Tahukah Anda bahwa dalam suatu proyek, manajemen konstruksi memiliki fungsi dan
peranan yang sangat krusial. Berhasil atau tidaknya suatu proyek tergantung dari
manajemen dalam mengelola berbagai sumber dayanya. Dalam industri konstruksi,
manajemen konstruksi harus dapat memberikan layanan yang sangat baik bagi setiap divisi
dalam menyelesaikan proyek. Mari simak ulasan berikut untuk mengenal manajemen
konstruksi lebih jauh.
1. Perencanaan (Planning)
Sebagai perencana, manajemen konstruksi berfungsi untuk menentukan apa yang harus
dikerjakan, kapan harus mengerjakannya, dan bagaimana cara mengerjakan proyek
tersebut. Manajemen konstruksi berkewajiban untuk pengambilan keputusan atas proses
pembuatan konstruksi.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Setelah melakukan perencanaan, manajemen kosntruksi berfungsi untuk membentuk
organisasi dalam pembuatan proyek. Manajemen konstruksi mengorganisir beberapa divisi
untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam proses pembuatan proyek serta
berhak untuk memberikan pengembangan serta penempatan beberapa tenaga kerja dalam
suatu divisi.
3. Pengarahan (Actuating)
Dalam hal ini, manajemen konstruksi dapat melakukan pembinaan motivasi, memberikan
pelatihan, bimbingan, dan arahan lainnya kepada bawahan dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya yang telah direncanakan.
4. Pengontrolan (Controlling)
Pengontrolan manajemen konstruksi adalah untuk melakukan pengawasan terhadap
kegiatan proyek diseluruh divisi serta mengevaluasi deviasi (penyimpangan) yang terjadi
selama proyek berlangsung hingga menentukan pencegahan dini untuk menghindari
kegagalan.
Selain keempat fungsi utama di atas, Manajemen Konstruksi juga berfungsi sebagai:
1. Cost Control, yaitu mengatur pembiayaan yang menyangkut seluruh kegiatan proyek
agar tercapai tujuan yang telah disepakati bersama pemilik proyek dan para
kontraktor.
2. Quality Control, yaitu untuk menjaga dan mengawasi kesesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan proyek.
3. Time Control, yaitu mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan diluar
prediksi sehingga berdampak pada waktu pelaksanaan proyek.
Tujuan Manajemen Konstruksi
Adapun sasaran utama manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen dengan
efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil yang optimal sesuai kesepakatan dengan
pemilik proyek. Dalam mencapai sasaran utamanya, manajemen konstruksi berorientasi
pada pelaksanaan pengawasan biaya (Cost Control), pengawasan mutu (Quality Control),
dan pengawasan waktu (Time Control).
Dalam melaksanakan peran dan fungsinya, manajemen konstruksi dapat dimulai dari tahap
perencanaan. Namun pada kondisi tertentu, manajemen konstruksi dapat dimulai dari tahap-
tahap lainnya sesuai dengan kesepakatan, tujuan dan kondisi proyek yang bersangkutan.
Agar tidak terjadi kesenjangan atau kesalahpahaman antara kontraktor dengan pemilik
proyek, manajer konstruksi bertanggungjawab untuk mengelola teknis operasional proyek,
menerima masukan-masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional
proyek konstruksi baik dari pemilik proyek maupun para kontraktor yang mencakup seluruh
tahapan proyek mulai dari persiapan hingga penyerahan proyek.
Ada dua jenis kontraktor umum. Pertama, mereka yang akan melaksanakan tugas
berdasarkan visi arsitek dan desainer. Yang kedua, mereka yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan dan pembuatan desain proyek. Jadi, jelaslah bahwa
kontraktor umum memainkan peran pokok selama proses pembangunan dan
mereka memiliki tanggung jawab yang berbeda tergantung pada keterlibatan
mereka selama tahap desain proyek.
Dengan mengingat hal tersebut, berikut ini kami rangkum beberapa fungsi utama
manajemen konstruksi:
1. Menetapkan tujuan dan ruang lingkup proyek dengan jelas. Ini juga
termasuk mengatur jadwal, menetapkan standar kinerja, penganggaran, dan
memilih pekerja proyek.
2. Meningkatkan alokasi sumber daya dengan memperbaiki proses pengadaan
dan pengelolaan peralatan.
3. Menjalankan tugas-tugas operasional sebagai hasil dari koordinasi dan
pemantauan efektif dari seluruh proses (misalnya: desain, kontrak,
perencanaan dll).
4. Membangun saluran komunikasi yang kuat untuk menghindari atau
menyelesaikan konflik proyek
Tahapan-Tahapan Manajemen
Konstruksi
Setelah proses penawaran dan tanda tangan kontrak selesai, proyek konstruksi
dapat dimulai. Manajemen proyek bangunan sangat berbeda dengan manajemen
proyek jenis lain. Namun, ada beberapa prinsip yang biasanya selalu ada. Proyek
konstruksi biasanya terdiri dari lima tahapan:
Inisiasi
Perencanaan
Eksekusi
Penutupan
Tahap ini adalah penyelesaian proyek. Pada tahap ini, manajer konstruksi
memeriksa apakah proyek telah memenuhi tujuan awal dan apakah proyek
diselesaikan berdasarkan estimasi anggaran awal. Kemudian, manajer menyusun
laporan yang menyajikan hasil akhir dari proyek, yang dapat menjadi sumber
pengetahuan berharga untuk proyek pembangunan masa depan.
Mengoptimalkan Penjadwalan
Proyek Konstruksi
Anda harus dapat menyelesaikan proyek tepat waktu. Sebab, jika tidak, akan ada
banyak biaya yang dihabiskan dan Anda akan menempatkan tim proyek Anda di
bawah tekanan. Inilah mengapa proyek konstruksi membutuhkan solusi digital
yang dapat memberikan visibilitas lengkap di seluruh proses dan memudahkan
pemangku kepentingan proyek untuk memonitor setiap detail.
Setelah tugas diberikan dan rencana yang jelas telah ditetapkan, maka sudah
saatnya untuk mengomunikasikan semuanya itu kepada seluruh pekerja yang
terlibat. Melalui perangkat lunak manajemen proyek yang andal, ini dapat
dilakukan secara real-time sehingga memudahkan tim untuk mengoordinasikan
langkah selanjutnya dengan lebih cepat dan mudah.
Salah satu masalah yang paling umum yang sering terjadi dalam manajemen
konstruksi adalah kurangnya kepercayaan di seluruh rantai pasokan. Akibatnya,
subkontraktor akhirnya menunda tugas mereka karena takut subkontraktor
sebelumnya tidak menyelesaikan pekerjaan mereka tepat waktu. Hal ini
menyebabkan penundaan proyek yang signifikan dan situs konstruksi ditinggalkan
selama berminggu-minggu sebelum tugas berikutnya dimulai.
Manajemen konstruksi terdiri dari berbagai proses yang kompleks, mulai dari
perancangan, perencanaan, eksekusi, pemantauan, hingga penutupan. Semua tahap
itu telah Anda pelajari di bab sebelumnya. Di bab ini, Anda akan mengetahui cara
memilih perangkat lunak manajemen konstruksi terbaik, melakukan dokumentasi,
menangani risiko dan kegagalan, dan menghadapi perubahan dalam proyek
konstruksi.
Seluruh perkembangan dicatat secara digital dan disimpan di dalam sistem yang
terpusat. Seluruh pihak yang memiliki akses ke dokumentasi akan secara otomatis
mendapatkan notifikasi setiap kali pembaruan terjadi.
Risiko bisa datang dari berbagai sumber. Bisa terjadi di lingkungan kerja,
keuangan, kontrak, proyek, atau pemangku kepentingan. Menemukan penyebab
risiko akan memudahkan Anda mengatasinya.
Urutkan tingkat keparahan risiko
Setiap orang harus tahu dan berkontribusi pada manajemen risiko yang baik sesuai
dengan perannya dalam bisnis konstruksi. Pembahasan mengenai risiko harus
menjadi bagian dari komunikasi di semua tingkatan. Dengan memiliki platform
tersentralisasi dan terintegrasi, Anda akan dapat dengan mudah menyebarkan
informasi terkait risiko kepada seluruh tim dan pemangku kepentingan.
Network scheduling adalah perencanaan pembagian waktu dan hubungan antar pekerjaan
yang ada dalam suatu proyek. Penjadwalan proyek meliputi proses-proses sebagai berikut:
Menetapkan waktu tahapan proyek dan waktu penyelesaian keseluruhan proyek.
Menetapkan waktu dan urutan dari bermacam-macam tahapan, keterkaitan satu aktivitas
dengan aktivitas lain.
Dimulai dengan menggambarkan kerangka jaringan dengan daftar perincian aktivitas
(work break down).
Dilengkapi dengan daftar personil pelaksana dan daftar aktivitas.
Tujuan penjadwalan proyek yaitu:
1. Mengetahui hubungan antar pekerjaan
Predecessor (mendahului)
Successor (mengikuti)
2. Mengetahui durasi tiap pekerjaan dan durasi proyek
3. Mengetahui waktu mulai dan waktu akhir setiap pekerjaan
4. Menentukan peyediaan/penggunaan :
SDM
Material
Alat
Dana
Teknologi/metoda
5. Alat Monitoring,pengendalian dan evaluasi proyek.
Jenis-jenis metoda penjadwalan proyek:
1. Bar Chart /Gantt Chart, digunakan untuk proyek berskala kecil.
2. S.Curve
3. Network Diagram, digunakan pada proyek besar dan rumit. terdiri dari berbagai jenis:
Metode jaringan waktu tetap, Diasumsikan waktu yang digunakan setiap aktivitas
adalah tetap
CPM (Critical Path Method), Metode keseimbangan waktu dan biaya.
PERT (Programme Evaluation and Review Technique), Metode acak.
PDM (Precedence Diagram Method), Metode dengan prasarat.
GERT (Graphical Evaluation and Review Technique)
LSM (Linear Schduling Method)/ Line Balance Diagram/Diagram Vektor
Keuntungan dari network scheduling antara lain :
1. Formatnya menjadi landasan utama untuk perencanaan, prediksi dan acuan bagi
manajemen dalam mengambil keputusan bagaimana menyiapkan sumber daya untuk
melakukan proyek tepat waktu dan sesuai sasaran.
2. Membantu manajemen dalam mengevaluasi alternatif lain lewat beberapa pertanyaan
yang muncul seperti: berapalama keterlambatan yang berdampak pada penyelesain
proyek,mana kegiatan yang kritis dan mana kegiatan yang punya waktu luang.
3. Membantu untuk mendapatkan kerangka untuk pelaporan.
4. Membantu untuk mengidentifikasi jalur terpanjang, jalur kritis dan membantu untuk
penjadwalan analisa risiko.