Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

PENDIDIKAN PANCASILA

OLEH :

NI LUH ANI DIAN PARAMITA SARI


1761121035
C1

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2020
SOAL PENDIDIKAN PANCASILA

1. Apakah yang dapat anda pahami tentang pentingnya Pendidikan Pancasila dengan
program studi yang sedang anda tempuh?
Jawaban:
 Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang
bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan
infrastruktur tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia.
Dalam kehidupan yang sangat erat dengan persaingan ini selayaknya Pancasila
masuk dalam kehidupan teknik sipil karena sesuai dengan pengamalan Pancasila
yang dengan isinya menyebutkan pembangunan infrastruktur negara dengan
keterkaitannya.
 Dalam kehidupan teknik sipil memerlukan amalan Pancasila dalam prosesnya,
dengan amalan itu akan mendorong seorang insinyur atau kontraktor untuk
mengerjakan tugasnya dengan konsisten, salah satunya dengan bekerja secara
maksimal. Karena jika dalam kehidupannya tidak didasari dengan asas Pancasila
ini akan berakibat terjadi penyimpangan, seperti korupsi mutu, dana yang masuk,
dan sebagainya. Pancasila yang didukung oleh undang – undang mengatur semua
hal yang mengenai kehidupan dan bernegara. Dengan dasar yang baik yaitu dengan
mengamalkan Pancasila akan sangat membantu membangun karakter pekerja yang
berkaitan dengan teknik sipil, dan ini menjadi modal yang kuat untuk pekerjaan
yang akan dilakukannya. Pandangan hidup yang dijadikan ideologi bangsa
mengandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh sebuah
bangsa dan pikiran – pikiran terdalam serta gagasan –gagasan sebuah mengenai
wujud kehidupan yang dianggap baik. Pandangan hidup sebuah bangsa adalah
perwujudan nilai – nilai yang dimiliki oleh bangsa itu yang diyakini kebenarannya
dan menimbulkan tekad bagi bangsa itu.
2. Secara historis bagaimana peran penting Soekarno dalam lahirnya Pancasila sebagai
ideology Negara Indonesia?
Jawaban:
 Soekarno menyampaikan gagasannya mengenai dasar negara dalam sebuah pidato
tanpa teks. Soekarno mengusulkan dasar negara yang terdiri atas lima prinsip yaitu
Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia), Internasionalisme (Peri Kemanusiaan),
Mufakat (Demokrasi), Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Berkebudayaan.
Kelima prinsip itu atas saran seorang teman Soekarno yang ahli bahasa dinamakan
Pancasila. Menurut Soekarno Pancasila itu masih bisa diperas lagi menjadi Trisila
yaitu Sosio Nasionalisme yang merupakan sintesis dari Kebangsaan
(Nasionalisme) dengan Peri Kemanusiaan (Internasionalisme), Sosio Demokrasi
yang merupakan sintesis dari Mufakat (Demokrasi) dengan Kesejahteraan Sosial,
serta Ketuhanan. Kemudian menurut Soekarno Trisila itu dapat diperas lagi
menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong (Kaelan, 2010:40). Soekarno mengusulkan
bahwa Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa
Indonesia atau Philosopische Grondslag dan juga pandangan dunia yang setingkat
dengan aliran-aliran besar dunia atau sering disebut sebagai weltanschauung.
Soekarno membandingkan Pancasila dengan ideologiideologi besar dunia seperti
liberalisme, komunisme, chauvinisme, kosmopolitanisme, San Min Chui, dan
ideologi besar dunia lainnya (Sekretariat Negara, 1998:63-64).
Kemudian untuk menindaklanjuti usulan-usulan mengenai dasar negara itu,
dibentuklah Panitia Sembilan yang diketuai oleh Soekarno dan beranggotakan
Wachid Hasjim, Mohammad Yamin, A.A. Maramis, Mohammad Hatta, Achmad
Soebardjo, Abdul Kahar Moezakir, Abikoesno Tjokrosoejoso, dan Agus Salim.
Hasil dari dibentuknya Panitia Sembilan itu ialah Jakarta Charter (Piagam Jakarta),
yang kelak menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam paragraf
keempat dimuat rumusan dasar negara, yaitu Ketuhanan Dengan Kewajiban
Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluk-Pemeluknya, Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Namun kemudian ketika
Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya dan akan dilaksanakan
sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang
disebut Dokuritsu Zyunbi Inkai, perwakilan dari Indonesia Bagian Timur yang
mayoritas Non Muslim, menemui Mohammad Hatta dan menyampaikan
keberatannya akan sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Dengan Kewajiban
Menjalankan Syariat Islam Bagi PemelukPemeluknya. Mereka mengancam jika
sila pertama itu tidak diubah, mereka tidak mau bergabung dengan Indonesia. Hal
itu kemudian disampaikan Mohammad Hatta kepada Soekarno selaku Ketua PPKI.
Soekarno kemudian mengumpulkan perwakilan Muslim dan perwakilan Non
Muslim guna membahas masalah ini. Setelah melalui perdebatan yang panjang,
akhirnya dicapai sebuah kesepakatan bahwa bunyi dari sila pertama diganti
menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa (Laoly, 2017:8).

3. Dalam rangka mensyukuri karunia kemerdekaan, anda diminta mengidentifikasi


sekurang-kurangnya 3 fenomena permasalahan social yang menurut anda tidak sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila !
Jawaban:
a. Terosisme
Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan
kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik,
dalam skala lebih kecil daripada perang. Dari segi bahasa, istilah teroris berasal
dari Perancis pada abad 18. Kata Terorisme yang artinya dalam keadaan teror (
under the terror ), berasal dari bahasa latin ”terrere”yang berarti gemetaran dan
”detererre” yang berarti takut. ari aspek kualitas ancaman, terorisme berpotensi
merusak segala-galanya, mulai dari jiwa manusia (korban maupun pelaku), otak
dan nurani (pelaku), bangunan fisik serta bangunan ideologi bangsa kita. Mereka
bekerja sangat rahasia dan radikal, dengan menolak sebagian besar premis yang
melandasi lembaga-lembaga yang sudah ada dalam masyarakat. Bahkan
pemerintah pun dianggap sebagai pemasung rakyat. Karena itu terorisme
digolongkan ke dalam jenis kejahatan luar biasa.
b. Globalisasi
Pengaruh globalisasi di Indonesia yang sudah didominasi oleh gaya kapitalis dan
pemikiran liberalis secara perlahan sudah berusaha menggrogoti nilai-nilai
ideology Pancasila yang memiliki arti kemanusian yang adil dan beradab dengan
menimbulkan banyak perubahan pada nilai-nilai kemanusiaan yang beradab
kepada nilai pemikiran Liberalis dan memberikan dampak kemerosotan moral
menjadi tidak beradab yaitu dengan maraknya pornografi dan pornoaksi yang
mengatasnamakan seni dan menungkir balikan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia
dengan adat ketimurannya yang dahulu selalu menjaga nilai kemanusiaan yg
beradab, namun kini pengaruh kapitalis yang mengusung pemikiran liberalis
dengan kebebasan tanpa batas, sesungguhnya sudah menurunkan arti peradaban
bangsa Indonesia yang dahulu selalu dijunjung tinggi menjadi negara dengan
kemerosotan moral yang cukup tajam dan tidak sesuai dengan Ideologi Pancasila
yang menganut faham ke Tuhanan YME yang seharusnya mengikat tiap-tiap
individu.
c. Disintegrasi Bangsa
INTEGRASI bangsa adalah landasan bagi tegaknya sebuah negara modern.
Keutuhan wilayah negara amat ditentukan oleh kemampuan para pemimpin dan
masyarakat warga negara memelihara komitmen kebersamaan sebagai suatu
bangsa. Karena itu, secara teoretik dipahami bahwa ancaman paling serius terhadap
integrasi bangsa adalah disharmoni sosial, sedangkan ancaman paling nyata
terhadap eksistensi wilayah negara adalah gerakan separatisme. Kedua ancaman
itu sering kali bercampur baur. Karena, disharmoni sosial yang sudah meluas
menjadi konflik yang mengambil bentuk kekerasan akan serta merta menarik garis-
garis demarkasi teritorial.
d. Agama (Ideologi Pancasila menuju Syariat Islam)
Belakangan ini banyak kalangan khawatir Pancasila akan tergantikan oleh
ideologi lain, Islam misalnya, karena banyak produk Undang-Undang atau Perda
yang Islami. Boleh-boleh saja kekhawatiran semacam itu. Tapi, akan lebih baik
bila tidak ada perda Syariat Islam, tetapi secara realitas perda itu sudah ada.
Prosesnya dilakukan secara demokratis dari bawah. Sebaiknya jangan disebut
perda Syariat Islam karena akan mengulangi pertentangan kelompok Islam dengan
kelompok nasionalis. Tidak boleh ada perda yang bertentangan dengan UU, UUD
atau Pancasila. Karena itu, perlu ada penyelesaian yang baik. Perda Syariat Islam
yang ada sebaiknya diinventarisir dan dikaji lagi apakah bertentangan dengan
peraturan di atasnya. Kemudian, kalau perda itu tidak ada sanksinya tidak ada
masalah karena lebih bersifar himbauan. Tetapi kalau ada sanksinya, maka hukum
acaranya tidak boleh bertentangan dengan hukum acara yang sudah berlaku.
e. Korupsi
Dampak korupsi yakni mekanisme pasar tidak berjalan, Proteksi, monopoli dan
oligopoli menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan distorsi pada distribusi barang
dan jasa, dimana pengusaha yang mampu berkolaborasi dengan elit politik
mendapat akses, konsesi dan kontrak-kontrak ekonomi dengan keuntungan besar.
Persaingan usaha yang harus dimenangkan dengan praktik suap-menyuap
mengakibatkan biaya produksi membengkak. Ongkos buruh ditekan serendah
mungkin sebagai kompensasi biaya korupsi yang sudah dikeluarkan pelaku
ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai