Anda di halaman 1dari 12

Pengantar

Proyek
adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal
pekerjaannya dan waktu selesainya, untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik
dan unik, dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang
bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah.
Proyek biasanya dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber
pendanaan.

Proyek selalu bersifat sementara atau temporer dan sangat kontras dengan bisnis
pada umumnya (operasi-produksi), dimana operasi-produksi mempunyai sifat
perulangan (repetitif), dan aktifitasnya biasanya bersifat permanen atau mungkin
semi permanen untuk menghasilkan produk atau layanan jasa.

Pada prakteknya, tipe manajemen pada kedua sistem ini sering berbeda, dengan
kemampuan teknis dan keputusan manajemen stragetis yang spesifik.
Proyek konstruksi

adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau
infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang
termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang
melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, teknik mesin, elektro dan sebagainya.

Tahapan proyek konstruksi secara garis besar meliputi :

 adanya kebutuhan dari stakeholder (need)

 melakukan studi kelayakan (feasibility study)

 membuat penjelasan yang lebih rinci (briefing)

 membuat rancangan awal (preleminary design)

 membuat rancangan yang lebih rinci (design development dan detail design)

 melakukan pengadaan (procurement/tender)

 pelaksanaan (construction)

 pemeliharaan dan persiapan penggunaan (maintenance & start up)

Manajemen Proyek

adalah penerapan pengetahuan, ketrampilan, sarana dan teknik pada kegiatan


proyek -- suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganiasian,
pengarahan dan pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki
perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu
pula.
Manajemen Proyek Konstruksi

adalah suatu penerapan manajemen proyek dalam bidang konstruksi, sedemikian


rupa sehingga diperoleh hasil bangunan atau infrastruktur yang optimal sesuai
dengan persyaratan (spesifikasi), dengan mutu yang sebaik mungkin, dengan biaya
yang seefisien mungkin dan waktu pelaksanaan yang sesingkat mungkin.

Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan


mutu (Quality Control), pengawasan biaya (Cost Control) dan pengawasan waktu
pelaksanaan (Time Control).
Manajemen Proyek Konstruksi:
Pengertian dan Informasi Dasar

Sejalan dengan visi Presiden RI - JK bahwa salah satu fondasi pembangunan Indonesia adalah
infrastruktur yang artinya permintaan dan peluang proyek kontruksi berkembang sangat pesat.
Berbagai proyek pembangunan fasilitas umum seperti tol, jembatan, bandara, perumahan dan
lainnya. Yang perlu Kita Tahu, dibalik bangunan megah tersebut ada jerih payah orang-
orang hebat tentunya yaitu manajemen proyek konstruksi. Penasaran bagaimana mereka
mengambil peran untuk pembangunan insfrastruktur Indonesia? Berikut ulasan mengenai
Manajemen Proyek Kontruksi!

PENGERTIAN
Pengertian Manajemen

Menurut KBBI manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran. Dapat diartikan bahwa manajemen bertanggung jawab penuh atas
keberlangsungan sumbar daya agar berjalan dengan optimal dan tepat sasaran.

Pengertian Manajemen Proyek Konstruksi

Kontruksi adalah tatanan/susunan dari elemen-elemen suatu bangunan yang kedudukan


setiap bagian-bagiannya sesuai dengan fungsinya. Manajemen proyek kontruksi adalah
usaha manajemen meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan proyek
dari awal sampai akhir dengan mengalokasi sumber daya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan.

TUJUAN MANAJEMEN PROYEK KONTRUKSI


Manajemen proyek konstruksi bertujuan untuk mengelola pelaksanaan proyek agar
berjalan sesuai dengan perencanaan dan mendapatkan hasil yang optimal.

Macam-macam Tujuan Manajemen Proyek Kontruksi

Untuk lebih detail, berikut macam-macam tujuan manajemen proyek kontruksi :

1. Memaksimalkan potensi SDM

Keberhasilan sebuah proyek berbanding lurus dengan kualitas SDM (manusia) yang
terlibat dalam proyek tersebut. Disinilah manajemen proyek kontruksi mengambil peran
untuk menggerakan potensi SDM yang terlibat secara optimal.

2. Memanfaatkan peluang yang


ada dalam proyek
Ketepatan dalam mengelola proyek kontruksi akan membantu dalam pengembangan
proyek dan mendapatkan peluang baru tanpa mengurangi nilai utama yang ingin dicapai
oleh pihak perusahaan.

3. Mengelola risiko kegagalan proyek

Dalam proyek manapun tidak luput dari trial and error sehingga kecermatan dalam
melihat potensi resiko akan mengurangi potensi proyek gagal.

4. Membuat perencanaan yang tepat

Sebuah proyek kontruksi akan berhasil berbarengan dengan proses perencaan proyek
yang tepat dari awal. Disinilah manajemen proyek kontruksi perlu mengambil peran
besar menjaga ritme perencaan hingga eksekusi berjalan dengan baik

5. Mengelola integritas

Dengan adanya manajemen proyek kontruksi akan meningkatkan rasa percaya dari semua
stakeholder yang terlibat selama proyek berlangsung bahkan pasca proyek kontruksi
selesai.
TUGAS DAN PERAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
Tugas Manajemen Proyek Konstruksi

 Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan metode konstruksi


yang benar atau tidak.
 Meminta laporan progres dan penjelasan pekerjaan tiap item dari kontraktor secara
tertulis.
 Manajemen proyek konstruksi berhak menegur dan menghentikan jalannya
pekerjaan apabila tidak sesuai dengan kesepakatan.
 Mengadakan rapat rutin baik mingguan maupun bulanan dengan mengundang
konsultan perencana, wakil owner dan kontraktor.
 Berhubungan langsung dengan owner atau wakil owner dalam menyampaikan segala
sesuatu di proyek.
 Menyampaikan progres pekerjaan kepada owner langsung.
 Mengesahkan material yang akan digunakan apakah sesuai dengan spesifikasi
kontrak atau tidak.
 Mengelola, mengarahkan dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor dalam aspek mutu dan waktu. Mengesahkan adanya perubahan kontrak
yang diajukan oleh kontraktor.
 Memeriksa gambar shop drawing dari kontraktor sebelum dimulai pelaksanaan
pekerjaan.
 Selalu meninjau ulang metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar
memenuhi syarat K3LMP “Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Lingkungan, Mutu
dan Pengamanan”.
 Memberikan Site Instruction secara tertulis apabila ada pekerjaan yang harus
dikerjakan namun tidak ada di kontrak untuk mempercepat jadwal

Peran Manajemen Proyek Kontruksi

1. Agency Construction Management (ACM)

Manajer konstruksi berperan sebagai koordinator “penghubung” antara perancangan dan


pelaksanaan serta antar kontraktor. Manajemen konstruksi mulai dari
fase perencanaan dimana pihak pemilik membuat kontrak pada para kontraktor sesuai
paket-paket pekerjaan yang diperlukan.
2. Extended Service Construction Manajemen (ESCM)

Manajemen kontraktor berperan sebagai kontraktor. Hal ini dilakukan untuk menghindari
konflik tujuan antara kontraktor dan pihak manajemen.

3. Owner Construction Management (OCM)

Manajemen konstruksi profesional berperan sebagai pemilik sehingga pihak manajemen


juga bertanggung jawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan.

4. Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)

Konsultan ini bertindak lebih ke arah kontraktor umum dari pada sebagai wakil pemilik.
Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggung
jawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Sehingga pada peran ini
manajemen bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor “sub kontraktor”.
TAHAPAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
Macam-macam Tahapan Manajemen Proyek Konstruksi

Menurut Dipohusodo (1995) terbagi dalam 5 tahap yaitu :

1. Pengembangan konsep

Melakukan survei pendahuluan dengan investigasi lapangan ditempat proyek yang akan
dilaksanakan. Hal ini agar mendapatkan berbagai informasi seperti upah tenaga kerja
setempat, harga material, perizinan pemerintah setempat, kemampuan penyedia jasa
setempat baik kontraktor ataupun konsultan, iklim sekitar dan upaya apa yang bisa
dilakukan untuk mengantisipasi kendala yang akan muncul.

2. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dimulai dari pengajuan proposal, survei lanjutan, pembuatan
desain awal dan perancangan detail. Hal-hal tersebut akan berpengaruh pada proses
selanjutnya yaitu rencana kerja final. Sasaran pokok rencana kerja final adalah :

 Menggunakan pedoman pelaksanaan pekerjaan maka akan didapat harga kontrak


kontruksi dan material yang lebih pasti , tetap dan bersaing sehingga tidak melewati
batas anggaran yang ada.
 Pekerjaan akan dapat selesai sesuai kualitas rentang waktu yang telah ditetapkan.

3. Pelelangan

Adalah proses pelelangan sampai dengan terpilihnya pemenang lelang

4. Pelaksanaan konstruksi

Kegiatan ini meliputi persiapan lapangan, pelaksanaan konstruksi fisik proyek sampai
dengan selesainya proyek konstruksi tersebut. Dalam pelaksanaan konstruksi fisik proyek
perlu fokus pada pengendalian biaya dan jadwal kontruksi. Pengendalian biaya agar
alokasi biaya untuk sumber daya proyek, tenaga kerja, peralatan dan material dalam
kontrol yang jelas. Pengendalian jadwal kontruksi agar proyek berjalan sesuai perencaan
dan selesai tepat waktu.
5. Pengoperasian

Setelah kontruksi fisik selesai maka penyedia jasa akan menyerahkan kepada pengguna
jasa untuk dioperasikan. Dalam hal ini penyedia saja masih memiliki tanggung jawab
untuk memelihara bangunan sesuai perjanjian

Menurut Austen dan Neale (1994) dalam Suyatno (2010) terbagi dalam 5 tahap yaitu :

1. Briefing

Klien menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan sehingga arsitek, surveyor dan
anggota lain dapat secara tepat memanfaatkan biaya. Yang harus ada selama proses
briefing :

 Menyusun rencana kerja dan menunjukan para perancang dan ahli


 Mempertimbangkan kebutuhan, keadaan lapangan, merencanakan rancangan,
perkiaraan biaya dan mutu
 Mempersiapkan program yang menggambarkan denah dan batas-batas proyek,
tafsiran biaya dan rencana pelaksanaan.

Toll Book Meeting ( TBT)

2. Perencanaan dan perancangan

Bertujuan untuk melengkapi dan menentukan tata letak, rancangan, metode konstruksi
dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari klian dan pihak yang terlibat.
Kagiatan ini meliputi :

 Memeriksa masalah teknik


 Meminta persetujuan klien
 Mempersiapkan rancangan sketsa meliputi taksiran biaya, rancangan secara rinci,
jadwal secara spesifik, hingga kuantitas dan kualitas material
3. Pelelangan

Proses ini menunjuk kontraktor yang akan melaksanakan proyek konstruksi dan
mendapatkan penawaran dari kontraktor yang sesuai dengan persetujuan klien.

4. Kontruksi atau pelaksanaan

Bertujuan membangun sesuai dengan biaya dan waktu yang telah disepakati serta mutu
yang disyaratkan. Kegiatan ini meliputi perencanaan, koordinasi dan kontrol operasi
lapangan.

5. Persiapan penggunaan

Bertujuan untuk menjamin agar bangunan selesai sesuai dokumen kontrak semestinya.
Kegiatan ini meliputi :

 Mempersiapkan catatan pelaksanaan


 Meneliti bangunan dengan cermat dan memperbaiki kerusakan
 Menguji sifat kedap air bangunan
 Memulai menguji dan menyesuaikan semua fasilitas
 Mempersiapkan petunjuk operasi serta pedoman pemeliharaan
 Melatih staf

Anda mungkin juga menyukai