COST CONTROL
Pada bab Cost control akan membahas kegiatan pengendalian dan evaluasi biaya proyek
sejak saat proyek tersebut dimulai sampai dengan proyek tersebut selesai berdasarkan suatu
tolak ukur yang telah ditetapkan yaitu Buku Biru (Project Plan). Di dalam Buku Biru,
terdapat 2 (dua) rencana anggaran, yaitu Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB).
1
Rencana anggaran pelaksanaan adalah jumlah total semua biaya yang berkaitan secara
langsung dengan kelangsungan pelaksanaan proyek. Semua item yang terdaftar dalam RAB
dikendalikan pengeluarannya.
Pada proyek pembangunan kantor XYZ , terdapat 6 (enam) kelompok besar biaya langsung
yang termasuk ke dalam Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP), yaitu:
Biaya Preliminary/Persiapan
Di dalamnya termasuk biaya-biaya pekerjaan persiapan proyek konstruksi, termasuk
manajemen proyek dan biaya administrasi lapangan, mobilisasi dan demobilisasi
peralatan dan perlengkapan kerja, peralatan dan perlengkapan kerja, dll.
Biaya Material
Jenis biaya ini termasuk seluruh biaya yang berkaitan dengan bahan/material proyek,
termasuk biaya bahan persiapan, bahan pekerjaan struktur, bahan pekerjaan pondasi,
dan bahan pekerjaan pekerjaan arsitek.
Biaya Alat
Biaya alat mencakup keseluruhan alat yang digunakan pada saat konstruksi, dari
alat-alat berat hingga ke alat-alat kecil seperti tang.
Biaya Subkontraktor
Di proyek pembangunan kantor XYZ, yang termasuk biaya subkontraktor antara
lain pekerjaan mekanikal elektrikal
Biaya ini termasuk gaji karyawan, biaya kantor dan rumah tangga, rapat proyek
dan koordinasi, dokumen kontrak, pengadaan coordination drawing, pengadaan
shop drawing, pengadaan as built drawing, laporan bulanan dan foto-foto kemajuan
pekerjaan, pengadaan contoh bahan, kebersihan dan kerapihan, dll.
Secara garis besar, klasifikasi biaya di proyek Pembangunan Kantor XYZ
dapat
Upah
Material
Subkon
Biaya
Langsu
ng
Prelimina
ry
Biaya
Umum
Rencana Anggaran Biaya adalah nilai jual yang setuju dibayarkan oleh pemilik proyek
(owner) kepada kontraktor pelaksana. RAB adalah jumlah RAP ditambah dengan laba yang
diambil kontraktor dan resiko yang ditanggung oleh kontraktor.
Rencana
Anggaran
Pelaksana
an
Laba +
Rugi
Rencana
Anggaran
Biaya
Aspek-aspek Kontrol1
Time Control
Yang dimaksud dengan dengan time control adalah pengendalian waktu pelaksanaan
proyek, agar proyek dapat diselesaikan dalam batas waktu yang ditetapkan.
Keterlambatan penyelesaian proyek, tentu akan membawa risiko bertambahnya biaya.
Total durasi suatu proyek adalah ditentukan oleh durasi tiap-tiap jenis pekrjaan,
dimana tiap-tiap jenis pekrjaan ditentukan saat mulainya. Sedang durasi tiap-tiap jenis
pekerjaan diperoleh dari tingkat produktivitas yang akan dicapai oleh sejumlah
sumber daya yang digunakan. Oleh karena itu, bila dalam realisasinya pekerjaan tidak
diselesaikan sesuai rencana waktunya, maka ini berarti realisasi tingkat produktivitas
dari sejumlah sumber daya tersebut menurun, atau lebih rendah dari rencana, yang
akibatnya tentu saja biayanya menjadi naik. Belum lagi pengaruh dari biaya tidak
langsung, yang akan menambah sebanding dengan bertambahnya waktu.
Jadi, dalam kaitannya dengan pengendalian biaya maka tindakan dalam pengendalian
waktu pelaksanaan, ada beberapa alternatif sesuai dengan kondisinya, antara lain
adalah sebagai berikut:
Menepati total durasi proyek yang telah ditetapkan, utnuk menghindari risiko
denda dan dampak lain yang merugikan, terutama adalah kesulitan pengaturan
sumber daya perusahaan (alat, tenaga dan modal), yang mungkin akan
biaya terkecil
Alat kendali waktu yang digunakan pelaksanaan proyek pada dasarnya ada tiga
macam metode, yaitu:
Bar chart atau Gantt chart method, biasanya digunakan untuk proyek-proyek
yang sederhana.
Vector diagram method, biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang sifat
Quality control
Yang dimaksud dengan pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu
yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk mengendalikan mutu pada square
pile atau sistem-sistem agar memenuhi kriteria dan spesifikasi yang telah ditentukan
(Iman Soeharto, Manajemen Proyek Dari Konseptual sampai dengan Operasional,
Erlangga,Jakarta,1997).
Selain itu secara definitif pengendalian dapat dikatakan sebagai proses untuk
menentukan (mendetermine) apa yang akan dilaksanakan artinya standar, apa yang
sedang dilaksanakan, dan melakukan tindakan perbaikan (koreksi) sehingga
pelaksanaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Tujuan utama kegiatan pengendalian mutu adalah suatu kegiatan yang meliputi
kegiatan-kegiatan yang berupa pengetesan, pengukuran, dan pemeriksaan untuk
memantau apakah kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan.
Dengan demikian pengendalian mutu dapat dilihat sebagai suatu proses yang terdiri
dari:
1
2
3
4
Penetapan Standar
Adanya Pelaksanaan
Perlu adanya evaluasi
Tindakan perbaikan / koreksi
Kegiatan pengendalian selalu diawali dengan menetapkan terlebih dahulu apa yang
menjadi standar atau dasar pengendalian, kemudian standar tadi harus diikuti dengan
kegiatan pelaksanaan, mustahil adanya pengendalian jika pelaksanaan tidak ada.
Tindakan selanjutnya adalah evaluasi atau proses membandingkan antara pelaksanaan
dan standar yang sudah ditetapkan, apakah ada penyimpangan atau kesesuaian antara
standar dengan pelaksanaan. Jika terjadi penyimpangan, maka diperlukan tindakan
perbaikan untuk mengembalikan penyimpangan agar tidak terlalu jauh dari standar
yang sudah ditetapkan (Afrizal Nursin, Manajemen Proyek, Politeknik Negeri Jakarta,
Jakarta.1999; 20).
Pada penetapan standar ini yang perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Safety control
Saat ini sudah mulai digalakkan construction safety, yang sangat dikenal dengan
istilah K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) di lingkungan proyek konstruksi. Risiko
kecelakaan ini menjadi semakin besar dengan mulai bermunculan proyek-proyek
besar, untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupannya.
Risiko yang dihadapi oleh proyek konstruksi banyak disebabkan oleh sifat
khusus/spesifik dari proses konstruksi, antara lain sebagai berikut:
Terdiri dari banyak kegiatan yang rawan kecelakaan.
Kegiatannya tidak standar, selalu berubah, yang sangat dipengaruhi oleh
Construction safety (keamanan konstruksi) mempunyai dua aspek penting yang harus
diperhatikan secara bersama, yaitu:
langsung.
Cost control
Dalam kegiatan usaha jasa konstruksi, pengendalian biaya sangat penting artinya
untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Bila biaya konstruksi yang memang
sangat variabel ini tidak dapat dikendalikan, maka risikonya adalah kerugian usha,
yang bila berlangsung terus menerus dapat menyebabkan kebangkrutan usaha.
Hal ini disebabkan oleh sifat usaha jasa konstruksi yang selalu menghadapi dilema,
yaitu:
Harga jual (nilai kontrak), yang bersifat konserfatif (relatif tetap nilainya)
Biaya produksi (biaya pelaksanaan proyek), yang bersifat fluktuatif selama
proses pelaksanaan, dan cenderung membesar bila tidak dikendalikan.
Untuk menghadapi kondisi yang dilematis tersebut, diperlukan dua kemampuan yang
sangat mendasar, agar perushaan dapat bertahan hidup dan berkembang, yaitu:
Kemampuan tentang construction cost, untuk memenangkan persaingan harga
secara aman yanitu menghasilkan cost estimate yang akurat dan cukup
bersaing.
Kemampuan untuk melakukan pengendalian terhadap biaya (cost control),
yaitu merealisir biaya pelaksanaan agar tidak terjadi penyimpangan terhadap
budget yang telah ditetapkan.
Low bid (under bid) yaitu salah dalam cost estimating, baik karena harga yang
terlalu rendah, kuantitas yang kurang, ataupun item pekerjaan yang tidak
ditampilkan.
Informasi/pengetahuan yang kurang tentang keadaan/kondisi pekerjaan.
Naiknya harga dari sumber daya yang digunakan selama proses konstruksi,
tepat.
Pengawasan dan manajemen yang tidak efektif
Dalam cost budget yang diuraikan di depan, biaya langsung proyek dirinci manjadi
unsur-unsur sebagai berikut:
Biaya bahan/material
Biaya upah
Biaya alat
Biaya subkontrak
Keempat unsur tersebut marupakan kelompok yang dominan, dan unsur sisanya
merupakan kelompok minor, yaitu:
Biaya persiapan/penyelesaian
Biaya overhead proyek (lapangan)
Untuk proyek yang memilki item pekerjaan yang banyak sekali, seperti proyek
gedung bertingkat, maka rasanya tidak mungkin bila seluruh item pekerjaan
dievaluasi, karena akan memakan energi yang besar. Untuk mengatasi hal tersebut
maka dilakukan metode sebagai berikut:
Membagi-bagi cost cost budget menjadi beberapa bagian dari proyek, yang
Pada dasarnya, setiap biaya setiap item pekerjaan terdiri dari dua faktor yang
dikalikan, yaitu:
Kuantitas pekerjaan
Harga satuan pekerjaan
Tiap unsur dari biaya, yaitu biaya bahan, upah, alat, sub kontraktor, dan
seterusnya.
Faktor dari masing-masing unsur biaya, yaitu kuantitas dan harga satuan.
2
PENGENDALIAN LIKUIDITAS
Pada pengendalian biaya proyek, umumnya terfokus pada kondisi rentabilitas, yaitu
mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan dan biaya proyek tetap terjaga.
Rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba, sedangkan likuiditas adalah kemampuan
membayar pada saat jatuh tempo.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas maka kondisi proyek dapat dibagi dalam empat
kelompok, yaitu:
baik.
Rentabilitas jelek dan likuiditas jelek
Proyek ini sedapat mungkin dihindari atau dicegah sejak awal agar tidak terjadi.
Penerimaan
Biaya
Secara matematis, modal kerja yang diperlukan adalah sebesar biaya dikurangi
penerimaan, semakin kecil selisih dua hal pokok tersebut menunjukkan bahwa
modal kerjanya juga kecil, demikian juga sebaliknya.
Secara grafis, selama masa pelaksanaan, dua hal pokok tersebut akan diwakili oleh
dua buah grafik yang dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi tentang kebutuhan
modal kerja proyek.
Pengendalian Penerimaan
Salah satu unsur pengendalian likuiditas proyek adalah pengendalian penerimaan. Dalam
upaya pengendalian, maka ada dua tahap yang harus dilakukan yaitu:
pelaksanaan.
Batasi seminimal mungkin pembiayaan yang tidak terkait langsung dengan