Anda di halaman 1dari 11

“MANAJEMEN KONSTRUKSI”

MAKALAH

“Di susun untuk memenuhi salah satu Tugas Individu pada Mata Kuliah Dasar-dasar
Manajemen Konstruksi”
Dosen Pengajar: Pungky Dharma Saputra, S.T., M.Si

DI SUSUN OLEH :

M. KHUTOBI AKBAR N. (1801411014)

PRODI D-4 TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
A. Manajemen Konstruksi........................................................................................................................1
B. Tujuan Manajemen Konstruksi............................................................................................................2
C. Peranan Manajemen Konstruksi..........................................................................................................3
D. Tahap-Tahap dalam Pembangunan sebuah Konstruksi........................................................................4
a. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)......................................................................................5
b. Tahap Penjelasan (Briefing)............................................................................................................5
c. Tahap Perancangan (Design)...........................................................................................................6
d. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender).......................................................................6
e. Tahap Pelaksanaan (Construction)...................................................................................................6
f. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)...................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................8

ii
A. Manajemen Konstruksi
Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi
adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentunk bangunan atau infrastruktur.
Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang
teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang melibatkan disiplin lain seperti teknik industri,
teknik mesin, elektro dan sebagainya.

Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen


(perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek dengan
menggunkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara
optimal. Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. manajemen
material dan manjemen tenaga kerja yang akan lebih ditekankan. Hal itu dikarenakan manajemen
perencanaan berperan hanya 20% dan sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya
pengendalian biaya dan waktu proyek.

Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :

1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi
kendala terbatasnya waktu pelaksanaan
3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan dengan
opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah-
masalah yang terjadi di lapangan
5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baikuntuk
menganalisis performa dilapangan

Konsep dengan sistem manajemen demikian telah terbukti menguntungkan pada


pelaksanaan banyak proyek, terutama dalam memenuhi kebutuhan dalam kepentingan
memberokan tugas. Sehingga dalam perkembanganya, sementara pemberian tegas

1
cenderung lebih suka mengangkat dan melibatkan lembaga manajer konstruksi lepas dari
tanggung jawab kontraktor, yang ditugasi khusus menyelenggarakan koordinasi dan
pengendalian keseluruhan sistem manajemen. Pengembangan sistem manajemen
konstruksi di dalam kerangka sistem yang luas, yaitu sistem manajemen proyek, dimaksud
yang terutama untuk dapat menyusun suatu metode pelaksanaan konstruksi yang mangkus
dalam rangka memenuhi kebutuhan pemberian tugas secara optimal.

Dipohusodo, Istimawan, “Manajemen Proyek & Konstruksi”, (Yogyakarta, Indonesia:


Kanisius), edisi pertama, cetakan pertama, hlm.233.

B. Tujuan Manajemen Konstruksi


Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur
pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan
persyaratan (Spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula
mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka
pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu (Quality
Control), pengawasan biaya (Cost Control) dan pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control).

Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan,
namun dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut
sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap - tahap proyek sebagai berikut :

2
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek
dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam
bentuk masukan - masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional
proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan,
perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.
2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai,
setelah suatu proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap disain.
3. Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan disain
sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain
4. MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi
pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan mulai tahap
pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak - kontrak pelaksanaan untuk
kontraktor.

C. Peranan Manajemen Konstruksi

Peranan MK pada tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :

a.         Agency Construction Manajement (ACM)

Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan
berfungsi sebagai koordinator "penghubung" (interface) antara perancangan dan pelaksanaan
serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan
tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak
pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-
paket pekerjaan yang telah disiapkan.

b.        Extended Service Construction Manajemen (ESCM)

Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila
perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik-kepentingan" karena

3
peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri,
sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type yang lain kemungkinan
melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/
KONTRAKTOR.

c.         Owner Construction Management (OCM)

Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang
bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan

d.        Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)

Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik.
Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab
kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak
konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub
kontraktor).

D. Tahap-Tahap dalam Pembangunan sebuah Konstruksi


Tahapan Proyek (Sumber : PMBOK) Tahapan tersebut adalah tahap awal, tahap
menengah, tahap akhir. Tahap awal (initial phase)dimulai dari pembentukan ide, lingkup
pekerjaan, tim manajemen proyek. Tahap menengah (intermediate phase) terdiri dari kegiatan
perencanaan, acuan dasar, progres kegiatan, dan hasil. Sementara tahap akhir (final phase)
melingkupi persetujuan dan penyerahterimaan proyek sebagai hasil akhir produk kepada pemilik
atau penyandang dana.
Tahapan dalam proyek Konstruksi dibagi menjadi beberapa tahap yaitu Tahap
Konseptual atau Tahap Kelayakan, Taharp Perencanaan dan Desain, Tahap
Produksi/Pelaksanaan Konstruksi, Tahap Serah Terima/Operasional

4
1. Penunjukan Konsultan
Untuk Melaksanakan desain pekerjaan, maka pemilik proyek perlu
menunjuk konsultan perencana. Proses penunjukannya dapat dilakukan secara
langsung maupun melalui tender.
2. Penyelidikan Lapangan
Penyelidikan lapangan merupakan tahapan penting bagi para pihak untuk
mengetahui kondisi dan situasi apa saja yang terjadi di lapangan sebelum proyek
benar-benar dibangun di lokasi tersebut. Penyelidikan lapangan ini terdiri atas
survei properti, survei kondisi lapangan, survei geoteknik, dan survei properti.
Penyelidikan lapangan sangat penting untuk mengetahui kelayakan investasi
properti bagi pemilik proyek.
3. Desain Konseptual
Desain konseptual biasanya merupakan respons dari tim desain (arsitek)
terhadap studi kelayakan dan ikhtisar proyek yang telah dilakukan. Desain
konseptual adalah tahapan desain pertama yang menjadi gagasan awal terkait
desain sebuah bangunan konstruksi.
4. Estimasi Awal
Desain dan perencanaan suatu proyek harus diterjemahkan ke dalam suatu
uang agar dapat memberikan gambaran utuh kepada pemilik proyek mengenai
seberapa banyak modal yang harus disiapkan sebagai investasi proyek.
5. Perencanaan Biaya

Perencanaan biaya (cost planning) biasanya dipersiapkan oleh quantity surveyor


pemilik proyek atau konsultan biaya yang ditunjuk oleh pemilik proyek. Perencanaan biaya
ini dibuat pada saat tahap inisiasi proyek dan berkembang sepanjang siklus hidup proyek.
Mengingat banyaknya biaya yang terlibat dalam sebuah proyek konstruksi, maka
perencanaan biaya menjadi sangat penting guna menjadi pedoman bagi para pihak yang
akan dimanfaatkan alokasi biaya tersebut.

5
a. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang
diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan :

1. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya


2. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
3. Menyusun analisis kelayakan proyek
4. Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi Pihak yang terlibat adalah konsultan
studi kelayakan atau konsultan manajemen konstruksi (MK)

b. Tahap Penjelasan (Briefing)

Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan
sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik. Kegiatan yang
dilaksanakan :

1. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
2. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencanakan
rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
3. Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan
4. Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan denah dan batas-
batas proyek. Pihak yang terlibat adalah pemilik dan Konsultan Perencana.
c. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih mendetail sesuai
dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat Gambar rencana, spesifikasi, rencana anggaran
biaya (RAB), metoda pelaksanaan, dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan :

1. Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir


2. Memeriksa masalah teknis.
3. Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek

6
4. Mempersiapkan:
a) Rancangan terinci, Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal, serta daftar kuantitas
b) Taksiran biaya akhir.

Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan rekayasa nilai dan atau
konsultan quantitiy surveyor.
d. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)

Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan proyek
konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya Kegiatan yang dilaksanakan :

1. Prakulaifikasi
2. Dokumen Kontrak

Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor), konsultan MK.

e. Tahap Pelaksanaan (Construction)

Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik
proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu yang sudah
disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah
merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan semua oprasional di lapangan :

1. Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah:]


a) Perencanaan dan pengendalian Jadwal waktu pelaksanaan
b) Organisasi lapangan
c) Tenaga kerja
d) Peralatan dan material
2. Kegiatan Koordinasi
a) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan
b) Mengkoordinasi para sub kontraktor

Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK, kontraktor, Sub
Kontraktor, suplier dan instansi terkait.

7
f. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)

Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai dengan
dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Kegiatan yang dilakukan
adalah :

1. Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan


maupun gambar pelaksanaan (as build drawing)
2. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan
3. Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman pemeliharaan.
4. Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan
5. Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK, pemakai, pemilik.

DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Seng. (2015). “Manajemen Kontrak Konstruksi: Pedoman Praktis Dalam Mengelola
Proyek Konstruksi”. Jakarta, Indonesia: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dipohusodo, Istimawan. (1996). “Manajemen Proyek & Konstruksi”. Yogyakarta, Indonesia:


Kanisius.

8
Griffin, Ricky. (2004). “Manajemen”. Jakarta, Indonesia: Erlangga
Stephani dan Retno. (2010). “Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu Terhadap Biaya
Mutu Pada Proyek Konstruksi Gedung di Surabaya”. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Halaman 1.
Halpin, Daniel and Woodstock. 1998.Construction Management. New York: John Wiley
Hansen, Seng. (2015). “Manajemen Kontrak Konstruksi: Pedoman Praktis Dalam Mengelola
Proyek Konstruksi”. Jakarta, Indonesia: PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai