PENGENDALIAN PROYEK
(Project Planning And Control)
Oleh :
Sapitri, ST., MT
1. PENDAHULUAN.
2. ELEMEN DASAR LSM:
a. Parameter Sistem Sumbu.
b. Tingkat Produktifitas Kegiatan.
c. Interupsi dan Restraint.
d. Buffer.
e. Interval Kegiatan.
f. Waktu Tenggang (Float).
g. Lintasan Kritis.
3. PENGGUNAAN LSM UNTUK PEMANTAUAN.
4. ANALISIS BIAYA -WAKTU.
5. KEGIATAN DISKRIT.
6. PENYESUAIAN JADWAL MUSIMAN.
2
7. KURVA KEMAJUAN.
PENDAHULUAN
Line of Balance Technique
LSM has relationships to the line of balance (LOB)
technique, developed by US. Navy in the early 1950s.
First applied to industrial manufacturing and
production control.
PENDAHULUAN
5
Characteristics
1. Menunjukkan sifat konstruksi berulang.
2. Perkembangan/ kemajuan pekerjaan dapat dilihat dengan
mudah.
3. Urutan kegiatan kerja yang berbeda dapat dengan mudah
dipahami.
4. Memiliki detail yang cukup tinggi (have fairly high level of
detail)
5. Dapat dikembangkan dan disiapkan dalam jangka waktu lebih
pendek dari format lain.
6
IMPLEMENTATION OF LSM
1. Dalam beberapa jenis proyek sering ditemui kegiatan-kegiatan yang
dilakukan bersamaan dalam suatu urutan yang bersifat linier (tidak
diskrit), seperti:
- Transportation projects; highway const, highway resurfacing and
maintenance, airport runway const. and resurfacing, mass transit
systems and railroads.
- Jalur pipa (pipelines) - Saluran irigasi
- Kabel telepon, kabel listrik - Tunnels, dsb.
2. Proyek-proyek yang memiliki banyak kegiatan repetitif meskipun
bersifat diskrit dapat juga dianggap memiliki karakteristik yang
bersifat linier, seperti:
- Pembangunan unit-unit rumah dalam suatu kompleks perumahan;
- Pekerjaan pembuatan lantai-lantai gedung bertingkat banyak (high-rise
building construction)
- Jembatan panjang dengan jumlah tiang pilar yang banyak, dsb.
3. Pada kegiatan yang bersifat linier:
- penerapan metoda jaringan kerja akan menemui banyak kesulitan
sehingga kurang disukai oleh para kontraktor yang akhirnya kembali
7
hanya menggunakan barchart.
Advantages of LSM
Provides more information concerning the planned method of
const than a bar chart.
In certain types of projects, LSM offers some advantages over
the network approach.
Didalam barchart:
- ketergantungan antar kegiatan tidak diperlihatkan;
- demikian juga perubahan kecepatan pelaksanaan pekerjaan
tidak terlihat.
Pada LSM :
- Kelemahan-kelemahan pada barchart dapat diatasi;
- Fleksibel dalam penggunaannya untuk mengakomodasi
berbagai situasi yang bersifat linier atau repetitif.
PENGGAMBARAN LSM
9
Bentuk dasar presentasi LSM diperlihatkan pada contoh diagram
berikut:
9
8
Bridge
7
Location (Km)
6
5
4
3
2
1
11
ELEMEN DASAR LSM
12
I. PARAMETER SISTEM SUMBU
Lf
Lf ri,2
ri,3
ri,1
Lokasi
Loka s i
ri
Ls Ls
15
2. TINGKAT PRODUKTIFITAS KEGIATAN
r,
i3
r,
Lokasi
i2
r,
i1
Waktu
- ri = tingkat produktifitas kegiatan i;
- ri1; ri2; ri3 = tingkat produktifitas
kegiatan 1 pada perioda 1, 2, 3,
dst.nya jika diperlukan.
16
2. TINGKAT PRODUKTIFITAS KEGIATAN
4. Penentuan tingkat produktivitas:
a. Dilakukan secara iteratif.
b. Pada awal penjadwalan:
- tingkat produktivitas dihitung berdasarkan biaya langsung
minimum (optimum) untuk setiap kegiatan.
c. Pada tahapan berikutnya:
- tingkat produktivitas dapat diubah (diperbesar atau diperkecil)
selama proses analisis biaya-waktu untuk memperoleh biaya
total proyek yang optimum.
d. Perubahan tingkat produktivitas suatu kegiatan akan
mengakibatkan:
- kenaikan biaya langsung untuk kegiatan tersebut,
- tetapi secara keseluruhan proyek, kenaikan biaya tak langsung
mungkin dapat diimbangi oleh:
- penghematan dalam biaya tak langsung proyek atau -
dihindarkan denda keterlambatan.
17
3. INTERUPSI DAN RESTRAINT
ri3
1 2 3
Lokasi
Lokasi
ri2
INTERUPSI
ri1
RESTRAINT
Waktu Waktu
- Kegiatan 3 menunggu alat
Kegiatan 1, dan perlu waktu
untuk set up.
19
4. BUFFER
1. Untuk proyek dengan kegiatan-kegiatan yang menerus, diperlukan:
- suatu jarak (space) antara kegiatan-kegiatan; yang berfungsi
sebagai buffer;
- Buffer dalam bentuk interval jarak (distance) atau interval waktu
(time).
- Ada 2 macam buffer, yaitu buffer jarak (BLi) dan buffer waktu Bti.
Lokasi
Lokasi
20 Waktu Waktu
4. BUFFER
2. Interupsi pada suatu kegiatan i yang memiliki sejumlah buffer
minimum terhadap kegiatan berikutnya (i+1), akan mengakibatkan
juga interupsi kegiatan berikutnya tersebut dalam jumlah yang sama.
3. Bila tingkat produksi berubah, maka kegiatan-kegiatan yang
mengikutinya harus menyesuaikan.
4. Konsep buffer minimum terdapat misalnya pada:
- Buffer jarak: Jarak operasi dari beberapa peralatan yang bekerja
pada kegiatan yang berbeda (motograder dengan roller);
- Buffer waktu: waktu yang dibutuhkan untuk menunggu
proses curing pada cement stabilized base sebelum menghampar
lapisan aspal diatasnya; waktu antara pembetonan dan buka
bekisting ;
5. Sedangkan buffer maksimum misalnya:
- Pada waktu yang tersedia setelah aspal digelar sebelum digilas
yang tidak boleh terlalu lama.
21
5. INTERVAL KEGIATAN
1. Dalam LSM:
- suatu interval kegiatan menunjukkan waktu yang diperlukan antara
dimulainya suatu kegiatan sampai selesainya kegiatan tersebut pada
suatu lokasi tertentu Lk;
- bila untuk kegiatan tersebut, dibutuhkan waktu yang cukup banyak
untuk menyelesaikan pekerjaan pada suatu lokasi;
- misalnya blasting dan rock excavation atau pemadatan dengan mesin
gilas yang membutuhkan beberapa kali lintasan.
2. Interval dapat ditunjukkan dengan:
- menggambarkan suatu jalur yang memiliki lebar tertentu dan besarnya
bisa berubah; sebagai ganti suatu garis;
- dapat juga digambarkan dengan 2 garis yang masing-masing
menunjukkan garis mulai dan garis selesainya kegiatan pada setiap
lokasi;
- buffer waktu dan jarak dapat disisipkan diantara kegiatan-kegiatan
berinterval; kadang-kadang buffer tersebut berpotongan dengan
interval, sehingga lebih baik interval digabungkan dengan buffer
22 menjadi satu.
5. INTERVAL KEGIATAN
10
9
8
7
Lokasi
6
2 4 5 6
5
1 3
4
3
2
1
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu
23
6. WAKTU TENGGANG – FLOAT
4
3
Lokasi
2
1
0 20 40 60 80 100 120
Waktu
Lintasan Kritis
26
PENGGUNAAN LSM UNTUK PEMANTAUAN
1. Diagram LSM untuk penjadwalan dapat juga digunakan untuk
memantau kemajuan pekerjaan.
2. Cara penggunaan Diagram LSM mirip dengan cara pemantauan
menggunakan barchart:
- pada beberapa tanggal yang penting (milestones), dapat dibuat suatu
garis vertikal melintasi diagram yang menunjukkan lokasi
pekerjaan pada tanggal tersebut;
- kemajuan dari setiap pekerjaan pada saat tersebut dapat dicatat
dan ditandai dengan tanda-tanda khusus atau garis berwarna;
- kemajuan pekerjaan aktual dapat diplot dengan garis atau warna
yang berbeda.
3. Bila proyek berjalan sesuai jadwal atau keterlambatan dapat dikejar
kembali maka tidak diperlukan jadwal baru,
4. Tetapi bila keterlambatan tidak dapat dikejar kembali, jadwal LSM
perlu direvisi kembali yang prosesnya cukup sederhana.
27
OPTIMASI WAKTU
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
30
ANALISIS BIAYA-WAKTU
1. Diasumsikan bahwa:
a. Kegiatan 1 tidak dapat dipercepat.
b. Kegiatan 2 dapat dipercepat 5 hari dengan tambahan biaya
langsung Rp 400.000,-/hari.
c. Kegiatan 3 dapat dipercepat 1 hari dengan tambahan biaya
Rp 200.000,-.
d. Kegiatan 4 tidak dapat dipercepat tapi dapat diperlambat
dengan biaya Rp 500.000,-/hari.
e. Kegiatan 5 dapat dipercepat 2 hari dengan tambahan biaya
Rp 800.000,-/hari.
f. Biaya tak langsung Rp 700.000,-/hari, sedangkan denda
keterlambatan Rp 300.000,-/hari setelah hati ke 11.
31
ANALISIS BIAYA-WAKTU (3)
2. Prosedur analisisnya menghasilkan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Kegiatan 2 sampai 5 dapat dipercepat atau diperlambat.
b. Kegiatan 3, 4 dan 5 kritis karena ujung-ujungnya pada
batas buffer.
c. Kegiatan kedua memiliki cost slope terendah:
- Kegiatan 2 dipercepat 3 hari yang mengakibatkan
tambahan biaya langsung sebesar Rp 1.200.000,- dan
mengurangi biaya tak langsung Rp 2.100.000,- dan
dana keterlambatan Rp 900.000,-, sehingga
menghasilkan penghematan Rp 1.800.000,-
- Proses ini diulangi untuk semua kegiatan sehingga di
dapat jadwal yang optimum.
32
ANALISIS BIAYA-WAKTU
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
33
ANALISIS BIAYA-WAKTU
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
34
ANALISIS BIAYA-WAKTU
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
35
KEGIATAN DISKRIT
37
KURVA KEMAJUAN
30%
50% 40%
40% 25%
Waktu 0 1 2 3 4 5 6 7
Kegiatan Bobot PROSENTASE KEGIATAN TELAH SELESAI
1 20% 21 65 80 100 100 100 100
2 50% 0 25 50 66 88 100 100
3 30% 0 0 15 40 65 65 100
PRESTASI 4,2 25,5 45,5 65,5 81,0 89,5 100
39
SELESAI