TAHUN AJARAN
2020/2021
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
Kebutuhan dasar setiap manusia (basic need) terdiri dari pangan, pakaian, dan
papan. Properti atau papan atau tempat tinggal dibutuhkan oleh setiap manusia, jika
tidak memiliki tempat tinggal manusia tidak akan memiliki hidup yang baik. Apabila
manusia tidak memiliki tempat tinggal maka akan menjadi tuna wisma. Seperti yang
tertera dalam Pasal 28 H (1) UUD 1945 yang berbunyi:
”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pe-
layanan kesehatan”. Hal tersebut menunjukkan bahwa tempat tinggal memiliki peran
yang amat penting bagi keberlangsungan hidup manusia, bukan hanya sebagai tem- pat
berlindung akan tetapi untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Bisnis konstruksi dan properti ialah sebuah kegiatan yang sangat berperan
dalam meningkatkan suatu perekonomian negara juga kesejahteraan sosial di
masyarakat. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus berkembang ditengah
lahan yang semakin terbatas membuat bisnis konstruksi dan properti menjadi salah satu
peluang yang masih sangat menjajikan di Indonesia. Akan tetapi, dalam pengembangan
se- buah properti harus diimbangi dengan perencanaan atau tata kelola yang profesional
dan sinergi dari pihak terkait supaya dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat
luas.
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Perencanaan Bisnis Konstruksi dan Properti
Sebelum mendefinisikan perencanaan bisnis konstruksi dan properti, terlebih da-
hulu harus memahami pengertian dari bisnis konstruksi serta properti. Bisnis Kon-
struksi dan Properti merupakan gabungan dari konsep bisnis konstruksi dan bisnis
properti. Secara umum, istilah bisnis dapat diartikan sebagai suatu kegiatan baik
perorangan atau organisasi yang mencakup dalam pembuatan dan pemasaran baik
barang maupun jasa kepada konsumen sedangkan konstruksi dan properti merupa-
kan dua hal yang beriringan. Berikut adalah penjelasan mengenai definisi
tersebut.
1. Bisnis Konstruksi
Istilah konstruksi memiliki kaitan erat dengan bangunan gedung
maupun bangunan sipil. Konstruksi merupakan kegiatan membangun yang hasil
akhirnya berupa bangunan gedung maupun bangunan sipil yang menyatu dengan
lahan tempat kedudukannya untuk difungsikan sebagai rumah tinggal ataupun
fungsi lainnya.
Menurut UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dijelaskan
bah- wa pekerjaan konstruksi merupakan keseluruhan atau sebagian kegiatan
yang mencakup pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran,
serta pembangunan kembali suatu bangunan. Namun demikian, konstruksi juga
dapat dipahami berdasarkan kerangka perspektif dalam konteks jasa, industri,
sektor atau kluster.
Bisnis konstruksi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan
atau organisasi yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Kegiatan yang
ditawarkan yaitu mencakup jasa konstruksi bangunan, baik dari perencanaan,
pelaksanaan, maupun pengawasan untuk membangun suatu bangunan. Pada
umumnya, bisnis konstruksi berbentuk badan usaha. Bisnis konstruksi dapat
berjalan dengan baik apabila mampu dikelola oleh manajemen yang baik dan
disiplin dari perusaa- haan itu sendiri.
2. Bisnis Properti
Di Indonesia kata properti identik dengan rumah, real estate, tanah,
ruko, ge- dung atau gudang. Istilah properti berasal dari kata serapan dalam
Bahasa Inggris yaitu “properti” yang berarti milik. Secara umum dapat dimaknai
sebagai sesuatu yang bisa dimiliki atau hal apapun yang dapat dijadikan objek
kepemilikan baik terhadap suatu barang ataupun non barang. Salah satu bentuk
properti dalam bentuk barang adalah rumah.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, properti merupakan tanah dan
bangunannya termasuk sarana dan prasarana yang ada dalam tanah dan
bangunan yang memang merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Definisi
properti lain- nya yaitu menurut SK Menteri Perumahan Rakyat No 05/ KPTS/
BKP4N/ 1995, properti merupakan tanah hak dan atau bangunan permanen yang
menjadi objek pemilik dan pembangunan.
Bisnis properti dapat diartikan sebagai bentuk aktivitas ekonomi yang
ber- hubungan dengan peningkatan nilai suatu lahan atau bangunan beserta
sarana dan prasarana yang ada di atas sebidang tanah untuk mendapatkan
keuntungan. Perencanaan properti adalah kegiatan properti untuk memenuhi
kebutuhan mas- yarakat.
3. Pelaku dalam Bisnis Konstruksi dan Properti
Bisnis Konstruksi dan Properti merupakan bisnis yang berhubungan
dengan banyak pihak, dimana erat sekali dengan pemilik tanah, pemerintahan
setempat, investor, kontraktor, marketing, konsumen dan yang lainnya.
Hubungan yang baik harus dijalin dengan para pihak tersebut supaya kegiatan
bisnis berlangsung dengan baik, mudah, serta hambatan yang ada dapat teratasi.
Sebagai ilustrasi, apabila akan mendirikan sebuah bangunan maupun
usaha harus mendapatkan izin dari pemerintah setempat yakni IMB (Izin
Mendirikan Bangunan). Jika izin tersebut sudah didapat maka bangunan baru
dapat didiri- kan dan usaha dapat berjalan. Modal yang dibutuhkan untuk
membangun terse- but tentulah tidak kecil, dalam hal ini supaya tidak terlalu
dibebani maka kerja sama dengan investor sangat diperlukan untuk memberikan
tambahan modal. Selanjutnya proses pembangunan properti diserahkan ke
kontraktor untuk diker- jakan. Setelah proyek tersebut selesai, tentu harus
dipasarkan kepada konsumen melalui seorang marketing.
Secara garis besar, berikut dijelaskan para pelaku yang terlibat dalam
bisnis konstruksi dan properti
a. Pemilik Proyek/ Pengguna Jasa
Pemilik proyek harus membuktikan kemampuan untuk membiayai pekerjaan
konstruksi. Pemilik bisa berasal dari sektor private, pemerintah, kontraktor,
developer, maupun komunitas. Pemerintah merupakan investor yang paling
utama dalam ketersediaan fasilitas umum seperti transportasi, fasilitas pendi-
dikan dan kesehatan, pengairan, dan fasilitas publik lainnya. Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) serta pihak swasta merupakan pihak investor untuk
penyeleng- garaan seperti real estate, bangunan komersial, ruko, bangunan
industri dan yang sejenisnya. Pemilik yang berasal dari individu atau private
biasanya mer- upakan investor untuk penyelenggaraan rumah tinggal.
b. Perencana Konstruksi
Pada umumnya perencana konstruksi disebut dengan Konsultan Perencana.
Se- bagai perencana, hal yang dilakukan adalah memberikan pelayanan jasa
kon- sultasi/ perencanaan pada kegiatan konstruksi yang mencakup pekerjaan
awal yaitu studi kelayakan sampai proses penyusunan dokumen-dokumen
kontrak.
c. Pelaksana Konstruksi
Pelaksana konstruksi atau kontraktor, yakni pihak yang menyediakan jasa un-
tuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi yang mencakup kegiatan persiapan
lahan hingga penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi sesuai dengan apa
yang telah disepakati antara pemilik proyek (project owner) dengan pelaksana
proyek (kontraktor).
d. Pengawas Konstruksi
Pengawas konstruksi atau konsultan pengawas yaitu menyediakan layanan
jasa pengawasan suatu proyek baik sebagian atau keseluruhan pelaksanaan
peker- jaan konstruksi baik pada tahap persiapan lahan sampai pada tahap
penyerah- an hasil akhir pekerjaan konstruksi.
Dalam lingkup bisnis konstruksi dan properti, kontraktor merupakan badan usa-
ha yang berperan sebagai pelaku utama penyedia jasa konstruksi yang menggu-
nakan sumber daya manusia, kapital atau modal, teknologi, serta ilmu
manajemen dalam pekerjaan bangunan atau konstuksi atau wujud fisik lainnya.
Perencanaan bisnis konstruksi dan properti mempertimbangkan hal-hal penting
pada saat awal sebelum pembangunan (pre construction) dan pada saat
pembangunan.
3. Bangunan Industri
Bangunan yang difungsikan untuk keperluan industri baik industri yang berben-
tuk pabrik, manufaktur berat dan ringan, tempat perakitan, gedung penelitian dan
pengembangan IPTEK, gudang untuk penyimpanan dan pendistribusian pro-
duk. Pengembangan industrial yang sekaligus memiliki sebuah kantor disebut
sebagai kawasan industrial atau bisnis.