Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN KONSTRUKSI

“UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2022”

Dosen Pengampu:

Aulia Muttaqin, ST., M.Eng.

Ahmad Adriansyah 2019D1B015

5A

PROGRAM STUDI TEKNIK


SIPIL FAKUKTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2022
1.Penjelasan Tentang Manajemen Konstruksi

Manajemen konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikkan aspek-aspek


manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan
sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi
nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.

Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada


tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu :

- perencanaan proyek manajemen

- manajemen harga

- manajemen waktu

- manajemen kualitas

- administrasi kontrak

- manajemen keselamatan

- praktik profesional.

2. 5W + 1H
Ada suatu target yang akan dicapai yaitu program. Di dalam suatu perencanaana ada 5 W dan
1H yaitu What, where, who, when. why. Kegiatan yang dilakukan didalam perencanaan
ialah kegiatan pokok yang secara langsung akan dikerjakan pada pencapaian tujuan yang
akan dicapai dan kegiatan yang menunjang aktivitas guna mendukung tujuan tersebut.

1. What
Apa yang akan dilakukan atau dikerjakan. Dana sumber yang didapat. Dana
apa yang akan dihubungkan. Sumber daya manusia. Sarana dan prasarana agar
tercapai.
2. Where
Dimana kita melakukan kegiatan. Berpegang kepada aspekbilitas (
kemampuan untuk menyelesaiakan diri ). Tersedianya tenaga kerja yang memenuhi
berbagai persyaratan guna menjamin kelancaran tugas.
3. When:
Kapan kita melakukan tugas. Kemampuan untuk mengelola waktu. Memilih
waktu yang tepat untuk mengisi waktu yang luang.
4. Who
Menganalisis kebutuhan tenaga kerja baik kuantitatif maupun kwalitatif. Pola
pembinaan karier. Kebijaksanaan didalam pengolahan dan pengajian. Metode dan
teknik tentang pengadaan tenaga kerja yang akan dilaksanakan.
5. Why
Rencana itu harus mempermudah suatu pekerjaan sehingga mudah
dilaksanakan. Rencana itu harus mempunyai rincian yang cermat. Perencanan bukan
merupakan suatu tindakan melainkan suatu proses. Suatu proses yang masih
mempuyai suatu tindakan –tindakan untuk menuju suatu tujuan. Tidak dibatasi atas
startegi yang akan dilakukan sebelum diambil suatu keputusan karena bisa saja terjadi
perubahan.

3. Pengguna Jasa, Penyedia Jasa dan Auditor


 Pengguna jasa
Menurut Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi, Pengguna
Jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik
pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi.
 Penyediaa jasa
Penyedia barang jasa adalah istilah untuk badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.

Dalam pelaksanaan pengadaan barang/ jasa pemerintah di Indonesia Penyedia Barang Jasa
wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan
kegiatan/usaha
2. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk
menyediakan Barang/Jasa;
3. Memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia Barang Jasa dalam
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta,
termasuk pengalaman subkontrak;
4. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c di atas, dikecualikan bagi Penyedia
Barang Jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
5. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan
dalam Pengadaan Barang Jasa;
6. Dalam hal Penyedia Barang Jasa akan melakukan kemitraan, Penyedia Barang Jasa
harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi/ kemitraan yang memuat presentase
kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut;
7. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-kecil, kecuali untuk Pengadaan
Barang dan Jasa Konsultansi;
8. Khusus untuk Pelelangan dan Pemilihan Langsung Pengadaan Pekerjaan Kontsruksi
memiliki dukungan keuangan dari bank;
9. Khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan jasa Lainnya harus
memperhitungan Sisa Kemampuan paket (SKP) sebagai berikut: SKP = KP – P; KP =
nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:

 untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 5 (lima)
paket pekerjaan;
 untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 6
(enam) atau 1,2 (satu koma dua)

10. jumlah paket yang sedang dikerjakan.


11. jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan selama
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
12. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan dan atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang
ditandatangani Penyedia Barang/Jasa;
13. sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah
memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (PPTK Tahunan) serta memiliki
laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal
29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam
tahun berjalan;
14. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak;
15. Tidak masuk dalam Daftar Hitam
16. memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman; dan
17. menandatangani Pakta Integritas

 Auditor
Audit secara umum merupakan suatu proses yang sistematis untuk mendapatkan dan
mengkaji secara objektif bahan bukti (evidence) perihal pernyataan ekonomi dan kegiatan
lain. Hal ini bertujuan mencocokan atau membandingkan dengan kriteria yang telah
ditentukan. Dari hasil langkah itu, disimpulkan suatu pendapat atau opini dan
mengkomunikasikannya kepada pihak yang berkepentingan (D.R. Carmichael dan J.J.
Wilingham, 1987). Sedangkan audit proyek didefinisikan oleh Leo Herbert (1979) sebagai:
1. Merencanakan, mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang cukup
jumlahnya, relevan, dan kompeten
2. Dilakukan oleh auditor yang bebas (independent)
3. Dengan tujuan audit yaitu untuk menjawab beberapa pertanyaan :
 Apakah manajemen atau personil suatu perusahaan atau agen yang ditunjuk
telah melaksanakan kegiatan atau tidak?
 Apakah kegiatan yang dilakukan memakai norma yang sesuai untuk mencapai
hasil yang telah ditetapkan oleh yang berwenang?
 Apakah kegiatan telah dilakukan dengan cara yang efektif?
Auditor mengambil keputusan atau pendapat dari bahan pembuktian, dan
melaporkannya kepada pihak ketiga serta melengkapi bahan bukti untuk meyakinkan
kebenaran isi laporan, dan usulan perbaikan untuk meningkatkan efektifitas proyek.
Arti dan proses audit secara umum mencakup
1. Kegiatan audit terdiri dari langkah-langkah sistematis mengikuti urutan yang
logis
2. Pengkajian secara objektif; dilakukan oleh orang bebas, dalam arti tidak
berperan dalam objek yang akan diaudit.
3. Diperlukan bahan bukti (evidence) yaitu fakta atau data dan informasi yang
mendukung yang harus dikumpulkan oleh auditor
4. Ada kriteria sebagai patokan pertimbangan atau perbandingan. Kriteria
merupakan standar yang telah ditentukan dimana organisasi, manajemen, atau
pelaksana harus mengikutinya dalam usaha mencapai tujuan sesuai dengan tanggung
jawab masing-masing. Kriteria digunakan auditor untuk menilai apakah suatu
kegiatan telah dilakukan dengan benar atau menyimpang
5. Ada kesimpulan berupa pendapat atau opini auditor

 Tahap audit proyek adalah :


1. Survey pendahuluan
2. Mengkaji dan menguji sistem pengendalian manajemen
3. Pemeriksaan terinci
4. Penyusunan laporan

 Beberapa aspek yang perlu diperhatikan diluar aspek utama :


1. Organisasi, otorisasi, dll
2. Perencanaan dan jadwal
3. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan
4. Mutu barang dan pekerjaan
5. Administrasi, pembelian dan jasa
6. Engineering
7. Konstruksi
8. Anggaran, pendanaan, akuntansi, dll
9. Perundang-undangan dan peraturan pemerintah

 Faktor keberhasilan proyek :


1. Misi proyek harus memiliki definisi awal tentang tujuan yang jelas mengenai
diadakannya proyek, serta garis besar petunjuk cara atau strategi mencapainya
2. Dukungan dari pimpinan teras
3. Perencanaan dan jadwal
4. Konsultasi dengan pemilik proyek
5. Personil
6. Kemampuan teknis
7. Acceptance dari pihak pemilik dalam hal ini pemilik ikut melakukan inspeksi,
uji coba dan sertifikasi pada tahap implementasi dan terminasi
8. Pemantauan, pengendalian, dan umpan balik
9. Komunikasi untuk mencegah duplikasi kegiatan, salah paham atau salah
pengertian diantara para peserta proyek
10. Troble shooting; akan membantu memperkirakan persoalan yang akan terjadi
jauh sebelum permasalah terjadi.

 Prosedur auditor :
- Tahapan Perencanaan.
Sebagai suatu pendahuluan mutlak perlu dilakukan agar auditor mengenal benar objek
yang akan diperiksa sehingga menghasilkan suatu program audit yang didesain
sedemikian rupa agar pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien.
- Mengidentifikasikan resiko dan kendali.
Tahap ini untuk memastikan bahwa qualified resource sudah dimiliki, dalam hal ini
aspek SDM yang berpengalaman dan juga referensi praktik-praktik terbaik.
- Mengevaluasi kendali dan mengumpulkan bukti-bukti melalui berbagai teknik
termasuk survei, interview, observasi, dan review dokumentasi.
- Mendokumentasikan dan mengumpulkan temuan-temuan dan mengidentifikasikan
dengan audit.
- Menyusun laporan. Hal ini mencakup tujuan pemeriksaan, sifat, dan kedalaman
pemeriksaan yang dilakukan.
4. Network Planning Diagram
Waktu Pengerjaan selama 30 hari

Anda mungkin juga menyukai