Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PERKULIAHAN

STUDY KELAYAKAN BISNIS

ASPEK PERMODALAN

Dosen :

Dra. Sri Hastari, MM.

Disusun Oleh:

Dyah Sandra Kartika

(19.61201.002724)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN

2021
A. Pengantar Modal
Permodalan usaha: Modal adalah segala sesuatu baik berupa uang maupun keseluruhan
barang-barang yang masih ada dalam proses produksi dan digunakan untuk biaya usaha.
Pengantar
 Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya membutuhkan sejumlah dana, baik dana
sendiri maupun dari dana pinjaman.
 Dana digunakan untuk keperluan investasi yaitu untuk membeli dan membiayai aktiva
tetap.
 Masalah biaya modal bukan terletak pada perhitungan setelah proyek/bisnis
dioperasionalkan, tetapi besarnya modal yang harus diperhitungkan saat usul investasi
dikerjakan.
 Kekeliruan dalam menginvestasikan besarnya biaya modal dalam usul investasi, akan
menyesatkan analisis kelayakan bisnis.
Modal:
 Investasi dalam bisnis adalah modal.
 Modal bisnis adalah modal utama dan modal kerja.
 Modal utama adalah biaya yang digunakan untuk pra investasi, seperti biaya perizinan
dan biaya dtidi kelayakan.
 Modal kerja adalah pembelian aktiva tetap, seperti tanah, bangunan/Gedung,
pembelian mesin, dan aktiva lainnya
Tujuan Kajian Permodalan:
 Menganalisis sumber dana, besarnya kebutuhan investasi, dan besarnya kebutuhan
modal kerja.
 Memproyeksikan laba rugi, arus kas, dan neraca dari usaha yang dijalankan.
Kebutuhan Dana:
Taksiran kebutuhan dana dipengaruhi oleh kompleksitasnya seperti lokasi yang
akan dibangun, rencana bangunan untuk gedung perkantoran dan pabrik, jenis peralatan
dan teknologi yang dipilih, dan faktor-faktor pendukung lainnya yang berkaitan dengan
usaha (biaya riset pendahuluan, biaya perolehan aktiva, biaya pra operasi).
Pengalokasian Dana:
 Alokasi dana untuk Aktiva Tetap: aktiva yang memiliki umur ekonomis lebih dari
satu periode normal perusahaan (satu tahun), setiap periode disusutkan-. Pengeluaran
dana untuk aktiva tetap dinamakan capital expenditure.
 Alokasi dana untuk Modal Kerja: aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan
yang diharapkan dalam satu periode normal operasi (satu tahun) dapat berubah
menjadi kas. Pengeluaran yang berkaitan dengan modal kerja dinamakan revenue
expenditure.
Jenis-jenis Aktiva Tetap:
1. Aktiva berwujud; tanah, gedung perkantoran, pabrik dan lain-lain.
2. Aktiva tidak berwujud: hak patent, lisensi copyright, goodwill, biaya pendahuluan,
biaya pra operasi, dan lain-lain.

B. Modal Kerja
Modal kerja adalah jumlah dana yang tertanam pada aktiva lancar hakikatnya
modal kerja sama dengan aktiva lancar. Modal kerja dapat dibagi menjadi dua.
 Gross working capital
 Net working capital
Adapun unsur unsur modal kerja dalam menjalakan usaha adalah:
 Uang kas
 Piutang dagang
 Surat berharga
 Persediaan barang dagangan
Macam-macam Modal
Modal aktif adalah modal yang berdasarkan cara dan lamanya perputaran, modal dapat
dibagi menjadi 2 (dua) sebagai berikut.
a) Modal lancar, yaitu aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses
produksi dan proses perputarannya dalam waktu yang pendek (kurang dari satu
tahun), seperti kas, piutang, surat berharga, dan persediaan barang dagangan.
b) Modal tetap, yaitu aktiva yang tahan dalam jangka lama yang tidak langsung atau
berangsur-angsur habis dalam proses produksi, misalnya bangunan pabrik,
kendaraan, mesin, perlengkapan, dan lain-lain.
Berdasarkan wujud aktivanya, modal dapat digolongkan menjadi 2 (dua) sebagai
berikut.
a) Modal barang, yaitu modal aktiva yang berwujud kebendaan dan hak-hak atas
sejumlah barang seperti tanah, gedung, mesin, dan perlengkapan.
b) Modal uang, yaitu modal aktiva yang berupa alat-alat pembayaran dan hak-hak
atas sejumlah tagihan uang, seperti uang kas, tabungan, piutang, dan wesel tagih.
Menurut tertanamnya modal dalam badan usaha, dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
sebagai berikut.
a) Modal konstan, yaitu modal yang besarnya selalu tetap, misalnya tanah.
b) Modal variabel, yaitu modal yang tertanam di perusahaan dan tidak tetap
jumlahnya.
Berdasarkan rentabilitas badan usaha, modal dapat digolongkan menjadi berikut.
a) Modal yang dipakai dalam perusahaan.
b) Modal yang dipakai diluar perusahaan, misalnya saham.
Modal Pasif
Modal pasif adalah hak-hak para pemilik dan para pemberi utang yang dinyatakan
dalam nilai uang.pada dasarnya ini dibagi dua yaitu:
1. Modal Sendiri: modal saham, cadangan, laba yang ditahan.
2. Modal Asing: utang jangka pendek, jangka menengah, dan utang jangka panjang.
Biaya Usaha
Biaya
 Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak berpengaruh oleh perubahan
kegiatan perusahaan (dalam batas tertentu).Biaya tetap memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
 Semakin kecil apabila volume produksi semakin besar
 besarnya tetap dalam suatu volume kegiatan tertentu
 didistribusikan ke semua bagian dengan perbandingan pemakaian kapasitas.
 Biaya Variabel adalah biaya yang besarnya berubah-ubah sebanding dengan
kegiatan perusahaan.perubahan itu dilakukan secara:
 progresif
 degresif
 proporsional
 Biaya semivariabel adalah biaya yang sebagian bersifat tetap dan sebagian lagi
bersifat variabel.
Biaya usaha adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan dan memasarkan
barang serta biaya administrasi umum.
1. Biaya Investasi meliputi:
a) Biaya persiapan penyusunan studi kelayakan, perizinan, perekrutan karyawan dan
pelatihan, biaya uji coba mesin dan peralatan,
b) Biaya pembelian atau sewa tanah dan gedung,
c) Biaya pembelian mesin dan peralatan,
d) Biaya pembelian furniture,
e) Biaya pembelian kendaraan.
2. Biaya Operasional meliputi:
a) Biaya bahan baku dan bahan penolong,
b) Biaya bahan bakar,
c) Biaya personal (gaji, tunjangan, bonus),
d) Biaya lain (iuran listrik, air, telpon).
# Neraca Perusahaan A Per Desember 2020

C. Mengelola Modal Kerja


Pengelolaan modal kerja adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk
menjaga dan mengatur aktiva lancar dan hutang lancar perusahaan agar tetap mampu
memenuhi kebutuhan operasional dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
 Urgensi Mengelola Modal Kerja
a) Kegiatan manajer keuangan lebih banyak digunakan dalam kegiatan operasional.
b) Investasi aktiva lancar mudah berubah dan cenderung labil, sehingga perlu
perhatian oleh manajer keuangan.
c) Kenaikan penjualan berkorelasi dengan tambahan piutang, persediaan dan saldo
kas.
 Faktor-faktor Pengaruh Modal Kerja
a) Jenis usaha yang dijalankan: menentukan besar kecilnya modal kerja. Bidang
usaha manufaktur kebutuhan dana persediaan umumnya lebih besar dari usaha
jasa.
b) Syarat kredit: ketentuan pembayaraan terhadap barang yang dibeli secara kredit
memerlukan tersedianya modalkerja kebih besar.
c) Waktu memproduksi: lama waktu proses produksi menentukan besarnya modal
kerja.
d) Perputaran persediaan: makin cepat perputarannya semakin baik dan sedikit
pengaruh terhadap modal kerja.
 Sumber Modal
Hasil operasi usaha, Penjualan surat berharga, Penjualan aktiva tetap,
Penjualan saham, Penjualan obligasi, Pinjaman kreditor, Hibah, dan sumber lainnya
 Penggunaan Modal
Gaji dan upah; Operasinal; Rekening listrik, air, telepon; Biaya pemesanan
dan penyimpanan material; Biaya penyusutan peralata teknis; Dana cadangan;
Pembelian aktiva tetap; Pembayaran utang jangka Panjang; dan lain-lain
 Perputaran Modal
 Working Capital Turn Over (mengukur perputaran modal): merupakan rasio untuk
mengukur/menilai efektivitas modal kerja usaha selama periode tertentu. Artinya
seberapa banyak modal kerja berputar selama periode tertentu.
 Cara mengukur perputaran modal dilakukan dengan membandingkan penjualan
dengan modal kerja atau penjualan bersih dengan modal kerja rata-rata.
# Rumus Perputaran Modal
Penjualanbersih
Perputaran modal kerja =
Modal kerjarata−rata
Atau:
Penjualan bersih
Perputaran modal kerja =
Modalrata−rata
# Tabel Penjualan dan Aktiva Lancar Perusahaan A

 Perputaran modal kerja 2019= 6000/1320= 4,5 kali – artinya setiap


penggunaan 1,00 rupiah modal kerja menghasilkan penjualan sebesar 4,50
rupiah.
 Perputaran modal kerja 2020= 6750/1.238= 5,5 kali – artinya setiap
penggunaan 1,00 rupiah modal kerja menghasilkan penjualan sebesar 5,50
rupiah
 Besarnya Modal Kerja
a) Besar kecilnya penjualan/operasi, artinya makin besar penjualan/operasi, maka
kebutuhan modal kerja juga besar.
b) Kecepatan perputaran modal kerja, artinya makin cepat perputarannya, maka
kebutuhan modal kerja besar pula, atau sebaliknya.
# Metode Perhitunga Besarnya Modal
Metode saldo rata-rata: membandingkan antara penjualan berdih dengan
perputaran modal kerja
Rumus :
Penjualan bersi h
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 =
Perputaran modal kerja
Metode unsur-unsur biaya: menjumlahkan unsur-unsur biaya yang diperlukan dalam
periode tertentu.
 Hubungan Likuiditas dengan Modal Kerja
a) Likuiditas adalah modal kerja yang digunakan untuk mengukur seberapa likuid
suatu usaha.
b) Suatu usaha tidak mampu memenuhi likuiditasnya, akan berdampak pada aktivitas
usahanya.

D. Sumber Modal Kerja


Menurut Kasmir (2010:219-221) Sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh
dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan pasiva. Berikut ini beberapa sumber modal
kerja yang dapat digunakan, yaitu:
1. Hasil operasi perusahaan. Maksudnya adalah pendapatan atau laba yang diperoleh
pada periode tertentu. pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan ditambah
dengan penyusutan. Seperti misalnya cadangan laba, atau laba yang belum dibagi.
2. Keuntungan penjualan surat berharga. Keuntungan penjualan surat berharga, juga
dapat digunakan untuk keperluan modal kerja. besarnya selisih antara harga beli
dengan harga jual surat berharga tersebut.
3. Penjualan saham. Penjualan saham, artinya perusahaan melepas sejumlah saham yang
masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. Hasil penjualan saham ini dapat
digunakan sebagai modal kerja, sekalipun kebiasaan (prioritas) dalam manajemen
keuangan hasil penjualan saham lebih ditekankan untuk kebutuhan investasi jangka
panjang.
4. Penjualan aktiva tetap. Maksudnya yang dijual disini adalah aktiva tetap yang kurang
produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini dapat dijadikan uang kas atau
piutang sebesar harga jual.
5. Penjualan obligasi perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada
pihak lainnya. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun hasil
penjualan obligasi lebih diutamakan kepada investasi perusahaan jangka panjang
sama seperti halnya dengan penjualan saham.
6. Memperoleh pinjaman dari kreditor. Memperoleh pinjaman dari kreditor (bank atau
lembaga lainnya), terutama pinjaman jangka pendek. Khusus untuk pinjaman jangka
panjang juga dapat digunakan, hanya saja peruntukan pinjaman jangka panjang
biasanya digunakan untuk kepentingan investasi.
7. Dana hibah Memperoleh dana hibah dari berbagai lembaga. Dana hibah ini juga dapat
digunakan sebagai modal kerja
8. Dan sumber lainnya

E. Penyusutan Aktiva
Penyusutan aktiva tetap terjadi karena berkurangnya nilai kegunaan dari aktiva
tetap yang disebabkan karena adanya pemakaian aktiva tetap tersebut. Penyusutan dikenal
juga dengan istilah depresiasi yaitu pengalokasian aktiva tetap yang disebabkan adanya
penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut. Ada beberapa metode yang dapat digunakan
untuk mengetahui besarnya penyusutan atau depresiasi, diantaranya metode metode garis
lurus, metode jumlah angka tahun, metode menurun berganda, metode satuan jam kerja
dan metode satuan hasil produksi. Ada beberapa hal penting yang perlu dipahami:
1. Harga Perolehan (harga barang + biaya-biaya yang menyertainya)
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menempatkan akiva tetap, yaitu biaya
negosiasi, transportasi, pemasangan dan uji coba aktiva tetap.
2. Nilai Sisa: jumlah uang yang dapat diterima jika aktiva tidak dapat digunakan dan
dijual atau ditukar.
3. Umur Ekonomis: taksiran umur aktiva yang dinyatakan dalam suatu periode waktu
maupun satuan hasil produksi atau satuan jam kerja.
4. Harga buku aktiva tetap (harga perolehan - akumulasi penyusutan aktiva tetap)
 Menghitung Beban Penyusutan
a. Straight Line Method
Beban penyusutan setiap periode adalah sama, dengan asumsi:
 Kegunaan ekonomis aktiva menurun secara proposional setiap periode
akuntasi.
 Biaya reparasi setiap periode relatif tetap.
 Penggunaan aktiva tiap periode tetap.
Harga Perolehan−Nilai Residu
Penyusutan =
Umur Ekonomis
b. Service hour method
Harga Perolehan−Nilai Residu
Penyusutan =
Taksiran Jam Jasa
c. Productive-Output Method
Harga Perolehan−Nilai Residu
Penyusutan =
Taksiran Hasil Produksi
d. Reducing - Charge Method
 Jumlah Angka Tahun (Sum of years digit method)
Depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian pengurang (reducing
fraction) yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan
dikurangi nilai residu.
 Saldo Menurun (Declining Balance Method)
Depresiasi dihitung dengan cara mengalikan tarif yang tetap dengan nilai
buku aktiva. Karena nilai aktiva ini setiap tahunnya selalu menurun maka
beban depresiasi tiap tahunnya juga selalu menurun.
nilai residu
Tarif Penyusutan=1−

n

harga perolehan
 Double declining balance method
Beban depresiasi tiap tahunnya menurun. Dasar yang digunakan adalah
persentase depresiasi dengan cara garis lurus. Persentase ini dikalikan dua
dan setiap tahunnya, dilakukan pada nilai buku aktiva tetap. Karena nilai
buku selalu menurun maka beban depresiasi juga selalu menurun.
 Tarif Menurun (Declining Rate On Cost Method)
Cara menghitung depresiasi dengan menggunakan tarif (persen%) yang
selalu menurun. Tarif ini setiap periode dikalikan dengan harga perolehan.
 NET CASH FLOW
Nilai yang memungkinkan pemangku kepentingan bisnis untuk memahami
kesehatan keuangan perusahaan dengan melihat jumlah kas positif atau negatif yang
dimilikinya selama periode tertentu.
1. Net outlow of cash (aliran kas keluar neto), merupakan aliran kas untuk investasi
baru.
2. Net annual inflow of cash (aliran kas masuk neto tahunan) merupakan aliran kas
sebagai hasil investasi baru. Aliran ini disebut net cash proceeds atau proceeds.
3. Rumus Net Cash Flow
Net Cash Flow = Arus Kas Operasi + Arus Kas Pembiayaan + Arus Kas Investasi

F. Sumber dan Pengumpulan Data


a. Sumber Data
Sumber data untuk melakukan analisis pada aspek permodalan dalam studi
kelayakan bisnis berasal dari data primer ataupun data sekunder.
1. Primer
 Sumber dana untuk menjalankan bisnis baik dari modal sendiri maupun dari
utang.
 Item biaya investasi (hanya persiapan, perizinan, biaya tanah dan bangunan,
biaya mesin dan peralatan).
 Umur ekonomis item investasi.
 Biaya operasional baik biaya personal maupun non operasional.
2. Sekunder
 Nilai inflasi sebagai dasar memproyeksikan biaya operasional.
 Pertumbuhan pendapatan masyarakat untuk memproyeksikan pertumbuhan
penjualan.
 Tingkat bunga simpanan simpanan untuk pembanding IRR.
 Tingkat bunga kredit jika bisnis dibayar kredit bank.
b. Pengumpulan Data
 Calon pelaku usaha untuk mengetahui kesiapan permodalan.
 Pemasok barang-barang jasa investasi dan operasional untuk mengetahui harga
investasi dan operasional.
 Dinas perizinan untuk mengetahui besarnya biaya perizinan bisnis dan izin lokasi.
 BPS untuk mengetahui tingkat inflasi yang terjadi di daerah.
 Asosiasi pengusaha untuk mengetahui iuran-iuran yang diperlukan sebagai
anggota asosiasi.
c. Metode Pengumpulan Data
 Dokumentasi: Menelaah data keuangan, misal pertumbuhan inflasi, pertumbuhan
pendapatan masyarakat, tingkat bunga simpanan dan tingkat bunga kredit.
 Survei: Wawancara maupun membagi kuisioner berkaitan dengan biaya
investasi, biaya operasional, harga produk perunit, estimasi volume dan
pertumbuhan penjualan.
 Observasi: Berkaitan dengan kondisi bahan dan mesin yang akan dibeli,
memperkirakan umur ekonomis dan kelayakan harga pasar.
NAMA : DYAH SANDRA KARTIKA

NPM : 1961201002724

Dosen Mahasiswa

(Dra. Sri Hastari, MM.) (Dyah Sandra Kartika)

Anda mungkin juga menyukai