Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu
dan sumber daya yang terbatas. Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal
perencanaan,pengorganisasian, Pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat
mencapai tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang
telah ditetapkan awal Pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh
waktu,dan sering kali juga dibatasi oleh sumber pendanaan),untuk mencapai tujuan dan hasil
yang spesifik dan unik,dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang
bermanfaat atau yang Mempunyai nilai tambah. Proyek selalu bersifat sementara atau temporer
dan sangat kontras dengan bisnis pada umumnya (Operasi-Produksi), dimana Operasi-Produksi
mempunyai sifat perulangan (repetitif), dan aktivitasnya biasanya bersifat permanen atau
mungkin semi permanen untuk menghasilkan produk atau layanan (jasa/servis). Pada
prakteknya,tipe manajemen pada kedua system ini sering berbeda,dengan kemampuan teknis dan
keputusan manajemen strategis yang spesifik. Langkah-langkah dalam membuat perencanaan,
penjadwalan dan pengendalian proyek konstruksi dengan menggunakan bar chart dan
kurva-S. Keberhasilan suatu proyek konstruksi (mencapai tujuan akhir dengan menyelaraskan 3
tujuan utama proyek yaitu biaya optimal, mutu yang bagus dan waktu yang tepat) sangat
dipengaruhi oleh kejelian perencana proyek dalam menjadwal pelaksanaan suatu proyek
konstruksi. Suatu proyek konstruksi memiliki batasan-batasan. Batasan-batasan tersebut
diantaranya :

1. Batasan waktu pelaksanaan


2. Batasan pemakaian jumlah tenaga kerja.
3. Batasan pemakaian jumlah material.
4. Batasan nilai dari sebuah proyek

Dari beberapa batasan batasan tersebut suatu proyek konstruksi membutuhkan perencanaan,
penjadwalan dan pengendalian proyek dengan tujuan untuk menyelaraskan antara biaya proyek
yang optimal, mutu pekerjaan yang berkualitas dan waktu pelaksanaan yang tepat.
Gambar 1.1 elemen utama suatu proyek

Ketiga elemen tersebut berkaitan dan saling mempengaruhi. Kualitas mutu berkaitan dengan
biaya yang dikeluarkan, besar kecilnya biaya secara umum menunjukkan tinggi rendahnya
mutu untuk suatu pekerjaan. Demikian pula dengan waktu pelaksanaan, tinggi rendahnya mutu
secara tidak langsung berkaitan dengan lama waktu pelaksanaan. Dari waktu yang lebih
lama secara otomatis akan menambah biaya pelaksanaan. Bentuk saling mempengaruhi ini
memberikan beberapa kebutuhan akan teknik untuk manajemen proses konstruksi.

Ruang Lingkup Proyek

Berikut ini ruang lingkup proyek, diantaranya:

1. Menentukan waktu dimulai proyek .


2. Perencanaan lingkup dari proyek yang akan dikerjakan. Pendefinisian dari ruang lingkup
proyek.
3. Verifikasi proyek dan kontrol atas perubahan yang mungkin saja terjadi ketika proyek
tersebut dimulai.

3 Garis Besar Berlangsungnya Suatu Proyek :

Setelah memahami pengertian manajemen proyek, maka ketahui juga bahwa ada 3 (tiga) garis
besar untuk menciptakan berlangsungnya suatu proyek, diantaranya meliputi:

1. Perencanaan

Untuk mencapai sebuah tujuan, suatu proyek membutuhkan suatu perencanaan yang
benar- bebar matang. Yaitu dengan meletakkan dasar dari tujuan dan sasaran dari
suatu proyek sekaligus menyiapkan semua program teknis dan menyiapkan
administrasi supaya dapat diimplementasikan. Tujuannya yaitu supaya memenuhi
persyaratan spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu, mutu, biaya maupun
keselamatan kerja. Perencanaan suatu proyek dilakukan dengan cara studi kelayakan,
rekayasa nilai, perencanaan area dari manajemen proyek (Seperti: waktu, biaya, mutu,
kesehatan, lingkungan,keselamatan kerja, sumber daya, resiko dan sistem informasi).

2. Penjadwalan

Merupakan implementasi dari perencanaan yang bisa memberikan informasi


mengenai jadwal rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya,
tenaga kerja, peralatan, dan material), durasi dan juga progres waktu untuk
menyelesaikan proyek. Penjadwalan proyek yang mengikuti perkembangan proyek
dengan berbagai macam permasalahannya. Proses monitoring dan juga updating
selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang realistis supaya sesuai dengan
tujuan proyek tersebut. Terdapat beberapa metode untuk mengelola penjadwalan
proyek, diantaranya yaitu Kurva S (hanumm Curve), Barchart, Penjadwalan Linear
(diagram Vektor), Network Planning serta waktu dan durasi kegiatannya. Jika terjadi
penyimpangan terhadap rencana awal, maka dilakukanlah evaluasi dan tindakan
koreksi supaya proyek tetap berada di jalur yang diharapkan.

3. Pengendalian Proyek

Pengendalian mempengaruhi hasil akhir dari suatu proyek. Tujuan utamanya yaitu
untuk meminimalisasi segala penyimpangan yang mungkin terjadi selama
berlangsungnya proyek. Tujuan dari pengendalian proyek ialah optimasi kinerja
biaya, waktu, mutu dan juga keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak
ukur. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian ialah berupa
pengawasan, pemeriksaan, dan juga koreksi yang dilakukan selama proses
implementasi.
Contoh manajemen proyek

Contoh proyek yang ada dilingkungan sekitar kita, misalnya seperti di bawah ini:

1. Proyek konstruksi, Yaitu proyek yang hasilnya berupa pembangunan gedung,


jembatan, jalan raya, jalan tol, dsb.

2. Proyek penelitian dan pembangunan, Yaitu melakukan suatu penelitian dan


pengembangan, sampai terciptanya suatu produk tertentu dengan maksud dan tujuan
untuk memperbaiki ataupun meningkatkan kualitas suatu produk, layanan dan lain
sebagainya.
3. Proyek industri manufaktur, Yaitu kegiatannya mulai dari merancang sampai
terciptanya suatu produk yang baru lalu di jual ke konsumen.
4. Proyek padat modal, Yaitu suatu proyek yang membutuhkan modal yang besar.
Seperti misalnya pembebasan tanah yang luas, pembelian barang maupun pengadaan
suatu barang, pembangunan suatu fasilitas produksi dan sebagainya.

Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang Manajer Proyek


Seorang manager proyek merupakan seorang professional dalam bidang manajemen proyek.
Manajer proyek memiliki tanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan dan
penutupan sebuah proyek yang biasanya berkaitan dengan bidang industri kontruksi, arsitektur,
telekomunikasi dan informasi teknologi. Untuk menghasilkan kinerja yang baik, sebuah proyek
harus dimanage dengan baik oleh manajer proyek yang berkualitas baik serta memiliki
kompetensi yang disyaratkan. Lalu apa saja kompetensi yang dimaksud? Seorang manajer
proyek yang baik harus memiliki kompetensi yangmencakup unsur ilmu pengetahuan
(knowledge), kemampuan (skill) dan sikap (attitude). Ketiga unsur ini merupakan salah satu
faktor penting dalam menentukan keberhasilan proyek. Sebuah proyek akan dinyatakan berhasil
apabila proyek dapat diselesaikan sesuai dengan waktu, ruang lingkup dan biaya yang telah
direncanakan. Manajer proyek merupakan individu yang paling menentukan keberhasilan
/kegalan proyek. Karena dalam hal ini manajer proyek adalah orang yang memegang peranan
penting dalam mengintegrasikan, mengkoordinasikan semua sumber daya yang dimiliki dan
bertanggung jawab sepenuhnya atas keberhasilan dalam pencapaian sasaran proyek. Untuk
menjadi manajer proyek yang baik, terdapat 9 ilmu yang harus dikuasai. Adapun ke sembilan
ilmu yang dimaksud antara lain :
1. Manajemen Ruang Lingkup
2. Manajemen Waktu
3. Manajemen Biaya
4. Manajemen Kualitas
5. Manajemen Sumber Daya Manusia
6. Manajemen Pengadaan
7. Manajemen Komunikasi
8. Manajemen Resiko
9. Manajemen Integrasi.
Seorang manajer proyek yang baik juga harus mempersiapkan dan melengkapi kemampuan diri
sendiri yang bisa diperoleh melalui kursus manajemen proyek. Adapun panduan referensi
standart internasionalyang kerap dipergunakan dalam bidang manajemen proyek adalam
PMBOK (Project Management Body Of Knowledge). Setelah seorang manajer proyek dirasa
cukup menguasai bidang pekerjaan yang sedangdijalani, maka disarankan untuk dapat
mengambil sertifikasi manajemen proyek. Mereka yang berhasil mendapatkan sertifikasi ini akan
memperoleh gelar PMP (Project Management Professional) dibelakangnamanya sebagai bukti
dimilikinya kemampuan terkait.
Kata konstruksi di dalam kenyataannya ialah suatu konsep yang sangat sulit untuk dipahami
dan disepakati kata konstruksi mempunyai beragam interpretasi, tidak dapat didefinisikan secara
tunggal, dan sangat tergantung pada konteksnya. Beberapa pengertian dari konstruksi
berdasarkan konteksnya perlu dibedakan atas dasar: proses, bangunan, kegiatan, bahasa dan
perencanaan.
Konstruksi adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah
bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan
infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi diartikan
sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misalnya,
Konstruksi Struktur Bangunan adalah suatu bentuk atau bangunan secara keseluruhan dari
struktur bangunan. contoh lain adalah: Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi
Kapal, dan lain lain. Konstruksi bisa juga diartikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu
bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya) meskipun kegiatan konstruksi dikenal sebagai
satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri
dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya hanya dilakukan satu kali.
Pada umumnya proyek konstruksi memiliki jangka waktu yang pendek. Di dalam rangkaian
kegiatan proyek kontstruksi tersebut, biasanya terdapat suatu proses yang berfungsi untuk
mengolah sumber daya proyek sehingga dapat menjadi suatu hasil kegiatan yang menghasilkan
sebuah bangunan. Adapun proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya akan
melibatkan pihak-pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan
terlibatnya banyak pihak dalam sebuah proyek konstruksi maka hal ini dapat menyebabkan
potensi terjadinya konflik juga sangat besar sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
proyek konstruksi sebenarnya mengandung konflik yang cukup tinggi juga.
Manajemen Konstruksi pada umumnya akan meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu.
manajemen material serta manjemen tenaga kerja. Pada prinsipnya, dalam manajemen
konstruksi, manajemen tenaga kerja merupakan salah satu hal yang akan lebih ditekankan. Hal
ini disebabkan manajemen perencanaan hanya berperan sekitar 20% dari rencana kerja proyek.
Sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.
Adapun fungsi dari manajemen konstruksi yaitu :
1. Perencanaan (Planning)
Sebagai perencana, manajemen konstruksi berfungsi untuk menentukan apa yang
harus dikerjakan, kapan harus mengerjakannya, dan bagaimana cara mengerjakan
proyek tersebut. Manajemen konstruksi berkewajiban untuk pengambilan keputusan
atas proses pembuatan konstruksi.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Setelah melakukan perencanaan, manajemen kosntruksi berfungsi untuk membentuk
organisasi dalam pembuatan proyek. Manajemen konstruksi mengorganisir beberapa
divisi untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam proses pembuatan
proyek serta berhak untuk memberikan pengembangan serta penempatan beberapa
tenaga kerja dalam suatu divisi.
3. Pengarahan (Actuating)
Dalam hal ini, manajemen konstruksi dapat melakukan pembinaan motivasi,
memberikan pelatihan, bimbingan, dan arahan lainnya kepada bawahan dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yang telah direncanakan.
4. Pengontrolan (Controlling)
Pengontrolan manajemen konstruksi adalah untuk melakukan pengawasan terhadap
kegiatan proyek diseluruh divisi serta mengevaluasi deviasi (penyimpangan) yang
terjadi selama proyek berlangsung hingga menentukan pencegahan dini untuk
menghindari kegagalan.
Selain keempat fungsi utama di atas, Manajemen Konstruksi juga berfungsi sebagai:
1. Cost Control, yaitu mengatur pembiayaan yang menyangkut seluruh kegiatan
proyek agar tercapai tujuan yang telah disepakati bersama pemilik proyek dan
para kontraktor.
2. Quality Control, yaitu untuk menjaga dan mengawasi kesesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan proyek.
3. Time Control, yaitu mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan
diluar prediksi sehingga berdampak pada waktu pelaksanaan proyek.

Tujuan dari Manajemen Konstruksi

Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan
pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan untuk
keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang
digunakan dan waktu pelaksanaan. Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan
pelaksanaan pengawasan mutu (Quality Control), pengawasan biaya (Cost Control) dan
pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control).

Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun
dapat juga pada tahap–tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga
konsep MK dapat diterapkan pada tahap–tahap proyek sebagai berikut:

1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek.

2. Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional
proyek, dalam bentuk masukan – masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan
teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh   tahapan proyek, mulai
dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.
3. Tim Manajemen Konstruksi sudah berperan sejak awal desain, pelelangan dan
pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak mulai dari tahap
desain.
4. Tim Manajemen Konstruksi akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam
penyempurnaan desain sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi       
dilaksanakan setelah tahap desain.
5. Manajemen Konstruksi berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan
melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi
dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak – kontrak
pelaksanaan untuk kontraktor.

Tugas Manajemen Konstruksi

Adapun tugas lain dari manajemen konstruksi secara garis besar diantaranya yaitu:

1. Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan metode konstruksi yang
benar atau tidak.
2. Meminta laporan progres dan penjelasan pekerjaan tiap item dari kontraktor secara
tertulis.
3. MK berhak menegur dan menghentikan jalannya pekerjaan apabila tidak sesuai dengan
kesepakatan.
4. Mengadakan rapat rutin baik mingguan maupun bulanan dengan mengundang konsultan
perencana, wakil owner dan kontraktor.
5. Berhubungan langsung dengan owner atau wakil owner dalam menyampaikan segala
sesuatu di proyek.
6. Menyampaikan progres pekerjaan kepada owner langsung.
7. Mengesahkan material yang akan digunakan apakah sesuai dengan spesifikasi kontrak
atau tidak.
8. Mengelola, mengarahkan dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor
dalam aspek mutu dan waktu.
9. Mengesahkan adanya perubahan kontrak yang diajukan oleh kontraktor.
10. Memeriksa gambar shop drawing dari kontraktor sebelum dimulai pelaksanaan
pekerjaan.
11. Selalu meninjau ulang metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar memenuhi
syarat K3LMP “Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Lingkungan, Mutu dan
Pengamanan”.
12. Memberikan Site Instruction secara tertulis apabila ada pekerjaan yang harus dikerjakan
namun tidak ada di kontrak untuk mempercepat jadwal.

KESIMPULAN :

Proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam suatu wadah
organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Dari sekian banyak pembahasan
yang tertera di atas maka dapat kita simpulkan bahwa manajemen proyek sangat lah penting
dalam suatu menejemen konstruksi dimana dengan proyek konstruksi yang se rumit dan sebesar
itu tentunya di perlukan suatu alat yang berguna dalam pengaturan jalanya proyek tersebut yang
disebut menejemen proyek konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA :

https://www.academia.edu/4969550/Jurnal_Manajemen_proyek

Manajemen Proyek Konstruksi I dan II, Istimawan D.H.

https://ebooktekniksipil.files.wordpress.com/2014/05/1714_manajemen-konstruksi.pdf

Tanubrata, Maksum. (2002), Dasar -Dasar Manajemen Konstruksi, UKM, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai