Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ABDULLAH YUSUP

NIM : 2020D1B024

KELAS : 3A TEKNIK SIPIL

Tugas Pertemuan ke 4 manajemen konstruksi

Pengetahuan tentang manajemen dalam proyek konstruksi bertujuan untuk lebih memahami
peranan dari pengendalian dalam proses pengelolaan proyek. Karena dengan manajemen
konstruksi yang baik akan dapat menghasilkan produk atau hasil yang sesuai dengan apa yang
diharapkan. Manajemen adalah proses perencanaan dan pengawasan suatu organisasi untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta
sumber daya lainnya.

Dalam pekerjaan proyek pembangunan jalur kereta api, para pemilik proyek akan semakin
menyadari pentingnya nilai waktu, dana dan tenaga kerja yang terlibat dari proses konstruksi.
Untuk proyek-proyek yang memerlukan peranan investasi yang besar dengan masalah yang
sangat kompleks serta tidak melibatkan tujuan yang terpenting yaitu, mencapai keuntungan
ekonomis yang diharapkan maka, pengelolan proyek dan dilaksanakan secara profesional
merupakan suatu hal yang terbaik.

Manajemen konstruksi (construction management) adalah suatu proses dimana suatu


pemilik proyek menunjuk ahli) yang dipercaya, yang selanjutnya disebut sebagai Manajer
Konstruksi untuk mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, proses seluruh kelayakan,
perencanaan, perancangan, pelelangan pekerjaan, pelaksanaan konstruksi dan pemanfaatan
proyek dengan tujuan untuk meminimalkan waktu dan biaya proyek serta menjaga mutu
proyek. Manajemen konstruksi adalah bagaiman suatu pekerjaan pembangunan dikelola agar
diperoleh hasil sesuai dengan tujuan dari pembangunan tersebut, dengan melibatkan
sekelompok orang yang masing-masing mempunyai kemampuan/keahlian tertentu.
Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi
dapat diaplikasikan oleh manajer proyek secara tepat sumber daya dalam proyek konstruksi
dapat dikelompokkan sebagai: manpower, material, machines, money, method.

Jadi manajemen konstruksi adalah suatu metode untuk mengelola pelaksanan pembangunan
secara disiplin profesional. yang mempunyai suatu tahapan-tahapan proses pembangunan
diperlukan suatu kesatuan seoptimal mungkin dari segi biaya, waktu dan mutu.

Tujuan pokok dari manajemen konstruksi yaitu mengelola atau mengatur pelaksanaan
pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil sesuai dengan persyaratan
(specification). Untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu
bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan.

Perkembangan manajemen konstruksi di negara kita tidak dapat lepas dari perkembangan
industri jasa konstruksi. Sedang perkembangan industri jasa konstruksi berhubungan erat
dengan pelaksanaan pembangunan yang saat ini sedang giat dilaksanakan. Pada umumnya
industri jasa konstruksi mencakup aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pembangunan
prasarana dan sarana fisik dalam bidang gedung, bidang teknik sipil, dan bidang instalasi.
Dengan meningkatnya volume pembangunan tersebut, maka diikuti pula peningkatan cara
pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang berupa perkembangan dalam bidang manajemen
konstruksi. Demikian pula hubungan kerja yang terjadi antara unsur-unsur pelaksana
pembangunan mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan volume aktivitas untuk
masing-masing jenis bangunan. Selain itu tingkat pemikiran serta tingkat kepuasan dari pemilik
proyek semakin tajam, penyelesaian proyek tidak lagi diharapkan hanya diselesaikan dengan
apa adanya. Konsultan manajemen konstruksi tidak lagi dituntut sebagai wakil pemilik didalam
pengelolaan perencanaan dan pengawasannya saja, melainkan dituntut untuk mengelola secara
keseluruhan, dalam arti mulai dari perencanaan, pengawasaan dan tahap pelaksanaan.
Berdasarkan hal tersebut, kehadiran konsultan manajemen konstruksi Profesional (Profesional
Construction Management)di dalam suatu proyek tidak dapat ditawar-tawar lagi
keberadaannya. Pengertian Profesional dalam hal ini adalah badan usaha yang bergerak
dibidang konsultan manajemen konstruksi yang berfungsi sebagai wakil pemilik secara
totalitas, baik dari segi wewenang, tanggungjawab serta kemampuan dalam merencana,
mengelola dan melaksanakan.

Lingkup kerja manajemen konstruksi dengan lingkup yang luas sebagai berikut: (Project
Management Institute, 2004: 17-20)

A. Pada Tahap Pra-Konstruksi:


 Rekayasan nilai
 Estimasi parameter
 Jadwal Perancangan dan Pra-Konstruksi
 Identifikasi aktivitas-aktivitas pokok
 Pemaketan Pelelangan
 Penunjukan kontraktor
 Penyerapan standar prosedur operasional dan tanggung-jawab
 Proses administrasi proyek

B. Pada Tahap Konstruksi:

 Perencanaan dan penjadwalan secara detil


 Rencana pentahapan Konstruksi
 Pengoperasian prosedur-prosedur
 Pengawasan
 Pemeriksaan
 Pengujian bahan
 Penanganan administrasi proyek
 Penanganan proses perubahan pekerjaan
 Pengendalian waktu, biaya, dan mutu
 Pemrosesan Berita Acara untuk pembayaran kontraktor
 Pengujian terhadap sluruh proyek yang telah diselesaikan

Dengan konsep ini peran manajemen konstruksi sangat besar dalam menentukan
keberhasilan proyek dari segi waktu, biaya, mutu, keamanan dan kenyamanan yang optimal.
Sehingga merupakan suatu keharusan manajemen konstruksi berdiri sebagai badan usaha
profesional sebagai wakil dari pemilik.

Dalam rangka pencapaian hasil ini, selalau diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu
(quality control), pengawasan waktu pelaksanaan (time control), dan pengawasan penggunaan
biaya (cost control). Ketiga kegiatan pengawasan ini harus dilaksanakan dalam waktu yang
bersamaan . Penyimpangan yang terjadi dari salah satu hasil kegiatan pengawasan dapat
berakibat hasil pembangunan tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai