Anda di halaman 1dari 17

PRODUKTIVITAS KERJA

MATA KULIAH PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

Kelompok 6:

1.Fauzan Nur Novianto (190810740)


2.Christabel Raissa JH (210810208)
3.Siti Rahayu (210810309)
4.Stefania Tuto Manuk (210810436)
5.Kadir (210810554)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

YOGYAKARTA 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tentunya selalu berupaya
untuk meningkatkan produktivitas kerja sebagai sistem organisasi tersebut, termasuk
sistem manajemen, sistem fungsional dan sistem operasional. Bukan merupakan hal yang
baru apabila dikatakan bahwa yang dimaksud sengan produktivitas ialah terdapatnya
korelasi “terbalik” antara masukan dan luaran. Artinya, suatu sistem dapat dikatakan
produktif apabila masukan yang diproses semakin sedikit untuk menghasilkan luaran
yang semakin besar. Tentu banyak cara yang digunakan untuk mengukur tinggi
rendahnya produktivitas suatu sistem. Selain itu. Kata-kata produktivitas memang telah
menggema di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini, walaupun kegiatan untuk
meningkatkan produktivitas baik tenaga, modal, tanah maupun sumber-sumber alam
lainnya yang tersebar luas di tanah air kita, telah berlangsung lama.Produktivitas sering
pula dikaitkan dengan cara dan sistem yang efisien, sehingga proses produksi
berlangsung tepat waktu dan dengan demikian tidak diperlukan kerja lembur dengan
segala implikasinya, terutama implikasi biaya. Dan kiranya jelas bahwa yang merupakan
hal yang logis dan tepat apabila peningkatan produktivitas dijadikan salah satu sasaran
jangka panjang perusahaan dalam langka pelaksanaan strateginya.

Secara umum, produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil


yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Dilihat
dari sisi Psikologi, produktivitas adalah suatu tingkah laku (Anoraga, 2009). Dalam ilmu
psikologi, produktivitas menunjukkan tingkah laku sebagai keluaran (output) dari suatu
proses berbagai macam komponen kejiwaan yang melatarbelakanginya. Jika kita
berbicara tentang produktivitas tidak lain daripada berbicara mengenai tingkah laku
manusia atau individu, yaitu tingkah laku produktivitasnya. Para ahli psikologi industri
dan organisasi, bahkan psikologi pada umumnya, telah banyak mengajukan masalah
produktivitas kerja ini. ada yang bersifat umum, tapi juga ada beberapa yang bersifat
khusus.misalnya dari Kurt Lewin (dalam Anoraga, 2009), seorang psikolog Jerman,
mengemukakan bahwa tingkah laku itu merupakan fungsi dari kepribadian dan
lingkungan individu yang bersangkutan. Produktivitas seseorang bisa dilihat pula dari
bagaimana kinerja seseorang tersebut.

Efisiensi dan efektivitas seringkali dianggap sebagai suatu yang saling


berhubungan tetapi secara konsep keduanya sebenarnya berbeda. Pengertian efisiensi
dipahami sebagai aktivitas yang dapat menghasilkan output dengan menggunakan
minimum input (Anthony, 1965) Sedangkan efektivitas berkaitan dengan pemilihan cara
pencapaian tujuan yang tepat. Efisien adalah melakukan sesuatu dengan benar sedangkan
efektif adalah melakukan sesuatu yang benar (Adam, 1995). Di sisi lain, produktivitas
merupakan konsep yang berbeda dengan efektivitas. Perbedaan efektivitas dan
produktivitas dapat dijelaskan bahwa efektivitas menunjukkan kemampuan organisasi
untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan produktivitas lebih fokus pada hubungan antara
output dan input. Peningkatan produktivitas tidak berarti sekaligus meningkatkan
efektivitas organisasi. Ternyata untuk mengimplementasikan hal tersebut pada
perusahaan jasa merupakan hal yang sulit. Produktivitas perusahaan jasa didefinisikan
sebagai kemampuan organisasi jasa mempergunakan input untuk menawarkan jasa
dengan kualitas sesuai dengan harapan dari konsumen. Dimensi kuantitas dan kualitas
jasa merupakan dimensi yang tidak dapat dipisahkan dari proses pelayanan (Gronroos,
1990).
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari produktivitas kerja?


2. Apa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja?
3. Apa aspek yang mempengaruhi produktivitas kerja?
4. Apa ciri karyawan yang produktivitas?
5. Apa tujuan dari pengukuran produktivitas?
6. Apa alat yang digunakan untuk pengukuran produktivitas?
7. Apa saja proses yang dilakukan untuk mengukur produktivitas?
8. Apa saja metode penilaian produktivitas kerja?
9. Apa peran SDM dalam peningkatan Produktivitas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari produktivitas kerja.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja.
3. Untuk mengetahui aspek yang mempengaruhi produktivitas kerja.
4. Untuk mengetahui ciri - ciri karyawan produktivitas kerja.
5. Untuk mengetahui manfaat dari pengukuran produktivitas kerja.
6. Untuk mengetahui alat yang digunakan untuk mengukur produktivitas kerja.
7. Untuk mengetahu proses dalam pengukuran produktivitas.
8. Untuk mengetahui metode - metode pengukuran produktivitas kerja.
9. Untuk mengetahui peran SDM dalam peningkatan produktivitas kerja.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Produktivitas
Produktivitas secara umum diartikan sebagai hubungan antara keluaran (barang-
barang atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan, uang). Produktivitas adalah
ukuran efisiensi produktif. Produktivitas mengandung dua konsep utama, yaitu efisiensi
dan efektivitas. Efisiensi mengukur tingkat sumber daya, baik manusia, keuangan,
maupun alam yang dibutuhkan untuk memenuhi tingkat pelayanan yang di kehendaki,
efektivitas mengukur hasil mutu pelayanan yang dicapai (Washin, George J, 1997).
Menurut Harsiwi (2004) produktivitas kerja karyawan merupakan suatu hasil
kerja dari seorang karyawan. Menurut Sedarmayanti (2006) produktivitas adalah sikap
mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan
perbaikan yang selalu mempunyai pandangan “mutu kehidupan hari ini harus lebih baik
dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini “.Suatu organisasi dikatakan produktif
jika organisasi itu mencapai tujuan-tujuan, dan mencapainya dengan melakukan upaya
tranformasi input menjadi output dengan biaya paling rendah.
Menurut Kussrianto (1990), mengemukakan bahwa produktivitas adalah
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu.
Menurut Sinungan (2005), produktivitas kerja adalah jumlah output yang dihasilkan
seseorang secara utuh dalam satuan waktu kerja yang dilakukan meliputi kegiatan yang
efektif dalam mencapai hasil atau prestasi kerja yang bersumber dari input dan
menggunakan bahan secara efisien.
Nawawi (1990), menyatakan bahwa pengertian produktivitas adalah perbandingan
terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber kerja yang digunakan
(input). Sedangkan menurut Rivanto (1987), produktivitas kerja adalah sebuah konsep
yang menggambarkan kaitan antara hasil atau keluaran yang dicapai dengan sumber atau
masukan yang dipakai untuk menghasilkan keluaran itu. Menurut Suprihanto (1988),
menartikan bahwa produktivitas adalah kemampuan seperangkat sumber-sumber
ekonomi untuk menghasilkan sesuatu atau diartikan juga perbandingan antara
pengorbanan (input) dengan penghasilan (output). Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa produktivitas adalah hasil kerja dari seseorang secara utuh dalam
satuan waktu kerja yang dilakukan secara efektif dan mempunyai sikap mental yang
semangat untuk melakukan tingkat perbaikan.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas sebenernya produktivitas memiliki dua
dimensi :
1. Pertama efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang
maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan berkualitas, kuantitas,
dan waktu.
2. Kedua yaitu efesiensi yang berkaitan dengan upaya membandingakan input
dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Efesiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input direncanakan


dengan input sebenarnya. Apabila ternyata input yang sebenarnya digunakan semakin
besar penghematannya, maka tingkat efesiensi semakin tinggi. Sedangkan efektivitas
merupakan ukuran yang memberikan gambaran suatu target yang dicapai. Apabila kedua
tersebut dikaitkan satu dengan yang lainnya, maka terjadinya peningkatan efektivitas
tidak akan selalu menjamin meningkatnya efesiensi.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas


Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan dalam proses
produksi, selain bahan baku dan tenaga kerja yang harus ada juga didukung oleh faktor –
faktor sebagai berikut :
a. Knowledge : Pengetahuan dan keterampilan sesungguhnya yang mendasari
pencapaian produktivitas. Konsep pengetahuan lebih berorientasi pada intelejensi,
daya pikir dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki
seseorang. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan tinggi diharapkan ,
diharapkan pegawai mampu bekerja dengan baik dan produktif.
b. Skill : keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai
bidang tertentu yang bersifat kekaryaan. Contoh : keterampilan komputer,
perbengkelan, dan lain – lain.
c. Abilites / kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang
pegawai.konsep ini lebih luas karena dapaat mencakup beberapa kompetensi.
Sehingga jika seseorang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan tinggi, diharapkan
memiliki ability yang tinggi pula.

d. Attitude : berhubungan dengan kebiasaan dan perilaku. Sehingga jika karyawan


punya punya kebiasaan yang baik maka perilaku kerjanya juga baik. Contoh : tepat
waktu, disiplin, mentaati aturan yang berlaku, simple, punya tanggung jawab.

e. Tingkat penghasilan
Apabila tingkat penghasilan memadai maka dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan
kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.

f. Gizi dan Kesehatan


Apabila pegawai dapat dipenuhi gizi dan berbadan sehat, maka akan lebih kuat bekerja,
apalagi bila mempunyai semangat kerja yang tinggi maka akan dapat meningkatkan
produktivitas kerjanya.

g. Jaminan sosial
Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu organisasi kepada pegawainya dimaksudkan
untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja.

h. Lingkungan dan iklim kerja


Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai agar senang bekerja dan
meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik
menuju ke arah peningkatan produktivitas.

i. Sarana produksi
Mutu sarana produksi berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Apabila sarana
produksi yang digunakan tidak baik,kadang-kadang dapat menimbulkan pemborosan
bahan yang dipakai.
j. Kesempatan berprestasi
Apabila terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan dorongan
psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimilikin untuk
meningkatkan produktivitas kerja. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
produktivitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu pendidikan, motivasi, disiplin
kerja, keterampilan, sikap dan etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan,
lingkungan kerja dan iklim kerja, teknologi, sarana produksi.

C. Aspek-aspek Produktivitas
Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan dalam proses produksi,
selain bahan baku dan tenaga kerja yang harus ada juga didukung oleh aspek - aspek
sebagai berikut :
a. Kuantitas kerja
Merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan
perbandingan standar adaatau ditetapkan oleh perusahaan.
b. Kualitas kerja
Merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk
yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu kemampuan
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan
standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
c. Ketepatan waktu
Tinggkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang ditentukan, dilihat
dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang
tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan
terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu sampai menjadi output.
d. Tindakan konstruktif
Ketepatan dalam memberikan saran dan kritik yang jelas untuk memperbaiki
suatu masalah yang sedang dialami oleh sesama rekan kerja.
e. Percaya pada diri sendiri
f. Bertanggung jawab
g. Memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan
h. Mempunyai pandangan ke depan
i. Mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
berubah-ubah
j. Mempunyai kontribusi positif terhadap lingkungannya (kreatif, imaginative dan
inovatif)
k. Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya.

D. Ciri – ciri Karyawan yang Produktif


Ciri – ciri karyawan yang produktif sebagai berikut:
a. Lebih dari memenuhi kualifikasi pekerjaan; kualifikasi pekerjaan dianggap hal yang
mendasar, karena produktivitas tinggi tidak mungkin tanpa kualifikasi yang benar.
b. Bermotivasi tinggi; motivasi sebagai faktor kritis, pegawai yang bermotivasi berada
pada jalan produktivitas tinggi.
c. Mempunyai orientasi pekerjaan positif; sikap seseorang terhadap tugasnya sangat
mempengaruhi kinerjanya, faktor positif dikatakan sebagai faktor utama produktivitas
pegawai.
d. Dewasa; pegawai yang dewasa memperlihatkan kinerja yang konsisten dan hanya
memerlukan pengawasan minimal.
e. Dapat bergaul dengan efektif; kemampuan untuk menetapkan hubungan antar pribadi
yang positif adalah aset yang sangat meningkatkan produktivitas.

E. Manfaat pengukuran Produktivitas


Menurut Gasperz(2000), mengemukakan manfaat dari pengukuran produktivitas sebagai
berikut:
a. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat
meningkatkan produksi melaksanakan efisiensi penggunaan sumber daya itu.
b. Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui
pengukuran produktivitas.
c. Tujuan ekonomis dan non-ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali
dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas.
d. Perencanaan target produktivitas di masa mendatang dapat dimodifikasi kembali
berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang.
e. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan
tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap) yang ada diantara tingkat
produktivitas yang diukur (produktivitas actual).
F. Pengukuran Produktivitas Kerja
Pengukuran produktivitas kerja sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong
efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target dan kegunaan,
praktisnya sebagai standar dalam pembayaran upah karyawan. Untuk mengukur suatu
produktivitas dapat digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia yakni jam – jam kerja
yang harus dibayar dan jam–jam kerja yang harus dipergunakan untuk bekerja.
Ada dua macam alat pengukuran produktivitas, yaitu :
a. Physical productivity, yaitu produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran (size),
panjang, berat, banyaknya unit, waktu, dan biaya tenaga kerja.
b. Value productivity, yaitu ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai uang yang
dinyatakan dalam rupiah, yen, dollar dan seterusnya.
G. Metode Penilaian Produktivitas Kerja
1. Metode –metode penilaian berorientasi masa lalu :
a. Rating scale : penilaian prestasi kerja dengan menggunakan skala tertentu dari rendah
sampai tinggi . Contoh : kualitas hasil kerja : nilai sangat baik, baik, sedang , jelek ,
sangat jelek.
b. Checklist : penilaian tinggal memilih kalimat-kalimat dan karakteristik-karakteristik
karyawan. Contoh : karyawan merawat peralat`an dengan baik.
c. Metode peristiwa kritis : metode penilaian yang mendasarkan pada catatan-catatan
penilaian yang menggambarkan perilaku karyawan yang baik atau sangat jelek dalam
kaitanya dengan pelaksanaan pekerjaan.
d. Metode peninjauan lapangan
2. Metode penilaian berorientasi masa depan :
a. Penilaian diri : digunakan untuk melanjutkan pengembangan diri.
b. Penilaian psikologis: dilakukan melalui wawancara mendalam, testes psikologi, diskusi
dengan atasan langsung, evaluasi-evaluasi diri.·
c. Pendekatan Manajement by Objectives ( MBO): secara bersama menetapkan tujuan-
tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja diwaktu yang akan datang.

Kegunaan penilaian produktivitas kerja adalah Perbaikan prestasi kerja, Penyesuaian -


penyesuaian kompensasi, Keputusan - keputusan penempatan, Kebutuhan – kebutuhan
pelatihan & pengembangan, Perencanaan & pengembangan karier, Ketidakakuratan
informasional, Kesalahan - kesalahan desain pekerjaan, Kesempatan kerja yang adil,
Tantangan - tantangan eksternal.
H.Cara Meningkatkan Produktivitas
Menurut Hanafi.terdapat beberapa cara yang digunakan untuk meningkatkan
produktivitas yaitu:
1.Meningkatkan Operasional:dapat dilakukan dengan meningkatkan riset dan
pengembangan,sehingga organisasi dapat menghasilkan ide produk baru maupun metode-
metode operasional yang lebih baik.
2.Meningkatkan Keterlibatan Karyawan:keterlibatan karyawan menjadi dasar
pengendalian kualitas kerja karyawan sehingga dengan adanya keterlibatan ini maka
dapat meningkatkan komitmen dan semangat kerja.

I. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia, dalam Peningkatan Produktivitas.


Produktivitas kerja pegawai dipengaruhi oleh usaha, memotivasi dan kemampuan
pegawai, dan juga kesempatan dan kejelasan tujuan - tujuan kinerja yang diberikan oleh
organisasi kepada seorang pegawai. Masing - masing faktor di atas mempunyai peran
tertentu yang bisa mempengaruhi upaya perbaikan produktivitas.
Faktor kesempatan dari para pegawai untuk bekerja dengan baik sering diabaikan
atau tidak mendapat perhatian yang serius. Para pekerja juga harus diberi harapan --
harapan kinerja yang masuk akal, tidak hanya kejelasan dari pada pertanyaan tujuan
tetapi juga fisibilitas tujuan secara keseluruhan.
Faktor lain yang berkaitan dengan produktivitas meliputi perhatian terhadap alat
pengaman dan kondisi kerja seperti sakit sehingga meninggalkan kerja, atau konpensasi
dari pekerja, tentu berarti biaya dari organisasi dalam jumlah uang yang besar, dan
kondisi kerja yang tidak nyaman jelas akan mempengaruhi kesempatan bagi pekerja
untuk bekerja secara lebih efesien dan efektif.
Faktor lainnya adalah yang berkaitan dengan sistem kepegawaian itu sendiri. Jika
suatu sistem terlalu kaku maka mungkin hanya sedikit kesempatan fleksibilitas dalam
tugas - tugas kerja, mobilitas karir, dan implementasi rencana - rencana insentif.
Faktor lain yang mendukung produktivitas di dalam pemerintahan, yang dengan
mudah sering diabaikan (overlook) adalah kejelasan tujuan. Pengukuran produktivitas di
dalam penyediaan pelayanan sosial sering diganggu oleh pendapat yang mendua dari apa
yang merupakan output yang diterima.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas
diartikan sebagai hubungan antara keluaran (barang-barang atau jasa) dengan masukan
(tenaga kerja, bahan, uang). Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Produktivitas
mengandung dua konsep utama, yaitu efisiensi dan efektivitas. Efisiensi mengukur
tingkat sumber daya, baik manusia, keuangan, maupun alam yang dibutuhkan untuk
memenuhi tingkat pelayanan yang di kehendaki, efektivitas mengukur hasil mutu
pelayanan yang dicapai.Produktivitas adalah hasil kerja dari seseorang secara utuh dalam
satuan waktu kerja yang dilakukan secara efektif dan mempunyai sikap mental yang
semangat untuk melakukan tingkat perbaikan. Seorang karyawan dapat dikatakan produktif
apabila mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan diharapkan dalam waktu yang
singkat atau tepat. Didalam mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan dalam proses
produksi, selain bahan baku dan tenaga kerja yang harus ada juga didukung oleh faktor – faktor
sebagai berikut:. Pendidikan, keterampilan, sikap dan etika kerja, tingkat penghasilan, jaminan
sosial, tingkat sosial dan iklim kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, hubungan individu, teknologi,
produksi. Dengan karyawan yang memenuhi faktor-faktor pendukung dalam produktivitas dalam
kerja, dapat menghasilkan karyawan yang berkualitas, efektif dan efisien. Dan dengan adanya
keterlibatan karyawan, dapat meningkatkan komitmen dan semangat kerja. Keterlibatan juga
menjadi dasar pengendalian kualitas kerja dari karyawan. sehingga organisasi dapat
menghasilkan ide produk baru maupun metode - metode operasi yang lebih baik. Produktivitas
kerja pun berjalan dengan baik sehingga kualitas suatu perusahaan akan maju.

Saran
1. Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat di harapkan agar dapat mempelajari dan
memahami tentang produktivitas kerja dan berupaya meningkatkan kualitas produktivitas
kerja yang efektif dan efisien
2. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ravianto, J. 1986. Produktivitas dan Pengukuran. Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas.
Jakarta.

Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan Manajemen. Jakarta : SIUP.

Riyanto, J. 1986. Produktivitas dan Tenaga Kerja. Jakarta : SIUP .

Kusriyanto, Bambang. 1986. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Jakarta : LPPM dan PT. Pusataka
Binaan.

Hasibuan, Melayu S.P. 1996. Organisasi Dan Motivasi, Dasar Peningakatan Produktivitas. Jakarta : Bumi
Aksara Putra.

Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Pruduktivitas, Apa dan Bagaimana. Jakarta : Bumi Aksara.
REVIEW JURNAL

STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI PT


POLITAMA PAKINDO UNGARAN
Judul : Stres Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan di PT Politama Pakindo
Ungaran
Penulis : Eka Gerhana Wulansari
Tahun : 2020
Sumber : Jurnal Psikologi Perseptual

Link : http://jurnal.umk.ac.id/index.php/perseptual
Keywords : Stres Kerja, Produktivitas Kerja, Korelasi.

A. LATAR BELAKANG

● Tujuan Penelitian: Untuk mengetahu ada atau tidaknya hubungan antara stress kerja

dengan produktivitas kerja karyawan di PT Politama Pakindo Ungaran.

● Hipotesis: Terdapat hubungan antara stress kerja dengan produktivitas kerja

karyawan di PT Politama Pakindo Ungaran.


B. METODE PENELITIAN

● Populasi penelitian 148 karyawan PT Politama Pakindo Ungaran divisi finishing

dengan sampel akhir 54 karyawan. Teknik sampling yang digunakan adalah


purposive sampling.

● Tiga pertimbangan utama pemilihan sample dalam penelitian ini, yaitu minimal

karyawan memiliki masa kerja 1 tahun, merupakan karyawan tetap PT Politama


Pakindo Ungaran, dan karyawan memiliki produktivitas yang kurang stabil dari bulan
Maret hingga Juni tahun 2019. Sehingga, ditemukan 55 karyawan yang memenuhi
kriteria, namun hanya 54 angket yang kembali ke peneliti.

● Stress kerja diukur dengan “The Job Stress Scale” milik Robbins (1996) dengan item

skala awal berjumlah 20 item lalu dikembangkan oleh penulis menjadi sebanyak 54
item. Dalam skala tersebut peneliti menggunakan tiga aspek, yaitu aspek fisiologis,
aspek psikologis, dan aspek perilaku.

● Pengolahan data dilakukan menggunakan SPSS Statistic 21.0 dan untuk mengukur

koefisien korelasi item menggunakan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,927. Dari
perhitungan tersebut maka ditemukan item dengan reabilitas tinggi yang dapat
digunakan berjumlah 33 item.

● Analisi deskriptif lain yang dilakukan menghasilkan data bahwa 59,3% subjek

memiliki tingkat stress kerja yang tinggi, 31,5% memiliki tingkat stress kerja sedang,
dan 9,3% memiliki stress kerja rendah. Pada data produktibitas kerja ditemukan
bahwa 88,9% subjek memiliki produktivitas kerja tinggi, 9,3% sedang, dan hanya
1,9% subjek memiliki produktivitas kerja rendah.

C. HASIL DAN KESIMPULAN

● Hasil yang ditemukan adalah adanya hubungan positif antara stress kerja dengan

produktivitas kerja pada karyawan di PT Politama Pakindo Ungaran.

● Sebagian karyawan menganggap stress kerja menjadi bagian dalam keseharian

berorganisasi dan stress kerja dapat membuat lebih fokus. Pernyataan ini juga
didukung penelitian lain yang tercantum dalam jurnal.

● Stress kerja yang dialami karyawan dipicu oleh faktor organisasi, maksudnya adalah

organisasi (perusahaan) memberikan tuntutan tugas, peran, dan adanya tuntutan antar
pekerja yang membuat stress kerja meningkat. Tuntutan- tuntutat tersebut
berpengaruh pada aspek fisiologis, psikologis, dan perilaku karyawan

D. KOMENTAR

● Adanya kemunkinan stress berkepanjangan tanpa jeda memberikan dampak negatif

terhadap performa kerja, sehingga diperlukan pemantauan kembali terhadap kondisi


psikologis dan performa karyawan.
● Karena stress kerja dipicu oleh organisasi, maka organisasi neniliki kewajiban lebih

untuk mengontrol stress kerja karyawan serta memberikan pelatihan untuk


menghadapi tekanan yang moderat sehingga karyawan dapat mengelola stress
tersebut untuk meningkatkan produktifitas kerja. Pelatihan tersebut dapat berupa FGD
dan pelatihan problem solving.

Anda mungkin juga menyukai