PERUNTUKAN MODUL :
KELAS X PROGRAM KEAHLIAN DESAIN
PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN
(DPIB) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
PENULIS :
SOVIA HARYATI, S.Pd.Gr. M.Pd.T
(SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI)
PENELAAH :
ALI ANTON SENOAJI, S.T., M.Eng
(SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA)
2
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
No Komponen Deskripsi
.
1 Nama Penyusun, Institusi, Sovia Haryati, SMK Negeri 1 Bukittinggi,
dan tahun disusun 2021
2 Jenjang Sekolah SMK
3 Kelas X
4 Alokasi Waktu (menit) 4 x 6 x 45 menit (1080 menit)
5 Fase Capaian Pembelajaran Fase E
6 Domain Capaian Elemen 7 : Perhitungan Statika
Pembelajaran Bangunan
7 Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu membedakan
macam-macam elemen struktur dengan
kata-kata sendiri, tumpuan, beban dan
menghitung reaksi tumpuan serta dapat
menghitung gaya batang dengan
metoda titik buhul dan Cremona.
8 Kata Kunci (materi pokok) Statika Bangunan
9 Pengetahuan Prasyarat Tidak ada
10 Profil Pelajar Pancasila yang Beriman dan bertakwa kepada Tuhan
berkaitan YME dan berakhlak mulia, Mandiri,
Bernalar Kritis dan Kreatif
11 Sarana Prasarana Laptop, Jaringan Internet, Proyektor,
Spidol, Papan Tulis
12 Kode Perangkat DPIB.E.SOH.10.2
13 Karakteristik Peserta Didik Tipikal/ Reguler
14 Jumlah Peserta Didik 36 siswa
15 Pengayaan Ya
16 Alternatif Penjelasan Tidak
Khusus
17 Moda (PJJ, TM, Blended) Tatap Muka
3
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
18 Materi atau sumber Materi dari Modul Ajar
pembelajaran yang utama Buku :
a. Sulistyowati, Naniek, 2021 Dasar-
dasar Desain Pemodelan dan
Informasi Bangunan. Jakarta: Dirjen
Vokasi Kemenristek
b. Nugroho, Ridlho Erfan, 2018.
Mekanika Teknik. Yogyakarta: Andi.
19 Alat dan bahan yang Pensil, buku, penghapus, sepasang siku
diperlukan
20 Perkiraan biaya yang -
dikeluarkan siswa
21 Persiapan Pembelajaran a. Mempersiapkan semua alat dan
bahan yang akan digunakan
b. Mempersiapkan video yang akan
ditayangkan
c. Membuat pemetaan siswa untuk
pembagian kelompok
d. Menggandakan LKPD dan materi
pada Modul Ajar
22 Urutan Kegiatan a. Pertemuan 1. Menjelaskan macam-
macam elemen struktur
b. Pertemuan 2 Menjelaskan tumpuan,
beban dan menghitung reaksi
tumpuan
c. Pertemuan 3 Menghitung gaya
rangka batang dengan metoda titik
buhul
d. Pertemuan 4 Menghitung gaya
rangka batang dengan metoda
Cremona
4
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Awal 20 menit
1. Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa
memimpin doa
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru memastikan kesiapan peserta didik dan lingkungan kelas
4. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang
diajarkan minggu lalu kepada siswa
5. Guru menyampaikan topik atau materi yang akan dipelajari yaitu
elemen struktur dengan tujuan pembelajaran (Peserta didik
dapat memahami macam-macam elemen struktur.)
Kegiatan Inti 210
menit
1. Guru menayangkan video tentang bermacam-macam elemen
struktur.
2. Membentuk 8 kelompok belajar beranggotakan 4-5 siswa
3. Membagikan judul sub materi yang akan dibahas siswa dengan
sistem lotre.
Siswa secara berkelompok :
1. Mencari informasi berdasarkan video yang baru ditonton dan
membaca referensi buku atau e- book, jurnal, makalah, serta
video lain yang relevan dengan sesuai dengan judul sub materi
yang didapat dari guru
2. Mencermati bahan referensi dan membahasnya dengan teman
sekelompok
5
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
3. Bertanya kepada guru untuk penegasan hal-hal yang dirasa
perlu
4. Membuat resume materi tersebut sesuai dengan lembar kerja
kelompok yang sudah dibagikan guru.
5. Mempresentasikan hasil kerja kelompok secara tatap muka
6. Setiap kelompok yang tampil memberi kesempatan kepada
kelompok lain untuk menanggapi hasil kerja kelompok mereka.
Penutup : 40 menit
1. Guru memberi tanggapan terkait topik yang dibahas dan setiap
kelompok diberi kesempatan merevisi hasil kerja kelompok
mereka
2. Guru memberi pujian untuk setiap tampilan kelompok
3. Refleksi Guru dan siswa
4. Guru meminta masing-masing kelompok membagikan hasil
kerja kelompok mereka kedalam group WhatsApp kelas, agar
semua siswa dapat memiliki bahasan materi tersebut.
5. Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
6. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa bersama
sebelum mengakhiri pelajaran.
Pertemuan 2
Kegiatan Awal 20 menit
1. Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa
memimpin doa
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru memastikan kesiapan peserta didik dan lingkungan kelas
4. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang
diajarkan minggu lalu kepada siswa
5. Guru menyampaikan topik atau materi yang akan dipelajari yaitu
tumpuan, beban dan reaksi tumpuan, dengan tujuan
6
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
pembelajaran (Peserta didik dapat memahami macam-
macam tumpuan, beban dan menghitung reaksi tumpuan.)
Pertemuan 3
Kegiatan Awal 10 menit
1. Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa
memimpin doa
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru memastikan kesiapan peserta didik dan lingkungan kelas
7
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
4. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang
diajarkan minggu lalu kepada siswa
5. Guru menyampaikan topik atau materi yang akan dipelajari yaitu
mengitung gaya rangka batang sederhana secara metoda
titik buhul, dengan tujuan pembelajaran (peserta didik dapat
menghitung gaya rangka batang dengan metoda titik buhul
dan cremona)
Kegiatan Inti 220
menit
1. Guru menayangkan video bermacam-macam rangka batang
2. Guru mendemontrasikan cara menghitung gaya batang dengan
cara metoda titik buhul.
2. Guru membagikan LKPD pertemuan ini dan siswa diminta
secara mandiri mengerjakan tugas yang ada dalam LKPD.
3. Guru mendatangi meja siswa secara bergiliran dan menanyakan
kesulitan siswa dalam mengerjakan LKPD
Siswa :
1. Mengitung gaya batang rangka batang yang ada pada LKPD
2. Menggali informasi penting dan bermakna bagi kehidupan yang
ada dalam materi tersebut
3. Bertanya kepada guru untuk penegasan hal-hal yang dirasa
perlu
4. Mengumpulkan LKPD yang sudah dikerjakan
Penutup : 40 menit
1. Guru memberi tanggapan terkait LKPD yang diserahkan siswa
2. Guru memberi pujian untuk hasil siswa yang diatas capaian rata-
rata
3. Refleksi Guru dan siswa
4. Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
8
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
5. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa bersama
sebelum mengakhiri pelajaran.
Pertemuan 4
Kegiatan Awal 10 menit
1. Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa
memimpin doa
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru memastikan kesiapan peserta didik dan lingkungan kelas
4. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang
diajarkan minggu lalu kepada siswa
5. Guru menyampaikan topik atau materi yang akan dipelajari yaitu
mengitung gaya rangka batang sederhana secara metoda
cremona, dengan tujuan pembelajaran (peserta didik dapat
menghitung gaya rangka batang dengan metoda titik buhul
dan cremona)
Kegiatan Inti 220
menit
1. Guru menayangkan video bermacam-macam rangka batang
2. Guru mendemontrasikan cara menghitung gaya batang dengan
cara metoda cremona
2. Guru membagikan LKPD pertemuan ini dan siswa diminta
secara mandiri mengerjakan tugas yang ada dalam LKPD.
3. Guru mendatangi meja siswa secara bergiliran dan menanyakan
kesulitan siswa dalam mengerjakan LKPD
Siswa :
1. Mengitung gaya batang rangka batang yang ada pada LKPD
2. Menggali informasi penting dan bermakna bagi kehidupan yang
ada dalam materi tersebut
3. Bertanya kepada guru untuk penegasan hal-hal yang dirasa
perlu
4. Mengumpulkan LKPD yang sudah dikerjakan
9
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Penutup : 40 menit
1. Guru memberi tanggapan terkait LKPD yang dikumpulkan dan
memberi pujian untuk hasil siswa yang diatas capaian rata-rata
2. Refleksi Guru dan siswa
3. Guru menyampaikan topik untuk pertemuan berikutnya.
4. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa bersama
sebelum mengakhiri pelajaran.
10
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Asesment
1. Komponen Penilaian
Skala 1 2 3 4 skor
Kriteria
Kejelasan Presentasi ( bobot 1 )
1. Sistematika dan organisasi
2. Bahasa yang digunakan
3. Suara
Pengetahuan ( bobot 2 )
1. Penguasaan materi presentasi
2. Memberikan contoh yang relevan
11
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
3. Dapat menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan materi
Penampilan ( bobot 1 )
1. Presentasi menarik
2. Kerapian, kesopanan dan percaya diri
2. Rubrik Penilaian :
Komponen yang Sko
No. Kriteria
dinilai r
1 Sistematika dan Pembagian tugas sangat sistematis 4
organisasi Pembagian tugas sistematis 3
Pembagian tugas kurang sistematis 2
Pembagian tugas tidak sistematis 1
2 Bahasa yang Sangat baik dan mudah dipahami 4
digunakan Baik dan mudah dipahami 3
Baik kurang dapat dipahami 2
Tidak baik dan bertele - tele 1
3 Suara Sangat lantang dan jelas 4
Lantang dan jelas 3
Kurang lantang dan kurang jelas 2
Tidak lantang dan tidak jelas 1
4 Penguasaan materi Materi sangat dikuasai 4
presentasi Materi dikuasai 3
Materi kurang dikuasai 2
Materi tidak dikuasai 1
5 Memberikan contoh Contoh yang diberikan sangat relevan 4
yang relevan Contoh yang diberikan relevan 3
Contoh yang diberikan kurang relevan 2
Contoh yang diberikan tidak relevan 1
6 Dapat menjawab Jawaban sangat tepat 4
pertanyaan yang Jawaban tepat 3
berhubungan dengan Jawaban kurang tepat 2
materi Jawaban tidak tepat 1
7 Presentasi menarik Presentasi sangat menarik 4
Presentasi menarik 3
12
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Presentasi kurang menarik 2
Presentasi tidak menarik 1
8 Kerapian, kesopanan Penampilan sangat rapi, sopan dan 4
dan percaya diri percaya diri
Penampilan rapi, sopan dan percaya 3
diri
Penampilan kurang rapi, sopan dan 2
percaya diri
Penampilan tidak rapi, sopan dan 1
percaya diri
3. Rumusan penilaian
Penjelasan :
Skor diperoleh = skala x bobot
Kejelasan presentasi = (3x1)+(3x1)+(3x1) = 9
Pengetahuan = (2x2)+(2x2)+(2x2) = 12
Penampilan = (4x1)+(4x1) = 8
Total skor = 29
Skor Maksimum = (3x4x1)+(3x4x2)+(2x4x1)=12+24+8 = 44
(jumlah kriteria x skala mak x bobot)
Nilai Akhir Jika dikonversi ke skala 0 - 100 = 29/44 x 100 = 65,91 = 66
4. Lembar Penilaian
Kejelasan Penampi
Kriteria Penilaian Pengetahuan
No Presentasi lan
Nama Kelompok 1 2 3 1 2 3 1 2
1
2
3
Dst.
B. Tertulis
1. Pertemuan 3. Setelah paparan dan demostrasi guru tentang
perhitungan gaya pada rangka batang dengan metoda titik buhul,
13
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
maka siswa ditugaskan untuk melakukan perhitungan gaya pada
rangka batang sesuai dengan soal yang diberikan secara individu.
2. Pertemuan 4. Setelah paparan dan demostrasi guru tentang
perhitungan gaya pada rangka batang dengan metoda Cremona,
maka siswa ditugaskan untuk melakukan perhitungan gaya pada
rangka batang sesuai dengan soal yang diberikan secara individu.
Rubrik penilaian
14
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Refleksi Guru
a. Apa yang menurutmu berhasil kita dapat dari diskusi kelompok ini ?
b. Kesulitan apa yang dialami dalam belajar dengan sistem kerja kelompok
c. Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar ini ?
d. Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik ?
Daftar Pustaka
15
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Bahan Bacaan Guru
Remedial
Kelompok yang tidak berhasil tampil pada pertemuan 1 dan 2 akan diberi
waktu tambahan untuk tampil di pertemuan 3.
Siswa yang tidak dapat menyelesai soal perhitungan pada pertemuan 3
akan diberikan waktu tambahan pengumpulan pada pertemuan 4 dengan
sebelumnya menerangkan kembali bagian-bagian yang belum dipahami oleh
siswa.
Siswa yang tidak dapat menyelesai soal perhitungan pada pertemuan 4
akan diberikan waktu tambahan pengumpulan pada pertemuan berikutnya
dengan sebelumnya menerangkan kembali bagian-bagian yang belum dipahami
oleh siswa.
Pengayaan : Menghitung gaya batang pada rangka batang dengan
metoda titik buhul dan Cremona.
Untuk siswa yang memenuhi kriteria pengayaan, diberikan file materi
tentang Ritter dan Cullman untuk dipelajari secara mandiri sebagai bahan
referensi bahwa gaya batang dapat dicari dengan berbagai cara.
16
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Lampiran 1 – Lembar Kerja Siswa - Pertemuan 1
A. Identitas
Nama Kelompok :
Kelas :
Nama Peserta 1
.
2
.
3
.
4
.
5
.
B. Pembahasan
Sub Materi :
Defenisi
17
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Kegunaan
Gambar
Keterangan
pendukung
lainnya
18
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Lampiran 1 – Lembar Kerja Siswa - Pertemuan 2
A. Identitas
Nama Kelompok :
Kelas :
Nama Peserta 1
.
2
.
3
.
4
.
5
.
19
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
B. Pembahasan
Kerjakanlah soal dibawah ini dengan baik dan benar
Selesaikan soal-soal dibawah ini. Cari Ra dan Rb serta Koreksinya.
1.
F = 20 N
a=5m b = 10 m
L =15 m RB
RA
2.
F=5N
a=9m b=4m
L = 13 m
RA RB
3.
F1 = 4 N F2 = 5 N
2m 3m 2m
L=7m
RB
RA
20
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
4. : F1 = 4 N
F2 = 6 N
2m 3m 1m
L=6m
RB
RA
P2 = 3 N
P1 = 4 N
P3 = 2 N
RA RB
21
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
6. Diketahui Batang AB (A = sendi, B = rol) dengan gaya P1 = 3N bersudut 45 °,P2 =
4N bersudut 60°. Tentukan reaksi tumpuan A (RA) dan di B (RB), dan koreksi.
P2 = 4 N
P1 = 3 N
RA RB
22
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Lampiran 1 – Lembar Kerja Siswa - Pertemuan 3
A. Identitas
Nama Peserta Didik :
Kelas :
B. Pembahasan
Tentukanlah besar masing-masing gaya batang pada konstruksi dibawah
ini. P2 = 3t
tD
Soal 1
P1 = 3t P3 = 3t
t 4 8 t
E F
5
1 3 9
6 1
A 30 7 B
2
C
2m 2m 2m 2m
23
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Soal 2
C 4 E 8 G
L=1m 1 9 12
3 5 7 11
A 45 2 6 10 B
13
D F H
P1 = 5 T P2 = 3 T P3 = 4 T
L=4
m
24
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Lampiran 1 – Lembar Kerja Siswa - Pertemuan 4
A. Identitas
Nama Peserta Didik :
Kelas :
B. Pembahasan
Diketahui konstruksi rangka batang seperti gambar dibawah ini dengan
P1 = P2 = P3 = 2 N. Tentukanlah gaya-gaya batang secara Grafis
dengan metoda Cremona, untuk simpul yang dilingkari saja.
C E G
4 8
L=1m 1 9 12
3 5 7 11
2 B
A 45 6 10 13
D F H
P1 = 2T P2 = 2 T P3 = 2 T
L=4m
25
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Lampiran 2 – Materi Ajar - Pertemuan 1
Elemen Struktur
Materi elemen 7 (4 pertemuan)
1. Peserta didik dapat memahami macam-macam elemen struktur.
2. Peserta didik dapat memahami macam-macam tumpuan, beban dan
menghitung reaksi tumpuan.
3. Peserta didik dapat menghitung gaya rangka batang dengan metoda titik
buhul dan Cremona
26
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
B. Klasifikasi Elemen Struktur
1. Klasifikasi Struktur berdasarkan geometri atau bentuk dasarnya.
a) Elemen Garis
Elemen garis merupakan klasifikasi elemen yang langsung dan
panjang dengan potongan melintangnya lebih kecil dibandingkan
dengan ukuran panjangnya.
Elemen garis terbagi dua yaitu garis lurus dan garis lengkung.
Kebanyakan dari struktur teknik sipil berbentuk struktur rangka
(frame struktur) yang tersusun oleh oleh elemen elemen batang.
Sebagai contoh, struktur bangunan gedung atau struktur jembatan
merupakan struktur rangka dengan elemen elemen frame sebagai
penyusunnya.
27
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
b) Elemen Permukaan
Elemen permukaan merupakan elemen terluar yang bisa dilihat
dengan mata pada suatu bangunan. Elemen permukaan merupakan
klasifikasi elemen yang ketebalannya lebih kecil dibanding ukuran
panjangnya. Berupa datar dan lengkung (tunggal dan ganda). Contoh
elemen permukaan ini seperti batu alam dipasang pada dinding atau
pada lantai.
28
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Gambar 3. Elemen Kaku
(Sumber : https://docplayer.info/72887811-Elemen-elemen-struktur-bangunan.html)
29
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
a) Sistem satu arah, dengan mekanisme transfer beban dari struktur
kepemilikan tekanan merupakan aksi satu arah saja. Sebuah balok
yang terbentang pada dua titik tumpuan adalah contoh sistem satu
arah.
b) Sistem dua arah dengan dua elemen bila bersilang yang terletak
diatas dua titik tumpuan dan tidak terletak di atas garis yang sama.
Suatu pelat bujur sangkar datar yang kaku dan terletak diatas
tumpuan pada tepinya.
30
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Gambar 7. Pelat dua arah
31
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
b) Struktur beton (struktur bangunan yang terbuat dari beton)
Beton adalah suatu struktur sederhana yang dibentuk oleh campuran
semen, air, agregat halus, agregat kasar (batu pecah atau kerikil),
udara dan kadang kadang campuran tambahan lainnya.penggunaan
beton secara murni untuk sistem struktur bangunan jarang dilakukan,
karena bahan ini relatif getas dan hanya mampu menahan beban atau
gaya tekan saja. Oleh karena itu penggunaan beton biasanya selalu
dibarengi dengan perkuatan tulangan baja di dalamnya untuk
menahan gaya gaya tarik pada struktur, sehingga struktur ini disebut
sebagai struktur beton bertulang (reinforced concrete/RC).
32
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
jembatan, menara antena, penahan tanah, pondasi tiang pancang,
dan lain lain.
d) Struktur komposit (struktur bangunan yang terbuat dari dari dua materi
atau lebih)
Struktur komposit pembentuknya terdiri atas dua materi atau lebih dan
bekerja sama membentuk suatu kesatuan dimana masing-masing
material tersebut mempunyai kekuatan kekuatan tersendiri.
Perpaduan antar material beton dan baja tulangan akan membentuk
material yang komposit yang ekonomis serta efisien lewat kerja sama
yang tercipta melalui kekuatan lekat pada interface kedua material
tersebut. Contoh Struktur komposit adalah baja dengan beton, kayu
dengan beton, beton biasa dengan beton prategang.
33
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Gambar 9. Struktur Komposit
(Sumber : Buku Ajar Siswa Dasar-dasar DPIB)
34
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Bata Batako Kayu log / Batang
tersusun
2) Balok
Balok digunakan untuk bangunan menjadi kokoh dan kuat. Balok adalah
bagian dari struktural bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom
penopang. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat ring balok yang
fungsinya sebagai pengikat kolom jika ada pergerakan supaya tetap
bersatu dalam mempertahankan bentuk dan posisinya semula.
35
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Untuk membuat ring balok digunakan bahan yang sama dengan kolom,
agar hubungannya tidak mudah berubah bentuk, karena pola gaya yang
tidak seragam dapat mengakibatkan balok melengkung atau defleksi,
sehingga harus ditahan dengan kekuatan internal material.
Balok dapat dibagi menjadi beberapa jenis :
a) Jenis Balok berdasarkan bahan
(1) Balok Kayu
Balok kayu adalah sejenis balok yang terbuat dari bahan kayu
yang fungsinya menopang papan atau dek structural. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan balok kayu untuk bangunan
adalah jenis kayu, kualitas structural, modulus elaktisitas, nilai
tegangan tekuk, nilai tegangan geser yang diizinkan, dan defleksi
menimal yang diizinkan untuk penggunaan tertentu. Selain itu
perlu juga memperbatikan perihal kondisi pembebanan yang
akurat dan jenis koneksi yang dipakai.
Balok kayu yang dipakai dalam bangunan dibagi menjadi
beberapa jenis diantaranya :
36
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
lebih besar, penampilan lebih menarik, dan ketersediaan
bentuk penampang yang beragam daripada balok kayu biasa.
Jenis balok kayu laminasi le mini juga dapat digantung dengan
sambungan scarf dan finger sesuai panjang yang diinginkan
atau dilem ujung-ujungnya untuk lebar atau kedalman yang
lebih besar.
37
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
bangunan satu lantai dan dipakai untuk gedung bertingkat tinggi
atau gedung pencakar langit. Seputar pengerjaan struktur
menggunakan baja tidak dapat dikerjakan di lokasi. Oleh akrena
itu, biasanya baja dibentuk, dipotong, maupun dilubangi dalam
pabrik sesuai desain yang telah ditentukan. Balok baja sangat
cocok sebagai konstruksi tahan api, tetapi sebelumnya harus
dilapisi pelapis antiapi karena baja dapat kehilangan kekuatan
ketika dipanaskan.
Gambar 14. Sistem sambungan antara kolom, balok dan tras penyangga lantai
38
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
di tempat dan dikategorikan menurut bentangan dan bentuk
cetakannya. Balok beton ini karakteristik utamanya adalah lentur.
Dengan sifat tersebut, balok merupakan elemen bangunan yang
dapat diandalkan untuk menangani gaya geser dan momen lentur.
Pendirian konstruksi balok pada bangunan umumnya mengadopsi
konstruksi balok beton bertulang.
39
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Gambar 16. Balok Sederhana
(2) Kantilever
Kantilever merupakan jenis balok yang diproyeksikan atau struktur
kaku lainnya didukung pada satu ujung tetap.
40
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Gambar 17. Balok Kantilever
41
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
perencanaan dan perancangan bangunan, diusahakan untuk
memasukkan cahaya matahari semaksimal mungkin,
sedangkan sinar matahari ini diusahakan agar tidak masuk ke
dalam ruangan.
42
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Balok dengan ujung tetap merupakan jenis balok yang ujungnya
dikaitkan dengan kuat. Dibuat untuk menahan translasi dan rotasi.
Pada umumnya ujung balok ini dikunci sedemikian kuat, sehingga
tidak bergerak ataupun berotasi karena momen.
3) Kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya
menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak
ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Kolom wujudnya berupa sebuah batang tekan vertikal dari rangka
struktur yang memikul beban dari balok. Kolom termasuk suatu elemen
struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan.
43
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Sebagai perumpamaan, tubuh kita ditopang oleh rangka. Rangka tubuh
itulah yang merupakan kolom dalam struktur bangunan. Kolom termasuk
struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan berat beban yang
ditopang bangunan (manusia dan barang-barang), serta beban embusan
angin.
44
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
lebih mudah, perencanaannya relatif lebih
sederhana serta penggunaan tulangan
longitudinal yang lebih efektif (jika ada beban
momen lentur) dari type lainnya.
2 Kolom spiral Kolom bulat dengan tulangan longitudinal dan
(spiral column) tulangan pengikat spiral atau lateral. Kolom ini
mempunyai bentuk yang lebih bagus
dibanding kolom ikat, namun pembuatannya
lebih sulit dan kurang efektif dalam
penggunaan tulangan longitudinal (jika ada
beban momen lentur) dibandingkan dari kolom
ikat.
3 Kolom komposit Kolom ini menggunakan profil baja sebagai
(composite pemikul lentur pada kolom. Selain itu tulangan
column) longitudinal dan tulangan pengikat juga
ditambahkan bila perlu. Bentuk ini biasanya
digunakan jika hanya menggunakan kolom
bertulang biasa diperoleh ukuran yang sangat
besar karena bebannya yang cukup besar,
dan diharapkan ukuran kolom tidak terlalu
besar.
45
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Gambar 23. Penulangan Kolom
Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua yaitu
kolom utama dan kolom praktis.
i. Kolom Utama
Kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah
beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan
jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk
menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara
kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus
dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah
tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok
8 d 12 mm, dan begel d 8-10 cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton
diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8
dengan jarak 10 cm).
46
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Gambar 24. Pondasi Plat dan Kolom
ii. Kolom Praktis
Kolom praktis merupakan kolom pada bangunan yang dibuat dengan
fungsi membantu kolom utama. Selain itu juga difungsikan sebagai
pengikat dinding supaya dinding stabil. Jarak kolom praktis maksimum
35 meter atau pada pertemuan pasangan bata (sudut-sudut). Kolom
praktis disarankan berdimensi 15/15 dengan tulangan betun 4 d 10
begel d 8-20.
47
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Gambar 25. Kolom Praktis
4) Rangka
Rangka bangunan adalah sebuah bagian dari bangunan yang merupakan
struktur utama pendukung berat bangunan dari beban luar yang bekerja
padanya. Rangka bangunan berfungsi untuk meneruskan beban vertical
dan horizontal ketanah, berupa beban tetap, beban manusia, barang,
beban gempa dan beban angin.
Macam-macam rangka :
(a) Rangka Baja
Selain kuat, baja yang dipakai sebagai rangka juga memiliki
keunggulan lain, yaitu :
1. Sangat fleksibel dibandingkan struktur rangka beton.
48
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
2. Rangka baja dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah
3. Bangunan struktur baja mempunyai toleransi lenturan yang baik
bila terjadi dorongan akibat terpaan angin kencang maupun
goyangan akibat gempa.
4. Rangka baja sangat elastisitas, ketika terbebani oleh gaya yang
besar, maka ia tidak akan langsung patah/retak, tetapi secara
perlahan menjadi bengkok terlebih dahulu.
Kekurangan pemakaian rangka baja adalah :
1. Tidak tahan pada panas tinggi
2. Mempunyai masalah dengan korosi, kelembapan, dan lingkungan
lautan.
(b) Rangka Beton Bertulang.
Rangka beton bertulang dalam konstruksi bangunan memiliki
kelebihan, diantaranya :
1. Sangat cocok dan baik sekali dalam menahan beban sangat tinggi.
2. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai kebutuhan
3. Keawetan dan ketahannya terhadap api ebih baik dibandingkan
struktur baja.
49
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
sama atau bervariasi karena pengaruh :
1. jenis,
2. kualitas
3. komposisi material pembentuknya (agregat, semen dan air)
4. pengerjaannya.
Kontrol kualitas beton sangat diperhatikan, baik dalam
pengadukannya, pengecorannya dan perawatannya setelah dicor.
( c) Rangka Kayu
Rangka kayu pada umumnya digunakan pada bangunan yang
kecil dan menengah, seperti pembuatan perumahan penduduk, rumah
adat dan lain sebagainya. Pada saat ini, pemakaian rangka kayu lebih
ditujukan sebagai bahan bangunan karena untuk memperoleh aspek
estetika atau seni keindahan, mengingat harga kayu yang semakin
mahal dan keberadaan kayu yang semakin langka. Pada umumnya
pemakaian rangka kayu banyak digunakan untuk pembuatan rumah
dengan sistem knock-down (sistem bongkar pasang menggunakan
baut dan sekrup).
50
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Pada pembuatan bangunan khususnya rangka atap, saat ini
masih banyak yang menggunakan bambu, disebabkan oleh
keberadaan bambu saat ini yang masih mudah ditemukan. Serta
bambu cukup menarik dijadikan sebagai bahan alternatif untuk
material bangunan. Selain murah, bambu juga mempunyai sifat
mekanis yang sangat baik, terutama kuat tariknya.
Namun dalam pemakaian bambu sebagai bagian bangunan juga
memiliki kelemahan yaitu :
1. bambu mempunyai sifat mudah lapuk dan menyusut, sehingga
daya lekatnya dengan beton dapat berkurang.
2. tidak meratanya kekuatan bambu diruas bawah dan atas, diameter
bambu bervariasi (tergantung jenis bambu).
Bambu mudah lapuk, sehingga sebaiknya dilakukan
pengawetan bambu terlebih dahulu.
5) Rangka Batang
Rangka batang adalah suatu struktur rangka yang digunakan
dalam bangunan dengan rangkaian batang-batang berbentuk
segitiga. Pada dasarnya rangka batang terbuat dari material kayu,
baja, almunium. Dalam struktur rangka batang, dipilih bentuk segitiga
karena stabil dan tidak mudah berubah.
Pada struktur rangka batang yang stabil, setiap deformasi yang
terjadi relatif kecil dan dikaitkan dengan perubahan panjang batang
yang diakibatkan oleh gaya yang timbul di dalam batang sebagai
akibat dari beban eksternal. Selain itu, sudut yang berbentuk antara
dua batang tidak akan berubah apabila struktur stabil tersebut
dibebani. Hal ini sangat berbeda dengan mekanisme yang terjadi pada
bentuk tak stabil. Dimana sudut antara dua batangnya berubah sangat
besar.
51
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Gambar 28. Rangka Batang untuk Jembatan
52
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
setingkat, atau konstruksi terdiri dari atas satu kesatuan yang sama
(setara). Gambar kontruksi rangka batang tunggal seperti gambar
dibawah ini.
53
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
induk. Dapat dilihat pada gambar ilustrasi dibawah segitiga ABC
merupakan segitiga konstruksi induk, sedangkan segitiga ADE
merupakan segitiga konstruksi anak.
Konstruksi rangka batang pada umumnya berbentuk segitiga. Hal ini
mempunyai beberapa alas an, antara lain :
a) Bentuk segitiga merupakan bentuk yang paling stabil (statis)
b) Bentuk segitiga tidak menimbulkan tegangan di dalam batang
meskipun ada kesalahan ukuran dalam pelaksanaannya.
c) Bentuk segitiga merupakan bentuk yang paling menyatu
dibandingkan dengna bentuk lain.
d) Dalam bentuk segitiga, perubahan tempat akibat adanya gaya luar
menjadi lebih kecil daripada bentuk yang lain.
54
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Gambar 33. Kubah dan Cangkang Bola
55
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
kerucut, elips dan parabola
b. Permukaan translasional yang dibentul dengan menggeserkan kurva
bidang diatas kurva bidang lainnya, misalnya permukaan bola eliptik
dan silindris.
c. Permukaan yang dibentuk dengan mengeserkan dua ujung segmen
garis pada dua kurva bidang, misalnya permukaan bentuk hiperbolik
parabolid dan konoid.
Bentuk cangkang tidak selalu memenuhi persamaan matematika
sederhana. Segala bentuk cangkang bisa saja digunakan untuk suatu
struktur. Beban-beban yang bekerja pada cangkang diteruskan ketanah
dengan menimbulkan tegangan geser, tarik dan tekan pada arah dalam
bidang permukaan tersebut. Tipisnya permukaan cangkang
menyebabkan tidak adanya tahan momen yang berarti struktur cangkang
tipis khususnya cocok digunakan untuk memikul beban merata pada atap
gedung. Cangkang selalu memerlukan penggunaan cincin tarik pada
tumpuannya.
7) Pelengkung
Pelengkung adalah struktur yang dibentuk oleh elemen garis yang
melengkung dan membentang antara dua titik, membentuk busur. Struktur
ini umumnya terdiri atas potongan-potongan kecil yang mempertahankan
posisinya akibat adanya pembebanan. Bentuk lengkung dan perilaku
beban merupakan hal pokok yang menentukan apakah struktur tersebut
stabil atau tidak. Kekuatan struktur tergantung dari bahan penyusunnya
serta beban yang akan bekerja padanya.
56
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Pada umumnya pada sebuah pelengkung memerlukan semua
bagian-bagiannya supaya dapat berdiri kokoh. Membangun pelengkung
dimulai dengan membangun kerangka (biasanya terbuat dari kayu) yang
mengikuti bentuk luar pelengkung dibagian bawahnya. Setelah struktur
batu tersusun dan menopang bebannya sendiri, barulah kerangka kayu
dapat dilepas.
57
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Gambar 35. Terowongan
9) Kabel
Kabel adalah elemen struktur fleksibel. Bentuk struktur kabel
tergantung dari besar dan perilaku beban yang bekerja padanya. Struktur
kabel yang ditarik pada kedua ujungnya, berbentuk lurus saja disebut tie-
rod. Jika pada bentangan kabel terdapat beban titik eksternal maka bentuk
kabel akan berupa segmen-segmen garis. Jika beban yang dipikul adalah
beban terbagi merata, maka kabel akan berbentuk lengkungan,
sedangkan berat sendiri struktur kabel akan menyebabkan bentuk
lengkung yang disebut catenary-curve.
Berkembangnya penggunaan kabel baja sebagai bahan struktur
pada berbagai jenis bangunan, dari konstruksi jembatan ke konstruksi
gedung sebagai penutup atap stadion olah raga, ruang pertemuan, ruang
pameran, dan lain-lain, memerlukan tahapan konstruksi yang sangat rinci.
Dukungan tenaga spesialis, yang menguasai know – how struktur kabel,
amat diperlukan untuk menjamin tercapainya performance dan keunikan
bentuk bangunan.
58
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Gambar 36. Kabel
10) Membran, Tenda dan jaring
Membran adalah lembaran tipis dan fleksibel. Tenda biasanya
dibentuk dari permukaan membran. Bentuk strukturnya dapat berbentuk
sederhana maupun kompleks dengan menggunakan membran-membran.
Untuk permukaan dengan kelengkungan ganda seperti permukaan bola,
permukaan aktual harus tersusun dari segmen-segmen yang jauh lebih
kecil karena umumnya membran hanya tersedia dalam bentuk lembaran-
lembaran datar. Membran fleksibel yang dipakai pada permukaan dengan
menggantungkan pada sisi cembung berarah ke bawah, atau jika berarah
keatas harus ditambahkan mekanisme tertentu agar bentuknya dapat
tetap. Mekanisme lain adalah dengan menarik membran agar mempunyai
bentuk tertentu. Jaring adalah permukaan tiga dimensi yang terbuat dari
sekumpulan kabel lengkung yang melintang.
59
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Lampiran 2 – Materi Ajar - Pertemuan 2
1. Arah Gaya
Berdasarkan arah pada suatu bidang datar dan terhadap titik
tangkap tertentu, gaya dapat dibagi menjadi gaya datar (horisontal),
vertikal dan gaya yang berarah miring.
60
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
2. Macam-macam Gaya
a. Gaya Normal
Terhadap arah serat batang struktur, gaya-gaya tersebut
dapat dibedakan dan diuraikan ke dalam gaya normal/sejajar serat
dan gaya melintang/tegak lurus serat. Berdasarkan arah, gaya
normal dapat berupa gaya tekan, sering disepakati dengan tanda N
– (Normal negatif) dan gaya tarikan sebagai N + (gaya normal
positif).
b. Gaya Lintang
Terhadap serat batang, gaya ini memiliki arah tegak lurus atau
melintang. Karenanya, gaya ini lebih sering disebut sebagai gaya
lintang atau gaya geser. Ditinjau dari arah terhadap tampang batang,
gaya lintang dapat berupa gaya lintang positif (+) dan gaya lintang
negatif (-). Sebenarnya pembedaan tanda tersebut hanya
didasarkan kesepakatan agar memberi kemudahan dan keajegan
presentasi perhitungan pada perancangan struktur.
61
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
kebalikan gaya lintang posif, mengakibatkan dua bagian batang
berputar ke kiri.
c. Gaya Momen
Batang yang dikenai gaya tegak lurus terhadap batang akan
menghasilkan gaya putar (rotasi) terhadap titik yang berjarak tertentu
di sepanjang batang. Gaya memutar tersebut disebut sebagai
momen. Dengan begitu besaran momen merupakan perkalian
antara gaya (tegak lurus) dengan lengan momen.
62
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Selain momen lentur, momen dapat pula terdiri dari momen
puntir dan momen kopel. Contoh momen puntir yang sering dijumpai
adalah momen yang dialami oleh batang obeng (screw driver).
Momen ini bekerja sejajar dengan tampang melintang batang.
Sedangkan momen kopel merupakan momen pada suatu titik pada
gelegar yang bekerja sejajar arah panjang gelegar atau batang.
Ilustrasi puntir kopel ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 43.Bentuk momen : (a) Momen puntir dan (b) Momen kopel
Sumber: Gere & Timoshenko, 1994
B. Tumpuan
Dalam sebuah perhitungan struktur kita mengenal istilah tumpuan.
Tumpuan adalah tempat bersandarnya konstruksi dan tempat bekerjanya
reaksi. Jenis tumpuan yang digunakan berpengaruh terhadap jenis
konstruksi. Dalam ilmu mekanika rekayasa, dikenal ada tiga jenis tumpuan,
yaitu tumpuan sendi, tumpuan rol,dan tumpuan jepit.
1. Tumpuan Sendi
Tumpuan sendi dapat menerima gaya dari segala arah tetapi tidak
mampu menahan momen. Dengan demikian tumpuan sendi hanya
mempunyai dua gaya reaksi yaitu reaksi vertical RV dan reaksi horizontal
RH.
Pada tumpuan ini engsel dapat menerima gaya tarik maupun gaya
tekan asalkan garis kerjanya melalui titik pusat engsel dan tumpuan ini
tidak dapat menerima momen. Tumpuan ini mampu menerima gaya
63
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
sembarang sehingga gaya-gaya reaksi berupa gaya sembarang yang
malalui titik pusat engsel sehingga dapat diuraikan menjadi komponen
gaya datar dan gaya tegak.
2. Tumpuan Rol
Jenis tumpuan ini bebas berotasi dan bertranslasi sepanjang
permukaan rol ini berada. Tumpuan rol hanya mampu menyalurkan gaya
vertikal yang memiliki arah tegak lurus terhadap bidang permukaan. Atau
dalam bahasa sederhananya, Rol hanya mampu melakukan perlawanan
gaya vertikal (Rv), dan tidak melakukan perlawanan gaya horizontal dan
momen.
64
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Tumpuan rol hanya dapat menerima gaya tegak lurus, dan tidak
mampu menahan momen. Dengan demikian tumpuan rol hanya dapat
menahan satu gaya reaksi yang tegak lurus dengan RV.
Tumpuan rol hanya dapat menerima gaya tekan yang tegak lurus
pada bidang perletakan rol, jadi tumpuan rol ini hanya dapat membuat
gaya reaksi yang tegak lurus pada bidang perletakan rol.
3. Tumpuan Jepit
Tumpuan jenis ini dapat menahan gaya dalam arah vertikal (Rv),
horizontal (Rh), serta momen (Mx). Jenis tumpuan jepit tidak mengalami
rotasi dan translasi, sehingga sering disebut tumpuan kaku (rigid).
Tumpuan jepit dapat menahan gaya ke segala arah dan dapat
menahan momen. Dengan demikian tumpuan jepit mempunyai tiga
reaksi yaitu reaksi vertikal RV, reaksi horisontal RH dan reaksi
momen RM.
65
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Gambar 40. Tumpuan Jepit
4. Beban
Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG)
a) Beban Mati (Dead Load), adalah beban yang bersifat tetap atau
konstan.
Contoh : beban struktur sendiri seperti atap, rangka atap, balok,
lantai, dll.
b) Beban Hidup (Live Load), adalah beban yang bersifat tidak tetap,
bergerak, berubah sewaktu-waktu.
Contoh : manusia, berbagai perabot, dll.
c) Beban Angin (Wind Load), adalah beban berupa angin dengan
segala arah dan kecepatannya.
d) Beban Gempa (Earthquake Load), adalah beban berupa gempa
bumi atau pergerakan (pergeseran) lapisan tanah bumi.
e) Beban Khusus (Special Load), adalah beban-beban yang
merupakan penyederhanaan kenyataan sehari-hari.
Contoh : penurunan (settlement), efek cuaca, panas, suhu,
66
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
temperatur, susut (shrinkage)
67
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
4. Jumlah momen harus sama dengan nol M = 0
Momen di titik B = 0
MB = 0
𝐹.𝑏
RA . L - F.b = 0 𝑅𝐴 = 𝐿
68
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
RA + RB = F
RA + RB - F = 0
Dengan syarat kesetimbangan, jumlah gaya horizontal =0 H = 0
Karena gaya horizontal memang tidak ada (jumlahnya juga = 0)
Contoh soal 1 :
Sebuah konstruksi balok panjang 5 meter ditumpu diujungnya dengan tumpuan
sendi di A dan rol di B. Muatan terpusat F = 10 N di C sejauh 2 meter dari A.
Hitunglah momen di A dan di M serta koreksinya.
F= 10 N
Diketahui :
L=5m
F = 10 N
a=2m a=2 m b=3m
Ditanyakan :
RA , RB dan koreksi.
Penyelesaian :
Reaksi Perletakan
MB = 0 Koreksi :
𝐹. 𝑏 10 𝑁 . 3 𝑚 RA + RB = F
𝑅𝐴 = = =6𝑁
𝐿 5𝑚 6 N + 4 N = 10 N
MA = 0
10 N = 10 N... (memenuhi)
𝐹. 𝑎 10 𝑁 . 2 𝑚
𝑅𝐵 = = =4𝑁
𝐿 5𝑚
69
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Contoh Soal 2
Diketahui Batang AB (A = sendi, B = rol) dengan gaya P1 = 6 N dan P2 = 8 N.
Tentukan reaksi tumpuan A (RA) dan di B (RB) dan koreksinya.
Penyelesaian :
Diketahui
P1 = 6 N, P2 = 8 N
(A = sendi, B = rol)
a = 2, b = 4, c = 4. L = 10 m
Ditanya : RA , RB, koreksi,
diagram lintang (geser)
diagram momen F1 = 6 N F2 = 8 N
A C D B
2m 4m 4m
L = 10 m
RB
RA
Jawab :
Reaksi Perletakan
MB = 0 MA = 0
𝐹1 (𝑏 + 𝑐) + 𝐹2 . 𝑐 𝐹1 . 𝑎 + 𝐹2 . (𝑎 + 𝑏)
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵 =
𝐿 𝐿
6(4 + 4) + 8.4 6.2 + 8. (2 + 4)
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵 =
10 10
6.8 + 8.4 6.2 + 8.6
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵 =
10 10
48 + 32 80 12 + 48 60
𝑅𝐴 = = =8𝑁 𝑅𝐵 = = =6𝑁
10 10 10 10
Koreksi :
RA + RB = F1 + F2
8N+6N=6N+8N
14 N = 14 N .... Memenuhi
70
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Contoh Soal 3. (menghitung dengan gaya yang berbeda arah)
Diketahui Batang AB (A = sendi, B = rol) dengan gaya P1 = 5 N dan P2 = 3 N.
Tentukan reaksi tumpuan A (RA) dan di B (RB), koreksi, diagram lintang (geser)
dan diagram momennya.
Penyelesaian :
Diketahui : P1 = 5 N, P2 = 3 N
(A = sendi, B = rol)
a = 4, b = 3, c = 2. L = 9 m
F1 = 5 N
Ditanya : RA , RB, Koreksi,
diagram lintang (geser) F2 = 3 N
diagram momen
a=4 m b=3m c=2m
L=9m
RB
RA
Jawab :
Reaksi Perletakan
MB = 0 MA = 0
Ra.L – F1(b+c) + F2.c = 0 -RB.L – F2 (b+a) + F1.a = 0
RA.9 – F1.(3+2) + F2.2 = 0 -RB.9 – F2.(3+4) + F1.4 = 0
RA.9 – 5 . 5 +3 . 2 = 0 -RB.9 – 3.7 + 5.4 = 0
RA.9 – 25 + 6 = 0 -RB.9 – 21 + 20 = 0
RA.9 – 19 = 0 -RB.9 – 1 = 0
19 1
𝑅𝐴 = = 2,111 𝑁 𝑅𝐵 = = −0,111 𝑁
9 9
Koreksi :
RA + RB = F1 + F2
2,111 N + (-0,111 N) = 5 N - 3 N
2 N = 2 N .... Memenuhi
71
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Contoh Soal 4: Menghitung reaksi gaya bersudut
Diketahui Batang AB (A = sendi, B = rol) dengan gaya P1 = 2N ,P2 = 3N bersudut 45
dan P3 = 4N bersudut 60. Tentukan reaksi tumpuan A (RA) dan di B (RB), koreksi, gaya
lintang (geser), gaya normal dan gaya momennya, beserta diagramnya.
Penyelesaian :
Diketahui : P1 = 2 N,
P2 = 3 N sudut 45
P3 = 4 N sudut 60
(A = sendi, B = rol)
a = 1, b = 2, c = 1, d = 2, L = 6 m
Ditanya : RA , RB, koreksi,
gaya lintang (geser), gaya normal
P3 = 4 N
gaya momen dan diagramnya
P2 = 3 N
P1 = 2 N
Jawab : RA RB
Reaksi Perletakan
MB = 0
RA.L - P1.(b+c+d) – P2 sin 45(c+d) - P3 sin 60(d) = 0
RA.6 – {2N.(2+1+2)} – {3N . 0,707.(1+2)} – {4N.0,866 . 2} = 0
RA.6 – (2N. 5) – (3N . 0,707.3) – (4N.0,866.2) = 0
RA.6 – 10 – 6,363 – 6,928 = 0
RA.6 – 23,291 = 0
23,291
𝑅𝐴𝑉 = = 3,882 𝑁
6
MA = 0
-RB.L + P1.a + P2 sin 45. (a+b) + P3 sin 60. (a+b+c) = 0
-RB.6 +{2N.1} + {3N.0,707.(1+2)} + {4N.0,866.(1+2+1)}=0
-RB.6 + 2 + 6,363 + 13,856 = 0
-RB.6 + 22,219 = 0
22,219
𝑅𝐵𝑉 = = 3,703 𝑁
6
72
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
H = 0
RAH + P2 cos 45 – P3 cos 60 = 0
RAH= -P2 cos 45 + P3 cos 60
= (-3N. 0,707) + (4N.0,5)
= -2,121 + 2 = - 0,121 N ()
Kontrol :
RA + RB = P1 + P2sin 45 + P3sin 60
3,882N + 3,703N = 2N + (3N.0,707) + (4N.0,866)
7,585N = 2N + 2,121N + 3,464
7,585N = 7,585N ......... (memenuhi)
73
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Lampiran 2 – Materi Ajar - Pertemuan 3
Rangka Batang
Menghitung Gaya Rangka Batang dengan Metoda Titik Buhul
sendi
b) Segi empat
c) Segi lima
Kesimpulan :
a. Dari bentuk diatas ternyata bentuk segitiga adalah bentuk yang paling
stabil
b. Konstruksi rangka batang harus merupakan gabungan dari bentuk
segitiga-segitiga agar dapat stabil dalam menahan beban
74
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
2. Batang dan Sendi / Simpul
a. Sebuah segitiga terdiri dari 3 batang dan 3 sendi
batang
sendi
3. Metode Perhitungan
Konstruksi rangka batang harus di desain supaya stabil dan dapat
menahan beban. Hal ini berarti gaya-gaya yang bekerja pada setiap titik
simpul (titik buhul) seimbang atau saling meniadakan.
75
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
4. Bentuk Metoda Titik Buhul
G H
A D E F B
Pada peninjauan setiap titik simpul haruslah dimulai dari titik yang
mempunyai paling sedikit 2 batang yang belum diketahui maka
janganlah memulai dari simpul yang semua batangnya belum
diketahui.
c. Dalam mengerjakan soal dimulai dari titik A yang merupakan
perpotongan D1 dan B1 yang hanya 2 batang yang tidak diketahui,
sedangkan simpul lain ada 3 batang yang tidak diketahui.
Setelah itu lanjutkan pada simpul yang merupakan perpotongan
B1, B2, T1 atau simpul 2 dan begitu seterusnya.
Trigonometri
a
miring
Depan = y
Samping = x
b.
sa = D1 . cosα
D1 de = D1 . sinα
D1
T1 de
α α
B1
sa 76
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Berapakah y dan x ?
b. 10 Jawab :
y
60
Arah gaya kekanan dan keatas diberi tanda (+) dan arah kekiri dan kebawan
diberi tanda (-) y
D1 sinα D1
D1 cosα
Ra
d. Dari gambar diatas batang D1 membentuk sudut α maka batang tersebut harus
diuraikan terhadap sumbu x dan y untuk prediksi awal kita anggap D1 sin α arah
keatas berarti bernilai (+), sedangkan D1 cos α arah kekanan berarti bernilai
positif (+).
Jika hasil yang didapat negatif berarti arah batang prediksi kita salah
77
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Contoh soal 1:
Tentukanlah besar masing-masing gaya batang pada konstruksi dibawah ini.
P2 = 3 t
D
P1 = 2 t P3 = 2 t
4 8
E F
5
1 3 9
6 1
A 30 7 B
2
C
Penyelesaian :
P1 P2 P3
RA RB
1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m
MA = 0
-RB.6 +P1 . 1,5 + P2 . 3 + P3 . 4,5 = 0
- RB.6 + 2 . 1,5 + 3 . 3 + 2 . 4,5 = 0
- RB.6 + 3 + 9 + 9 =0
- 6RB + 21 =0
21
𝑅𝐵 = = 3,5 𝑡
6
MB = 0
+ RA.6 -P3. 1,5 - P2 . 3 – P1.4,5 = 0
+ RA.6 -2. 1,5 - 3 . 3 – 2.4,5 = 0
+ 6RA -3 -9 -9 =0
+ 6RA - 21 = 0
6RA = 21
21
𝑅𝐴 = = 3,5 𝑡
6
78
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Koreksi
EV = 0
P1 + P2 + P3 = RA + RB
2 + 3 + 2 = 3,5 + 3,5
7 = 7 Memenuhi
Simpul A
V = 0 H=0
S1 S1 cos 30 + S2 = 0
S1 RA + S1 . Sin 30 = 0 -7 . 0,866 + S2 = 0
sin
30 3,5 + S1.0,5 = 0 -6,062 + S2 = 0
30
S2 = 6,062 t
0,5S1 = -3,5
S1 cos 30
S2 −3,5
𝑆1 = = −7𝑡
RA 0,5
Simpul E P1
S4
S4 sin 30
S1 cos 30
30
30 30
S3 cos 30
S3 sin 30 S3
S1
V = 0 S1 sin 30
79
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
– 0,5S3 + 0,5S4 = - 1,5 0,866 persamaan 1
0,866 S3 + 0,866 S4 = - 6,062 0,5 persamaan 2
-0,433 S3 + 0,433 S4 = - 1,299
0,433 S3 + 0,433 S4 = - 3,031
0,866 S4 = - 4,330
−4,330
𝑆4 = 0,866
= −5 𝑡
Simpul B
S9 EV = 0 EH = 0
RB + S9 Sin 30 = 0 -S7 - S9 Cos 30 = 0
3,5 + S9. 0,5 = 0 -S7 – (-7.0.866) = 0
S9 sin 30
0,5S9 = 3,5 -S7 + 6,062 = 0
30 B S7 = 6,062 t
S7 S9 cos 30 RB
Simpul F
P3
S8 V =0
S8 sin 30 - P3 – S9 sin 30 – S6 sin 30 = 0
S8 sin 30
S8.0,5 – 2 – (-7.0,5) – 0,5.S6 = 0
0,5 S8 – 2 + 3,5 – 0,5 S6 = 0
30 S9 cos 30 0,5 S8 + 1,5 – 0,5 S6 = 0
0,5 S8 - 0,5 S6 = -1,5 persamaan 1
S6 cos 30 S8 cos 30 30 30
S9
HS6 = 0 S6 sin 30 S9 sin 30
80
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
- 0,866 S6 = 1,732
1,732
𝑆6 = = −2 𝑡
−0,866
81
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Contoh soal 2:
Diketahui konstruksi rangka batang seperti gambar dibawah ini dengan P1 = 8 ton, P2
= 2 ton dan P3 = 4 ton. Tentukanlah gaya-gaya batang secara metode keseimbangan
gaya batang titik buhul secara analitis.
C 4 E 8 G
L=2m
1 9 12
3 5 7 11
A 45 B
2 6 10 13
D F H
P1 = 8 T P2 = 2 T P3 = 4 T
L=8m
Penyelesaian :
∑MA = 0 ∑MB = 0
-P3. 2 - P2. 4 - P3. 6 + RA.8 = 0
P1. 2+ P2. 4 +P3. 6 - RB.8 = 0 -4. 2 - 2. 4 - 8. 6 + RA.8 = 0
-8 - 8 - 48 + RA.8 = 0
8. 2 + 2. 4 + 4. 6 - RB.8 = 0
-64 + RA.8 = 0
16 + 8 + 24 - RB.8 = 0 RA.8 = 64
48 - RB.8 = 0
48 = RB.8
48
𝑅𝐵 = = 6 𝑡𝑜𝑛
8
Kontrol = P1 + P2 + P3 = RA + RB
8t + 2t + 4t = 8 t + 6 t
14t = 14t
RA
82
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Simpul C
Gy = 0 Gx = 0
-S1 sin 45- S3 = 0 -S1 cos 45+ S4 = 0
S4
- S3 = S1 sin 45 -(-11,315).0,707 + S4 = 0
S3 = - S1 sin 45 8 + S4 = 0
S3 = - (-11,315.0,707) S4 = -8 t
S1 cos 45 S3 = - (-8)
S3 S3 = 8 t
S1 sin 45
S1
Simpul D Gy = 0 Gx = 0
S5 sin 45 S3 + S5 sin 45- P1 = 0 -S2 + S5 cos 45+ S6 = 0
S3 8 + S5.0,707 – 8 = 0 -8 +(0).0,707 + S6 = 0
S5
S5.0,707 + (8 – 8 ) = 0 -8 + 0 + S6 = 0
S5.0,707 + 0 = 0 S6 = 8 t
S5 cos 45 S5 = 0 t
S2 P1 = 8t
S6
Simpul F
Gy = 0 Gx = 0
S7 S7 – P2 = 0 -S6 + S10 = 0
S7 – 2t = 0 -8 + S10 = 0
S10 S7 = 2 t S10 = 8 t
S6
P2 = 2t
Simpul E Gy = 0 Gx = 0
– S5 sin 45- S7 - S9 sin 45 = 0 -S4 – S5 cos 45- S9 sin 45 + S8 = 0
S4 S8 0 – 2 - S9 . 0,707 = 0 -(-8) – 0 – (2,829.0,707) + S8 = 0
-2 – S9.0,707 = 0 8 – 0 – 2 + S8 = 0
- S9.0.707 = 2 6 + S8 = 0
S5 cos 45 S8 = -6 t
S9 cos 45
S9 sin 45 S9 = -2,829 t
S5 sin 45 S9
S5 S7
83
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Simpul G
Gx = 0 Gy = 0
S8 -S8 + S12 cos 45 = 0 -S11 - S12 sin 45 = 0
-(-6) + S12.0,707 = 0 -S11 – (-8,487.0,707) = 0
6 + S12.0,707 = 0 -S11 – (-6) = 0
S12.0,707 = -6 -S11 + 6 = 0
S12 cos 45
S11 = 6 t
S11 S12 sin 45 S12
Simpul B
Gx = 0
S12 S12 sin 45 -S13 –S12 cos 45 = 0
-S13 – (-8,487.0,707) = 0
-S13 – (-6) = 0
S12 cos 45 -S13 + 6 = 0
S13
=6t
S13 RB
Titik
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13
buhul
Gaya - - -
8 8 -8 0 8 2 -6 8 6 6
batang 11,315 2,829 8,467
84
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Lampiran 2 – Materi Ajar - Pertemuan 4
D
P1 = 2 t P3 = 2 t
4 6
E F
5
1 3 8
7 1
A 30 9 B
2
C
3m 3m 3m 3m
85
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Pertama sekali kita harus mencari besar RA dan RB.
∑MB = 0
E F
5
1 3 8
7 1
A 30 9 B
2
C
3m 3m 3m 3m
RA = 3 N
S2
S2
RA
86
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Tekan Minus (TeMin) Tarik Plus (TaPlus)
Jadi S1 (-) dan S2 (+)
S1
Simpul E � Urutannya S1 – P1 – S4 – S3
P1 RA = 3 N
S4
S4
S2
S1
S3
S3
Simpul F Urutannya S7 – S6 – P3 – S8
S1
P1
P3
RA = 3 N
S6
S7
S4
S8 S5
S7
S2 P2
S3 S6
Jadi S8 (-) dan S7 (-)
P3
S8
87
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Simpul B S8 – RB – S9 S1
P1
S8
RA = 3 N
S7
S4
S9 S5
RB S2 P2
S3 S6
RB
Jadi S9 (+)
P3
Batan Gaya Batang (N) S8
S9
g Tarik (+) Tekan (-)
S1 5
S2 4,2
S3 1,7
S4 3,3
S5 1,8
S6 3,3
S7 1,7
S8 5
S9 4,4
88
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
Latihan soal
Diketahui rangka batang seperti berikut, carilah semua gaya batang dengan
metode grafis Cremona. P4
Diketahui : P1 = P7 = 1 N
P3 P5
P2 s/d P6 = 2 N
P2 G P6
12
8
F J
P1 4 9 13 16 P7
11
C 7 15 K
1 5 17 19 20
3
A 2 6 10 14 18 21 B
D E H I L
RA 12 M RB
Penyelesaian :
89
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan
S13
S14
S15
S16
S17
S18
S19
S20
S21
90
Modul Ajar – Elemen 7 – Perhitungan Statika Bangunan