan
cara yang lebih praktis, yaitu dengan menggunakan garis bantu seperti gambar
xx. Langkah-langlah pembuatannya adalah sebagai berikut; buatlah sebuah garis
koordinat x dan y, kemudian buatlah garis yang sebenarnya dati titik (0,0)
dengan kemiringan yang sama dengan sudut kemiringan pada gambar
proyeksi. Selanjutnya proyeksikan garis miring tersebut pada garis sumbu x.
Sehingga didapatkan panjang garis yang telah diproyeksikan. (bila diukur
panjangnya akan sama dengan hasil perkalian dengan menggunakan rumus cosinus di
atas).
Gambar perspektif dengan tiga titik hilang, semua biadang akan ditarik ke tiga
arah titik hilang, perhatikan contoh berikut ini :
Pada gambar dengan tiga titik hilang ini, semua sisi dari benda akan
mengalami pemendekan ukuran dari yang sebenarnya, baik yang keara sumbu x,
y maupun yang ke-arah sumbu z.