Anda di halaman 1dari 2

NAMA : M.

LINGGARA PUTRA

KELAS : X. MIPA 7

NO. ABSEN : 18
LEGENDA PUTRI HIJAU

Menurut legenda, dahulu di Kesultanan Deli Lama, sekira 10 km dari Medan, hidup
seorang putri cantik bernama Putri Hijau. Kecantikan sang putri ini tersebar sampai
telinga Sultan Aceh sampai ke ujung utara Pulau Jawa. Sang pangeran jatuh hati dan
ingin melamar sang putri. Sayang, lamarannya ditolak oleh kedua saudara Putri Hijau,
yakni Mambang Yazid dan Mambang Khayali. Penolakan itu menimbulkan kemarahan
Sultan Aceh.
Maka, lahirlah perang antara Kesultanan Aceh dan Deli. Konon, saat perang itu
seorang saudara Putri Hijau menjelma menjadi ular naga dan seorang lagi menjadi
sepucuk meriam yang terus menembaki tentara Aceh. Sisa “pecahan” meriam itu
hingga saat ini ada di tiga tempat, yakni di Istana Maimoon, di Desa Sukanalu (Tanah
Karo) dan di Deli Tua (Deli Serdang).
Pangeran yang seorang lagi yang telah berubah menjadi seekor ular naga itu,
mengundurkan diri melalui satu saluran dan masuk ke dalam Sungai Deli disatu tempat
yang berdekatan dengan Jalan Putri Hijau sekarang. Arus sungai membawanya ke
Selat Malaka dari tempat ia meneruskan perjalanannya yang terakhir di ujung Jambo
Aye dekat Lhokseumawe, Aceh.
Putri Hijau ditawan dan dimasukkan dalam sebuah peti kaca yang dimuat ke dalam
kapal untuk seterusnya dibawa ke Aceh. Ketika kapal sampai di ujung Jambo Aye, Putri
Hijau mohon diadakan satu upacara untuknya sebelum peti diturunkan dari kapal. Atas
permintaannya, harus diserahkan padanya sejumlah beras dan beribu-ribu telur.
Permohonan tuan Putri itu dikabulkan.
Tetapi, baru saja upacara dimula, tiba-tiba berhembus angin rebut yang maha dahsyat
disusul oleh gelombanggelombang yang sangat tinggi. Dari dalam laut muncul
abangnya yang telah menjelma menjadi ular naga itu dengan menggunakan rahangnya
yang besar itu, diambilnya peti tempat adiknya dikurung, lalu dibawanya masuk ke
dalam laut. Lagenda ini sampai sekarang masih terkenal dikalangan orang-orang Deli
dan malahan juga dalam masyarakat Melayudi Malaysia.
Di Deli Tua masih terdapat reruntuhan benteng dari Putri yang berasal dari zaman Putri
Hijau, sedangkan sisa meriam, penjelmaan abang Putri Hijau, dapat dilihat di halaman
Istana Maimoon, Medan hingga saat ini.
LEGEND OF PRINCESS GREEN
According to legend, the first in the Sultanate of Deli Lama, approximately 10 km
from Medan, there lived a beautiful princess named Princess Green. The princess's
beauty spread up to the ears of the Sultan of Aceh to the north end of the island of
Java. The prince fell in love and want to apply for the princess. Unfortunately, her
application was rejected by the two brothers Princess green, which Mambang Yazid and
Mambang fictional. The rejection raises ire Sultan of Aceh.
Thus, was born the wars between the Sultanate and Deli. That said, when it was a civil
war Princess green transformed into a hydra and a longer cannon continued firing him a
soldier Aceh. The rest of the "broken" cannon that until now there in three places,
namely in Maimoon, in the village of Sukanalu(Karo) and in Deli Tua (Deli Serdang).
Prince is another who has turned into a dragon's, resigned through a channel and into
the River Deli one place adjacent to Jalan Putri Hijau now. River flows brought into the
waterway from where he continued on his way at the end of the last Jambo Aye near
Lhokseumawe, Aceh.
Green's daughter captive and put in a glass coffin loaded into vessels for onward
brought to Aceh. When the ship reached the end Jambo Aye, please Princess green
held a ceremony for him before the coffin lowered from the ship. Upon request, must be
submitted to him some rice and thousands of eggs. Princess lord petition was granted.
But, just dimula ceremony, a sudden wind blows grab almighty followed by waveswaves
very high. From the sea appears that his brother has been transformed into the dragon
using the large jaws, and took the coffin where his brother locked up, and brought into
the sea. Lagenda is until now still popular among the people Deli and even also in
society Melayu in Malaysia.
In Deli Tua there are ruins of a castle dating back to Princess green, while the rest of
the cannon, brother incarnation Princess green, can be seen on page Maimoon, Medan
today.

Anda mungkin juga menyukai