Anda di halaman 1dari 20

PRODUKTIVITAS KERJA

1. Definisi Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja berasal dari bahasa Inggris, yaitu product: result, outcome
berkembang menjadi kata productive, yang berarti menghasilkan, dan productivity: having
the ability make or create, creative. Perkataan itu dipergunakan di dalam bahasa
Indonesia menjadi produktivitas yang berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan
sesuatu. Kerja yang akan dihasilkan adalah perwujudan tujuannya. Dilihat dari segi
Psikologi produktivitas menunjukkan tingkah laku sebagai keluaran (output) dari suatu
proses berbagai macam komponen kejiwaan yang melatarbelakanginya. Produktivitas
tidak lain daripada berbicara mengenai tingkah laku manusia atau individu, yaitu tingkah
laku produktivitasnya, lebih khusus lagi di bidang kerja atau organisasi kerja
(Sedarmayanti, 2004).

Secara umum produktivitas kerja diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata
maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan maksud yang sebenararnya.
Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa, produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik
terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang (Sinungan 2009). Siagian
(2005) mendefinisikan produktivitas kerja sebagai kemampuan memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan
output yang optimal, kalau mungkin maksimal. Sedangkan menurut Komaruddin (1992)
pada hakekatnya produktivitas meliputi sikap yang senantiasa mempunyai pandangan
bahwa metode kerja hari ini harus lebih baik dari metode kerja kemarin dan hasil yang
dapat diraih esok harus lebih banyak atau lebih bermutu daripada hasil yang diraih hari
ini.

Tohardi (Sutrisno, 2009) mengemukakan bahwa produktivitas kerja merupakan


sikap mental. Sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada.
Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini
daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Menurut Dewan Produktivitas
Nasional (dalam Sedarmayanti, 2009) dikatakan bahwa produktivitas mengandung
pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan: “mutu kehidupan hari ini
harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini”.

1
Whitmore (dalam Sedarmayanti, 2009) memadang bahwa produktivitas sebagai
suatu ukuran atas penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi yang biasanya
dinyatakan sebagai rasio dari keluaran yang dicapai dengan sumber daya yang
digunakan. Paul Mali (dalam Sedarmayanti, 2009) mengutarakan bahwa produktivitas
adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang atau jasa setinggi
mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Oleh karena itu
produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan
waktu tertentu.

Teori yang diungkapkan pada konferensi Oslo 1984 yang dikutip Sinungan (2009)
Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk
menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan
menggunakan sumber-sumber riil yang semakin sedikit. Mulyadi (2007) mengungkapkan
Produktivitas adalah suatu ukuran yang berhubungan dengan produksi keluaran secara
efisien dan terutama ditujukan kepada hubungan antara keluaran dan masukan yang
digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Sedangkan Ravianto (1988)
mengemukakan bahwa produktivitas adalah ukuran efisiensi dengan mana modal,
material, peralatan atau teknologi, manajemen SDM, informasi dan waktu yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja


adalah kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan
prasarana dengan memiliki sikap mental yang mempunyai pandangan bahwa metode
kerja hari ini harus lebih baik dari metode kerja hari kemarin dan hasil yang dapat diraih
esok harus lebih baik atau lebih bermutu dari pada hasil yang diraih hari ini.

Menurut Gilmore & Fromm (dalam Sedarmayanti, 2009) indikator produktivitas kerja
adalah :

a. Tindakannya konstruktif. Melakukan tindakan yang bermanfaat dan positif yang akan
mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.

b. Percaya pada diri sendiri. Kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang dapat
meningkatkan kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat meningkatkan
produktivitasnya juga.

2
c. Bertanggung jawab. Memiliki sifat bertanggung jawab yang tinggi, hal ini akan
mendorong gairah kerja, semangat kerja dan akan mendukung terwujudnya tujuan
perusahaan.

d. Miliki rasa cinta terhadap pekerjaan .

e. Mempunyai pandangan kedepan.

f. Mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
berubah-ubah.

g. Mempunyai kontribusi positif terhadap lingkungannya (kreatif, imaginatif, dan inovatif).

h. Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya

Indikator produktivitas kerja menurut Sutrisno (2009) adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan. Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan


seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta
profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang diembannya kepada mereka.
2. Meningkatkan hasil yang dicapai. Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai.
Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan
maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi upaya untuk memanfaatkan
produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
3. Semangat kerja. Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini
dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian
dibandingkan dengan hari sebelumnya.
4. Pengembangan diri. Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan
kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan
dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya.
Pengembanga diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik
pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk
meningkatkan kemampuan.
5. Mutu. Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu
merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai.

3
Jadi menigkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada
gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
6. Efisiensi. Pebandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya
yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang
memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa indikator dari produktivitas


kerja yaitu, perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan, tugas pekerjaan
yang menantang, kondisi fisik tempat kerja, tidakannya konstruktif, percaya pada diri
sendiri, bertanggung jawab, memiliki semangat kerja, memiliki kemampuan, miliki rasa
cinta terhadap pekerjaan, mempunyai pandangan ke depan, mampu mengatasi persoalan
dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah-ubah, mempunyai
kontribusi positif terhadap lingkungannya (kreatif, imaginatif, dan inovatif) dan memiliki
kekuatan untuk mewujudkan potensinya. Aspek-aspek produktivitas kerja yang digunakan
penulis berdasarkan pada teori Siagian (2002), yaitu perbaikan terus menerus,
peningkatan mutu hasil pekerjaan, tugas pekerjaan yang menantang, dan kondisi fisik
tempat bekerja, karena di setiap aspek disimbolkan pengukuran yang dapat dijadikan
sebagai dasar pembuatan alat ukur untuk mengungkapkan produktivitas kerja karyawan.

Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam bentuk
memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas kerja karyawan bagi suatu
perusahaan sangatlah penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan
usaha. Karena semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan, berarti
laba perusahaan dan produktivitas akan meningkat.

International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan
(2005: 127) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas
adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap
sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung. Sumber tersebut dapat berupa:

a. Tanah

b. Bahan baku dan bahan pembantu

c. Pabrik, mesin-mesin dan alat-alat

4
d. Tenaga kerja

Konsep produktivitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi
individu dan dimensi organisasi. Pengkajian masalah produktivitas dari dimensi individu
tidak lain melihat produktivitas terutama dalam hubungannya dengan karakteristik-
karakteristik kepribadian individu. Dalam konteks ini esensi pengertian produktivitas
adalah sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini
harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini (Kusnendi,
2003:8.4).

Menurut Hasibuan dalam Edyun (2012) produktivitas adalah meningkatnya output


(hasil) yang sejalan dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya
dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu,bahan,tenaga) dan sistem kerja,
teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya.

Produktivitas kerja Siagian dalam Agustin (2014) adalah kemampuan menghasilkan


barang/jasa dari berbagai sumber daya dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap
pekerja/karyawan. Secara umum, produktivitas dapat diartikan sebagai kemampuan
meningkatkan hasi kerja karyawan yang ditinjau dari sumber daya yang dimiliki oleh setia
masing-masing individu.

Menurut Jackson, dalam Agustin (2014) Produktivitas (productivity) diartikan sebagai


meningkatnya hasil kerja yang dipengaruhi oleh kemampuan para karyawan (input) dan
menghasilkan sebuah barang atau jasa (output).

Wexley dan Yukl dalam Edyun (2012) menyatakan produktivitas kerja karyawan dari
suatu organisasi memegang peranan yang sangat penting. Karena maju mundurnya
organisasi sangatlah tergantung pada naik turunnya produktivitas kerja karyawan.
Seorang karyawan yang melakukan sesuatu jenis pekerjaan tertentu dapat dipastikan
akan memperoleh hasil. Hasil adalah output akan produksi dari suatu aktivitas kerja.
Produksi atau produktivitas adalah dua hal yang mempunyai hubungan yang erat dan
merupakan masalah yang pokok dalam perusahaan. Produksi adalah merupakan suatu
usaha untuk menghasilkan barang atau jasa, sedangkan produktivitas berkaitan erat
sebagai cara pencapaian tingkat produksi tersebut.

5
Menurut Maurits (2010) produktivitas yaitu mengandung pengertian sebagai sikap
mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari
kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini. Filosofi dan spirit tentang produktivitas
sudah ada. sejak awal peradaban manusia karena makna produktivitas adalah keinginan
(the will) dan upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitaskehidupan dan
penghidupan di segala bidang.

Secara filosofi, produktivitas merupakan sikap mental yang selalu berusaha dan
mempunyai pandangan bahwa suatu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan
hari esok lebih baik dari hari ini. Secara teknis produktivitas merupakan perbandingan
antara hasil yang dicapai dan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan, produktivitas
tenaga kerja merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan pasar tenaga
kerja per satuan waktu dan sebagai tolak ukur jika ekspansi dan aktivitas dari sikap
sumber yang digunakan selama produktivitas berlangsung dengan membandingkan
jumlah yang dihasilkan dengan setiap sumber yang digunakan. Jadi produktivitas kerja
adalah ukuran yang menunjukkan pertimbangan antara input dan output yang dikeluarkan
perusahaan serta peran tenaga kerja yang dimiliki persatuan waktu (Darmawan, 2013).

Produktivitas pada dasarnya adalah suatu konsep yang universal yang berlaku bagi
semua sistem, karena setiap kegiatan memerlukan produktivitas dalam pelaksanaannya.
Produktivitas merupakan suatu ukuran tentang seberapa produktif suatu proses
menghasilkan suatu keluaran, produktivitas juga diartikan sebagai suatu rasio antara
masukan dan keluaran, dengan fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan suatu
proses. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masuk atau output : input.
Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur
dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Walaupun terkadang produktivitas dipandang
sebagai pengguna insentif lebih terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja
dan mesin yang jika diukur dengan tepat akan menunjukkan suatu penampilan atau
efisiensi.

Produktivitas kerja bukan semata-mata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja


sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas untuk kerja juga penting diperhatikan.
Sebagaimana diungkapkan bahwa produktivitas individu dapat dinilai dan apa yang
dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya. Dengan kata lain, produktivitas individu

6
adalah bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya atau unjuk kerja. Orang yang
produktif akan menggambarkan potensi, persepsi, dan kreativitas yang senantiasa
menyumbangkan kemampuannya agar bermanfaat bagi diriya dan lingkungannya
(Sedarmayanti, 2009).

Dewan Produktivitas Nasional Indonesia telah merumuskan definisi produktivitas


secara lengkap yaitu sebagai berikut (Umar, 2002):

a. Produktivitas pada dasarnya merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih
baik dari hari ini.

b. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang


dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).

c. Produktivitas mempunyai dua dimensi, yaitu efektivitas yang mengarah pada


pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan
dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua efisiensi yang berkaitan dengan
upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana
pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Menurut L. Greenberg dalam Sinungan (2009), mendefinisikan produktivitas sebagai


perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan
selama periode tersebut. Produktivitas juga diartikan sebagai perbandingan ukuran harga
bagi masukan dan hasil, perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan
yang dinyatakan dalam satu – satuan (unit) umum.

Jadi produktivitas merupakan suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan


tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara-cara yang produktif
untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien dan tetap menjaga adanya kualitas
yang tinggi, pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan keterampilan,
barang modal teknologi, manajemen, informasi, energi dan sumber-sumber lain menuju
kepada pengembangan dan peningkatan standar hidup masyarakat. Untuk mencapai
produktivitas kerja yang maksimum, organisasi harus menjamin dipilihnya orang yang

7
tepat dengan pekerjaan yang tepat serta kondisi yang memungkinkan mereka bekerja
optimal.

Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja


digambarkan yang terdiri dari masukan, proses, keluaran. Masukan yaitu menyatakan
penggunaan sumber daya yang efisiensi dengan menggunakan sumber daya yang
minimal, sedangkan keluaran adalah suatu kumpulan hasil yang menunjukkan efektivitas,
untuk menghasilkan jumlah dan kualitas keluaran yang dibutuhkan dengan adanya
keuntungan, keberhasilan pelayanan yang baik, kegiatan yang meningkat dan adanya
umpan balik.

Adapun dimensi produktivitas kerja menurut Anoraga (2004) adalah sebagai


berikut:

a. Motivasi

Pimpinan Organisasi perlu mengetahui motivasi kerja dari anggota organisasi


karyawan. Dengan mengetahui motivasi itu maka pimpinan dapat mendorong
karyawan lebih baik.

b. Pendidikan

Pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai


produktivitas kerja yang lebih baik, hal demikian ternyata merupakan syarat yang
penting dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Tanpa bekal pendidikan,
mustahil orang akan mudah dalam mempelajari hal-hal yang bersifat baru dalam cara
atau suatu sistem.

c. Disiplin Kerja

Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa
berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan.
Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi, kedisiplinan
dengan suatu latihan antar alin dengan bekerja menghargai waktu dan biaya akan
memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan.

d. Keterampilan

8
Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan.
Keterampilan karyawan dalam perusahaan dapat ditingkatkan melalui training,
kursus-kursus dan lain-lain.

e. Sikap dan Etika Kerja

Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi,
selaras dan seimbang di dalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain.
Etika dalam hubungan kerja sangat penting karena dengan tercapainya hubungan
seimbang antara perilaku dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas
kerja.

f. Gizi dan Kesehatan

Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanaan yang
didapat, hal itu mempengaruhi kesehatan karyawan, dengan semua itu akan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

g. Kompensasi

Penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja karyawan karena semakin tinggi
prestasi karyawan maka akan semakin besar prestasi yang diterima. Dengan itu maka
akan memberikan semangat kerja tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga
produktivitas kerja karyawan akan tercapai.

h. Lingkungan kerja dan iklim kerja

Lingkungan kerja dari karyawan termasuk hubugan kerja antara karyawan, hubungan
dengan pimpinan, suhu serta lingkungan penerangan dan sebagainya. Hal ini sangat
penting untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan karena sering karyawan
enggan bekerja , karena tidak ada kekompakan dalam kelompok kerja atau ruang
kerja yang tidak menyenangkan. Hal ini mengganggu kerja karyawan.

i. Teknologi

9
Dengan adanya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yang semakin otomatis
dan canggih akan mendapat dukungan tingkat produksi dan mempermudah manusia
dalam melaksanakan pekerjaan.

j. Sarana produksi

Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi.

k. Jaminan Sosial

Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan, menunjang kesehatan


dan keselamatan. Dengan harapan agar karyawan semakin bergairah dan
mempunyai semangat untuk kerja.

l. Manajemen

Dengan adanya manajemen yang baik maka karyawan akan berorganisasi dengan
baik, dengan demikian produktivitas kerja akan tercapai.

m. Kesempatan berprestasi

Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dengan
diberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan meningkatkan produktivitas.

2. Pengukuran Produktivitas Kerja

Menurut Hamid (2003), menyatakan bahwa proses pengukuran produktivitas kerja

dapat diukur secara objektif melalui tahap-tahap sebagai berikut:

a. Tujuan dari pengukuran kemujarahan atau efficacy (kemampuan akademis,

tingkat pencapaian akademis, pendidikan berkelanjutan, perkembangan

keterampilan).

b. Tujuan dari pengukuran efektifitas (kemampuan dalam melakukan prosedur,

ketepatan memprioritaskan aktifitas, penampilan kerja secara professional dan

10
sesuai dengan standar yang ada, memberikan informasi yang jelas dan tepat

pada orang lain, mampu bekerja dengan orang lain).

c. Tujuan dari pengukuran efisiensi (sikap, yang cakap, tanggap, ketelitian, dapat

beradaptasi dan secara ekonoi dapat melakukan penghematan).

3. Cara Meningkatkan Produktivitas Kerja

Berikut beberapa cara meningkatkan produktivitas kerja dan kinerja karyawan,

Siagiaan (2002), memberikan rumusan faktor-faktor peningkatan produktivitas kerja

antara lain: melakukan perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan,

pemberdayaan sumber daya manusia, kondisi tempat bekerja yang menyenangkan,

dan umpan balik.

Berdasarkan uraian di atas, dimensi dari cara meningkatkan produktivitas

kerja adalah sebagai berikut:

a. Melakukan perbaikan secara terus-menerus

Suatu organisasi dituntut secara terus-menerus untuk melakukan perubahan-

perubahan, baik secara internal maupun eksternal. Perubahan internal contohnya

adalah perubahan strategi organisasi, perubahan kebijakan tentang produk, perubahan

pemanfaatan teknologi dan perubahan dalam praktek-praktek sumber daya manusia

sebagai akibat diterbitkannya peundang-undangan oleh pemerintah. Perubahan

eksternal, meliputi perubahan yang terjadi dengan lambat atau evolusioner dan bersifat

acak, perubahan yang tinggi secara berlahan tetapi berkelompok, perubahan terjadi

dengan cepat karena dampak tindakan suatu organisasi yang dominan peranannya di

masyarakat dan perubahan yang terjadi secara cepat, menyeluruh dan terus-menerus.

11
b. Peningkatan Mutu Hasil Pekerjaan

Peningkatan mutu hasil pekerjaan dilakukan oleh semua komponen dalam

organisasi. Bagi manajemen, misalnya, perumusan startegi, penentuan kebijakan, dan

proses pengambilan keputusan. Pada kegiatan organisasi yaitu mutu laporan, mutu

dokumen, mutu penyelenggaraan rapat, dan lain-lain.

c. Pemberdayaan sumber daya manusia

Memberdayakan sumber daya manusia mengandung kiat untuk : 1) Mengakui

harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang mulia, mempunyai harga diri, daya

nalar, memiliki kebebasan memilih, akal, perasaan, dan berbagai kebutuhan yang

beraneka ragam; 2) manusia mempunyai hak-hak yang asasi dan tidak ada manusia

lain (termasuk manajemen) yang dibenarkan melangggar hak tersebut. Hak-hak

tersebut yaitu hak menyatakan pendapat, hak berserikat, hak memperoleh pekerjaan

yanag layak, hak memperoleh imbalan yang wajar dan hak mendapat perlindungan; 3)

penerapan gaya manajemen yang partisipatif melalui proses berdemokrasi dalam

kehidupan berorganisasi. Dalam hal ini pimpinan mengikutsertakan para anggota

organisasi dalam proses pengambilan keputusan.

d. Kondisi tempat bekerja yang menyenangkan

Kondisi fisik tempat kerja yang menyenangkan memberikan kontribusi nyata

dalam peningkatan produktivitas kerja, antara lalin ventilasi yang baik, lingkungan kerja

yang bersih dan lingkungan kerja yang bebas dari polusi udara.

e. Umpan balik

12
Pelaksanaan tugas dan karier karyawan tidak dapat dipisahkan dari penciptaan

penciptaan, pemeliharaan, dan penerapan sistem umpan balik yang objektif, rasional,

baku, dan validitas yang tinggi. Objektif dalam arti didasarkan pada norma-norma yang

telah disepakati bukan atas dasar emosi, senang atau tidak senang pada seseorang.

Rasional dalam arti dapat diterima oleh akal sehat. Jika seseorang harus dikenakan

sanksi disiplin, status berat-ringannya disesuaikan dengan jenis pelanggarannya.

4. Dasar-Dasar yang Berhubungan dengan Produktivitas

Menurut Robbins (1998) mengemukakan bahwa karakteristik biografi atau

karakteristik pribadi merupakan dasar-dasar yang berhubungan dengan produktivitas

kerja individu. Karakteristik ini terdiri dari umur, jenis kelamin, dan masa kerja.

Berdasarkan uraian di atas, dimensi dari dasar-dasar yang berhubungan

dengan produktivitas adalah sebagai berikut:

a. Umur

Umur merupakan salah satu faktor personel yang mempengaruhi produktivitas

kerja (Ilyas, 2002). Ada suatu keyakinan bahwa produktivitas akan merosot dengan

makin tuanya sesorang (Robbins, 1998). Hal ini sering dikaitkan dengan keterampilan

seorang individu khususnya kecepatan, kecekatan, kekuatan dan koordinasi akan

menurun seiring dengan berjalannya waktu.

b. Jenis Kelamin

Secara konsisten tidak ada perbedaan antara kinerja laki-laki dan perempuan

dalam kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan kompetisi,

motivasi dan kemampuan belajar. Beberapa riset mengenai tingkat ketidakhadiran

13
mengatakan bahwa perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki. Hal ini ada kaitannya

dengan peran perempuan dalam tanggung jawab keluarga dan perawatan anak serta

sebagai pencari nafkah sekunder (Robbins, 1998).

c. Masa Kerja

Siagian (2001), berpendapat bahwa masa kerja akan mempengaruhi pengalaman

sesorang, semakin lama bekerja semakin banyak pengalaman sehinggan produktivitas

kerja meningkat. Pendapat lain Simanjuntak (1985), mengemukakan bahwa seseorang

yang baru bekerja, belum mengenal dan menghayati pekerjaan yang menjadi tanggung

jawabnya. Sedangkan masa kerja seseorang yang terlalu lama dalam suatu organisasi,

akan merasa jenuh dalam bekerja sehingga terjadi penurunan kreativitas karena tidak

adanya tantangan dalam pekerjaannya.

5. Manfaat Produktivitas Kerja

Menurut Muchdarsyah Sinungan (2005) manfaat dari produktivitas kerja adalah

sebagai berikut:

a. Umpan balik pelaksanaan kerja untuk memperbaiki produktivitas kerja karyawan.

b. Evaluasi produktivitas kerja digunakan untuk penyelesaian misalnya dalam

pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.

c. Untuk keputusan-keputusan penetapan, misalnya promosi, transfer, dan demosi.

d. Untuk kebutuhan latihan dan pengembangan.

e. Untuk perencanaan dan pengembangan karier.

f. Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan proses staffing.

14
g. Untuk mengetahui ketidak akuratan informal.

h. Untuk memberikan kesempatan kerja yang adil.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Menurut Manullang, dalam Edyun (2012) memberi penjelasan bahwa faktor-faktor


yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja adalah keahlian, pengalaman, umur,
keadan fisik, pendidikan, dan bakat serta temperamen.

Berdasarkan uraian di atas, dimensi dari teori di atas adalah sebagai berikut:

a. Keahlian: merupakan faktor penting dan harus dimiliki oleh pengawas pelaksana maupun
pemimpin.

b. Pengalaman: faktor pengalaman sangat erat hubungannya dengan intelegensi, yaitu


kesanggupan karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu dengan hasil yang
tidak saja ditentukan oleh pengalaman tertentu tapi juga harus didukung oleh
intelegensi.

c. Umur: umumnya karyawan yang sudah berumur lanjut mempunyai tenaga fisik
relative terbatas daripada karyawan yang masih muda, untuk itu lebih banyak
mengenakan karyawan yang lebih muda karena fisiknya lebih kuat.

d. Keadaan fisik: keadaan fisik erat hubungannya dengan tugas yang


dihadapi.Misalnya pekerjaan yang membutuhkan tenaga fisik.

e. Bakat dan Temperamen: mempunyai peranan penting dalam menunjang


kesuksesan kerja. Bakat dan temperamen berhubungan dengan sifat-sifat khusus dari
kepribadian seseorang dan dianggap bukan dipengaruhi oleh alam sekitar.

Secara geris besar faktor-faktor yang berpengaruh tergadap produktivitas kerja


adalah Maurits (2010) :

a. Faktor dari dalam diri pekerja misalnya, keadaan psikis, fisik (kelelahan pekerja) ,
usia, bakat, karakter, pengalaman, keahlian, pendidikan, kepuasan kerja, motivasi
kerja, semangat kerja, dan persepsi pekerja terhadap gaji.

15
b. Faktor dri luar diri pekerja misalnya penerangan, kebisingan, musik ditempat kerja,
waktu istirahat, jam kerja, system penggajian, dan tanggung jawab keluarga.

Menurut Tarwaka, Solichul, & Sudiajeng (2004) faktor-faktor yang dapat


mempengaruhi produktivitas kerja adalah sebagai berikut:

1. Motivasi. Merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan sesorang kearah


tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya.

2. Kedisiplinan. Merupakan sikap mental yang tercermib dalam perbuatan tungkah laku
seseorang kelompok, atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap
peraturan, ketentuan, etikam norma dan kaidah yang berlaku.

3. Etos kerja. Merupakan salah satu faktor penentu produktivitas, karena etos kerja
merupakan pandangan yang menilai sejauh mana kita melakukan suati pekerjaan dan
teus berupaya mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.

4. Keterampilan. Faktor keterampilan baik keterampilan teknik maupun menejerial


sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Dengan demikian setiap
individu selalu dituntut untuk terampil dalam penguasaaan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) terutama dalam perubahan teknologi mutakhir.

5. Pendidikan. Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan baik melalui jalur


pendidikan formal maupun informal. Karena setiap perusahaan teknologi hanya akan
dapat dikuasai dengan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang handal.

a
b
b
a

Pada bagian lain Robbins dalam Maurits (2010) membagi faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja dalam tiga bidang pada model prilaku organisasi yaitu
secara individual, kelompok dan organisasi. Secara individual produktivitas kerja
dipengaruhi oleh ciri biografis, kepribadian, persepsi, dan motivasi. Secara kelompok

16
produktivitas kerja dipengaruhi oleh kepemimpinan, struktur kelompok, kekuatan, politik,
komunikasi, konflik. Secara organisasi produktivitas kerja dipengaruhi oleh sumber daya
manusia, peraturan-peraturan, stress kerja, kebudayaan, dam struktur kerja.

Menurut Simanjuntak dalam Agustin (2014) ada tiga faktor-faktor yang


mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah :

a. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan Kualitas dan kemampuan fisik karyawan
dipengaruhi juga oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, kelelahan fisik dan
kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan.

b. Sarana pendukung

Sarana pendukung untuk meningkatkan produktivitas karyawan digolongkan menjadi


3 (tiga) bagian yaitu :

1) Menyangkut lingkungan kerja termasuk sarana dan peralatan yang digunakan,


tehnologi dan cara produksi, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja serta
suasana lingkungan kerja itu sendiri.
2) Menyangkut kesehatan karyawan yang tercermin dalam sistem pengupahan dan
jaminan sosial serta jaminan keselamatan kerja.
3) Sarana, apa yang terjadi didalam perusahaan dipengaruhi juga oleh apa yang
terjadi diluarnya, seperti sumber-sumber faktor produksi yang akan digunakan
prospek pemasaran, perpajakan, perijinan dll. Selain itu hubungan antara pimpinan
dan karyawan juga mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
Bagaimana pandangan pimpinan terhadap bawahan, sejauh mana hak-hak
karyawan mendapat perhatian sejauh mana karyawan diikutsertakan dalam
menentukan kebijaksanaan.
c. Motivasi dan orientasi kemasa depan yang lebih baik. Bekerja dengan produktif oleh
dorongan atau motivasi untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

Menurut pengamatan dari Anoraga (1992) ada sepuluh faktor yang membuat para
pekerja ingin meningkatkan produktivitas kerjanya yaitu:

a. Pekerjaan yang menarik

17
Biasanya apabila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dengan senang atau
menarik bagi dirinya maka hasil pekerjaannya akan lebih memuaskan dari pada dia
mengerjakan pekerjaan yang tidak dia senangi. Demikian pula apabila ingin memeberi
tugas pada

seseorang, maka alangkah baikya melihat terlebih dahulu apakah orang tersebut suka atu
tidak, hal ini dikarenakan para pekerja akan bisa menghasilkan hasil yang maksimal untuk
perusahaan.
b. Upah yang baik
Pada dasarnya seseorang yang bekerja, mengharapkan imbalan yang sesuai
dengan jenis pekerjaannya. Karena adaya upah yang sesuai dengan pekerjaannya, maka
akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin baik. Dengan terpenuhinya upah yang
baik atau dengan kata lain upah yang tak ditanggung tanggungkan oleh para pimpinan
akan bisa dirasakan bagi dirinya sendiri maupun keluarganya. Selain itu dia akan merasa
dibutuhkan oleh perusahaan.

c. Keamanan dan perlindungan dalam bekerja


Keamnanan dan perlindungan yang dimaksud adalah ketika dalam bekerja dalam
pekerjaan yang membutuhkan perlindungan tubuh dengan terpenuhinya jaminan atas
keselamatan pekerjaan maka dalam bekerja tidak akan ada lagi rasa ragu ragu dan was
was dalam bekerja dan bisa melakukan semaksimal mungkin.

d. Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan


Adalah bila seserorang pekerja telah tahu kegunaan dari pekerjaannya bagi umum.
Dan juga telah tau betapa pentingnya pekerjaan dia, maka dia akan mengerjakan
pekerjaan itu dan produktivitas kerja akan lebih meningkat.

e. Lingkungan atau suasana kerja yang baik


Lingkungan yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula terhadap segala
pihak baik pada pekerja , pimpinan ataupun hasil pekerjaanya. Misalnya para pekerja
dituntut untuk bekerja dalam keadaan tenang dan sunyi namun di lingkungan tersebut
sangan ramai dan bising jelas tidak mungkin pekerjaan itu akan mendapat hasil yang
buruk dan berdampak negative bagi perusahaan.

f. Promosi yang terus berkembang

18
Seorang pekerja akan merasa bangga bilamana perusahaannya itu menjadi
berkembang lebih baik lagi karena itu timbul lah rasa bangga karena secara tidak
langsung sang pekerja membawa perusahaanya ke level yang lebih baik lagi, oleh karena
itu pimpina perlu meningkakan promosi pekerja tersebut agar lebih semangat dan lebih
produktivitas.

g. Merasa terlibat dalam setiap organisasi


Dilibatkan dalam setiap organisasi yang ada akan membuat pekerja lebih bangga
dikarenakan dia merasa bawha perusahaan membutuhkan para pekerja tersebut.

h. Pengertian dan memahami persoalan pribadi


Seseorang pemimpin yang bijaksana akan memperhatikan para pekerjanya sampai
pada urusan pribadinya. Dan hal ini bisa berdampak postif bagi mental pekerja karena
merasa diperhtikan lagi dia akan semngat dan meningkatkan produktivitasnya lagi.

i. Kesetiaan pemimpin pada si pekerja


Kesetiaan pemimpin sangat penting dikarenakan bila hanya obral janji saja dan
kenyataannya tidak ada itu akan berdampak pada diri si pekerja.

j. Disiplin kerja yang keras


Sebagai manusia kita jelas tidak ingin merasa dikekang dan sering ingin bebas
namun bila terus seperti itu akan membuat kita lebih santai dan tidak akan menghasilkan
apa yang ingin kita selesaikan.

7. Aspek-Aspek Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja menurut Jackson dalam Agustin (2014) mengatakan bahwa ada
empat aspek yang menentukan besar kecilnya produktivitas kerja seseorang, antara lain :

a. Keterampilan

Dimana setiap pekerja ingin dengan segera menyelesaikan pekerjaannya dan


memiliki motivasi untuk berkembang.

b. Kemampuan

Berusaha meningkatkan kemampuan dan kualitas kerja.

19
c. Sikap

Memiliki sikap yang siap dan sigap serta loyalitas dalam bekerja.

d. Perilaku

Dimana setiap pekerja selalu ingin meningkatkan hasil produksi dan setiap pekerja
selelau bekerjasama dalam berbagai hal.

20

Anda mungkin juga menyukai