Anda di halaman 1dari 73

MODUL AJAR DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN

Mata Pelajaran : Dasar-dasar Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan


Elemen : Gambar Teknik

1. Informasi Umum

Informasi Umum
Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Sragen
- Nama Guru : Guru Kejuruan DPIB
Tahun disusun : 2022 / 2023
Mata Pelajaran : Dasar-dasar Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Elemen : Gambar Teknik
Fase : Fase E
Jenjang Sekolah : SMK
Kelas :X
Materi Pokok : Teknik dan prinsip penggunaan alat gambar teknik, pemahaman
standar gambar teknik, gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi
piktoral, dan gambar 2D serta 3D

- Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami teknik dan
prinsip penggunaan alat gambar, standar gambar teknik, dasar
gambar proyeksi orthogonal (2D) dan proyeksi piktorial (3D) baik
secara manual maupun menggunakan aplikasi perangkat lunak,
yang dijadikan dasar dalam desain pemodelan dan informasi
bangunan.
- Alokasi Waktu

: 10 x pertemuan @12 JP
Memahami teknik dan prinsip penggunaan alat gambar teknik,
Kompetensi Awal
pemahaman standar gambar teknik, gambar proyeksi orthogonal
dan proyeksi piktoral, dan gambar 2D serta 3D.

Profil Pelajar - Peserta Didik membudayakan jiwa Bergotong royong dalam kegiatan
bersama di Kelas dan Peserta Didik Mengembangkan Potensi Diri
Pancasila
Bernalar Kritis, Mandiri dan Kreatif dalam prinsip penggunaan alat
gambar, standar gambar teknik, dasar gambar proyeksi orthogonal
(2D) dan proyeksi piktorial (3D)

Sarana dan Prasarana - Koneksi internet


- Laptop / PC
- LCD Proyektor

Target Peserta Didik - Minimal 85% peserta didik mampu maupun menggunakan
aplikasi perangkat lunak, yang dijadikan dasar dalam desain
pemodelan dan informasi bangunan.

Model Pembelajaran Model Pembelajaran untuk Capaian Pembelajaran dilakukan


dengan Model Tatap Muka.

2. Komponen Inti
Peserta didik memahami dasar menggambar teknik
Tujuan Pembelajaran
menggunakan peralatan manual dan perangkat lunak atau
digital
Setelah proses pembelajaran peserta didik harus
Pemahaman Bermakna
menguasai dasar menggambar teknik menggunakan
peralatan manual dan perangkat lunak atau digital

Pertanyaan Pemantik - Coba bayangkan seandainya dasar menggambar teknik


tidak dikuasai dengan baik
- Bagaimana kalian bisa mendapatkan informasi terkini
tentang dasar menggambar teknik ?
- Apa yang kalian lakukan saat mendapat tugas untuk
secara mendiri dari Bapak / Ibu Guru ?
Persiapan Pembelajaran - Guru melakukan asesmen diagnostic
- Guru menyusun langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan-1 (Teknik dan Prinsip Penggunaan Alat Gambar Teknik)

Pendahuluan
- Mengecek kesiapan Siswa dalam mengikuti pembelajaran daring pada jam yang
ditentukan, memberikan salam, mengabsen Siswa, serta memberikan materi di E
learning SMK
- Mengawali pembelajaran dengan salam dan do’a
- Mengaitkan materi / tema / kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi / tema / kegiatan sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan melalui WA atau E Learning
- Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh ( tujuan & manfaat )
dengan mempelajari materi : teknik dan prinsip penggunaan alat gambar teknik
- Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta
metode belajar yang akan ditempuh.

Kegiatan Inti
- Kegiatan Literasi : Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca, dan menuliskan kembali, mereka diberi bahan bacaan
terkait materi teknik dan prinsip penggunaan alat gambar teknik
- Critical Thinking : Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap
berkaitan dengan materi : teknik dan prinsip penggunaan alat gambar teknik
- Collaboration : Peserta didik mengumpulkan informasi dan saling memberikan
informasi masing-masing mengenai teknik dan prinsip penggunaan alat gambar
teknik
- Communication : Peserta didk mengirimkan hasil pekerjaan melalui E Learning
atau WA Guru yang bersangkutan
- Creativity : Peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah
dipelajari terkait materi tersebut dan diberikan kesempatan untuk menanyakan
yang berhubungan dengan materi tersebut

Penutup
- Peserta didik membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan
dan mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum jelas
- Guru membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan
- Guru menyampaikan pokok materi yang akan disampaikan pertemuan
selanjutnya
- Guru dan siswa mengakhiri pertemuan dengan do’a dan salam

Pertemuan-2 (Pemahaman Standar Gambar Teknik)

Pendahuluan
- Mengecek kesiapan Siswa dalam mengikuti pembelajaran daring pada jam yang
ditentukan, memberikan salam, mengabsen Siswa, serta memberikan materi di E
learning SMK
- Mengawali pembelajaran dengan salam dan do’a
- Mengaitkan materi / tema / kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi / tema / kegiatan sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan melalui WA atau E Learning
- Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh ( tujuan & manfaat )
dengan mempelajari materi : pemahaman standar gambar teknik
- Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta
metode belajar yang akan ditempuh.

Kegiatan Inti
- Kegiatan Literasi : Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca, dan menuliskan kembali, mereka diberi bahan bacaan terkait
materi pemahaman standar gambar teknik
- Critical Thinking : Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan factual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan
materi : pemahaman standar gambar teknik
- Collaboration : Peserta didik mengumpulkan informasi dan saling memberikan
informasi masing-masing mengenai pemahaman standar gambar teknik
- Communication : Peserta didik mengirimkan hasil pekerjaan melalui E Learning
atau WA Guru yang bersangkutan
- Creativity : Peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait materi tersebut dan diberikan kesempatan untuk menanyakan yang
berhubungan dengan materi tersebut.

Penutup
- Peserta didik membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan dan
mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum jelas
- Guru membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan
- Guru menyampaikan pokok materi yang akan disampaikan pertemuan selanjutnya
- Guru dan siswa mengakhiri pertemuan dengan do’a dan salam

Pertemuan-3 (Gambar Proyeksi Orthogonal Dan Proyeksi Piktoral, dan Gambar 2D Serta 3D)

Pendahuluan
- Mengecek kesiapan Siswa dalam mengikuti pembelajaran daring pada jam yang
ditentukan, memberikan salam, mengabsen Siswa, serta memberikan materi di E
learning SMK
- Mengawali pembelajaran dengan salam dan do’a
- Mengaitkan materi / tema / kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi / tema / kegiatan sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan melalui WA atau E Learning
- Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh ( tujuan & manfaat )
dengan mempelajari materi : gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi piktoral
- Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta
metode belajar yang akan ditempuh.

Kegiatan Inti
- Kegiatan Literasi : Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca, dan menuliskan kembali, mereka diberi video terkait materi
gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi piktoral, dan gambar 2D serta 3D
- Critical Thinking : Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan factual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan
materi : gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi piktoral, dan gambar 2D serta 3D
- Collaboration : Peserta didik mengumpulkan informasi dan saling memberikan
informasi masing-masing mengenai gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi
piktoral, dan gambar 2D serta 3D
- Communication : Peserta didik mengirimkan hasil pekerjaan melalui E Learning
atau WA Guru yang bersangkutan
- Creativity : Peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait materi tersebut dan diberikan kesempatan untuk menanyakan yang
berhubungan dengan materi tersebut.

Penutup
- Peserta didik membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan dan
mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum jelas
- Guru membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan
- Guru menyampaikan pokok materi yang akan disampaikan pertemuan selanjutnya
- Guru dan siswa mengakhiri pertemuan dengan do’a dan salam

Pertemuan-4 (Gambar Proyeksi Orthogonal Dan Proyeksi Piktoral, Dan Gambar 2D Serta 3D)

Pendahuluan
- Mengecek kesiapan Siswa dalam mengikuti pembelajaran daring pada jam yang
ditentukan, memberikan salam, mengabsen Siswa, serta memberikan materi di E
learning SMK
- Mengawali pembelajaran dengan salam dan do’a
- Mengaitkan materi / tema / kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi / tema / kegiatan sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan melalui WA atau E Learning
- Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh ( tujuan & manfaat )
dengan mempelajari materi : gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi piktoral, dan
gambar 2D serta 3D
- Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta
metode belajar yang akan ditempuh.

Kegiatan Inti
- Kegiatan Literasi : Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca, dan menuliskan kembali, mereka diberi video terkait materi
gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi piktoral, dan gambar 2D serta 3D
- Critical Thinking : Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan factual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan
materi : gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi piktoral, dan gambar 2D serta 3D
- Collaboration : Peserta didik mengumpulkan informasi dan saling memberikan
informasi masing-masing mengenai gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi
piktoral, dan gambar 2D serta 3D
- Communication : Peserta didik mengirimkan hasil pekerjaan melalui E Learning
atau WA Guru yang bersangkutan
- Creativity : Peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait materi tersebut dan diberikan kesempatan untuk menanyakan yang
berhubungan dengan materi tersebut.

Penutup
- Peserta didik membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan dan
mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum jelas
- Guru membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran daring yang baru dilakukan
- Guru menyampaikan pokok materi yang akan disampaikan pertemuan selanjutnya
- Guru dan siswa mengakhiri pertemuan dengan do’a dan salam

Asesmen Asesmen Diagnostik


- Asesmen diagnostik kognitif
- Asesmen diagnostik non-kognitif

Asesmen Formatif
Penilaian performa eksperimen

Asesmen Sumatif
Tes Tertulis

Pengayaan dan Remidial - Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang


memiliki nilai diatas rata-rata untuk mendapatkan
tambahan materi dan pengetahuan.
- Remidial diberikan kepada peserta didik yang
memiliki nilai dibawah rata-rata untuk mendapatkan
ulang penjelasan terkait materi yang dibahas.
Refleksi Peserta Didik & - Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran?
Guru - Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan
pembelajaran?
- Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat
diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran?
- Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan ketika
berkegiatan dapat teratasi dengan baik?
- Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran ini?
- Apakah seluruh peserta didik dapat dianggap tuntas
dalam pelaksanaan pembelajaran?
- Apa strategi agar seluruh siswa dapat menuntaskan
kompetensi?
LAMPIRAN

ASESMEN
1. ASESMEN DIAGNOSTIK
Asesmen Non-Kognitif

Informasi apa saja yang ingin digali? Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan

Kondisi kesehatan siswa Bagaimana kabarnya hari ini?

Mengetahui kondisi psikologis/emosi siswa Bagaimana perasaan kalian hari ini (guru
menunjukkan gambar yang mewakili emosi?

Mengetahui kesiapan fisik siswa Siapa yang tadi pagi sudah mandi, sarapan?

Mengetahui aktivitas belajar siswa di rumah Siapa yang tadi malam yang belajar?

Langkah-langkah apa saja yang akan Alat bantu apa yang dibutuhkan?
dilakukan?

1. Melakukan interview ke siswa Alat tulis, HP, Komputer

2. Melakukan review dari materi Alat tulis, HP, Komputer


sebelumnya kepada siswa

Asesmen Kognitif
Waktu Asesmen Sebelum pembelajaran Durasi Asesmen 10 menit

Identifikasi materi yang Pertanyaan Kemungkinan Skor Rencana


akan diujikan Jawaban (Kategori) Tindak Lanjut

Teknik dan prinsip Coba sebutkan Pensil, 10 Melakukan


penggunaan alat gambar alat apa saja yang penghapus, pengenalan alat
teknik dibutuhkan penggaris, gambar teknik
dalam jangka dengan alat
menggambar peraga
teknik!

Bagaimana cara
menggunakan Menancapkan 10
jangka dalam salah satu
pembuatan ujung batang
gambar teknik? pada kertas
gambar sebagai
pusat lingkaran
dan yang lain
berfungsi
sebagai pensil
untuk
menggambar
garis

Pemahaman standar Untuk apa dibuat Memudahkan 20 Melakukan


gambar teknik standar dalam komunikasi pembelajaran
gambar teknik? teknis antar dengan materi
perancang/pemb
fungsi gambar
uat gambar
dengan teknik
pengguna
gambar

Proyeksi orthogonal dan Apa beda Orthogonal 2D 20 Melakukan


piktoral proyeksi Piktoral 3D pembelajaran
orthogonal dan dengan materi
proyeksi jenis-jenis
piktoral? proyeksi dan
cara membuat
proyeksi
Buatlah gambar Contoh hasil 40
proyeksi titik jika gambar
diketahui titik A proyeksi
terletak pada
(1,2,3) !

Langkah-langkah apa saja yang akan Alat bantu apa yang dibutuhkan?
dilakukan?

Menyiapkan lembar kerja untuk peserta didik Komputer/laptop, HP, alat tulis, kertas
gambar dan alat gambar

2. ASESMEN FORMATIF
Penilaian Performa Eksperimen

Indikator
Pencapaian Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Instrumen
Kompetensi

1. Demonstrasi Tes Unjuk Kerja Uji praktik 1. Presentasikan cara


penggunaan alat Presentasi penggunaan alat
gambar gambar 2
penggaris segitiga
dalam membuat
sudut 30 , 600, 450
0
2. Eksperimen Tes Unjuk Kerja Uji praktik 2. Buatlah gambar
pembuatan Presentasi proyeksi titik jika
gambar proyeksi diketahui titik A
terletak pada (1,2,3) !

3. ASESMEN SUMATIF
Pedoman penilaian pengetahuan
Instrumen Penilaian Pengetahuan

Tujuan Pembelajaran Materi Pokok Stimulus Indikator Soal No


Soal
Teknik Dan Disajikan soal tentang
1. Peserta didik mampu Penggunaan 1
Prinsip teknik dan prinsip
menjelaskan macam-macam Penggunaan alat gambar penggunaan alat
alat untuk menggambar teknik, Alat Gambar gambar, peserta didik
fungsi dan cara mampu menjelaskan
penggunaannya macam-macam alat
untuk menggambar
teknik dan cara
penggunaannya

2. Peserta didik mampu Pemahaman Standar Disajikan soal tentang 2


menjelaskan fungsi standar gambar pemahaman standar
standarisasi dalam gambar teknik teknik gambar teknik, peserta
menggambar teknik didik dapat menjelaskan
fungsi standarisasi
dalam menggambar
teknik
3. Peserta didik mampu Pemahaman Macam- Disajikan soal tentang 3
menyebutkan macam- standar macam pemahaman standar
macam standarisasi gambar teknik standarisasi gambar teknik, peserta
gambar teknik dan gambar didik dapat
standarisasi yang teknik menyebutkan macam-
digunakan di Indonesia macam standarisasi
gambar teknik dan
standarisasi yang
digunakan di Indonesia
4. Peserta didik mampu Gambar Contoh Disajikan soal tentang 4
membedakan antara proyeksi gambar pemahaman standar
proyeksi orthogonal dan orthogonal proyeksi gambar teknik, peserta
proyeksi piktoral (2D) dan didik dapat
piktoral (3D) membedakan antara
proyeksi orthogonal dan
proyeksi piktoral
5. Peserta didik mampu Gambar Contoh Disajikan soal tentang 5
membuat gambar proyeksi gambar pemahaman standar
proyeksi orthogonal proyeksi gambar teknik, peserta
(2D) dan didik dapat membuat
piktoral (3D) gambar proyeksi

butir Soal Pengetahuan

No Soal Kunci Jawaban Skor


.
1. Sebutkan minimal 5 alat-alat a. Busur derajat 10
yang digunakan dalam Membagi sebuah susdut sama besar
pembuatan gambar teknik Cara penggunaan :
- Tempatkan pusat busur derajat
beserta fungsi dan cara
pada titik sudut yang akan diukur
penggunaan! - Tempatkan salah satu kaki
sudutnya pada 00
- Bacalah angka pada busur derajat
yang dilalui kaki lain. Angka ini
merupakan besar sudut itu
b. Penggaris segitiga
Digunakan utuk membuat garis-garis
sejajar, sudut-sudut istimewa dan garis
saling tegak lurus
c. Kertas gambar
Sebagai media menggambar teknik
d. Pensil
Untuk menggoreskan tinta/gambar
e. Jangka
Membuat lingkaran

2. Apa fungsi standarisasi dalam a. Memberikan kepastian sesuai dan tidak 10


gambar teknik ? sesuai kepada pembuat dan pembaca
gambar dalam menggunakan aturan-
aturan gambar menurut standar.
b. Menyeragamkan penafsiran terhadap
cara-cara penunjukkan dan penggunaan
simbol-simbol yang dinyatakan dalam
gambar sesuai dengan penafsiran standar.
c. Memudahkan komunikasi teknis antar
perancang/pembuat gambar dengan
pengguna gambar.
d. Memudahkan kerjasama antara
perusahaan-perusahaan dalam
memproduksi benda-benda teknik dalam
jumlah banyak yang harus diselesaikan
dalam waktu yang serempak.
e. Memperlancar produksi dan pemasaran
suku cadang alat-alat industri.

3. Sebutkan macam-macam a. JIS (Japanese Industrial Standards) 5


standarisasi gambar teknik dan merupakan standar industrI di negara
standarisasi yang digunakan di
Jepang.
Indonesia
b. NNI (The Netherlands Standardization
Institute), merupakan standarisasi di
negara Belanda.
c. DIN (Deutsches Institut für Normung),
standarisasi di negara Jerman.
d. ANSI (American National Standard
Institute), standarisasi di negara
Amerika.

Karena Indonesia merupakan salah satu


anggota ISO, maka gambar teknik yang
dibuat sebagai salah satu media penyampaian
informasi juga telah mengikuti standar
gambar yang ditetapkan ISO.
4. Carilah perbedaan antara a. Gambar pandangan tunggal atau proyeksi 5
proyeksi orthogonal dan piktorial adalah suatu teknik dalam
proyeksi piktoral
menampilkan gambar benda yang
mendekati bentuk dan ukuran sesuai
sebenarnya yang dibuat secara tiga
dimensi dengan pandangan tunggal.
b. Proyeksi ortogonal adalah gambar yang
diproyeksikan, dan bidang proyeksinya
tegak lurus dengan proyektor. Proyektor
adalah garis yang memproyeksikan objek
ke bidang proyeksi. Dalam proyeksi
ortogonal terdapat beberapa perspektif
yaitu tampak depan, tampak atas, tampak
samping, dan proyeksi piktroial.
5. Buatlah gambar proyeksi titik 20
jika diketahui titik A (2,3,4)!

Pedoman Penskoran :
1. Skor maksimal no 1 = 10
2. Skor maksimal no 2 = 10
3. Skor maksimal no 3 = 5
4. Skor maksimal no 4 = 5
5. Skor maksimal no 5 = 20 +
Total skor = 50
Skor yang diperoleh
Nilai x 100
Total skor

Rubrik Penilaian Essay no:


6. Jika diketahui benar skor = 1, Jika ditanyakan benar skor = 1, Jika rumus benar skor =
1, proses penghitungan benar skor = 2, sehingga skor total = 5
7. Jika diketahui benar skor = 1, Jika ditanyakan benar skor = 1, Jika rumus benar skor =
1, proses penghitungan benar skor = 2, sehingga skor total = 5

LEMBAR KERJA (Format sesuai Kebutuhan masing-masing)


Nama :
Kelas :
Rubrik Penilaian
No Nama/ Aspek yang dinilai Skor
Kesesuaian Ketrampilan Ketepatan Ketepatan
Kelompo alat pada menggunakan Peroleha
. waktu hasil
k bahan alat n
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

                                     

                                     

                                     

                                     

                                     

                                     

                                     

LAMPIRAN

1. Materi ajar
2. LKPD
3. Instrumen asesmen (diagnostic, formatif, dan sumatif)
4. Buku referensi
5. Glosarium
6. Referensi

Sragen, Juni 2022


Mengetahui,
Wakil Kepala sekolah bidang Kurikulum Guru kejuruan DPIB

(Nama) (Nama)
NIP. NIP.

URAIAN MATERI
A. Teknik dan Prinsip Penggunaan Alat Gambar Teknik
1. Tujuan Pembelajaran
a. Mengetahui peralatan gambar teknik dan fungsinya.
b. Mampu mengoperasikan peralatan gambar teknik manual.

2. Uraian Materi
a. Busur Derajat
Busur derajat digunakan untuk membagi sebuah sudut menjadi sama besar. Busur
derajat pada umumnya terbuat dari plastik atau mika bening serta dilengkapi dengan
garis-garis pembagi mulai dari sudut 00 sampai dengan 1800 namun ada pula yang
dimulai dari sudut 00 sampai dengan 3600.

Gambar 1. Busur Derajat

Untuk mengukur besar sudut menggunakan busur derajat, perhatikan langkah-


langkah berikut:

1) Tempatkan pusat busur derajat pada titik sudut yang akan diukur.
2) Tempatkan salah satu kaki sudutnya pada 0°.
3) Bacalah angka pada busur derajat yang dilalui oleh kaki sudut yang lain. Angka
inilah yang merupakan besar sudut itu.
Gambar 2. Mengukur Sudut Dengan Busur Derajat

b. Kertas Gambar
Kertas yang biasa digunakan untuk membuat gambar teknik adalah kertas gambar
berwarna putih yang permukaannya tidak kasar. Apabila kertas gambar kasar akan
sulit menarik garis lurus dengan tinta.

Jenis kertas gambar yang biasa digunakan pada gambar teknik terdiri atas tiga jenis,
yaitu:

1) Kertas bagan, yaitu kertas gambar putih tebal yang mempunyai garisgaris
horizontal dan vertikal dengan jarak 10 x 10 mm. Kertas bagan ini berfungsi
untuk membuat gambar sementara yang dihasilkan dari hasil pengukuran dengan
skala yang bukan sebenarnya.
2) Kertas putih tebal, yaitu kertas gambar biasa yang sering digunakan untuk
membuat gambar dengan skala dan ukuran yang sebenarnya.
3) Kertas kalkir, yaitu kertas transparan yang biasa digunakan untuk membuat
gambar dengan tinta.
Gambar 3. Kertas Gambar

c. Pensil Gambar
Pensil adalah alat gambar yang paling sering dipakai untuk latihan gambar teknik
dasar. Pensil gambar terdiri dari batang pensil dan isi pensil.

1) Pensil Gambar berdasarkan Bentuk


a) Pensil Batang
Pada pensil ini, antara isi dan batangnya menyatu. Untuk menggunakan
pensil ini harus diraut terlebih dahulu. Habisnya isi pensil bersamaan dengan
habisnya batang pensil.

Gambar 4. Pensil Batang

b) Pensil Mekanik
Pensil mekanik, antara batang dan isi pensil terpisah. Jika isi pensil habis
dapat diisi ulang. Batang pensil tetap tidak bisa habis. Pensil mekanik
memiliki ukuran berdasarkan diameter mata pensil, misalnya: 0,3 mm, 0,5
mm dan 1,0 mm.

Gambar 5. Pensil Mekanik

2) Pensil Gambar berdasarkan Kekerasan


Pensil gambar yang diproduksi pabrik mempunyai tingkat kekerasan yang
berbeda-beda. Tingkat kekerasan tersebut dilambangkan dengan huruf yang
merupakan singkatan dari Bahasa Inggris seperti: F untuk Firm, H untuk Hard
dan B untuk Black.

Tingkat kekerasan pensil memberikan perbedaan pada tebal dan tipis garis yang
dihasilkan. Tingkat kekerasan pensil yang ada di pasaran dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 1. Kekerasan pensil


Untuk belajar gambar dianjurkan menggunakan pensil dengan tingkat kekerasan
H dan 2H dimana H digunakan untuk menggambar garis yang tipis dan 2H
untuk menebalkan garis.

Untuk mendapatkan garis dengan ketebalan yang merata dari ujung ke ujung,
maka kedudukan pensil batang sewaktu menarik garis harus dimiringkan 60°
dan selama menarik garis, pensil diputar dengan telunjuk dan ibu jari.

Gambar 6. Cara Penggunaan Pensil Batang

Untuk membuat garis menggunakan pensil mekanik, posisi pensil harus tegak
lurus, supaya garis yang dihasilkan mempunyai ketebalan yang sama. Hal yang
perlu diingat adalah jangan memanjangkan isi pensil terlalu panjang karena isi
pensil akan mudah patah atau putus.

d. Penggaris T
Penggaris T terdiri dari dua bagian, bagian mistar panjang dan bagian kepala berupa
mistar pendek tanpa ukuran yang bertemu membentuk sudut 90°.
Gambar 7. Penggaris T

Cara menggunakan penggaris T dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 8. Posisi penempatan penggaris T pada meja gambar

e. Penggaris Siku
Penggaris siku terdiri dari satu penggaris segitiga bersudut 45°, 90°, 45° dan satu
buah penggaris bersudut 30°, 90° dan 60°. Sepasang penggaris segitiga ini
digunakan untuk membuat garis-garis sejajar, sudut-sudut istimewa dan garis yang
saling tegak lurus.
Gambar 9. Penggaris Siku

Gambar 10. Penggunaan penggaris siku dan T

f. Jangka Gambar
Jangka adalah alat gambar yang digunakan untuk membuat lingkaran dengan cara
menancapkan salah satu ujung batang pada kertas gambar sebagai pusat lingkaran
dan yang lain berfungsi sebagai pensil untuk menggambar garis.
Gambar 11. Bagian-bagian Jangka

Gambar 12. Penggunaan Jangka

Jarum Pensil

Gambar 13. Konstruksi Jangka


Dari konstruksi jangka di atas, bagian kepala jangka harus dikartel supaya pada saat
jangka diputar tidak sukar dan licin. Bagian dari kaki jangka harus terjepit tetapi
tetap masih bisa digerakkan. Jarum jangka yang terletak pada bagian ujung jangka
mempunyai dua ujung yang tajam dimana pada bagian ujung yang satu mempunyai
titik yang kecil dan dada. Untuk mencegah kerusakan kertas gambar pada saat
membuat lingkaran sebaiknya menggunakan ujung jangka yang kecil.

Gambar 14. Penggunaan Jangka dengan Tinta

Berdasarkan penggunaannya jangka terbagi atas:

1) Jangka besar, digunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 100


sampai 200 mm.
2) Jangka menengah, digunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 20
sampai 100 mm.
3) Jangka kecil, digunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 5 sampai
30 mm.

Untuk membuat lingkaran dengan diameter 500 mm dapat digunakan penyambung


atau jangka batang sedangkan untuk membuat lingkaran dengan jari-jari yang kecil
dapat digunakan jangka orleon dan jangka pegas.

Perbedaannya dengan jangka biasa adalah besar kecilnya lingkaran yang akan dibuat
dengan jangka orleon dibuat dengan menyetel sekrup setelan.
Gambar 15. Jangka Orleon

g. Mal Gambar
Mal digunakan untuk memudahkan dan mengefisienkan waktu dalam pengerjaan
gambar dalam bentuk lingkaran-lingkaran kecil, ellips, segi enam dan garis-garis
lengkung lainnya. Mal yang beredar saat ini banyak terbuat dari plastik dan mika
bening yang ukurannya dibuat berdasarkan standar.

Jenis-jenis mal tersebut antara lain:

1) Mal Huruf dan Angka


Mal huruf dan angka adalah sebuah alat gambar yang digunakan untuk
menggambar huruf dan angka, agar diperoleh tulisan yang rapi dan seragam dan
mengikuti standar ISO.
Gambar 16. Mal huruf dan angka

2) Mal Lengkung
Mal lengkung berfungsi untuk melukiskan garis-garis lengkung istimewa yang
tidak bisa dilukiskan oleh jangka dan alat lainnya, seperti garis lengkung
diagram dan grafik.

Gambar 17. Mal lengkung

3) Mal Lingkaran
Untuk membuat lingkaran-lingkaran kecil selain menggunakan jangka orleon
dan jangka pegas, juga dapat dilakukan dengan mal lingkaran. Lingkaran kecil
yang dapat dibuat dengan menggunakan mal lingkaran mulai dari diameter 1
mm sampai dengan 36 mm.

Pada setiap lingkaran yang ada pada mal lingkaran sudah terdapat empat garis
sumbu mal lingkaran dengan garis sumbu gambar yang telah dibuat pada kertas
tersebut.
Gambar 18. Mal lingkaran

4) Mal Bentuk
Untuk membuat gambar geometri dan simbol-simbol tertentu dengan cepat
digunakan mal bentuk.

Gambar 19. Mal bentuk

5) Mal Ellips
Mal ellips digunakan untuk membuat bentuk ellips-ellips kecil. Sama dengan mal
lingkaran, mal ellips juga dilengkapi dengan empat garis sumbu.

Gambar 20. Mal ellips

h. Rapido
Rapido adalah alat gambar dengan tinta untuk menggambar pada kertas kalkir.
Rapido memiliki bermacam-macam ukuran (yang menunjukkan ketebalan garis
yang dihasilkan) mulai dari 0,1 mm sampai dengan 2,0 mm. Untuk memudahkan
pemilihan pen, maka tiap ukuran ditandai dengan warna tertentu. Salah satu bentuk
rapido dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 21. Rapido

Keterangan
:
1. Rapid
o
2. Kepala
luar
3. Kepala
dalam
4. Tutup
5. Kunci
pembuka tinta
6. Tabung tinta
7. Rumah

Gambar 22. Bagian-bagian rapido

Agar tahan lama, rapido harus dirawat dengan cara membersihkannya secara rutin.

Untuk membersihkan pen rapido dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1) Lepaskan pena dari tangkai/rumahnya dengan menggunakan kunci pena yang


tersedia.
2) Semprotkan air ke arah pena.
3) Ketuk-ketukan secara perlahan-lahan untuk mengeluarkan tinta di dalam pen
tersebut dan semprot kembali dengan air sampai bersih.

i. Papan dan Meja Gambar


Papan dan meja gambar harus mempunyai permukaan yang rata, lurus dan licin agar
penggaris T dapat digeser. Ukuran papan gambar yang memadai untuk gambar
teknik adalah panjang 1265 mm, lebar 915 dan tebal 30mm.

Meja gambar juga dirancang dengan ukuran sesuai dengan ukuran kertas, seperti
ukuran kertas A0 dan A1. Bahan papan gambar terbuat dari urat kayu yang halus
dan tidak terlalu keras maupun terlalu lunak. Jenis kayu yang sering digunakan
adalah jenis kayu pohon cemara, linde dan pelupir.

Gambar 23. Meja gambar dengan mesin gambar

Untuk menghindari papan gambar bengkok atau lengkung akibat perubahan cuaca,
maka pada bagian bawah papan gambar dilengkapi dengan dua buah kaki yang
miring. Kaki papan gambar juga berfungsi sebagai tempat kedudukan papan
gambar.

Permukaan papan gambar harus rata akan tetapi akan lebih baik jika permukaan
papan gambar dilapisi dengan kertas gambar putih tebal lalu dilapisi kembali dengan
plastik bening yang cukup tebal pula.
Mesin gambar adalah alat yang dapat menggantikan fungsi alat-alat gambar lainnya
seperti busur lingkaran, penggaris T, segitiga dan ukuran. Meskipun mesin gambar
sudah dilengkapi dengan dua buah mistar gambar yang saling tegak lurus dan dapat
bergerak bebas pada saat menggambar, mistar gambar tersebut tetap dijaga kondisi
dalam posisi tegak lurus.

Gambar 24. Mesin gambar

Tabel 2. Jenis-jenis mesin gambar

Keterangan:

J = Jenis

L = Jenis Besar

S = Jenis Kecil
Pada tabel di atas, A0 dan A1 menunjukkan ukuran kertas gambar terbesar yang
dapat digunakan pada papan gambar mesin tersebut. Daerah kerja merupakan luasan
panjang dikali lebar kertas gambar yang digunakan.

Untuk mengatur tinggi rendahnya mesin gambar dapat dilakukan dengan menginjak
pedal yang berada pada bagian bawah meja gambar. Agar mendapatkan posisi
miring dari mesin gambar, dapat dilakukan dengan menarik handle yang berada di
belakang papan gambar.

Gambar 25. Handle mesin gambar


B. Standar Gambar Teknik
1. Deskripsi
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima.
Penyampaian informasi tidak hanya dapat dilakukan secara lisan tetapi juga bisa
melalui gambar. Komunikasi secara lisan memiliki keterbatasan dalam menjelaskan
sebuah bentuk. Walaupun pemberi informasi memiliki kemampuan menjelaskan
yang baik namun penerima informasi belum tentu memiliki gambaran yang sama.
Oleh karena itu, media gambar dapat dijadikan salah satu sarana penyampaian
informasi.

Coba anda jelaskan bentuk di atas secara rinci kepada salah seorang teman dan
tugaskan dia untuk membuat gambar sketsanya berdasarkan penjelasan anda.
Apakah gambar sketsa yang dibuat oleh teman anda mendekati bentuk dan ukuran
objek sebenarnya? Kesimpulannya, bahasa lisan sangat terbatas dalam menjelaskan
ukuran, bentuk dan fungsi secara rinci sesuai dengan aslinya.

Penyampaian ide, pemikiran atau rencana dari suatu konstruksi kerja kepada orang
lain disebut dengan gambar teknik. Bila benda kerja yang diinformasikan dalam
bentuk sederhana maka ide atau konstruksi benda tersebut akan mudah difahami
namun bagimana bila konstruksinya ternyata rumit ?

Untuk memudahkan hal tersebut dibutuhkan suatu standar (ketetapan) sehingga


setiap orang yang membuat atau membaca gambar teknik memiliki persepsi yang
sama. Aturan gambar dibuat atas persetujuan bersama antar orang-orang yang
bersangkutan. Peraturan tersebut dijadikan acuan di lingkup mana orang bekerja.

Standar yang digunakan dalam perusahaan disebut dengan standarisasi


perusahaan/industri, untuk lingkup negara disebut dengan standarisasi nasional dan
untuk kerjasama antar industri secara internasional disebut dengan standarisasi
internasional.

Standarisasi gambar teknik berfungsi sebagai berikut:

1. Memberikan kepastian sesuai dan tidak sesuai kepada pembuat dan pembaca
gambar dalam menggunakan aturan-aturan gambar menurut standar.
2. Menyeragamkan penafsiran terhadap cara-cara penunjukkan dan penggunaan
simbol-simbol yang dinyatakan dalam gambar sesuai dengan penafsiran standar.
3. Memudahkan komunikasi teknis antar perancang/pembuat gambar dengan
pengguna gambar.
4. Memudahkan kerjasama antara perusahaan-perusahaan dalam memproduksi
benda-benda teknik dalam jumlah banyak yang harus diselesaikan dalam waktu
yang serempak.
5. Memperlancar produksi dan pemasaran suku cadang alat-alat industri.

Standarisasi dalam gambar teknik yang telah ditetapkan di beberapa negara industri
maju adalah:

1. JIS (Japanese Industrial Standards) merupakan standar industrI di negara


Jepang.
2. NNI (The Netherlands Standardization Institute), merupakan standarisasi di
negara Belanda.
3. DIN (Deutsches Institut für Normung), standarisasi di negara Jerman.
4. ANSI (American National Standard Institute), standarisasi di negara Amerika.

Di Indonesia juga terdapat standar. Dahulu namanya Standar Industri Indonesia


(SII). Sejak terbit peraturan pemerintah Nomor 15 Tahun 1991 tentang Standar
Nasional Indonesia, maka nama SII diganti dengan SNI (Standar Nasional
Indonesia). SNI dikelola oleh Dewan Standarisasi Nasional (DSN) yang sekarang
berkedudukan di Jakarta.

Dengan meningkatnya kerjasama di tingkat internasional, maka perusahaan/ industri


diharuskan untuk menggunakan standar yang bersifat internasional. Untuk itu
dibentuk badan standar industri yang diberi nama International Organization for
Standardization (ISO).

ISO merupakan badan non pemerintah yang didirikan pada tanggal 14 Oktober
1946. Tujuan dibentuknya ISO adalah untuk menyatukan pengertian teknik antar
bangsa. Bidang kerja ISO yang menangani standar gambar teknik disebut ISO/TC
10 (gambar teknik), yang bertugas menstandarkan gambar-gambar teknik agar dapat
diterima di dunia internasional sebagai bahasa teknik.

Karena Indonesia merupakan salah satu anggota ISO, maka gambar teknik yang
dibuat sebagai salah satu media penyampaian informasi juga telah mengikuti
standar gambar yang ditetapkan ISO. Sebagai contoh, di dalam dunia industri
pembuatan etiket gambar yang sesuai dengan ISO adalah, kepala gambar
ditempatkan dalam ruang gambar di sudut kanan bawah.

Keterangan yang dicantumkan dalam kepala gambar harus merupakan keterangan


yang secara umum menunjukkan isi gambar, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Nomor gambar
2. Judul/nama gambar
3. Nama instansi/perusahaan
4. Skala
5. Nama yang menggambar, yang memeriksa dan yang mengesahkan atau
menyetujui
6. Cara proyeksi yang digunakan
7. Keterangan lainnya sesuai keperluan
2. Tujuan Pembelajaran
a. Memahami fungsi gambar teknik.
b. Memahami sifat gambar teknik.
c. Memahami standar ukuran kertas gambar.
d. Memahami jenis-jenis garis beserta fungsinya.
e. Memahami standar huruf dan angka.
f. Memahami tata letak (lay out) gambar teknik.
g. Mengenal proyeksi.

3. Uraian Materi
a. Fungsi Gambar Teknik
Gambar adalah sebuah alat komunikasi untuk menyatakan maksud dari seorang ahli
teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai bahasa teknik atau
bahasa untuk ahli teknik.

Penerusan informasi adalah fungsi yang penting untuk bahasa maupun gambar.
Gambar bagaimanapun adalah bahasa teknik. Oleh karena itu gambar diharapkan
dapat meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan obyektif.

Keterangan-keterangan dalam gambar yang tidak dapat dinyatakan dengan bahasa


lisan harus diwakili oleh lambang-lambang. Karena itu, kualitas keterangan yang
dapat diberikan dalam gambar tergantung dari keterampilan juru gambar (drafter).

Sebagai juru gambar sangat penting untuk memberikan gambar yang tepat dan
mempertimbangkan kemampuan pembacanya. Untuk pembaca, yang terpenting
adalah mengumpulkan keterangan sebanyak yang dapat dibacanya dengan teliti.

Gambar teknik memiliki 3 fungsi, yaitu: sarana penyampaian informasi, sarana


penyimpanan informasi dan sebagai konsep.

1) Sarana Penyampaian Informasi


Gambar teknik mempunyai fungsi meneruskan informasi dari juru gambar
kepada orang-orang yang bersangkutan, seperti: perencana proses, operator,
pemeriksa, perakit dan sebagainya. Orang-orang yang bersangkutan bukan saja
orang-orang dalam pabrik tetapi juga orangorang di pabrik lain yang
merupakan pihak sub kontrak (rekanan) ataupun orang-orang berbahasa asing
yang berhubungan dengan rancangan tersebut.

2) Sarana Pengawetan, Penyimpanan dan Penggunaan Informasi


Gambar merupakan data teknis yang sangat penting sebagai bahan informasi
untuk perencanaan yang akan datang. Untuk membuat satu unit alat (misalnya
mesin) memerlukan beratus-ratus bahkan beriburibu gambar yang harus dibuat.
Karena itu gambar harus diberi nomor (kodifikasi nomor urut). Nomor urut
dibuat untuk memudahkan dalam mencari data/informasi saat merakit atau
mereparasi suatu suku cadang.

Selain diberi nomor, gambar perlu juga disimpan dan diawetkan sebagai
informasi untuk rencana-rencana baru. Penyimpanan gambar ini dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

a) Disimpan dengan dibendel dengan cara gambar dikumpulkan, gambar yang


mempunyai ukuran besar dilipat sesuai dengan aturan melipat gambar,
diurut sesuai dengan pengelompokannya kemudian dibendel dalam satu file.
b) Untuk menghemat tempat, gambar difoto dengan skala diperkecil dan
klisenya disimpan pada kartu berlubang untuk memudahkan mencari
gambar yang diperlukan.
c) Saat ini gambar dapat dibuat dengan komputer, maka penyimpanan gambar
pun dapat disimpan dalam media CD atau hard disk.

3) Konsep
Dalam perencanaan, konsep abstrak yang melintas dalam pikiran diwujudkan
dalam bentuk gambar melalui proses. Awalnya konsep (ide) dianalisa lalu
diwujudkan dalam bentuk gambar untuk kemudian diteliti dan dievaluasi.

Proses ini diulang-ulang sehingga didapatkan gambar yang sempurna. Dengan


demikian gambar tidak hanya melukiskan gambar, tetapi berfungsi juga sebagai
peningkat daya pikir untuk perencana. Oleh karena itu seorang lulusan teknik
tanpa kemampuan menggambar akan memiliki kekurangan dalam cara
menyampaikan atau menerangkan sebuah ide.

b. Sifat Gambar Teknik


Sifat-sifat gambar dilihat dari tujuan pembuatannya dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Gambar Internasional
Pada awalnya standar gambar hanya berlaku di sebuah perusahaan. Antar
perusahaan memiliki standar yang berbeda. Seiring dengan meluasnya
perdagangan dan hubungan antar negara maka dibutuhkan standar yang sama
secara internasional.

Pada akhirnya aturan dan simbol-simbol diseragamkan untuk memperoleh


kesamaan persepsi secara internasional terhadap sebuah gambar.

2) Gambar Popular
Pesatnya perkembangan teknologi menyebabkan penggunaan gambar teknik
semakin meningkat. Untuk itu, penetapan standar berfungsi mempopulerkan
gambar teknik di semua kalangan. Hubungan yang erat antara bidang-bidang
industri seperti pemesinan, perkapalan, arsitektur, teknik sipil menyebabkan
tidak mungkin menyelesaikan suatu proyek hanya oleh satu bidang teknik saja.
Untuk itu telah menjadi suatu keharusan untuk menyediakan keterangan-
keterangan gambar yang dapat dimengerti oleh semua bidang-bidang di atas.
Setiap bidang mencoba untuk menyatukan dan mengidentifikasi standarstandar
gambar yang ada.

3) Gambar Sederhana
Penghematan tenaga dalam menggambar sangat penting. Bukan hanya untuk
mempersingkat waktu tetapi juga untuk meningkatkan mutu perencanaan dan
penghematan biaya.

4) Gambar Modern
Bersama pesatnya kemajuan teknologi, standar gambar juga dipaksa untuk
mengikutinya melalui cara-cara modern yang telah dikembangkan, seperti:
pembuatan film mikro, berbagai macam mesin gambar otomatis dan
menggambar dengan bantuan komputer ( CAD – Computer Aided Design).

c. Standar Ukuran Kertas Gambar


Kertas gambar mempunyai ukuran panjang dan lebar. Sebagai ukuran pokok dari
kertas gambar, diambil ukuran A0 yang mempunyai luas 1 m2 atau 1.000.000 mm2.
Perbandingan lebar dan panjangnya sama dengan perbandingan sisi bujursangkar
dengan diagonalnya.

Jika bujursangkar mempunyai sisi = x maka diagonalnya .


Selanjutnya x dipakai sebagai lebar kertas gambar dan y sebagai panjang kertas
gambar.

Gambar 26. Menentukan ukuran kertas A0


Karena ukuran kertas gambar A0 mempunyai luas x.y = 1.000.000 mm 2, dengan

, maka x2 = 1.000.000 mm2 sehingga diperoleh lebar 841 mm

(dibulatkan) dan panjang 841 = 1189 mm.

Untuk mendapatkan ukuran kertas gambar lainnya adalah dengan cara membagi dua
panjangnya, sehingga ukuran:

1) A1 adalah ½ dari A0.


2) A2 adalah ½ dari A1.
3) A3 adalah ½ dari A2.
4) A4 adalah ½ dari A3.
Sesuai dengan standar ISO (International Standardization for Organization) dan
NNI (Nederland Normalisatie Instituet) selanjutnya kertas gambar diberi garis tepi
sesuai dengan ukurannya.

Pada tabel di bawah ditetapkan ukuran batas tepi bawah, tepi atas dan tepi kanan
(diwakili kolom C) sedangkan tepi kiri untuk setiap ukuran kertas gambar
ditetapkan 20 mm.

Penetapan jarak ini dimaksudkan untuk memberikan jarak sehingga jika kertas
gambar dibundel tidak akan mengganggu gambarnya.

Tabel 3. Standar ukuran kertas

d. Jenis – Jenis Garis


Selain pembakuan ukuran kertas gambar, jenis garis pada gambar teknik pun turut
ditetapkan sehingga setiap garis menunjukkan fungsi tersendiri. Terdapat sedikit
perbedaan antar berbagai bidang keteknikan dalam jenis dan fungsi garis ini.
Tabel 4. Jenis-jenis garis dan penggunaannya (ISO R. 128)
Garis gambar
Menyatakan garis yang terlihat /tampak pada suatu benda

Garis putus-putus
(kira-kira ½ tebal garis gambar), Menyatakan garis yang terlihat di belakang potongan ataupun
tidak terlihat karena terhalang

Garis putus-titik (kira-kira 1/3 tebal garis gambar)


- Sebagai garis sumbu
- Menyatakan tempat potongan (ditambah dengan huruf pada ujung dan pangkal garis ini)
- Batas lukisan, apabila sebagian benda yang dilukis dibuang

Garis tipis (kira-kira ¼ tebal garis gambar)


- garis ukuran dan garis bantu
- Melukiskan ukuran bagian, yang ukurannya diberikan pada gambar lain
Garis titik-titik (kira-kira ¼ tebal garis gambar)
e. Standar Huruf dan Angka
Huruf dan angka yang dipakai pada gambar teknik, yang dianjurkan oleh ISO
3098/11974 harus mudah dibaca dan dapat ditulis miring 75 atau tegak.
Contoh atau gambaran dari huruf dan angka yang dipakai pada gambar teknik
adalah sebagai berikut.

1) Penulisan Huruf dan Angka Tegak

Gambar 27. Huruf dan angka tegak

2) Penulisan Huruf dan Angka Miring (750)


Gambar 28. Huruf dan angka miring

3) Ukuran Huruf Standar


Perbandingan tinggi dan lebar huruf diambil dari perbandingan ukuran kertas

yang distandarkan, yaitu : 1.

Ketentuan – ketentuan ukuran huruf yang dianjurkan dapat dilihat pada tabel 5
berikut:

Tabel 5. Perbandingan standar huruf dan angka

Keterangan tabel:
a) Tinggi huruf kecil; tinggi huruf kecil disini adalah tinggi huruf kecil diantara
huruf yang dipakai, tinggi huruf kecil ini tanpa tangkai dan kaki (huruf b, k,
l = bertangkai dan j, g = berkaki).
b) Tinggi huruf kecil untuk tipe A = (10/14).h dan untuk tipe B =
(7/10).h
c) Jarak antar huruf; jarak antar huruf disini adalah jarak antara huruf yang satu
dan lainnya dalam satu kata. Untuk tipe A (2/14).h dan untuk tipe B
(2/10).h.
d) Jarak antar garis; jarak antar garis disini adalah jarak antara batas bawah
huruf besar di atas dan batas atas huruf besar di bawah.
e) Jarak antar kata; bila dalam suatu kalimat ada dua kata yang disambung
(misalnya baja nikel) maka jarak antara kata baja dan nikel tersebut
dianjurkan sebagai berikut: untuk penggunaan tipe huruf A jaraknya 6/14.h
dan untuk tipe huruf B jaraknya 6/10.h.
f) Tebal huruf yaitu tebal pena yang digunakan untuk membuat huruf. Ukuran
pena tersebut harus disesuaikan dengan tinggi huruf dan tipe huruf yang
digunakan. Tebal huruf yang dianjurkan untuk tipe A adalah 1/14.h dan
untuk tipe B yaitu 1/10.h.

Tabel 6. Penerapan huruf dan angka standar


4) Jenis Huruf
Jenis huruf yang dapat digunakan dalam gambar teknik antara lain :
ISOCT SHX tegak atau miring, Technic bolt TT dan ISOTEUR miring.

Gambar 29. Jenis huruf technic bolt

Gambar 30. ISOCT SHX miring


Gambar 31. ISOTEUR miring

f. Tata Letak (lay out)


1) Kepala Gambar (etiket)
Setiap gambar kerja yang dibuat, selalu ada etiketnya. Etiket dibuat di sisi kanan
bawah kertas gambar. Pada etiket (kepala gambar) ini kita dapat mencantumkan:

a) nama yang membuat gambar


b) judul gambar
c) nama instansi, departemen atau sekolah
d) tanggal menggambar atau selesainya gambar
e) tanggal diperiksanya gambar dan nama pemeriksa
f) ukuran kertas gambar yang dipakai
g) skala gambar
h) jenis proyeksi
i) satuan ukuran yang digunakan
j) berbagai data yang diperlukan untuk kelengkapan gambar.
Beberapa contoh etiket beserta ukurannya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 32. Kepala gambar (etiket)

2) Skala
Skala merupakan perbandingan ukuran antar objek pada gambar dengan ukuran
benda sebenarnya. Skala dikelompokkan menjadi: skala sebenarnya, skala
diperbesar dan skala diperkecil.

Bilangan skala yang direkomendasikan untuk digunakan pada gambar teknik


adalah: 1, 2, 5 dan 10.

Tabel 7. Skala pada gambar teknik


Kategori Skala yang direkomendasikan
Skala perbesaran 50: 1 20: 1 10: 1
5: 1 2: 1
Ukuran sebenarnya 1: 1
Skala pengecilan 1: 2 1: 5 1: 10
1: 20 1: 50 1: 100
1: 200 1: 500 1: 1000
1: 2000 1: 5000 1: 10000

Ketentuan penunjukan skala pada gambar teknik adalah:

a) Penggunaan tanda skala terdiri dari kata “SKALA” diikuti oleh rasio.
b) Kata “SKALA” dapat dihilangkan selama tidak terjadi
kesalahpahaman.
c) Skala yang digunakan dicantumkan pada etiket.
d) Jika menggunakan lebih dari satu skala pada satu gambar, hanya skala utama saja
yang ditunjukkan pada etiket. Skala lainnya ditetapkan berdekatan dengan gambar
bagian atau huruf yang menunjukkan detail gambar.

C. Pengertian Proyeksi Dan Jenis Proyeksi

Gambar Proyeksi - Untuk mengekspresikan wujud objek dalam bentuk gambar,


maka diperlukan adanya sebuah metode yang disebut proyeksi. Gambar yang
diproyeksikan adalah gambar dari objek nyata atau khayal yang menurut garis
pandang pengamat pada suatu bidang datar (bidang gambar).

Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar
bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan
dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu. Cara-cara tersebut berkenaan dengan
arah garis pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel) dan memusat (sentral). Arah
yang sejajar terdiri atas sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar dan sejajar akan
tetapi miring terhadap bidang gambar.

Berdasarkan arah garis pemroyeksi tersebut dikenal berbagai jenis gambar proyeksi.
Garis pemroyeksi yang sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar menghasilkan
gambar proyeksi orthogonal yang terdiri dari proyeksi Eropa, proyeksi Amerika, dan
proyeksi Aksonometri. Garis pemroyeksi yang sejajar tetapi miring terhadap bidang
gambar menghasilkan proyeksi Oblik (miring). Sementara garis pemroyeksi yang
memusat (sentral) terhadap bidang gambar menghasilkan gambar perspektif.
Contoh pandangan sejajar tegak

Secara umum berbagai jenis gambar proyeksi dan perspektif tersebut difungsikan
sebagai sarana komunikasi dalam bentuk pictorial. Benda kongkret yang ada, misalnya
meja atau kursi, digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain.
Benda imajiner (khayalan penggambar), misalnya meja atau kursi yang sebelumnya
tidak ada digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain misalnya
tukang atau pemesan. Gambar proyeksi dan perspektif lebih banyak menampilkan
benda imajiner, oleh karena itu sangat bermanfaat dalam bidang perencanaan.

Sebuah objek benda tiga dimensi dapat disajikan pada sebuah bidang dua dimensi
dengan menggunakan cara proyeksi. Ada beberapa macam cara dalam menggambar
proyeksi, dalam hal ini dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu gambar pandangan
tunggal (proyeksi piktorial) dan gambar pandangan majemuk (proyeksi ortogonal).

Berikut ini merupakan macam-macam proyeksi:

MACAM_MACAM PROYEKSI

1. PROYEKSI PIKTORIAL

Gambar pandangan tunggal atau proyeksi piktorial adalah suatu teknik dalam
menampilkan gambar benda yang mendekati bentuk dan ukuran sesuai sebenarnya
yang dibuat secara tiga dimensi dengan pandangan tunggal.

Tetapi perlu juga dicatat bahwa tidak semua gambar ilustrasi teknis bukan
merupakan gambar piktorial. Sebuah gambar piktorial hanya menunjukkan berupa
goresan garis, sedangkan ilustrasi teknis mencakup berbagai gambar, baik seni
grafis atau fotografi.

Metode proyeksi yang termasuk dalam kelompok proyeksi piktorial adalah:

a. Proyeksi Aksonometri

Jika objek diwakili oleh proyeksi orthogonal, seperti yang ditunjukkan Gambar
bawah, hanya satu bidang yang akan digambar pada bidang ini proyeksi. Misalkan
bidang ini atau tepinya relatif terhadap Bidang proyeksi, maka tiga muka objek
akan terlihat pada saat bersamaan, dan Gambar seperti itu memberikan bentuk
sebenarnya dari objek pada gambar bagian kanan. Metode ini disebut proyeksi
aksonometri dan gambarnya disebut gambar aksonometri.

Proyeksi Aksonometri tergolong jenis proyeksi sejajar (paralel) dan juga tegak
(ortogonal). Perbedaannya dengan proyeksi Eropa terutama adalah dalam
penampilan tampak. Dalam proyeksi Aksonometri diupayakan untuk penampilan
tampak atas, depan, dan samping dalam satu kesatuan gambar tidak seperti dalam
proyeksi Eropa yang terpisah oleh bidang-bidang. Gambar proyeksi Aksonometri
menampilkan objek gambar baik yang kongkret maupun imajiner ke dalam
bayangan tiga dimensi, oleh karena itu aksonometri tergolong jenis proyeksi
piktorial.

Proyeksi aksonometri ada tiga bentuk, yaitu gambar isometri, dimetri dan Trimetri.

1) Isometri

Proyeksi isometri adalah salah satu jenis proyeksi yang secara akurat menampilkan
objek dalam gambar dengan panjang sumbu yang menggambarkan ukuran objek
sebenarnya.

Ciri pada sumbunya :


- Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30 derejat terhadap garis mendatar
- Sudut antara sumbu yang satu dengan sumbu lainnya 120 derajat
Ciri pada ukurannya :
- Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang
digambarnya.
- Perbadingan masing-masing ukuran tinggi, panjang, dan dalam yaitu 1:1:1

Tampilan gambar isometri.

2) Dimetri

Proyeksi dimetri adalah perbaikan dan penyempurnaan dari proyeksi isometri di


mana garis yang tumpang tindih menjadi tidak terlihat dalam proyeksi isometri.

Ciri pada sumbunya :


Pada sumbu X mempunyai sudut 10 derejat, sedangkan pada sumbu Y mempunyai
sudut 40 derejat.
Ciri pada ukurannya :
Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1:1, dan skala pada sumbu y=1:2,
sedangkan pada sumbu z = 1:1
Tampilan gambar dimetri

3) Trimetri

Proyeksi trimetri adalah proyeksi dengan skala pendekatan tiga sisi dan tiga sudut
tidak sama. Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada
besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis sumbu - sumbu
tersebut. -dan merupakan modifikasi lebih jauh lagi dari proyeksi Isometri.

Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi, oleh karena
itu ukuran kedua rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang) perlu dipendekkan,
biasanya menggunakan perbandingan 10:9:5 atau 6:5:4. Dalam proyeksi Trimetri
terdapat masing-masing tiga macam skala dan sudut kemiringan.
Tampilan gambar Trimetri

b. Proyeksi (Oblique) Miring

Proyeksi miring adalah proyeksi gambar dimana garis pada proyeksi tidak tegak
lurus terhadap bidang proyeksi namun membentuk sudut miring.

Permukaan depan objek pada gambar ditempatkan dengan bidang kerja proyeksi
sehingga bentuk permukaan depan objek tergambar seperti sebenarnya. Apabila
panjang objek pada proyeksi sama dengan panjang sebenarnya maka disebut
proyeksi miring cavalier, sedangkan untuk panjang objek pada proyeksi yang
diperpendek disebut dengan proyeksi miring cabinet. Gambar pada proyeksi miring
memiliki basis sumbu 0, 45 dan 90 derajat.

c. Proyeksi Perspektif.

Proyeksi perspektif adalah salah satu jenis proyeksi piktorial yang mempunyai
kesan visual yang mirip dengan gambar sebenarnya, namun cara menggambar
proyeksi perspektif sangat rumit, terutama pada bagian-bagian kecil.
Dalam tampilan perspektif, garis proyeksi berpusat pada satu atau beberapa titik
tertentu.

2. PROYEKSI ORTOGONAL

Proyeksi ortogonal adalah gambar yang diproyeksikan, dan bidang proyeksinya


tegak lurus dengan proyektor. Proyektor adalah garis yang memproyeksikan objek
ke bidang proyeksi. Dalam proyeksi ortogonal terdapat beberapa perspektif yaitu
tampak depan, tampak atas, tampak samping, dan proyeksi piktroial.

Secara umum, proyeksi ortogonal dibagi menjadi dua jenis, yaitu proyeksi Eropa
dan proyeksi Amerika.

a. Proyeksi Ortogonal Eropa


Proyeksi Eropa adalah proyeksi yang posisi proyeksi dan arah garis pandangnya
terbalik.Proyeksi Eropa sering juga disebut proyeksi kuadran I atau proyeksi sudut
pertama.

Penampilan gambar proyeksi Eropa relative sederhana dibandingkan dengan yang


lain. Gambar ini menampilkan pandangan atas, depan (muka), dan samping. Oleh
karena itu proyeksi Eropa sangat tepat digunakan untuk kepentingan perancangan
mebel atau desain produk.

Sistem gambar proyeksi Eropa dihasilkan dari pemroyeksian pada ruang atau sudut
pertama (first angel). Oleh karena itu proyeksi Eropa sering disebut proyeksi
“Kuadran Pertama” atau “Kuadran I”. Ruang atau sudut penampilan tersebut
berbentuk tiga dimensi, yang terdiri atas 3 bidang, yakni bidang I, II, dan III.
Bidang I berfungsi untuk menampilkan bayangan benada tampak dari atas, bidang
II untuk bayangan benda tampak depan, dan bidang III untuk bayangan benda
tampak dari samping kiri. Oleh karena itu proyeksi Eropa sering dikelompokkan
dalam proyeksi multiview (tampak ganda).

Jika diperhatikan sistem proyeksi Eropa ini menempatkan posisi benda/obyek yang
digambar berada di antara titik pengamat (proyektor) dan proyeksi benda. Jika
diurutkan maka posisi tersebut adalah pengamat, objek, dan gambar proyeksi.
Posisi pengamat terhadap bidang gambar adalah tegak lurus. Di samping itu,
masing-masing garis pemroyeksi yang merupakan hubungan dari titik pengamat
dan benda sehingga menghasilkan proyeksi tersebut adalah sejajar sesamanya.

Ruang / sudut yang berbentuk tiga dimensi ini diubah sedemikian rupa menjadi dua
dimensi. Dengan kata lain diubah menjadi bidang datar sehingga dapat dituangkan
ke dalam bidang atau kertas gambar. Perubahan sudut / ruang tersebut dapat dilihat
dalam gambar berikut:

Konstruksi ruang dalam proyeksi Eropa


Ruang dalam proyeksi Eropa yang dibentangkan menjadi bidang datar
Sumbu proyeksi Eropa yang terbentuk karena rebahan ruang

Contoh cara memproyeksikan sebuah titik


Contoh benda berupa kubus yang diproyeksikan dengan cara Eropa

b. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika adalah proyeksi pada bidang yang sama dengan garis pandang.
Proyeksi Amerika sering disebut proyeksi kuadran III atau proyeksi sudut ketiga.

1. Proyeksi Titik
Untuk memudahkan latihan pemahaman proyeksi siku, maka dibuat suatu kesepakatan
awal, yaitu bila ada suatu titik A = 2, 3, 4 maka mempunyai pengertian bahwa :
• Angka 2 merupakan jarak ke arah sumbu X atau jarak dari titik A ke bidang III
• Angka 3 merupakan jarak ke arah sumbu Y atau jarak dari titik A ke bidang I
• Angka 4 merupakan jarak ke arah sumbu Z atau jarak dari titik A ke bidang II Hasil
gambar dari proyeksi titik A=2, 3, 4 adalah sebagai berikut :

Untuk penggambaran proyeksi siku dari garis ataupun bidang pada prinsipnya sama
saja yaitu dengan mencari titik-titik proyeksinya, kemudian dihubungkan satu dengan
lainnya sehingga mendapatkan proyeksi dari garis atau bidang yang dicari.

2. Menggambar Proyeksi Orthogonal Prisma


Untuk memudahkan dalam menggambar proyeksi benda pada permulaan sebaiknya
titik tiap sudut benda diberi nama dengan huruf dan angka yang menyatakan kedudukan
proyeksi pada bidang tertentu. Dalam menggambar proyeksi prisma segi empat yang
terletak pada bidang I (mendatar), sebaiknya juga diberi nama sehingga bentuk disebut
prisma segi empat ABCDEFGH. Setelah diproyeksikan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan, gambarnya terlihat seperti di bawah ini.

Untuk mencari atau menggambar bukaan prisma segi empat ABCDEFGH, terlebih
dahulu harus mencari panjang garis sebenarnya dari tiap sisi pada bidangnya. Dan secara
tidak langsung kita harus mencari bentuk sebenarnya dari tiap bidang benda yaitu prisma
segi empat ABCDEFGH. Adapun urutannya adalah sebagai berikut :
• Buat garis lurus, kemudian ukurkan panjang garis A1-B1, B1- C1, C1D1, dan D1-A1
sehingga mendapatkan titik A, B, C, D, dan A.
• Dari titik A, B, C, D, dan A ditarik garis tegak lurus.

• Ukurkan tinggi atau panjang garis A2-E2 dari titik A hingga memotong garis di titik E.
• Dari titik E ditarik garis sejajar dengan A-A hingga memotong garis-garis di titik F, G, H, dan
E.
• Rusuk CG dan DH diperpanjang.

• Lingkarkan dari titik C, garis CB memotong perpanjangan garis GC di titik B.


• Lingkarkan dari titik D, garis DA memotong perpanjangan garis HD di titik A.
• Lingkarkan dari titik G, garis GF memotong perpanjangan garis CG di titik F
• Lingkarkan dari titik H garis HE memotong perpanjangan garis DH di titik E.
• Dengan demikian bukaan prisma segi empat ABCDEFGH, sudah digambar seperti pada
gambar di bawah ini.

Untuk proyeksi prisma terpancung atau diiris miring cara mencari bukaannya sama dengan
prisma tidak terpancung. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah pengukuran ketinggian
harus disesuaikan dengan irisannya. Sedangkan tutup yang teriris harus terlebih dahulu
dicari bentuk bidang sebenarnya. Untuk mencari bentuk bidang sebenarnya dari tutup yang
diiris miring lihat tampak muka irisannya merupakan garis lurus. - Untuk membuat tutup
yang sebenarnya diputar sejajar dengan sumbu X atau sejajar dengan bidang dilihat dari
atas.
- Hasil putarannya setelah dihubungkan dengan hasil proyeksi prisma dilihat dari atas
akan mendapatkan tutup bagian atas yang yang sebenarnya.
- Untuk tutup bawah sudah sebenarnya karena menempel bidang - Sedangkan untuk
tinggi dari prisma sudah sebenarnya karena tegak lurus pada bidang.

Langkah membuat bukaan


- Ukur keliling prisma mulai dari titik A, B, C, D, A pada tampak atas prisma

- Ukur pada tinggi AP, BQ, CR, DS dan AP tegak lurus pada garis keliling prima

- Hubungkan titik PQRSP

- Pasangkan tutp bawah sesuai dengan ukurannya

- Dan terakhir pasangkan tutp atas dengan cara memindahkan tutup sebenarnya yang telah
dibuat pada proyeksi yang dilihat dari atas

3. Menggambar Proyeksi Orthogonal


Piramida Untuk bentuk limas maupun kerucut pada prinsipnya sama saja yaitu
menggambar bentuk proyeksinya terlebih dahulu, kemudian mencari atau melukis
bukaannya. Dalam penggambaran ini, yang perlu kita perhatikan adalah mencari panjang
rusuk yang sebenarnya, bila dalam gambar proyeksi I, II, dan III belum terdapat panjang
rusuk sebenarnya.

Pada gambar berikut ini, diberikan contoh dalam penggambaran proyeksi dan mencari
bukaannya dari limas segi empat piramida yang berdiri tegak lurus pada bidang I

D. Gambar 2 Dimensi Dan 3 Dimensi


1. Definisi Gambar 3 Dimensi

Gambar 3 Dimensi adalah bentuk gambar yang didalamnya memproyeksikan


benda dengandimensi ruang, yaitu panjang, lebar dan tinggi. Membuat gambar tiga
dimensi dilakukan dengan cara memproyeksikan benda dari
sudut/kemiringan tertentu dari bendanya. Sehingga akan dihasilkan proyeksi
benda yang mempunyai ruang, panjang , lebar dan tinggi. Karena ada berbagai cara
untuk memproyeksikan benda dengan kemiringan tertentu tersebut, mengakibatkan
hasil dari proyeksi 3 dimensi menjadi bermacam-macam. Sehingga paling tidak ada
tiga jenis gambar 3 dimensi yang dikenal, yaitu gambar persepketif, gambar miring dan
gambar aksonometri. Sebagai informasi, bahwa semua gambar 3 dimensi akan
mengalami perubahan bentuk dan ukuran dari benda aslinya/obyek yang di gambar
karena gambar 3 dimensi ini diperoleh dengan cara memproyeksikan benda dari
sudut tertentu, akibatnya bidang-bidang yang diproyeksikan adalah bidang-bidang
benda yang miring atau membentuk sudut tertentu dengan bidang gambar.

2. Jenis-jenis Gambar 3 Dimensi

2.1.Gambar Perspektif

Gambar persepektif adalah sebuah gambar yang digunakan untuk


memproyeksikan obyek 3 dimensi ke dalam bentuk dua dimensi dengan
menggunakan titik hilang. Titik hilang adalah sebuah titik virtual dimana
seakan-akan menjadi titik hilangnya pandangan mata. Gambar perspektif ini
merupakan gambar yang paling sesuai dengan sifat pandangan mata manusia.
Bila mata manusia memandang maka hasil penglihatan tersebut akan menuju
pada sebuah titik hilang. Obyek yang mendekati titik hilang akan semakin
terlihat kecil, dan semakin dekat dengan mata, akan semakin menyerupai
ukuran yang sebenarnya. Karena sifat gambar persepektif yang demikian ini
maka gambar persepketif ini sering digunakan untuk menggambar obyek-
obyek arsitektur atau gambar pada bidang arsitektur dan biasanya tidak
digunakan dalam gambar mekanik. Akan tetapi untuk mengetahui perbedaan
dengan jenis gambar tiga dimensi yang lainnya, maka dalam bab ini akan di bahas
lebih mendetail.

A. Gambar Perspektif dengan satu titik hilang

Sistem perespektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda) yang terletak
relatif dekat dengan mata. Karena letak obyek yang cukup dekat, akibatnya mata
memiliki sudut pandang yang sempit, sehingga garis-garis batas benda akan
menuju satu titik lenyap saja, kecuali bila sejajar dengan horizon dan tegak
lurus terhadapnya. Gambar yang demikian sering disebut dengan paralel
perspective sebab banyak menggunakan garis-garis bantu yang sejajar horizon
dan vertikal. Penerapan gambar ini banyak digunakan pada gambar rancang
bangun (desain) interior. Gambar perspektif dengan satu titik hilang dibuat dengan
cara menarik seluruh titik sudut pada obyek menuju satu titik hilang.

Pada gambar perspektif dengan satu titik hilang, bagian muka diambil dari salah
satu sisi/bidang benda (lihat bidang ABCD) yang dilihat dari sudut tegak lurus dengan
permukaan sehingga proyeksinya sesuai dengan bentuk yang sebenarnya,
kemudian semua titik sudut di tarik ke satu titik yang sama (titik hilang).
Dalam hal ini, panjang sisi miring akan tergantung pada sudut kemiringan
terhadap garis horizontal. Perhatikan materi tentang cara membuat proyeksi sisi
miring berikut: -Untuk membuat proyeksi garis pada kemiringan tertentu,
dapat dicari dengan menghitung perkalian panjang garis yang sebenarnya dengan
cosines sudut kemiringan proyeksi, misalnya bila besar sudutnya adalah 40o , dan
panjang garis yang sebenarnya adalah 10, maka panjang garis setelah
diproyeksikan akan menjadi = 10 x cos 40o = 7.666, atau dapat menggunakan
cara yang lebih praktis, yaitu dengan menggunakan garis bantu seperti gambar
xx. Langkah-langlah pembuatannya adalah sebagai berikut; buatlah sebuah garis
koordinat x dan y, kemudian buatlah garis yang sebenarnya dati titik (0,0)
dengan kemiringan yang sama dengan sudut kemiringan pada gambar
proyeksi. Selanjutnya proyeksikan garis miring tersebut pada garis sumbu x.
Sehingga didapatkan panjang garis yang telah diproyeksikan. (bila diukur
panjangnya akan sama dengan hasil perkalian dengan menggunakan rumus cosinus di
atas).

B. Gambar Perspektif dengan dua titik hilang

Sistem gambar ini digunakan untuk menggambarkan benda-benda yang letaknya


relatif jauh dan letaknya tidak sejajar (serong) terhadap mata pengamat. Karena
posisi pengamat jauh dengan obyek maka sudut pandang mata melebar,
akibatnya garis-garis batas benda akan menuju titik lenyap sebelah kiri dan kanan.
Gambar perspektif jenis kedua ini yang menjadi focus pandangan adalah salah satu sisi
sudut dari benda. Pada gambar perspektif dengan dua titik hilang ini, obyek
akan mengalami pemendekan ukuran pada arah x dan y, sedang pada arah yang
sejajar dengan sumbu z tidak terjadi pemendekan.

C. Gambar Perspektif dengan tiga titik hilang

Gambar perspektif dengan tiga titik hilang, semua biadang akan ditarik ke tiga
arah titik hilang, perhatikan contoh berikut ini :
Pada gambar dengan tiga titik hilang ini, semua sisi dari benda akan
mengalami pemendekan ukuran dari yang sebenarnya, baik yang keara sumbu x,
y maupun yang ke-arah sumbu z.

Anda mungkin juga menyukai