PRODUKTIFITAS
Pengertian produktivitas
Yang dimaksud dengan INPUT dalam Produktivitas ini dapat berupa sumber daya yang
digunakan seperti Modal, Tenaga Kerja, Bahan (Material) dan Energi sedangkan
OUTPUT dapat berupa Jumlah Unit Produk ataupun Pendapatan yang dihasilkan.
Ukuran Produktivitas biasanya dinyatakan dengan ratio yang membandingkan antara
OUTPUT terhadap INPUT yang digunakan dalam proses produksi atau OUTPUT per
INPUT unit.
Dengan kata lain Produktivitas yang tinggi adalah melakukan pekerjaan dalam waktu
sesingkat mungkin dengan penggunaan sumber daya yang sesedikit mungkin tanpa
mengorbankan kualitas yang ditentukan. Misalnya, Pekerja A dapat menghasilkan 100
unit produk dalam 1 Jam sedangkan Pekerja B dapat menghasilkan 120 unit produk
dalam 1 jam juga dengan menggunakan bahan dan teknologi yang sama, maka dapat
dikatakan bahwa Pekerja B lebih produktif daripada Pekerja A atau Produktivitas
Pekerja B lebih tinggi dari Pekerja A. Produktivitas tidak hanya digunakan untuk
mengukur efisiensi kerja karyawan, namun juga sering digunakan untuk menilai
perkembangan negara, Ekonomi, Industri, bisnis, Industri bahkan pada individu kita
sendiri.
Memahami konsep dan teori produktivitas secara baik dapat dilakukan dengan cara
membedakannnya dari efesiensi dan efektivitas.
Selain efesiensi, produktivitas juga dikaitkan dengan kualitas output yang diukur
berdasarkan beberapa standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah ratio dari
pada apa yang dihasilkan (out put) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang
dipergunakan (input).
b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari pada kemarin, dan hari
esok lebih baik dari hari ini.
Konsep Produktivitas
Peningkatan produktivitas dan efisiensi merupakan sumber pertumbuhan utama untuk
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Sebaliknya, pertumbuhan yang tinggi
dan berkelanjutan juga merupakan unsur penting dalam menjaga kesinambungan
peningkatan produktivitas jangka panjang.
Dengan demikian, pertumbuhan dan produktivitas bukan dua hal yang terpisah atau
memiliki hubungan satu arah, melainkan keduanya adalah saling tergantung dengan
pola hubungan yang dinamis, tidak mekanistik, non linear dan kompleks.
Secara makro,sumber pertumbuhan dapat dikelompokkan kedalam unsur berikut:.
Pertama, peningkatan stok modal sebagai hasil akumulasi dari proses pembangunan
yang terus berlangsung. Proses akumulasi ini merupakan hasil dari proses investasi.
Kedua, peningkatan jumlah tenaga kerja juga memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, peningkatan produktivitas merupakan sumber pertumbuhan yang bukan
disebabkan oleh peningkatan penggunaan jumlah dari input atau sumber daya,
melainkan disebabkan oleh peningkatan kualitasnya.
Dengan jumlah tenaga kerja dan modal yang sama, pertumbuhan output akan meningkat
lebih cepat apabila kualitas dari kedua sumber daya tersebut meningkat.
Walaupun secara teoritis faktor produksi dapat dirinci, pengukuran kontribusinya
terhadap output dari suatu proses produksi sering dihadapkan pada berbagai kesulitan.
Disamping itu, kedudukan manusia, baik sebagai tenaga kerja kasar maupun sebagai
manajer, dari suatu aktivitas produksi tentunya juga tidak sama dengan mesin atau alat
produksi lainnya. Seperti diketahui bahwa output dari setiap aktivitas ekonomi
tergantung pada manusia yang melaksanakan aktivitas tersebut, maka sumber daya
manusia merupakan sumber daya utama dalam pembangunan. Sejalan dengan fenomena
ini, konsep produktivitas yang dimaksud adalah produktivitas tenaga kerja. Tentu saja,
produktivitas tenaga kerja ini dipengaruhi, dikondisikan atau bahkan ditentukan oleh
ketersediaan faktor produksi komplementernya seperti alat dan mesin. Namun demikian
konsep produktivitas adalah mengacu pada konsep produktivitas sumber daya manusia.
Secara umum konsep produktivitas adalah suatu perbandingan antara keluaran
(out put) dan masukan (input) persatuan waktu. Produktivitas dapat dikatakan
meningkat apabila:
1. Jumlah produksi/keluaran meningkat dengan jumlah masukan/sumber daya
yang sama.
2. Jumlah produksi/keluaran sama atau meningkat dengan jumlah
masukan/sumber daya lebih kecil dan,
3. Produksi/keluaran meningkat diperoleh dengan penambahan sumber daya
yang relatif kecil (soeripto, 1989; Chew, 1991 dan pheasant, 1991).
Konsep tersebut tentunya dapat dipakai didalam menghitung produktivitas disemua
sektor kegiatan.
Menurut Manuaba (1992a) peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan
menekan sekecil- kecilnya segala macam biaya termasuk dalam memanfaatkan
sumber daya manusia (do the right thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-
besarnya (do the thing right).
Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan
efektifitas kerja secara total.
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan
dimensi organisasian.
Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-
karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan
mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas kehidupannya.
Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka
hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (out put).
Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya
dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.
Kedua pengerian produktivitas tersebut mengandung cara atau metode pengukuran
tertentu yang secara praktek sukar dilakukan. Kesulitan-kesulitan itu dikarenakan,
pertama karakteristik-karakteristik kepribadian individu bersifat kompleks, sedangkan
yang kedua disebabkan masukan-masukan sumber daya bermacam-macam dan dalam
proporsi yang berbeda-beda.
Produktivitas kerja sebagai salah satu orientasi manajemen dewasa ini, keberadaannya
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap
produktivitas pada dasarnya dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu pertama
faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung, dan kedua faktor-faktor yang
berpengaruh secara tidak langsung.
Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting disemua
tingkatan ekonomi. Dibeberapa Negara maupun perusahaan pada akhir- akhir ini telah
terjadi kenaikan minat pada pengukuran produktivitas. Karena itu sudah saatnya kita
membicarakan alasan mengapa kita harus mengukur produktivitas.
Mengukur Produktivitas
Pada tingkat sektoral dan nasional, produktivitas menunjukkan kegunaannya dalam
membantu evaluasi penampilan, perncanaan, kebijakan pendapatan, upah dan harga
melalui identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan,
membandingkan sektor-sektor ekonomi yang berbeda untuk menentukan prioritas
kebijakan bantuan, menentukan tingkar pertumbuhan suatu sektor atau ekonomi,
mengetahui pengaruh perdagangan internasional terhadap perkembangan ekonomi dan
seterusnya. Pada tingkat perusahaan, pengukuran produktivitas terutama digunakan
sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan memdorong efisiensi produksi.
Pertama, dengan pemberitahuan awal, instalasi dan pelaksanaan suatu system
pengukuran, akan meninggikan kesadaran pegawai dan minatnya pada tingkat dan
rangkaian produktivitas.
Kedua, diskusi tentang gambaran-gambaran yang berasal dari metode-metode yang
relatif kasar ataupun dari data yang kurang memenuhi syarat sekalipun, ternyata
memberi dasar bagi penganalisaan proses yang konstruktif atas produktif.
Manfaat lain yang diperoleh dari pengukuran produktivitas mungkin terlihat pada
penempatan perusahaan yang tetap seperti dalam menentukan target/sasaran tujuan yang
nyata dan pertukaran informasi antara tenaga kerja dan manajemen secara periodik
terhadap masalah-masalah yang saling berkaitan. Pengamatan atas perubahan-perubahan
dari gambaran data yang diperoleh sering nilai diagnostik yang menunjuk pada
kemacetan dan rintangan dalam meningkatkan penampilan oraganisasi.
Satu keuntungan dari pengukuran produktivitas adalah pembayaran staf.
Gambaran data melengkapi suatu dasar bagi andil manfaat atas penmpilan yang
ditingkatkan.
• Kepastian pekerjaan.
• Perspektif dari ambisi dan promosi.
Jadi setiap tindakan perencanaan peningkatan produktivitas individual
paling sedikit mencakup tiga tahap berikut ini:
1) Mengenai faktor makro utama bagi peningkatan produktivitas.
2) Mengukur pentingnya setiap faktor dan menentukan
prioritasnya.
3) Merencanakan sistem tahap-tahap untuk meningkatkan kemampuan pekerja
dan memperbaiki sikap mereka sebagai sumber utama produktivitas.
c) Insentif (Perangsang)
Yang paling penting, program peningkatan produktivitas yang berhasil itu
ditandai dengan adanya andil yang luas dari keuangan dan tunjangan-
tunjangan lain diseluruh organisasi. Setiap pembayaran kepada perorangan
harus ditentukan oleh andilnya bagi produktivitas, sedangkan kenaikan
pembayaran harus dianugerahkan teruatama berdasarkan hasil produktivitas.
Untuk menjadi seorang motivator yang efektif pemberian bonus haruslah
dihubungkan secara langsung dengan tujuan pencapaian malalui cara yang
sederhana mungkin, sehingga penerima segera dapat mengetahui berapa
rupiah yag dia peroleh dari upaya nya.
Bentuk pemberian bonus yang berorientasi pada penampilan adalah proyek
pemberian bonus, dimana hasil kerja yang baik segera diberi hadiah dengan
bonus yang sesuai. Hal tersebut lebih aktif dibandingkan menunggu berapa
bulan tanpa pemberitahuan yang nyata sampai saat pemberian bonus diakhir
tahun ketika suasana “ semua menerima” akan membuang semua pengaruh
motivasi selama tahun berjalan. Penghargaan serta penggunaan motivator
yang tepat akan menimbulkan suasana kondutif atau berakibat kepada
produktivitas yang lebih tinggi. Semua itu mencakup sistem pemberian
insentif dan usaha -usaha menambah kepuasan kerja melalui sarana yang
beraneka macam.
3. Faktor Organisasi
Faktor Organisasi adalah faktor berkaitan dengan jenis organisasi yang
digunakan, pendefinisian dengan jelas otoritas dan tanggung jawab
setiap individu dan departemen serta pembagian kerja dan spesialitas
terhadap pekerjaan yang dilakukan.
4. Faktor Personil
Faktor Personil merupakan faktor yang secara langsung mempengaruhi
Produktivitas sebuah organisasi. Individu atau tenaga kerja yang tepat
harus ditempatkan di posisi yang tepat pula. Tenaga kerja yang lulus
seleksi harus diberi pelatihan dan pengembangan yang tepat serta
memberikan kondisi dan lingkungan kerja yang baik. Individu yang telah
menjadi karyawan ini harus termotivasi dengan baik, baik secara finansial
maupun motivasi non-finansial. Keamanan pekerjaan, kesempatan
memberikan saran atau pendapat dan kesempatan untuk dipromosi juga
secara langsung mempengaruhi produktivitas kerja suatu organisasi.
6. Faktor Manajemen
Suatu manajemen yang bersifat ilmiah, profesional, berorientasi masa
depan, tulus dan kompeten akan secara positif mempengaruhi
produktivitas organisasinya. Manajemen yang dapat mengoptimalkan
penggunaan sumber daya yang tersedia untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dengan biaya terendah, menggunakan teknik produksi
terbaru, memberikan lingkungan kerja yang baik dan selalu memotivasi
karyawannya akan secara signifikan meningkatkan produktivitas
organisasinya.
7. Faktor Pemerintah
Peraturan dan Kebijakan pemerintah seperti peraturan
ketenagakerjaan, kebijakan fiskal yang meliputi suku bunga dan
perpajakan akan sangat berpengaruh pada produktivitas suatu
organisasi. Manajemen organisasi yang memiliki pengetahuan tentang
peraturan dan kebijakan pemerintah serta menjaga hubungan yang baik
dengan pemerintah akan dapat meningkatkan produktivitas
organisasinya.
8. Faktor Lokasi
Produktivitas kerja suatu organisasi juga sangat tergantung pada
lokasi dimana organisasi tersebut berada. Faktor lokasi tersebut
diantaranya seperti fasilitas infrastruktur, kedekatan dengan pasar,
kedekatan dengan sumber bahan baku, tenaga kerja yang terampil
dan lain-lainnya.
http://eprints.umm.ac.id/57163/3/BAB%20II.pdf
https://www.academia.edu/27920104/Produktivitas_pada_Proyek_Konstruksi_PRODUKTIVITAS_PADA_
PROYEK_KONSTRUKSI