Anda di halaman 1dari 44

DASAR-DASAR DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI

BANGUNAN

Proses Bisnis Menyeluruh pada Bidang Desain


Pemodelan dan Informasi Bangunan
MODUL AJAR
DASAR-DASAR DESAIN PEMODELAN
DAN INFORMASI BANGUNAN

KELAS X DPIB

PROSES BISNIS MENYELURUH PADA BIDANG DESAIN


PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN
Disusun oleh : NURHIDAYAH NATSIR, S. Pd

INFORMASI UMUM

A. Identitas Modul

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Kendari


Tahun : 2021/2022
Jenjang Sekolah : SMK
Bidang Keahlian : Teknologi Konstruksi dan
Properti
Program Keahlian : Desain Pemodelan dan
Informasi Bangunan
Mata Pelajaran : Dasar-dasar Desain Pemodelan
dan Informasi Bangunan
Judul Elemen : Proses bisnis menyeluruh pada
bidang desain pemodelan dan
informasi bangunan
Deskripsi Elemen : Meliputi proses bisnis pekerjaan
pemodelan dan informasi
bangunan mulai dari
perencanaan, teknik pemodelan,
gambar rumah sederhana dan
bertingkat, dan system informasi
bangunan, termasuk di dalamnya
adalah penerapan budaya mutu,
keselamatan dan kesehatan kerja
serta lingkungan hidup (K3LH),
dan manajemen proyek.
Kelas : X (Sepuluh) DPIB
Fase Capaian : E
Alokasi Waktu : 6 JP
Jumlah Pertemuan : 1 Kali Pertemuan @6 x 45 Menit
B. Kompetensi Awal

1. Peserta Didik memahami proses bisnis pekerjaan pemodelan dan informasi bangunan
mulai dari perencanaan, teknik pemodelan, gambar rumah sederhana dan bertingkat dan
system informasi bangunan yang dijadikan dasar dalam desain pemodelan dan informasi
bangunan.
2. Peserta Didik memahami budaya mutu, keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan
hidup (K3LH) dan manajemen proyek.

C. Profil Pelajar Pancasila

1. Peserta didik mengikuti pembelajaran sebagai insan yang beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
2. Peserta didik menerapkan berkebhinekaan global dalam proses pembelajaran baik di dalam
kelas, lingkungan sekolah maupun di luar sekolah terhadap guru dan peserta didik lainnya.
3. Peserta didik membudayakan jiwa bergotong royong dalam kegiatan bersama di kelas dan
di lingkungan sekolah.
4. Peserta didik mengembangkan potensi diri bernalar kritis, mandiri dan kreatif dalam
proses pembelajaran guna mencapai capaian pembelajaran.

D. Sarana dan Prasaran

1. Sarana : White board, ATK, Laptop, infocus


2. Prasarana : Buku Paket, Modul, Bahan Ajar yang Relevan dengan Pembelajaran, Sumber
Belajar lain dari Internet.

E. Target Peserta Didik

Peserta Didik Reguler/Tipikal


Peserta Didik mampu menerapkan budaya mutu, keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan hidup (K3LH) dan manajemen proyek dalam proses bisnis pemodelan dan informasi
bangunan.

F. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran untuk Capaian Pembelajaran dilakukan dengan Model Tatap Muka dan
Pembelajaran jarak jauh luar jaringan (PJJ Luring).
KOMPETENSI INTI

G. Tujuan Pembelajaran

Peserta Didik dapat memahami dan menerapkan tentang budaya mutu, keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan hidup (K3LH) dan manajemen proyek dalam proses bisnis
pekerjaan pemodelan dan informasi bangunan dengan mengembangkan potensi diri bernalar
kritis, mandiri dan kreatif.

H. Pemahaman Bermakna

Setelah Proses Pembelajaran Peserta Didik dapat bermanfaat di masyarakat maupun dalam
organisasi dalam memberikan Informasi tentang budaya mutu, keselamatan dan kesehatan kerja
serta lingkungan hidup (K3LH) dan manajemen proyek dalam proses bisnis pekerjaan pemodelan
dan informasi bangunan.

I. Pertanyaan Pemantik

1. Apakah kalian pernah melihat alat pelindung diri?

2. Kira-kira apa yang terjadi apabila tidak menggunakan alat pelindung diri?

J. Persiapan Pembelajaran

 Memeriksa Kebersihan dan Kerapihan Ruang Belajar.


 Memeriksa ketersediaan fasilitas belajar.
 Mempersiapkan Rambu-rambu, Skenario Pembelajaran.
 Mempersiapkan Metode Pembelajaran.
K. Kegiatan Pembelajaran

PERTEMUAN : 1 (PERTAMA)

Kegiatan Langkah Pembelajaran Durasi


Waktu

Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa. 2 menit


2. Memeriksa kehadiran peserta didik dengan sikap disiplin. 3 menit
3. Melakukan apersepsi tentang menggambar teknik dasar. 10 menit
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran. 5 menit

Inti 1. Guru menayangkan slide/Gambar/Video Audio Visual yang 30 menit


berisi tentang Materi budaya mutu, keselamatan dan kesehatan
kerja serta lingkungan hidup (K3LH) dan manajemen proyek.

2. Guru menjelaskan tentang budaya mutu, prosedur keselamatan 90 menit

dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup (K3LH) dan


manajemen proyek.

3. Peserta didik membuat resume tentang budaya mutu, prosedur 115 menit

keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup (K3LH)


dan manajemen proyek.

Penutup 1. Peserta Didik melakukan refleksi, mengajukan pertanyaan bila 5 menit


ada yang belum jelas.

2. Guru memberikan kesimpulan terhadap materi pelajaran. 5 menit

3. Guru melakukan Briefing : Motivasi, persiapan materi 5 menit


selanjutnya.
5 menit
4. Guru dan peserta didik mengakhiri pertemuan dengan doa dan
salam.
PERTEMUAN : 2 (KE DUA)

Kegiatan Langkah Pembelajaran Durasi


Waktu

Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa. 2 Menit


2. Memeriksa kehadiran peserta didik dengan sikap disiplin. 3 Menit
3. Melakukan apersepsi tentang menggambar teknik dasar. 10 Menit
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran. 5 Menit

Inti 1. Guru menayangkan slide/Gambar/Video Audio Visual yang 30 Menit


berisi tentang Materi menggambar teknik.

2. Guru menjelaskan tentang alat pelindung diri (K3LH). 45 menit

45 Menit
3. Guru mendemonstrasikan tentang alat pelindung diri (k3LH).
115 Menit
4. Peserta didik membuat resume tentang alat pelindung diri
(K3LH).

Penutup 1. Peserta Didik melakukan refleksi, mengajukan pertanyaan bila 5 Menit


ada yang belum jelas.

2. Guru memberikan kesimpulan terhadap materi pelajaran. 5 Menit

3. Guru melakukan Briefing : Motivasi, persiapan materi 5 Menit


selanjutnya.

4. Guru dan peserta didik mengakhiri pertemuan dengan doa dan 5 Menit
salam.
L. Asesmen

 Jenis Asesmen : Asesmen Diagnostik


Asesmen Formatif (Selama Proses Pembelajaran).
 Bentuk Asesmen : Sikap (Observasi),
Kognitif (Jobsheet, Performa Presentasi, Tes Tertulis).
(Instrumen Asesmen terlampir).

M. Pengayaan dan Remidial

 Pengayaan : Diberikan kepada Peserta Didik yang telah mencapai Capaian


Pembelajaran untuk mengoptimalkan Potensinya.
(Instrumen Pengayaan).
 Remidial : Diberikan kepada Peserta Didik yang membutuhkan bimbingan untuk
mencapai Capaian Pembelajaran atau Pembelajaran Mengulang.
(Instrumen Remidial (Diferensiasi)).

Mengetahui Kendari, 15 Desember 2021


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Ir. H. RAHMAN J. GARUSU, MM NURHIDAYAH NATSIR, S.Pd


NIP. 19641006 199403 1 005 NIP. 19810324 200903 2 001
LAMPIRAN
RINGKASAN MATERI

A. Pengertian K3LH

K3LH adalah singkatan dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Hidup. Program K3LH menciptakan suasana kerja yang sehat, aman dan nyaman. Hal
ini menjadikan pekerja dan perusahaan memiliki daya saing yang lebih kuat. Alasan
utama perusahaan mewajibkan K3LH diantaranya diwajibkan oleh undang-undang
tenaga kerja, hak asasi manusia, mengurangi beban ekonomi para pekerja.
Secara keilmuan, K3LH adalah ilmu pengetahuan dan penerapan dalam upaya
mencegah kecelakaan ketika sedang bekerja. K3 juga dapat didefinisikan sebagai
bidang yang berhubungan dengan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
seseorang yang bekerja pada sebuah perusahaan, instansi maupun proyek.
Secara filosofis, K3LH diartikan sebagai upaya atau pemikiran untuk menjamin
keutuhan dan kemampuan jasmani serta rohani ketika sedang bekerja. Upaya ini
sangat baik untuk tenaga kerja dan masyarakat agar mampu menghasilkan karya yang
bagus dan berkualitas.
Adapula keuntungan pada program K3LH ini yaitu terciptanya hasil kerja yang
optimal, karena suasana kerja yang nyaman akan menghasilkan produksi yang lebih
banyak dan lebih bermutu. Jadi program K3LH ini bisa mempengaruhi kuantitas dan
kualitas hasil produksi. Perusahaan yang menerapkan program K3LH biasanya
mengaplikasikan K3LH di lingkungan perusahaan.
Banyak keuntungan yang didapat dengan hadirnya K3LH dimanah para karyawan
akan lebih aman dalam melakukan pekerjaannya. Keuntungannya yaitu mampu
mencegah terjadinya kecelakaan saat bekerja, terserang penyakit, cacat tetap hingga
kematian.
Keuntungan lain yang didapat yaitu material konstruksi pemakaian dalam kerja
merupakan material yang aman. Adanya K3LH juga mampu meningkatkan konsiditas
kerja tanpa memeras tenaga kerja dan mencegah terjadinya pemborosan modal, alat,
sumber produksi dan tenaga kerja.
B. Tujuan K3LH
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat
kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
4. Melindungi tenaga kerja/karyawan atas hak keselamatannya, ketika melakukan pekerjaan
nya untuk kesejahteraan hidup maupun meningkatkan produksi dan produtivitas
nasional.
5. Memeliharan sumber produksi, agar bisa digunakan secara aman dan juga efisien.
6. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

C. Dasar Hukum K3LH

Pemerintah telah menetapkan K3LH yang wajib dilaksanakan perusahaan,


instansi dan lembaga. Kegunaannya yaitu untuk meminimalisir kecelakaan di dalam
lingkungan kerja. Undang-undang K3LH terdapat di UU Nomor 1 Tahun 1970
tentang keselamatan kerja. UU tersebut berisi aturan tentang kewajiban seorang
pimpinan atau pemilik tempat kerja dan tenaga pekerja dalam melaksanakan
keselamatan kerja.
Undang-undang kedua yaitu UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Undang-
undang ini berisi tentang kewajiban perusahaan dalam memeriksakan kesehatan
badan, mental dan kemampuan fisik tenaga kerja yang baru. Undang-undang yang
lain yaitu UU No. 13 Tahun 2003 yang mengatur mengenai segala hal yang
berhubungan dengan ketenagakerjaan.

D. Jenis Bahaya dalam K3LH


1. Bahaya Jenis Kimia
Jenis bahaya kimia berasal dari berbagai bahan kimia yang berpotensi merusak
kesehatan jika terhirup atau terjadi kontak. Contoh bahaya K3 jenis kimia:
a. Gas bahan kimia yang beracun
b. Uap bahan kimia
c. Abu sisa pembakaran bahan kimia
2. Bahaya Jenis Fisika
Bahaya ini berasal dari berbagai hal yang berhubungan dengan fisika dan
berpotensi merusak kesehatan dan keselamatan jika terjadi kontak. Contoh bahaya K3
jenis fisika:
a. Temperatur ekstrim (terlalu dingin atau terlalu panas).
b. Suara terlalu bising yang dapat membuat pendengaran rusak.
c. Kondisi udara yang tidak wajar
3. Bahaya Jenis Pekerjaan
a. Penerangan di lokasi kerja sangat minim yang berpotensi mengakibatkan kerusakan
penglihatan.
b. Pekerjaan pengangkutan barang/ material menggunakan manusia yang kurang hati-
hati dan mengakibatkan luka/ cedera.
c. Peralatan dan pengamanan yang kurang lengkap yang dapat mengakibatkan pekerja
terluka/ cedera
E. Kecelakaan Kerja
1. Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan Kerja adalah kejadian yang tidak diduga sebelumnya (tidak ada unsur
kesengajaan) dan tidak diharapkan karena dapat mengakibatkan kerugian, baik
material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya yang dapat mengakibatkan
gangguan terhadap suatu proses pekerjaan yang telah direncanakan. Sabotase atau
kriminal merupakan tindakan di luar lingkup kecelakaan yang sebenarnya

2. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja (Three Main Factor Theory)

Teori Tiga Faktor Utama (Three Main Factor Theory) Dari beberapa teori tentang
faktor penyebab kecelakaan yang ada, salah satunya yang sering digunakan adalah
teori tiga faktor utama (Three Main Factor Theory). Menurut teori ini disebutkan
bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Ketiga faktor
tersebut dapat diuraikan menjadi :

a. Faktor Manusia
1) Umur
Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik,
mental, kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Umur pekerja juga
diatur oleh Undang-Undang Perburuhan yaitu Undang-Undang tanggal 6 Januari
1951 No.1 Pasal 1 (Malayu S. P. Hasibuan, 2003:48). Karyawan muda umumnya
mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang
bertanggung jawab, cenderung absensi, dan turnover-nya rendah (Malayu S. P.
Hasibuan, 2003:54). Umum mengetahui bahwa beberapa kapasitas fisik, seperti
penglihatan, pendengaran dan kecepatan reaksi, menurun sesudah usia 30 tahun
atau lebih.

2) Jenis Kelamin
Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian kerja
secara sosial antara pria dan wanita menyebabkan perbedaan terjadinya paparan
yang diterima orang, sehingga penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita
lebih banyak daripada pria (Juli Soemirat, 2000:57).

3) Masa kerja

Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja
disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun
negatif. Memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya
masa kerja personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya.
Sebaliknya, akan memberi pengaruh negatif apabila dengan semakin lamanya
masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja.

4) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan


bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses
sosial yakni orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh
atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimal (Achmad Munib, dkk., 2004:33).

5) Perilaku

Variabel perilaku adalah salah satu di antara faktor individual yang


mempengaruhi tingkat kecelakaan. Sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan
praktik kerja yang aman bisa menjadi hal yang penting karena ternyata lebih
banyak persoalan yang disebabkan oleh pekerja yang ceroboh dibandingkan
dengan mesin-mesin atau karena ketidakpedulian karyawan. Pada satu waktu,
pekerja yang tidak puas dengan pekerjaannya dianggap memiliki tingkat
kecelakaan kerja yang lebih tinggi.

6) Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk


memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang
berlaku dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan metode yang lebih
mengutamakan praktek daripada teori, dalam hal ini yang dimaksud adalah
pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja. Timbulnya kecelakaan bekerja
biasanya sebagai akibat atas kelalaian tenaga kerja atau perusahaan.

7) Peraturan K3

Peraturan perundangan adalah ketentuan-ketentuan yang mewajibkan


mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan
pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan industri, tugas-
tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K dan perawatan medis.
Ada tidaknya peraturan K3 sangat berpengaruh dengan kejadian kecelakaan kerja.
Untuk itu, sebaiknya peraturan dibuat dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan

b. Faktor Lingkungan
1) Kebisingan

Bising adalah suara/bunyi yang tidak diinginkan . Kebisingan pada tenaga


kerja dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja, mengganggu
komunikasi/percakapan antar pekerja, mengurangi konsentrasi, menurunkan daya
dengar dan tuli akibat kebisingan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di
Tempat Kerja, Intensitas kebisingan yang dianjurkan adalah 85 dBA untuk 8 jam
kerja

2) Suhu Udara

Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia


akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C.
Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi
otot.

3) Penerangan

Faktor penerangan yang berperan pada kecelakaan antara lain kilauan cahaya
langsung pantulan benda mengkilap dan bayang-bayang gelap (ILO, 1989:101).
Selain itu pencahayaan yang kurang memadai atau menyilaukan akan melelahkan
mata. Kelelahan mata akan menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya bila
karyawan mengoperasikan mesin-mesin berbahaya sehingga dapat menyebabkan
kecelakaan (Depnaker RI, 1996:45).
4) Lantai licin

Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan
bahan kimia yang merusak (Bennet NB. Silalahi, 1995:228). Karena lantai licin
akibat tumpahan air, tahan minyak atau oli berpotensi besar terhadap terjadinya
kecelakaan, seperti terpeleset.

c. Faktor Peralatan
1) Kondisi mesin

Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas dapat


ditingkatkan. Selain itu, beban kerja faktor manusia dikurangi dan pekerjaan
dapat lebih berarti. Apabila keadaan mesin rusak, dan tidak segera diantisipasi
dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.

2) Letak mesin

Terdapat hubungan yang timbal balik antara manusia dan mesin. Fungsi
manusia dalam hubungan manusia mesin dalam rangkaian produksi adalah
sebagai pengendali jalannya mesin tersebut. Mesin dan alat diatur sehingga cukup
aman dan efisien untuk melakukan pekerjaan dan mudah (AM. Sugeng Budiono,
2003:65).

3. Contoh Penyebab Kecelakaan Kerja


a. Menjalankan mesin/peralatan tanpa wewenang;
b. Menjalankan mesin/peralatan dengan kecepatan yang tidak
semestinya;membuat alat pengaman tidak berfungsi;
c. Lalai menggunakan APD;
d. Mengangkat barang dengan cara yang salah;
e. Mengambil posisi pada tempat yang berbahaya;
f. Membetulkan mesin dalam keadaan jalan;
g. Bersenda gurau tidak pada tempatnya;
h. Memaksakan diri untuk bekerja walaupun sakit;
i. Merancang/memasang peralatan tanpa pengaman;
j. Pelindung atau pembatas/pengaman yang tidak memadai;
k. Peralatan/perkakas dan bahan yang rusak tetap digunakan;
l. Penempatan barang yang salah;
m. Sistem peringatan yang tidak memadai;
n. Kebersihan lingkungan kerja yang jelek;
o. Polusi udara di ruangan kerja (gas, uap, asap, debu, dsb);
p. Kebisingan yang berlebihan; Pemaparan radiasi
4. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
5K
a. Kerusakan
b. Kekacauan Organisasi
c. Keluhan dan Kesedihan
d. Kelainan dan Cacat
e. Kematian
5. Klasifikasi Kecelakaan Kerja
1. Menurut Jenis Kecelakaan
a. Terjatuh
b. Tertimpa benda jatuh
c. Tertumbuk atau terkena benda
d. Terjepit oleh benda
e. Gerakan yang melebihi kemampuan
f. Pengaruh suhu tinggi
g. Terkena sengatan arus listrik
h. Tersambar petir
i. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya
j. Lain-lain
2. Menurut Sumber atau Penyebab Kecelakaan
a. Dari mesin
b. Alat angkut dan alat angkat
c. Bahan/zat berbahaya radiasi
d. Lingkungan kerja
3. Menurut Sifat Luka atau Kelainan
a. Patah tulang
b. Memar
c. Gegar otak
d. Luka bakar
e. Keracunan mendadak
f. Akibat cuaca, dan sebagainya.
6. Pencegahan Kecelakaan Kerja
Upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja antara lain:
a. Penerapan K3 di tempat kerja
b. Inspeksi/pemeriksaan,
c. Pendidikan dan latihan,
d. Memberikan sangsi yang tegas bagi mereka yang tidak disiplin mentaati
peraturan K3 dan memberi penghargaan pada mereka yang disiplin.
F. Alat Pelindung Diri
1. Definisi Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir
dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. APD juga merupakan
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga
keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
Perlengkapan pelindung diri termasuk semua pakaian dan aksesories pekerjaan
lain yang dirancang untuk menciptakan sebuah penghalang terhadap bahaya tempat
kerja. Penggunaan APD harus tetap di kontrol oleh pihak yang bersangkutan, khususnya
di sebuah tempat kerja.
Menurut Suma’mur (1992), alat pelindung diri adalah suatu alat yang dipakai untuk
melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kecelakaan kerja. Alat
pelindung diri merupakan salah satu cara untuk mencegah kecelakaan dan secara teknis
APD tidaklah sempurna untuk mencegah kecelakaan yang terjadi.
2. Tujuan dan Manfaat Alat Pelindung Diri (APD)
Adapun tujuan dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain:
a. Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administrative
tidak dapat dilakukan dengan baik.
b. Meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja.
c. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

Sedangkan manfaat dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain :

a. Untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya


potensi bahaya/kecelakaan kerja.
b. Mengurangi resiko penyakit akibat kecelakaan.
3. Persyaratan APD
Menurut Suma’ur (1992) persyaratan yang harus dipenuhi alat pelindung diri :
a. Nyaman dipakai
b. Tidak mengganggu kerja
c. Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya
d. Dapat memberikan pelindung yang cukup terhadap bahaya yang dihadapi oleh
pekerja.
e. Harus seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang
berlebihan.
f. Tidak mudah rusak.
g. Suku cadang mudah di peroleh.
h. Harus memenuhi ketentuan standart yang telah ada.
i. Dapat dipakai secara fleksibel.

4. Jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri.
Menurut Buntarto, 2015 macam-macam APD sebagai berikut:
a. Pakaian pelindung tubuh
1) Apron adalah pakaian pelindung yang menutupi sebagian tubuh mulai dari dada
sampai lutut, apron terbuat dari kain drill, kulit, plastic, karet, asbes, atau kain
yang dilapisi alumunium. Terdapat berbagai macam jenis apron, diantaranya:
(a) Apron bahan CP atau kulit mitasi
Apron yang terbuat dari bahan CP atau terkenal dengan istilah kulit mitasi
dan biasanya di pakai oleh perusahaan industri otomotif dan elektronik dan
bahan ini tidak gampang sobek dan dapat dibersihkan dengan mudah sekali.
(b) Apron berbahan mika
Desain dan ukuran dapat dipesan sesuai standart perusahaan biasanya banyak
digunakan oleh perusahaan makanan dan minuman, bahannya mudah sekali
dibersihkan.
(c) Apron berbahan katun drill
Apron disamping terbuat dari bahan katun dan drill ( american drill, jalan dril,
nagata drill ) dan banyak di gunakan oleh pabrik makanan dan minuman
model dan ukuran dapat di pesan sesuai standar perusahaan.
(d) Apron berbahan mika jerry
Apron di samping terbuat dari bahan mika jerry dan banyak di pakai khusus
oleh perusahaan perikanan dan pembekuan udang dan cumi-cumi bahan ini
gampang di bersihkan dan tahan dalam tingkat pembekuan yang sangat
tinggi.
(e) Apron berbahan Tripollin
Apron ini terbuat dari bahan tripolin dan biasanya digunakan oleh perusahaan
industri mesin dan perkapalan karena gampang dibersihkan cari kotoran
minyak ,bentuk dan design dapat di pesan sesuai standar perusahaan.
2) Overalls
Pakaian pelindung tubuh yang menutupi seluruh bagian tubuh. Pakaian ini
biasanya yang digunakan oleh pekerja sampah di Tempat Pembuangan Akhir
(TPA).
b. Pelindung Kepala (Safety Helmet)
Alat pelindung kepala berfungsi sebagai pelindung dari benturan, terantuk, kejatuhan
atau terpukul benda keras maupun tajam yang melayang maupun meluncur dari udara,
terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan bahan kimia dan suhu yang ekstrim
(Sholihah, 2014). Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau
benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api,
percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikro organisme) dan suhu yang ekstrim
(Soekirman, 2014).
Menurut Buntarto 2015 alat pelindung kepala berdasarkan bentuknya dibedakan
menjadi 3 yaitu :
a. Topi Pengaman
Topi ini untuk melindungi kepala dari benturan, kejatuhan, hantaman benda keras
dan tajam. Topi pengaman harus tahan terhadap pukulan dan benturan, perubahan
cuaca serta pengaruh bahan kimia. Topi ini harus terbuat dari bahan yang tidak
mudah terbakar dan tidak menghantarkan listrik.
b. Hood
Untuk melindungi kepala dari bahan kimia, api, dan panas radiasi yang tinggi.
Hood terbuat dari bahan yang tidak mempunyai celah atau lubang seperti asbes,
kulit, wool, katun yang di campuri alumunium.
c. Hair Cap
Untuk melindungi kepala dari paparan debu, dan meindungi rambut dari bahaya
terjerat mesin yang berputar. Biasanya terbuat dari bahan katun atau bahan yang
mudah di cuci.
c. Pelindung Mata
Pelindung mata berfungsi untuk melindungi mata dari percikan korosif, radiasi
gelombang elektro magnetic, dan mencegah masuknya debu-debu kedalam mata yang
menyebabkan iritasi pada mata (Buntarto,2015). Alat pelindung mata adalah yang
digunkan untuk menvegah debu-debu, partikel-partikel kecil dan mengurangi sinar
yang menyilaukan (Listiyarini,2018).
d. Alat Pelindung Telinga
Melindungi telinga dari gemuruh mesin yang sangat bising juga penahan bising dari
letupan-letupan (Irzal,2016). Menurut Buntarto 2015 pelindung telinga memiliki dua
jenis yaitu ear plug, ear muff. Ear plug adalah sumbat telinga yang dapat menahan
frekuensi tertentu sehingga frekuensi pembicaraan tidak terganggu. Dapat di buat dari
apas, plastic, karet alami, dan malam. Ear Muff adalah alat pelindung telinga yang
terdiri dari dua buah tutup telinga dan sebuah head band. Isi dari tutup telinga dapat
berupa cairan atau busa yang berfungsi untuk menyersap suara dengan frekuensi
tinggi.
e. Pelindung Pernafasan
Pelindung pernafasan berfungsi untuk melindungi organ pernafasan dengan cara
menyalurkan udara bersih dan sehat atau menyaring cemaran bahan kimia,mikro-
organisme, partikel yang ebrupa debu, kabur, uap, gas. Untuk mencegah masuknya
kotoran yang dapat meggangu system pernafasan dengan menggunakan masker
(Anizar,2009). Menurut Buntaro 2015 ada beberapa jenis masker pelindung
pernafasan yaitu:
1) Respirator pemurni udara (Air Purifying Reapirator)
(a) Cemical respirator
Respirator berfungsi sebagai permbersih udara dengan cara absorbsi atau
adsobrobsi
(b) Mecanical respirator
Filter ini digunakan sebagai perlindungan terhadap paparan aerosol, zat padat
dan aerosol zat cair melalui filtrasi.
(c) Combinasi cemical respirator
Respirator ini dilengkapi dengan filter dan adsorben sehingga relative lebih
berat dari filter. Respirator ini digunakan pada penyemprotan pestisida dan
pengecatan.
2) Respirator penyedia udara (Breathing Aparatus)
(a) Air Hose Respirator/Hose Mask
Cara kerja masker ini sama dnegan air line respirator yang membedakan
adalah diameter pipa udara yang di gunakan lebih besar dari pada air line
respirator sehingga pemakaiannya masih dapat menghirup udara bersih
sekalipun blower dari respirator tersebut tidak berfungsi.
(b) Air Line Respirator
Respirator ini terdiri dari full-half (Head covering helmet), saluran udara (air
line, selinder atau compressor udara yang dilengkapi dengan alat pengatur
tekanan.
(c) Self-Contained Breathing Aparatus (SCBA)
Masker ini di gunakan ditempat-tempat kerja diaman terdapat zat-zat yang
sangat toxic atau difisiensi oksigen.
f. Pelindung Tangan
Alat pelindung tangan adalah berfungsi sebgai pelindung tangan saat bekerja di
tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cidera tangan (Kuswana,2015). Sarung
tangan adalah perlengkapan yang digunakan untuk melindungi tangan dari kontak
bahan kimia, tergores, atau luka akibat sentuhan dengan benda runcing dan tajam
(Listiyarini, 2016). Alat pelindung tangan terbuat dari berbagai macam bahan sesuai
kebutuhan perkerja (Irzal,2016). Menurut bentuknya sarung tangan dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1) Gloves, sarung tangan biasa.
2) Gounlets, sarung tangan yang di lapisi logam
3) Mitts Mittens, sarung tangan yang keempat jarinya dibungkus jadi satu kecuali
ibu jari
g. Pelindung Kaki
Menurut peraturan menteri tenanga kerja dan transmigrasi Republik Indonesia
PER.08/MEN/VII/2010 tentang alat pelindung diri, alat pelindung kaki berfungsi
melindungi kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk
benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajang suhu yang
ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya serta tergelincir(Sholihah, 2014). Alat
pelindung kaki perlengkapan untuk melindungi kaki dari benda-benda seperti kaca,
atau potongan baja, dan aliran listrik (Listiyarini, 2018).
h. Tali Atau Sabuk Pengaman
Sabuk pengaman merupakan suatu alat yang di rancang untuk menahan seseorang
agar tetap di tempat apabila terjadi benturan. Sabuk pengaman di rancang untuk
mengurangi cidera dengan menahan si pemakai dari benturan dengan bagian dalam
kendaraan atau terlempar dari dalam kendaraan (Kuswana, 2015).
Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang
benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L: Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan). APD harus digunakan sesuai dengan jenis
pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai, memastikan APD yang dugunakan
aman untuk keselamatan pekerja, selain itu APD juga harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.

G. 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin)


1. Pengertian 5R

5R merupakan suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara


intensif yang bersal dari jepang yag digunakan oleh manajemen dalam usaha
memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus
meningkatkan kinerja perusahaan/tempat kerja secara menyeluruh.
5 S atau di Indonesia dikenal dengan 5 R merupakan singkatan yang isinya
adalah :
a. SEIRI/Ringkas, merupakan kegiatan menyingkirkan barang-barang yang
tidak diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya
barang yang benar-benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja
b. SEITON/Rapi, segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan
sehingga siap digunakan pada saat diperlukan
c. SEISO/Resik, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja
sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik
d. SEIKETSU/Rawat, merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi
sekaligus mematuhi tahap sebelumnya (3 S/ 3 R)
e. SHITSUKE/Rajin, pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing
pekerja dalam menjalankan seluruh tahapan 5S/ 5R
Penerapan 5S/5R harus dilaksanakan secara bertahap sesuai urutannya. Jika
tahap pertama/Seiri/Ringkas tidak dilakukan dengan baik, maka tahap berikutnya
tidak dapat dijalankan secara maksimal dst.
2. Penerapan 5R
5R dapat diterapkan di seluruh tempat kerja, bahkan di rumah kita sendiri
karena pada hakekatnya semua orang senang dan nyaman bekerja di tempat yang
bersih, rapi, aman, dan nyaman. 5R merupakan teori yang sangat sederhana,
mudah dimengerti oleh semua orang dan sangat mudah diterapkan.
3. Pentingnya 5R
Sebenarnya filosofi melaksanakan 5R adalah untuk mencapai tingkat
efisiensi dan efektivitas yang sangat tinggi. Efisiensi sangat berhubungan dengan
biaya (cost) sedangkan efektif sangat berhubungan dengan waktu. Selain itu 5R
dilaksanakan bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih, sehat,
rapi, aman, nyaman, dan menyenangkan yang akan membentuk personal yang
disiplin, sikap kerja yang positif, budaya positif , peka dan kreatif
4. Cara menerapkannya
Meskipun mudah dan murah akan tetapi kunci dari pelaksanaannya adalah
komitmen dan kepedulian terhadap lingkungan kita..Komitmen tentu saja yang
berhubungan dengan pimpinan sedangkan kepedulian sangat berhubungan erat
dengan seluruh karyawan yang ada dilingkungan pekerjaan, dan terlibat aktif
seluruhnya..sehingga butuh kebersamaan dari seluruh karyawan…
Implementasi 5 R dibutuhkan struktur, sistem dan sumber daya yang tersedia. Adapun
tahapan-tahapan untuk melaksanakan 5 R, sebagai berikut :
a. Persiapan;

1) Komitmen tertulis dari pimpinan; Sebelum 5 R diterapkan di lingkungan


kerja, yang terpenting pada awal adalah adanya komitmen yang kuat dari
pimpinan tinggi. Karena tanpa komitmen tertulis akan sulit diterapkan.

2) Pembentukan struktur organisasi pelaksanaan 5 R. Yang melibatkan dari


pejabat struktural dan karyawan. Struktur organisasi harus disusun
lengkap dengan pembagian tugas dalam tim.

3) Sosialisasi 5 R kepada seluruh karyawan. Agar seluruh karyawan


mendukung kegiatan 5 R, dibutuhkan sosialisasi sebagai sarana pemberian
informasi tentang 5R, misalnya tentang tujuan, struktur, dan kegiatan-
kegiatan 5R.

b. Penerapan;
1) Pelatihan bagi tim 5 R. Pelatihan singkat diperlukan bagi tim 5R, agar
memahami tugas, tujuan dan kegiatan-kegiatannya.

2) Promosi. Promosi perlu dilakukan agar 5 R dapat diterima oleh seluruh


karyawan bahkan sebagai media informasi bagi semua orang yang
berkunjung ke tempat kerja, sehingga tempat kerja mendapatkan citra
yang positif dari pengunjung. Promosi dibuat dengan berbagai media
misalnya pembuatan pamflet, poster, banner, logo, slogan-slogan dll.,
selain itu juga dibuat lomba-lomba antar bagian/unit.

3) Operasional awal, dengan membandingkan sebelum dan sesudah kegiatan.


Misalnya :

No Sebelum Sesudah

1 Ringsep Ringkas / Seiri


2 Ruwet Rapi / Seiton
3 Rusuh Resik / Seiso
4 Rusak Rawat / Seiketsu
5 Remuk Rajin /Shitsuke

Pada saat penerapan, dibutuhkan pembinaan langsung dari anggota tim agar
hasilnya maksimal. Pelaksanaan 5 R dari masing-masing bagian juga diperlukan
kreatifitas dan seni agar hasilnya baik dan lebih menarik.
c. Evaluasi;
Setelah R-1-2-3 (Ringkas, Rapi, Resik) diimplementasikan, maka
dilaksanakan R-4 (Rawat) dengan menyusun standar perawatan. Sebelum
dilakukan evaluasi, perlu dilaksanakan dahulu pembinaan secara berkala,
misalnya setiap bulan sekali atau tiga bulan sekali. Pada saat awal pelaksanaan
diperlukan pembinaan yang lebih sering agar seluruh karyawan memahami setiap
tahapan dalam 5 R. Untuk pelaksanaan pembinaan diperlukan instrumen
pembinaan demikian pula untuk evaluasi dibutuhkan pula instrumen evaluasi,
sehingga diperlukan penetapan indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan 5 R
pada suatu bagian harus diintegrasikan dengan indikator kegiatan yang lain .
d. Pembudayaan;
Rajin/Shitsuke (R ke 5) akan terwujud apabila 5 R sudah menjadi budaya.
Untuk mewujudkan 5 R menjadi budaya dibutuhkan tahapan-tahapan antara lain,
setelah 5 R dilaksanakan secara bertahap, akan menjadi kebiasaan melaksanakan
5 R, selanjutnya dilakukan evaluasi bekelanjutan sehingga menunjukkan bahwa 5
R sudah menjadi budaya kerja di tempat kerja.

ASESMEN FORMATIF
Pilihan Uraian

1. Apa yang dimaksud dengan K3LH?


2. Mengapa setiap karyawan harus dilakukan pemeriksaan awal, berkala maupun khusus?
3. Sebutkan tugas, kewajiban dan wewenang ahli K3 umum!
4. Sebutkan peraturan terkait dengan K3?
5. Faktor apa saja yang menyebabkan kecelakaan kerja?
6. Mengapa penggunaan APD itu penting?
7. Bagaimana cara memilih APD yang benar?
8. APD (pekerja) yang digunakan sudah rusak atau tidak memenuhi persyaratan, apa yang harus
lakukan?
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengendalian lingkungan kerja?
10. Bagaimana cara merawat APD dengan baik dan benar?
11. Manfaat apa yang didapat dalam penerapan ringkas?
12. Standar yang perlu dijaga dalam penerapan rapi?
13. Langkah mudah dalam menerapkan resik di lingkungan kerja?
14. Manfaat dari penerapan rawat di lingkungan kerja?
15. Apa yang dapat menjadi standar dalam rajin?

Kunci Jawaban

1. K3LH merupakan program perusahaan yang dijalankan untuk kesehatan dan keselamatan
kerja bagi karyawannya dan juga untuk menjaga lingkungan hidup sekitarnya agar tetap sehat.
2. Permen No 02 tahun 1980, Pasal 2 ayat (1) : pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-
tingginynya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja
lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja lain dapat terjamin
Permen No 02 tahun 1980, Pasal 3 ayat (1) : pemeriksaan kesehatan berkala
dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada
dalam pekerjaannya, serta memiliki kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari
pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan
Permen No 02 tahun 1980, Pasal 3 ayat (1) : pemeriksaan kesehatan khusus
dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu
terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu
3. Tugas Ahli k3 umum : Membantu pimpinan perusahaan atau pengurus
menyelenggarakan dan meningkatkan usaha keselamatan dan kesehatan kerja,
membantu pengawasan ditaatinya ketentuan-ketentuan perundang-undangan bidang
k3
Kewajiban Ahli k3 umum :
 a) Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan k3 sesuai dengan
bidang yan ditentukan dalam keputusan penunjuknya.
 b) Memberikan laporan kepada menteri tenaga kerja atau pejabat yang ditunjuk
mengenai hasil pelaksanaan tugas
Wewenang AK3 Umum
 a) Memasuki tempat kerja sesuai keputusan penunjukan
 b) Meminta keterangan dan/atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat
k3 di tempat kerja dengan keputusan penunjukkannya
 c) Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan memberikan
persyaratan serta pembinaan k3 yang meliputi
1. Keadaan dan fasilitas kerja
2. Keadaan mesin-mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan lain
3. Penanganan bahan-bahan
4. Proses produksi
5. Sifat pekerjaan
6. Lingkungan kerja
4. Undang-undang yang mengatur K3 adalah:
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan kerja
b. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
c. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. Faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja
a. Faktor Manusia
b. Faktor Lingkungan
c. Faktor Peralatan
6. APD juga menjadi bagian penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman. APD
berguna untuk mengurangi risiko cedera atau penyakit akibat kerja (PAK) bagi pekerja yang
disebabkan oleh bahaya yang ada di tempat kerja.
Beberapa bahaya masih ditemukan di area kerja, bahaya ini meliputi bahaya yang
mengakibatkan cedera pada kepala dan kaki, mata, paru-paru, tubuh dan kulit. Di sinilah APD
pada akhirnya sangat penting digunakan sebagai upaya terakhir untuk meminimalkan risiko
cedera, setelah manajemen melaksanakan pengendalian risiko lainnya.
7. Cara memilih APD yang benar, di antaranya:
a. Melakukan penilaian bahaya (hazard assessment)
b. Mengidentifikasi bahaya
c. Memilih jenis APD yang sesuai dengan bahaya yang telah diidentifikasi
d. Desain dan konstruksi APD harus aman
e. Pastikan APD dipelihara dengan baik dan fungsinya masih optimal
f. Pastikan APD pas dan nyaman digunakan oleh pekerja
g. Pastikan tipe APD kompatibel jika dipakai bersamaan dengan APD lain
h. Harus memenuhi standar yang ditetapkan, misalnya Standar Nasional Indonesia (SNI)
atau American National Standard Institute (ANSI).
8. Jika APD atau komponen APD yang digunakan mengalami kerusakan, aus, sudah
kedaluwarsa, tidak nyaman digunakan atau tidak memenuhi persyaratan, segera beri tahu
atasan Anda, guna menemukan solusi perlindungan lain atau model APD yang berbeda. Anda
juga harus berkonsultasi masalah ketidakmampuan menggunakan APD dengan atasan Anda.
PERMENAKERTRANS PER.08/MEN/VII/2010, Pasal 6 ayat (2):
Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan apabila APD yang
disediakan tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan.
9. Pengendalian lingkungan dimaksudkan sebagai penerapan metode teknik tertentu untuk
menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat ditoleransi oleh
manusia dan lingkungannya
10. Dalam merawat APD, pastikan:
a. APD dirawat dengan baik dan disimpan dengan benar saat tidak digunakan. Simpan APD
di tempat penyimpanan khusus, seperti lemari atau box yang bersih dan tingkat
kelembaban yang tepat.
b. Ikuti petunjuk produsen untuk pemeliharaan dan penggantian APD
c. Perbaikan APD hanya boleh dilakukan oleh spesialis atau orang yang ahli
d. Komponen APD yang rusak atau aus harus diganti dengan komponen dengan merek dan
tipe dari produsen yang sama
e. Pimpinan keselamatan harus menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk perawatan
dan bagaimana melakukannya
f. Pekerja harus menggunakan APD dengan benar dan melaporkan kepada atasan bila APD
hilang, rusak, kedaluwarsa dll.
11. Manfaat dalam penerapan ringkas
a. Mengetahui jumlah fisik barang yang terdapat di lingkungan kerja
Dengan melakukan aktifitas ringkas secara tidak langsung seseorang atau
karyawan akan selalu melakukan cek dan ricek akan barang-barang yang ada di
lingkungan kerja. Hal ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam permintaan
barang dan meminimalisir kehilangan atau kerusakan akan suatu barang.

b. Tidak ada barang yang berlebihan di tempat kerja


Pemilahan terhadap barang yang diperlukan dan tidak diperlukan dapat
menimbulkan dampak positif bagi karyawan di lingkungan kerjanya dimana
seseorang rutin melakukan pemilahan dan tidak adanya penumpukan barang yang
tidak diperlukan lagi di area kerja

12. Standar dalam penerapan rapi


a. Layout

Hal ini dimaksudkan agar mempermudah seseorang dalam merencanakan


penempatan barang yang ada di lingkungan kerja

b. Label

Pemberian label-label terhadap barang-barang yang digunakan dalam proses kerja.


Hal tersebut memberikan manfaat terhadap karyawan untuk mengenali dan
mempermudah dalam mencari sebuah barang yang akan digunakan.

c. Garis-garis batas

Adanya garis batas di tempat kerja agar barang-barang yang ada tidak berpindah
tempat serta membuat semua karyawan yang ada di tempat kerja menjadi taat akan
aturan rapi

13. Langkah menerapkan resik


a. Membuat list daftar alat kebersihan
b. Adanya penanggung jawab kebersihan
c. Pembuatan jadwal kebersihan
14. Manfaat penerapan rawat
a. Peralatan menjadi berumur lebih lama
Dengan merawat karyawan akan dibiasakan untuk peduli pada peralatan-peralatan
yang ada di lingkungan kerja. Hal ini dapat menjadikan peralatan yang dipakai
menjadi awet dan lama umurnya.

b. Ujung-ujungnya perusahaan dapat berkompetisi dengan perusahaan lain


Peralatan-peralatan atau mesin-mesin yang senantiasa dilakukan perawatan
tentunya membuat peralatan tersebut awet atau tidak mudah rusak. Dengan
peralatan yang tidak mudah rusak perusahaan dapat menghemat pengeluaran yang
ada, dan pada akhirnya dana yang digunakan untuk perbaikan dapat digunakan
dalam mengembangkan produk yang dihasilkan

15. Standar dalam rajin


 Komitmen
Penerapan rajin dapat menjadi terhambat apabila tidak ada tindak lanjut dari
managemen. Tindak lanjut ini dapat berupa bentuk teladan dari atasan untuk
bersama-sama melaksanakan standart-standart yang telah dibuat juga dapat berupa
bentuk penghargaan terhadap karyawan yang menjadi teladan 5R (ringkas, rapi,
resik, rawat, rajin)
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL PROJECT SISWA
INSTRUMEN PENILAIAN
ASPEK Belum Kompeten (0-6) Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
Proses pembahasan Peserta didik tidak terlibat Peserta didik terlibat Peserta didik terlibat Peserta didik terlibat dalam
masalah proses bisnis dalam permasalahan masalah dalam pembahasan dalam pembahasan pembahasan masalah proses
di DPIB proses bisnis di DPIB masalah proses bisnis di masalah proses bisnis di bisnis di DPIB secara aktif
DPIB namun kurang aktif DPIB secara aktif tetapi dan terjadi adanya diskusi
tidak ada diskusi
Proses pemaparan Peserta didik tidak mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik memaparkan
hasil memaparkan project yang memaparkan project yang memaparkan project yang project yang dibuatnya
dibuatnya dibuatnya namun dengan dibuatnya dengan sikap dengan sikap yang baik dan
sikap yang kurang baik yang baik namun tidak mampu berdiskusi
mampu berdiskusi
Hasil penyusunan Peserta didik tidak mampu Peserta didik kurang Peserta didik mampu Peserta didik mampu
timeline dan project menyusun timeline dan mampu menyusun timeline menyusun timeline tetapi menyusun timeline dan
project dengan baik dan project yang baik project yang dihasilkan project yang dihasilkan
kurang baik dengan baik
Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten
PEMBELAJARAN REMEDIASI

Siswa melakukan
 Membaca kembali materi yang telah diberikan
 Membuat Poster tentang K3 dengan ketentuan :
a. Menggunakan kertas A4
b. Diberi garis tepi
c. Dibuat semenarik mungkin.
GLOSARIUM

Absorbsi : Proses terjebaknya suatu partikel terlarut yang berukuran


kurang dari 10-9m dan koloid berdiameter 10-9-10-6 m oleh
bahan yang berpori (absorbent)

Adsorpsi : Suatu peristiwa terkontaknya pertikel padatan dan cairan pada


kondisi tertentu sehingga sebagian partikel pengotor terjerap
(menempel pada permukaan rongga) di permukaan padatan dan
konsentrasi partikel pengotor yang tidak terjerap (menempel
pada permukaan rongga) mengalami perubahan

Aerosol : Partikel zat yang ada di udara atau gas.

Departement Tenaga : Kementrian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


Kerja bidang ketenagakerjaan untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.

Ear Muff : Alat pelindung telinga yang terdiri dari dua buah tutup telinga
dan sebuah head band.

Ear Plug : Sumbat telinga yang dapat menahan frekuensi tertentu sehingga
frekuensi pembicaraan tidak terganggu

Instansi : Badan pemerintahan umum (seperti jawatan atau kantor)

Konsiditas : Sebuah usaha untuk menyatukan dan memperkuat hubungan


antara dua kelompok atau lebih sehingga terbentuk entitas yang
lebih kuat.

Nilai ambang batas : Nilai minimal yang harus dipenuhi oleh setiap peserta

Rekayasa : Penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan


(Engineering) permasalahan manusia

Supervise medis : Melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh


atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan,
dan jika ditemukan masalah segera diberi petunjuk atau bantuan
langsung untuk mengatasi masalah tersebut.
Transmigrasi : Perpindahan penduduk dari suatu daerah yang padat
penduduknya yang ditetapkan di dalam wilayah Republik
Indonesia guna kepentingan negara dan atasan yang dipandang
perlu oleh pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/mining/article/download/107814/103024

http://safetynet.asia/materi-tentang-5r-dan-k3/

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/ir-sugiyono-mkes/materi-k3-bag01.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/197912032015042001/pendidikan/PERTEMUAN%205-
6%20KECELAKAAN%20KERJA.pdf

https://belajark3.com/materi-k3/materi/5R.pdf

https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/2019/05/06/5-r-ringkas-rapi-resik-rawat-rajin-antara-
slogan-dan-pelaksanaan/

https://environment-indonesia.com/pentingnya-penerapan-k3lh/

https://media.neliti.com/media/publications/286399-hubungan-penggunaan-alat-pelindung-
diri-37e0bae8.pdf

https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-PRO205-PRO205-Slide-11.pdf

https://upp.ac.id/blog/tujuan-k3-keselamatan-dan-kesehatan

https://www.pengelasan.net/k3lh/
RINGKASAN MATERI

Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan adalah program keahlian yang mempelajari
tentang perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan bangunan mulai dari pengukuran lahan, pra
rencana bangunan, perhitungan konstruksi hingga tersaji desain akhir dengan didampingi hasil
perhitungan rencana anggaran biaya, rencana kerja, dan syarat (RKS) pelaksanaan kerja.
Desain Pemodelan dan Informatika Bangunan mempunyai peran dalam kontribusi pada
penataan lahan kota/kabupaten, karena informasi dari rencana tata kota/kabupaten membantu
dalam berkesinambungan pada perencanaan bangunan untuk mengurangi ketidakpastian
desain, menemukan masalah dan penyelesaiannya, meningkatkan keselamatan, dan simulasi
proses pembangunan serta menganalisis dampak masalah potensial yang mungkin timbul.
Dasar dasar Pemodelan dan Informasi Bangunan adalah mata pelajaran yang mendasari
penguasaan bidang keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan dengan elemen
mulai dari gambar Teknik dasar, statika bangunan, pekerjaan dasar konstruksi bangunan, dan
pekerjaan pengukuran tanah. Mata Pelajaran Dasar dasar Desain Pemodelan dan Informasi
Bangunan menjadi unit kompetensi yang membekali peserta didik untuk mempunyai pilihan
karir antara lain meduduki jabatan kerja sebagai perencana, pelaksana dan/atau pengawas
pada konsultan maupun kontraktor bangunan, melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi, atau menjadi entrepreneur dalam bidang properti.

1. Proses Bisnis
Tujuan akhir bagi setiap wirausahawan adalah keberhalisan bisnis meskipun mengetahui
resiko bahwasanya salah dalam melangkah dapat menjadi masalah besar dan bisa saja
menghabiskan banyak uang supaya dapat menutupinya. Maka dari itu sangat pentingn
merencanakan dan merancang proses bisnis supaya seluruh alur berjalan dengan baik. Proses
bisnis ialah tentang tepat melangkah dalam memainkan peran penting dalam mengelola
penawaran kepada pelanggan. Proses bisnis iarah serangkaian langkah yang saling berkaitan
yang sudah ditugaskan kepada setiap pemangku kepentingan agar pekerjaan dapat
memberikan produk atau layanan kepada pelanggan. Dalam pelaksanaan tugas khusus, Setiap
pemangku kepentingan menjadi spesialis untuk mencapai tujuan konkret. Langkah-langkah
ini sering diulang oleh para pengguna dengan cara standar dan dimaksimalkan. Setiap
pengusaha berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi negara mana pun. Dengan ide,
kerja keras, dan imajinasi seorang wirausahawan, sebuah usaha dapat dibentuk dengan segera.
Jadi, kita dapat mengatakan bahwa ada berbagai faktor yang memengaruhi keberhasilan dan
kinerja seorang pengusaha yaitu: 1) factor ekonomi, 2) factor social, 3) factor budaya, 4)
Keterseidaan sumber daya, dan 5) dukungan keluarga.
Keberhasilan perencanaan pada sebuah proyek bangunan gedung teergantung dari kesiapan
dokumen perencanaan. Semua gedung harus melalui tahapan perencanaan bangunan yang
baik, dengan landasan memenuhi persyaratan bangunan yang bagus. Kecuali persyaratan
kekuatan, semua persyaratan lain dari bangunan agar baik, dilaksanakan pada tahap
perencanaan. Persyaratan kekuatan dilakukan selama desain struktur komponen bangunan.
Namun dalam perencanaanya tidak berbenturan dengan aturan undang-undang konstruksi dan
tata ruang yang berlaku. Perencanaan dari Bangunan adalah suatu seni yang dikombinasikan
dengan ilmu sains. Prinsip perencanaan bangunan dapat dikelompokkan menjadi:
1) Orientasi
2) Efisiensi
3) Energi
4) Utilitas
5) Persyaratan bangunan lainnya.
Desain adalah kerangka bentuk rancangan untuk membuat obyek baru dalam bentuk sebuah
rencana. Dalam bidang konstruksi, desain menjadi pusat perhatian karena bertujuan untuk
menonjolkan unsur suatu objek, sehingga mencapai nilai artistik. Pada praktek desain
arsitektur dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika yang pengidentifikasian ruang
digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latarbelakang (background).
Membuat desain, spesifikasi dan gambar-gambar perencanaan teknik sebagai upaya untuk
menentukan persyaratan bangunan yang diinginkan agar bangunan dapat berfungsi baik,
menjamin keselamatan (keamanan/kekuatan termasuk kenyamanan) dan kesehatan
masyarakat penggunanya. Bangunan akan dibuat sesuai persyaratan/kriteria desain bangunan
yang telah ditetapkan sesuai alternatif-alternatif desain/rancangan. Pemilihan desain harus
mempertimbangkan dampak lingkungan yang muncul akibat dari pelaksanaan pekerjaan
nanti. Hasil Desain dituangkan dalam gambar teknik/gambar perencanaan berdasarkan hasil
perhitungan dan spesifikasi teknis dicantumkan hal-hal penting yang berkenaan dengan mutu
prasarana. Hasil desain ini harus memberikan jaminan bahwa rencana bangunan bermanfaat
bagi masyarakat, rencana teknis bangunan sesuai standar teknis yaitu bangunan dapat
berfungsi optimal, menjamin keselamatan (kekuatan dan keamanan), kesehatan warga
pengguna, tidak menimbulkan dampak negatif atas lingkungan dan sosial-budaya setempat
serta mudah dan aman diakses oleh warga pengguna bangunan. Proses desain yang baik
mempengaruhi kemudahan pelaksanaan di lapangan dan mempengaruhi kemudahan dalam
pemeliharaan. Jika dalam proses desain sudah memperhatikan proses pemeliharaan
kedepannya, maka akan memudahkan proses pemeliharaan saat bangunan tersebut sudah di
operasionalkan. Selama ini yang sering terjadi setelah desain selesai dilaksanakan mengalami
kesulitan dalam hal pemeliharaan atau perawatannya. Sampai saat ini masih jarang perencana
yang memperhatikan tahapan pemeliharaan kedepannya.
Menurut Hanif (2007) dalam Femi (2014) kesalahan yang paling sering dilakukan oleh
desainer dalam mendesain bangunan adalah berfokus pada tampilan elemen estetika terbaik
dan tidak memikirkan pemeliharaan, karena sebagian besar dari desainer beranggapan bahwa
proses pemeliharaan baru setelah bangunan selesai. Anggapan tersebut salah karena perhatian
terhadap pemeliharaan harus dimulai pada saat tahap awal dalam proses desain. Pemodelan
merupakan pola atau contoh dari sesuatunyang akan dirancang. Bentuknya dapat berupa
model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer), atau
rumusan matematis. Tujuan pemodelan adalah untuk memberi prediksi, menganalisa yang
mendekati kenyataan sebelum sistem di terapkan di lapangan. Model yang dibuat digolongkan
menjadi pemodelan dua dimensi (2D), tiga dimensi (3D), empat dimensi (4D).
Pemodelan dalam pekerjaan konstruksi bangunan merupakan hal utama yang dilakukan ketika
merancang suatu struktur konstruksi bangunan. Pemodelan suatu konstruksi bangunan
dilakukan pada fase perencanaan sehingga pada fase ini dihasilkan suatu produk perencanaan
yaitu DED (Detailed Engineering Design) dan As Built Drawing sebagai shop drawing
sebelum melaksanakan konstruksi. Dalam beberapa hal, pemodelan dilakukan saat pasca
konstruksi yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kelayakan suatu struktur
konstruksi bangunan dari segi efisiensi dan efektifitas terhadap pengerjaan, pemilihan
material, dan penggunaan. Untuk menghasilkan mutu desain pemodelan diperlukan upaya
perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Untuk
meningkatkan mutu tidak mudah, diperlukan usaha yang keras dan serius. Banyak perusahaan
yang belum memahami bagaimana cara meningkatkan mutu atau tidak puas dengan mutu
yang telah dicapai. Desain dan pengembangan sistem biaya mutu untuk proyek konstruksi
sampai saat ini telah dibatasi karena kompleksitas yang terkait dengan pengelolaan informasi
dari sejumlah perusahaan dengan pendekatan yang berbeda untuk mengelola kualitas (Love P,
Irani Z, 2003). Oleh karena itu dibutuhkan sistem informasi yang dapat digunakan untuk
mengelola kualitas sehingga kinerja organisasi dapat dipantau dan biaya kualitas telah
ditentukan. Dalam melakukan sebuah proyek, setiap manajemen proyek pasti akan
mengarahkan pada perencanaan yang baik dan tepat, perencanaan yang dimaksud adalah
melakukan sebuah pekerjaan mencakup seluruh proses awal hingga akhir dengan
memaksimalkan kualitas dan kapabilitas, sehingga setiap rencana yang sudah dirancang
sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada era globalisasi dewasa ini perkembangan tehknologi
berkembang begitu pesat, sangat luas dan menjangkau di berbagai bidang. Namun pada
dasarnya mengarah pada satu tujuan yaitu meningkatkan kemudahan, keakuratan dan
kecepatan. Sistem komputerisasi sebagai salah satu media informasi telah memberikan
peranan yang sangat penting dalam dunia.

2. Peluang Usaha
Peluang usaha terdiri atas dua suku kata yakni kata Peluang dan Usaha. Peluang bisa diartikan
dengan kesempatan atau suatu hal dapat menghasilkan keuntungan. Sedangkan Usaha
diartikan dengan suatu perbuatan untuk mengarahkan tenaga dan pikiran dalam meraih target
atau tujuan. Maka dari itu, peluang usaha dapat di artikan suatu kesempatan yang datang, dan
dapat dimanfaatkan demi mendapatkan keuntunngan. Atau bisa pula diartikan sebagai
kesempatan yang muncul di waktu tertenu yang dapat memberikan kesempatan besar supaya
memperoleh keuntungan apabila dalam kesempatan tersebut dilakukan suatu perbuatan
dengan mengarahkan tenaga dan pikiran. Peluang usaha untuk memulai bisnis sangat
diperlukan terutama bagi para pebisnis pemula. Seorang wirausahawan yang mampu
menangkap dan memperoleh peluang usaha maka ia dapat menggunakan informasi potensial
tersebut sebagai bahan untuk merancang dan merencanakan sebuah bisnis. Dengan
mendapatkan peluang usaha yang baru, bisnis yang dirintis dapat dengan cepat tumbuh dan
berkembang. Memulai sebuah usaha memang bukanlah perkara yang mudah. Namun jika
sudah menemukan sebuah peluang, maka bisnis yang akan dimulai dapat berjalan dengan
lancar. Kemampuan membaca peluang sifatnya sangat penting dalam memulai bisnis sebagai
bekal menghadapi persaingan yang keras.

3. Jenis Bisnis di Bidang Kontruksi


Peluang usaha dalam dunia bangunan cukup banyak, Anda memiliki banyak pilihan usaha
bangunan yang dapat dijalankan untuK menambah pemasukan, diantaranya adalah:
1) Jasa desain interior rumah
Peluang usaha bidang bangunan yang pertama adalah jasa desain interior. Beberapa orang
masih banyak yang beranggapan jika jasa desain interior dan arsitektur merupakan kesatuan
atau sama. Padahal keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Desainer interior merupakan
sebuah profesi yang memberikan pelayanan dalam merencanakan tata letak serta perancangan
ruangan di dalam bagian sebuah hunian atau sebuah bangunan. Layanan dari desainer interior
tidak hanya mampu mendesain ruangan menjadi terlihat indah dipandang mata namun juga
harus mempertimbangan kesehatan serta kondisi ruangan itu sendiri. Selain itu desainer
interior harus mampu dalam merancang ruangan yang fungsional seperti memilih warna,
penggunaan material, jenis perabot atau furnitur.
2) Arsitek
Peluang bisnis selanjutnya dalam bidang bangunan adalah arsitek. Arsitek merupakan profesi
yang merancang semua jenis bangunan, baik itu tempat tinggal, hotel, Vila, tempat ibadah,
rumah sakit, dan beberapa fungsi lainnya. Ini tergolong peluang usaha bidang bangunan yang
perlu di dukung dengan skill khusus. Saat ini banyak sekolah lokal yang telah melahirkan
arsitektur berkelas internasional.
3) Toko bangunan
Selain membutuhkan jasa pekerja, dalam sebuah proyek bangunan juga membutuhkan segala
bahan, peralatan atau yang biasa disebut dengan bahan material. Dengan begitu usaha menjual
segala kebutuhan bahan bangunan ini akan memiliki yang cukup besar. Peluang toko
bangunan ini akan lebih berkembang jika menjalin kerjasama dengan jasa kontraktor
4) Jasa Kontraktor Jasa kontraktor yang menyediakan perencanaan dan pengerjaan pada
konstruksi bangunan, sebuah profesi yang juga memiliki peluang yang besar. Cara
mengembangkan usaha kontraktor bisa dengan menjalin kerjasama dengan sebuah toko
bangunan.
5) Agen property Peluang usaha bidang bangunan yang ke enam adalah agen properti. Agen
properti merupakan sebuah profesi yang menjualkan rumah ataupun gedung dengan
memasang pengumuman untuk pemasaran. Hal ini erat kaitannya dengan rumah merupakan
kebutuhan poko yang perlu untuk di penuhi.
SOAL LATIHAN

1. Bagaimanakah pandangan anda perihal perencanaan bisnis yang anda pikirkan dalam bidang
kontruksi!
2. Uraikan yang kamu ketahui tentang peluang kerja dan bisnis di bidang desain pemodelan dan
informasi bangunan!
3. Faktor-faktor apa saja yang menjadikan sesorang dapat menjalankan bisnisnya dengan baik!
4. Jelaskan jenis-jenis bisnis konstruksi dari yang sudah kamu pelajari!
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL PROJECT SISWA
INSTRUMEN PENILAIAN
ASPEK Belum Kompeten (0-6) Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
Proses Peserta didik tidak terlibat Peserta didik terlibat dalam Peserta didik terlibat dalam Peserta didik terlibat dalam
pembahasan dalam pembahasan masalah pembahasan masalah proses pembahasan masalah proses pembahasan masalah
masalah proses bisnis di DPIB bisnis di DPIB namun kurang bisnis di DPIB secara aktif proses bisnis di DPIB
proses bisnis aktif tetapi menutup diri untuk secara aktif dan terbuka
di DPIB diskusi untuk diskusi
Proses Peserta didik tidak mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik memaparkan
pemaparan hasil memaparkan project yang memaparkan project yang memaparkan project yang project yang dibuatnya
dibuatnya dibuatnya namun dengan dibuatnya dengan sikap yang dengan sikap yang baik
sikap yang kurang baik baik namun tidak mampu dan mampu berdiskusi
berdiskusi
Hasil Peserta didik tidak Peserta didik kurang mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
penyusunan mampu menyusun menyusun timeline dan project menyusun timeline tetapi menyusun timeline dan
timeline dan timeline dan project yang baik project yang dihasilkan project yang dihasilkan pun
project dengan baik kurang baik baik
Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten
PEMBELAJARAN REMEDIASI
Siswa melakukan

 Pencarian informasi mengenai proses bisnis di DPIB melalui internet


 Menuangkan informasi yang didapat nya kedalam bentuk Mind Mapping
GLOSARIUM

As Built Drawing : Gambar rekaman akhir yang dibuat sesuai dengan kondisi terbangun di lapangan
yang telah mengadopsi semua perubahan selama proses pekerjaan konstruks

Bangunan : Struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen
di suatu tempat.

Desain : Seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya

Desain arsitektur : Desain dari hasil seni yang dilakukan oleh setiap individu untuk berimajinasikan
diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan Desain Bangunan : Kerangka bentuk suatu
bangunan (rumah, taman dan sebagainya) Desain struktur : Susunan garis, bentuk, warna, tekstur dan
ukuran dari suatu rancangan benda Detail Engineering Design : Produk dari konsultan perencana, yang
biasa digunakan dalam membuat sebuah perencanaan (gambar kerja) detail bangunan sipil seperti
gedung, kolam renang, jalan, jembatan, bendungan, dan pekerjaan konstruksi lainnya
Drafter : Orang yang bertugas membuat gambar teknik.

Gambar : Karya seni rupa dua dimensi yang berfungsi untuk untuk menerangkan ataupun menjelaskan
sesuatu.

Owner : Pemilik perusahaan atau berinvestasi di perusahaan Peluang Bisnis : Salah satu peluang untuk
mencapai tujuan (laba, uang, kekayaan) dengan menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki
orang untuk berbisnis. Peluang Kerja : Sebuah keadaan yang dapat menggambarkan jumlah ataupun
ketersediaan lowongan pekerjaan yang dapat dimanfaatkan/diisi oleh para pencari kerja/angkatan
kerja.
DAFTAR PUSTAKA

https://adoc.pub/bab-ii-proses-bisnisacbcd334ba3d71b5b4ae637811228a2c57802.html

https://sites.google.com/view/dpibsmkn1sedayu/profil-jurusan

https://www.adhyaksapersada.co.id/bisnis-konstruksi/

https://www.coursehero.com/file/34546377/Sesi-3A-Proses-Bisnis-Konstruksippt/

https://www.cekindo.com/id/blog/memulai-usaha-jasa-konstruksi

https://media.neliti.com/media/publications/221650-potensi-bisnis-usaha-jasa-konstruksi-di.pdf

Anda mungkin juga menyukai