Produktivitas kerja berasal dari bahasa Inggris, yaitu product: result, outcome
berkembang menjadi kata productive, yang berarti menghasilkan, dan productivity: having
the ability make or create, creative. Perkataan itu dipergunakan di dalam bahasa
Indonesia menjadi produktivitas yang berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan
sesuatu. Kerja yang akan dihasilkan adalah perwujudan tujuannya. Dilihat dari segi
Psikologi produktivitas menunjukkan tingkah laku sebagai keluaran (output) dari suatu
proses berbagai macam komponen kejiwaan yang melatarbelakanginya. Produktivitas
tidak lain daripada berbicara mengenai tingkah laku manusia atau individu, yaitu tingkah
laku produktivitasnya, lebih khusus lagi di bidang kerja atau organisasi kerja
(Sedarmayanti, 2004).
Secara umum produktivitas kerja diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata
maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan maksud yang sebenararnya.
Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa, produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik
terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang (Sinungan 2009). Siagian
(2005) mendefinisikan produktivitas kerja sebagai kemampuan memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan
output yang optimal, kalau mungkin maksimal. Sedangkan menurut Komaruddin (1992)
pada hakekatnya produktivitas meliputi sikap yang senantiasa mempunyai pandangan
bahwa metode kerja hari ini harus lebih baik dari metode kerja kemarin dan hasil yang
dapat diraih esok harus lebih banyak atau lebih bermutu daripada hasil yang diraih hari
ini.
1
Whitmore (dalam Sedarmayanti, 2009) memadang bahwa produktivitas sebagai
suatu ukuran atas penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi yang biasanya
dinyatakan sebagai rasio dari keluaran yang dicapai dengan sumber daya yang
digunakan. Paul Mali (dalam Sedarmayanti, 2009) mengutarakan bahwa produktivitas
adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang atau jasa setinggi
mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Oleh karena itu
produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan
waktu tertentu.
Teori yang diungkapkan pada konferensi Oslo 1984 yang dikutip Sinungan (2009)
Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk
menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan
menggunakan sumber-sumber riil yang semakin sedikit. Mulyadi (2007) mengungkapkan
Produktivitas adalah suatu ukuran yang berhubungan dengan produksi keluaran secara
efisien dan terutama ditujukan kepada hubungan antara keluaran dan masukan yang
digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Sedangkan Ravianto (1988)
mengemukakan bahwa produktivitas adalah ukuran efisiensi dengan mana modal,
material, peralatan atau teknologi, manajemen SDM, informasi dan waktu yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa.
Menurut Gilmore & Fromm (dalam Sedarmayanti, 2009) indikator produktivitas kerja
adalah :
a. Tindakannya konstruktif. Melakukan tindakan yang bermanfaat dan positif yang akan
mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.
b. Percaya pada diri sendiri. Kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang dapat
meningkatkan kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat meningkatkan
produktivitasnya juga.
2
c. Bertanggung jawab. Memiliki sifat bertanggung jawab yang tinggi, hal ini akan
mendorong gairah kerja, semangat kerja dan akan mendukung terwujudnya tujuan
perusahaan.
f. Mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
berubah-ubah.
3
Jadi menigkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada
gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
6. Efisiensi. Pebandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya
yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang
memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.
Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam bentuk
memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas kerja karyawan bagi suatu
perusahaan sangatlah penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan
usaha. Karena semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan, berarti
laba perusahaan dan produktivitas akan meningkat.
International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan
(2005: 127) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas
adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap
sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung. Sumber tersebut dapat berupa:
a. Tanah
4
d. Tenaga kerja
Konsep produktivitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi
individu dan dimensi organisasi. Pengkajian masalah produktivitas dari dimensi individu
tidak lain melihat produktivitas terutama dalam hubungannya dengan karakteristik-
karakteristik kepribadian individu. Dalam konteks ini esensi pengertian produktivitas
adalah sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini
harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini (Kusnendi,
2003:8.4).
Wexley dan Yukl dalam Edyun (2012) menyatakan produktivitas kerja karyawan dari
suatu organisasi memegang peranan yang sangat penting. Karena maju mundurnya
organisasi sangatlah tergantung pada naik turunnya produktivitas kerja karyawan.
Seorang karyawan yang melakukan sesuatu jenis pekerjaan tertentu dapat dipastikan
akan memperoleh hasil. Hasil adalah output akan produksi dari suatu aktivitas kerja.
Produksi atau produktivitas adalah dua hal yang mempunyai hubungan yang erat dan
merupakan masalah yang pokok dalam perusahaan. Produksi adalah merupakan suatu
usaha untuk menghasilkan barang atau jasa, sedangkan produktivitas berkaitan erat
sebagai cara pencapaian tingkat produksi tersebut.
5
Menurut Maurits (2010) produktivitas yaitu mengandung pengertian sebagai sikap
mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari
kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini. Filosofi dan spirit tentang produktivitas
sudah ada. sejak awal peradaban manusia karena makna produktivitas adalah keinginan
(the will) dan upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitaskehidupan dan
penghidupan di segala bidang.
Secara filosofi, produktivitas merupakan sikap mental yang selalu berusaha dan
mempunyai pandangan bahwa suatu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan
hari esok lebih baik dari hari ini. Secara teknis produktivitas merupakan perbandingan
antara hasil yang dicapai dan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan, produktivitas
tenaga kerja merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan pasar tenaga
kerja per satuan waktu dan sebagai tolak ukur jika ekspansi dan aktivitas dari sikap
sumber yang digunakan selama produktivitas berlangsung dengan membandingkan
jumlah yang dihasilkan dengan setiap sumber yang digunakan. Jadi produktivitas kerja
adalah ukuran yang menunjukkan pertimbangan antara input dan output yang dikeluarkan
perusahaan serta peran tenaga kerja yang dimiliki persatuan waktu (Darmawan, 2013).
Produktivitas pada dasarnya adalah suatu konsep yang universal yang berlaku bagi
semua sistem, karena setiap kegiatan memerlukan produktivitas dalam pelaksanaannya.
Produktivitas merupakan suatu ukuran tentang seberapa produktif suatu proses
menghasilkan suatu keluaran, produktivitas juga diartikan sebagai suatu rasio antara
masukan dan keluaran, dengan fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan suatu
proses. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masuk atau output : input.
Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur
dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Walaupun terkadang produktivitas dipandang
sebagai pengguna insentif lebih terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja
dan mesin yang jika diukur dengan tepat akan menunjukkan suatu penampilan atau
efisiensi.
6
adalah bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya atau unjuk kerja. Orang yang
produktif akan menggambarkan potensi, persepsi, dan kreativitas yang senantiasa
menyumbangkan kemampuannya agar bermanfaat bagi diriya dan lingkungannya
(Sedarmayanti, 2009).
a. Produktivitas pada dasarnya merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih
baik dari hari ini.
7
tepat dengan pekerjaan yang tepat serta kondisi yang memungkinkan mereka bekerja
optimal.
a. Motivasi
b. Pendidikan
c. Disiplin Kerja
Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa
berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan.
Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi, kedisiplinan
dengan suatu latihan antar alin dengan bekerja menghargai waktu dan biaya akan
memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan.
d. Keterampilan
8
Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan.
Keterampilan karyawan dalam perusahaan dapat ditingkatkan melalui training,
kursus-kursus dan lain-lain.
Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi,
selaras dan seimbang di dalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain.
Etika dalam hubungan kerja sangat penting karena dengan tercapainya hubungan
seimbang antara perilaku dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas
kerja.
Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanaan yang
didapat, hal itu mempengaruhi kesehatan karyawan, dengan semua itu akan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.
g. Kompensasi
Penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja karyawan karena semakin tinggi
prestasi karyawan maka akan semakin besar prestasi yang diterima. Dengan itu maka
akan memberikan semangat kerja tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga
produktivitas kerja karyawan akan tercapai.
Lingkungan kerja dari karyawan termasuk hubugan kerja antara karyawan, hubungan
dengan pimpinan, suhu serta lingkungan penerangan dan sebagainya. Hal ini sangat
penting untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan karena sering karyawan
enggan bekerja , karena tidak ada kekompakan dalam kelompok kerja atau ruang
kerja yang tidak menyenangkan. Hal ini mengganggu kerja karyawan.
i. Teknologi
9
Dengan adanya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yang semakin otomatis
dan canggih akan mendapat dukungan tingkat produksi dan mempermudah manusia
dalam melaksanakan pekerjaan.
j. Sarana produksi
Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi.
k. Jaminan Sosial
l. Manajemen
Dengan adanya manajemen yang baik maka karyawan akan berorganisasi dengan
baik, dengan demikian produktivitas kerja akan tercapai.
m. Kesempatan berprestasi
Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dengan
diberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan meningkatkan produktivitas.
keterampilan).
10
sesuai dengan standar yang ada, memberikan informasi yang jelas dan tepat
c. Tujuan dari pengukuran efisiensi (sikap, yang cakap, tanggap, ketelitian, dapat
antara lain: melakukan perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan,
eksternal, meliputi perubahan yang terjadi dengan lambat atau evolusioner dan bersifat
acak, perubahan yang tinggi secara berlahan tetapi berkelompok, perubahan terjadi
dengan cepat karena dampak tindakan suatu organisasi yang dominan peranannya di
masyarakat dan perubahan yang terjadi secara cepat, menyeluruh dan terus-menerus.
11
b. Peningkatan Mutu Hasil Pekerjaan
proses pengambilan keputusan. Pada kegiatan organisasi yaitu mutu laporan, mutu
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang mulia, mempunyai harga diri, daya
nalar, memiliki kebebasan memilih, akal, perasaan, dan berbagai kebutuhan yang
beraneka ragam; 2) manusia mempunyai hak-hak yang asasi dan tidak ada manusia
tersebut yaitu hak menyatakan pendapat, hak berserikat, hak memperoleh pekerjaan
yanag layak, hak memperoleh imbalan yang wajar dan hak mendapat perlindungan; 3)
dalam peningkatan produktivitas kerja, antara lalin ventilasi yang baik, lingkungan kerja
yang bersih dan lingkungan kerja yang bebas dari polusi udara.
e. Umpan balik
12
Pelaksanaan tugas dan karier karyawan tidak dapat dipisahkan dari penciptaan
penciptaan, pemeliharaan, dan penerapan sistem umpan balik yang objektif, rasional,
baku, dan validitas yang tinggi. Objektif dalam arti didasarkan pada norma-norma yang
telah disepakati bukan atas dasar emosi, senang atau tidak senang pada seseorang.
Rasional dalam arti dapat diterima oleh akal sehat. Jika seseorang harus dikenakan
kerja individu. Karakteristik ini terdiri dari umur, jenis kelamin, dan masa kerja.
a. Umur
kerja (Ilyas, 2002). Ada suatu keyakinan bahwa produktivitas akan merosot dengan
makin tuanya sesorang (Robbins, 1998). Hal ini sering dikaitkan dengan keterampilan
b. Jenis Kelamin
Secara konsisten tidak ada perbedaan antara kinerja laki-laki dan perempuan
13
mengatakan bahwa perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki. Hal ini ada kaitannya
dengan peran perempuan dalam tanggung jawab keluarga dan perawatan anak serta
c. Masa Kerja
yang baru bekerja, belum mengenal dan menghayati pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya. Sedangkan masa kerja seseorang yang terlalu lama dalam suatu organisasi,
akan merasa jenuh dalam bekerja sehingga terjadi penurunan kreativitas karena tidak
sebagai berikut:
14
g. Untuk mengetahui ketidak akuratan informal.
Berdasarkan uraian di atas, dimensi dari teori di atas adalah sebagai berikut:
a. Keahlian: merupakan faktor penting dan harus dimiliki oleh pengawas pelaksana maupun
pemimpin.
c. Umur: umumnya karyawan yang sudah berumur lanjut mempunyai tenaga fisik
relative terbatas daripada karyawan yang masih muda, untuk itu lebih banyak
mengenakan karyawan yang lebih muda karena fisiknya lebih kuat.
a. Faktor dari dalam diri pekerja misalnya, keadaan psikis, fisik (kelelahan pekerja) ,
usia, bakat, karakter, pengalaman, keahlian, pendidikan, kepuasan kerja, motivasi
kerja, semangat kerja, dan persepsi pekerja terhadap gaji.
15
b. Faktor dri luar diri pekerja misalnya penerangan, kebisingan, musik ditempat kerja,
waktu istirahat, jam kerja, system penggajian, dan tanggung jawab keluarga.
2. Kedisiplinan. Merupakan sikap mental yang tercermib dalam perbuatan tungkah laku
seseorang kelompok, atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap
peraturan, ketentuan, etikam norma dan kaidah yang berlaku.
3. Etos kerja. Merupakan salah satu faktor penentu produktivitas, karena etos kerja
merupakan pandangan yang menilai sejauh mana kita melakukan suati pekerjaan dan
teus berupaya mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.
a
b
b
a
Pada bagian lain Robbins dalam Maurits (2010) membagi faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja dalam tiga bidang pada model prilaku organisasi yaitu
secara individual, kelompok dan organisasi. Secara individual produktivitas kerja
dipengaruhi oleh ciri biografis, kepribadian, persepsi, dan motivasi. Secara kelompok
16
produktivitas kerja dipengaruhi oleh kepemimpinan, struktur kelompok, kekuatan, politik,
komunikasi, konflik. Secara organisasi produktivitas kerja dipengaruhi oleh sumber daya
manusia, peraturan-peraturan, stress kerja, kebudayaan, dam struktur kerja.
a. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan Kualitas dan kemampuan fisik karyawan
dipengaruhi juga oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, kelelahan fisik dan
kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan.
b. Sarana pendukung
Menurut pengamatan dari Anoraga (1992) ada sepuluh faktor yang membuat para
pekerja ingin meningkatkan produktivitas kerjanya yaitu:
17
Biasanya apabila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dengan senang atau
menarik bagi dirinya maka hasil pekerjaannya akan lebih memuaskan dari pada dia
mengerjakan pekerjaan yang tidak dia senangi. Demikian pula apabila ingin memeberi
tugas pada
seseorang, maka alangkah baikya melihat terlebih dahulu apakah orang tersebut suka atu
tidak, hal ini dikarenakan para pekerja akan bisa menghasilkan hasil yang maksimal untuk
perusahaan.
b. Upah yang baik
Pada dasarnya seseorang yang bekerja, mengharapkan imbalan yang sesuai
dengan jenis pekerjaannya. Karena adaya upah yang sesuai dengan pekerjaannya, maka
akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin baik. Dengan terpenuhinya upah yang
baik atau dengan kata lain upah yang tak ditanggung tanggungkan oleh para pimpinan
akan bisa dirasakan bagi dirinya sendiri maupun keluarganya. Selain itu dia akan merasa
dibutuhkan oleh perusahaan.
18
Seorang pekerja akan merasa bangga bilamana perusahaannya itu menjadi
berkembang lebih baik lagi karena itu timbul lah rasa bangga karena secara tidak
langsung sang pekerja membawa perusahaanya ke level yang lebih baik lagi, oleh karena
itu pimpina perlu meningkakan promosi pekerja tersebut agar lebih semangat dan lebih
produktivitas.
Produktivitas kerja menurut Jackson dalam Agustin (2014) mengatakan bahwa ada
empat aspek yang menentukan besar kecilnya produktivitas kerja seseorang, antara lain :
a. Keterampilan
b. Kemampuan
19
c. Sikap
Memiliki sikap yang siap dan sigap serta loyalitas dalam bekerja.
d. Perilaku
Dimana setiap pekerja selalu ingin meningkatkan hasil produksi dan setiap pekerja
selelau bekerjasama dalam berbagai hal.
20