Anda di halaman 1dari 13

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


Jl. K.H Ahmad Dahlan, No. 1 Pagesangan, Mataram Kode Pos:83232

UTS MANAJEMEN KONTRUKSI

DISUSUN OLEH:

NAMA : LAELA SEKA FITRI

NIM :2020D1B081

KELAS : 5C

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM


Soal
1. Jelaskan secara rinci pengertian dari Manajemen Konstruksi
2. Didalam tolak ukur keberhasilan kinerja suatu pekerjaan,fungsi koordinasi dan konsolidasi
diantara pengguna jasa dan penyedia jasa harus tetap terbangun dengan baik.Jelaskan
secara rinci yang dimaksud dengan Pengguna Jasa,Penyedia jasa dan Auditor
3. Dalam pelaksanaan penjadwalan suatu pekerjaan/project,buatlah Kurva “S” penjadwalan
suatu contoh pekerjaan pondasi dan tanah dasar dalam pekerjaan bangunan Gedung.
Jawaban
1. a.) Pengertian Manajemen Konstruksi
Manajemen konstruksi ialah ilmu yang mempelajari dan mempraktikan aspek-aspek
manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan
sebagai sebuah modal bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi
nasehat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan. Construction Management
Association of America “CMAA” menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung
jawab seorang manajer konstruksi. Diantaranya perencanaan proyek manajemen,
manajemen harga, menajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak,
manajemen keselamatan dan praktik profesional.

b.) Peran Manajemen Konstruksi


Sebagai pelaksana pembangunan manajemen konstruksi memiliki berbagai peran.
Dalam hal ini peran manajemen konstruksi terbagi menjadi empat berdasarkan tahapan
pelaksanaannya yaitu:
 Agency Construction Management “ACM”

Pada tahapan ini manajer konstruksi berperan sebagai koordinator “penghubung”


(interface” antara perancangan dan pelaksanaan serta antar kontraktor. Manajemen
konstruksi mulai dari fase perencanaan dimana pihak pemilik membuat kontrak pada
para kontraktor sesuai paket-paket pekerjaan yang diperlukan.

 Extended Service Construction Manajemen “ESCM”

Peran lain yang mungkin diberikan kepada manajemen kontraktor ialah sebagai
kontraktor. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik tujuan antara kontraktor dan
pihak manajemen. Pada bentuk yang lain, pihak manajemen bergerak berdasarkan
permintaan dari pihak ESCM atau kontraktor.

 Owner Construction Management “OCM”

Dalam hal ini peran manajemen konstruksi profesional dikembangkan lagi oleh
pemilik. Sehingga pihak manajemen juga bertanggung jawab terhadap manajemen
proyek yang dilaksanakan.

 Guaranted Maximum Price Construction Management “GMPCM”


Konsultan ini bertindak lebih ke arah kontraktor umum dari pada sebagai wakil pemilik.
Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggung
jawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Sehingga pada peran ini
manajemen bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor “sub kontraktor”.

c.) Fungsi Manajemen Konstruksi


Seperti yang disebutkan diatas, manajemen konstruksi ialah proses penerapan fungsi-
fungsi manajemen pada suatu proyek dengan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Beberapa diantara fungsi manajemen
konstruksi lainnya ialah sebagai berikut:

 Perencanaan “Planning”

Fungsi perencanaan dari manajemen konstruksi ialah menentukan apa yang harus
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Ini menyangkut pada pengambilan
keputusan terhadap beberapa pilihan-pilihan yang berkaitan pada proses pembuatan
konstruksi.

 Mengorganisasi “Organizing”

Fungsi ini berkaitan dengan usaha manajemen untuk menetapkan jenis-jenis kegiatan
yang perlu dilakukan. Gunanya agar tugas atau kegiatan-kegiatan tadi lebih mudah
ditangani oleh bawahannya karena sudah terorganisir dengan sangat baik.

 Penempatan Orang “Staffing”

Fungsi ini meliputi usaha pengembangan dan penempatan orang-orang yang tepat di
dalam jenis-jenis pekerjaan yang sudah direncanakan awalnya.

 Mengarahkan “Directing”

Fungsi lain dari manajemen konstruksi ialah directing atau biasa juga disebut supervisi.
Fungsi ini menyangkut pembinaan motivasi dan pemberian bimbingan kepada bawahan
untuk pelaksanaan tugas yang sesuai perencanaan.

 Mengontrol “Controlling”

Fungsi terakhir ialah controlling, fungsi ini berguna untuk menjamin bahawa perencana
bisa diwujudkan secara pasti. Proses kontrol pada dasarnya selalu memuat unsur:
perencanaan yang diterapkan, analisa atas deviasi atau penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi dan menentukan langkah-langkah yang perlu untuk dikoreksi.

d.) Tujuan Manajemen Konstruksi

- System atau tim manajemen konstruksi dibutuhkan guna tujuan bagaimana mengelola
proyek secara hemat waktu, biaya proyek sesuai dengan yang dianggarkan dan kualitas
kerjaan yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan, Salah satu cara adalah mengatur
kegiatan tumpang tindih ( overlap ).

- Tujuan selanjutnya dari digunakannya system MK adalah biaya proyek tidak


dibebani oleh biaya ganda atau overhead dan profit seperti apabila dilakukan dengan
system kontraktor utama yang membawahi sub – sub kontraktor.

- Jenjang jenjang yang tidak efisien dihapus dan dipersingkat jalur komunikasinya.

e.) Tugas Manajemen Konstruksi

Adapun tugas lain dari manajemen konstruksi secara garis besar diantaranya yaitu:

 Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan metode konstruksi


yang benar atau tidak.
 Meminta laporan progres dan penjelasan pekerjaan tiap item dari kontraktor secara
tertulis.
 MK berhak menegur dan menghentikan jalannya pekerjaan apabila tidak sesuai
dengan kesepakatan.
 Mengadakan rapat rutin baik mingguan maupun bulanan dengan mengundang
konsultan perencana, wakil owner dan kontraktor.
 Berhubungan langsung dengan owner atau wakil owner dalam menyampaikan
segala sesuatu di proyek.
 Menyampaikan progres pekerjaan kepada owner langsung.
 Mengesahkan material yang akan digunakan apakah sesuai dengan spesifikasi
kontrak atau tidak.
 Mengelola, mengarahkan dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor dalam aspek mutu dan waktu.
 Mengesahkan adanya perubahan kontrak yang diajukan oleh kontraktor.
 Memeriksa gambar shop drawing dari kontraktor sebelum dimulai pelaksanaan
pekerjaan.
 Selalu meninjau ulang metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar
memenuhi syarat K3LMP “Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Lingkungan, Mutu
dan Pengamanan”.
 Memberikan Site Instruction secara tertulis apabila ada pekerjaan yang harus
dikerjakan namun tidak ada di kontrak untuk mempercepat jadwal.

f.) Manfaat Manajemen Proyek
Manfaat manajemen konstruksi dapat dilihat dari beberapa segi :

 Segi biaya proyek

1. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sudah berpartisipasi pada tahap
awal perencanaan
2. Biaya keseluruhan proyek dapat dihemat disbanding dengan system tradisional.
 Segi waktu

1. Dengan system fast track tidak perlu menunggu perencanaan selesai seluruhnya
2. Waktu yang digunakan untuk perencanaan dapat lebih panjang
3. Pengadaan material/ peralatan impor dapat diukur secara dini sehingga
kemungkinan terlambat lebih kecil

 Segi kualitas

1. Mutu lebih terjamin karena tim MK ikut membantu kontroktor dalam hal metode
pelaksanaan, implementasi, dan Quality Control
2. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik proyek
dibantu dengan tim MK.
3. Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relative banyak

 Segi program pemerintah

1. Pemerataan kesempatan pekerjaan dengan paket-paket kepada pengusaha kontraktor


yang baru berkembang dapat direalisir.
2. Pemilik proyek tidak perlu mengeluarkan banyak staf

g.) Tipe – Tipe Manajemen Konstruksi

 MK konvensional : tanpa fast track


 MK semi konfensional : tanpa fast track
 MK semi murni : tanpa fast track
 MK murni : dengan fast track
h.) Tahapan Manajemen Konstruksi

Berikut ini merupakan tahapan operasional di dalam sistem manajemen konstruksi.

Pengembangan Konsep

 Pengembangan sasaran proyek baik dilihat dari aspek biaya dan waktu
 Mengidentifikasikan batasan utama
 Membuat TOR dan organizing
 Sasaran – sasaran prinsip konsep desain kepada konsultan perencanaan
 Tahapan pekerjaan
 Master, coordinating schedule
 Membuat perkiraan biaya awal berdasarkan konsep awal konsultan perencanaan.
 Cash flow

Tahap Perencanaan

 Koordinasi dengan pengawasan dalam hal pemetaan dan penyelidikan tanah.


 Menyusun jadwal review dan lelang
 Melakukan review
 Membuat RKS
 Membuat RAB tiap paket pekerjaan
 Membuat rekomendasi : aspek mutu, aspek biaya, waktu dan material
 Mengurus ijin – ijin yang diperlukan.

2. A.. Pengguna jasa adalah pemilik atau pemberi pekerjaan yang meliki proyek dan
memberikan pekerjaan atau menyeluruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa
dan membayar biaya pekerjaan tersebut.Pengguna jasa dapat berupa perseorangan,badan
Lembaga/instansi pemerintah ataupun swasta.
 Kewajiban pelaksana konstruksi
 Consrtuction Period
Melaksanakan pekerjaan civil work sesuai urutan jadwal pekerjaan dengan
prinsip tepat waktu,tepat mutu dan tepat biaya dengan mendayagunakan seluruh
sumber daya yang dipersiapkan untuk pelaksaan konstruksi.

Persiapan Pelaksanaan Konstruksi


 Mengirimkan data-data personil yang diperlukan kepada Pemberi Tugas untuk
keperluan pengujian personel kontraktor.
 Melakukan Mobilisasi Awal (mobilisasi personil inti) untuk mempersiapkan,
Pengumpulan data Review Design, Pengukuran Awal, Mempersiapkan
program detail yang akan dilaksanakan pada masa Konstruksi,
Mempersiapkan peralatan untuk menjalani testing & running well.
 Menyiapkan bahan-bahan untuk keperluan Pre Construction Meeting (jadwal
pelaksanaan, program mobilisasi, rencana kerja dan metoda kerja, tata cara
pengukuran volume pekerjaan).
 Mempelajari system perhitungan volume pekerjaan
 Melakukan pembahasan dengan para penanggung jawab manajemen konstruksi
(unsur kontraktor dan konsultan) tentang jenis dan system dokumentasi untuk
memudahkan pengambilan dan penggunaan data-data administrasi maupun
teknis pekerjaan konstruksi jika setiap saat diperlukan

Pelaksanaan Konstruksi
 Membuat Shop Drawing (gambar kerja)
 Melakukan pelaporan kegiatan konstruksi sesuai dengan waktu dan
format yang ditentukan oleh konsultan pengawas
 Mengkaji dan menanggapi laporan konsultan tentang ketidaksesuaian
hasil pekerjaan lapangan (mutu, volume, performance) sebagai persiapan
pertanggungjawaban kontraktor jika dipanggil oleh pemberi tugas.
 Mengajukan rencana contract change order berkaitan dengan perubahan
jenis dan volume pekerjaan.
 Melaporkan jenis dan material on site sebagai bahan masukan untuk penyiapan
Monthly certificate.
 Melakukan pengujian laboratorium untuk bahan olah dan bahan jadi.
 Menyiapkan Monthly Certificate.
 Melaksanakan pekerjaan tanah (galian, timbunan, dan pembuatan badan
jalan)
 Melaksanakan pekerjaan pondasi bawah dan pondasi atas dari perkerasan jalan
sesuai dengan persyaratan teknis yang diatur di dalam spesifikasi.
 Melaksanakan pekerjaan lapis permukaan jalan sesuai dengan persyaratan teknis
yang diatur di dalam spesifikasi.
 Melaksanakan pembuatan struktur beton termasuk tulangan dan struktur
komposit.
 Melaksanakan pekerjaan pilar dan abutment.
 Melaksanakan pekerjaan pemasangan balok girder, misalnya untuk jembatan
diatas tumpuan konstruksi landasan antara abutment dan pilar, pilar dan
pilar, atau abutment dan abutment.
 Menyiapkan As Built Drawing atau Gambar Pelaksanaan yang
terjadi dilapangan.
 Menghitung Eskalasi sesuai dengan fluktuasi harga untuk pay-item / komponen
pekerjaan mayor.
 Mengajukan usulan PHO (provisional Hand Over).

Warranty Period :

 Memelihara seluruh pekerjaan konstruksi yang telah di-PHO-kan.


 Merawat hasil pekerjaan yang telah di-PHO-kan.
 Menyiapkan berkas pengajuan FHO kepada pemberi pekerjaan.
 Menyelesaikan tagihan terakhir pembayaran pekerjaan dan
penyelesaian administrasi untuk pengakhiran kontrak.

 Kewajiban Konsultan

1. Construction Period, Membantu Pengguna Jasa dengan dan melakukan pengendalian


atas pelaksanaan civil works yang dilakukan oleh kontraktor, agar tepat mutu, tepat
biaya, dan tepat waktu. Rujukan : dokumen kontrak§ mendorong kontraktor untuk
memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen kontrak.

Persiapan Pengawasan Konstruksi


 Mengirimkan data-data personil yang diperlukan kepada Pemberi Tugas untuk
keperluan pengujian personel konsultan.
 Melakukan Mobilisasi Awal (mobilisasi personil inti) untuk mempersiapkan,
Melakukan analisis terhadap hasil pengumpulan data lapangan oleh
kontraktor, Review Design, Melakukan evaluasi atas persiapan program detail
yang dibuat oleh kontraktor.
 Mengawasi penyiapan peralatan yang dilakukan oleh kontraktor.
 Membantu engineer menyiapkan bahan-bahan untuk keperluan Pre Construction
Meeting (prosedur dan mekanisme pengawasan pekerjaan konstruksi)
 Mempelajari system perhitungan volume pekerjaan
 Melakukan pembahasan dengan para penanggung jawab manajemen konstruksi
(unsur kontraktor dan konsultan) tentang jenis dan system dokumentasi untuk
memudahkan pengambilan dan penggunaan data-data administrasi maupun teknis
pekerjaan konstruksi jika setiap saat diperlukan.
 Melakukan review design
 Mempelajari program dan jadwal kerja yang dibuat oleh kontraktor.
 Mempelajari dan mengoreksi format request yang dibuat oleh kontraktor.
 Mempelajari dan memberikan tanggapan atas laporan tentang quarry yang
dibuat oleh kontraktor.
 Mengawasi penyiapan base camp dan fasilitas base camp yang dibuat
oleh kontraktor.
 Memeriksa polis-polis asuransi dan jaminan-jaminan Bank untuk uang muka,
pelaksanaan dan pemeliharan yang disiapkan oleh kontraktor.
 Mengawasi mobilisasi final personel/alat/material yang dilakukan oleh kontraktor.
Pengawasan Konstruksi

 Memeriksa Shop Drawing (gambar kerja) yang dibuat oleh kontraktor.


 Menyiapkan format dan jadwal pelaporan kegiatan konstruksi untuk digunakan
oleh kontraktor.
 Menyiapkan laporan ketidaksesuaian hasil pekerjaan lapangan yang dilakukan
oleh kontraktor (mutu, volume, performance) untuk disampaikan kepada pemberi
tugas sebagai bahan masukan.
 Memeriksa rencana contract change order yang diajukan oleh kontraktor.
 Memeriksa jenis dan material on site yang diajukan oleh kontraktor sebagai
bahan masukan untuk verifikasi Monthly Certificate.
 Melakukan evaluasi atas hasil pengujian laboratorium bahan olah dan bahan jadi.
 Memeriksa Monthly Certificate yang diajukan oleh kontraktor untuk kemudian
dapat menyetujui atau menolak pengajuan Monthly Certificate dimaksud.
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan tanah (galian, timbunan, dan pembuatan badan
jalan) yang dilakukan oleh kontraktor dan mengecek volume pekerjaan tanah
sebagai bahan masukan untuk perhitungan volume pekerjaan tanah yang harus
dibayar.
 Memeriksa pelaksanaan pekerjaan pondasi bawah dan pondasi atas dari
perkerasan jalan yang dilakukan oleh kontraktor dengan merujuk pada
spesifikasi teknis yang digunakan.
 Memeriksa pelaksanaan pekerjaan lapis permukaan jalan yang dilakukan
oleh kontraktor dengan merujuk pada spesifikasi teknis yang digunakan.
 Memeriksa pelaksanaan pembuatan struktur beton termasuk tulangan dan struktur
komposit yang dilakukan oleh kontraktor.
 Memeriksa pelaksanaan pekerjaan pilar dan abutment yang dilakukan oleh
kontraktor.
Warranty Period
 Mengawasi seluruh pekerjaan konstruksi yang telah di-PHO-kan
 Memeriksa sewaktu-waktu perawatan oleh kontraktor atas hasil pekerjaan yang
telah di-PHO-kan.
 Memeriksa berkas pengajuan FHO yang diajukan oleh kontraktor kepada
pemberi tugas.
 Memeriksa berkas tagihan terakhir pembayaran pekerjaan dan
penyelesaian administrasi untuk pengakhiran kontrak yang diajukan oleh
kontraktor.
B. Penyedia jasa adalah istilah untuk badan usaha atau orang perorangan yang menyediakan
barang/pekerjaan konstruksi/jasa konsultasi/jasa lainnya. Berkaitan hal ini maka ada
kewajiban baik kepada pengguna jasa maupun penyedia jasa konstruksi agar memberikan
pengesahan atau persetujuan terhadap beberapa hal, antara lain:
 Hasil layanan Jasa Konstruksi
 Sebab, apabila terjadi kegagalan Hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau perancangan;
 Rencana teknis proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
 Pelaksanaan suatu proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
 Penggunaan material, peralatan dan/atau teknologi; dan/atau
bangunan, maka akan dilihat waktu kegagalan tersebut terjadi, untuk menentukan siapa
yang dapat dimintai pertanggung jawaban. Pengaturannya sebagaimana dalam Pasal 65
UU No. 2/2017, yang menyatakan:
 Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu
yang ditentukan sesuai dengan rencana umur konstruksi.
 Dalam hal rencana umur konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih dari 10
(sepuluh) tahun, Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan
dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan
akhir layanan Jasa Konstruksi.
 Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah jangka
waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
 Ketentuan jangka waktu pertanggungjawaban atas Kegagalan Bangunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus dinyatakan dalam Kontrak Kerja Konstruksi.

C. Auditor adalah orang perorangan atau badan yang menjadi pelaku check and balancing
atau suatu proses yang sistematis untuk mendapatkan dan mengkaji objek bahan bukti
(evidence) perihal pernyataan ekonomi dan kegiatan lain.Dengan kata lain Auditor
mengambil keputusan atau pendapat dari bahan pembuktian, dan melaporkannya kepada
pihak ketiga serta melengkapi bahan bukti untuk meyakinkan kebenaran isi laporan, dan
usulan perbaikan untuk meningkatkan efektifitas proyek. Arti dan proses audit secara
umum mencakup
 Kegiatan audit terdiri dari langkah-langkah sistematis mengikuti urutan yang logis
 Pengkajian secara objektif; dilakukan oleh orang bebas, dalam arti tidak berperan dalam
objek yang akan diaudit.
 Diperlukan bahan bukti (evidence) yaitu fakta atau data dan informasi yang
mendukung yang harus dikumpulkan oleh auditor
 Ada kriteria sebagai patokan pertimbangan atau perbandingan. Kriteria merupakan
standar yang telah ditentukan dimana organisasi, manajemen, atau pelaksana harus
mengikutinya dalam usaha mencapai tujuan sesuai dengan tanggung jawab masing-
masing. Kriteria digunakan auditor untuk menilai apakah suatu kegiatan telah dilakukan
dengan benar atau menyimpang
 Ada kesimpulan berupa pendapat atau opini

auditor Tahap audit proyek adalah


1.Survey pendahuluan
2.Mengkaji dan menguji sistem pengendalian manajemen
3.Pemeriksaan terinci
4.Penyusunan laporan

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan diluar aspek utama :


1. Organisasi, otorisasi, dll
2. Perencanaan dan jadwal
3. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan
4. Mutu barang dan pekerjaan
5. Administrasi, pembelian dan jasa
6. Engineering
7. Konstruksi
8. Anggaran, pendanaan, akuntansi, dll
9. Perundang-undangan dan peraturan pemerintan

Faktor keberhasilan proyek

1. Misi proyek harus memiliki definisi awal tentang tujuan yang jelas
mengenai diadakannya proyek, serta garis besar petunjuk cara atau strategi
mencapainya
2. Dukungan dari pimpinan teras
3. Perencanaan dan jadwal
4. Konsultasi dengan pemilik proyek
5. Personil
6. Kemampuan teknis
7. Acceptance dari pihak pemilik dalam hal ini pemilik ikut melakukan inspeksi, uji
coba dan sertifikasi pada tahap implementasi dan terminasi
8. Pemantauan, pengendalian, dan umpan balik
9. Komunikasi untuk mencegah duplikasi kegiatan, salah paham atau salah
pengertian diantara para peserta proyek

3. Contoh Rencana Anggaran Biaya,Time Schedule dan Kurva S pada Proyek Bangunan

Anda mungkin juga menyukai