Anda di halaman 1dari 20

MODUL AJAR DASAR-DASAR DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN

KELAS X SMK N 1 SEDAYU

A. INFORMASI UMUM

Judul Elemen Perkembangan Teknologi dan Isu-isu global pada desain


pemodelan dan informasi bangunan
Capaian Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami tentang isu-isu
global terkait green building dan sustainable building yang dijadikan
dasar dalam penggambaran konstruksi bangunan.

Satuan Pendidikan SMK Negeri 1 Sedayu

Nama Guru Aprillya Anastasia Haloho, S.Pd

Kelas X DPIB
Tahun Ajaran 2021/2022
Jumlah Pertemuan 1
Alokasi Waktu 270 menit / pertemuan
Profil Pelajar Peserta didik akan mengembangkan kemampuan bernalar
Pancasila kritis, kreatif dan mandiri dalam menyelesaikan masalah
Sarana dan prasarana Laptop, HP, PC, kuota Internet, wifi.
Target Peserta Didik 1. Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam
mencerna dan memahami materi ajar.
2. Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang
terbatas hanya satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki
kesulitan dengan Bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang
percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang, dsb.
3. Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami
dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi
(HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.
Model Pembelajaran Discovery learning secara daring atau tatap muka
Metode Pembelajaran Diskusi, presentasi, demonstrasi, penugasan
Alat Praktik -
Pembelajaran
Bentuk Penilaian Asesmen Non Kognitif dan Kognitif
Sumber Pembelajaran Internet (Youtube, google, dll), e-book, dll
Media Pembelajaran Gslide , GCR, Gmeet, Youtube, WA
Kata Kunci green building, sustainable building

B. KOMPONEN INTI
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat berfikir kritis dalam isu-isu global salah satunya
terkait sustainable building dan green building pada desain
pemodelan dan informasi bangunan.
2. Siswa dapat mendeskripsikan terkait sustainable building pada
desain pemodelan dan informasi bangunan.
3. Siswa dapat mendeskripsikan tentang green building pada
desain pemodelan dan informasi bangunan.
4. Siswa dapat mengidentifikasi tentang green material yang
digunakan pada green building.
Pemahaman bermakna 1. Dengan kemampuan berfikir kritis dalam isu-isu global salah
satunya terkait sustainable building dan green building, siswa
dapat beradaptasi dengan isu-isu tersebut.
2. Dengan kemampuan mendeskripsikan sustainable building,
siswa memiliki pemahaman mengenai sustainable building
tersebut.
3. Dengan kemampuan mendeskripsikan green building, siswa
memiliki pemahaman mengenai green building.
4. Dengan kemampuan mengidentifikasi green material dalam
green building, siswa dapat menentukan material yang
digunakan dalam sebuah bangunan green building.
Pertanyaan pemantik 1. Apakah perkembangan zaman yang ada saat ini memberikan
dampak pada bidang konstruksi?
2. Bagaimana pengaruh isu-isu global yang beredar saat ini
terhadap pekerjaan di bidang konstruksi?
3. Apa harapanmu saat kamu mempelajari tentang sustainable
building dan green building pada desain pemodelan dan
informasi bangunan?
Kegiatan pembelajaran Kegiatan Awal
1. Guru meminta salah satu siswa memulai pembelajaran dengan
berdoa bersama.
2. Guru menyapa siswa dan melakukan pemeriksaan kehadiran.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik.
5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan
pemantik.

Kegiatan Inti
1. Guru memberikan penjelasan singkat mengenai isu-isu global
pada desain pemodelan dan informasi bangunan
2. Guru memberikan pertanyaan dan sebuah gambaran fenomena
kepada para peserta didik terkait isu-isu global pada desain
pemodelan dan informasi bangunan.
3. Peserta didik mengidentifikasi pertanyaan dan permasalahan
terkait isu-isu global pada desain pemodelan dan informasi
bangunan.
4. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya dan
memberikan pendapat mengenai materi yang diberikan.
5. Peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi dan
melakukan studi pustaka dan mencari literasi melalui
browsing internet, buku, dan/atau mengunjungi perpustakaan
untuk mengeksplorasi materi.
6. Peserta didik diminta memberikan laporan mengenai hasil
studinya dan bersama-sama mendiskusikan hasil laporannya
didepan kelas dengan dibimbing oleh guru.

Kegiatan Akhir
1. Peserta didik dapat merangkum atau menyimpulkan materi
materi isu-isu global pada desain pemodelan dan informasi
bangunan.
2. Guru menyampaikan evaluasi pertemuan ini.
3. Peserta didik dapat melakukan/memberikan penilaian baik
dalam bentuk narasi/gambar/emotikon tertentu untuk
menunjukkan pemahaman tentang topik hari ini.
4. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi
selama pembelajaran.
5. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
6. Peserta didik bersama guru berdoa bersama dengan dipimpin
salah satu siswa.
Asesmen ASESSMEN FORMATIF

Pengayaan dan remedial 1. Pengayaan


 Pengayaan bagi siswa yang nilai sudah KKM diberi
materi perkembangan teknologi pada desain
pemodelan dan informasi bangunan
2. Remedial
 Diberi kesempatan lagi untuk melakukan pendalaman
materi dipandu menggunakan materi yang telah disajikan
dan informasi dari internet.
Refleksi peserta didik 1. Apakah ada kendala dalam pembelajaran?
dan guru 2. Apakah siswa aktif mengikuti?
3. Bagaimana level ketercapaian rata-rata siswa?
4. Apakah semua siswa dapat menuntaskan kompetensi?
LAMPIRAN
RINGKASAN MATERI

A. Sustainable Building
Pembangunan berkelanjutan sustainable building adalah bentuk gabungan dari
berbagai disiplin ilmu yang bertanggung jawab soal lingkungan menjadi suatu disiplin
yang selalu mengacu pada efek lingkungan, sosial ekonomi dari sebuah bangunan
atau proyek terbangun secara keseluruhan. Dalam konteks aslinya defenisi
pembangunan berkelanjutan sustainable building bersumber dari pemikiran-pemikiran
dalam upaya merangkul ide ekologi global agar dapat direalisasikan dengan penuh
tanggungjawab secara ekologi, ekonomi dan etika, sebagai bahagian dari ukuran alam
yang berevolusi.
Dalam arti lain kebijaksanaan sustainable building harus bisa dikembangkan agar
semua bagian dari alam dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini dan masa
mendatang. Dalam pembanguan berkelanjutan penerapan kebijakan sustainable
building secara langsung berintegrasi dengan:
1. Lingkungan (Environment Sustainability)
2. Ekonomi(Economic Sustainability)
3. Sosial (Social Sustainability)
Pada diagram 1 berikut ini dapat dilihat bagaimana integrasi dari nilai lingkungan,
nilai ekonomi dan nilai sosial menghasilkan kehidupan yang sejahtera bagi manusia.

Diagram 1. Intergrasi Lingkungan, Ekonomi, dan Sosial


Konsep dari pada pembangunan berkelanjutan sustainable building harus dapat
diekspansikan agar tercakup isu-isu pada komunitas dan sosial, kepercayaan atau
spiritual dan tindakan untuk menyelamatkan kehidupan dimasa depan.

B. Green Building
Green building merupakan bagian dari sustainable building yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai suatu bangunan yang berfungsi keseluruhan, baik bangunan atau
penghuni untuk lingkungan. Green building, tidak hanya mengenai bangunan dengan
banyak taman atau tanaman, namun juga mengenai tahapan sumber, produksi,
penggunaan produk serta pembuangan.
1. Pengertian Green Building
Green Building atau Bangunan Hijau adalah bangunan yang di mulai sejak
tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, hingga
pembongkarannya memperhatikan dampak yang ditimbulkan terhadap iklim dan
lingkungan alam. Dampak ini akan didapat alam dengan melindungi, menghemat,
mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di
dalam ruangan, mempertimbangkan lingkungan dalam proses pembangunan,
menggunakan bahan yang tidak beracun dan memperhatikan kesehatan
penghuninya yang semua berpegang pada kaidah bersinambungan.
Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010
tentang kriteria dan sertifikasi bangunan ramah lingkungan, Bangunan ramah
lingkungan (greenbuilding) adalah suatu bangunan yang menerapkan prinsip
lingkungan dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan
pengelolaannya dan aspek penting penanganan dampak perubahan iklim.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri PUPR No. 2 Tahun 2015, Bangunan
Gedung Hijau adalah bangunan gedung yang memenuhi persyaratan bangunan
gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi,
air, dan sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip bangunan gedung hijau
sesuai dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan penyelenggaraannya.
2. Kriteria Bangunan Ramah Lingkungan (Green Building)
Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010,
bangunan dapat dikategorikan sebagai bangunan ramah lingkungan apabila
memenuhi kriteria antara lain:
a. Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan yang antara lain
meliputi:
1) Material bangunan yang bersertifikat eco-label;
2) Material bangunan lokal.
b. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk konservasi sumber daya air
dalam bangunan gedung antara lain:
1) Mempunyai sistem pemanfaatan air yang dapat dikuantifikasi;
2) Menggunakan sumber air yang memperhatikan konservasi sumber daya
air;
3) Mempunyai sistem pemanfaatan air hujan.
c. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana konservasi dan diversifikasi energi
antara lain:
1) Menggunakan sumber energi alternatif terbarukan yang rendah emisi gas
rumah kaca;
2) Menggunakan sistem pencahayaan dan pengkondisian udara buatan yang
hemat energi.
d. Menggunakan bahan yang bukan bahan perusak ozon dalam bangunan gedung
antara lain:
1) Refrigeran untuk pendingin udara yang bukan bahan perusak ozon;
2) Melengkapi bangunan gedung dengan peralatan pemadam kebakaran yang
bukan bahan perusak ozon.
e. Terdapat fasilitas,sarana, dan prasarana pengelolaan air limbah domestic pada
bangunan gedung antara lain:
1) Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pengolahan air limbah
domestik pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi khusus;
2) Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pemanfaatan kembali air
limbah domestik hasil pengolahan pada bangunan gedung fungsi usaha dan
fungsi khusus.
f. Terdapat fasilitas pemilahan sampah;
g. Memperhatikan aspek kesehatan bagi penghuni bangunan antara lain:
1) Melakukan pengelolaan sistem sirkulasi udara bersih;
2) Memaksimalkan penggunaan sinar matahari.
h. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana pengelolaan tapak berkelanjutan
antara
1) Melengkapi bangunan gedung dengan ruang terbuka hijau sebagai taman
dan konservasi hayati, resapan air hujan dan lahan parkir;
2) Mempertimbangkan variabilitas iklim mikro dan perubahan iklim;
3) Mempunyai perencanaan pengelolaan bangunan gedung sesuai dengan tata
ruang;
4) Menjalankan pengelolaan bangunan gedung sesuai dengan perencanaan;
dan/atau
i. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk mengantisipasi bencana antara
lain:
1) Mempunyai sistem peringatan dini terhadap bencana dan bencana yang
terkait dengan perubahan iklim seperti: banjir, topan, badai, longsor dan
kenaikan muka air laut;
2) Menggunakan material bangunan yang tahan terhadap iklim atau cuaca
ekstrim intensitas hujan yang tinggi, kekeringan dan temperatur yang
meningkat.
3. Konsep Efisiensi Green Building
a. Efisiensi Desain Struktur
Tahap konsep dan desain merupakan dasar dalam setiap proyek
konstruksi. Tahap ini juga mempengaruhi biaya hingga kinerja proyek. Tujuan
konsep green building di tahap ini ialah meminimalkan dampak pembangunan,
mulai dari pelaksanaan hingga penggunaan. Bila tahap ini tidak efisien, maka
akan memberikan efek buruk pada lingkungan. Misalnya pemakaian bahan
bangunan yang sangat banyak atau pemborosan.
b. Efisiensi Energi
Konsep green building juga mencakup langkah-langkah hemat energi.
Baik energi yang dibutuhkan sehari-hari seperti udara dan sinar matahari yang
masuk ke bangunan maupun energi dari sisi operasional. Contohnya,
bangunan yang memakai kayu cenderung menghasilkan energi pembuangan
lebih rendah ketimbang bahan dari batu, beton, atau baja. Efisiensi energi pada
bangunan juga berkaitan dengan penggunaan listrik.
c. Efisiensi Air
Manusia tak bisa hidup tanpa air itu adalah kebenaran, sementara
pasokan air bersih masih jadi polemik tersendiri. Untuk itu konsep green
building juga memerhatikan efisiensi penggunaan air. Termasuk cara
mendapatkan air dan pengelolaannya yang ramah lingkungan. Misalnya untuk
mendapatkan air bisa dengan tandon air penadah hujan, sumur resapan, dan
sebagainya.
d. Efisiensi Material
Pembangunan tentu berkaitan dengan material penyusunnya. Hal ini
juga ada hubungannya dengan efisiensi desain struktur. Untuk menerapkan
konsep green building sebaiknya memakai material yang sesuai kebutuhan,
tidak lebih dan tidak juga kurang. Semakin banyak material yang dipakai,
maka akan semakin memberatkan dana pembangunan, dampak pada
lingkungan, pengeluaran energi dalam konstruksi, dan sebagainya.
4. Manfaat ‘Green Building’ Untuk Kehidupan Manusia
a. Penghematan
Banyak hal yang bisa dihemat bila Anda menerapkan konsep ini untuk
hunian. Mulai dari hemat biaya pembangunan, hemat listrik, hemat air, dan
hemat energi. Dampaknya tentu pada keuangan dan pengeluaran bulanan yang
lebih mudah dan ringan. Dalam penerapannya, konsep green building memang
relatif lebih mahal di awal, tapi hemat di hasil dan jangka panjang. Hal ini
sudah dibuktikan dalam sejumlah studi.
b. Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Hidup
Penghuni bangunan yang menggunakan konsep green building
faktanya berpengaruh pada peningkatan produktivitas. Contohnya dibuktikan
dalam penelitian pada 31 green building di kota Seattle. Hasil studi
menunjukkan absen pekerja bisa dikurangi hingga 40 persen.
Sementara studi yang dilakukan Cushman & Wakefield melaporkan
ada penurunan 30 persen hari sakit di antara para karyawan dan kenaikan
keuntungan karena kinerja karyawan meningkat. Hal serupa juga berlaku pada
kualitas hidup manusia. Bangunan ramah lingkungan ternyata bisa
meminimimalisir stres, peningkatan gaya hidup, kehidupan yang lebih sehat,
dan lingkungan sosial yang baik.
c. Penghuni Green Building Lebih Sehat
Bangunan ramah lingkungan benar-benar menghindarkan banyak
masalah kesehatan. Mulai dari ventilasi udara, material bangunan bebas racun,
pencahayaan, dan sebagainya. Hal-hal yang selama ini jadi kekhawatiran
penghuni rumah dan banyak dibagi solusinya. Solusi berupa tips dan trik
menciptakan hunian sehat dan nyaman memang efektif. Namun, manfaatnya
akan maksimal bila konsep bangunan menerapkan green building.
d. Nilai Jual Tinggi
Green building berupa hunian maupun gedung komersial menyimpan nilai jual
yang tinggi. Nilai tersebut bisa dilihat dari utilitas dan biaya pemeliharaan
yang lebih rendah. Tak hanya itu, guna menyemarakkan keinginan
pengembang dan masyarakat akan bangunan hijau, sejumlah negara
meloloskan ketetapan pajak. Hemat, sehat, dan kemudahan menjanjikan yang
banyak ditawarkan oleh konsep green building.
C. Bahan Konstruksi Green Material.
1. Pengertian Material Ramah Lingkungan dan Green Material
Material ramah lingkungan pada umumnya menyangkut dari sisi produk material.
Meterial ramah lingkungan adalah material yang pada saat digunakan dan dibuang
tidak memiliki potensi merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan.
Sedangkan Green Material memiliki pengertian lebih besar selain hanya dari sisi
produk materialnya saja yang ramah lingkungan. Tetapi, juga meninjau sumber
materialnya apakah berkelanjutan? Apakah proses produksinya di pabrik juga
ramah lingkungan? Apakah proses distribusinya jauh sehingga membuang banyak
karbon? Apakah proses pemasangannya tidak membuang banyak sisa sampah?
Apakah dapat mendukung penghematan energi? Sehingga dalam perencanaan
Green Building, material-material green dapat secara dinamis memberikan
dampak terhadap penghematan listrik, penghematan air, meningkatkan kesehatan
dan kenyamanan, dan efisiensi manajemen perawatan bangunannya.
2. Kriteria Green Material
Pemilihan dalam produk material menjadi aspek yang sangat penting dalam
mewujudkan konsep Green Building. Menurut Siagian (2005) terdapat beberapa
faktor dan strategi yang harus dipertimbangkan dalam memilih material
bangunan:
a. Bangunan yang dirancang dapat dipakai kembali dan memperhatikan
sampah/buangan bangunan pada saat pemakaian.
b. Bahan bangunna tersebut dapat dipakai kembali (didaur ulang)
c. Keaslian material
d. Energi yang diwujudkan (embodied energy)
e. Produksi material
f. Dampak dari material
g. Material yang mengandung racun
h. Efisiensi ventilasi
i. Teknik konstruksi yang digunakan
j. Memprioritaskan material alami
k. Mempertimbangkan durabilitas dan umur dari produk
l. Tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan. Dalam proses
pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan.
m. Bersertifikat eco-label

3. Eco- Label
Produk ecolabel adalah produk ramah lingkungan yang mempertimbangkan
mulai dari bahan baku yang legal dan dikelola secara lestari, pengelolaan aspek
lingkungan sesuai dengan ambang batas yang ditentukan, pengelolaan limbah dan
efisiensi pemanfaatan sumber daya alam. Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI)
adalah lembaga yang mengevaluasi dan menerbitkan sertifikat ecolabel di
Indonesia.
Sertifikasi Ekolabel Indonesia dikembangkan berdasarkan acuan:
a. ISO 14024 (environtment labels dan declarations Type I ecolabelling –
Principles dan guidelines)
b. UU No 2 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup
c. UU No 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dan baku mutu
lingkungan.
4. Produk Green Materials
a. Kayu
b. Bambu
c. Batang Jerami
d. Beton Rumput
e. Kalsiboard
f. Baja
g. Bata merah
h. Linoleum
i. Bata ringan
j. Cat Odorless VOC/Timbal Rendah Berbasis Air
k. Kaca Insulasi
l. Biological Filter Septic Tank
m. Ferrock
n. Arshcrete
o. Timbercrete

1.
ASESMEN FORMATIF

Soal Benar Salah

NO PERNYATAAN BENAR SALAH


1 Pembangunan berkelanjutan merupakan salah satu isu global B
yang berkembang saat ini pada desain pemodelan dan
informasi bangunan
2 Sustainable building merupakan bentuk gabungan dari berbagai S
disiplin ilmu yang bertanggung jawab mengacu pada efek
lingkungan, sosial, namun tidak pada lingkup ekonomi
3 Integrasi dari nilai lingkungan, nilai sosial dan budaya S
menghasilkan kehidupan yang sejahtera bagi manusia
4 Peraturan Menteri PUPR No. 2 Tahun 2015 mengatur tentang B
bangunan gedung hijau
5 Salah satu kriteria bangunan ramah lngkungan adalah terdapat B
fasilitas, sarana, dan prasarana untuk mengantisipasi bencana
6 Konsep efisiensi energi pada green building mencakup S
langkah-langkah hemat energi berupa energi yang dibutuhkan
7 Konsep green building memang relatif lebih mahal di awal B
pembangunan, tapi hemat di hasil dan jangka panjang
merupakan salah satu manfaat menerapkan green building
8 Material ramah lingkungan pada umumnya menyangkut dari B
sisi produk material
9 Dalam perencanaan Green Building, material-material green S
dapat secara dinamis memberikan dampak terhadap
penghematan listrik, penghematan air, meningkatkan kesehatan
dan kenyamanan, dan efisiensi biaya perawatan bangunannya.
10 Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) adalah lembaga yang S
membiayai dan menerbitkan sertifikat ecolabel di Indonesia.
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL DISKUSI SISWA
INSTRUMEN PENILAIAN

ASPEK Belum Kompeten (0-6) Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
Proses pembahasan Peserta didik tidak terlibat Peserta didik terlibat dalam Peserta didik terlibat Peserta didik terlibat dalam
masalah isu-isu global dalam pembahasan pembahasan permasalahan dalam pembahasan pembahasan permasalahan
pada desain pemodelan permasalahan isu-isu global isu-isu global pada desain permasalahan isu-isu isu-isu global pada desain
dan informasi bangunan pada desain pemodelan dan pemodelan dan informasi global pada desain pemodelan dan informasi
informasi bangunan bangunan, namun kurang pemodelan dan informasi bangunan secara aktif dan
aktif bangunan terjadi adanya diskusi.
Proses pengumpulan Peserta didik tidak terlibat Peserta didik terlibat dalam Peserta didik terlibat Peserta didik terlibat dalam
informasi dan diskusi dalam pengumpulan pengumpulan informasi dan dalam pengumpulan pengumpulan informasi dan
informasi dan diskusi diskusi, namun kurang aktif informasi dan diskusi diskusi secara aktif
Proses pemaparan Peserta didik tidak mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik memaparkan
hasil memaparkan hasil diskusi memaparkan hasil diskusi memaparkan hasil diskusi hasil diskusi yang dibuatnya
yang dibuatnya yang dibuatnya namun yang dibuatnya dengan dengan sikap yang baik dan
dengan sikap yang kurang sikap yang baik namun mampu berdiskusi
baik tidak mampu berdiskusi
Hasil penyusunan Peserta didik tidak mampu Peserta didik kurang mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
hasil diskusi menyusun hasil diskusi menyusun hasil diskusi menyusun hasil diskusi menyusun hasil diskusi
dengan baik yang baik yang dihasilkan, namun yang dihasilkan dengan baik
kurang baik
Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten
PEMBELAJARAN REMEDIASI

Siswa melakukan
 Membaca kembali materi yang telah diberikan
 Membuat rangkuman terkait materi isu-isu global pada desain pemodelan dan informasi
bangunan.
 GLOSARIUM

Sustainable building : bentuk gabungan dari berbagai disiplinilmu yang bertanggung jawab
soal lingkungan menjadi suatu disiplin yang selalu mengacu pada efeklingkungan, sosial
ekonomi dari sebuah bangunan atau proyek terbangun secara keseluruhan

Green building : bangunan ramah lingkungan

Green material : bahan-bahan yang dipakai dalam bangunan.

Ekologi global : mencakup ruang lingkup pertukaran energi regional dan pengaruh
material terhadap fungsi dan distribusi organisme di seluruh biosfer

Integrasi : pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat

Sertifikasi : sertifikasi kerja yang diperlukan untuk mendapatkan atau


meningkatkan kompetensi tertentu

Eco-label : label yang ada pada kemasan sebuah produk untuk menunjukan
komposisi yang terkandung dihasilkan melalui proses produksi ramah lingkungan

Alternatif : pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan

Refrigeran : bahan pendingin atau fluida yang digunakan untuk menyerap panas
melalui perubahan fase dari cair ke gas

Ozon : molekul gas yang tersusun dari tiga atom oksigen yang secara alami
terdapat di atmosfer bumi dan menyerap radiasi sinar ultraviolet pada panjang gelombang
tertentu

Konservasi hayati : pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya


dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya

Variabilitas : data yang menggambarkan bagaimana suatu kelompok data yang


menyebar terhadap pusatnya data.

Efisiensi : suatu ukuran keberhasilan sebuah kegiatan yang dinilai berdasarkan


besarnya biaya/ sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan

Kalsiboard : material bangunan yang terbuat dari beberapa campuran bahan, yaitu
pasir silika, serat selulosa, dan semen
Linoleum : bahan pelapis lantai yang terbuat dari minyak biji flax (linseed oil)
dicampur dengan tepung kayu atau serbuk gabus dengan backing dari kain berserat kuat atau
kanvas

Ferrock : material green building yang menggunakan bahan daur ulang seperti
debu baja dari industri baja untuk membuat bahan bangunan seperti beton

Arshcrete : salah satu bahan bangunan yang menggunakan abu untuk


menggantikan semen tradisional

Timbercrete : bahan bangunan yang menarik yang terbuat dari serbuk gergaji dan
beton dicampur bersama
DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.borobudur.ac.id/index.php/teknik/article/view/463/459
https://greenbuilding.jakarta.go.id/news/2018/08/09/seberapa-pentingkah-penerapan-konsep-
green-building-untuk-indonesia/
https://engineering4better.blogspot.com/2017/01/memahami-konsep-green-building.html
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010 Tentang Kriteria Dan
Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan
Permen PUPR No. 02 Tahun 2015 Tentang Bangunan Gedung Hijau
https://www.youtube.com/watch?v=DitBPAkFQUE
Sulistyowati, Naniek. 2021. Dasar Dasar Desain pemodelan dan Informasi bangunan Kelas X
Semester 1. Jakarta: Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai