Anda di halaman 1dari 112

TUGAS

REKAYASA PENGENDALIAN PROYEK KONSTRUKSI

Oleh :

Kelompok 5
Anggota Kelompok:

1. Komang Angga Tri Maryadi (1761121033)


2. I Putu Miyasa (1761121034)
3. Ni Luh Ani Dian Paramita Sari (1761121035)
4. I Made Pande Adi Wijaya (1761121036)
5. I Putu Gede Angga Dana Wibawa (1761121037)
6. Gede Mardina Kristiawan (1761121038)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
dengan judul “Pengendalian dan Percepatan Pelaksanaan pada Proyek Konstruksi
dengan Menggunakan Metode Least Cost Analysis” tepat pada waktunya guna
memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Pengendalian Proyek Konstruksi, serta
menerapkan ilmu yang telah didapat dalam perkuliahan.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam


menyelesaikan tugas ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Ir. I Ketut Nudja S, MT. selaku dosen Pengampu yang telah membimbing
hingga selesainya tugas ini.
2. Teman-teman yang telah banyak membantu sehingga tugas ini dapat
terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Denpasar, ……………. 2020

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Waktu proyek memasuki tahap pelaksanaan (Construction), maka
pekerjaan pada tahap ini adalah mewujudkan banguan yang dibutuhkan oleh
pemilik proyek, sehingga memenuhi tolak ukur sukses suatu pengelolaan proyek,
yaitu: Biaya-Mutu-Waktu- Ku-puas dan disingkat dengan BMW-KUPUAS.
Untuk dapat memenuhi tolak ukur seperti tersebut diatas, maka sebagai pengelola
proyek peranan Manajer Proyek harus memahami dan melaksanakan unsur-unsur
manajmen seperti: Perencanaan (Plan), pelaksanaan (Do), Kopntrol (Check), dan
tindakan (Action), atau sering disebut PDCA, sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan dalam melaksanakan proyek.
Mengelola sebuah proyek berarti mengelola sebuah unit usaha, karena
proyek merupakan unit usaha terdepan bagi perusahaan kontraktor yang
bersangkutan bahkan, proyek merupakan pusat penghasilan laba (frofit center)
yang menjadi tumpuan “kelangsungan hidup” dan pengembangan perusahaan
tersebut. Namun dalam hal ini perusahaan kontraktor harus lebih mengutamakan
tercapainya variavel BMW-KUPUAS seperti disyaratkan tersebut diatas.
Dengan demikian, orientasi bisnis mengelola sebuah proyek harus lebih
menonjol. Untuk itu, dalam mengelola proyek, para staf strategi dalam
operasional pelaksanaan proyek dan terutama Manajer Proyek, harus dengan
“Jiwa wirausaha” atau semangat kewirausahaan.
Kebersihan sebagai pengelola proyek tergantung pada nilai kerja yang
ditunjukan yaitu: cara kerja dan hasil kerja, bukan “ke pintaran berbicara”. Untuk
itu, kemampuan berkomonikasi yang menumbuhkan simpati, saling menghargai,
dan saling menghormati, serta menumbuhkan saling pengertian harus dimiliki dan
selalu dikembangkan. Sebab komunikasi menyoroti apa yang harus dilakukan dan
kapan. Hal ini juga dapat membantu untuk mengidentifikasikan sumber daya
(personil, peralatan, fasilitas, dll) diperlukan untuk setiap usaha yang merupakan
sarana utama (jembatan) bagi keberhasilan dari setiap unjuk kerja Manajer.
Ketentuan sumber daya adalah salah satu cara bahwa manajemen dapat
mengekspresikan komitmen terhadap proyek dengan menerapkan Triple C +
Komitmen + suksek proyek dimana Triple C adalah:

Sebenarnya, semua usaha yang dilakukan dalam pengelolaan proyek yang


sukses merupakan alternative dari tindakan antisipasi atas pemahaman,
“Karakteristis Proyek” dan Jenis-jenis proyek”. Dengan demikian tujuan pryek
dapat tercapai sesuai denganrencana yang telah disepakati bersama yang
tercantum dalam dokumen Kontrak.
Seperti diketahui bahwa bagi kontraktor, pengendalian biaya merupakan
jantunya kegiatan, karena dari usaha inilah perusahaan dapat memperoleh laba,
dan menghindari risiko, sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat
dipertahankan, bahkan dapat dikembangkan.
Jadi para staf strategi dalam operasional pelaksanaan proyek dan terutama
Manajer Proyek, dalam melakukan PENGENDALIAN PROYEK harus dengan
“Jiwa wirausaha” atau semangat kewirausahaan, sehingga nilai kerja yang
ditunjukan, yaitu: cara kerja dan hasil kerja, bukan “kepintaran berbicara”. Atas
dasar hal tersebut diatas, penulis mencoba menulis contoh Tugas mata kuliah
rekayasa pengendalian proyek konstruksi dengan judul “Pengendalian dan
Percepatan Pelaksanaan pada Proyek Konstruksi dengan Metode Analisis Least
Cost Analysis” (Proyek Pembangunan Rumah Sakit Bayangkara, Denpasar-Bali).
I.2 Tujuan Pengendalian
Adapun tujuan dari pengendalian pelaksanaan pada Proyek Pembangunan
Rumah Sakit Bayangkara ini adalah untuk dapat mengetahui apakah pelaksanaan
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan atau untuk dapat mengetahui
kejadian yang terjadi setiap dilakukan Kontrol (check), sehingga dapat diambil
suatu Tindakan (action) agar proyek dapat dilaksanakan sesuai perencanaan.

I.3 Manfaat Pengendalian


Adapaun manfaat dari pengendalian pada Proyek Pembangunan Rumah
Sakit Bayangkara pada waktu proyek dalam tahap pelaksanaan adalah untuk dapat
mengurangi terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan,
Seperti:
1. Terjadinya keterlambatan pelaksanaan.
2. Terjadinya penyimpangan mutu.
3. Terjadinya pembengkakan biaya.

I.4 Batasan Pengendalian


Dalam pengendalian pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit
Bayangkara penulis membatasi, yaitu pelaporan pekerjaan yang ditinjau adalah
pelaporan pekerjaan dari awal proyek hingga minggu ke-3 pelaksanaan proyek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengendalian Proyek Konstruksi
Pengendalian merupakan usaha yang sistematis untuk menentukan standar
yang sesuai sasaran perencanaan, merancang suatu informasi, membandingkan
antara pelaksanaan dengan rencana, menganalisis kemungkinan adanya
penyimpangan antara pelaksanaan dengan rencana, kemudian mengambil
tindakan pembetulan yang diperlukan sumberdaya yang digunaka menjadi efektif
dan efisien dalam rangka sasaran dan tujuan (Husen, A. 2008: 161 dan Soeharto.
I. 1995: 117)

Pengendalian biaya pelaksanaan proyek adalah semua upaya yang


dilakukan oleh seluruh staf proyek agar biaya pelaksanaan proyek menjadi wajar,
murah, dan efisien, sesuai dengan rencana (Syah, M.S. 2004: 168).

Pengendalian biaya proyek pada umumnya terfokus pada kondisi


rentabilitas, yaitu mengupayakan agar kondisi rentabilitas proyek tetap terjaga.
Arti rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Jadi dapat diartikan bila
proyek dengan rentibilitas yang baik berarti proyek tersebut dapat menghasilkan
laba yang baik pula, (Asiyanto, 2004: 157).

II.1.1 Tujuan Pengendalian Proyek Konstruksi


Tujuan pengendalian pada waktu proyek dalam tahap pelaksanaan adalah
meminimalisasi segala penyimpangan ayang dapat terjadi selama proses
berlangsung proyek (Husen, A. 2008: 161).

II.1.2 Manfaat Pengendalian Proyek Konstruksi


Manfaat pengendalian pada waktu proyek dalam tahap pelaksanaan adalah
untuk dapat mengurangi terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang tidak
diinginkan (Wulfram I.E. 2004: 2) seperti:

1. Terjadinya keterlambat pelaksanaan


2. Terjadinya penyimpangan mutu
3. Terjadinya pembengkakan biaya
II.1.3 Fungsi Pengendalian Proyek Konstruksi
Pengendalian proyek konstruksi pada dasarnya memiliki 2 (dua) fungsi
yang sangat penting (Wulfram I. E., 2004: 3) yaitu :
1. Fungsi Pemantauan
Dengan pemantauan yang baik terhadap semua kegiatan proyek akan
memaksa unsur-unsur pelaksanaan untuk pekerja secara cakap dan
jujur. Pemantauan yang baik ini akan menjadi motivasi utama untuk
mencapai performa yang tinggi, misalnya dengan memeberi
penjelasan kepada pekerja mengenai apa saja yang harus mereka
lakukan untuk mencapai performa yang tinggi kemudian memberikan
umpan balik terhadap performa yang telah dicapai. Sehingga, masing-
masing mengetahui sejauh apa prestasi yang telah dicapai.
2. Fungsi Manajerial
Pada proyek-proyek yang komplek dan mudah terjadi perubahan
(dinamis) pemakaian pengendalian proyek konstruksi dan sistem
informasi yang baik akan memudahkan manajer untuk segera
mengetahui bagian-bagian pekerjaan yang mengalami kejanggalan
atau memeiliki performa yang kurang baik. Dengan demikian dapat
segera dilakukan usaha mengatasi atau meminimalkan kejanggalan
tersebut.
II.1.4 Faktor Penghambat Proses Pengendalian Proyek Konstruksi
Walapun secara teoritis pengendalian proyek konstruksi adalah sangat
penting, namun tidak jarang pada waktu pelaksanaannya pengendalian tersebut
tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan pengendalian menjadi efektif, (Wulfram I. E., 2004:4), yaitu:
1. Definisi Proyek
Definisi proyek yang dimaksud adalah keadaan proyek itu sendiri atau
gambaran proyek yang dibuat oleh perencana. Pada proyek dengan
ukur dan kompelksitas yang amat besar, yang melibatkan banyak
organisasi ditambah lagi banyaknya kegiatan yang saling terikat, maka
akan timbul masalah kesulitan koordinasi dan komunikasi. Kesulitan
yang sama bisa juga timbul karena kerumitan pendefinisian struktur
organisasi proyek yang dibuat oleh perencana.
2. Faktor Tenaga Kerja
Pengawas atau inspektur yang kurang ahli dibidangnya atau kurang
berpengalaman dapat menyebabkan pengendalian proyek menjadi
tidak efektif dan kurang akurat
3. Faktor Sistem Pengendalian
Penerapan sistem informasi dan pengawasan yang terlalu formal
dengan mengabaikan hubungan kemanusiaan akan timbul kekakuan
dan keterpaksaan. Oleh karena itu, perlu juga diterapkan cara-cara
tertentu untuk mendapat informasi secara tidak formal (resmi),
misalnya ketika makan bersama, saling mengunjungi, komunikasi
lewat telpon, dan lain sebagainya.
II.1.5 Faktor Pendukung Proses Pengendalian Proyek Konstruksi
Mutu suatu pengendalian proyek konstruksi tidak lepas dari mutu
informasi yang diperoleh. Jika informasi yang diperoleh pengawas di lapangan
dapat mewakili kondisi yang sebenarnya maka solusi yang diambil akan lebih
mengena sasaran. Ada beberapa faktor yang diperlukan diperhatikan agar
pengendalian dan sistem informasi berlangsung dengan baik, (Wulfram I.E. 2004:
3), yaitu:
1. Ketepatan Waktu
Keterlambatan pemantau hanya akan menghasilkan informasi yang
sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi
2. Akses antara tingkat
Derajat kemudahan untuk akses dalam jalur pelaporan performa
sangat berpengaruh untuk menjaga efektifitas sistem pengendalian.
Jalur pelaporan dari tingkat paling atas hingga paling bawah harus
mudah dan jelas. Sehingga, seseorang manajer dapat melacak dengan
cepat bila terdapat bagian yang memiliki performa jelek.
3. Perbandingan data terhadap informasi
Data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan harus mampu
memberikan informasi secara proposal. Jangan sampai terjadi jumlah
data yang didapat berjumlah ribuan bahkan ratusan ribu namun hanya
meberikan satu dua. Informasi. Sedangkan untuk mengolah data
tersebut membutuhkan tenaga dan waktu yang tidak sedikit.
4. Data dan informasi yang dapat dipercaya
Masalah ini menyangkut kejujuran dan kedisiplinan semua pihak yang
terlibat dalam proyek. Semua perjanjian dan kesepakatan yang telah
dibuat seperti waktu pengiriman peralatan dan bahan serta waktu
pembayaran harus benar-benar ditepati.
5. Obyektifitas data
Data yang diperoleh harus sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan.
Pemakaian asumsi, kira-kira atau pendapat pribadi tidak boleh
dimasukkan sebagai data hasil pengamatan.
6. Aspek yang berkaitan dengan Pengndalian Proyek Konstruksi
Proses pengendalian proyek konstruksi terkait dengan banyak faktor
yang saling mempengaruhi (Wulfram I. E., 2004: 5). Faktor-faktor
tersebut seperti dalam Gambar 2.1, berikut:

Gambar II-1 Aspek dalam Pengendalian Proyek Konstruksi


(Sumber : Wulfram I. E., 2004: 5)

II.1.6 Variabel Pengendalian Proyek Konstruksi


Ada tiga variabel penting yang harus dikendalikan selama proses
pelaksanaan suatu proyek konstruksi (Asiyanto, 2002: 131), yaitu:
1. Kualitas Proyek
2. Waktu Penyelesaian Proyek
3. Biaya Pelaksanaan Proyek
Yang diharapkan oleh manajemen adalah tercapainya kualitas pekerjaan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan, proyek dapat diselesaikan dalam waktu yang
telah diteteapkan, dan masih dalam batas anggaran yang disediakan. Ketiga aspek
tersebut diatas, adalah saling terkait satu dengan yang lain, dan terakhir adalah
bermuara ke biaya. Artinya, kualitas dan waktu pelaksanaan berisiko terhadap
membangkaknya biaya, bila tidak dikendalikan dengan baik.

II.1.7 Alat Pengendalian Proyek Konstruksi


Untuk mendapatkan hasil pengendalian yang baik pada waktu proyek
dalam tahap pelaksanaan, maka diperluakan pedoman sebagai alat pengendalian
yang baik juga, (Husen, A. 2008: 161) seperti:
1. Perencanaan Metode Konstruksi
2. Perencanaan jadwal waktu pelaksanaan dan jadwal prestasi
3. Perencanaan pengadaan sumber daya tenaga kerja, material, dan alat,
serta Sub Kontraktor
4. Perencanaan biaya sumber daya tenaga kerja, material, dan alat, serta
sub kontraktor
5. Lapopran kemajuan proyek, laporan penggunaan sumber daya (bahan,
tenaga, alat, sub kontraktor), laporan stok bahan, dan laporan
keuangan.
II.1.8 Proses Pengendalian Proyek Konstruksi
Proses pengendalian proyek berjalan sepanjang daur hidup proyek guna
mewujudkan performa yang baik didalam setiap tahap. Perencana dibuat sebagai
bahan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. bahan acuan tersebut selanjutnya akan
menjadi standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan, meliputi spesifikasi
teknik, jadwal, dan anggaran.
Pemantauan harus dilakukan selama masa pelaksanaan proyek untuk
mengetahui prestasi dan kemajuan yang telah dicapai. Informasi hasil pemantauan
ini berguna sebagai bahan evaluasi performa yang telah dicapai pada saat
pelaporan. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan kemajuan yang
dicapai berdasarkan hasil pemantauan dengan standar yang telah dibuat
berdasarkan perencanaan.
Hasil evaluasi berguna untuk pengambilan tindakkan yang akurat terhadap
permasalahan-permasalahan yang timbul selama masa pelaksanaan. Berdasarkan
hasil evaluasi ini pula tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan dapat diputuskan
dengan tepat dengan melakukan koreksi terhadap performa yang telah dicapai.
Proses diatas diperlihatkan secara skematis pada Gambar II-2, (Wulfram I. E.,
2004: 2), berikut:

Gambar II-2 Siklus Pengendalian dalam Proyek Konstruksi


(Sumber: Wulfram I. E., 2004: 2)

Sepanjang daur hidup proyek hanya sekitar 20 % kegiatan manajemen


proyek berupa perencanaan, sebaliknya adalah kegiatan pengendalian.
Perencanaan sebagian besar dilakukan sebelum proyek dilaksanakan. Begitu
proyek dimulai, fungsi manajemen didominasi oleh kegiatan pengendalian. Fungsi
utama dari anggaran biaya pelaksanaan (cost budget), adalah untuk tolak ukur
pengendalian biaya. Bagi kontraktor, pengendalian biaya merupakan jantungnya
kegiatan, karena dari usaha inilah perusahaan dapat memperoleh laba dan
menghindari risiko, sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat
dipertahankan, dan bahkan dapat dikembangkan.
II.2 Teknik dan Metode Pengendalian Proyek Konstruksi
Untuk dapat mengendalikan proyek dengan efektif memerlukan Teknik
dan Metode yang spesifik. Untuk maksud tersebut disusun teknik dan metode
pengendalian berbagai aspek kegiatan proyek, yang terkenal diantaranya, (Iman
Soeharto, I.,1995: 263), adalah:
1. Analisis Varian untuk waktu dan biaya
2. Konsep Nilai Hasil (Earned Value Consep), untuk biaya, jadwal dan
kinerja
3. Kriteria sistem pengendalian biaya dan jadwal (cost and Schedule
Control System Criteria-C/S-CSC), untuk biaya, jadwal dan kinerja
terpadu.
4. Rekayasa Nilai (value engineering)
II.2.1 Analisis Varian
Menjelang saat pelaporan dikumpulkan informasi mengenai status akhir
kemajuan proyek dengan menghitrung jumlah unit yang diselesaikan kemudian
membandingkan dengan perencanaan, atau melihat catatan penggunaan sumber
daya, misalnya jam-orang dan membandingkan dengan anggaran. Teknik
demikian dikenal sebagai analisis varian (Soeharto, I., 1995: 264).
Adapun cara untuk memperagakan adanya varian adalah dengan
mengunakan grafik. Grafik dibuat dengan sumbu-X sebagai nilai kumulatif biaya
atau jam-orang yang telah digunakan atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan,
sedangkan sumbu-Y menunjukkan parameter waktu. Ini berarti menggambarkan
kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan sepanjang siklus proyek.
Bila grafik tersebut dibandingkan dengan grafik serupa yang disusun
berdasarkan perencanan dasar (kumulatif pengeluaran berdasarkan anggaran
uang/jam-orang) maka akan segera terlihat jika terjadi penyimpangan.
Dengan memiliki sifat seperti tersebut dan pembuatannya yang relative
cepat dan mudah, maka metode penyajian dengan Grafik “S” dijumpai secara luas
dalam penyelenggaraan proyek, seperti gambar 2.3, berikut :
Gambar II-3 Grafik Kurva “S”
(Sumber: Soeharto, I., 1995: 264)

Grafik yang dibuat dengan sumbu vertical sebagai nilai kumulatif biaya
atau jam-orang atau penyelesaian pekerjaan dan sumbu horizontal sebagai waktu
kelender masing-masing dari angka 0 sampai 100 ini, umumnya akan berbentuk
S, ini disebabkan kegiatan proyek berlangsung sebagai berikut:
1. Kemajuan pada awalnya bergerak lambat
2. Diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang
lebih lama.
3. Akhir kecepatan kemajuan menurun dan berhenti pada titik akhir.
Penggunaan grafik S dijumpai dalam hal-hal berikut:
1. Pada analisis kemajuan proyek secara keseluruhan
2. Penggunaan sama dengan butir diatas, tetapi untuk satuan unit
pekerjaan atau elemen-elemennya
3. Pada kegiatan engineering dan pembelian untuk menganalisis
persentase (%) penyelesaian pekerjaan, misalnya jam orang untuk
menyiapkan rancangan, produksi gambar, menyusun pengajuan
pembelian, terhadap waktu.
4. Pada kegiatan konstruksi, yaitu untuk menganalisis pemakaian tenaga
kerja atau jam-oranbg dan untuk menganalisis persentase (%)
penyelesaian pekerjaan-pekerjaan lain yang diukur (dinyatakan) dalam
unit versus waktu. Grafik “S” sangat berkaedah untuk dipakai sebagai
laporan bulanan dan laporan kepada pimpinan proyek perusahaan
karena grafik ini dapat dengan jelas menunjukkan kemajuan proyek
dalam bentuk yang mudah dipahami.
Penggunaan grafik “S” adalah untuk menunjukkan varian biaya terhadap
waktu, dimana pada gamabar berikut menunjukan pelaksanaan konstruksi dengan
angka anggaran = Rp. 5000,00 dan angka pengaluaran = Rp. 840,00. Bila suatu
data angka anggaran dan pengeuaran dianalisisi dengan metode grafik ”S”, maka
terlihat jelas menunjukan kecenderungan “membengkak” nya varians biaya
sebesar = Rp. 500,00 – Rp. 840,00 = - Rp. 340, akibat dari pengeluaran lebih
besar dari anggaran, seperti terlihat pada Gambar 2.4 (Soeharto, I., 1995: 266-
267) berikut:

Gambar II-4 Menganalisis varians dengan grafik “S”


(Sumber: Soeharto, I., 1995: 267)
II.2.2 Konsep Nilai Hasil (Earned Value Concept)
Metode ini menjawab peranyaan, apakah proyek pada saat ini (saat
pelaporan) masih seusai dengan anggaran atau jadwal. Dengan memakai dasar
asumsi tertentu, metode ini dapat dikembangkan untuk membuat prakiraan atau
proyeksi keadaan masa depan proyek, misalnya untuk menjawab pertanyaan,
(Soeharto, I., 1995: 268-270). Sebagai berikut:
1. Dapatkah proyek diselesaikan dengan dana sisa yang ada?
2. Berapa besar perkiraan biaya untuk menyelesaikan proyek?
3. Berapa besar proyeksi keterlambatan pada akhir proyek, bila kondisi
masih seperti saat pelaporan?
II.2.2.1 Biaya Pekerjaan Berdasarkan Anggaran
Konsep Nilai Hasil (Earned value Concep) adalah konsep menghitung
biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan
atau dilaksanakan (Budgeted Cost of Work Performed – BCWP). Bila ditinjau
dari jumlah pekerjaan yang diselesaikan, maka berarti konsep ini mengukur
besarnya unit pekerjaan yang diselesikan, pada suatu waktu bila dinilai
berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut. Dengan
perhitungan ini diketahui hubungan antaran apa yang sesungguhnya telah dicapai
secara fisik terhadap jumlah anggaran yang telah dikeluarkan.
Pengertian nilai hasil yang diterangkan dalam gambar tersebut diatas adalah
sebagai berikut:

1. Misal suatu pekerjaan mengecor pondasi dengan volume 3003,


anggaran untuk pekerjaan ini sebesar Rp. 80.000.000,00
2. Pada minggu pertama dilaporkan sebanyak 75 m 3, pengecoran telah
diselesaikan. Ditanyakan berapa nilai hasil (earned value) pada saat
pelaporan.
Nilai hasil (earned value) adalah biaya yang dianggarkan dari pekerjaan yag telah
diselesaikan dan dapat dihitung dengan rumus:

NILAI HASIL = {(% PENYELESAIAN X (ANGGARAN)}

Jadi Nilai pada gambar diatas adalah dapat dihitung dengen perincian sebagai
berikut:

1. Jumlah yang telah diselesaikan adalah 75 m3 atau (75/300 × 100 %) =


25 %
2. Pengeluaran menurut anggaran = (25 % × Rp. 80.000.000,00) = Rp.
20.000.000,00
3. Jadi nilai hasil adalah Rp. 20.000.000,00
4. Pengeluaran actual dapat :
a. Lebih kecil dari nilai hasil, yaitu Rp. 15.000.000,00
b. Lebih besar dari nilai hasil, yaiut Rp. 35.000.000,00
c. Sama dengan nilai hasil, yaitu Rp. 20.000.000,00
II.2.2.2 Mengintregasikan Anggaran dan Jadwal
Metode kurva “S” bertujuan untuk mengetahui nilai kegiatan yang telah
diselesaikan. Dengan dmikian mencerminkan kemanjuan pelaksanaan kegiatan
yang direncanakan dalam kontrak. Berbeda dengan Metode Nilai Hasil (Earned
Value Cancep) adalah mengindentifikasi antara biaya yang dikeluarkan dengan
yang direncanakan, metode ini memadukan unsure – unsure presentasi, biaya dan
jadwal Analisis dengan metode ini memerlukan indikator – indikator (Syafriadi,
2002: 136), yaitu:
1. ACWP (Actual Cost of Work Performance), yaitu jumlah biaya yang
sesungguhnya tercapai untuk kegiatan yang telahdilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu. Biaya ini diperoleh dari data – data akuntansi
atau keuangan proyek pada tanggal pelaporan, yaitu catatan segala
pengeluaran biaya actual dari paket kerja atau kode akuntansi
termasuk perhitungan overhead dan lain – lain
2. BCWP (Budgeted Cost of Work Performance), yaitujumlah anggaran
yang senilai untuk kegiatan yan telah dilaksankan dalam kurun waktu
tertentu.
3. BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule), yaitu anggaran yang
direncanakan untuk kegiatan yang dilaksanakan. Jadi disini terjadi
perpaduan antara biaya, jadwal dan lingkup kerja, dimana setiap
pekerjaan telah diberi alokasi biaya dan jadwal yag jadi tolak ukur
dalam pelaksanaan
II.2.2.3 Perhitungan BCWS, BCWP, dan ACWP
Berdasarkan data laporan Akuntansi, maka dapat dikelompokan Actual
Cost of Work Performance (ACWP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan data Budgeted Actual Cost (BAC), data renacana kemajuan proyek,
data realisasi kemajuan proyek pada suatu saat dilakukan evaluasi, maka dapat
dihitung Budged Cost of Work (BCWS) dan Budgeted Cost of Work Performance
(BCWP) dengan rumus:
BCWS = (Bobot Renc – BCWS – Ke n / Bobot Renc – BAC) × BAC
BCWP = (Bobot Real – BCWP – Ke n / Bobot Renc – BAC) × BAC
II.2.2.4 Analisis Penyimpangan Jadwal dan Biaya
Melalui indicator fiatas kinerja pengelolaan biaya dan jadwal dapat
diklasifikasikam, (Syafriadi, 2002: 136-137), sebagai berikut:
1. Perbedaan Jadwal (Schedule Variance), dapat dihitung dengan rumus:

SV = BCWP -

BCWS
Bila SV (Shedule Variance) = 0 → Proyek tepat waktu

> 0 → Proyek cepat


< 0 → Proyek terlamat
2. Perbedaan biaya (Cost Variance), dapat dihitun dengan rumus:

CV = BCWP -

ACWP
Bila CV (Cost Variance) = 0 → Biaya proyek sesuai rencana

> 0 → Biaya proyek yang berlebihan


< 0 → Biaya proyek lebih besar/boros

Penyimpanan yang terjadi baik jadwal ataupun biaya yang lebih besar
dari recana, harus didentifikasikan factor penyebabnya seperti keslahan estimasi,
kesulitan teknis akibat medan yang berat, biaya material, tenaga dan lain – lain.
Sebagai contoh diperlihatkan terjadinya Perbedaan Jadwal (Schedule Variance)
dan Perbedaan Biaya (Cost Variance), saat pelaporan pada bulan Mei, bila nila
BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule), = Rp. 500,00 dan nilai ACWP (Actual
Cost of Work Performance), = Rp. 840,00 serta nilai BCWP (Budgeted of Work
Performance), = Rp. 270,00 yaitu seperti diperlihatkan Gambar II-5 berikut:
Gambar II-5 Analisis varians terpadu dengan grafik “S”

II.2.2.5 Indeks Kerja Jadwal dan Biaya


Penyimpangan yang terjadi baik jadwal ataupun biaya yang dinyatakan
diatas tidak dapat menggambarkan kondisi penyimpangan relative terhadap satuan
unit anggaran (Syafriadi 2002:136-1370. Pengelola proyek sering sekali ingin
mengetahui efisien penggunaan sumber daya. Ini dinyatakan sebagai indeks
kinerja yang dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Indeks Prestasi Jadwal (Schedule Performance Index), dihitung
dengan rumus, berikut:

SPI = BCWP /

BCWS
Bila SPI (Schedule Performance Index) = 1 → Proyek tepat waktu
≥ 1 → Proyek lebih tepat
≤ 1→ Proyek terlambat
2. Indeks Prestasi Biaya (Cost Performance Index), dihitung dengan
rumus:

CPI = BCWP / ACWP

Bila CPI (Cost Performance Index) =1 → Biaya proyek sesuai


anggaran
≥ 1 → Biaya Proyek lebih kecil
≤ 1→ Biaya proyek lebih besar
Indeks Prestasi Jadwal (Schedule Performance Index – SPI) dan Indeks
Prestasi Biaya (Cost Performance Index – CPI), dihitung untuk setiap kelompok
kegiatan dan tingkat diatasnya. Pada tingkat yang lebih tinggi perhitungan SPI dan
CPI dilakukan dengan sederhana yaitu menjumlahkan parameter – parameter
tingkat yang berada dibaahnya. Sedapat mungkin Indeks Prestasi Jadwal
(Schudule Performance Index – SPI) dan Indeks Prestasi Biaya (Cost
Performance Index – CPI), ditinjau perperiode dan kondisi komulatifnya.
II.2.3 Criteria Sistem Pengendalian Biaya dan Jadwal (Cost and Schedule
Control System Criteria-C/S-CSC)
II.2.3.1 Pengertian
Kriteria sistem Pengendalian Biaya dan Jadwal (Cost and Schdule
Control Sytem Criteria-C/S- CSC) adalah penerapan dari konsep nilai hasil
dengan memasukan unsure – unsure anggaran, pengeluaran, jadwal, nilai hasil,
lingkup kerja dan orgaisasi pengelola pelaksanaan. Pada dasarnya, pendekatan
dengan system pengendalian biaya dan jadwal (Cost and Schdule Control Sytem
Criteria-C/S- CSC) dimaksudkan agar pelaksana atau kontraktor membuat
perencanaan dasar yang memadukan biaya dan jadwal. Perencanaan dasar ini akan
dipakai untuk membandingkan kinerja pelaksanaan pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak. Kinerja diukur setepat mungkin dengan memakai indikator yang
didasarkan atas penyelesaian fisik dan bukan estimasi subyektif (Soeharto, I,.
1995:274)

II.2.3.2 Proyeksi Biaya dan Jadwal


Menurut pemikiran biaya dan jadwal penyelesaian proyek yang
didasarkan atas hasil analissi indikator yang diperoleh pada saat pelaporan, akan
memberi petunjuk besarnya biaya untuk pekerjaan tersisa (Estimate Temporary
Cost– ETC) dan besarnya prakiraan total biaya proyek (Estimate All Cost – EAC)
serta besarnya prakiraan waktu untuk pekekerjaan tersisa (Estimate All Schedule –
EAS) pada akhir proyek. Prakiraan tidak dapat memberikan jawaban dengan
angka yang tepat, karena didasarkan atas berbagai asumsi, jadi tergantung dari
akurasi asumsi yang dipakai. Bila dianggap kinerja biaya pada pekerjaan tersisa
adalah tetap seperti pada saat pelaporan, maka nilai prakiraan biaya untuk tersisa
(Estimate Temporary Cost –ETC) dan besarnya prakiraan total biaya proyek
(Estimate All Cost – EAC) serta nilai prakiraan waktu untuk pekerjaan tersisa
(Estimate Tenporary Shedule – EAS) dan besarnya prakiraan total proyek
(Estimate All Shedule – EAS) pada akhir proyek. Dalam mebuat proyekasi diatas
dapat ditentukan (Soeharto, I,. 1995: 278 dan Adzuha Desmi, 2011) yaitu :
1. Besarnya prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa (Estimate
Temporary Cost the Project – ETC), dapat dihitung dengan rumus:

ETC = (ANGGARAN – BCWP)/CPI

2. Besarnya prakiraan waktu untuk pekerjaan tersisa (Estimate


Temporary Shedule the Project – ETS) dapat di hitung dengan rumus:

ETS = (WAKTU RENCANA – WAKTU

3.REALISASI)/CPI
Besarnya biaya pada akhir proyek (Estimate At Completion – EAC
atau Estimae All Cost- EAC), dapat dihitung dengan rumus:

EAC = ACWP

4.+ ETC
Besarnya prakiraan total waktu proyek (Estimate At Schedule – EAS),
dapat dihitung dengan rumus:

EAS = SISA REALISASI

Hubungan antara indicator ACWP, BCWS, dan BCWP terhadap biaya


dan penyelesaian proyek, dapat pada gambar di bawah dimana gambar tersebut
terlihat, bahwa kenaikan biaya anggaran ditunjukan oleh garis CB, dan
keterlibatan penyelesaian konstruksi ditunjukan oleh garis AB. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.6, berikut.
Gambar II-6 Prakiraan Jadwal dan Biaya (EAS dan EAC) pada akhir
proyek

II.3 Monitoring dan Updating


Jarang ditemui suatu keadaan dimana suatu rencana schedule (jadwal)
dapat tepat dengan pelaksaan di lapangan. Untuk dapat mencapai kondisi
demikian dibutuhkan suatu perencanaan yang amat cermat dan didukung oleh
faktor luar (alam), supaya hal tersebut dapat dicapai. Penadaan prestasi pekerjaan
dalam ala pengendalian (Schedule) dilanjutkan dengan penyesuaian urutan
kegiatan dengan updating. Pada umunya kegiatan ini didukung oleh piranti
computer dikarenakan proses ini cukup rumit dan membutuhkan ketelitian, serta
kesinambungan secara berkala (Ervianto, 2005: 6)
Jika prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan rencana kegiatan, perubahan
kontruksi di lapangan, terjadi permasalahan di lapangan yang belum
terselesaiknan dapat menyebabkan terjadinya penudaan pekerjaan (delay). Untuk
mengembalikannya prestasi sesuai rencana schedule semula, maka dibutuhkan
revisi schedule untuk memperbaiki deviasi yang terjadi. Kegiatan revisi schedule
ini adalah bagian dari kegiatan rescheduling. Pada umumnya rescheduling
dilakukan bersama – sama dengan updating.
Proses updating diperlukan terutam untuk mengetahui pengaruh yang
terjadi akibat pelaksaan dilapangan terhdap rencana schedule penyelesaian
pekerjaan/proyek. Perubahan ini kemukinan dapat menimbulkan perubahan
rangkaian kagiatan atau terjadinya prestasi/progress pekerjaan dari durasi rencana.
Rescheduling dilakukan dengan cara menyesuaikan original schedule
dengan kondisi saat ini dan bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya pergeseran
konsep dan untuk melakukan analisis delay, (Ervianto, 2005: 7)
II.3.1 Frekuensi Updating
Penyesuaian schedule dapat dilakukan pada setiap hari minggu, setiap
bulan, hal ini tergantung dari ukuran proyek, dan karateristik proyek. Penyesuaian
schedule dapat digunakan sebagai bahan pertemuan antara pihak yang terlibat
dalam proyek untuk membahas presentasi pekerjaan serta perencanaan yang akan
dating (tindakan koreksi). Dari pertemuan ini di harapkan masing – masing pihak
selalu ingat akan janji dan tanggung jawabnya (Ervianto, 2005: 9).
Dimana updating dapat dilakukan dengan berbagai cara (Ervianto, 2005: 10)
misalnya:

1. Identifikasi tanggal mulai dan selesainya seuatu kegiatan (actual) atau


hanya menunjukkan bahwa kegiatan tersebut telah selesai
2. Mengestimasi pekerjaan yang telah dicapai hal ini dpat dilakukan
sebagai dasar penentuan prestasi yang telah dicapai untuk penagihan
pembayaran.
Identifikasi durasi kegiatan untuk memberikan informasi sisa waktu dari
tiap kegiatan. Dapat juga sebagai dasar untuk mengevaluasi durasi yang tersisa
berdasarkan pengalaman dilapangan. Setelah dilakukan updating sebaiknya
network dengan ditampilkan sebagai dasar kontraktor untuk penyelesaian
pekerjaan untuk memperbaiki metode pelaksaan serta untuk menunjukkan
pengaruh perubahan yang terjadi dalam proyek.

II.3.2 Metode Updating


Terdapat 2 metode yang dapat dipergunakan dalam melakukan updating,
yaitu antara lain:
a. Updating Bar Chart
Proses yang selalu berkaitan dengan updating adalah penyesuaian bar
chart didasarkan pada kegiatan yang telah dilaksanakan dan sisa
pekerjaan yang belum dilaksanakan. Proses ini akan memberikan
informasi mengenai float yang masih tersedia.

b. Updating Network Diagrams


Untuk melihat karateristik proyek yang sedang dilaksanakan serta
untuk mengantisipasi deviasi yang terjadi akibat tidak sesuainya
pelaksanaan dengan perencanaan, harus dilakukan updating network
diagram berdasarkan float yang tersisa.

II.4 Perencanaan Biaya dan Jadwal


Bedasarkan besarnya biaya pada akhir proyek (Estimate At Completion –
EAC atau Estimate All Cost – EAC) dan besarnya prakiraan total waktu proyek
(Estimate All Schedule – EAS), maka selanjutnya dapat direncanakan Rencana
Biaya Pelaksanan (RBP) dan jadwal waktu pelaksanaannya dengan langkah –
langkah sebagai berikut:
1. Menghitung sisa volume
Untuk menghitung besarnya sisa volume untuk masing – masing
kegiatan pada saat dilakukan pelaporan (minggu ke n), maka dapat
dengan rumus:

Sisa Volume kei – ken = Volume kei – Volume realisasi


kei – ke n
2. Menghitung sisa durasi
Untuk menghitung besarnya sisa durasi untuk masing – masing
kegiatan pada saat dilakukan pelaporan (minggu ken), maka dapat
dengan rumus:

3. Merencanakan jadwal dengan metode diagram batang (bar Chart)


4. Merencanakan jadwal dengan metode Diagram jaring Preseden
(Precedence Diagram Method-PDM).
5. Merencanakan Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP)
Untuk merencanakan Rencana Biaya Pelaksanaan, dapat dilakukan
dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a. Menghitung produktivitas pekerjaan
Untuk mengghitung besarnya produktivitas untuk masing –
masing kegiatan pada saat dilakukan pelaporan (minggu ken), maka
dapat dengan rumus:

b. Menghitung sisa biaya pekerjaan


Untuk menghitung besarnya sisa biaya pekerjaan untuk masing –
masing kegiatann pada saat dilakukan pelaporan (minggu ken), maka
dapat dengan rumus:

c. Menghitung harga satuan pekerjaan


Untuk menghitung besarnya harga satuan pekerjaan untuk masing
– masing kegiatan pada saat dilakukan pelapoaran (minggu ke n), mka
dapat dengan rumus:

d. Menghitung Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP)


Untuk menghitung Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP) dilakukan
pelaporan (minggu ken), maka dapat dengan langkah – langkah
sebagai berikut:

1. Menghitung masing – masing jumlah harga pekerjaan dengan


rumus:
2. Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP) pada saat dilakukan
pelaporan (minggu ken), adalah dengan menjumlahkan
masing – masing jumlah harga pekerjaan dengan rumus:

e. Menghitung bobot pekerjaan


1. Untuk menghitung besarnya harga satua pekerjaan untuk
masing – masing klegaiatan pada saat dilakukan pelaporan
(minggu ken), maka dapat dengan rumus:

f. Merencana jadwal prestasi


II.5 Rescheduling
Reschedulling adalah kegiatan perbaikan / revisi schedule, rescheduling
dilakukan dengan cara menyesuaikan original schedule dengan kondisi saat ini
dan bertujuan untuk astisipasi terjadinya pergeseran konsep pelaksanaan
kontraktor, memperbaiki prestasi kontraktor yang kurang baik dan untuk
melakukan analisis delay, (Ervianto, 2005: 7)
Perencanaan kembali juga merupakan bagian terpenting untuk mencapai
keberhasilan proyek konstruksi. Pengaruh dari perencanaan kembali terhadap
proyek konstruksi akan berdampak pada pendapatan dalam proyek itu sendiri.
II.6 Perencanaan Waktu Proyek (Schedule)
Perencanaan merupakan bagian terpenting untuk mencapai keberhasilan
proyek konstruksi. Pengaruh perencanaan terhadap proyek konstruksi akan
berdampak pada pendapatan dalam proyek itu sendiri. Hal ini dikuatkan dengan
berbagai kejadian dalam proyek konstruksi yang menyatakan bahwa perencanaan
yang baik dapat menghemat ± 40% dari biaya proyek, sedangkan perencanaan
yang kurang baik dapat menimbulkan kebocoran anggaran sampai ± 400%.
Dimana jenis-jenis penjadwalan yang sering digunakan diantaranya (Ervianto,
2002: 161), yaitu :
1. Diagram batang (bar chat)
2. Diagram jaring panah (Arrow Diagram)
3. Diagram jarring Perseden (PDM-Precedence Diagram Method)
II.6.1 Diagram Batang (Bar Charts)
Rencana kerja yang paling sering dan banyak digunakan adalah diagram
batang (bar charts) atau Gant charts. Diagram batang (bar charts) digunakan
secara luas dalam proyek konstruksi karena sederhana, mudah pembuatannya dan
mudah dimengerti oleh pemakainya (Ervianto, 2002: 162).

Diagram batang (bar charts) adalah sekumpulan daftar kegiatan yang


disusun dalam kolom arah vertikal, sedangkan kolom arah horizontal
menunjukkan skala waktu. Saat mulai dan akhir dari sebuah kegiatan dapat
terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya
diagram batang. Proses penyusunan diagram batang (bar charts) dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut (Ervianto, 2002: 154) :

1. Daftar item kegiatan, yang berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan


yang ada dalam rencana pelaksanaan pembangunan.
2. Urutan pekerjaan, dari daftar item kegiatan tersebut diatas, disusun
urutan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan prioritas item kegiatan
yang akan dilaksanakan lebih dahulu dan item kegiatan yang akan
dilaksanakan kemudian, tanpa mengesampingkan kemungkinan
pelaksanaan pekerjaan secara bersamaan.
3. Waktu pelaksanaan pekerjaan, adalah jangka waktu pelaksanaan dari
seluruh kegiatan yang dihitung dari permulaan kegiatan sampai
dengan seluruh kegiatan berakhir. Waktu pelaksanaan pekerjaan
diperoleh dari penjumlahan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap item pekerjaan.
Bentuk dari contoh diagram batang (bar charts) dari sebuah proyek
konstruksi dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut.
Gambar II-7 Bentuk Dari Bar Charts Dari Sebuah Proyek Konstruksi
Keunggulan dari diagram batang (bar charts) adalah mudah dibuat dan
dipahami. Sangat berfaedah sebagai alat perencanaan dan komunikasi, disamping
itu diagram batang (bar charts) juga mempunyai kelemahan (Soeharto, 1999:
238), yaitu sebagai berikut :

1. Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara


satu kegiatan dengan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui
dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap
jadwal keseluruhan proyek.
2. Sulit mengadakan perbaikan atau pembaharuan (updating), karena
umumnya harus dilakukan dengan membuat diagram batang baru,
padahal tanpa adanya perubahan (updating), segera menjadi “kuno”
dan menurun daya gunanya.
3. Untuk proyek berukuran sedang dan besar, lebih-lebih yang bersifat
komplek, penggunaan diagram batang (bar charts) akan menghadapi
kesulitan menyusun sedemikian besar jumlah kegiatan yang mencapai
puluhan ribu dan memiliki keterkaitan tersendiri diantara mereka,
sehingga mengurangi kemampuan penyajian secara sistematis.
II.6.2 Diagram Jaring Panah (Arrow Diagram)
II.6.2.1 Pengertian
Definisi diagram jaringan kerja (network planning) adalah salah satu
model yang digunakan dalam peneyelenggaran proyek yang produknya adalah
informasi menegenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam jaringan kerja (network)
proyek yang bersangkutan. Informasi yang dihasilkan adalah mengenai sumber
daya yang dibutuhkan beserta jadwalnya. (Tubagus H. A, 1990: 4)
Diagram aring. Panah (Arrow Diagram) atau activity on arrow (AOA)
terdiri dari anak panah dan lingkaran/segi empat. Anak panah menggambarkan
kegiatan/ aktifitas sedangkan lingkaran. segi empat menggambarkan kejadian
(event). Kejadian (event) diawali dari anak panah disebut “I”, sengkan kejadian
(event) di akhir anak panah disebut node “J”. Setiap diagram jaring panah (Arrow
Diagram) merupakan satu kesatuan dari seluruh kegiatan sehingga kejadian
(event) “J” kegiatan sebelumnya juga merupakan kejadian (event) “I” kegiatan
berikutnya. Bentuk diagram ini disebut dengan I-J diagram (Wulfram I. E, 2002:
161).
II.6.2.2 Manfaat Network Planning
Dalam Pelaksanaan proyek konstruksi Network planning sangat
bermanfaat untuk (Soegeng. D. 2005 :144):
1. Mengetahui logika ketergantungan dar kegiatan yang satu dengan
yang lain.
2. Menunjukan dengan jelas waktu-waktu penyelesaian yang kritis dan
yang tidak kritis, sehingga memungkinkan untuk mengatur pembagian
usaha dan perhatian.
3. Memberi bantuan yang sangat berharga dalam komunikasi.
4. Memungkinkan dapai dicapainya pelaksanaan proyek yang lebih
ekenomis dipandang dari segi pembiayaan.
Terdapatnya kepastian dalam pengunaan sumberdaya tenaga, bahan, alat.
II.6.2.3 Simbol
Penggambaran network planning menggunakan simbol-simbol yang
dapat berbentuk lingkaran/segi emapat dan digunakn asal disertai legenda yang
menjelaskan tentang apa yang dimaksud oleh pembuatnya (Wulfram I. E,
2002:161). Jumlah simbol yang digunakan dalam sebuah diagram jaringan kerja
(network planning), minimum dua macam dan maksimum tiga macam (Tubagus,
H. A,1990: 8), yaitu:
1. Anak Panah (→)
Anak panah melambangkan kegiatan. Sebauah kegiatan hanya
dilambangakan sebuah anaka panah dan pada umumnya kegiatan
dicantumkan di atas anak panah dan lamanya kegiatan di tulis
dibawah anak panah. Pada umumnya nama kegiatan dicantumkan di
atas anak panah dan lama kegiatan dituliskan dibawah anak panah.
Ada beberapa alternatif cara penggambaran anak panah, seperti
terlihat pada Gambar II-8

Gambar II-8 Bentuk-Bentuk Anak Panah

2. Lingkaran ( )
Lingkaran yang melambangkan peristiwa selalu digambarkan dengan
lingkaran yang terbagi atas tiga ruangan yaitu:

a. Ruangan sebelah kiri, merupakan tempat bilangan atau huruf yang


menyatakan nomor peristiwa. Nomor peristiwa bisa pula
dinyatakan berupa simbol (variabel) dengan n, i, atau j, seperti
terlihat pada Gambar 2.10.a.
b. Ruangan sebelah kanan atas merupakan tempat bilangan yang
menyatakan nomor hari (satuan waktu hari) dan dapat
diterjemahkan kedalam bentuk tanggal hari yang bersangkutan,
yang merupakan saat paling awal peristiwa yang bersangkutan
mungkin terjadi. Nomor hari tersebut dapat diterjemahkan ke
dalam bentuk tanggal hari yang bersangkutan, seperti terlihat pada
Gambar 2.10.b.
c. Ruangan kanan bawah merupakan tempat bilangan yang
menyatakan nomor hari (satuan waktu hari) yang merupakan saat
paling lambat peristiwa yang bersangkutan boleh terjadi seperti
terlihat pada Gambar 2.9

Gambar II-9 Simbol Lingkaran


Keterangan gambar 2.10.
N = nomor peristiwa
SPAn = Saat Paling Awal peristiwa n mungkin terjadi.
SPLn = Saat paling lambat peristiwa n boleh terjadi.
Sn = SPLn - SPAn = tenggang waktu (slack) peristiwa.
3. Anak Panah Putus-Putus ( )
Anak panah terputus-putus (dummy) melambangkan hubungan antar
peristiwa, dimana hubungan antar kegiatan (dummy) tidak
membetuhkan waktu. Oleh karena itu, hubungan antar peristiwa tidak
perlu diperhitungkan dalam perhitungan waktu, lamanya dihitung
sama dengan nol.

II.6.2.4 Menyusun Urutan Kegiatan


Dari segi penyusunan jadwal, jaringan kerja dipandang sebagi suatu
langkah penyempurnaan metode bagan balok, karena dapat menjawab pertanyaan
yang belum terpecahkan oleh metode tersebut (Soeharto, I. 1995: 181), yaitu:
1. Berapa lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek.
2. Kegiatan-kegiatan mana yang bersifat kritis dalam hubungannya
dengan penyelesaian proyek.
3. Bila terjadi keterlambatan, bagaimana pengaruhnya terhadap sasaran
jadwal penyelesaian proyek secara meneyeluruh.
Usaha menyusun urutan kegiatan yang mengikuti logika ketergantungan
akan dipermudah dengan mencoba menjawab pertanyaan (Soeharto, I.1995:191),
sebagai berikut:
1. Kegiatan apa yang dimulai terlebih dahulu.
2. Mana kegiatan berikutnya yang akan dikerjaan.
3. Adakah kegiatan-kegiatan yang dapat berlangsung sejajajar.
4. Perlukah dimulainya kegiatan tertentu dengan menunggu yang lain.
Dalam menyusun urutan kegiatan pada diagram jaring panah (Arrow
Diagram) atau Activity on arrow (AOA) harus memperhatikan beberapa
persyaratan, (Wulfram I. E, 2002: 162), yaitu:
1. Dalam penggambarannya, diagram jaring panah (Arrow Diagram)
harus jelas dan mudah dibaca.
2. Harus dimulai dan diakhiri padan event/kejadian.
3. Kegiatan disimbolkan dengan anak panah yang dapat digambarkan
dengan garis lurus atau panah.
4. Sedapat mungkin terjadi perpotongan antar anak panah harus
dihindari.
5. Diantara dua kejadian hanya boleh ada satu anak panah.
6. Kegiatan semu digunakan garis putus-putusdan jumlahnya seperlunya
saja.
II.6.2.5 Saat Kejadian Paling Awal/Earliest Event Time (EET)
Saat kejadian paling awal/Earliest Event Time (EET), adalah saat paling
awal suatu peristiwa mungkin terjadi, dan tidak mungkin terjadi sebelumnya.
Untuk menghitung nilai dari saat kejadian paling awal/Earliest Event Time (EET),
dapat dihitung dengan rumus (Syah, M.S. 2004, :95), berikut:
2 Dimana: EET = Diisikan yang memberikan nilai
EETI = EETI
paling besar
+ Dij
Dij = Durasi kegiatan I ke j
II.6.2.6 Saat Kejadian Paling Lambat/Latest Time (LET)
Saat kejadian paling lambat/latest Event Time (LET), adalah saat paling
lambat peristiwa boleh terjadi, sebelumnya (mestipun itu terjadi) sehingga proyek
mungkin selesai pada waktu yang telah direncanakan. Untuk menghitung nilai
dari suatu kejadian paling lambat/Latest Event Time (LET), dapat dihitung dengan
rumus (Syah, M.S. 2004: 95), berikut:
2 EETI = EETI Dimana: EET = Diisikan yang memberikan

+ Dij nilai paling besar


Dij = Durasi kegiatan I ke j

II.6.2.7 Waktu Ambang / Floating Time


Seperti diketahui kegiatan yang dihubungkan oleh dua kejadian kritis
tidak selalu merupakan kegiatan kritis, karena diantaranya bukan merupakan
kegiatan kritis hal ini disebabkan oleh adanya sejumlah waktu tenggang dalam
kegiatan tersebut. Waktu tenggang ini disebutkan dengan Float. Float adalah
sejumlah waktu yang tersedia dalam suatu kegiatan sehingga memungkinkan
kegiatan tersebut dapat ditunda atau diperlambat secara sengaja atau tidak sengaja,
tetapi penundaan tersebut tidak menyebabkan proyek menjadi terlambat dalam
penyelesaiannya. Float dapat dibedakan menjdi tiga jenis, (Wulfram I.E, 2002 :
167 dan Syah, M. S. 2004), yaitu:

1. Total float (TF) = Ambang Total


Total float adalah besarnya tenggang waktu yang dimungkinkan pada
Suatu kegiatan/pekerjaan untuk terjadi keterlambatan selesainya
pekerjaan tersebut (Boleh tertunda), tanpa mempengaruhi jadwal
penyelesaian proyek secara keseluruhan proyek tersebut. Total float
dapat dihitung dengan rumus:
TF = (LET)j – Dij – (EET)i

2. Free Float (FF) = Ambang bebas.


Free Float adalah besarnya tenggan waktu yang masih dimungkinkan
pada suatu kegiatan/pekerjaan untuk dilakukan penundaan atau
diperlambat selesainya pekerjaan tersebut (boleh tertunda), tanpa
mempengaruhi waktu dimulainya kegiatan berikutnya. Free float
dapat dapat dihitung dengan rumus:
FF = (EET)j – Dij – (EET)i

3. Independent Float (IF) = Ambang Mandiri.


Independent Float adalah besarnya tegangan waktu yang masih
dimungkinkan pada suatu kegiatan/pekerjaan untuk dilakukan
penundaan atau diperlambatan seleainya pekerjaan tersebut (boleh
tertunda), tanpa mempengaruhi waktu dimulainya kegiatan
berikutnya, meskipun dari saat peling dini (EET/SPD) yang
seharusnya. Mandiri maksudnya mengatur sendiri waktu mulai
kegiatan tersebut, tetapi tidak melewati LET/SPL. Free Float dapat
dihitung dengan rumus:
IF = (EET)j – Dij – (LET)i

II.6.3 Diagram Jaring Preseden (Precedence Diagram Method/PDM)


II.6.3.1 Pengertian
Metode diagram preseden (Precedence Diagram Method/PDM) adalah
jaringan kerja termasuk klasifikasi Activity on node (AON). Disini kegiatan
dituliskan dalam node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak
panah hanya sebagai petunjuk hubungan antar kegiatan-kegiatan yang
bersangkutan. Dengan demikian, dummy yang dalam CPM dan PERT merupakan
tanda yang penting untuk menunjukkan hubungan ketergantungan, di dalam PDM
tidak diperlukan (Soeharto, 1999: 279).

II.6.3.2 Kegiatan Tumpang Tindih


Aturan dasar CPM atau AOA mengatakan bahwa suatu kegiatan boleh
dimulai setelah pekerjaan terdahulu (predesesor) selesai, maka untuk proyek
dengan rangkaian kegiatan tumpang tindih (overlaping) dan berulang-ulang akan
memerlukan garis dummy yang banyak sekali, sehingga tidak praktis dan
kompleks. Sebagai contoh gambar II-10 memperlihatkan jaringan AOA proyek
memasang pipa yang terdiri dari kegiatan menggali tanah, meletakkan pipa dan
menimbun kembali. Terlihat bahwa jaringan kerja yang dihasilkan seperti
digambarkan sebagai berikut (Soeharto, 1999 : 279).

Gambar II-10 Contoh Jaringan Kerja Activity on Node (AON) Proyek


Pemasangan Pipa
Misalkan setelah diteliti untuk mempersingkat waktu, komponen
kegiatan proyek dilaksanakan secara tumpang tindih, yaitu pekerjaan meletakkan
pipa dimulai setelah pekerjaan menggali tanah selesai 40% dari pekerjaan
keseluruhan, jadi tidak perlu menunggu 100%, begitu juga dengan pekerjaan
berikutnya. Untuk maksud tersebut bila dipakai metode CPM kegiatan harus
dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yang dalam contoh diatas ditunjukkan
dengan angka-angka bagian 40% dan 60%. Terlihat bahwa contoh jaringan kerja
yang dihasilkan seperti terlihat pada gambar 2.11 sebagai berikut (Soeharto, 1999:
279-280) :

Gambar II-11 Contoh Jaringan Kerja Activity on Node (AON) Proyek


Pemasangan Pipa

Bila proyek tersebut disajikan dengan metode PDM akan dihasilkan


diagram yang relatif lebih sederhana. Oleh karena itu metode ini banyak dijumpai
pada proyek-proyek engineering konstruksi yang kaya akan pekerjaan tumpang
tindih dan pengulangan, seperti pemasangan pipa, pembangunan gedung
bertingkat, pengaspalan jalan dan lain-lain. Terlihat bahwa contoh jaringan kerja
yang dihasilkan seperti pada gambar 2.12 sebagai berikut (Soeharto, 1995 : 280) :
Gambar II-12 Jaringan Kerja Precedence Diagram Method-PDM Proyek
Pemasangan Pipa

II.6.3.3 Kegiatan, Peristiwa, dan Atribut


Kegiatan dan peristiwa pada PDM ditulis dalam node yang brbentuk
kotak segi empat. Deinisi kegiatan dan peristiwa sama seperti CPM. Hanya perluh
ditekankan disini bahwa dalam PDM kotak tersebut menandai suatu kegiatan,
dengan demikian di cantumkan idsentitas kegiatan dan kurun waktunya.
Adapun peristiwa merupakan ujung-ujung kegiatan. Setiap node
mempunyai dua peristiwa awal dan akhir. Ruagan dalam node dibagi menjadi
bagian-bagian kecil yang berisi keterangan spesifik dari kegiatan dan peristiwa
yang bersangkutan dan di namakan atribut.
Pengaturan denah dan macam jumlah atribut yang hendak dicantunkan
bervariasi sesuai dengan keperluan dan keinginan pemakai. Beberapa atribut yang
sering dicantumkan diataranya kurun waktu kegiatan (D), identitas kegiatan (no
dan nama), mulai dan selesainya kegiatan (ES, LS, EF, LF dan TF). Terlihat
bahwa denah yang lazin pada Precedence diagram method/PDM (Soeharto, I.
1995 : 242), yaitu sebagai berikut :

Keterangan:
ES = Early Start (Mulai Paling Awal)
EF = Early Finishi (Selesai Paling Awal)
LS = Last Start (Mulai Paling Lambat)
LF = Last Finish (Selesai Paling Lambat)
TF = Total float (pengembangan total), yang menunjukan jumlah waktu yang
diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal
penyelesaian proyek secara keseluruhan.
II.6.3.4 Konstrain, Lead and Lag
Konstrain menunjukan hubungan antara kegiatan dengan satu garis dari
node yang terdahulu ke node berikutnya. Satu konstrain hanya dapat
menghubungkan dua node. Karena setiap node mempunyai dua ujung yaitu ujung
awal atau mulai (S) dan ujung akhir (F) maka ada empat macam konstrain yaitu
awal ke awal (SS), awal ke akhir (SF), akhir ke akhir (FF) da akhir ke awal (FS).
Pada garis konstrain dibutuhkn penjelasan mengenai waltu mendahului (led) atau
lambat tertunda (lag). Bil kegiatan (i) mendahului (j) dan satuan waktu adalah hari
maka penjelasan lebih lanjut (Soeharto, I 1995: 243) adalah sebagai berikut :
1. Konstrain selesai ke mulai – FS
Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan anatara mulainya
suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan
sebagai FS (i– j) = a yang berari kegiatan (j) mulai a hari, setelah
kegiatan yang mendahuluinya (i) selesai.

2. Konstarin mulai ke mulai – SS


Memberikan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan
mulainya kegiatan terdahulu, atau SS (i-j) =b yang berarti suatu
kegiatan (j) mulai setela b hari kegiatan terdahulu (i) mulai.
3. Konstain selesai ke selesai – FF
Memberikan penjelasan huungan antara selesainya suatu kegiatan
dengan selesainya kegiatan terdahulu, atau FF (i-j) =d yang berarti
suatu kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan (i) selesai.

4. Konstarain mulai ke selesai – SF


Menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan mulainya
kegiatan terdahulu. Dituliskan dengan SF (i-j) =d yng berarti suatu
kegiatan (j) selesai setelah d hari kegiatan terdahulu mulai.

Catatan :
a dan c disebut lag timeb dan d disebut lead time

Kadang – kadang di jumpai satu kegiatan mempunyai hubungan


konstrain dengan lebih dari satu kegiatan yang berbeda, seperti
terlihat pada gamba berikut :
Kadang – kadang di jumpai satu kegiatan mempunyai hubungan
multikonstrain, yaitu dua kegiatan dihubungkan oleh lebih dari satu
konstrain seperti terlihat pda gambar :

II.6.3.5 Menyusun Jaringan PDM


Suatu proyek terdiri 3 kegiatan yang semula disajikan dalam bentuk
diagram jaringan panah (arrow Diagram) atau activity on arrow (AOA),
(Soeharto, I. 1995:245) seperti terlihat pada gambar 2.13, berikut:

Gambar II-13 Jaringan Kerja Yang Dikerjakan Berurutan


Sedangkan potensi penghematan waktu, dengan kegiatan tumpang tindih sehingga
terjadi pengehematan waktu sebesar 5 hari, dan penyelesaian proyek total menjdi
= 22-5=17 hari, seperti terlihat pada gambar 2.14, berikut :

Gambar II-14 Jaringan Kerja Yang Dikerjakan Tumpang Tindih


Setelah membahas terminologi atribut dan parameter yang berkaitan dengan
metode diagram preseden (precedence diagram method/PDM ) maka contoh
diatas dapat disusun berdsarkan metode diagram preseden (precedence diagram
method/PDM) seperti terlihat pada gambar 2.15, berikut :
Gambar II-15 Jaringan Kerja Dengan Precedence Diagram Method/PDM

II.6.3.6 Indentifikasi Jalur Kritis


Dengan adanya parameter yang bertambah banyak, perhitungan untuk
mengidentifkasi kegiatan dan jalur kritis akan lebih kompleks karena lebih banyak
factor yang perluh diperhatikan. Untuk maksud tersebut, dikerjakan analisis
serupa dengan metode AOA /CPM (Soeharto, I . 1995:246) yaitu:
a. Hitungan Maju
Berlaku dan ditujukan untuk hal – hal sebagai berikut :
1. Menghasilkn ES, EF dan kurun waktu penyelesaian proyek
2. Diambil angka ES terbesar bila lebih satu kegiatan berlangsung
3. Notasi (i) bagi kegiatan terdahulu (predesesor) dan (j) kegiatan
yang sedang ditinjau
4. Waktu wal dianggap nol
i. Waktu mulai paling awal dari kegiatan yang sedang di tinjau
ES (j) adalah sama dengan angka terbesar dari jumlah angka
kegiatan terdahulu ES(i) atau EF(i) ditambah konstrain yang
bersangkutan. Karena terdapat empat konstrain, maka bila
ditulis dengan rumus menjadi :
Catatan :
ES = ES + (i-j) atau
ES = ES + (i) + SF (i-j) – DJ atau Pilih angka
ES = EF + FS(i-J)) atau terbesar dari
ES = EF(i) + FF(i-j) – D(J) persamaan
ii. Angka waktu selesai paling awal kegiatan yang sedang ditinjau
EF(j) adalah sama dengan angka waktu mulai paling awal
kegiatan tersebut ES(j), ditambah kurun waktu kegiatan yang
bersangkutan D(j). atau tulis dengan rumus menjadi :
EF(j) = ES(j) + D(j)

b. Hitungan Mundur
Berlaku dan ditunjukan untuk hal – hal berikut :
1. Menentuka LS, LF dan kurung waktu float.
2. Bila lebih dari satu kegiatan bergabung diambil LS terkecil.
3. Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah
kegiatan berikutnya
i. hitung LF(i), waktu selesai paling akhir kegiatan (i) yang sedang
ditinjau, yang merupakan angka terkecil dari jumlah kegiatan LS
dan LF plus konstrain yang bersangkutan.
LF(i) = LF(j) – FF(i-j) atau Catatan :
LF(i) = LS(j) – FS(i-j) atau
Pilih angka
LF(i) = LF(j) – SF(i-j) + D(i) atau
terkecil dari
LF(i) = LS(j) – SS(i-j) + D(j)
persamaan
ii. waktu mulai paling akhir kegiatan yang sedang ditinjau LS(i),
adalah sama dengan waktu selesai paling akhir kegiatan tersebut
LF(i), dikurangi kurun waktu yang bersangkutan, atau

LS(i) = LF(j) +
D(i)

II.6.3.7 Jalur dan Kegiatan Kritis


Jalur dan kegiatan kritis pada metode diagram preseden
(precedencediagram method/PDM), mempunyai sifat seperti jaringan panah
(Arrow Diagram) atau Activity on arrow (AOA), (Soeharto, 1.1995:247), yaitu:
1. waktu mulai paling awal dan kritis harus sama ES=LS
2. waktu selesai paling awal dan akhir harus sama EF=LF
3. kurun waktu kegiatan adalah sama dengan perbedaan waktu selesai
paling awal dengan waktu mulai paling awal LF-ES=D
4. Bila hanya sebagai dari kegiatan tersebut secara utuh dianggap kritis.
II.6.3.8 Waktu Ambang/ Floating Time
Float adalah sejumlah waktu yang tersedia dalam suatu kegiatan sehingga
memungkinkan kegiatai tersebut dapat ditunda atau diperlambat secara sengaja
atau tidak sengaja, tetapi penunda tersebut tidak menyebabkan proyek menjadi
terlambat dalam penyelesaiannya. Float dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
(Wulfram I. E. 2002 : 184 dan Syah, M. S. 2004 : 98), yaitu :
1. Total Float (TF) = Ambang Total.
Total Float adalah besarnya tenggang waktu yang masih
dimungkinkan pada suatu kegiatan / pekerjaan untuk terjadi
keterlambatan selesainya pekerjaan tersebut (boleh tertunda), tanpa
mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek tersebut. Total Float dapat
dihitung :

TFi = Minimum (LSj –

2. Free Float (FF) = Efi) Ambang


Bebas
Free Float adalah besarnya tenggang waktu yang masih dimungkinkan
pada suatu kegiatan / pekerjaan untuk dilakukan penundaan atau
diperlambat selesainya pekerjaan terseebut (boleh tunda), tanpa
mempengaruhi waktu dimulainya kegiantan berikutnya. Free Float
dapat dihitung dengan rumus :

FFi = Minimum (ESj –


EFi)
3. Link Lag
Link Lag adalah garis keberuntungan antara kegiatan dalam suatu
network planning, dan dapat dihitung dengan rumus :

Lagij = ESj -
EFi
FFi = Minimum
TFi = Minimum (Lagij +
(Lagij)
TFj)
II.7 Percepatan Pelaksanaan Pekerjaan (Crash Program)
II.7.1 Terminologi Proses Crashing
Terminologi proses charsing adalah mereduksi suatu pekerjaan yang akan
berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek. Crashing adalah suatu proses
disengaja, sistematis, dan analitik dengan cara melakukan pengujian dari semua
kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada
jalur kritis. Proses crashing adalah cara melakukan perkiraan dari variabel cost
dalam menentukan pengurangan durasi yang paling maksimal dan paling
ekonomis dari suatu kegiatan yang masih mungkin untuk direduksi (Wulfram I.
E.2004: 55).

II.7.2 Pengertian Percepatan Pelaksanaan Pekerjaan (Crash Program)


Percepatan Pelaksanan Pekerjaan (Crash program) berarti memperpendek
umur (pelaksanaan) proyek. besarnya (jumlah) umur proyek sama dengan
besarnya (jumlah) waktu yang ada pada suatu lintasan kritis. Dengan demikian,
percepatan pelaksanaan pekerjaan, berarti memperpendek lintasan kritis pada
jaringan rencana kerja proyek yang bersangkutan, (Syah, M.S.2004: 100).

II.7.3 Alasan Percepatan Pelaksanaan Pekerjaan (Crash Program)


Ada dua alasan mengapa dilakukan percepatan pelaksanaan pekerjaan,
(Syah, M.S. 2004: 100), yaitu:
1. Kegiatan proyek yang bersangkutan diharapkan segera selesai sebab
sudah merupakan keputusan dan disetujui manajemen atau pemilik
proyek (pengguna jasa) dengan satu alasan tertentu.
2. Karena terjadi keterlambatan plaksanaan proyek yang melebihi batas
toleransi tertentu dan dinilai oleh manajemen pemilik proyek.
(pengguna jasa) akan sangat mempengaruhi kelancaran dan batas
waktu penyelesaian proyek tersebut secara keseluruhan.
II.7.4 Duration Cost Trade Off
Penyusaian durasi proyek (Duration Cost Trade Off) dimaksudkan untuk
mengatasi masalah – masalah proses penjadwalan durasi proyek yang tidak sesuai
dengan durasi rencana, seperti meminimalisasi keterlambatan didalam
pelaksanaan proyek, untuk mendapatkan bonus apabila penyelesaian proyek
dipercepat, atau mempercepat proyek karena menghindari cuaca buruk pada sisa
waktu proyek. Sebagai konsekuensi dari penyusaian durasi proyek lebih cepat,
biasanya adalah dengan menambah sumber daya, yang nantinya akan
meningkatkan biaya proyek. Hubungan waktu dan biaya dalam project Crashing
seperti disajikan pada gambar 2.16, (Husen, A. 2008 : 159). Berikut:

Gambar II-16 Hubungan Waktu dan Biaya dalam Project Crashing


Keterangan:
Tn = Normal Time
Tc = Crash Time
Cn = Normal Cost
Cc = Crash Cost
Bila waktu penyelesaian proyek lebih besar dari waktu normal dimana t >
tn, maka proyek akan terlambat, yang berarti biaya bertambah dan penggunaan
sumber daya menjadi tidak efektif. Bila waktu dipercepat dengan waktu
penyelesaian kurang dari waktu normal, dimana t < tn, maka biaya juga akan
meningkat karena jumlah sumber daya ditambah sesuai kebutuhan. Untuk
mendapatkan keadaan demikian diperlukan project Crashing (crashing Program)
terhadap kegiatan – kegiatan yang berada dalam lintasan kritis.
Prosedur Project Crashing (cash program) dengan menambakan sumber
daya adalah sebagai berikut:
1. Tentukan Lintasan kritis yang sangat berpengaruh pada waktu akhir
proyek.
2. Tentukan biaya normal masing – masing kegiatan.
3. Menghitung penambahan (sloop) biaya masing – masing kegiatan.
Penambahan (sloop) biaya masing – masing kegiatan pada Project
Crashing (Crash Program) dapat dihitung dengan rumus, sebagai
berikut:

CrashCost −Normal Cost


Slope =
Normal Time−Crash Time

Dimana:
Tn = Normal Time = waktu normal
Tc = Crash Time = waktu dipercepat
Cn = Normal Cost = biaya normal
Cc = Crash Cost = biaya dipercepat
Duration Cost Trade Off terdiri dari dua analisis, yaitu Analisis
project crashing dan Analis Least Cost Analysis, (Husen, A. 2008 :
158, 180).
II.7.4.1 Project Crashing (Crash Program)
Project Crashing dilakukan agar pekerjaan selesai lebih cepat dengan
melakukan pertukaran silang antar waktu dan biaya dan dengan menambah
jumlah shift kerja, jumlah tenaga kerja (over time), jumlah jam kerja, jumlah
ketersediaan bahan, serta memakai peralatan yang lebih produktif atau metode
instalansi yang lebih cepat. Project Crashing atau Crash Program dilakukan pada
lintasan kritis.
Konsekuensi Project Crashing atau Crash Program adalah
meningkatnya biaya langsung (direct cost). Disini sumber daya yang berada
dilintasan tidak kritis dapat dioptimalkan dengan memindahkannya ke lintasan
kritis. pemindahan sumber dayanya dibatasi pada titik jenuh.
Acuan project crashing atau crash program dilakukan pada kegiatan
dengan Cost Slope terkecil yang berada pada lintasan kritis. Durasi Proyek yang
diinginkan diperpendek dan pertukaran silang antara pembiayaan biaya langsung
(Direct Cost) dengan menambah jumlah Shift kerja, jumlah tenaga kerja (over
time), jimlah jam kerja, (Husen, A. 2008 : 195,181).
II.7.4.2 Least Cost Analysis
Least Cost Analysis adalah suatu analisis untuk memperoleh Durasi
proyek yang optimal, yaitu durasi dengan biaya total proyek yang minimal.
Pada analisis ini, bila durasi proyek dipersingkat biasanya biaya langsung (direct
cost) akan naik dan biaya tidak langsung (indirect cost) akan turun. Sering pula
diperhitung adanya bonus bila hal ini dapat empersingkat waktu penyelesaian
proyek, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.17, (Husen, A. 2008 : 160 ) berikut

Gambar II-17 Total Project Cost


Dari gambar 2.17, biaya total proyek adalah biaya langsung (direct cost)
ditambah biaya tidak langsung (indirect cost), dimana nilai optimum yang diambil
adalah nilai total proyek terkecil sehingga durasi proyek yang lebih singkat
didapat sebagai hasil dari proses Least Cost Analysis.
Dalam proses ini juga dapat ditunjukan bahwa biaya langsung (direct
cost) akan cendrung naik, sebaluknya biaya tidak langsung (indirect cost) akan
cendrung menurun seiring dengan berkurangnya durasi proyek. Untuk
mendapatkan keadaan tersebut, setelah melakukan tindakan project crashing atau
crash program dilanjutkan dengan proses Least Cost Analysis pada kegiatan yang
berada dalam lintasan kritis.
II.7.5 Proses Percepatan Pelaksanaan Pekerjaan (Crast Program)
Dalam melaksanakan suatu kegiatan proyek konstruksi terdapat berbagai
pekerjaan, terutama dalam proyek gedung jenis kegiatan tersebut dapat mencapai
puluhan ratusan atau bahkan ribuan item kegiatan. Kegiatan dalam suatu proyek
dapat dipercepat pelaksanaan pekerjaannya. cara yang baik untuk percepatan
pelaksanaan pekerjaan (crash program) proyek atau percepatan selesainya suatu
kegiatan adalah dengan meningkatkan produktivitas sumber daya perjam, perhari,
hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, (Wulfram I.E. 2004: 56). yaitu :

1. Dengan mengadakan shif pekerjaan


2. Dengan memperpanjang waktu kerja (lembur)
3. Dengan menggunakan alat bantu yang lebih produktif.
4. Dengan menambahkan jumlah tenaga kerja.
5. Dengan menggunakan material yang dapat lebih cepat
pemasangannya.
6. Pengubahan metode konstruksi dilapangan yang lebih cepat
II.7.6 Dengan Memperpanjang (Penambahan) Waktu Kerja (Lembur)
II.7.6.1 Pengertian Penambahan Waktu Kerja
Penambahan sumber daya tenaga kerja atau alat sering sekali menjadi
hambatan, hal ini disebabkan sulitnya mencari tenaga kerja yang terampil,
keterbatasan ruang kerja dalam menyelesaikan kegiatan juga mengakibatkan tidak
efektifnya penambahan sumber daya tenaga kerja atau alat. Metode yang baik
untuk mengantisifasi keterlambatan proyek dapat dilakukan dengan penambahan
jumlah jam kerja (lembur), dimana penurunan kinerja dan penambahan biaya
tenaga kerja pada penambahan waktu tetap ditoleransi.
Untuk dapat melaksanakan metode lembur harus terlebih dahulu
memenihi kriteria sebagai berikut:
1. bersedianya tenaga kerja untuk lembur.
2. adanya ijin dari pemilik proyek (pengguna jasa)
3. Keadan alam (cuaca) tidak menjadi hambatan.
4. Tersedianya sarana untuk melaksanakan kerja lembur seperti lampu
dan lainnya.
Adapun rencana kerja yang akan dilakukan dalam mempercepat durasi
sebuah pekerjaan dengan metode jam kerja lembur adalah:
1. Waktu kerja normal adalah 8 jam (08.00-17.00)n, sedangkan lembur
dilakukan setelah waktu kerja normal. Penambahan jam kerja bisa
dilakukan dengan penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam
penambahan sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan.
2. Harga upah pekerja untuk kerja lembur menurut Keputusan Menteri
Tenaga Kerja No. KEP 102/ MEN/VI/2004 pasal 11 diperhitungkan
sebagai berikut:
a. Untuk jam kerja lembur pertama, harus dibayar upah lembur
sebesar 1,5 (satu setengah) kali upah satu jam.
b. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah
lembur sebesar 2 (dua) kali upah satu jam.
Dari uraian di atas dapat, maka untuk menghitung biaya lembur dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Biaya lembur/jam = 1,5 upah normal per jam untuk jam kerja lembur
pertama + 2 × n × upah normal per jam untuk jam
kerja
Diamna : 1,5 =Koef.lembur jam pertama.
2=Koef.lembur jam berikutnya.
n =Lama lembur

II.7.6.2 Produktivitas Kerja Lembur dan Durasi Percepatan


Secara umum, produktifitas merupakan perbandingan antara output dan
input diibidang konstruksi, output dapat dilihat dari kuantitas pekerjaan yang telah
dilakukan seperti meter kubik galian atau timbunan, ataupun meter persegi untuk
plesteran. Sedangkan inputnya merupakan jumlah sumber daya yang
dipergunakan seperti tenaga kerja, peralatan dan material. Karena peralatan dan
material biasanya bersifat standar, maka tingkat keahlian tenaga kerja merupakan
salah satu faktor penentu produktuvitas. Apabila dilakukan kerja lembur akan
terjadi penurunan produktivitas yang dapat dilihat pada grafik gambar 2.18, dan
tabel 2,1, (Soeharto, I. 1995: 165), berikut:
Gambar II-18 Grafik Indikasi Menurunnya Produktivitas Karena Kerja
Lembur

Tabel II-1 Koefisien Penurunan Produktifitas


Jam Lembur Penurunan Prestasi
(Jam) Indeks Kerja
Produktifitas (%)
1 0.1 90
2 0.2 80
3 0.3 70
4 0.4 60
Dari uraian di atas dapat ditulis bahwa produktivitas normal per hari dan per jam
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Produktivitas Normal per hari = Volume / durasi normal (stn vol/stn waktu)

Produktivitas Normal per jam = Produktivitas Normal per hari / 8 jam

Produktivitas percepatan per hari dan per jam dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

Produktivitas Percepatan per hari = (8 jam × Produktivitas Normal per jam) +


(a × b × Produktivitas Normal per jam)
Durasi percepatan = Volume / Produktivitas Percepatan

Dimana: a= Penambahan jam lembur = 2 jam


b = Penurunan produktivitas = 0.80

Produktivitas Percepatan per jam = Produktivitas Percepatan per hari / 8

BAB III
METODELOGI
III.1 Lokasi Proyek
Lokasi dari Proyek Pembangunan RKB, Ruang Laboratorium dan
Penataan Halaman SD Negeri 3 Petang yakni berlokasi Desa Petang, Kecamatan
Petang, Kabupaten Badung, Bali.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar III-19 Peta Lokasi Proyek Rumah Sakit Bayangkara


Sumber: Google Earth dan Google Maps
III.2 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
perencanaan ini adalah:

1. Metode Observasi
Metode observasi dilakukan untuk survei langsung ke lapangan guna
melihat situasi dan kondisi dari lokasi perencanaan pelaksanaan proyek
konstruksi pada Pembangunan Rumah Sakit Bayangkara.

2. Metode Kepustakaan
Metode pustaka adalah metode pengumpulan data dengan mencari
literatur yang terkait dalam perencanaan pelaksanaan proyek konstruksi
pada Pembangunan Rumah Sakit Bayangkara.

3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data dari
instansi-instansi yang terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan
proyek Rumah Sakit Bayangkara, seperti data yang berupa Dokumen
Pengadaan (Gambar dan RKS), beserta kelengkapan lainnya yang
diperoleh dari kontraktor PT.Sanur Jaya Utama.

III.3 Jenis Data dan Sumber Data


Perencanaan pelaksanaan proyek yang baik, diperlukan data pendukung
yang baik juga, agar hasil perencanaan relevan. Data yang didapat harus memiliki
kejelasan jenis dan sumbernya untuk mempermudah dalam proses perencanaan
pelaksanaan. Jenis data dan sumber data yang dipergunakan dalam proses
perencanaan antara lain sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari lokasi rencana
pembangunan maupun hasil survey yang dapat langsung dipergunakan
sebagai sumber dalam perencanaan pelaksanaan. Pengamatan langsung
dilapangan mencakup:
a. Letak lokasi perencanaan pelaksanaan proyek konstruksi pada
Pembangunan Rumah Sakit Bayangkara.
b. Kondisi lokasi perencanaan pelaksanaan proyek konstruksi pada
Pembangunan Rumah Sakit Bayangkara.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait atau
pihak yang berkaitan dengan obyek yang diangkat sebagai topik
pembahasan. Data sekunder dalam perencanaan pelaksanaan proyek ini
antara lain :
a. Gambar dan RKS data di dapat dari kontraktor PT.Sanur Jaya
Utama.
b. Data daftar Analisa didapat dari PT.Sanur Jaya Utama.
c. Data harga upah, material dan alat didapat dari PT.Sanur Jaya
Utama.
III.4 Metode Pengendalian
Metode pengendalian yang akan digunakan di dalam pengendalian
pelaksanaan Proyek Pembangunan Rumah Sakit Bayangkara adalah sebagai
berikut:
1. Metode Konsep Nilai Hasil (Earned Value Concept) serta metode
Kriteria Sistem Pengendalian Biaya dan Jadwal (Cost and Schedule
Control System Criteria-C/S-CSC), untuk biaya, jadwal dan kinerja
terpadu.
2. Bila pelaksanaan proyek mengalami keterlambatan, maka untuk
mengatasi keterlambatan proyek dilakukan dengan metode
penyesuaian durasi proyek (Duration cost trade off) jenis Analisis
Least Cost Analysis.
3. Metode lembur dilakukan dengan cara penambahan jam kerja
terhadap pekerja yang telah melakukan pekerjaan selama 8 jam,
dengan jam kerja dimulai dari pukul 08.00 Wita – 17.00 Wita dan
penambahan jam kerja maksimal 4 jam.
4. Metode lembur dengan menambah jam kerja pada seluruh pekerja
yang melaksanakn item pekerjaan tersebut tanpa mengurangi jumlah
pekerja yang melaksanakan item pekerjaan tersebut.
Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penyelesaian laporan
ini adalah sesuai dengan sistematika yang telah direncanakan yaitu:
1. Dari dokumen proyek, didapat perencanaan waktu dan biaya yang
digambarkan dalam kurva “S” yang biasa disebut Jadwal Prestasi.
2. Dari data pelaksanaan yang berupa laporan, mingguan, dapat
diketahui volume rencana dan realisasi, durasi rencana dan realisasi,
prestasi (bobot) rencana dan realisasi. Pekerjaan yang telah
terselesaikan dalam waktu tertentu dan sumber daya yang digunakan,
sehingga ACWP dan BCWP dapat dihitung yang nantinya dapat
digambarkan dalam Kurva Prestasi.
3. Proses Evaluasi pada minggu ke-6, dilakukan dengan membandingkan
data perencanaan dengan data pelaksanaan.

III.5 Skema Pengendalian


Berikut skema pengendalian pelaksanaan proyek konstruksi yang
digunakan:
Gambar III-20 Skema Pengendalian Pelaksanaan Proyek Konstruksi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Data Pengendalian
Data dokumen proyek yang diperlukan dalam pengendalian pelaksanaan
proyek ini yaitu:
1. Data dokumen proyek
a. Data Rencana Biaya Pelaksana (RPB) dan Rencana Anggaran Biaya
(RAB), daftar analisa atau unit price, harga satuan upah, harga satuan
bahan.
b. Data ketersediaan sumber daya (tenaga kerja, alat) yang dimiliki untuk
dapat menyelesaikan proyek ini.
c. Data Jadwal prestasi pelaksanaan yang menggambarkan rencana dan
realisasi pelaksanaan, termasuk data laporan mingguan yang memberi
informasi tentang volume rencana yang harus dicapai dan realisasi
volume yang dapat dicapai sampai saat ini. Disamping itu juga tentang
informasi rencana bobot yang harus dicapai saat ini serta dan realisasi
bobo yang dapat dicapai sampai saat ini.
d. Data Gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
2. Data Akuntansi dari pembukuan kantor proyek, maupun kantor cabang
yang memuat data tentang rencana dan realisasi biaya langsung maupun
biaya tidak langsung.
IV.1.1 Data Dokumen Proyek
IV.1.1.1 Data Rencana Biaya Pekerjaan (RBP) dan Rencana Anggaran
Biaya (RAB)
Data Rencana Biaya Pekerjaan (RBP) terdiri dari Rencana Biaya
Pekerjaan (RBP), Daftar Analisa dan Rekapitulasi Biaya Tidak Langsung.
Sedangkan Data Rencana Anggaran Biaya (RAB) terdiri dari Daftar Analisa RAB
dan Rekapitulasi RAB seperti disajikan pada tabel berikut:
Tabel IV-2 Daftar Analisa untuk Rekapitulasi Rencana Biaya Pelaksanaan
(RBP)
1 Pekerjaan Pengukuran dan pemasangan 1 m’ Bouwplank
Jumlah
Harga Satuan
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga
(Rp)
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.030 95,000.00 2,850.00
Tukang Kayu L.02 OH 0.040 110,000.00 4,400.00
Kepala Tukang L.03 OH 0.005 110,000.00 550.00
Mandor L.04 OH 0.005 125,000.00 625.00
JUMLAH TENAGA KERJA 8,425.00
B BAHAN
Kayu 5/7 m3 0.012 4,000,000.00 48,000.00
Paku 2”-5” Kg 0.020 15,000.00 300.00
Kayu papan 3/20 m3 0.007 4,000,000.00 28,000.00
JUMLAH HARGA BAHAN 76,300.00
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT -

D Jumlah (A+B+C) 84,725.00


E Overhead & Profit 10% 8,472.50
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 93,197.50
2 Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 26,4 Mpa (K.300), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,52
Jumlah
Harga Satuan
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga
(Rp)
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 1.350 50,000.00 67,500.00
Tukang Batu L.02 OH 1.375 60,000.00 82,500.00
Kepala Tukang L.03 OH 0.028 70,000.00 1,925.00
Mandor L.04 OH 0.083 75,000.00 6,225.00
JUMLAH TENAGA KERJA 158,150.00
B BAHAN
Semen Portland Kg 413.000 1,240.00 512,120.00
Pasir Beton Kg 681.000 140.00 95,340.00
Kerikil (Maks 30 mm) Kg 1,021.000 140.00 142,940.00
Air Liter 215.000 25.00 5,375.00
JUMLAH HARGA BAHAN 755,775.00
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT -

D Jumlah (A+B+C) 913,925.00


E Overhead & Profit 10% 91,392.50
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 1,005,317.50

(Sumber: Hasil Analisis)


Tabel IV-1 Daftar Analisa untuk Rekapitulasi Rencana Biaya Pelaksanaan
(RBP) (Lanjutan)
3 Pemasangan 1 m2 bekisting untuk kolom
Jumlah
Harga Satuan
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga
(Rp)
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.360 50,000.00 18,000.00
Tukang Kayu L.02 OH 0.330 60,000.00 19,800.00
Kepala Tukang L.03 OH 0.033 70,000.00 2,310.00
Mandor L.04 OH 0.033 75,000.00 2,475.00
JUMLAH TENAGA KERJA 42,585.00
B BAHAN
Kayu Kelas III m3 0.040 1,500,000.00 60,000.00
Paku 5 - 12 cm Kg 0.400 12,500.00 5,000.00
Minyak Bekesting Liter 0.200 4,000.00 800.00
Balok Kayu Kelas II m3 0.015 1,000,000.00 15,000.00
Plywood tebal 9 mm Lbr 0.350 100,000.00 35,000.00
Dolken kayu galam ø 8- 10cm panjang 4 m Batang 2.000 10,000.00 20,000.00
JUMLAH HARGA BAHAN 135,800.00
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT -

D Jumlah (A+B+C) 178,385.00


E Overhead & Profit 10% 17,838.50
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 196,223.50
4 Pemasangan 1 m2 bekisting untuk balok
Jumlah
Harga Satuan
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga
(Rp)
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.460 50,000.00 23,000.00
Tukang Kayu L.02 OH 0.450 60,000.00 27,000.00
Kepala Tukang L.03 OH 0.033 70,000.00 2,310.00
Mandor L.04 OH 0.033 75,000.00 2,475.00
JUMLAH TENAGA KERJA 54,785.00
B BAHAN
Kayu Kelas III m3 0.040 1,500,000.00 60,000.00
Paku 5 - 12 cm Kg 0.400 12,500.00 5,000.00
Minyak Bekesting Liter 0.200 4,000.00 800.00
Balok Kayu Kelas II m3 0.018 1,000,000.00 18,000.00
Plywood tebal 9 mm Lbr 0.350 100,000.00 35,000.00
Dolken kayu galam ø 8- 10cm panjang 4 m Batang 2.000 10,000.00 20,000.00
JUMLAH HARGA BAHAN 138,800.00
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT -

D Jumlah (A+B+C) 193,585.00


E Overhead & Profit 10% 19,358.50
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 212,943.50

(Sumber: Hasil Analisis)


Tabel IV-1 Daftar Analisa untuk Rekapitulasi Rencana Biaya Pelaksanaan
(RBP) (Lanjutan)
5 Pembesian 1 kg dengan besi polos atau besi ulir
Jumlah
Harga Satuan
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga
(Rp)
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.011 50,000.00 570.50
Tukang Besi L.02 OH 0.012 60,000.00 714.00
Kepala Tukang L.03 OH 0.001 70,000.00 49.00
Mandor L.04 OH 0.0004 75,000.00 30.00
JUMLAH TENAGA KERJA 1,363.50
B BAHAN
Besi Beton (polos/ ulir) Kg 1.050 8,000.00 8,400.00
Kawat Beton Kg 0.015 12,500.00 187.50
JUMLAH HARGA BAHAN 8,587.50
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT -

D Jumlah (A+B+C) 9,951.00


E Overhead & Profit 10% 995.10
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 10,946.10
(Sumber: Hasil Analisis)
Tabel IV-3 Rekapitulasi Biaya Tidak Langsung

(Sumber: Hasil Analisis)


Tabel IV-4 Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP)
Harga Biaya Pekerjaan

Produk.
Volume
Simbol

Satuan

Durasi
(Hari)
Bobot

(P)
No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume Produktivitas Ket.
(%)
(Rp) (Rp) (Rp)
A BIAYA LANGSUNG
BANGUNAN RS BAYANGKARA
I. Pekerjaan Persiapan
1 Pengukuran dan pemasangan bowplank A m 150 7 21.43 Rp 93,197.50 Rp 13,979,625.00 Rp 299,563,392.86 1.54
II. Pekerjaan Beton
2 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
Pek. Beton (K 300) B m3 26.64 7 3.81 Rp 1,005,317.50 Rp 26,781,658.20 Rp 101,923,339.21 2.94
Begesting C m2 177.6 14 12.69 Rp 196,223.50 Rp 34,849,293.60 Rp 442,088,181.67 3.83
Pembesian D kg 8095.79 21 385.51 Rp 10,946.10 Rp 88,617,326.92 Rp 34,163,203,290.36 9.73
3 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)
Pek. Beton (K 300) E m3 13.5194 7 1.93 Rp 1,005,317.50 Rp 13,591,329.62 Rp 26,249,595.05 1.49
Begesting F m2 90.1296 7 12.88 Rp 196,223.50 Rp 17,685,545.57 Rp 227,713,021.09 1.94
Pembesian G kg 3327.87 14 237.71 Rp 10,946.10 Rp 36,427,219.70 Rp 8,658,937,462.49 4.00
4 Pek. Kolom K2 40/40 (K300)
Pek. Beton (K 300) H m3 0.592 7 0.08 Rp 1,005,317.50 Rp 595,147.96 Rp 50,332.51 0.07
Begesting I m2 5.92 7 0.85 Rp 196,223.50 Rp 1,161,643.12 Rp 982,418.18 0.13
Pembesian J kg 154.35 7 22.05 Rp 10,946.10 Rp 1,689,528.35 Rp 37,254,051.75 0.19
5 Pek. Kolom K3 30/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) K m3 0.666 7 0.10 Rp 1,005,317.50 Rp 669,541.46 Rp 63,702.09 0.07
Begesting L m2 6.66 7 0.95 Rp 196,223.50 Rp 1,306,848.51 Rp 1,243,373.01 0.14
Pembesian M kg 169.583 7 24.23 Rp 10,946.10 Rp 1,856,267.00 Rp 44,970,057.01 0.20
6 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) N m3 1.924 7 0.27 Rp 1,005,317.50 Rp 1,934,230.87 Rp 531,637.17 0.21
Begesting O m2 20.048 7 2.86 Rp 196,223.50 Rp 3,933,888.73 Rp 11,266,657.32 0.43
Pembesian P kg 602.328 7 86.05 Rp 10,946.10 Rp 6,593,145.80 Rp 567,319,757.74 0.72
7 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) Q m3 1.184 7 0.17 Rp 1,005,317.50 Rp 1,190,295.92 Rp 201,330.05 0.13
Begesting R m2 12.58 7 1.80 Rp 196,223.50 Rp 2,468,491.63 Rp 4,436,232.10 0.27
Pembesian S kg 321.808 7 45.97 Rp 10,946.10 Rp 3,522,544.74 Rp 161,940,540.22 0.39
8 Pek. Balok B1 40/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) T m3 37.1527 7 5.31 Rp 1,005,317.50 Rp 37,350,279.59 Rp 198,237,782.78 4.10
Begesting U m2 185.764 14 13.27 Rp 212,943.50 Rp 39,557,151.16 Rp 524,877,057.47 4.34
Pembesian V kg 15080 28 538.57 Rp 10,946.10 Rp 165,067,406.92 Rp 88,900,707,061.85 18.13
9 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) W m3 3.41832 7 0.49 Rp 1,005,317.50 Rp 3,436,498.93 Rp 1,678,151.41 0.38
Begesting X m2 17.0916 7 2.44 Rp 212,943.50 Rp 3,639,547.25 Rp 8,886,531.75 0.40
Pembesian Y kg 1458 7 208.29 Rp 10,946.10 Rp 15,959,424.75 Rp 3,324,122,462.75 1.75
10 Pek. Balok BA1 30/50 (K300)
Pek. Beton (K 300) Z m3 18.0751 7 2.58 Rp 1,005,317.50 Rp 18,171,214.34 Rp 46,920,930.91 2.00
Begesting AA m2 120.501 14 8.61 Rp 212,943.50 Rp 25,659,819.52 Rp 220,858,831.97 2.82
Pembesian AB kg 6485.17 14 463.23 Rp 10,946.10 Rp 70,987,297.44 Rp 32,883,182,128.25 7.80
11 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AC m3 8.44011 7 1.21 Rp 1,005,317.50 Rp 8,484,994.31 Rp 10,230,617.03 0.93
Begesting AD m2 56.2674 7 8.04 Rp 212,943.50 Rp 11,981,783.48 Rp 96,312,023.32 1.32
Pembesian AE kg 2905.14 14 207.51 Rp 10,946.10 Rp 31,799,931.06 Rp 6,598,799,151.79 3.49
12 Pek Balok BA2 25/40 ( K300)
Pek. Beton (K 300) AF m3 1.38289 7 0.20 Rp 1,005,317.50 Rp 1,390,239.50 Rp 274,648.96 0.15
Begesting AG m2 11.0631 7 1.58 Rp 212,943.50 Rp 2,355,813.11 Rp 3,723,224.63 0.26
Pembesian AH kg 718.329 7 102.62 Rp 10,946.10 Rp 7,862,903.26 Rp 806,879,000.81 0.86
13 Pek. Balok BC1 20/30 (K300)
Pek. Beton (K 300) AI m3 0.84872 7 0.12 Rp 1,005,317.50 Rp 853,229.05 Rp 103,449.88 0.09
Begesting AJ m2 8.48716 7 1.21 Rp 212,943.50 Rp 1,807,284.92 Rp 2,191,244.40 0.20
Pembesian AK kg 394.344 7 56.33 Rp 10,946.10 Rp 4,316,524.48 Rp 243,170,543.27 0.47
14 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AL m3 0.20882 7 0.03 Rp 1,005,317.50 Rp 209,932.41 Rp 6,262.64 0.02
Begesting AM m2 2.08822 7 0.30 Rp 212,943.50 Rp 444,672.88 Rp 132,653.54 0.05
Pembesian AN kg 110.626 7 15.80 Rp 10,946.10 Rp 1,210,921.07 Rp 19,137,016.01 0.13
TOTAL I Rp 711,400,442.10 Rp 178,640,369,147.31 78.13
B BIAYA TAK LANGSUNG
I. Biaya Persiapan dan Penyelesaian AO hari 35 35 1.00 Rp 414,180.15 Rp 14,496,305.30 Rp 14,496,305.30 1.59
II. Biaya Umum Proyek AP hari 35 35 1.00 Rp 4,454,118.57 Rp 155,894,150.00 Rp 155,894,150.00 17.12
III. Biaya Umum Kantor AQ hari 35 35 1.00 Rp 708,571.43 Rp 24,800,000.00 Rp 24,800,000.00 2.72
IV. Biaya Pemasaran AR hari 35 35 1.00 Rp 114,285.71 Rp 4,000,000.00 Rp 4,000,000.00 0.44
TOTAL II Rp 199,190,455.30 Rp 199,190,455.30 21.87
TOTAL I+II Rp 910,590,897.40 Rp 178,839,559,602.61 100

(Sumber: Hasil Analisis)


Tabel IV-5 Daftar Analisa untuk Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1 Pengukuran dan pemasangan 1 m’ Bouwplank
Jumlah
Harga Satuan
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga
(Rp)
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.030 95,000.00 2,850.00
Tukang Kayu L.02 OH 0.040 110,000.00 4,400.00
Kepala Tukang L.03 OH 0.005 110,000.00 550.00
Mandor L.04 OH 0.005 125,000.00 625.00
JUMLAH TENAGA KERJA 8,425.00
B BAHAN
Kayu 5/7 m3 0.012 4,000,000.00 48,000.00
Paku 2”-5” Kg 0.020 15,000.00 300.00
Kayu papan 3/20 m3 0.007 4,000,000.00 28,000.00
JUMLAH HARGA BAHAN 76,300.00
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT -

D Jumlah (A+B+C) 84,725.00


E Overhead & Profit 10% 8,472.50
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 93,197.50
2 Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 26,4 Mpa (K.300), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,52
Jumlah
Harga Satuan
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga
(Rp)
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 1.350 95,000.00 128,250.00
Tukang Batu L.02 OH 1.375 110,000.00 151,250.00
Kepala Tukang L.03 OH 0.028 110,000.00 3,025.00
Mandor L.04 OH 0.083 125,000.00 10,375.00
JUMLAH TENAGA KERJA 292,900.00
B BAHAN
Semen Portland Kg 413.000 1,364.00 563,332.00
Pasir Beton Kg 681.000 180.00 122,580.00
Kerikil (Maks 30 mm) Kg 1,021.000 250.00 255,250.00
Air Liter 215.000 75.00 16,125.00
JUMLAH HARGA BAHAN 957,287.00
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT -

D Jumlah (A+B+C) 1,250,187.00


E Overhead & Profit 10% 125,018.70
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 1,375,205.70

(Sumber: Hasil Analisis)X


Tabel IV-4 Daftar Analisa untuk Rencana Anggaran Biaya (RAB)
(Lanjutan)
3 Pemasangan 1 m2 bekisting untuk kolom
Jumlah
Harga Satuan
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga
(Rp)
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.360 95,000.00 34,200.00
Tukang Kayu L.02 OH 0.330 110,000.00 36,300.00
Kepala Tukang L.03 OH 0.033 110,000.00 3,630.00
Mandor L.04 OH 0.033 125,000.00 4,125.00
JUMLAH TENAGA KERJA 78,255.00
B BAHAN
Kayu Kelas III m3 0.040 4,000,000.00 160,000.00
Paku 5 - 12 cm Kg 0.400 15,000.00 6,000.00
Minyak Bekesting Liter 0.200 8,500.00 1,700.00
Balok Kayu Kelas II m3 0.015 4,000,000.00 60,000.00
Plywood tebal 9 mm Lbr 0.350 117,000.00 40,950.00
Dolken kayu galam ø 8- 10cm panjang 4 m Batang 2.000 12,000.00 24,000.00
JUMLAH HARGA BAHAN 292,650.00
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT -

D Jumlah (A+B+C) 370,905.00


E Overhead & Profit 10% 37,090.50
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 407,995.50
4 Pemasangan 1 m2 bekisting untuk balok
Jumlah
Harga Satuan
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga
(Rp)
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.460 95,000.00 43,700.00
Tukang Kayu L.02 OH 0.450 110,000.00 49,500.00
Kepala Tukang L.03 OH 0.033 110,000.00 3,630.00
Mandor L.04 OH 0.033 125,000.00 4,125.00
JUMLAH TENAGA KERJA 100,955.00
B BAHAN
Kayu Kelas III m3 0.040 4,000,000.00 160,000.00
Paku 5 - 12 cm Kg 0.400 15,000.00 6,000.00
Minyak Bekesting Liter 0.200 8,500.00 1,700.00
Balok Kayu Kelas II m3 0.018 4,000,000.00 72,000.00
Plywood tebal 9 mm Lbr 0.350 117,000.00 40,950.00
Dolken kayu galam ø 8- 10cm
Batang 2.000 12,000.00 24,000.00
panjang 4 m
JUMLAH HARGA BAHAN 304,650.00
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT -

D Jumlah (A+B+C) 405,605.00


E Overhead & Profit 10% 40,560.50
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 446,165.50

(Sumber: Hasil Analisis)


Tabel IV-4 Daftar Analisa untuk Rencana Anggaran Biaya (RAB)
(Lanjutan)
5 Pembesian 1 kg dengan besi polos atau besi ulir
Jumlah
Harga Satuan
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga
(Rp)
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.011 95,000.00 1,083.95
Tukang Besi L.02 OH 0.012 110,000.00 1,309.00
Kepala Tukang L.03 OH 0.001 110,000.00 77.00
Mandor L.04 OH 0.0004 125,000.00 50.00
JUMLAH TENAGA KERJA 2,519.95
B BAHAN
Besi Beton (polos/ ulir) Kg 1.050 9,500.00 9,975.00
Kawat Beton Kg 0.015 15,000.00 225.00
JUMLAH HARGA BAHAN 10,200.00
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT -

D Jumlah (A+B+C) 12,719.95


E Overhead & Profit 10% 1,272.00
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 13,991.95

(Sumber: Hasil Analisis)


Tabel IV-6 Rencana Anggaran Biaya (RAB)

SATUAN
SIMBOL
HARGA BOBOT
NO URAIAN VOLUME JUMLAH (Rp)
SATUAN (Rp) %

1 2 3 4 5 6 7 8
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pengukuran dan pemasangan bowplank A m1 150.25 93,197.50 14,002,737.98 1.58
II. PEKERJAAN BETON
1 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
- Beton ( K 300 ) B m3 26.64 1,375,205.70 36,635,479.85 4.13
- Begesting C m2 177.60 193,385.50 34,345,264.80 3.87
- Pembesian D kg 8,095.79 13,991.95 113,275,819.14 12.77
2 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)
- Beton ( K 300 ) E m3 13.52 1,375,205.70 18,592,010.95 2.10
- Begesting F m2 90.13 193,385.50 17,429,757.76 1.97
- Pembesian G kg 3,327.87 13,991.95 46,563,399.01 5.25
3 Pek. Kolom K2 40/40 (K 300)
- Beton ( K 300 ) H m3 0.59 1,375,205.70 814,121.77 0.09
- Begesting I m2 5.92 193,385.50 1,144,842.16 0.13
- Pembesian J kg 154.35 13,991.95 2,159,654.35 0.24
4 Pek. Kolom K3 30/60 (K 300)
- Beton ( K 300 ) K m3 0.67 1,375,205.70 915,887.00 0.10
- Begesting L m2 6.66 193,385.50 1,287,947.43 0.15
- Pembesian M kg 169.58 13,991.95 2,372,789.28 0.27
5 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K 300)
- Beton ( K 300 ) N m3 1.92 1,375,205.70 2,645,895.77 0.30
- Begesting O m2 20.05 193,385.50 3,876,992.50 0.44
- Pembesian P kg 602.33 13,991.95 8,427,744.59 0.95
6 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K 300)
- Beton ( K 300 ) Q m3 1.18 1,375,205.70 1,628,243.55 0.18
- Begesting R m2 12.58 193,385.50 2,432,789.59 0.27
- Pembesian S kg 321.81 13,991.95 4,502,722.49 0.51
7 Pek. Balok B1 40/60 (K 300)
- Beton ( K 300 ) T m3 37.15 1,375,205.70 51,092,638.92 5.76
- Begesting U m2 185.76 245,096.50 45,530,014.07 5.13
- Pembesian V kg 15,080.02 13,991.95 210,998,770.41 23.79
8 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K 300)
- Beton ( K 300 ) W m3 3.42 1,375,205.70 4,700,896.34 0.53
- Begesting X m2 17.09 245,096.50 4,189,094.18 0.47
- Pembesian Y kg 1,458.00 13,991.95 20,400,263.22 2.30
9 Pek. Balok BA1 30/50 (K 300)
- Beton ( K 300 ) Z m3 18.08 1,375,205.70 24,856,976.35 2.80
- Begesting AA m2 120.50 245,096.50 29,534,286.66 3.33
- Pembesian AB kg 6,485.17 13,991.95 90,740,118.46 10.23
10 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K 300)
- Beton ( K 300 ) AC m3 8.44 1,375,205.70 11,606,892.56 1.31
- Begesting AD m2 56.27 245,096.50 13,790,948.96 1.55
- Pembesian AE kg 2,905.14 13,991.95 40,648,532.16 4.58
11 Pek. Balok BA2 25/40 (K 300)
- Beton ( K 300 ) AF m3 1.38 1,375,205.70 1,901,753.26 0.21
- Begesting AG m2 11.06 245,096.50 2,711,524.93 0.31
- Pembesian AH kg 718.33 13,991.95 10,050,822.75 1.13
12 Pek. Balok BC1 20/30 (K 300)
- Beton ( K 300 ) AI m3 0.85 1,375,205.70 1,167,158.61 0.13
- Begesting AJ m2 8.49 245,096.50 2,080,172.38 0.23
- Pembesian AK kg 394.34 13,991.95 5,517,634.30 0.62
13 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K 300)
- Beton ( K 300 ) AL m3 0.21 1,375,205.70 287,173.23 0.03
- Begesting AM m2 2.09 245,096.50 511,815.46 0.06
- Pembesian AN kg 110.63 13,991.95 1,547,869.51 0.17
JUMLAH REAL COST Rp. 886,919,456.68 100
PPN 10% X REAL COST Rp. 88,691,945.67
RENCANA ANGGARAN BIAYA Rp. 975,611,402.35

(Sumber: Hasil Analisis)


IV.1.1.2 Data Jadwal Prestasi dan Network Planning
Adapun data jadwal prestasi pekerjaan rencana dan realisasi serta data
network planning, juga data laporan mingguan Proyek Pembangunan Rumah
Sakit Bayangkara, Denpasar-Bali, seperti disajikan pada tabel dan gambar berikut:
Tabel IV-7 Ketentuan Predecessor Antara Kegiatan

Volume
Simbol

Satuan

Durasi
(Hari)
No. Uraian Pekerjaan Prodecesor

A BIAYA LANGSUNG
BANGUNAN RS BAYANGKARA
I. Pekerjaan Persiapan
1 Pengukuran dan pemasangan bowplank A m 150 7
II. Pekerjaan Beton
2 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
Pek. Beton (K 300) B m3 26.64 7 C-FF
Begesting C m2 177.6 14 D-FF
Pembesian D kg 8095.79 21 A-FS
3 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)
Pek. Beton (K 300) E m3 13.5194 7 F-FF
Begesting F m2 90.1296 7 G-FF
Pembesian G kg 3327.87 14 D-SS+7
4 Pek. Kolom K2 40/40 (K300)
Pek. Beton (K 300) H m3 0.592 7 I-FS
Begesting I m2 5.92 7 J-SS
Pembesian J kg 154.35 7 G-SS
5 Pek. Kolom K3 30/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) K m3 0.666 7 L-FS
Begesting L m2 6.66 7 M-SS
Pembesian M kg 169.583 7 J-SS
6 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) N m3 1.924 7 O-FS
Begesting O m2 20.048 7 P-SS
Pembesian P kg 602.328 7 M-SS
7 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) Q m3 1.184 7 R-FS
Begesting R m2 12.58 7 S-SS
Pembesian S kg 321.808 7 P-SS
8 Pek. Balok B1 40/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) T m3 37.1527 7 V-FF
Begesting U m2 185.764 14 B-SS
Pembesian V kg 15080 28 U-FF
9 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) W m3 3.41832 7 Y-FF
Begesting X m2 17.0916 7 K-FS
Pembesian Y kg 1458 7 X-FF
10 Pek. Balok BA1 30/50 (K300)
Pek. Beton (K 300) Z m3 18.0751 7 AB-FF
Begesting AA m2 120.501 14 E-SS
Pembesian AB kg 6485.17 14 AA-SS
11 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AC m3 8.44011 7 AE-FF
Begesting AD m2 56.2674 7 E-SS
Pembesian AE kg 2905.14 14 AD-SS
12 Pek Balok BA2 25/40 ( K300)
Pek. Beton (K 300) AF m3 1.38289 7 AH-FF
Begesting AG m2 11.0631 7 H-FS
Pembesian AH kg 718.329 7 AG-SS
13 Pek. Balok BC1 20/30 (K300)
Pek. Beton (K 300) AI m3 0.84872 7 AK-FF
Begesting AJ m2 8.48716 7 N-FS
Pembesian AK kg 394.344 7 AJ-SS
14 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AL m3 0.20882 7 AN-FF
Begesting AM m2 2.08822 7 Q-FS
Pembesian AN kg 110.626 7 AM-SS

B BIAYA TAK LANGSUNG


I. Biaya Persiapan dan Penyelesaian AO hari 35 35
II. Biaya Umum Proyek AP hari 35 35
III. Biaya Umum Kantor AQ hari 35 35
IV. Biaya Pemasaran AR hari 35 35

(Sumber: Hasil Analisis)


Gambar IV-21 Network Planning Proyek Pembangunan Rumah Sakit Bayangkara
(Sumber: Hasil Analisis)
Tabel IV-8 Jadwal Prestasi Berdasarkan Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP)
Waktu Pelaksanaan

Volume
Satuan
Bulan I Bulan III Bulan IV
No. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga Bobot KET.
Minggu I Minggu III Minggu I Minggu II
1 2 3 4 5 6 7 15 16 17 18 19 20 21 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A BIAYA LANGSUNG
BANGUNAN RS BAYANGKARA
I. Pekerjaan Persiapan
1 Pengukuran dan pemasangan bowplank m 150.25 13979625 1.54 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22
II. Pekerjaan Beton
2 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
Pek. Beton (K 300) m3 26.64 26781658.2 2.94 0.42 0.42 0.42 0.42 0.42 0.42 0.42
Begesting m2 177.6 34849293.6 3.83 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27
Pembesian kg 8095.79 88617326.92 9.73 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46
3 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)
Pek. Beton (K 300) m3 13.5194 13591329.62 1.49 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21
Begesting m2 90.1296 17685545.57 1.94 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28
Pembesian kg 3327.87 36427219.7 4.00 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29
4 Pek. Kolom K2 40/40 (K300)
Pek. Beton (K 300) m3 0.592 595147.96 0.07 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Begesting m2 5.92 1161643.12 0.13 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Pembesian kg 154.35 1689528.346 0.19 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
5 Pek. Kolom K3 30/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) m3 0.666 669541.455 0.07 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Begesting m2 6.66 1306848.51 0.14 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Pembesian kg 169.583 1856267.003 0.20 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
6 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) m3 1.924 1934230.87 0.21 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
Begesting m2 20.048 3933888.728 0.43 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
Pembesian kg 602.328 6593145.805 0.72 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10
7 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) m3 1.184 1190295.92 0.13 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Begesting m2 12.58 2468491.63 0.27 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
Pembesian kg 321.808 3522544.738 0.39 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
8 Pek. Balok B1 40/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) m3 37.1527 37350279.59 4.10 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59
Begesting m2 185.764 39557151.16 4.34 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31
Pembesian kg 15080 165067406.9 18.13 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65
9 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) m3 3.41832 3436498.927 0.38 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
Begesting m2 17.0916 3639547.254 0.40 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
Pembesian kg 1458 15959424.75 1.75 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25
10 Pek. Balok BA1 30/50 (K300)
Pek. Beton (K 300) m3 18.0751 18171214.34 2.00 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29
Begesting m2 120.501 25659819.52 2.82 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20
Pembesian kg 6485.17 70987297.44 7.80 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56
11 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) m3 8.44011 8484994.306 0.93 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13
Begesting m2 56.2674 11981783.48 1.32 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19
Pembesian kg 2905.14 31799931.06 3.49 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25
12 Pek Balok BA2 25/40 ( K300)
Pek. Beton (K 300) m3 1.38289 1390239.496 0.15 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Begesting m2 11.0631 2355813.105 0.26 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
Pembesian kg 718.329 7862903.256 0.86 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12
13 Pek. Balok BC1 20/30 (K300)
Pek. Beton (K 300) m3 0.84872 853229.0473 0.09 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Begesting m2 8.48716 1807284.917 0.20 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
Pembesian kg 394.344 4316524.48 0.47 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07
14 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) m3 0.20882 209932.411 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Begesting m2 2.08822 444672.8756 0.05 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Pembesian kg 110.626 1210921.069 0.13 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

B BIAYA TAK LANGSUNG


I. Biaya Persiapan dan Penyelesaian hari 35 14496305.3 1.59 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
II. Biaya Umum Proyek hari 35 155894150 17.12 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49
III. Biaya Umum Kantor hari 35 24800000 2.72 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08
IV. Biaya Pemasaran hari 35 4000000 0.44 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
TOTAL Rp 910,590,897 100.00
RENCANA FISIK 0.84 0.84 0.84 0.84 0.84 0.84 0.84 1.74 1.74 1.74 1.74 1.74 1.74 1.74 2.65 2.65 2.65 2.65 2.65 2.65 2.65 4.78 4.78 4.78 4.78 4.78 4.78 4.78 4.28 4.28 4.28 4.28 4.28 4.28 4.28
0.84 1.69 2.53 3.38 4.22 5.07 5.91 7.65 9.38 11.12 12.85 14.59 16.33 18.06 20.71 23.36 26.01 28.65 31.30 33.95 36.60 41.38 46.16 50.94 55.72 60.50 65.28 70.06 74.34 78.62 82.89 87.17 91.45 95.72 100.00
REALISASI FISIK

(Sumber: Hasil Analisis)


Tabel IV-9 Laporan Mingguan pada Minggu ke-1
PROYEK : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT BAYANGKARA
PEKERJAAN : KOLOM DAN BALOK LANTAI 2
LOKASI : JL. TRIJATA NO.32 DENPASAR-BALI.
PERIODE : MINGGU I

PROGRES

Bobot (%)
PENYELESAIAN VOLUME RENCANA PROGRES

Volume
Simbol

Satuan

Durasi
(Hari)
REALISASI
No. Uraian Pekerjaan KET.
SAAT BAGIAN TOTAL LALU MING INI S/D MING
LALU S/D SAAT INI
INI (%) (%) (%) (%) INI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A BIAYA LANGSUNG
BANGUNAN RS BAYANGKARA
I. Pekerjaan Persiapan
1 Pengukuran dan pemasangan bowplank A m 150.25 7 1.54 150.25 150.25 100.00 1.54 1.54 1.54
II. Pekerjaan Beton
2 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
Pek. Beton (K 300) B m3 26.64 7 2.94
Begesting C m2 177.6 14 3.83
Pembesian D kg 8095.79 21 9.73
3 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)
Pek. Beton (K 300) E m3 13.5194 7 1.49
Begesting F m2 90.1296 7 1.94
Pembesian G kg 3327.87 14 4.00
4 Pek. Kolom K2 40/40 (K300)
Pek. Beton (K 300) H m3 0.592 7 0.07
Begesting I m2 5.92 7 0.13
Pembesian J kg 154.35 7 0.19
5 Pek. Kolom K3 30/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) K m3 0.666 7 0.07
Begesting L m2 6.66 7 0.14
Pembesian M kg 169.583 7 0.20
6 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) N m3 1.924 7 0.21
Begesting O m2 20.048 7 0.43
Pembesian P kg 602.328 7 0.72
7 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) Q m3 1.184 7 0.13
Begesting R m2 12.58 7 0.27
Pembesian S kg 321.808 7 0.39
8 Pek. Balok B1 40/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) T m3 37.1527 7 4.10
Begesting U m2 185.764 14 4.34
Pembesian V kg 15080 28 18.13
9 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) W m3 3.41832 7 0.38
Begesting X m2 17.0916 7 0.40
Pembesian Y kg 1458 7 1.75
10 Pek. Balok BA1 30/50 (K300)
Pek. Beton (K 300) Z m3 18.0751 7 2.00
Begesting AA m2 120.501 14 2.82
Pembesian AB kg 6485.17 14 7.80
11 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AC m3 8.44011 7 0.93
Begesting AD m2 56.2674 7 1.32
Pembesian AE kg 2905.14 14 3.49
12 Pek Balok BA2 25/40 ( K300)
Pek. Beton (K 300) AF m3 1.38289 7 0.15
Begesting AG m2 11.0631 7 0.26
Pembesian AH kg 718.329 7 0.86
13 Pek. Balok BC1 20/30 (K300)
Pek. Beton (K 300) AI m3 0.84872 7 0.09
Begesting AJ m2 8.48716 7 0.20
Pembesian AK kg 394.344 7 0.47
14 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AL m3 0.20882 7 0.02
Begesting AM m2 2.08822 7 0.05
Pembesian AN kg 110.626 7 0.13

B BIAYA TAK LANGSUNG


I. Biaya Persiapan dan Penyelesaian AO hari 35 35 1.59 7.00 7.00 20.00 0.32 0.32 0.32
II. Biaya Umum Proyek AP hari 35 35 17.12 7.00 7.00 20.00 3.42 3.42 3.42
III. Biaya Umum Kantor AQ hari 35 35 2.72 7.00 7.00 20.00 0.54 0.54 0.54
IV. Biaya Pemasaran AR hari 35 35 0.44 7.00 7.00 20.00 0.088 0.09 0.09
TOTAL I+II 100 TOTAL RENCANA S/D SAAT INI - 5.91 5.91
TOTAL REALISASI S/D SAAT INI 5.91
SELISIH ANTARA REAL DG RENC. 0.00

(Sumber: Hasil Analisis)


Tabel IV-10 Laporan Mingguan pada Minggu ke-2
PROYEK : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT BAYANGKARA
PEKERJAAN : KOLOM DAN BALOK LANTAI 2
LOKASI : JL. TRIJATA NO.32 DENPASAR-BALI.
PERIODE : MINGGU II

PROGRES

Bobot (%)
PENYELESAIAN VOLUME RENCANA PROGRES

Volume
Simbol

Satuan

Durasi
(Hari)
REALISASI
No. Uraian Pekerjaan KET.
SAAT BAGIAN TOTAL LALU MING INI S/D MING
LALU S/D SAAT INI
INI (%) (%) (%) (%) INI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A BIAYA LANGSUNG
BANGUNAN RS BAYANGKARA
I. Pekerjaan Persiapan
1 Pengukuran dan pemasangan bowplank A m 150.25 7 1.54 150.25 0.00 150.25 100.00 1.535 1.54 1.54
II. Pekerjaan Beton
2 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
Pek. Beton (K 300) B m3 26.64 7 2.94
Begesting C m2 177.6 14 3.83
Pembesian D kg 8095.79 21 9.73 1349.30 1349.30 16.67 1.622 3.24 3.24
3 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)
Pek. Beton (K 300) E m3 13.5194 7 1.49
Begesting F m2 90.1296 7 1.94
Pembesian G kg 3327.87 14 4.00
4 Pek. Kolom K2 40/40 (K300)
Pek. Beton (K 300) H m3 0.592 7 0.07
Begesting I m2 5.92 7 0.13
Pembesian J kg 154.35 7 0.19
5 Pek. Kolom K3 30/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) K m3 0.666 7 0.07
Begesting L m2 6.66 7 0.14
Pembesian M kg 169.583 7 0.20
6 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) N m3 1.924 7 0.21
Begesting O m2 20.048 7 0.43
Pembesian P kg 602.328 7 0.72
7 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) Q m3 1.184 7 0.13
Begesting R m2 12.58 7 0.27
Pembesian S kg 321.808 7 0.39
8 Pek. Balok B1 40/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) T m3 37.1527 7 4.10
Begesting U m2 185.764 14 4.34
Pembesian V kg 15080 28 18.13 3770.01 3770.01 25.00 4.532 4.53 4.53
9 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) W m3 3.41832 7 0.38
Begesting X m2 17.0916 7 0.40
Pembesian Y kg 1458 7 1.75
10 Pek. Balok BA1 30/50 (K300)
Pek. Beton (K 300) Z m3 18.0751 7 2.00
Begesting AA m2 120.501 14 2.82
Pembesian AB kg 6485.17 14 7.80
11 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AC m3 8.44011 7 0.93
Begesting AD m2 56.2674 7 1.32
Pembesian AE kg 2905.14 14 3.49
12 Pek Balok BA2 25/40 ( K300)
Pek. Beton (K 300) AF m3 1.38289 7 0.15
Begesting AG m2 11.0631 7 0.26
Pembesian AH kg 718.329 7 0.86
13 Pek. Balok BC1 20/30 (K300)
Pek. Beton (K 300) AI m3 0.84872 7 0.09
Begesting AJ m2 8.48716 7 0.20
Pembesian AK kg 394.344 7 0.47
14 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AL m3 0.20882 7 0.02
Begesting AM m2 2.08822 7 0.05
Pembesian AN kg 110.626 7 0.13

B BIAYA TAK LANGSUNG


I. Biaya Persiapan dan Penyelesaian AO hari 35 35 1.59 7.00 7.00 14.00 40.00 0.637 0.32 0.32 0.64
II. Biaya Umum Proyek AP hari 35 35 17.12 7.00 7.00 14.00 40.00 6.848 3.42 3.42 6.85
III. Biaya Umum Kantor AQ hari 35 35 2.72 7.00 7.00 14.00 40.00 1.089 0.54 0.54 1.09
IV. Biaya Pemasaran AR hari 35 35 0.44 7.00 7.00 14.00 40.00 0.176 0.09 0.09 0.18
TOTAL I+II 100 TOTAL RENCANA S/D SAAT INI - 13.69 18.06
TOTAL REALISASI S/D SAAT INI 16.44
SELISIH ANTARA REAL DG RENC. -1.62

(Sumber: Hasil Analisis)


Tabel IV-11 Laporan Mingguan pada Minggu ke-3

(Sumber: Hasil Analisis)


Berdasarkan data diatas mengenai progress proyek dari Minggu -1 s/d Minggu ke-
3. Berikut penulis lampirkan table perhitungan progres mingguan dan rekapan
dari realisasi Minggu -1 s/d Minggu ke- 3 proyek Pembangunan Rumah Sakit
Bayangkara dengan studi kasus Kolom dan Balok.

Tabel IV-12 Rekapitulasi Realisasi, Rencana dan Deviasi Proyek


No Minggu Realisasi (%) Rencana (%) Deviasi (%)
1 Minggu Ke-1 5.91 5.91 0.00
2 Minggu Ke-2 16.44 18.06 -1.62
3 Minggu Ke-3 35.29 36.60 -1.31

Sumber: Hasil Analisis

Dari tabel realisasi di atas dapat dilihat dari minggu ke 1 progres realisasi
sama dengan rencana dimana pada minggu ke 1 dengan rencana progress 5.91%,
realisasi 5.91%. Namun pada minggu ke 2 sampai minggu ke 3 proyek mengalami
keterlambatan, dimana pada minggu ke 2 progres realisasi sebesar 16.44% dengan
rencana progress 18.06 %, dan Deviasinya sebesar -1,62 sedangkan pada minggu
ke 3 progres realisasi sebesar 35.29% dengan progress rencana sebesar 36.60%
dan proyek mengalami Deviasinya sebesar -1.31% yang artinya proyek
mengalami keterlambatan dari progress rencana. Berikut grafik realisasi proyek
Pembangunan Rumah Sakit Bayangkara dengan studi kasus Kolom dan Balok.
Keputusan yang diambil:

Dari grafik dibawah dapat dilihat realisasi berada dibawah rencana yang berarti
proyek mengalami keterlambatan untuk itu keputusan yang diambil perlu
dilakukan percepatan pada pekerjaan yang dilalui oleh jalur kritis, serta perlu
diadakan penambahan sumber daya mulai dari bahan, alat ataupun tenaga kerja.
Tabel IV-13 Rencana Jadwal Prestasi Rencana dan Realisasi

(Sumber: Hasil Analisis)


IV.2 Perhitungan BCWS, BCWP, dan ACWP
Perhitungan dikelompokan Actual Cost of Work Performance (ACWP)
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan Budget Actual Cost (BAC),
data kemajuan proyek, data realisasi kemajuan proyek untuk minggu ke-3 (saat
dilakukan evaluasi) seperti yang disajikan diatas, maka dapat dihitung Budgeted
Cost of Work Scheduled (BCWS) dan Budgeted Cost of Work Performance
(BCWP) dengan rumus:

1. Menghitung Budgeted Cost of Work Scheduled (BCWS) pada minggu ke-


3, untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60 dengan data sebagai berikut:
a. Bobot rencana BAC = 3,83%
b. Bobot rencana BCWS minggu ke-3 = 1,91 %
c. BAC = Rp. 34,849,294
d. 𝐵𝐶𝑊𝑆 = (3,38/1,91) × Rp. 34,849,294 = Rp. 17,424,647
2. Menghitung Budgeted Cost of Work Performance (BCWP) pada minggu
ke-3, untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60 dengan data sebagai
berikut:
a. Bobot realisasi BAC = 3,83%
b. Bobot realisasi BCWP minggu ke-3 = 1,60 %
c. BAC = Rp. 34,849,294
d. 𝐵𝐶𝑊P = (3,38/1,60) × Rp. 34,849,294 = Rp. 14,606,877
3. Menghitung Actual Cost of Work Performance (ACWP) pada minggu ke-
3, untuk ACWP dinaikan 10 % dari Budgeted Cost of Work Scheduled
(BCWS) dari setiap pekerjaan.
a. BCWS = Rp. 17,424,647
b. ACWP = (Rp. 17,424,647 × 10%) + Rp. 17,424,647
= Rp. 19,167,111
Untuk perhitungan nilai BCWS dan BCWP serta ACWP untuk pekerjaan
yang lain, dapat dihitung dengan cara yang sama, hasilnya disajikan seperti Tabel
IV-13 dan Gambar IV-2 sebagai berikut:
Tabel IV-14 Hasil Perhitungan BCWS, BCWP, dan ACWP

(Sumber: Hasil Analisis)


Gambar IV-22 Grafik BCWS, BCWP, dan ACWP
(Sumber: Hasil Analisis)
IV.3 Perhitungan Perbedaan Jadwal (Schedule Variance – SV) dan Indeks
Prstasi Jadwal (Schedule Performance Indeks – SPI)
Berdasarkan hasil perhitungan BCWS dan BCWP serta ACWP pada tabel
IV-13, maka dapat dihitung nilai Perbedaan Jadwal (Schedule Variance – SV) dan
Indeks Prestasi Jadwal (Schedule Perfomance Index – SPI) dengan rumus:

1. Perbedaan Jadwal (Schedule Variance – SV), untuk Pek. Begisting


Kolom K1A 60/60 dengan data sebagai berikut:
a. BCWP = Rp 14,606,877.34
b. BCWS = Rp 17,424,646.80
c. SV =Rp 14,606,877.34 - Rp 17,424,646.80 = - Rp2,817,769.46
SV = - Rp2,817,769.46 < 0 → Proyek terlambat
2. Indeks Prestasi Jadwal (Schedule Perfomance Index – SPI), untuk Pek.
Begisting Kolom K1A 60/60 dengan data sebagai berikut:
a. BCWP = Rp 14,606,877.34
b. BCWS = Rp 17,424,646.80
c. SPI = Rp 14,606,877.34/ Rp 17,424,646.80 = 0,84
SPI = 0,84 < 0 → Proyek terlambat
Untuk hasil perhitungan Jadwal (Schedule Variance-SV) dan Indeks
Prestasi Jadwal (Schedule Performance Index-SPI) untuk pekerjaan yang lain,
dapat dihitung dengan cara yang sama, hasilnya disajikan seperti Tabel IV-14
berikut:
Tabel IV-15 Hasil Perhitungan Perbedaan Jadwal (Schedule Varianc-SV) dan Indeks Prestasi Jadwal (Schedule
Performance Index-SPI)

(Sumber: Hasil Analisis)


IV.4 Perhitungan Perbedaan Biaya (Cost Variance – CV) dan Indeks
Prestasi Biaya (Cost Performance Index – CPI)
Berdasarkan hasil perhitungan BCWS dan BCWP serta ACWP pada tabel
IV-13, maka dapat dihitung nilai Perhitungan Perbedaan Biaya (Cost Variance –
CV) dan Indeks Prestasi Biaya (Cost Performance Index – CPI) dengan rumus:

1. Perbedaan Biaya (Cost Variance – CV), Pek. Begisting Kolom K1A


60/60 dengan data sebagai berikut:
a. BCWP = Rp 14,606,877.34
b. ACWP = Rp 19,167,111.48
c. CV = Rp 14,606,877.34 – Rp 19,167,111.48= - Rp 4,560,234.14
CV = - Rp 4,560,234.14 < 0 → Biaya boros
2. Indeks Prestasi Biaya (Cost Performance Index – CPI) untuk Pek.
Begisting Kolom K1A 60/60 dengan data sebagai berikut:
a. BCWP = Rp 14,606,877.34
b. ACWP = Rp 19,167,111.48
c. CPI = Rp 14,606,877.34/ Rp 19,167,111.48 = 0,76
CPI = 0,76 < 1→ Biaya boros
Untuk hasil perhitungan biaya (Cost Variance – CV) dan Indeks Prestasi
Biaya (Cost Performance Index – CPI) untuk pekerjaan yang lain, dapat dihitung
dengan cara yang sama, hasilnya disajikan seperti tabel berikut.
Tabel IV-16 Hasil Perhitungan Perhitungan Perbedaan Biaya (Cost Variance-CV) dan Indeks Prestasi Biaya (Cost
Performance Index-CPI)

(Sumber: Hasil Analisis)


IV.5 Perhitungan Besarnya Prakiraan Biaya Untuk Pekerjaan Tersisa
(ETC) dan Besarnya Prakiraan Total Biaya Proyek (EAC)
Berdasarkan nilai BAC, BCWP, ACWP, CPI, seperti yang telah dihitung
pada tabel IV-15, maka dapat dihitung nilai Prakiraan Biaya Untuk Pekerjaan
Tersisa (Estimate Temporary Cost – ETC) dan Besarnya Prakiraan Total Biaya
Proyek (Estimate All Cost – EAC), dengan rumus sebagai berikut:

1. Besarnya prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa (Estimate Temporary


Cost – ETC) untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60 dengan data
sebagai berikut:
a. BAC = Rp 34,849,294
b. BCWP = Rp 14,606,877.34
c. CPI = 0,76
d. ETC = (Rp 34,849,294 - Rp 14,606,877.34)/0,76 = Rp 26,562,052.93
2. Besarnya perkiraan biaya proyek (Estimate All Cost – EAC) untuk Pek.
Begisting Kolom K1A 60/60 dengan data sebagai berikut
a. ACWP = Rp 19,167,111.48
b. ETC = Rp 26,562,052.93
c. EAC = Rp 26,562,052.93 + Rp 19,167,111.48 = Rp 45,729,164.41
Untuk hasil perhitungan besarnya prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa
(Estimate Temporary Cost – ETC) dan besarnya prakiraan total biaya proyek
(Estimate All Cost – EAC) untuk item pekerjaan yang lain, dapat dihitung dengan
cara yang sama, hasilnya disajikan seperti tabel berikut:
Tabel IV-17 Perhitungan Besarnya Prakiraan Biaya Untuk Pekerjaan Tersisa (Estimate Temporary Cost – ETC) dan
Besarnya Prakiraan Total Biaya Proyek (Estimate All Cost – EAC)

(Sumber: Hasil Analisis)


IV.6 Perhitungan Besarnya Prakiraan Waktu Untuk Pekerjaan Tersisa
(ETS) dan Besarnya Prakiraan Total Waktu Proyek (EAS)
Berdasarkan nilai durasi rencana, durasi realisasi dan SPI seperti yang
telah dihitung pada tabel IV-14 diatas, maka dapat dihitung Besarnya Prakiraan
Waktu Untuk Pekerjaan Tersisa (Estimate Temporary Schedule – ETS) dan
Besarnya Prakiraan Total Waktu Proyek (Estimate All Schedule – EAS) dengan
rumus sebagai berikut:

1. Besarnya prakiraan waktu untuk pekerjaan tersisa (Estimate Temporary


Schedule – ETS) untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60 dengan data
sebagai berikut:
a. Durasi Rencana = 14 hari
b. Durasi Realisasi = 6 hari
c. SPI = 0,84
d. ETS = (14 – 6)/0,84 = 10 hari
2. Besarnya prakiraan total waktu proyek (Estimate All Schedule – EAS)
untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60 dengan data sebagai berikut:
a. Durasi Realisasi = 6 hari
b. ETS = 10 hari
c. EAS = 10 + 6 = 16 hari
Untuk hasil perhitungan besarnya prakiraan waktu untuk pekerjaan tersisa
(Estimate Temporary Schedule-ETS) dan besarnya prakiraan total waktu proyek
(Estimate All Schedule–EAS) untuk item pekerjaan yang lain, dapat dihitung
dengan cara yang sama, hasilnya disajikan seperti tabel berikut.
Tabel IV-18 Hasil Perhitungan Besarnya Prakiraan Waktu Untuk Pekerjaan Tersisa (Estimate Temporary Schedule– ETS)
dan Besarnya Prakiraan Total Waktu Proyek (Estimate All Schedule – EAS)

(Sumber: Hasil Analisis)

Untuk grafik hasil perhitungan Estimate Temporary Cost – ETC, Estimate All Cost – EAC, Estimate Temporary Schedule-ETS dan Estimate All
Schedule–EAS disajikan pada gambar IV-3 sebagai berikut:
Waktu Pelaksanaan

DURASI
No. Uraian Pekerjaan BIAYA/BAC KET.
I II III IV V
1-7 15-21 23-29 30-5 6-12
A BIAYA LANGSUNG
BANGUNAN RS BAYANGKARA
I. Pekerjaan Persiapan
1 Pengukuran dan pemasangan bowplank 7 Rp 13,979,625.00
II. Pekerjaan Beton
2 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
7 Rp 26,781,658.20 PENAMBAHAN
Pek. Beton (K 300)
DURASI
Begesting 14 Rp 34,849,293.60
Pembesian 21 Rp 88,617,326.92
3 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)
Pek. Beton (K 300) 7 Rp 13,591,329.62
Begesting 7 Rp 17,685,545.57 BAC
Pembesian 14 Rp 36,427,219.70
4 Pek. Kolom K2 40/40 (K300)
Pek. Beton (K 300) 7 Rp 595,147.96 Rp. 910,590,897
Begesting 7 Rp 1,161,643.12
Pembesian 7 Rp 1,689,528.35
5 Pek. Kolom K3 30/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) 7 Rp 669,541.46
Begesting 7 Rp 1,306,848.51
Pembesian 7 Rp 1,856,267.00
6 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) 7 Rp 1,934,230.87
Begesting 7 Rp 3,933,888.73
Pembesian 7 Rp 6,593,145.80
7 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K300) ACWP
Pek. Beton (K 300) 7 Rp 1,190,295.92 Rp. 606,711,509.8
Begesting 7 Rp 2,468,491.63
Pembesian 7 Rp 3,522,544.74
8 Pek. Balok B1 40/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) 7 Rp 37,350,279.59
Begesting 14 Rp 39,557,151.16
Pembesian 28 Rp 165,067,406.92
9 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) 7 Rp 3,436,498.93
Begesting 7 Rp 3,639,547.25
CV
Pembesian 7 Rp 15,959,424.75
10 Pek. Balok BA1 30/50 (K300) BCWS
Pek. Beton (K 300) 7 Rp 18,171,214.34
Begesting 14 Rp 25,659,819.52 Rp. 551,555,918.
Pembesian 14 Rp 70,987,297.44
11 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) 7 Rp 8,484,994.31
Begesting 7 Rp 11,981,783.48 SV
Pembesian 14 Rp 31,799,931.06
12 Pek Balok BA2 25/40 ( K300)
Pek. Beton (K 300) 7 Rp 1,390,239.50
Begesting 7 Rp 2,355,813.11 BCWP
Pembesian 7 Rp 7,862,903.26
13 Pek. Balok BC1 20/30 (K300) Rp. 524,861,789.129
Pek. Beton (K 300) 7 Rp 853,229.05
Begesting 7 Rp 1,807,284.92
Pembesian 7 Rp 4,316,524.48
14 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) 7 Rp 209,932.41
Begesting 7 Rp 444,672.88
Pembesian 7 Rp 1,210,921.07

TOTAL I Rp 711,400,442.10

B BIAYA TAK LANGSUNG


I. Biaya Persiapan dan Penyelesaian 35 Rp 14,496,305.30
II. Biaya Umum Proyek 35 Rp 155,894,150.00
III. Biaya Umum Kantor 35 Rp 24,800,000.00
IV. Biaya Pemasaran 35 Rp 4,000,000.00
TOTAL II Rp 199,190,455.30
TOTAL I+II Rp 910,590,897.40
218,279,483.884

551,555,918.000
53,817,716.060

BCWS KUMULATIF
53,817,716.060

203,509,929.397

524,861,789.129

BCWP KUMULATIF
59,199,487.666

240,107,432.272

606,711,509.800

ACWP KUMULATIF

Gambar IV-23 Grafik Hasil Perhitungan Estimate Temporary Cost – ETC, Estimate All Cost – EAC,
Estimate Temporary Schedule-ETS dan Estimate All Schedule–EAS
(Sumber: Hasil Analisis)
IV.7 Perencanaan Kembali Biaya dan Jadwal
Berdasarkan besarnya prakiraan total biaya proyek (Estimate All Cost –
EAC) dan besarnya prakiraan total waktu proyek (Estimate All Schedule – EAS),
menunjukan bahwa proyek memerlukan tambahan waktu pelaksanaan dan biaya.
Untuk itu pelaksanaan proyek harus dipercepat agar selesai sesuai dengan
waktu yang rencana atau meminimalisasi keterlambatan didalam pelaksanaan
proyek, yang dapat dilaksanakan dengan penyesuaian durasi proyek (Duration
Cost Trade Off), dengan dimaksud untuk mengatasi masalah-masalah proses
penjadwalan dursasi proyek yang tidak sesuai dengan durasi rencana. Untuk
perencanaan percepatan waktu dapat dilakukan dengan penyesuaian dusasi proyek
(Duration Cost Trade Off) terdiri dari dua analisis, yaitu Analisis Project
Crashing dan Analisis Least Cost Analysis, (Husen A. 2008 :158, 180). Untuk
penerapan teori ini, maka diperlukan biaya normal dan dipercepat serta jadwal
normal dan dipercepat. Untuk merencanakan biaya dan jadwal normal dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merencanakan Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP).
2. Merencanakan jadwal pelaksanaan diagram batang (bar chart).
3. Merencanakan network planning
IV.7.1 Merencanakan Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP)
IV.7.1.1 Menghitung Sisa Volume dan Durasi serta Biaya
Untuk menghitung besarnya sisa volume pada saat dilakukan pelaporan
pada minggu ke-3, dengan rumus:

Menghitung sisa volume pada minggu ke-3, untuk Pek. Pek. Begisting Kolom
K1A 60/60 dengan data sebagai berikut:
a. Volume rencana = 177,6 m2
b. Volume realisasi s/d minggu ke-3 = 74,44 m2
c. Sisa volume = 177,6 m2 – 74,44 m2 = 103,16 m2
Untuk menghitung besarnya sisa durasi pada saat dilakukan pelaporan
pada minggu ke-3, maka dapat dengan rumus:

Menghitung sisa durasi pada minggu ke-3, Pek. Begisting Kolom K1A 60/60
dengan data sebagai berikut:
a. EAS = 16 hari
b. Durasi realisasi s/d minggu ke-3 = 6 hari
c. Sisa durasi = 16 - 6 = 10 hari
Untuk menghitung besarnya sisa biaya pada saat dilakukan pelaporan
pada minggu ke-3, maka data dengan rumus:

Menghitung sisa biaya pada minggu ke-3, Pek. Begisting Kolom K1A 60/60
dengan data sebagai berikut:
a. EAC = Rp 45,729,164.41
b. BCWP Pada minggu ke-3 = Rp 14,606,877.34
c. Sisa biaya = Rp 45,729,164.41 - Rp 14,606,877.34
= Rp 31,122,287.07
Untuk hasil perhitungan sisa volume, durasi dan biaya untuk item pekerjaan yang
lain, dapat dihitung dengan cara yang sama, hasilnya disajikan seperti tabel IV-18
berikut:
Tabel IV-19 Hasil Perhitungan Sisa Volume, Durasi Dan Biaya

(Sumber: Hasil Analisis)


IV.7.1.2 Perhitungan Produktivitas, Harga Satuan Pekerjaan dan Bobot
Masing -Masing Item Pekerjaan.
Berdasarkan perhitungan sisa volume, durasi dan biaya, seperti yang
telah dihitung pada tabel IV-18 diatas. Untuk menghitung besarnya produktivitas
masing – masing item pekerjaan, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Menghitung produktivitas untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60, dengan data
sebagai berikut:
a. Volume = 103,16 m2
b. Durasi = 10 hari
c. Produktivitas = 103,16 / 10 = 10,32 m2/hari
Untuk menghitung besarnya harga satuan pekerjaan, dapat dilakukan
dengan rumus sebagai berikut :

Menghitung harga satuan untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60, dengan data
sebagai berikut:
a. Sisa biaya = Rp 31,122,287.07
b. Sisa volume = 103,16 m2
c. H. satuan kegiatan = Rp 31,122,287,07 / 103,16 m2 = Rp
301,689.48
Untuk menghitung besarnya bobot pekerjaan, dapat dilakukan
dengan rumus sebagai berikut:

Menghitung bobot untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60, dengan data sebagai
berikut:
a. Sisa biaya = Rp 31,122,287.07
b. Jumlah biaya pekerjaan = Rp 689,119,091.03
c. Bobot = Rp 31,122,287.07 / Rp 689,119,091.03 x 100% = 4.52 %
Untuk hasil perhitungan produktivitas, harga satuan pekerjaan dan bobot
pekerjaan untuk item pekerjaan yang lain, dapat dihitung dengan cara yang sama,
hasilnya disajikan seperti tabel IV-19 berikut:
Tabel IV-20 Perhitungan Produktivitas, Harga Satuan Pekerjaan dan Bobot Masing-Masing Item Pekerjaan

(Sumber: Hasil Analisis)


IV.7.2 Perencanaan Jadwal Pelaksanaan Diagram Batang (Bar Chart)
Untuk perencanaan jadwal pelaksanaan direncanakan dengan metode
diagram batang (bar chart), dan hasilnya disajikan seperti tabel IV-20 berikut:
Tabel IV-21 Jadwal Pelaksanaan Direncanakan Dengan Metode Diagram Batang (Bar Chart)
IV.7.3 Perencanaan Network Planning
Untuk perencanaan network planning direncanakan dengan diagram jaring
Preseden (PDM-Precedence Diagram Method), dan hasilnya disajikan seperti
gambar IV-4 berikut:
Gambar IV-24 Network Planning Direncanakan Dengan Diagram Jaring Preseden (PDM-Precedence Diagram Method)
(Sumber: Hasil Analisis)
IV.8 Perhitungan Percepatan Pelaksanaan Pekerjaan (Crash Program)
dengan Penambahan Waktu Kerja (Lembur)
Untuk perhitungan percepatan pelaksanaan proyek dengan metode
Analisis Least Cost Analysis yaitu suatu analisis untuk memperoleh durasi
proyek yang optimal, yaitu durasi dengan biaya total proyek yang minimal.
Acuan Project Crashing atau Crash Program dan Analisis Least Cost
Analysis dilakukan pada kegiatan dengan Cost Slope terkecil yang berada pada
lintasan kritis, dapat dilakukan dengan langkah –langkah sebagai berikut :
1. Menetukan lintasan kritis yang sangat berpengaruh terhadap waktu
akhir proyek.
2. Menghitung bobot biaya bahan dan upah serta alat per hari.
3. Menghitung biaya bahan dan upah serta alat per hari.
4. Menghitung biaya normal per hari dan per jam.
5. Menghitung biaya lembur per jam dan per hari.
6. Menghitung produktivitas normal.
7. Menghitung total biaya normal.
8. Menghitung produktivitas dan durasi percepatan.
9. Menghitung total biaya percepatan.
10. Menghitung biaya sloop.
11. Merencanakan jadwal pekerjaan network planning untuk normal.
12. Merencanakan jadwal pekerjaan network planning yang dipercepat.
13. Menentukan Optimum Cost Time Point.
14. Merencanakan jadwal pelaksanaan pekerjaan kembali (Reshcedulling)
dengan metode diagram batang (bar chart) dan network planning.
15. Merencanakan Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP).
16. Merencanakan Jadwal Prestasi berdasarkan Rencana Biaya
Pelaksanaan.
IV.8.1 Menentukan Pekerjaan yang Merupakan Lintasan Kritis
Berdasarkan Network Planning yang telah direncanakan berdasarkan
Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP), maka dapat ditentukan lintasan kritis yang
sangat berpengaruh terhadap waktu akhir proyek yaitu sebagai berikut :
1. Pembesian Kolom K1A 60/60 (K300) dengan durasi = 6 Hari
2. Pembesian Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300) dengan durasi = 18 Hari
3. Pek. Beton (K300) Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300) dengan durasi = 6
Hari
4. Pek. Begisting Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300) dengan durasi = 6 Hari
5. Pek. Begisting Balok BA1 30/50 Ramp (K300) dengan durasi = 6 Hari
6. Pembesian Balok BA1 30/50 Ramp (K300) dengan durasi = 12 Hari
7. Pek. Beton Balok BA1 30/50 Ramp (K300) dengan durasi = 6 Hari
8. Pek. Begisting Balok BA1 30/50 (K300) dengan durasi = 12 Hari
9. Pembesian Balok BA1 30/50 (K300) dengan durasi = 12 Hari
10. Pek. Beton Balok BA1 30/50 (K300) dengan durasi = 6 Hari
IV.8.2 Perhitungan Bobot Biaya Bahan Dan Upah Serta Alat Per Hari
Berdasarkan Tabel Daftar Analisa Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP),
maka dapat dihitung bobot biaya bahan dan upah serta alat per hari dengan rumus
sebagai berikut:

1. Menghitung bobot biaya bahan untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60
dengan data sebagai berikut:
a. Biaya bahan = Rp 135,800.00
b. Jumlah biaya pekerjaan = Rp 178,385.00
c. Bobot biaya bahan = (Rp 135,800.00/ Rp 178,385.00) x 100% =
76,13%
2. Menghitung bobot biaya upah Pek. Begisting Kolom K1A 60/60 dengan
data sebagai berikut:
a. Biaya upah = Rp 42,585.00
b. Jumlah biaya pekerjaan = Rp 178,385.00
c. Bobot biaya upah = (Rp 42,585.00/ Rp 178,385.00) x 100% = 23,87%
3. Menghitung bobot biaya alat untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60
dengan data sebagai berikut:
a. Biaya alat = Rp 0,00
b. Jumlah biaya pekerjaan = Rp 178,385.00
c. Bobot biaya alat = (Rp 0.00/ Rp 178,385.00) x 100% = 0,00%
IV.8.3 Perhitungan Biaya Bahan Dan Upah Serta Alat Per Hari
Berdasarkan Tabel Perhitungan Produktivitas, Harga Satuan Pekerjaan
serta Bobot Pekerjaan dan perhitungan bobot biaya bahan, upah dan alat diatas,
maka dapat dihitung biaya bahan dan upah serta alat per hari dengan rumus
sebagai berikut:

1. Menghitung biaya bahan untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60 dengan
data sebagai berikut:
a. Bobot biaya bahan = 76,13%
b. Harga Satuan = Rp 301,689,48
c. Biaya bahan = (76,13/100) x Rp 301,689,48 = Rp 229,668.59
2. Menghitung biaya upah untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60 dengan
data sebagai berikut:
a. Bobot biaya upah = 23,87%
b. Harga Satuan = Rp 301,689,48
c. Biaya upah = (23,87/100) x Rp 301,689,48 = Rp 72,020.89
3. Menghitung biaya alat untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60 dengan
data sebagai berikut:
a. Bobot biaya alat = 0.00%
b. Harga Satuan = Rp 301,689,48
c. Biaya alat = (0.00/100) x Rp 301,689,48 = Rp 0.00
Untuk hasil perhitungan bobot biaya bahan dan upah serta alat per hari dan
perhitungan biaya bahan dan upah serta alat per hari untuk item pekerjaan yang
lain, dapat dihitung dengan cara yang sama, hasilnya disajikan seperti tabel IV-21
berikut:
Tabel IV-22 Perhitungan Bobot Biaya Bahan Dan Upah Serta Alat Per Hari Dan Perhitungan Biaya Bahan Dan Upah Serta
Alat Per Hari
ANALISA AWAL ANALISA KEMBALI
No. URAIAN PEKERJAAN Biaya Bahan Biaya Upah Biaya Alat Biaya Pekerjaan Biaya Bahan Biaya Upah Biaya Alat Biaya Pekerjaan KET.
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A BIAYA LANGSUNG
BANGUNAN RS BAYANGKARA
II. Pekerjaan Beton
2 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
Pek. Beton (K 300) Rp 755,775.00 Rp 158,150.00 Rp - Rp 913,925.00
82.70 17.30 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 1,005,317.50

Begesting Rp 135,800.00 Rp 42,585.00 Rp - Rp 178,385.00


76.13 23.87 Rp 229,668.59 Rp 72,020.89 Rp - Rp 301,689.48

Pembesian Rp 8,587.50 Rp 1,363.50 Rp - Rp 9,951.00


86.30 13.70 Rp 12,280.13 Rp 1,949.81 Rp - Rp 14,229.93

3 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)


Pek. Beton (K 300) Rp 755,775.00 Rp 158,150.00 Rp - Rp 913,925.00
82.70 17.30 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 1,005,317.50

Begesting Rp 135,800.00 Rp 42,585.00 Rp - Rp 178,385.00


76.13 23.87 Rp 149,380.00 Rp 46,843.50 Rp - Rp 196,223.50

Pembesian Rp 8,587.50 Rp 1,363.50 Rp - Rp 9,951.00


86.30 13.70 Rp 24,560.25 Rp 3,899.61 Rp - Rp 28,459.86

4 Pek. Kolom K2 40/40 (K300)


Pek. Beton (K 300) Rp 755,775.00 Rp 158,150.00 Rp - Rp 913,925.00
82.70 17.30 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 1,005,317.50

5 Pek. Kolom K3 30/60 (K300)


Pek. Beton (K 300) Rp 755,775.00 Rp 158,150.00 Rp - Rp 913,925.00
82.70 17.30 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 1,005,317.50

6 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K300)


Pek. Beton (K 300) Rp 755,775.00 Rp 158,150.00 Rp - Rp 913,925.00
82.70 17.30 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 1,005,317.50

7 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K300)


Pek. Beton (K 300) Rp 755,775.00 Rp 158,150.00 Rp - Rp 913,925.00
82.70 17.30 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 1,005,317.50

8 Pek. Balok B1 40/60 (K300)


Pek. Beton (K 300) Rp 755,775.00 Rp 158,150.00 Rp - Rp 913,925.00
82.70 17.30 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 1,005,317.50

Begesting Rp 138,800.00 Rp 54,785.00 Rp - Rp 193,585.00


71.70 28.30 Rp 152,680.00 Rp 60,263.50 Rp - Rp 212,943.50

Pembesian Rp 8,587.50 Rp 1,363.50 Rp - Rp 9,951.00


86.30 13.70 Rp 11,335.50 Rp 1,799.82 Rp - Rp 13,135.32

9 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K300)


Pek. Beton (K 300) Rp 755,775.00 Rp 158,150.00 Rp - Rp 913,925.00
82.70 17.30 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 1,005,317.50

Begesting Rp 138,800.00 Rp 54,785.00 Rp - Rp 193,585.00


71.70 28.30 Rp 152,680.00 Rp 60,263.50 Rp - Rp 212,943.50

Pembesian Rp 8,587.50 Rp 1,363.50 Rp - Rp 9,951.00


86.30 13.70 Rp 9,446.25 Rp 1,499.85 Rp - Rp 10,946.10

10 Pek. Balok BA1 30/50 (K300)


Pek. Beton (K 300) Rp 755,775.00 Rp 158,150.00 Rp - Rp 913,925.00
82.70 17.30 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 1,005,317.50

Begesting Rp 138,800.00 Rp 54,785.00 Rp - Rp 193,585.00


71.70 28.30 Rp 152,680.00 Rp 60,263.50 Rp - Rp 212,943.50

Pembesian Rp 8,587.50 Rp 1,363.50 Rp - Rp 9,951.00


86.30 13.70 Rp 9,446.25 Rp 1,499.85 Rp - Rp 10,946.10

11 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K300)


Pek. Beton (K 300) Rp 755,775.00 Rp 158,150.00 Rp - Rp 913,925.00
82.70 17.30 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 1,005,317.50

Begesting Rp 138,800.00 Rp 54,785.00 Rp - Rp 193,585.00


71.70 28.30 Rp 152,680.00 Rp 60,263.50 Rp - Rp 212,943.50

Pembesian Rp 8,587.50 Rp 1,363.50 Rp - Rp 9,951.00


86.30 13.70 Rp 9,446.25 Rp 1,499.85 Rp - Rp 10,946.10

12 Pek Balok BA2 25/40 ( K300)


Pek. Beton (K 300) Rp 755,775.00 Rp 158,150.00 Rp - Rp 913,925.00
82.70 17.30 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 1,005,317.50

Begesting Rp 138,800.00 Rp 54,785.00 Rp - Rp 193,585.00


71.70 28.30 Rp 152,680.00 Rp 60,263.50 Rp - Rp 212,943.50

Pembesian Rp 8,587.50 Rp 1,363.50 Rp - Rp 9,951.00


86.30 13.70 Rp 9,446.25 Rp 1,499.85 Rp - Rp 10,946.10

13 Pek. Balok BC1 20/30 (K300)


Pek. Beton (K 300) Rp 755,775.00 Rp 158,150.00 Rp - Rp 913,925.00
82.70 17.30 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 1,005,317.50

Begesting Rp 138,800.00 Rp 54,785.00 Rp - Rp 193,585.00


71.70 28.30 Rp 152,680.00 Rp 60,263.50 Rp - Rp 212,943.50

Pembesian Rp 8,587.50 Rp 1,363.50 Rp - Rp 9,951.00


86.30 13.70 Rp 9,446.25 Rp 1,499.85 Rp - Rp 10,946.10

14 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K300)


Pek. Beton (K 300) Rp 755,775.00 Rp 158,150.00 Rp - Rp 913,925.00
82.70 17.30 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 1,005,317.50

Begesting Rp 138,800.00 Rp 54,785.00 Rp - Rp 193,585.00


71.70 28.30 Rp 152,680.00 Rp 60,263.50 Rp - Rp 212,943.50

Pembesian Rp 8,587.50 Rp 1,363.50 Rp - Rp 9,951.00


86.30 13.70 Rp 9,446.25 Rp 1,499.85 Rp - Rp 10,946.10

(Sumber: Hasil Analisis)


IV.8.4 Perhitungan Biaya Normal Per Hari Dan Per Jam
Berdasarkan tabel IV-21, maka dapat dihitung biaya normal per hari dan
per jam dengan rumus sebagai berikut:

1. Menghitung biaya normal per hari untuk Pek. Begisting Kolom K1A
60/60 dengan data sebagai berikut
a. Biaya upah = Rp 72,020.89
b. Biaya alat = Rp 0,00
c. Biaya normal per hari = Rp72,020.89 + Rp 0,00 = Rp 72,020.89
2. Menghitung biaya normal per jam untuk Pek. Begisting Kolom K1A
60/60 dengan dengan data sebagai berikut:
a. Biaya normal = Rp 72,020.89
b. 1 hari = 8 jam
c. Biaya normal per jam = Rp 72,020.89/ 8 = Rp 9,002.61
Untuk perhitungan item pekerjaan yang lain, dapat dihitung dengan cara
yang sama, hasilnya disajikan seperti tabel IV-22 berikut:
Tabel IV-23 Perhitungan Biaya Normal Per Hari Dan Per Jam
BIAYA PEKERJAAN
Biaya Normal
1 Hari = Biaya Normal (Upah+

PRODUK.
VOLUME
SATUAN
SIMBOL

DURASI
(Upah+Alat) Per-
Bahan Upah Alat 8 Jam Alat) per-jam
No. URAIAN PEKERJAAN Hari KET.

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Jam) (Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9+10 12 13=11/12 14
A BIAYA LANGSUNG
BANGUNAN RS BAYANGKARA
II. Pekerjaan Beton
2 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
Pek. Beton (K 300) B m3 26.64 7 3.81 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 173,965.00 8 Rp 21,745.63
Begesting C m2 103.16 10 10.32 Rp 229,668.59 Rp 72,020.89 Rp - Rp 72,020.89 8 Rp 9,002.61
Pembesian D kg 2698.60 7 385.51 Rp 12,280.13 Rp 1,949.81 Rp - Rp 1,949.81 8 Rp 243.73
3 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)
Pek. Beton (K 300) E m3 13.52 7 1.93 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 173,965.00 8 Rp 21,745.63
Begesting F m2 90.13 7 12.88 Rp 149,380.00 Rp 46,843.50 Rp - Rp 46,843.50 8 Rp 5,855.44
Pembesian G kg 2495.90 21 118.85 Rp 24,560.25 Rp 3,899.61 Rp - Rp 3,899.61 8 Rp 487.45
4 Pek. Kolom K2 40/40 (K300)
Pek. Beton (K 300) H m3 0.59 7 0.08 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 173,965.00 8 Rp 21,745.63
5 Pek. Kolom K3 30/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) K m3 0.67 7 0.10 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 173,965.00 8 Rp 21,745.63
6 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) N m3 1.92 7 0.27 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 173,965.00 8 Rp 21,745.63
7 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) Q m3 1.18 7 0.17 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 173,965.00 8 Rp 21,745.63
8 Pek. Balok B1 40/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) T m3 37.15 7 5.31 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 173,965.00 8 Rp 21,745.63
Begesting U m2 185.76 14 13.27 Rp 152,680.00 Rp 60,263.50 Rp - Rp 60,263.50 8 Rp 7,532.94
Pembesian V kg 7540.01 15 502.67 Rp 11,335.50 Rp 1,799.82 Rp - Rp 1,799.82 8 Rp 224.98
9 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) W m3 3.42 7 0.49 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 173,965.00 8 Rp 21,745.63
Begesting X m2 17.09 7 2.44 Rp 152,680.00 Rp 60,263.50 Rp - Rp 60,263.50 8 Rp 7,532.94
Pembesian Y kg 1458.00 7 208.29 Rp 9,446.25 Rp 1,499.85 Rp - Rp 1,499.85 8 Rp 187.48
10 Pek. Balok BA1 30/50 (K300)
Pek. Beton (K 300) Z m3 18.08 7 2.58 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 173,965.00 8 Rp 21,745.63
Begesting AA m2 120.50 14 8.61 Rp 152,680.00 Rp 60,263.50 Rp - Rp 60,263.50 8 Rp 7,532.94
Pembesian AB kg 6485.17 14 463.23 Rp 9,446.25 Rp 1,499.85 Rp - Rp 1,499.85 8 Rp 187.48
11 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AC m3 8.44 7 1.21 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 173,965.00 8 Rp 21,745.63
Begesting AD m2 56.27 7 8.04 Rp 152,680.00 Rp 60,263.50 Rp - Rp 60,263.50 8 Rp 7,532.94
Pembesian AE kg 2905.14 14 207.51 Rp 9,446.25 Rp 1,499.85 Rp - Rp 1,499.85 8 Rp 187.48
12 Pek Balok BA2 25/40 ( K300)
Pek. Beton (K 300) AF m3 1.38 7 0.20 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 173,965.00 8 Rp 21,745.63
Begesting AG m2 11.06 7 1.58 Rp 152,680.00 Rp 60,263.50 Rp - Rp 60,263.50 8 Rp 7,532.94
Pembesian AH kg 718.33 7 102.62 Rp 9,446.25 Rp 1,499.85 Rp - Rp 1,499.85 8 Rp 187.48
13 Pek. Balok BC1 20/30 (K300)
Pek. Beton (K 300) AI m3 0.85 7 0.12 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 173,965.00 8 Rp 21,745.63
Begesting AJ m2 8.49 7 1.21 Rp 152,680.00 Rp 60,263.50 Rp - Rp 60,263.50 8 Rp 7,532.94
Pembesian AK kg 394.34 7 56.33 Rp 9,446.25 Rp 1,499.85 Rp - Rp 1,499.85 8 Rp 187.48
14 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AL m3 0.21 7 0.03 Rp 831,352.50 Rp 173,965.00 Rp - Rp 173,965.00 8 Rp 21,745.63
Begesting AM m2 2.09 7 0.30 Rp 152,680.00 Rp 60,263.50 Rp - Rp 60,263.50 8 Rp 7,532.94
Pembesian AN kg 110.63 7 15.80 Rp 9,446.25 Rp 1,499.85 Rp - Rp 1,499.85 8 Rp 187.48

(Sumber: Hasil Analisis)


IV.8.5 Perhitungan Biaya Lembur Per Jam dan Per Hari
Berdasarkan tabel IV-22 perhitungan biaya normal per jam dan per hari,
maka dapat dihitung biaya lembur per jam dan per hari dengan rumus sebagai
berikut:

Dimana: 1,5 = koef. Lembur jam pertama


2 = koef. Lembur jam berikutnya
n = lama lembur
1. Menghitung biaya lembur per jam untuk Pek. Begisting Kolom K1A
60/60 dengan data sebagai berikut:
a. Biaya normal per jam = Rp 9,002.61
b. Lama lembur (n) = 2 jam
c. Biaya lembur per jam = 1,5 x Rp 9,002.61 + (2 x 2 x Rp 9,002.61)
= Rp 49,514.36
2. Menghitung biaya lembur per hari untuk Pek. Begisting Kolom K1A
60/60 dengan data sebagai berikut:
a. Biaya lembur per jam = Rp 49,514.36
b. 1 hari = 8 jam
c. Biaya lembur per hari = Rp 49,514.36 x 8 = Rp 396,114.90
Untuk perhitungan item pekerjaan yang lain, dapat dihitung dengan cara yang
sama, hasilnya disajikan seperti table IV-23 berikut:
Tabel IV-24 Perhitungan Biaya Lembur Per Jam dan Per Hari

SIMBOL
Koef. Lembur Biaya Normal per- Koef. Lembur n = Lama Biaya Lembur 1 Hari = Biaya Lembur per-
No. URAIAN PEKERJAAN per-Jam Jam Jam Lembur per-Jam 8 Jam Hari KET.
Pertama (Rp) berikutnya (Jam) (Rp) (Jam) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 = (4×5)+(6×7×5) 9 10 = 8×9 11
A BIAYA LANGSUNG
BANGUNAN RS BAYANGKARA
II. Pekerjaan Beton
2 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
Pek. Beton (K 300) B 1.5 Rp 21,745.63 2 2 Rp 119,600.94 8 Rp 956,807.50
Begesting C 1.5 Rp 9,002.61 2 2 Rp 49,514.36 8 Rp 396,114.90
Pembesian D 1.5 Rp 243.73 2 2 Rp 1,340.49 8 Rp 10,723.93
3 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)
Pek. Beton (K 300) E 1.5 Rp 21,745.63 2 2 Rp 119,600.94 8 Rp 956,807.50
Begesting F 1.5 Rp 5,855.44 2 2 Rp 32,204.91 8 Rp 257,639.25
Pembesian G 1.5 Rp 487.45 2 2 Rp 2,680.98 8 Rp 21,447.86
4 Pek. Kolom K2 40/40 (K300)
Pek. Beton (K 300) H 1.5 Rp 21,745.63 2 2 Rp 119,600.94 8 Rp 956,807.50
5 Pek. Kolom K3 30/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) K 1.5 Rp 21,745.63 2 2 Rp 119,600.94 8 Rp 956,807.50
6 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) N 1.5 Rp 21,745.63 2 2 Rp 119,600.94 8 Rp 956,807.50
7 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) Q 1.5 Rp 21,745.63 2 2 Rp 119,600.94 8 Rp 956,807.50
8 Pek. Balok B1 40/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) T 1.5 Rp 21,745.63 2 2 Rp 119,600.94 8 Rp 956,807.50
Begesting U 1.5 Rp 7,532.94 2 2 Rp 41,431.16 8 Rp 331,449.25
Pembesian V 1.5 Rp 224.98 2 2 Rp 1,237.38 8 Rp 9,899.01
9 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) W 1.5 Rp 21,745.63 2 2 Rp 119,600.94 8 Rp 956,807.50
Begesting X 1.5 Rp 7,532.94 2 2 Rp 41,431.16 8 Rp 331,449.25
Pembesian Y 1.5 Rp 187.48 2 2 Rp 1,031.15 8 Rp 8,249.18
10 Pek. Balok BA1 30/50 (K300)
Pek. Beton (K 300) Z 1.5 Rp 21,745.63 2 2 Rp 119,600.94 8 Rp 956,807.50
Begesting AA 1.5 Rp 7,532.94 2 2 Rp 41,431.16 8 Rp 331,449.25
Pembesian AB 1.5 Rp 187.48 2 2 Rp 1,031.15 8 Rp 8,249.18
11 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AC 1.5 Rp 21,745.63 2 2 Rp 119,600.94 8 Rp 956,807.50
Begesting AD 1.5 Rp 7,532.94 2 2 Rp 41,431.16 8 Rp 331,449.25
Pembesian AE 1.5 Rp 187.48 2 2 Rp 1,031.15 8 Rp 8,249.18
12 Pek Balok BA2 25/40 ( K300)
Pek. Beton (K 300) AF 1.5 Rp 21,745.63 2 2 Rp 119,600.94 8 Rp 956,807.50
Begesting AG 1.5 Rp 7,532.94 2 2 Rp 41,431.16 8 Rp 331,449.25
Pembesian AH 1.5 Rp 187.48 2 2 Rp 1,031.15 8 Rp 8,249.18
13 Pek. Balok BC1 20/30 (K300)
Pek. Beton (K 300) AI 1.5 Rp 21,745.63 2 2 Rp 119,600.94 8 Rp 956,807.50
Begesting AJ 1.5 Rp 7,532.94 2 2 Rp 41,431.16 8 Rp 331,449.25
Pembesian AK 1.5 Rp 187.48 2 2 Rp 1,031.15 8 Rp 8,249.18
14 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AL 1.5 Rp 21,745.63 2 2 Rp 119,600.94 8 Rp 956,807.50
Begesting AM 1.5 Rp 7,532.94 2 2 Rp 41,431.16 8 Rp 331,449.25
Pembesian AN 1.5 Rp 187.48 2 2 Rp 1,031.15 8 Rp 8,249.18
(Sumber: Hasil Analisis)
IV.8.6 Perhitungan Produktivitas Normal Per Hari Dan Per Jam
Berdasarkan tabel IV-23 perhitungan biaya lembur per jam dan per hari
maka, produktivitas normal per hari dan per jam dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

1. Produktivitas normal per hari untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60
dengan data sebagai berikut:
a. Volume = 103,16 m2
b. Durasi = 10 hari
c. 1 hari = 8 jam
d. Produktivitas normal per hari = 103,16 m2 / 10 hari = 10,32 m2 /hr
e. Produktivitas normal per jam = 10,32 m2 /hr / 8 Jam = 1,29 m2/jam
Untuk perhitungan item pekerjaan yang lain, dapat dihitung dengan cara yang
sama, hasilnya disajikan seperti tabel IV-24 berikut :
Tabel IV-25 Perhitungan Produktivitas Normal Per Hari Dan Per Jam
1 Hari = PRODUKTIVITAS

VOLUME
SATUAN
SIMBOL

DURASI
8 Jam NORMAL

(hr)
No. URAIAN PEKERJAAN KET.
Stn Stn
(Jam)
Vol./Hr Vol./Jm
1 2 3 4 5 6 7 8 = 5/6 9 = 8/7 10
A BIAYA LANGSUNG
BANGUNAN RS BAYANGKARA
II. Pekerjaan Beton
2 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
Pek. Beton (K 300) B m3 26.64 7 8 3.81 0.48
Begesting C m2 103.16 10 8 10.32 1.29
Pembesian D kg 2698.60 7 8 385.51 48.19
3 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)
Pek. Beton (K 300) E m3 13.52 7 8 1.93 0.24
Begesting F m2 90.13 7 8 12.88 1.61
Pembesian G kg 2495.90 21 8 118.85 14.86
4 Pek. Kolom K2 40/40 (K300)
Pek. Beton (K 300) H m3 0.59 7 8 0.08 0.01
5 Pek. Kolom K3 30/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) K m3 0.67 7 8 0.10 0.01
6 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) N m3 1.92 7 8 0.27 0.03
7 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) Q m3 1.18 7 8 0.17 0.02
8 Pek. Balok B1 40/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) T m3 37.15 7 8 5.31 0.66
Begesting U m2 185.76 14 8 13.27 1.66
Pembesian V kg 7540.01 14 9 538.57 59.84
9 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) W m3 3.42 7 8 0.49 0.06
Begesting X m2 17.09 7 8 2.44 0.31
Pembesian Y kg 1458.00 7 8 208.29 26.04
10 Pek. Balok BA1 30/50 (K300)
Pek. Beton (K 300) Z m3 18.08 7 8 2.58 0.32
Begesting AA m2 120.50 14 8 8.61 1.08
Pembesian AB kg 6485.17 14 8 463.23 57.90
11 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AC m3 8.44 7 8 1.21 0.15
Begesting AD m2 56.27 7 8 8.04 1.00
Pembesian AE kg 2905.14 14 8 207.51 25.94
12 Pek Balok BA2 25/40 ( K300)
Pek. Beton (K 300) AF m3 1.38 7 8 0.20 0.02
Begesting AG m2 11.06 7 8 1.58 0.20
Pembesian AH kg 718.33 7 8 102.62 12.83
13 Pek. Balok BC1 20/30 (K300)
Pek. Beton (K 300) AI m3 0.85 7 8 0.12 0.02
Begesting AJ m2 8.49 7 8 1.21 0.15
Pembesian AK kg 394.34 7 8 56.33 7.04
14 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AL m3 0.21 7 8 0.03 0.00
Begesting AM m2 2.09 7 8 0.30 0.04
Pembesian AN kg 110.63 7 8 15.80 1.98

(Sumber: Hasil Analisis)


IV.8.7 Perhitungan Total Biaya Normal
Berdasarkan tabel IV-24 perhitungan produktivitas normal per hari dan per
jam, maka total biaya normal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

1. Menghitung total biaya normal untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60
dengan data sebagai berikut:
a. Biaya normal (biaya upah + alat) per hari = Rp 9,002.61
b. Durasi (d) = 10 hari
c. Produktivitas normal per hari = 10,32 m2/hari
d. Total biaya normal = Rp 9,002.61x 10 x 10,32 = Rp 928,709.39
Untuk perhitungan item pekerjaan yang lain, dapat dihitung dengan cara yang
sama, hasilnya disajikan seperti tabel IV-25 berikut:
Tabel IV-26 Perhitungan Total Biaya Normal

PRODUK. (P)
Biaya Normal

DURASI (hr)
Total Biaya Normal

VOLUME
SATUAN
SIMBOL
(Upah + Alat)
(Upah + Alat)
No. URAIAN PEKERJAAN per-Hari KET.

(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 6×7×8 10
A BIAYA LANGSUNG
BANGUNAN RS BAYANGKARA
II. Pekerjaan Beton
2 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
Pek. Beton (K 300) B m3 26.64 7 3.81 Rp 21,745.63 Rp 579,303.45
Begesting C m2 103.16 10 10.32 Rp 9,002.61 Rp 928,709.39
Pembesian D kg 2698.60 7 385.51 Rp 243.73 Rp 657,717.16
3 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)
Pek. Beton (K 300) E m3 13.52 7 1.93 Rp 21,745.63 Rp 293,988.67
Begesting F m2 90.13 7 12.88 Rp 5,855.44 Rp 527,748.24
Pembesian G kg 2495.90 21 118.85 Rp 487.45 Rp 1,216,631.52
4 Pek. Kolom K2 40/40 (K300)
Pek. Beton (K 300) H m3 0.59 7 0.08 Rp 21,745.63 Rp 12,873.41
5 Pek. Kolom K3 30/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) K m3 0.67 7 0.10 Rp 21,745.63 Rp 14,482.59
6 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) N m3 1.92 7 0.27 Rp 21,745.63 Rp 41,838.58
7 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) Q m3 1.18 7 0.17 Rp 21,745.63 Rp 25,746.82
8 Pek. Balok B1 40/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) T m3 37.15 7 5.31 Rp 21,745.63 Rp 807,909.12
Begesting U m2 185.76 14 13.27 Rp 7,532.94 Rp 1,399,345.59
Pembesian V kg 7540.01 14 538.57 Rp 224.98 Rp 1,696,332.60
9 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) W m3 3.42 7 0.49 Rp 21,745.63 Rp 74,333.55
Begesting X m2 17.09 7 2.44 Rp 7,532.94 Rp 128,750.03
Pembesian Y kg 1458.00 7 208.29 Rp 187.48 Rp 273,347.85
10 Pek. Balok BA1 30/50 (K300)
Pek. Beton (K 300) Z m3 18.08 7 2.58 Rp 21,745.63 Rp 393,054.35
Begesting AA m2 120.50 14 8.61 Rp 7,532.94 Rp 907,723.49
Pembesian AB kg 6485.17 14 463.23 Rp 187.48 Rp 1,215,847.40
11 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AC m3 8.44 7 1.21 Rp 21,745.63 Rp 183,535.55
Begesting AD m2 56.27 7 8.04 Rp 7,532.94 Rp 423,859.03
Pembesian AE kg 2905.14 14 207.51 Rp 187.48 Rp 544,658.90
12 Pek Balok BA2 25/40 ( K300)
Pek. Beton (K 300) AF m3 1.38 7 0.20 Rp 21,745.63 Rp 30,071.72
Begesting AG m2 11.06 7 1.58 Rp 7,532.94 Rp 83,337.57
Pembesian AH kg 718.33 7 102.62 Rp 187.48 Rp 134,673.26
13 Pek. Balok BC1 20/30 (K300)
Pek. Beton (K 300) AI m3 0.85 7 0.12 Rp 21,745.63 Rp 18,455.86
Begesting AJ m2 8.49 7 1.21 Rp 7,532.94 Rp 63,933.22
Pembesian AK kg 394.34 7 56.33 Rp 187.48 Rp 73,932.03
14 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AL m3 0.21 7 0.03 Rp 21,745.63 Rp 4,540.96
Begesting AM m2 2.09 7 0.30 Rp 7,532.94 Rp 15,730.43
Pembesian AN kg 110.63 7 15.80 Rp 187.48 Rp 20,740.26

(Sumber: Hasil Analisis)


IV.8.8 Perhitungan Produktivitas Dan Durasi Percepatan
Berdasarkan tabel IV-25 perhitungan total biaya normal, maka
produktivitas percepatan per hari dan per jam dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

1. Menghitung produktivitas percepatan per hari dan durasi percepatan untuk


Pek. Begisting Kolom K1A 60/60 dengan data sebagai berikut:
a. Produktivitas normal per hari = 10,32 m2 /hari
b. Produktivitas normal per jam = 1,29 m2 /jam
c. Volume = 103,16 m2
d. Penambahan jam lembur = 2 jam
e. Penurunan produktivitas = 0,80
f. Produktivitas (P) percepatan per hari = (8 jam x 1,29) + (2 jam x 0,80 x 1,29)
= 12,38 m2 /hari
g. Produktivitas percepatan per jam=12,38 / 8 = 1,55 m2 /jam
h. Durasi Percepatan = 103,16 / 12,38 = 8 hari
Untuk perhitungan item pekerjaan yang lain, dapat dihitung dengan cara yang
sama, hasilnya disajikan seperti tabel IV-26 berikut:
Tabel IV-27 Perhitungan Produktivitas Dan Durasi Percepatan
a= DURASI

DURASI (hr)
1 Hari = PRODUKTIVITAS Koef. PRODUKTIVITAS

VOLUME
SATUAN
SIMBOL
Lama
8 Jam NORMAL Lembur PERCEPATAN Normal Crash
No. URAIAN PEKERJAAN Lembur KET.
Untuk 2
Stn Stn Jam
(Jam) (Jam) Hari Jam (Hari) (Hari)
Vol./Hr Vol./Jm
12 = (7×9) +
1 2 3 4 5 6 7 8 = 5/6 9 = 8/7 10 11 13 = 12/7 14 15 = 5/12 16
(10×11×9)
A BIAYA LANGSUNG
BANGUNAN RS BAYANGKARA
II. Pekerjaan Beton
2 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
Pek. Beton (K 300) B m3 26.64 7 8 3.81 0.48 2 0.8 4.57 0.57 7 6
Begesting C m2 103.16 10 8 10.32 1.29 2 0.8 12.38 1.55 10 8
Pembesian D kg 2698.60 7 8 385.51 48.19 2 0.8 462.62 57.83 7 6
3 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)
Pek. Beton (K 300) E m3 13.52 7 8 1.93 0.24 2 0.8 2.32 0.29 7 6
Begesting F m2 90.13 7 8 12.88 1.61 2 0.8 15.45 1.93 7 6
Pembesian G kg 2495.90 21 8 118.85 14.86 2 0.8 142.62 17.83 21 18
4 Pek. Kolom K2 40/40 (K300)
Pek. Beton (K 300) H m3 0.59 7 8 0.08 0.01 2 0.8 0.10 0.01 7 6
5 Pek. Kolom K3 30/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) K m3 0.67 7 8 0.10 0.01 2 0.8 0.11 0.01 7 6
6 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) N m3 1.92 7 8 0.27 0.03 2 0.8 0.33 0.04 7 6
7 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) Q m3 1.18 7 8 0.17 0.02 2 0.8 0.20 0.03 7 6
8 Pek. Balok B1 40/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) T m3 37.15 7 8 5.31 0.66 2 0.8 6.37 0.80 7 6
Begesting U m2 185.76 14 8 13.27 1.66 2 0.8 15.92 1.99 14 12
Pembesian V kg 7540.01 14 8 538.57 67.32 2 0.8 646.29 80.79 14 12
9 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) W m3 3.42 7 8 0.49 0.06 2 0.8 0.59 0.07 7 6
Begesting X m2 17.09 7 8 2.44 0.31 2 0.8 2.93 0.37 7 6
Pembesian Y kg 1458.00 7 8 208.29 26.04 2 0.8 249.94 31.24 7 6
10 Pek. Balok BA1 30/50 (K300)
Pek. Beton (K 300) Z m3 18.08 7 8 2.58 0.32 2 0.8 3.10 0.39 7 6
Begesting AA m2 120.50 14 8 8.61 1.08 2 0.8 10.33 1.29 14 12
Pembesian AB kg 6485.17 14 8 463.23 57.90 2 0.8 555.87 69.48 14 12
11 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AC m3 8.44 7 8 1.21 0.15 2 0.8 1.45 0.18 7 6
Begesting AD m2 56.27 7 8 8.04 1.00 2 0.8 9.65 1.21 7 6
Pembesian AE kg 2905.14 14 8 207.51 25.94 2 0.8 249.01 31.13 14 12
12 Pek Balok BA2 25/40 ( K300)
Pek. Beton (K 300) AF m3 1.38 7 8 0.20 0.02 2 0.8 0.24 0.03 7 6
Begesting AG m2 11.06 7 8 1.58 0.20 2 0.8 1.90 0.24 7 6
Pembesian AH kg 718.33 7 8 102.62 12.83 2 0.8 123.14 15.39 7 6
13 Pek. Balok BC1 20/30 (K300)
Pek. Beton (K 300) AI m3 0.85 7 8 0.12 0.02 2 0.8 0.15 0.02 7 6
Begesting AJ m2 8.49 7 8 1.21 0.15 2 0.8 1.45 0.18 7 6
Pembesian AK kg 394.34 7 8 56.33 7.04 2 0.8 67.60 8.45 7 6
14 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AL m3 0.21 7 8 0.03 0.00 2 0.8 0.04 0.004 7 6
Begesting AM m2 2.09 7 8 0.30 0.04 2 0.8 0.36 0.04 7 6
Pembesian AN kg 110.63 7 8 15.80 1.98 2 0.8 18.96 2.37 7 6

(Sumber: Hasil Analisis)


IV.8.9 Perhitungan Total Biaya Percepatan
Berdasarkan tabel IV-26 perhitungan produktivitas dan durasi percepatan,
maka total biaya percepatan tambahan dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

1. Menghitung total biaya normal untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60
dengan data sebagai berikut:
a. Biaya normal (biaya upah + alat) per hari = Rp 72,021
b. Biaya lembur (biaya upah + alat) per hari = Rp 396,115
c. Durasi (d) = 8 hari
d. Produktivitas normal per hari = 12,38 m3 /hari
e. Total biaya percepatan = (Rp 72,021 + Rp 396,115) x 8 x 12,38
= Rp48,292,888

Untuk perhitungan item pekerjaan yang lain, dapat dihitung dengan cara yang
sama, hasilnya disajikan seperti pada tabel IV-27 dibawah:
Tabel IV-28 Perhitungan Total Biaya Percepatan

PRODUK. (P)
Biaya Normal Biaya Lembur Biaya Percepatan Total Biaya

DURASI (hr)
VOLUME
SATUAN
SIMBOL
(Upah + Alat) (Upah + Alat) (Upah + Alat) per- Percepatan (Upah
No. URAIAN PEKERJAAN per-Hari per-Hari Hari + Alat) KET.

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = 8 + 9 11 = 6x7x10 12
A BIAYA LANGSUNG
BANGUNAN RS BAYANGKARA
II. Pekerjaan Beton
2 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
Pek. Beton (K 300) B m3 26.64 6 4.57 Rp 173,965 Rp 956,808 Rp 1,130,773 Rp 30,123,779
Begesting C m2 103.16 8 12.38 Rp 72,021 Rp 396,115 Rp 468,136 Rp 48,292,888
Pembesian D kg 2698.60 6 462.62 Rp 1,950 Rp 10,724 Rp 12,674 Rp 34,201,292
3 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)
Pek. Beton (K 300) E m3 13.52 6 2.32 Rp 173,965 Rp 956,808 Rp 1,130,773 Rp 15,287,411
Begesting F m2 90.13 6 15.45 Rp 46,844 Rp 257,639 Rp 304,483 Rp 27,442,908
Pembesian G kg 2495.90 18 142.62 Rp 3,900 Rp 21,448 Rp 25,347 Rp 63,264,839
4 Pek. Kolom K2 40/40 (K300)
Pek. Beton (K 300) H m3 0.59 6 0.10 Rp 173,965 Rp 956,808 Rp 1,130,773 Rp 669,417
5 Pek. Kolom K3 30/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) K m3 0.67 6 0.11 Rp 173,965 Rp 956,808 Rp 1,130,773 Rp 753,094
6 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) N m3 1.92 6 0.33 Rp 173,965 Rp 956,808 Rp 1,130,773 Rp 2,175,606
7 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) Q m3 1.18 6 0.20 Rp 173,965 Rp 956,808 Rp 1,130,773 Rp 1,338,835
8 Pek. Balok B1 40/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) T m3 37.15 6 6.37 Rp 173,965 Rp 956,808 Rp 1,130,773 Rp 42,011,274
Begesting U m2 185.76 12 15.92 Rp 60,264 Rp 331,449 Rp 391,713 Rp 72,765,971
Pembesian V kg 7540.01 12 646.29 Rp 1,800 Rp 9,899 Rp 11,699 Rp 88,209,295
9 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) W m3 3.42 6 0.59 Rp 173,965 Rp 956,808 Rp 1,130,773 Rp 3,865,345
Begesting X m2 17.09 6 2.93 Rp 60,264 Rp 331,449 Rp 391,713 Rp 6,695,002
Pembesian Y kg 1458.00 6 249.94 Rp 1,500 Rp 8,249 Rp 9,749 Rp 14,214,088
10 Pek. Balok BA1 30/50 (K300)
Pek. Beton (K 300) Z m3 18.08 6 3.10 Rp 173,965 Rp 956,808 Rp 1,130,773 Rp 20,438,826
Begesting AA m2 120.50 12 10.33 Rp 60,264 Rp 331,449 Rp 391,713 Rp 47,201,621
Pembesian AB kg 6485.17 12 555.87 Rp 1,500 Rp 8,249 Rp 9,749 Rp 63,224,065
11 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AC m3 8.44 6 1.45 Rp 173,965 Rp 956,808 Rp 1,130,773 Rp 9,543,849
Begesting AD m2 56.27 6 9.65 Rp 60,264 Rp 331,449 Rp 391,713 Rp 22,040,670
Pembesian AE kg 2905.14 12 249.01 Rp 1,500 Rp 8,249 Rp 9,749 Rp 28,322,263
12 Pek Balok BA2 25/40 ( K300)
Pek. Beton (K 300) AF m3 1.38 6 0.24 Rp 173,965 Rp 956,808 Rp 1,130,773 Rp 1,563,729
Begesting AG m2 11.06 6 1.90 Rp 60,264 Rp 331,449 Rp 391,713 Rp 4,333,553
Pembesian AH kg 718.33 6 123.14 Rp 1,500 Rp 8,249 Rp 9,749 Rp 7,003,009
13 Pek. Balok BC1 20/30 (K300)
Pek. Beton (K 300) AI m3 0.85 6 0.15 Rp 173,965 Rp 956,808 Rp 1,130,773 Rp 959,705
Begesting AJ m2 8.49 6 1.45 Rp 60,264 Rp 331,449 Rp 391,713 Rp 3,324,528
Pembesian AK kg 394.34 6 67.60 Rp 1,500 Rp 8,249 Rp 9,749 Rp 3,844,466
14 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AL m3 0.21 6 0.04 Rp 173,965 Rp 956,808 Rp 1,130,773 Rp 236,130
Begesting AM m2 2.09 6 0.36 Rp 60,264 Rp 331,449 Rp 391,713 Rp 817,982
Pembesian AN kg 110.63 6 18.96 Rp 1,500 Rp 8,249 Rp 9,749 Rp 1,078,494

(Sumber: Hasil Analisis)


IV.8.10 Perhitungan Nilai Sloop
Berdasarkan durasi normal, durasi percepatan, total biaya normal, total biaya
percepatan yang telah dihitung sebelumnya, maka dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

1. Menghitung nilai sloop untuk Pek. Begisting Kolom K1A 60/60 dengan data
sebagai berikut:
a. Biaya dipercepat = Rp 48,292,888
b. Biaya normal = Rp 928,709
c. Durasi normal = 10 hari
d. Durasi percepatan = 8 hari
e. Nilai Sloop = (Rp 48,292,888 - Rp 928,709)/ (10 – 8) = Rp
28,418,507.31
Untuk perhitungan item pekerjaan yang lain, dapat dihitung dengan cara yang sama,
hasilnya disajikan seperti tabel IV-28 berikut:
Tabel IV-29 Perhitungan Nilai Sloop
DURASI TOTAL BIAYA

SIMBOL
NILAI SLOOP
Normal Crash Normal Percepatan
No. URAIAN PEKERJAAN KET.
(Hari) (Hari) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7-6)/(4-5) 9
A BIAYA LANGSUNG
BANGUNAN RS BAYANGKARA
II. Pekerjaan Beton
2 Pek. Kolom K1A 60/60 (K 300)
Pek. Beton (K 300) B 7 6 Rp 579,303 Rp 30,123,779 Rp 25,323,836.53
Begesting C 10 8 Rp 928,709 Rp 48,292,888 Rp 28,418,507.31
Pembesian D 7 6 Rp 657,717 Rp 34,201,292 Rp 28,751,635.82 KRITIS-1
3 Pek. Kolom K1A 60/60 Ramp (K 300)
Pek. Beton (K 300) E 7 6 Rp 293,989 Rp 15,287,411 Rp 12,851,504.82 KRITIS-4
Begesting F 7 6 Rp 527,748 Rp 27,442,908 Rp 23,070,137.34 KRITIS-3
Pembesian G 21 18 Rp 1,216,632 Rp 63,264,839 Rp 17,728,059.36 KRITIS-2
4 Pek. Kolom K2 40/40 (K300)
Pek. Beton (K 300) H 7 6 Rp 12,873 Rp 669,417 Rp 562,751.92
5 Pek. Kolom K3 30/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) K 7 6 Rp 14,483 Rp 753,094 Rp 633,095.91
6 Pek. Kolom K4 110/40/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) N 7 6 Rp 41,839 Rp 2,175,606 Rp 1,828,943.75
7 Pek. Kolom K5 50/50/20 (K300)
Pek. Beton (K 300) Q 7 6 Rp 25,747 Rp 1,338,835 Rp 1,125,503.85
8 Pek. Balok B1 40/60 (K300)
Pek. Beton (K 300) T 7 6 Rp 807,909 Rp 42,011,274 Rp 35,317,169.97
Begesting U 14 12 Rp 1,399,346 Rp 72,765,971 Rp 30,585,696.44
Pembesian V 14 12 Rp 1,696,333 Rp 88,209,295 Rp 37,076,983.97
9 Pek. Balok B1 40/60 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) W 7 6 Rp 74,334 Rp 3,865,345 Rp 3,249,437.97
Begesting X 7 6 Rp 128,750 Rp 6,695,002 Rp 5,628,215.59
Pembesian Y 7 6 Rp 273,348 Rp 14,214,088 Rp 11,949,206.01
10 Pek. Balok BA1 30/50 (K300)
Pek. Beton (K 300) Z 7 6 Rp 393,054 Rp 20,438,826 Rp 17,182,090.00 KRITIS-7
Begesting AA 14 12 Rp 907,723 Rp 47,201,621 Rp 19,840,241.96 KRITIS-5
Pembesian AB 14 12 Rp 1,215,847 Rp 63,224,065 Rp 26,574,950.38 KRITIS-6
11 Pek. Balok BA1 30/50 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AC 7 6 Rp 183,536 Rp 9,543,849 Rp 8,023,125.65 KRITIS-10
Begesting AD 7 6 Rp 423,859 Rp 22,040,670 Rp 18,528,694.89 KRITIS-8
Pembesian AE 14 12 Rp 544,659 Rp 28,322,263 Rp 11,904,687.47 KRITIS-9
12 Pek Balok BA2 25/40 ( K300)
Pek. Beton (K 300) AF 7 6 Rp 30,072 Rp 1,563,729 Rp 1,314,563.78
Begesting AG 7 6 Rp 83,338 Rp 4,333,553 Rp 3,643,042.15
Pembesian AH 7 6 Rp 134,673 Rp 7,003,009 Rp 5,887,145.21
13 Pek. Balok BC1 20/30 (K300)
Pek. Beton (K 300) AI 7 6 Rp 18,456 Rp 959,705 Rp 806,784.73
Begesting AJ 7 6 Rp 63,933 Rp 3,324,528 Rp 2,794,795.19
Pembesian AK 7 6 Rp 73,932 Rp 3,844,466 Rp 3,231,885.93
14 Pek. Balok BC1 20/30 Ramp (K300)
Pek. Beton (K 300) AL 7 6 Rp 4,541 Rp 236,130 Rp 198,505.04
Begesting AM 7 6 Rp 15,730 Rp 817,982 Rp 687,644.54
Pembesian AN 7 6 Rp 20,740 Rp 1,078,494 Rp 906,645.79

(Sumber: Hasil Analisis)

Anda mungkin juga menyukai