Anda di halaman 1dari 8

2.

2 Produktivitas Kerja

2.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja

Masalah produktivitas adalah masalah yang sangat penting untuk saat ini.

Masyarakat semakin sadar bahwa produktivitas dapat meningkatkan kesejahteraan

manusia. Pentingnya produktivitas kerja mencakup banyak hal seperti produktivitas

tenaga kerja, produktivitas organisasi, produktivitas pemasaran dan sebagainya.

Secara umum, pengertian produktivitas menyangkut hubungan antara keluaran dengan

masukan yang digunakan. Istilah produktivitas sering kacau dengan istilah produksi.

Banyak yang berpendapat bahwa semakin besar produksinya, semakin besar

produktivitasnya. Para pakar pada umumnya sependapat bahwa produktivitas ialah

output per unit, atau output dibagi input, atau rasio antara output dengan input.

Menurut Sedarmayanti, (2009), produktivitas diartikan sebagai hubungan antara

hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Artinya

perbandingan antara hasil keluaran dengan hasil yang masuk atau output : input.

Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja. Sedangkan keluaran diukur

dalam kesatuan fisik, bentuk dan nilai.

Dikutip oleh Rusli Syarif (dalam Widodo, 2015) mengatakan bahwa definisi

produktivitas secara sederhana adalah hubungan antara kualitas yang dihasilkan

dengan jumlah kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil itu. Sedangkan secara

umum adalah bahwa produktivitas merupakan rasio antara kepuasan atas

keseluruhan dan pengorbanan yang dilakukan.

Menurut Daryanto (2012), Produktivitas adalah sebuah konsep yang

menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan atau jasa yang diproduksi)
dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) untuk

menghasilkan hasil tersebut.

Menurut Purnomo (2004), produktivitas sering diartikan sebagai ukuran sejauh

mana sumber-sumber daya yang ada sebagai masukan sistem produksi dikelola

sedemikian rupa untuk mencapai hasil atau keluaran pada tingkat kuantitas tertentu.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah

kemampuan karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan,

seorang karyawan dapt dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atau

jasa sesuai dengan diharapkan dalam waktu yang singkat atau tepat.

2.2.2 Aspek - Aspek Produktivitas Kerja

Menurut Siagian (2008) aspek-aspek produktivitas kerja antara lain yaitu :

a. Perbaikan terus-menerus

Salah satu implikasinya adalah bahwa seluruh komponen organisasi

harus melakukan perbaikan secara terus menerus. Hal tersebut dikarenakan

suatu pekerjaan seluruh dihadapkan pada tuntutan yang terus-menerus berubah

seiring dengan perkembangan zaman.

b. Tugas pekerjaan yang menantang

Dalam jenis pekerjaan apapun akan selalu terdapat pekerjan yang

menganut prinsip minimalis, yang berarti sudah puas jika melaksanakan

tugasnya dengan hasil yang sekedar memenuhi standar minimal. Akan tetapi

tidak sedikit orang justu menginginkan tugas yang penuh tantangan.


c. Kondisi fisik tempat bekerja

Telah umum dikatakan baik oleh pakar maupun praktisi manajemen

bahwa kondisi fisik tempat bekerja yang menyenangkan diperlukan dan

memberikan konstribusi nyata dalam meningkatkan produktivitas kerja.

Sedangkan menurut Kusuma (2012) aspek-aspek produktivitas teridiri dari :

a. Motivasi Kerja

Dengan adanya motivasi kerja yang tinggi maka produktivitas akan

mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena danya dorongan untuk

menghasilkan yang lebih banyak dan lebih baik.

b. Efisiensi dan efektivitas kerja

Efisiensi dan efektivitas kerja adalah modal menunjang produktivitas.

Sebab dengan adanya efisiensi dan efektivitas dalam bekerja akan menimbulkan

produktivitas yang tinggi.

c. Kemampuan kerja

Kemampuan kerja seseorang karyawan sangat menentukan hasil

produksi. Apalagi kemampuan karyawan tinggi maka akan menghasilkan produk yang

tinggi, sebaliknya kemampuan karyawan rendah maka akan menghasilkan produk

yang rendah.

d. Pengalaman dan pengetahuan


Pengalaman dan pengetahuan seseorang karyawan sangat berpengaruh

terhadap produksi yang dihasilkan akan tetapi akan lebih tinggi apabila seseorang

karyawan mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek produktivitas terdiri dari perbaikan terus

menerus, tugas pekerjaan yang menantang, kondisi fisik tempat bekerja, motivasi kerja,

efisiensi dan efektivitas kerja, kemampuan kerja, pengalaman dan pengetahuan

2.2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Menurut (Hartatik 2018), faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

menurut beberapa ahli :

a. Menurut Panji Anoraga

1. Pekerjaan yang menarik

2. Upah yang baik

3. Keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan

4. Etos kerja dan lingkungan atau sarana kerja yang baik

5. Promosi dan perkembangan diri sejalan dengan perkembangan

perusahaan.

6. Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi

7. Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi

8. Kesetiaan pimpinan pada diri karyawan 9. serta disiplin kerja

yang keras

b. Menurut Payaman J.Simanjuntak

1. Yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik karyawan

yang meliputi :
a. Tingkat pendidikan

b. Latihan

c. Motivasi kerja

d. Etos kerja

e. Mental

f. Kemampuan fisik karyawan

2. Sarana pendukung yang meliputi ;

a. Lingkungan kerja, terdiri dari produksi, sarana dan

peralatan produksi, sarana dan peralatan produksi,

tingkat keselamatan, serta kesejahteraan.

b. Kesejahteraan pegawai, terdiri dari manajemen dan

hubungan industri.

c. Menurut Mucdarsyah

1. Tenaga kerja

Kenaikan sumbangan kerja pada produktivitas dikarenakan adanya

tenaga kerja yang lebih sehat, terdidik, dan giat.

2. Seni Serta Ilmu Manajemen

Manajemen adalah faktor produksi dan sumber daya ekonomi,

sedangkan seni adalah pengetahuan manajemen yang memberikan

kemungkinan peningkatan produktivitas.

3. Modal
Modal perusahaan merupakan landasan gerak suatu usaha

perusahaan, karena dapat menyediakan peralatan bagi manusia, yaitu

membantu melakukan produktivitas kerja.

d. Menurut Sulistyani dan Rosidah

1. Pengetahuan (Knowledge) 

Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik

yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan

kontribusi pada seseorang di dalam pemecahan masalah, daya cipta,

termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan. Dengan

pengetahuan yang luas dan pendidikan yang tinggi, seorang pegawai

diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.

2. Ketrampilan (Skills) 

Ketrampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis

operasional mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan.

Ketrampilan diperoleh melalui proses belajar dan berlatih. Ketrampilan

berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau

menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis. Dengan

ketrampilan yang dimiliki seorang pegawai diharapkan mampu

menyelesaikan pekerjaan secara produktif.

3. Kemampuas (Abilities)

Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang

dimiliki oleh seorang pegawai. Konsep ini jauh lebih luas, karena dapat

mencakup sejumlah kompetensi. Pengetahuan dan ketrampilan termasuk

faktor pembentuk kemampuan. Dengan demikian apabila seseorang


mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi, diharapkan

memiliki ability yang tinggi pula.

4. Sikap (Attitude)

Attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika

kebiasaan yang terpolakan tersebut memiliki implikasi positif dalam

hubungannya dengan perilaku kerja seseorang maka akan

menguntungkan. Artinya apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai adalah

baik, maka hal tersebut dapat menjamin perilaku kerja yang baik pula.

Dapat dicontohkan seorang pegawai mempunyai kebiasaan tepat waktu,

disiplin, simple, maka perilaku kerja juga baik, apabila diberi tanggung

jawab akan menepati aturan dan kesepakatan.

5. Perilaku (Behaviors) 

Demikian dengan perilaku manusia juga akan ditentukan oleh

kebiasaan kebiasaan yang telah tertanam dalam diri pegawai sehingga

dapat mendukung kerja yang efektif atau sebaliknya. Dengan kondisi

pegawai tersebut, maka produktivitas dapat dipastikan akan dapat

terwujud.

Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan kondisi utama pekerja yang

semakin penting dan menentukan tingkat produktivitas kerja, yaitu pendidikan dan

pelatihan (pengetahuan), motivasi,disiplin, keterampilan, tingkat penghasilan,

lingkungan dan iklim kerja, serta penguasaan peralatan

2.2.4 Hubungan Produktivitas Kerja dengan Manajemen K3


Hubungan produktivitas kerja dengan K3 dapat dilihat dari manfaat yang

diperoleh apabila sebuah perusahaan melaksanakan K3, yaitu sebagai berikut:

1. Dapat memacu produktivitas kerja karyawan. Dari lingkungan kerja yang

aman dan sehat terbukti terbukti berpengaruh terhadap produktivitas. Dengan

pelaksanaan K3 karyawan akan merasa terjamin aman dan terlindungi. Sehingga

secara tak langsung dapat memacu motivasi dan kegairahan kerja mereka.

2. Meningkatkan efisiensi atau produktivitas perusahaan. Karena dengan

pelaksanaan K3 memungkinkan semakin berkurangnya kecelakaan kerja sehingga

akan dapat meningkatkan efisiensi dalam perusahaan.

3. Mengefektifkan pengembangan dan pembinaan SDM. Pekerja atau karyawan

adalah kekayaan yang amat berharga bagi perusahaan. Semua pekerjaan ingin

diakui martabatnya sebagai manusia.melalui prinsip K3 pengembangan dan

pembinaan terhadap tenaga kerja bisa dilakukan sehingga citra sebagai manusia

yang bermartabat dapat direalisasikan.

4. Meningatkan daya saing produk perusahaan. K3 apabila dilaksanakan dalam

perusahaan bermuara pula kepada penentuan harga barang yang bersaing, hal

tersebut dipicu oleh adanya penghematan dalam produksi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai