DISUSUN OLEH :
JURUSAN MANAJEMEN
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan, karena atas rahmatnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Motivasi, komitmen dan engagement terhadap
kompensasi”. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
matakuliah “Manajemen Kompensasi”.
Kami menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari dosen yang membaca
makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya sehingga
terwujudnya makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan kerja semakin ketat dengan adanya perkembangan informasi serta
semakin meningkatnya teknologi yang semakin canggih dari tahun ke tahun yang
dapat mengakibatkan persaingan secara menyeluruh di dunia. Keberadaan sumber
daya manusia sangat penting pada suatu perusahaan, tenaga kerja mempunyai potensi
penting dalam menjalankan perusahaan dan perusahaan harus menjaga sebaik-baiknya
sehingga mampu memberi hasil yang maksimal dan manusia bekerja sesuai
kebutuhan.
Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang ingin
dipenuhinya. Menurut Abraham Maslow (dalam Munandar 2008) menjelaskan
kebutuhan dasar manusia yaitu, kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan
sosial, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Sama halnya dengan
Abraham Maslow adapun Menurut Varginia Henderson (dalam Potter dan Perry
1997) membagi kebutuhan dasar manusia kedalam 14 komponen yaitu, kebutuhan
bernafas, makan dan minum yang cukup, eliminasi, bergerak, tidur dan istirahat,
memilih pakaian yang tepat, mempertahankan suhu tubuh, menjaga kebersihan,
menghindari bahaya dari lingkungan, berkomunikasi dengan orang lain, beribadah,
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup,bermain dan belajar. Dari kebutuahan dasar
manusia salah satunya adalah kebutuhan hidup.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya orang akan bekerja dan melakukan
berbagai usaha. Seseorang dalam bekerja ada yang memilih sebagai wiraswasta dan
ada yang memilih bekerja diperusahaan. Untuk mendorong semangat kerja karyawan
perlu adanya hubungan kerja yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan
karyawan. Dalam hal ini dapat memicu timbulnya motivasi karyawan untuk
menunjukan kineja terbaiknya agar tetap dipertahankan di perusahaan. Seperti yang
dikatakan Baron dan Grenberg (dalam Budiman 2015) hubungan imbal balik atasan-
bawahan adalah mempelajari bentuk-bentuk hubungan yang bervariasi antara atasan
dengan bawahan dan pertukaran perlakuan secara vertical antara keduanya untuk
saling menguntungkan satu dengan lainnya. Tingkat keberhasilan suatu perusahaan
tergantung pada motivasi karyawannya, komitmen dan engagement dalam melakukan
pekerjaan. Kompensasi bagi karyawan merupakan salah satu faktor penting yang
menjadi pendorong dalam bekerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi semangat
kerja karyawan untuk meningkatkan kinerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motive atau dengan bahasa lainnya, yaitu movere
yang berarti mengerahkan. Motivasi itu suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan
mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke
tercapainya tujuan tertentu. Motivasi kerja dengn sendirinya akan muncul dari diri
seseorang ketika mereka merasakan hal yang membuat kebutuhan seseorang dapat
tercapai.
Menurut Siagian (dalam Yuli 2014) motivasi adalah daya dorong yang
mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela mengarahkan
kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya
untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan. yang bertanggung jawabnya dan
menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai
sasaran organisasi yang telah di tentukan sebelumnya.
Harold Koontz (Hasibuan 2008) motivasi mengacu pada dorongan dan usaha
untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan. Motivasi adalah
kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri
seseorang yang membangkit topangan dan mengarahkan tindakan-
tindakannya.
Motivasi merupakan faktor biologis dan emosional yang hanya dapat diduga
dari pengamatan tingkah laku manusia menurut American Encyclopedia
(Hasibuan 2008).
2. Karakteristik Komitmen
Menurut Michaels (1997), ciri-ciri komitmen organisasi dijelaskan sebagai
berikut:
1) Ciri-ciri komitmen pada pekerjaan : menyenangi pekerjaannya, tidak pernah
melihat jam untuk segera bersiap-siap pulang, mampu berkonsentrasi pada
pekerjaannya, tetap memikirkan pekerjaan walaupun tidak bekerja.
2) Ciri-ciri komitmen dalam kelompok : sangat memperhatikan bagaimana orang
lain bekerja, selalu siap menolong teman kerjanya, selalu berupaya untuk
berinteraksi dengan teman kerjanya, memperlakukan teman kerjanya sebagai
keluarga, selalu terbuka pada kehadiran teman kerja baru.
3) Ciri-ciri komitmen pada organisasi antara lain : selalu berupaya untuk
mensukseskan organisasi, selalu mencari informasi tentang kondisi organisasi,
selalu mencoba mencari komplementaris antara sasaran organisasi dengan
sasaran pribadinya, selalu berupaya untuk memaksimalkan kontribusi kerjanya
sebagai bagian dari usaha organisasi keseluruhan, menaruh perhatian pada
hubungan kerja antar unit organisasi, berpikir positif pada kritik teman-teman,
menempatkan prioritas di atas departemennya, tidak melihat organisasi lain
sebagai unit yang lebih baik, memiliki keyakinan bahwa organisasinya
memiliki harapan untuk berkembang, berpikir positif pada pimpinan puncak
organisasi.
4. Indikator Komitmen
Sedangkan Buchanan (1974) menemukan bahwa indikator komitmen terdiri
dari :
1) Identifikasi organisasi. Merasakan kebanggaan atas organisasinya serta telah
menginternalisasikan tujuan dan nilai-nilai inti organissasi dalam dirinya.
2) Keterlibatan Diri. Penyerapan aktivitas dan penerapan peraturan organisasi
hingga ke dalam psikologisnya.
3) Loyalitas organisasi. Sikap afeksi dan penerimaannya terhadap organisasi
dibuktikan dengan rasa memiliki yang kuat (sense of belonging) terhadap
organisasi serta keinginginan kuat untuk tetap bertahan dalam organisasi.
5. Hubungan Antara Komitmen dan Kompensasi
Tingkat komitmen baik komitmen perusahaan terhadap karyawan, maupun
antara karyawan terhadap perusahaan sangat diperlukan karena melalui komitmen-
komitmen tersebut akan tercipta iklim kerja yang profesional. Individu yang
terpuaskan dengan pekerjaannya cenderung untuk memenuhi komitmen terhadap
organisasi, sehingga munculnya loyalitas pegawai terhadap organisasi, yang akhirnya
menyebabkan pegawai tersebut memiliki rasa ketergantungan dan tanggung jawab
pada organisasi.
Jika perusahaan memberikan kompensasi yang tepat dan sesuai untuk para
karyawan sehingga para karyawan akan merasa puas dengan demikian mereka akan
membangun komitmen untuk tetap bekerja pada perusahaan tersebut.
C. Engagement
1. Pengertian Employee Engagement
Definisi employee engagement menurut para ahli sebagai berikut:
Employee engagement adalah pikiran yang positif, perasaan puas atas hal-hal
yang berhubungan dengan pekerjaan, yang ditandai dengan semangat (vigor)
dedikasi dan keterikatan/ kelekatan atas hal-hal yang berhubungan dengan
pekerjaan (Schaufeli & Bakker, 2004).
Employee engagement adalah sikap seorang karyawan yang aktif secara
kognitif, fisik maupun emosi dengan peran pekerjaan mereka (Winowoda,
2018).
Employee engagement adalah sikap positif karyawan terhadap organisasi dan
nilai-nilainya, dimana karyawan memiliki kesadaran konteks bisnis dan
bekerja untuk meningkatkan efektivitas pekerjaan dan organisasi (Robinson,
Perryman, & Hayday, 2004).
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA