Proyek
adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal
pekerjaannya dan waktu selesainya, untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik
dan unik, dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang
bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah.
Proyek biasanya dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber
pendanaan.
Proyek selalu bersifat sementara atau temporer dan sangat kontras dengan bisnis
pada umumnya (operasi-produksi), dimana operasi-produksi mempunyai sifat
perulangan (repetitif), dan aktifitasnya biasanya bersifat permanen atau mungkin
semi permanen untuk menghasilkan produk atau layanan jasa.
Pada prakteknya, tipe manajemen pada kedua sistem ini sering berbeda, dengan
kemampuan teknis dan keputusan manajemen stragetis yang spesifik.
Proyek konstruksi
adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau
infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang
termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang
melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, teknik mesin, elektro dan sebagainya.
membuat rancangan yang lebih rinci (design development dan detail design)
pelaksanaan (construction)
Manajemen Proyek
Sejalan dengan visi Presiden RI - JK bahwa salah satu fondasi pembangunan Indonesia adalah
infrastruktur yang artinya permintaan dan peluang proyek kontruksi berkembang sangat pesat.
Berbagai proyek pembangunan fasilitas umum seperti tol, jembatan, bandara, perumahan dan
lainnya. Yang perlu Kita Tahu, dibalik bangunan megah tersebut ada jerih payah orang-
orang hebat tentunya yaitu manajemen proyek konstruksi. Penasaran bagaimana mereka
mengambil peran untuk pembangunan insfrastruktur Indonesia? Berikut ulasan mengenai
Manajemen Proyek Kontruksi!
PENGERTIAN
Pengertian Manajemen
Menurut KBBI manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran. Dapat diartikan bahwa manajemen bertanggung jawab penuh atas
keberlangsungan sumbar daya agar berjalan dengan optimal dan tepat sasaran.
Keberhasilan sebuah proyek berbanding lurus dengan kualitas SDM (manusia) yang
terlibat dalam proyek tersebut. Disinilah manajemen proyek kontruksi mengambil peran
untuk menggerakan potensi SDM yang terlibat secara optimal.
Dalam proyek manapun tidak luput dari trial and error sehingga kecermatan dalam
melihat potensi resiko akan mengurangi potensi proyek gagal.
Sebuah proyek kontruksi akan berhasil berbarengan dengan proses perencaan proyek
yang tepat dari awal. Disinilah manajemen proyek kontruksi perlu mengambil peran
besar menjaga ritme perencaan hingga eksekusi berjalan dengan baik
5. Mengelola integritas
Dengan adanya manajemen proyek kontruksi akan meningkatkan rasa percaya dari semua
stakeholder yang terlibat selama proyek berlangsung bahkan pasca proyek kontruksi
selesai.
TUGAS DAN PERAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
Tugas Manajemen Proyek Konstruksi
Manajemen kontraktor berperan sebagai kontraktor. Hal ini dilakukan untuk menghindari
konflik tujuan antara kontraktor dan pihak manajemen.
Konsultan ini bertindak lebih ke arah kontraktor umum dari pada sebagai wakil pemilik.
Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggung
jawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Sehingga pada peran ini
manajemen bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor “sub kontraktor”.
TAHAPAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
Macam-macam Tahapan Manajemen Proyek Konstruksi
1. Pengembangan konsep
Melakukan survei pendahuluan dengan investigasi lapangan ditempat proyek yang akan
dilaksanakan. Hal ini agar mendapatkan berbagai informasi seperti upah tenaga kerja
setempat, harga material, perizinan pemerintah setempat, kemampuan penyedia jasa
setempat baik kontraktor ataupun konsultan, iklim sekitar dan upaya apa yang bisa
dilakukan untuk mengantisipasi kendala yang akan muncul.
2. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dimulai dari pengajuan proposal, survei lanjutan, pembuatan
desain awal dan perancangan detail. Hal-hal tersebut akan berpengaruh pada proses
selanjutnya yaitu rencana kerja final. Sasaran pokok rencana kerja final adalah :
3. Pelelangan
4. Pelaksanaan konstruksi
Kegiatan ini meliputi persiapan lapangan, pelaksanaan konstruksi fisik proyek sampai
dengan selesainya proyek konstruksi tersebut. Dalam pelaksanaan konstruksi fisik proyek
perlu fokus pada pengendalian biaya dan jadwal kontruksi. Pengendalian biaya agar
alokasi biaya untuk sumber daya proyek, tenaga kerja, peralatan dan material dalam
kontrol yang jelas. Pengendalian jadwal kontruksi agar proyek berjalan sesuai perencaan
dan selesai tepat waktu.
5. Pengoperasian
Setelah kontruksi fisik selesai maka penyedia jasa akan menyerahkan kepada pengguna
jasa untuk dioperasikan. Dalam hal ini penyedia saja masih memiliki tanggung jawab
untuk memelihara bangunan sesuai perjanjian
Menurut Austen dan Neale (1994) dalam Suyatno (2010) terbagi dalam 5 tahap yaitu :
1. Briefing
Klien menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan sehingga arsitek, surveyor dan
anggota lain dapat secara tepat memanfaatkan biaya. Yang harus ada selama proses
briefing :
Bertujuan untuk melengkapi dan menentukan tata letak, rancangan, metode konstruksi
dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari klian dan pihak yang terlibat.
Kagiatan ini meliputi :
Proses ini menunjuk kontraktor yang akan melaksanakan proyek konstruksi dan
mendapatkan penawaran dari kontraktor yang sesuai dengan persetujuan klien.
Bertujuan membangun sesuai dengan biaya dan waktu yang telah disepakati serta mutu
yang disyaratkan. Kegiatan ini meliputi perencanaan, koordinasi dan kontrol operasi
lapangan.
5. Persiapan penggunaan
Bertujuan untuk menjamin agar bangunan selesai sesuai dokumen kontrak semestinya.
Kegiatan ini meliputi :