DEFINISI
Manajemen konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikkan aspek-aspek
manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah
model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah
proyek pembangunan.
Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek dapat
diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokKan dalam 5M (manpower,
material, machines, money and method).
Biaya
MANAJEMEN
Mutu
KONSTRUKSI
Waktu
Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada tujuh kategori
utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu:
Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi adalah layanan yang sangat baik yang
disediakan untuk mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi. Pada tahap pra-
konstruksi, MK akan melakukan semua yang diperlukan studi kelayakan dan penelitian. Kemudian datang
desain dan perencanaan. Setelah spesifikasi arsitektur dan tujuan penjadwalan yang didefinisikan dengan
baik, pekerjaan dilanjutkan oleh pembangun dan kontraktor untuk memulai membangun aktual bawah
pengawasan yang ketat Manajemen Konstruksi. Menekankan pada independen dari para profesional lain
yang terlibat dalam konstruksi.
FUNGSI MANAJEMEN KONSTRUKSI
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data / informasi, asumsi maupun
fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang.
a. Planning
Manajer konstruksi bekerjasama dengan arsitek merancang desain bangunan beserta
gambar kerja.
b. Assembling resources
Manajer konstruksi menyiapkan material, peralatan, dan tenaga kerja yang akan
dibutuhkan dalam proses konstruksi dengan berdasarkan pada desain bangunan.
c. Coordinating
Manajer konstruksi melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk menetapkan
pedoman-pedoman yang menjadi tolak ukur proses pembangunan.
d. Budgeting
Manajer konstruksi memperkirakan besarnya dana yang akan dikeluarkan
investor/pemilik untuk tiap periode tertentu berdasarkan anggaran biaya yang telah
ditetapkan.
garis komando/perintah yang menunjukkan alur komando/perintah yang mengalir dari pimpinan
organisasi kepada unit di bawahnya sampai ke unit terendah dalam organisasi.
Hubungan Kontraktual
Hubungan ini adalah hubungan kontrak dimana pihak pihak diatas telah membuat perjanjian sesuatu hal
dan dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum didalam masing-masing kontrak
Pihak-pihak yang terlibat dalam manajemen konstruksi adalah pihak-pihak yang terlibat dalam
proses pembangunan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai penyerahan proyek. Secara
garis besar ada dua pihak yang terlibat dalam manajemen konstruksi yaitu pengguna jasa dan penyedia
jasa.
Pengguna Penyedia
jasa Jasa
2. Segi Waktu
a. Dengan sistem Fast Track.
b. Waktu yang dipergunakan untuk perencanaan dan rancangan bangunan dapat lebih panjang
sebingga kualitas desain semakin sempurna.
c. Pengadaan material/peralatan import dapat diukur secara dini sebingga kemungkinan
terlambat karena proses import dapat dihindarkan.
3. Segi Kualitas
a. Mutu lebih terjamin karena tim MK ikut membantu kontraktor dalam hal metode
pelaksanaan, implementsi, dan Quality Control.
b. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik proyek dibantu
dengan tim MK.
c. Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relative banyak karena paket yang dilelang
dilakukan secara bertahap dan paket per paket.
2. Tahap Perencanaan
a. Koordinasi dan pengawasan dalam hal pemetaan dan penyelidikan tanah.
b. Menyusun jadwal review dan lelang (Master Coordinating Schedule).
c. Melakukan Review (peninjauan kembali)
d. Membuat RKS.
e. Membuat RAB tiap paket pekerjaan.
f. Membuat rekomendasi: aspek mutu, aspek biaya, waktu dan material.
g. Mengurus ijin-ijin yang diperlukan.
Sebelum memasuki tahapan pelelangan beberapa tahapan yang dilalui antara lain:
a. Sketsa Rencana: Inti dari sketsa rencana ialah menuangkan konsep-konsep arsitektur,
evaluasi terhadap beberapa alternative proses teknologi, penetapan dimensi serta kapasitas
ruangan-ruangan, dan mengetengahkan studi banding ekonomi bangunan. Di dalam proyek
terdapat etimasi biaya proyek, etimasi biaya proyek terdiri dari:
Etimasi biaya kasar untuk pemilik sebagai dasar untuk studi kelayakan proyek.
Estimasi pendahuluan oleh konsultan perencana (dasar untuk RAB Konsultan
Perencanaan).
Estimasi detail oleh kontraktor (dasar untuk RAB Penawaran Kontraktor).
Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai (Real Cost).
b. Rencana Detail Tahap rencana detail atau rancangan final mencakup kegiatan menjabarkan
seluruh perncanaan termasuk rancanan elemen bangunan terkecil secara sistematis dan
berurutan. Perancangan dan analisis yang disajikan meliputi seluruh segi struktur bangunan.
3. Tahap Pelelangan
a. Mengadakan pra kualifikasi kontraktor.
b. Free tender meeting.
c. Menyusun daftar calon rekanan.
d. Bill of quality (jenis pekerjaan + volume).
e. Aanqijzing (penjelasan)
f. Menyiapkan dokumen lelang.
g. Menyusun RAB pasti untuk evaluasi penawaran.
h. Mengevaluasi setiap paket penawaran untuk direkomendasikan kepada Pimro.
i. Menyiapkan dokumen kontrak antara Pimpro dengan Kontraktor.
KONSULTAN
1. Konsultan perencana
Konsultan perencana adalah perseorangan atau badan usaha yang membuat
perencanaan konstruksi secara lengkap yang meliputi bidang Arsitektur, sipil, landscape, dan
utilitas yang menjadi satu kesatuan bangunan.
Konsultan perencana ditunjuk oleh pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan
perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha baik swasta maupun
pemerintah.
Tugas konsultan perencana:
a. Menuangkan gagasan pemilik ke dalam desain bangunan
b. Membuat konsep desain secara keseluruhan
c. Membuat gambar kerja, perhitungan struktur, dan rencana anggaran biaya
d. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan
e. Membuat revisi desain jika terjadi perubahan perencanaan
f. Bertanggungjawab atas perancangan desain dan perhitungan struktur bangunan
2. Konsultan pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa badan usaha atau
perorangan. perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya masing-masing seperti teknik sipil,
arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan lain-lain sehingga sebuah bangunan dapat dibangun
dengan baik dalam waktu cepat dan efisien.
Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah :
1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan
pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi
antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari
pembengkakan biaya.
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil
akhir yang sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu
pelaksanaan yang telah ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau berkurangnya
pekerjaan.
Pemilik
Perencana
Konsultan
Manajemen
Konstruksi
Pengawas
Kontraktor
KONTRAKTOR
Perorangan atau badan hukum yang disewa oleh pemilik proyek untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan perjanjian kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, proyek dibatasi oleh item
pekerjaan yang dilaksanakan, biaya, serta waktu penyelesaian. Kontraktor disebut juga sebagai
pemborong yang tugasnya memborong. Setiap orang bisa menjadi kontraktor, sedangkan yang berbentuk
badan hukum bisa berupa perusahaan CV (COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP) maupun PT.
SUB KONTRAKTOR
Orang atau badan hukum yang memborong pekerjaan spesialis tertentu pada kontraktor utama,
misalnya dalam pelaksanaan proyek gedung bertingkat tinggi ada yang namanya subkontraktor listrik,
pembesian, bekisting, finishing arsitektur, partisi dinding, dan lain sejenisnya.
4. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini melakukan perancangan (desain) yang lebih mendetail sesuai dengan
keinginan dari pemilik. Seperti membuat gambar rencana, spesifikasi, rencana anggaran biaya
(RAB), metoda pelaksanaan, dan sebagainya.
5. Tahap Pra Konstruksi
6. Tahap Konstruksi
7. Tahap Pemeliharaan
Meskipun sama-sama melakukan kegiatan pengelolaan pengawasan akan tetapi komponen-
komponen kegiatan yang dilakukan berbeda. Pengawasan pada prinsipnya hanya melakukan kegiatan
pengawasan mutu pekerjaan, sedangkan pada kegiatan manajemen konstruksi masih ditambahkan fungsi
kontrol dan monitoring waktu dan biaya. Dengan kata lain dalam manajemen konstruksi terdapat
tanggung jawab terhadap terselenggaranya pelaksanaan proyek mulai dari perencaaan, perancangan
hingga pelaksanaan pembangunan fisik selesai dan sesuai dengan rencana yang tertuang dalam dokumen
konstruksi.
Sejalan dengan pengertian tersebut di atas, maka secara sederhana dapat dikatakan bahwa
Manajemen Konstruksi adalah pihak yang bertugas untuk mengelola teknis terselenggaranya proyek
secara keseluruhan sedangkan Pengawasan adalah pihak yang bertugas untuk melaksanakan pengawasan
kualitas dan kuantitas pekerjaan pembangunan fisik saja, kuantitas pekerjaan dikaitkan untuk bisa
menerbitkan rekomendasi pembayaran kepada kontraktor sesuai prestasi pekerjaan.