Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PROYEK KONSTRUKSI

Oleh :

Aura Nadiva Salsabilla

2021210072

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pengerjaan sebuah proyek tentu harus memperhatikan aspek-aspek
manajerial agar dalam proses pengerjaannya berjalan dengan baik serta hasil
akhir yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan, tak terkecuali juga
dengan proyek konstruksi. Manajemen konstruksi dibutuhkan untuk mengatur
biaya, mutu dan waktu proyek agar tercapai hasil yang optimal. Pada dasarnya
manajemen konstruksi berperan untuk mengkoordinasikan dan
mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi mulai dari perencanaan,
penjadwalan sampai dengan pengendalian.
Ketidakcermatan kebijakan yang diambil saat pengerjaan proyek dapat
mempengaruhi hasil akhir dari proyek yang bersangkutan, contohnya seperti
keterlambatan pengerjaan. Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang
mempertimbangkan biaya yang efisien, penjadwalan waktu yang efisien dan
mutu yang berkualitas. Selain itu dibutuhkan juga pengendalian berkala guna
meminimalisir kemungkinan kesalahan yang terjadi selama berlangsungnya
proyek. Dalam paper ini, penulis akan membahas manajemen konstruksi pada
proyek konstruksi, mulai dari pengertian sampai dengan pihak yang terlibat
dalam proyek konstruksi.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian manajemen secara umum?
2. Apa pengertian dan fungsi dari manajemen konstruksi?
3. Apa tujuan dari manajemen konstruksi?
4. Bagaimana tahapan dalam pengerjaan proyek konstruksi?
5. Siapa saja yang terlibat dalam proyek konstruksi?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, didapatkan tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen secara umum.
2. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi dari manajemen konstruksi.
3. Untuk mengetahui tujuan dari manajemen konstruksi.
4. Untuk mengetahui tahapan dalam pengerjaan proyek konstruksi
5. Untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi.

1.4 Manfaat
Dengan dibuatnya paper ini, pembaca diharapkan dapat mengetahui
gambaran mengenai manajemen konstruksi pada proyek konstruksi.
BAB II
PEMBAHASAN

1.5 Manajemen Secara Umum


1.1.1 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni
memimpin yang terdiri atas kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian terhadap sumber
daya yang terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang
efektif dan efisien.
1.1.2 Tujuan Manajemen
Tujuan manajemen adalah untuk mendapatkan metode atau
cara teknis yang paling baik agar dengan sumber daya yang
terbatas diperoleh hasil yang maksimal dalam hal ketepatan,
kecepatan, penghematan dan keselamatan kerja secara
komprehensif.
1.1.3 Fungsi Dalam Manajemen
Secara umum, fungsi yang dijalankan manajemen adalah sebagai
berikut:
1. Merencanakan (Planning)
Pada tahap ini dilakukan antisipasi tugas dan kondisi yang ada
dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang harus dicapai serta
menentukan kebijakan pelaksanaan, program yang akan
dilakukan, jadwal waktu pelaksanaan, prosedur pelaksanaan
serta alokasi anggaran biaya dan sumber daya. Perencanaan
harus dibuat dengan cermat, lengkap dan terpadu dengan
tingkat kesalahan paling minimal.
2. Mengorganisasi (Organizing)
Pada kegiatan ini dilakukan identifikasi dan pengelompokan
jenis-jenis pekerjaan, menentukan wewenang dan tanggung
jawab personel serta meletakkan dasar bagi hubungan masing-
masing unsur organisasi. Dengan membuat struktur organisasi
yang sesuai dengan kebutuhan proyek serta kemampuan
personel yang sesuai keahliannya akan diperoleh hasil yang
positif bagi organisasi.
3. Melaksanakan (Actuating)
Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang telah
ditetapkan dengan melakukan pekerjaan secara fisik maupun
nonfisik sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan. Di tahap ini juga sering terjadi
perubahan dari perencanaan yang telah ditetapkan karena sifat
dari perencanaan hanyalah sebuah ramalan yang perlu
disempurnakan.
4. Mengendalikan (Controlling)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini dimaksudkan untuk
memastikan bahwa program dan aturan kerja yang telah
ditetapkan dapat dicapai dengan penyimpangan paling minimal
dan hasil paling memuaskan.

1.6 Pengertian dan Fungsi Manajemen Konstruksi


Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yang dibatasi
oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Proyek konstruksi adalah suatu
upaya untuk mencapai hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur.
Sehingga diperoleh pengertian manajemen konstruksi adalah proses penerapan
fungsi-fungsi manajemen secara sistematis pada suatu proyek konstruksi
dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar
tercapai tujuan proyek secara optimal. Manajemen konstruksi memiliki
beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan
dan pelaksanaan.
2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti
dan mengatasi kendala terbatasnya waktu pelaksanaan.
3. Memantau perkembangan proyek melalui laporan harian, mingguan atau
bulanan.
4. Mengambil keputusan terhadap masalah yang terjadi dari hasil evaluasi.
1.7 Tujuan Manajemen Konstruksi
Tujuan manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau
mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil
yang optimal dan sesuai dengan persyaratan. Untuk mencapai hasil yang
optimal diperlukan adanya pengawasan mutu (quality control), pengawasan
biaya (cost control) dan pengawasan waktu pelaksanaan (time control).
Hubungan antara biaya, waktu dan mutu atau disebut triple constraints yang
saling berkaitan serta berpengaruh satu dengan yang lainnya. Adapun
penjelasan ketiga aspek tersebut adalah:
- Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi
kemampuan atau dana yang dimiliki.
- Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal
akhir yang telah ditentukan.
- Mutu produk harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan,
sehingga mampu memenuhi target yang dimaksud.

1.8 Tahapan Dalam Proyek Konstruksi


Adapun tahapan tahapan dalam proyek konstruksi adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Semua proyek konstruksi dimulai dari sebuah gagasan dan dibangun dasar
kebutuhan (need). Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap
minimal harus meliputi:
- Menentukan tujuan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak
dari kegiatan yang akan dilakukan.
- Menentukan sasaran yang perlu dicapai untuk mewujudkan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
- Melakukan kajian terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
- Memilih alternatif yang dapat digunakan untuk mewujudkan tujuan
dan sasaran.
- Menyusun rangkaian langkah terbaik yang dapat dilakukan dengan
memperhatikan batasan yang ada.

2. Tahap Studi Kelayakan


Merupakan suatu tahapan yang dilakukan untuk meyakinkan pemilik
proyek bahwa proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilakukan.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya.
- Meramalkan manfaat yang akan diperoleh.
- Menyusun analisis kelayakan proyek.
- Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi.
3. Tahap Penjelasan (Briefing)
Pada tahap ini, pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang
diijinkan sehingga konsultan perencana dapat menafsirkan keinginan
pemilik. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Menyusun rencana kerja dan menunjuk tenaga ahli.
- Mempertimbangkan keadaan lokasi dan lapangan serta merencanakan
rancangan, tafsiran biaya dan persyaratan mutu.
- Menyiapkan jadwal serta rencana pelaksanaan proyek.
- Membuat sketsa dengan skala tertentu.
4. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini dilakukan perancangan yang lebih mendetail sesuai dengan
keinginan dari pemilik. Di tahap ini juga dilakukan pembuatan gambar
rencana, spesifikasi, rencana anggaran biaya, metode pelaksanaan, dan lain
lain.
5. Tahap Pelelangan (Procurement)
Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan kontraktor yang akan
mengerjakan proyek tersebut.
6. Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan dari tahap ini adalah mewujudkan bangunan pemilik proyek yang
sudah dirancang dalam batasan biaya, waktu yang sudah disepakati serta
dengan mutu yang telah diisyaratkan.
7. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance and Start
Up)
Tujuan dari tahap ini adalah menjamin agar bangunan sudah sesuai dengan
dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Mempersiapkan data pelaksanaan berupa data-data selama pelaksanaan
berlangsung maupun gambar pelaksanaan.
- Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan yang
ada.
- Mempersiapkan petunjuk operasional serta pedoman pemeliharaan

1.9 Pihak yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi


Dalam kegiatan proyek konstruksi, terdapat suatu proses yang mengolah
sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan. Proses
yang terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-
pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak
tersebut antara lain:
1. Pemberi Tugas atau Pemilik (Owner)
Yaitu orang atau badan yang memerintahkan atau memberikan pekerjaan
(proyek) kepada pihak lain (konsultan/kontraktor) untuk dilaksanakan dan
membayar serta menerima hasil pekerjaan tersebut.
2. Pemimpin Proyek
Yaitu orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk memimpin dan bertindak
sebagai pemilik di dalam pengelolaan atau penyelenggaraan proyek.
3. Konsultan
a. Konsultan MK
Yaitu badan yang mempunyai sertifikasi MK dan diberi tugas oleh
pemilik sebagai wakilnya dalam pengelolaan proyek serta
mewujudkan kebutuhan pemilik sejak awal proyek (tahap
perencanaan) sampai terwujudnya bangunan atau proyek (tahap
pelaksanaan).
b. Konsultan Perencana
Yaitu badan usaha atau orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk
membuat perencanaan lengkap tentang proyek yang diinginkan
sehingga siap dilelangkan dan dilaksanakan.
c. Konsultan Pengawas
Yaitu badan usaha atau orang yang diberi tugas oleh pemilik untuk
melaksanakan pengawasan atau pengendalian pelaksanaan proyek agar
sesuai dengan perencanaannya. Pengendalian dan pengawasannya
mencakup pengendalian waktu, biaya dan mutu.
4. Kontraktor
Yaitu badan usaha atau orang yang disetujui pemilik untuk melaksanakan
pekerjaan fisik proyek sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan
perencana yang tertuang pada gambar-gambar rencana dan spesifikasi
(syarat-syarat) yang telah ditentukan didalam kontrak.
5. Sub-kontraktor
Pihak yang ditunjuk oleh kontraktor dan disetujui oleh pemilik untuk
mengerjakan sebagian pekerjaan kontraktor pada bagian fisik proyek yang
memiliki keahlian khusus.
6. Pemasok (Supplier)
Pemasok (Supplier) adalah salah satu pihak yang terlibat secara tidak
langsung dalam pengerjaan proyek. Pemasok ditunjuk oleh kontraktor
untuk memasok material yang memiliki kualifikasi yang diinginkan oleh
pemilik.

Manajemen proyek mempunyai kewajiban untuk mengoordinasi semua


pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi tersebut di atas sehingga tujuan
proyek dapat tercapai dengan baik dan semua pihak secara optimal
mendapatkan hal-hal yang menjadi tujuan atau sasaran keterlibatan mereka
dalam proyek tersebut.
BAB III
PENUTUP

1.10 Kesimpulan
1. Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin yang
terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian terhadap sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai
tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien.
2. Manajemen konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen
secara sistematis pada suatu proyek konstruksi dengan menggunakan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan
proyek secara optimal. Secara umum, fungsi dari manajemen konstruksi
adalah menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan.
3. Tujuan manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau
mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil yang optimal dan sesuai dengan persyaratan dengan
mempertimbangkan mutu, biaya dan waktu.
4. Tahapan dalam pengerjaan proyek konstruksi terdiri dari 7 tahap yaitu
perencanaan, studi kelayakan, penjelasan, perancangan, pelelangan,
pelaksanaan serta pemeliharaan.
5. Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi ada 6 yaitu pemilik
proyek, pemimpin proyek, konsultan, kontraktor, sub-kontraktor dan
pemasok.

1.11 Saran
Suatu proyek membutuhkan suatu manajemen, agar tujuan dan sasaran
proyek tersebut jelas sehingga dana yang dikeluarkan termanfaatkan se-efektif
dan se-efisien mungkin. Setiap proyek juga harus dapat diselesaikan dengan
waktu yang tidak boleh terlambat, mutu yang sesuai dan biaya yang semurah
mungkin dan tingkat kebocoran anggaran menjadi se-minimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Hussen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta: C.V Andi Offset


Widiasanti, Irika. 2013. Manajemen Konstruksi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai