Dosen Pengampu:
Waladi Imaduddin, SE,MM.
Anggota Kelompok:
1. Anis Ayu Ningsih (19.61201.002709)
2. Azizah Nurul Afkarina (19.61201.002711)
3. Dyah Sandra Kartika (19.61201.002724)
4. Nabilatul Aqliyah (19.61201.002767)
Kelas : Pagi A
FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN
2021
Produktivitas Kerja
Menurut M. Sinungan, tujuh faktor yang mempengaruhi produktivitas, yaitu sebagi berikut:
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa perbaikan dalam lingkungan kerja
dapat menumbuhkan kegairahan, semangat, dan kecepatan kerja sehingga dapat mencapai
produktivitas. Demikian juga perbaikan bidang pengupahan jaminan sosial dapat
menumbahkan motivasi kerja dan meningkatkan produktivitas karyawan dan tidak kalah
pentingnya adalah kemampuan manajemen dalam menggunakan sumber secara maksimal
serat menciptakan sistem kerja yang optimal akan menentukan tinggi atau rendahnya
produktivitas kerja pegawai, mengingat peranan manajemen sangat penting untuk peningkatan
di perusahaan.
C. Indikator Produktivitas
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang ada di
perusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara
efisien dan efektif, sehingga ini semua akhirnya sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan
yang sudah ditetapkan. Untuk mengukur produktivitas kerja, diperlukan suatu indikator
sebagai beriku:
a. Kemampuan
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan
sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam
bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diemban kepada
mereka.
b. Meningkatkan hasil yang dicapai
Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat
dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut.
Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat
dalam suatu pekerjaan.
c. Semangat kerja
Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos
kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari
sebelumnya.
d. Pengembangan diri
Senantias mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan
diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi,
sebab semakin kuat tantangannya pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga
harapan untuk menjadi lebih baik pada waktunya akan berdampak pada keinginan
karyawan untuk meningkatkan kemampuan.
e. Mutu
Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai.
Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik untuk perusahaan
dan untuk dirinya sendiri.
f. Efisiensi
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.
Masukkan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruih yang
cukup signifikan bagi karyawan.
Sedangkan menurut Steers, umumnya orang percaya bahwa prestasi kerja individu
merupakan fungsi gabungan dari tiga faktor, yaitu:
a. Kemampuan, perangai, dan minat seorang pekerja.
b. Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan peranan seorang pekerja.
c. Tingkat motivasi kerja.
Walaupun etiap faktor secara sendiri-sendiri dapat juga mempunyai arti yang penting,
tetapi kombinasi ketiga tersebut sangat menentukan tingkat hasil tiap pekerja, yang pada
gilirannya membantu prestasi organisasi secara keseluruhan. Byar dan Rue, mengemukakan
adanya dua faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu faktor individu dan lingkungan.
Faktor-faktor individu yang dimaksud adalah:
a. Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang digunakan dalam
menyelenggarakan gerakan tugas.
b. Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas.
c. Role/task perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu oleh individu
untuk menyelesaiakn suatu pekerjaan.
Adapun faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi kerja adalah:
a. Kondisi fisik.
b. Peralatan.
c. Waktu.
d. Material.
e. Pendidikan. Suverpisi.
f. Desain organisasi.
g. Pelatihan.
h. Keberuntungan.
a. Hasil kerja
Tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh mana pengawasan
dilakukan.
b. Pengetahuan pekerjaan
Tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang akan berpengaruh langsung
terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil kerja.
c. Inisiatif
Tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan khususnya dalam hal penanganan
masalah-masalah yang timbul.
d. Kecekatan mental
Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja dan menyesuaikan
dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada.
e. Sikap
Tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas pekerjaan.
f. Disiplin waktu dan absensi
Tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran.
Dari uraian tersebut di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa pembahasan masalah
keberhasilan kerja atau prestasi kerja haruslah dilihat dari dua sudut pandang yaitu:
a. Harus dilihat aspek-aspek yang menyangkut kriteria pengukuran keberhasilan kerja yang
merupakan sasaran akhir dari pelaksanaan suatu pekerjaan.
b. Perilaku dari individu itu sendiri dalam usahanya untuk mencapai keberhasilan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh dua variabel
utama yang individual dan situasional.