BANGUNAN
KELAS X DPIB
INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
1. Peserta Didik memahami proses bisnis pekerjaan pemodelan dan informasi bangunan
mulai dari perencanaan, teknik pemodelan, gambar rumah sederhana dan bertingkat dan
system informasi bangunan yang dijadikan dasar dalam desain pemodelan dan informasi
bangunan.
2. Peserta Didik memahami budaya mutu, keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan
hidup (K3LH) dan manajemen proyek.
1. Peserta didik mengikuti pembelajaran sebagai insan yang beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
2. Peserta didik menerapkan berkebhinekaan global dalam proses pembelajaran baik di dalam
kelas, lingkungan sekolah maupun di luar sekolah terhadap guru dan peserta didik lainnya.
3. Peserta didik membudayakan jiwa bergotong royong dalam kegiatan bersama di kelas dan
di lingkungan sekolah.
4. Peserta didik mengembangkan potensi diri bernalar kritis, mandiri dan kreatif dalam
proses pembelajaran guna mencapai capaian pembelajaran.
F. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran untuk Capaian Pembelajaran dilakukan dengan Model Tatap Muka dan
Pembelajaran jarak jauh luar jaringan (PJJ Luring).
KOMPETENSI INTI
G. Tujuan Pembelajaran
Peserta Didik dapat memahami dan menerapkan tentang budaya mutu, keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan hidup (K3LH) dan manajemen proyek dalam proses bisnis
pekerjaan pemodelan dan informasi bangunan dengan mengembangkan potensi diri bernalar
kritis, mandiri dan kreatif.
H. Pemahaman Bermakna
Setelah Proses Pembelajaran Peserta Didik dapat bermanfaat di masyarakat maupun dalam
organisasi dalam memberikan Informasi tentang budaya mutu, keselamatan dan kesehatan kerja
serta lingkungan hidup (K3LH) dan manajemen proyek dalam proses bisnis pekerjaan pemodelan
dan informasi bangunan.
I. Pertanyaan Pemantik
2. Kira-kira apa yang terjadi apabila tidak menggunakan alat pelindung diri?
J. Persiapan Pembelajaran
PERTEMUAN : 1 (PERTAMA)
3. Peserta didik membuat resume tentang budaya mutu, prosedur 115 menit
45 Menit
3. Guru mendemonstrasikan tentang alat pelindung diri (k3LH).
115 Menit
4. Peserta didik membuat resume tentang alat pelindung diri
(K3LH).
4. Guru dan peserta didik mengakhiri pertemuan dengan doa dan 5 Menit
salam.
L. Asesmen
A. Pengertian K3LH
K3LH adalah singkatan dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Hidup. Program K3LH menciptakan suasana kerja yang sehat, aman dan nyaman. Hal
ini menjadikan pekerja dan perusahaan memiliki daya saing yang lebih kuat. Alasan
utama perusahaan mewajibkan K3LH diantaranya diwajibkan oleh undang-undang
tenaga kerja, hak asasi manusia, mengurangi beban ekonomi para pekerja.
Secara keilmuan, K3LH adalah ilmu pengetahuan dan penerapan dalam upaya
mencegah kecelakaan ketika sedang bekerja. K3 juga dapat didefinisikan sebagai
bidang yang berhubungan dengan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
seseorang yang bekerja pada sebuah perusahaan, instansi maupun proyek.
Secara filosofis, K3LH diartikan sebagai upaya atau pemikiran untuk menjamin
keutuhan dan kemampuan jasmani serta rohani ketika sedang bekerja. Upaya ini
sangat baik untuk tenaga kerja dan masyarakat agar mampu menghasilkan karya yang
bagus dan berkualitas.
Adapula keuntungan pada program K3LH ini yaitu terciptanya hasil kerja yang
optimal, karena suasana kerja yang nyaman akan menghasilkan produksi yang lebih
banyak dan lebih bermutu. Jadi program K3LH ini bisa mempengaruhi kuantitas dan
kualitas hasil produksi. Perusahaan yang menerapkan program K3LH biasanya
mengaplikasikan K3LH di lingkungan perusahaan.
Banyak keuntungan yang didapat dengan hadirnya K3LH dimanah para karyawan
akan lebih aman dalam melakukan pekerjaannya. Keuntungannya yaitu mampu
mencegah terjadinya kecelakaan saat bekerja, terserang penyakit, cacat tetap hingga
kematian.
Keuntungan lain yang didapat yaitu material konstruksi pemakaian dalam kerja
merupakan material yang aman. Adanya K3LH juga mampu meningkatkan konsiditas
kerja tanpa memeras tenaga kerja dan mencegah terjadinya pemborosan modal, alat,
sumber produksi dan tenaga kerja.
B. Tujuan K3LH
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat
kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
4. Melindungi tenaga kerja/karyawan atas hak keselamatannya, ketika melakukan pekerjaan
nya untuk kesejahteraan hidup maupun meningkatkan produksi dan produtivitas
nasional.
5. Memeliharan sumber produksi, agar bisa digunakan secara aman dan juga efisien.
6. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
Kecelakaan Kerja adalah kejadian yang tidak diduga sebelumnya (tidak ada unsur
kesengajaan) dan tidak diharapkan karena dapat mengakibatkan kerugian, baik
material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya yang dapat mengakibatkan
gangguan terhadap suatu proses pekerjaan yang telah direncanakan. Sabotase atau
kriminal merupakan tindakan di luar lingkup kecelakaan yang sebenarnya
Teori Tiga Faktor Utama (Three Main Factor Theory) Dari beberapa teori tentang
faktor penyebab kecelakaan yang ada, salah satunya yang sering digunakan adalah
teori tiga faktor utama (Three Main Factor Theory). Menurut teori ini disebutkan
bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Ketiga faktor
tersebut dapat diuraikan menjadi :
a. Faktor Manusia
1) Umur
Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik,
mental, kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Umur pekerja juga
diatur oleh Undang-Undang Perburuhan yaitu Undang-Undang tanggal 6 Januari
1951 No.1 Pasal 1 (Malayu S. P. Hasibuan, 2003:48). Karyawan muda umumnya
mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang
bertanggung jawab, cenderung absensi, dan turnover-nya rendah (Malayu S. P.
Hasibuan, 2003:54). Umum mengetahui bahwa beberapa kapasitas fisik, seperti
penglihatan, pendengaran dan kecepatan reaksi, menurun sesudah usia 30 tahun
atau lebih.
2) Jenis Kelamin
Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian kerja
secara sosial antara pria dan wanita menyebabkan perbedaan terjadinya paparan
yang diterima orang, sehingga penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita
lebih banyak daripada pria (Juli Soemirat, 2000:57).
3) Masa kerja
Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja
disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun
negatif. Memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya
masa kerja personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya.
Sebaliknya, akan memberi pengaruh negatif apabila dengan semakin lamanya
masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja.
4) Tingkat Pendidikan
5) Perilaku
7) Peraturan K3
b. Faktor Lingkungan
1) Kebisingan
2) Suhu Udara
3) Penerangan
Faktor penerangan yang berperan pada kecelakaan antara lain kilauan cahaya
langsung pantulan benda mengkilap dan bayang-bayang gelap (ILO, 1989:101).
Selain itu pencahayaan yang kurang memadai atau menyilaukan akan melelahkan
mata. Kelelahan mata akan menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya bila
karyawan mengoperasikan mesin-mesin berbahaya sehingga dapat menyebabkan
kecelakaan (Depnaker RI, 1996:45).
4) Lantai licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan
bahan kimia yang merusak (Bennet NB. Silalahi, 1995:228). Karena lantai licin
akibat tumpahan air, tahan minyak atau oli berpotensi besar terhadap terjadinya
kecelakaan, seperti terpeleset.
c. Faktor Peralatan
1) Kondisi mesin
2) Letak mesin
Terdapat hubungan yang timbal balik antara manusia dan mesin. Fungsi
manusia dalam hubungan manusia mesin dalam rangkaian produksi adalah
sebagai pengendali jalannya mesin tersebut. Mesin dan alat diatur sehingga cukup
aman dan efisien untuk melakukan pekerjaan dan mudah (AM. Sugeng Budiono,
2003:65).
Sedangkan manfaat dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain :
b. Penerapan;
1) Pelatihan bagi tim 5 R. Pelatihan singkat diperlukan bagi tim 5R, agar
memahami tugas, tujuan dan kegiatan-kegiatannya.
No Sebelum Sesudah
Pada saat penerapan, dibutuhkan pembinaan langsung dari anggota tim agar
hasilnya maksimal. Pelaksanaan 5 R dari masing-masing bagian juga diperlukan
kreatifitas dan seni agar hasilnya baik dan lebih menarik.
c. Evaluasi;
Setelah R-1-2-3 (Ringkas, Rapi, Resik) diimplementasikan, maka
dilaksanakan R-4 (Rawat) dengan menyusun standar perawatan. Sebelum
dilakukan evaluasi, perlu dilaksanakan dahulu pembinaan secara berkala,
misalnya setiap bulan sekali atau tiga bulan sekali. Pada saat awal pelaksanaan
diperlukan pembinaan yang lebih sering agar seluruh karyawan memahami setiap
tahapan dalam 5 R. Untuk pelaksanaan pembinaan diperlukan instrumen
pembinaan demikian pula untuk evaluasi dibutuhkan pula instrumen evaluasi,
sehingga diperlukan penetapan indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan 5 R
pada suatu bagian harus diintegrasikan dengan indikator kegiatan yang lain .
d. Pembudayaan;
Rajin/Shitsuke (R ke 5) akan terwujud apabila 5 R sudah menjadi budaya.
Untuk mewujudkan 5 R menjadi budaya dibutuhkan tahapan-tahapan antara lain,
setelah 5 R dilaksanakan secara bertahap, akan menjadi kebiasaan melaksanakan
5 R, selanjutnya dilakukan evaluasi bekelanjutan sehingga menunjukkan bahwa 5
R sudah menjadi budaya kerja di tempat kerja.
ASESMEN FORMATIF
Pilihan Uraian
Kunci Jawaban
1. K3LH merupakan program perusahaan yang dijalankan untuk kesehatan dan keselamatan
kerja bagi karyawannya dan juga untuk menjaga lingkungan hidup sekitarnya agar tetap sehat.
2. Permen No 02 tahun 1980, Pasal 2 ayat (1) : pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-
tingginynya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja
lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja lain dapat terjamin
Permen No 02 tahun 1980, Pasal 3 ayat (1) : pemeriksaan kesehatan berkala
dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada
dalam pekerjaannya, serta memiliki kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari
pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan
Permen No 02 tahun 1980, Pasal 3 ayat (1) : pemeriksaan kesehatan khusus
dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu
terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu
3. Tugas Ahli k3 umum : Membantu pimpinan perusahaan atau pengurus
menyelenggarakan dan meningkatkan usaha keselamatan dan kesehatan kerja,
membantu pengawasan ditaatinya ketentuan-ketentuan perundang-undangan bidang
k3
Kewajiban Ahli k3 umum :
a) Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan k3 sesuai dengan
bidang yan ditentukan dalam keputusan penunjuknya.
b) Memberikan laporan kepada menteri tenaga kerja atau pejabat yang ditunjuk
mengenai hasil pelaksanaan tugas
Wewenang AK3 Umum
a) Memasuki tempat kerja sesuai keputusan penunjukan
b) Meminta keterangan dan/atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat
k3 di tempat kerja dengan keputusan penunjukkannya
c) Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan memberikan
persyaratan serta pembinaan k3 yang meliputi
1. Keadaan dan fasilitas kerja
2. Keadaan mesin-mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan lain
3. Penanganan bahan-bahan
4. Proses produksi
5. Sifat pekerjaan
6. Lingkungan kerja
4. Undang-undang yang mengatur K3 adalah:
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan kerja
b. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
c. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. Faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja
a. Faktor Manusia
b. Faktor Lingkungan
c. Faktor Peralatan
6. APD juga menjadi bagian penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman. APD
berguna untuk mengurangi risiko cedera atau penyakit akibat kerja (PAK) bagi pekerja yang
disebabkan oleh bahaya yang ada di tempat kerja.
Beberapa bahaya masih ditemukan di area kerja, bahaya ini meliputi bahaya yang
mengakibatkan cedera pada kepala dan kaki, mata, paru-paru, tubuh dan kulit. Di sinilah APD
pada akhirnya sangat penting digunakan sebagai upaya terakhir untuk meminimalkan risiko
cedera, setelah manajemen melaksanakan pengendalian risiko lainnya.
7. Cara memilih APD yang benar, di antaranya:
a. Melakukan penilaian bahaya (hazard assessment)
b. Mengidentifikasi bahaya
c. Memilih jenis APD yang sesuai dengan bahaya yang telah diidentifikasi
d. Desain dan konstruksi APD harus aman
e. Pastikan APD dipelihara dengan baik dan fungsinya masih optimal
f. Pastikan APD pas dan nyaman digunakan oleh pekerja
g. Pastikan tipe APD kompatibel jika dipakai bersamaan dengan APD lain
h. Harus memenuhi standar yang ditetapkan, misalnya Standar Nasional Indonesia (SNI)
atau American National Standard Institute (ANSI).
8. Jika APD atau komponen APD yang digunakan mengalami kerusakan, aus, sudah
kedaluwarsa, tidak nyaman digunakan atau tidak memenuhi persyaratan, segera beri tahu
atasan Anda, guna menemukan solusi perlindungan lain atau model APD yang berbeda. Anda
juga harus berkonsultasi masalah ketidakmampuan menggunakan APD dengan atasan Anda.
PERMENAKERTRANS PER.08/MEN/VII/2010, Pasal 6 ayat (2):
Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan apabila APD yang
disediakan tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan.
9. Pengendalian lingkungan dimaksudkan sebagai penerapan metode teknik tertentu untuk
menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat ditoleransi oleh
manusia dan lingkungannya
10. Dalam merawat APD, pastikan:
a. APD dirawat dengan baik dan disimpan dengan benar saat tidak digunakan. Simpan APD
di tempat penyimpanan khusus, seperti lemari atau box yang bersih dan tingkat
kelembaban yang tepat.
b. Ikuti petunjuk produsen untuk pemeliharaan dan penggantian APD
c. Perbaikan APD hanya boleh dilakukan oleh spesialis atau orang yang ahli
d. Komponen APD yang rusak atau aus harus diganti dengan komponen dengan merek dan
tipe dari produsen yang sama
e. Pimpinan keselamatan harus menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk perawatan
dan bagaimana melakukannya
f. Pekerja harus menggunakan APD dengan benar dan melaporkan kepada atasan bila APD
hilang, rusak, kedaluwarsa dll.
11. Manfaat dalam penerapan ringkas
a. Mengetahui jumlah fisik barang yang terdapat di lingkungan kerja
Dengan melakukan aktifitas ringkas secara tidak langsung seseorang atau
karyawan akan selalu melakukan cek dan ricek akan barang-barang yang ada di
lingkungan kerja. Hal ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam permintaan
barang dan meminimalisir kehilangan atau kerusakan akan suatu barang.
b. Label
c. Garis-garis batas
Adanya garis batas di tempat kerja agar barang-barang yang ada tidak berpindah
tempat serta membuat semua karyawan yang ada di tempat kerja menjadi taat akan
aturan rapi
Siswa melakukan
Membaca kembali materi yang telah diberikan
Membuat Poster tentang K3 dengan ketentuan :
a. Menggunakan kertas A4
b. Diberi garis tepi
c. Dibuat semenarik mungkin.
GLOSARIUM
Ear Muff : Alat pelindung telinga yang terdiri dari dua buah tutup telinga
dan sebuah head band.
Ear Plug : Sumbat telinga yang dapat menahan frekuensi tertentu sehingga
frekuensi pembicaraan tidak terganggu
Nilai ambang batas : Nilai minimal yang harus dipenuhi oleh setiap peserta
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/mining/article/download/107814/103024
http://safetynet.asia/materi-tentang-5r-dan-k3/
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/ir-sugiyono-mkes/materi-k3-bag01.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/197912032015042001/pendidikan/PERTEMUAN%205-
6%20KECELAKAAN%20KERJA.pdf
https://belajark3.com/materi-k3/materi/5R.pdf
https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/2019/05/06/5-r-ringkas-rapi-resik-rawat-rajin-antara-
slogan-dan-pelaksanaan/
https://environment-indonesia.com/pentingnya-penerapan-k3lh/
https://media.neliti.com/media/publications/286399-hubungan-penggunaan-alat-pelindung-
diri-37e0bae8.pdf
https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-PRO205-PRO205-Slide-11.pdf
https://upp.ac.id/blog/tujuan-k3-keselamatan-dan-kesehatan
https://www.pengelasan.net/k3lh/
RINGKASAN MATERI
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan adalah program keahlian yang mempelajari
tentang perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan bangunan mulai dari pengukuran lahan, pra
rencana bangunan, perhitungan konstruksi hingga tersaji desain akhir dengan didampingi hasil
perhitungan rencana anggaran biaya, rencana kerja, dan syarat (RKS) pelaksanaan kerja.
Desain Pemodelan dan Informatika Bangunan mempunyai peran dalam kontribusi pada
penataan lahan kota/kabupaten, karena informasi dari rencana tata kota/kabupaten membantu
dalam berkesinambungan pada perencanaan bangunan untuk mengurangi ketidakpastian
desain, menemukan masalah dan penyelesaiannya, meningkatkan keselamatan, dan simulasi
proses pembangunan serta menganalisis dampak masalah potensial yang mungkin timbul.
Dasar dasar Pemodelan dan Informasi Bangunan adalah mata pelajaran yang mendasari
penguasaan bidang keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan dengan elemen
mulai dari gambar Teknik dasar, statika bangunan, pekerjaan dasar konstruksi bangunan, dan
pekerjaan pengukuran tanah. Mata Pelajaran Dasar dasar Desain Pemodelan dan Informasi
Bangunan menjadi unit kompetensi yang membekali peserta didik untuk mempunyai pilihan
karir antara lain meduduki jabatan kerja sebagai perencana, pelaksana dan/atau pengawas
pada konsultan maupun kontraktor bangunan, melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi, atau menjadi entrepreneur dalam bidang properti.
1. Proses Bisnis
Tujuan akhir bagi setiap wirausahawan adalah keberhalisan bisnis meskipun mengetahui
resiko bahwasanya salah dalam melangkah dapat menjadi masalah besar dan bisa saja
menghabiskan banyak uang supaya dapat menutupinya. Maka dari itu sangat pentingn
merencanakan dan merancang proses bisnis supaya seluruh alur berjalan dengan baik. Proses
bisnis ialah tentang tepat melangkah dalam memainkan peran penting dalam mengelola
penawaran kepada pelanggan. Proses bisnis iarah serangkaian langkah yang saling berkaitan
yang sudah ditugaskan kepada setiap pemangku kepentingan agar pekerjaan dapat
memberikan produk atau layanan kepada pelanggan. Dalam pelaksanaan tugas khusus, Setiap
pemangku kepentingan menjadi spesialis untuk mencapai tujuan konkret. Langkah-langkah
ini sering diulang oleh para pengguna dengan cara standar dan dimaksimalkan. Setiap
pengusaha berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi negara mana pun. Dengan ide,
kerja keras, dan imajinasi seorang wirausahawan, sebuah usaha dapat dibentuk dengan segera.
Jadi, kita dapat mengatakan bahwa ada berbagai faktor yang memengaruhi keberhasilan dan
kinerja seorang pengusaha yaitu: 1) factor ekonomi, 2) factor social, 3) factor budaya, 4)
Keterseidaan sumber daya, dan 5) dukungan keluarga.
Keberhasilan perencanaan pada sebuah proyek bangunan gedung teergantung dari kesiapan
dokumen perencanaan. Semua gedung harus melalui tahapan perencanaan bangunan yang
baik, dengan landasan memenuhi persyaratan bangunan yang bagus. Kecuali persyaratan
kekuatan, semua persyaratan lain dari bangunan agar baik, dilaksanakan pada tahap
perencanaan. Persyaratan kekuatan dilakukan selama desain struktur komponen bangunan.
Namun dalam perencanaanya tidak berbenturan dengan aturan undang-undang konstruksi dan
tata ruang yang berlaku. Perencanaan dari Bangunan adalah suatu seni yang dikombinasikan
dengan ilmu sains. Prinsip perencanaan bangunan dapat dikelompokkan menjadi:
1) Orientasi
2) Efisiensi
3) Energi
4) Utilitas
5) Persyaratan bangunan lainnya.
Desain adalah kerangka bentuk rancangan untuk membuat obyek baru dalam bentuk sebuah
rencana. Dalam bidang konstruksi, desain menjadi pusat perhatian karena bertujuan untuk
menonjolkan unsur suatu objek, sehingga mencapai nilai artistik. Pada praktek desain
arsitektur dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika yang pengidentifikasian ruang
digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latarbelakang (background).
Membuat desain, spesifikasi dan gambar-gambar perencanaan teknik sebagai upaya untuk
menentukan persyaratan bangunan yang diinginkan agar bangunan dapat berfungsi baik,
menjamin keselamatan (keamanan/kekuatan termasuk kenyamanan) dan kesehatan
masyarakat penggunanya. Bangunan akan dibuat sesuai persyaratan/kriteria desain bangunan
yang telah ditetapkan sesuai alternatif-alternatif desain/rancangan. Pemilihan desain harus
mempertimbangkan dampak lingkungan yang muncul akibat dari pelaksanaan pekerjaan
nanti. Hasil Desain dituangkan dalam gambar teknik/gambar perencanaan berdasarkan hasil
perhitungan dan spesifikasi teknis dicantumkan hal-hal penting yang berkenaan dengan mutu
prasarana. Hasil desain ini harus memberikan jaminan bahwa rencana bangunan bermanfaat
bagi masyarakat, rencana teknis bangunan sesuai standar teknis yaitu bangunan dapat
berfungsi optimal, menjamin keselamatan (kekuatan dan keamanan), kesehatan warga
pengguna, tidak menimbulkan dampak negatif atas lingkungan dan sosial-budaya setempat
serta mudah dan aman diakses oleh warga pengguna bangunan. Proses desain yang baik
mempengaruhi kemudahan pelaksanaan di lapangan dan mempengaruhi kemudahan dalam
pemeliharaan. Jika dalam proses desain sudah memperhatikan proses pemeliharaan
kedepannya, maka akan memudahkan proses pemeliharaan saat bangunan tersebut sudah di
operasionalkan. Selama ini yang sering terjadi setelah desain selesai dilaksanakan mengalami
kesulitan dalam hal pemeliharaan atau perawatannya. Sampai saat ini masih jarang perencana
yang memperhatikan tahapan pemeliharaan kedepannya.
Menurut Hanif (2007) dalam Femi (2014) kesalahan yang paling sering dilakukan oleh
desainer dalam mendesain bangunan adalah berfokus pada tampilan elemen estetika terbaik
dan tidak memikirkan pemeliharaan, karena sebagian besar dari desainer beranggapan bahwa
proses pemeliharaan baru setelah bangunan selesai. Anggapan tersebut salah karena perhatian
terhadap pemeliharaan harus dimulai pada saat tahap awal dalam proses desain. Pemodelan
merupakan pola atau contoh dari sesuatunyang akan dirancang. Bentuknya dapat berupa
model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer), atau
rumusan matematis. Tujuan pemodelan adalah untuk memberi prediksi, menganalisa yang
mendekati kenyataan sebelum sistem di terapkan di lapangan. Model yang dibuat digolongkan
menjadi pemodelan dua dimensi (2D), tiga dimensi (3D), empat dimensi (4D).
Pemodelan dalam pekerjaan konstruksi bangunan merupakan hal utama yang dilakukan ketika
merancang suatu struktur konstruksi bangunan. Pemodelan suatu konstruksi bangunan
dilakukan pada fase perencanaan sehingga pada fase ini dihasilkan suatu produk perencanaan
yaitu DED (Detailed Engineering Design) dan As Built Drawing sebagai shop drawing
sebelum melaksanakan konstruksi. Dalam beberapa hal, pemodelan dilakukan saat pasca
konstruksi yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kelayakan suatu struktur
konstruksi bangunan dari segi efisiensi dan efektifitas terhadap pengerjaan, pemilihan
material, dan penggunaan. Untuk menghasilkan mutu desain pemodelan diperlukan upaya
perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Untuk
meningkatkan mutu tidak mudah, diperlukan usaha yang keras dan serius. Banyak perusahaan
yang belum memahami bagaimana cara meningkatkan mutu atau tidak puas dengan mutu
yang telah dicapai. Desain dan pengembangan sistem biaya mutu untuk proyek konstruksi
sampai saat ini telah dibatasi karena kompleksitas yang terkait dengan pengelolaan informasi
dari sejumlah perusahaan dengan pendekatan yang berbeda untuk mengelola kualitas (Love P,
Irani Z, 2003). Oleh karena itu dibutuhkan sistem informasi yang dapat digunakan untuk
mengelola kualitas sehingga kinerja organisasi dapat dipantau dan biaya kualitas telah
ditentukan. Dalam melakukan sebuah proyek, setiap manajemen proyek pasti akan
mengarahkan pada perencanaan yang baik dan tepat, perencanaan yang dimaksud adalah
melakukan sebuah pekerjaan mencakup seluruh proses awal hingga akhir dengan
memaksimalkan kualitas dan kapabilitas, sehingga setiap rencana yang sudah dirancang
sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada era globalisasi dewasa ini perkembangan tehknologi
berkembang begitu pesat, sangat luas dan menjangkau di berbagai bidang. Namun pada
dasarnya mengarah pada satu tujuan yaitu meningkatkan kemudahan, keakuratan dan
kecepatan. Sistem komputerisasi sebagai salah satu media informasi telah memberikan
peranan yang sangat penting dalam dunia.
2. Peluang Usaha
Peluang usaha terdiri atas dua suku kata yakni kata Peluang dan Usaha. Peluang bisa diartikan
dengan kesempatan atau suatu hal dapat menghasilkan keuntungan. Sedangkan Usaha
diartikan dengan suatu perbuatan untuk mengarahkan tenaga dan pikiran dalam meraih target
atau tujuan. Maka dari itu, peluang usaha dapat di artikan suatu kesempatan yang datang, dan
dapat dimanfaatkan demi mendapatkan keuntunngan. Atau bisa pula diartikan sebagai
kesempatan yang muncul di waktu tertenu yang dapat memberikan kesempatan besar supaya
memperoleh keuntungan apabila dalam kesempatan tersebut dilakukan suatu perbuatan
dengan mengarahkan tenaga dan pikiran. Peluang usaha untuk memulai bisnis sangat
diperlukan terutama bagi para pebisnis pemula. Seorang wirausahawan yang mampu
menangkap dan memperoleh peluang usaha maka ia dapat menggunakan informasi potensial
tersebut sebagai bahan untuk merancang dan merencanakan sebuah bisnis. Dengan
mendapatkan peluang usaha yang baru, bisnis yang dirintis dapat dengan cepat tumbuh dan
berkembang. Memulai sebuah usaha memang bukanlah perkara yang mudah. Namun jika
sudah menemukan sebuah peluang, maka bisnis yang akan dimulai dapat berjalan dengan
lancar. Kemampuan membaca peluang sifatnya sangat penting dalam memulai bisnis sebagai
bekal menghadapi persaingan yang keras.
1. Bagaimanakah pandangan anda perihal perencanaan bisnis yang anda pikirkan dalam bidang
kontruksi!
2. Uraikan yang kamu ketahui tentang peluang kerja dan bisnis di bidang desain pemodelan dan
informasi bangunan!
3. Faktor-faktor apa saja yang menjadikan sesorang dapat menjalankan bisnisnya dengan baik!
4. Jelaskan jenis-jenis bisnis konstruksi dari yang sudah kamu pelajari!
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL PROJECT SISWA
INSTRUMEN PENILAIAN
ASPEK Belum Kompeten (0-6) Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
Proses Peserta didik tidak terlibat Peserta didik terlibat dalam Peserta didik terlibat dalam Peserta didik terlibat dalam
pembahasan dalam pembahasan masalah pembahasan masalah proses pembahasan masalah proses pembahasan masalah
masalah proses bisnis di DPIB bisnis di DPIB namun kurang bisnis di DPIB secara aktif proses bisnis di DPIB
proses bisnis aktif tetapi menutup diri untuk secara aktif dan terbuka
di DPIB diskusi untuk diskusi
Proses Peserta didik tidak mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik memaparkan
pemaparan hasil memaparkan project yang memaparkan project yang memaparkan project yang project yang dibuatnya
dibuatnya dibuatnya namun dengan dibuatnya dengan sikap yang dengan sikap yang baik
sikap yang kurang baik baik namun tidak mampu dan mampu berdiskusi
berdiskusi
Hasil Peserta didik tidak Peserta didik kurang mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
penyusunan mampu menyusun menyusun timeline dan project menyusun timeline tetapi menyusun timeline dan
timeline dan timeline dan project yang baik project yang dihasilkan project yang dihasilkan pun
project dengan baik kurang baik baik
Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten
PEMBELAJARAN REMEDIASI
Siswa melakukan
As Built Drawing : Gambar rekaman akhir yang dibuat sesuai dengan kondisi terbangun di lapangan
yang telah mengadopsi semua perubahan selama proses pekerjaan konstruks
Bangunan : Struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen
di suatu tempat.
Desain arsitektur : Desain dari hasil seni yang dilakukan oleh setiap individu untuk berimajinasikan
diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan Desain Bangunan : Kerangka bentuk suatu
bangunan (rumah, taman dan sebagainya) Desain struktur : Susunan garis, bentuk, warna, tekstur dan
ukuran dari suatu rancangan benda Detail Engineering Design : Produk dari konsultan perencana, yang
biasa digunakan dalam membuat sebuah perencanaan (gambar kerja) detail bangunan sipil seperti
gedung, kolam renang, jalan, jembatan, bendungan, dan pekerjaan konstruksi lainnya
Drafter : Orang yang bertugas membuat gambar teknik.
Gambar : Karya seni rupa dua dimensi yang berfungsi untuk untuk menerangkan ataupun menjelaskan
sesuatu.
Owner : Pemilik perusahaan atau berinvestasi di perusahaan Peluang Bisnis : Salah satu peluang untuk
mencapai tujuan (laba, uang, kekayaan) dengan menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki
orang untuk berbisnis. Peluang Kerja : Sebuah keadaan yang dapat menggambarkan jumlah ataupun
ketersediaan lowongan pekerjaan yang dapat dimanfaatkan/diisi oleh para pencari kerja/angkatan
kerja.
DAFTAR PUSTAKA
https://adoc.pub/bab-ii-proses-bisnisacbcd334ba3d71b5b4ae637811228a2c57802.html
https://sites.google.com/view/dpibsmkn1sedayu/profil-jurusan
https://www.adhyaksapersada.co.id/bisnis-konstruksi/
https://www.coursehero.com/file/34546377/Sesi-3A-Proses-Bisnis-Konstruksippt/
https://www.cekindo.com/id/blog/memulai-usaha-jasa-konstruksi
https://media.neliti.com/media/publications/221650-potensi-bisnis-usaha-jasa-konstruksi-di.pdf