Anda di halaman 1dari 8

BAB 4 & BAB 5

TARGETING AND CONFIRMATION & POSITIONING AND


CLARIFICATION
DYAH SANDRA KARTIKA (1961201002724)
BAB
4

A. PENGERTIAN TARGETING
Targeting adalah mengenai target pasar yang paling sesuai dengan produk dan pelayanan
perusahaan. Targeting bertujuan untuk mencocokkan target pasar dengan strategi yang
diambil Marketeers. Targeting bertuan dalam menentukan segmen pasar dimana perusahaan
tidak dapat mengambil semua segmen yang ada, karena sumberdaya perusahaan yang
terbatas sehingga perlu melakukan alokasi sumber daya efektif.
Pengalokasian sumber daya ini juga membuat Marketeers dapat melayani target pasasr
dengan baik. Dengan demikian, tujuan yang hendak dicapai pun dapat dilakukan secara
efektif dan efisisen.

B. KRITERIA DALAM PROSES TARGETING


Sebelum mengambil keputusan penentuan target pasar, Marketeers perlu memiliki
pertimbangan yang matangterlebih dahulu. Agar Marketeers tidak membuang-buang sumber
daya dan focus pada target pasar yang dapat dilayani dengan baik. Terdapat tiga kriteria yang
perlu diperhatikan di sini.
a) Mempertimbangkan ukuran dan tingkat profitabilitas dari suatu pasar, baik saat ini
maupun di masa yang akan datang.
b) Marketeers perlu mempertimbangkan daya saing yang dimiliki perusahaan.
c) Marketeers perlu memperhatikan situasi kompetisi di pasar yang hendak dituju.

C. TARGETING DALAM PROSES PENGAMBILAN RESIKO


Targeting adalah pengambilan keputusan yang sangat krusial pada tahapan strategi.
Targeting sangat krusial karena memengaruhi alokasi sumber daya dan segmen yang hendak
dituju.
Salah dalam menentukan segmen dapat menghambat pertumbuhan perusahaan atau
bahkan merugikan perusahaan karena tingkat profitabilitas tidak seseuai dengan harapan.
D. TARGETING DAN CONFIRMATION
Pada masa kini, pelanggan tidak mau diperlakukan sebagai target yang dibidik, tidak mau
lagi dianggap sebagai objek. Mereka hendak diperlakukan sebagai subjek, sebagai manusia
seutuhnya, atau sebagai pihak yang sejajar dengan Marketeers.
Dengan demikian, Marketeers pun tidak hanya bisa lagi hanya bersifat vertikal. Agar
dapat mendekatkan diri dengan baik Marketeers sebaiknya melakukan pendekatan secara
horizontal. Kata kunci disini bukan lagi targeting, tetapi mendapatkan confirmation. Apalagi
di masa sulit seperti ini, pelanggan lebih mempercayai pendapat dari teman dekatnya
daripada pihak yang tidak dikenalnya.
Oleh karena itu, Marketeers perlu melakukan pendekatan diri sedemikian rupa sampai
benar-benar dapat diterima oleh pelanggan. Bila mungkin, pendekatan dilakukan sampai
Marketeers diterima sebagai “Teman” dari pelanggan, di mana mereka akan mencari solusi
permasalahan kepaaada kita dan bahkan berserdia membela kita ketika “diserang” pihak lain.
Tapi confirmation seperti ini tidak dapat dilakukan begitu saja. Setidaknya terdapat tiga
hal yang perlu diperhatikan Marketeers di sini.
a) Kesesuaian purposes, values, dan identity.
b) Marketeers benar-benar harus menggunakan pendekatan horizontal.
c) Marketeers perlu mengupayakan agar dapat diterima keberadaannya.
BAB
5

A. PENGERTIAN POSITIONING
Setelah menenetukan dan memilih target segmen, kita menentukan positioning.
positioning ini adalah satu dari tiga elemen utama pemasaran yang biasa diistilahkan dengan
Positioning-Differentiation-Branding. Dimana Positioning adalah “Being Strategy”, dimana
pada tahap strategi, memang positioning adalah keputusan yang sangat krusial.
Positioning dapat diartikan sebagai proses menempatkan keberadaan merek/perusahaan
di benak pelanggan. Dengan kata lain, seperti apa Anda ingin dipersepsikan oleh pelanggan.
Menyususn positioning juga berarti berupaya membagi kepercayaan, kredibilitas, dan
kompetensi merek di mata konsumen. Positioning bukan sekedar menciptakan persepsi di
benak konsumen, tapi berupaya mendapatkan kepercayaan dari pelanggan.

B. KRITERIA DALAM POSITIONING


Agar dapat dirumuskan dengan tepat, terdapat empat kriteria yang perlu dipertimbangkan
dalam penyusunan positioning. Keempat kriteria ini disesuaikan kembali dengan analisis
yang telah dilakukan sebelumnya. Denagan demikian, positioning dapat terlihat lebih relevan
daari kondisi yang dihadapi.
a) Kriteria pertama perlu tercermin dari positioning berdasasrkan penilaian pada
change yang terjadi di dalam lingkungan bisnis.
b) Kriteria kedua adalah penilaian terhadap kompetitor di dalam industri atau bahkan
dengan subtitusi.
c) Kriteria ketiga, positioning disusun setelah melakukan pengukuran pada
kapabilitas internal perusahaan.
d) Kriteria keempat berkenaan dengan pelanggan.

C. POSITIONING SEBAGAI PROSES MENJUAL IDE


Bila kita selisik lagi, proses positioning merupakan proses menjual ide, bila tidak cukup
menarik, pasar/pelanggan tidak akan tertarik pada penawaran.
Meski ditujukan kepada pelanggan, positioning berkaitan erat dengan pemangku
kepentingan lainnya. Agar benar-benar dapat terwujud, positioning perlu dipahami dan
didukung oleh karyawan internal. Untuk pengembangan jangka panjang, positioning perlu
diresapi oleh share-holder. Tujuannya agar investasi yang ditanamkan dapat membangun
kapabilitas untuk mewujudkannya. Selain itu juga bertujuan agar pemangku kepentingan
lainnya relevan dengan bisnis yang dijalankan.
Pengaruh positioning tidak hanya berdampak pada pemangku kepentingan eksternal,
tetapi perlu didukung pemangku kepentingan internal. Positioning juga dapat dianalogikan
sebagai janji perusahaan kepada pihak stakeholder. Janji ini harus ditepati dan dijalankan
secara konsisten oleh seluruh pihak internal.

D. POSITIONING DAN CLARIFICATION


Pada era seperti ini, perusahaan tidak dapat lagi mengandalkan positioning dengan
pendekatan satu arah. Pelanggan tidak lagi mau “dipaksa” untuk menerima Marketeers
setelah dibombardir melalui berbagai media. Sebelum mengambil sikap, mereka melakukann
cross-check kembali pada sumber pemberi pesan dan juga komunitas sekitarnya.
Karena itu, kita juga perlu menjalin hubungan horizontal dua arah. Caranya adalah
meminta “klarifikasi” dari komunitas agar benar-benar dapat menerima kita sebagai “teman”.
Dengan melakukan klarifikasi pun, kita dapat menjelaskan siapa diri kita di dalam
komunitas.
Dengan demikian, pemahaman pelanggan pun akan jauh lebih jelas bila dibandingkan
dengan pendekatan vertikal. Dengan pendekatan klarifikasi di mana kita dapat membangun
hubungan dua arah sehingga situasi dapat dijelaskan secara terus-menerus sampai pelanggan
benar-benar memiliki pemahaman yang sama.
Dengan melakukan klarifikasi ini, secara tidak langsung kita membantu pelanggan yang
advocate ketika mereka berupayah membela merek kita, ketika merek “diserang” pihak lain.
Dengan melakukan klarifikasi, sadar atau tidak sadar kita pun berupaya untuk memperkuat
positioning di benak konsumen.
A. IDENTITAS BUKU
Penulis : Hermawan Kartajaya
Penerbit : Gramedia Pusstaka Utama
ISBN : 9786020324111
Berat Buku : 0.50 kg
Tanggal Penerbitan : 28 Dasember 2015
Panjang dan Lebar : 21 × 14
Halaman : 292
Bahasa : Indonesia
Cover : Hard Cover

B. PENJELASAN BUKU
Indonesia sedang menghadapi masa penuh tantangan karena berubahnya dinamika
lingkungan bisnis. Namun, pemasar Indonesia tidak boleh patah arang dan justru harus
cermat mencari peluang sebab pasar selalu bersifat dinamis. Selalu ada saja peluang yang
dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Tentunya, itu semua tidak bisa
mengandalkan cara-cara lama. Konsumen saat ini menyukai pendekatan yang
mengedepankan Technology-Lifestyle-Human Spirit. Karena itu, pemasar pun didorong
untuk memiliki entrepreneurial strategy, creative tactic, untuk menghasilkan productive
value. Apa maksudnya?
Bayangkan saja, di Indonesia ini banyak orang yang sanggup (dengan berbagai
cara) membeli smartphone dengan harga yang cukup mahal. Namun ketika diminta untuk
melakukan pembelian game atau aplikasi, tidak sedikit yang akan menolak bahkan
memberikan rating yang cukup rendah. Fenomena game dan aplikasi harus gratis sempat
mencuat dan membuat miris para pelaku industri kreatif digital.
Hal tersebut, dalam buku ini dikupas tuntas strateginya. Bagaimana pemasar pada
era digital harus kreatif dengan melihat 3 aspek utama yaitu:
1. Technology
Perkembangan teknologi sangat cepat. Kita perlu melihat bagaimana cara target
market kita dalam mengadopsi teknologi tersebut. Tidak semua teknologi canggih
memberikan solusi. Teknologi tepat guna yang lebih bermanfaat akan lebih banyak
dipakai.
2. Lifestyle
Perhatikan gaya hidup target market kita. Apakah mereka suka menggunakan non-
tunai apa malah suka menggunakan yang cash untuk membayar? Tentu kemudahan
penggunaan akan membuat produk kita lebih diminati pelanggan.
3. Human Spirit
Perlu juga 3 aspek penting dalam melakukan proses marketing yaitu perhatikan
proses H2H atau Human to Human yaitu interaksi antar sesama manusia, kemudian
H2M atau Human to Machine atau kalau di bangku kuliah kita mendapatkan materi
Interaksi Manusia Komputer dan yang terakhir adalah M2M atau Machine to
Machine. M2M ini yang sekarang istilah kerennya adalah IoT (Internet of Things).
Review BAB 4 dan BAB 5

Hubungan dengan Sistem Informasi Manajemen

Pada BAB 4 dan BAB 5 berhubungan dengan Peran SIM Dalam Pengambilan Keputusan
(SIM Pemasaran) dimana Segmentation, Targeting, dan Positioning (STP) merupakan bagian
dari kegiatan pemasaran produk atau jasa dan pengambilan keputusan untuk menjalankan
perusahaan dan mempromosikan produk atau jasa kepada pelanggan.

SIM juga memiliki peran dalam membantu menyimpan data dengan aplikasi komputer
yang membantu para manajer untuk mengambil keputusan. Sistem Informasi Pemasaran
mengacu pada pengumpulan sistematis, analisis, interpretasi, penyimpanan, dan penyebaran
informasi pasar baik dari internal dan eksternal, ke bagian pemasaran secara teratur dan terus
menerus.

Sistem Informasi Manajemen Pemasaran mendisttribusikan informasi yang relevan


kepada bagian pemasaran yang dapat membuat keputusan yang efisien terkait denngan operasi
pemasaran. Setiap operasi pemasaran bekerja bersamaan baik di dalam maupun di luar
organisasi. Ada beberapa sumber yaitu Internal, Kecerdasan Pemasaran, dan Riset Pemasaran di
mana informasi yang relevan tentang pasar dapat diperoleh.

Komponen Sistem Informasi Pemasaran, sistem informasi dalam pemasaran memiliki


setidaknya empat komponen utama yang terdiri dari sumber data atau catatan internal, sistem
kecerdasan pemasaran, riset pasar, dan sistem pendukung berbasis komputerisasi.

Anda mungkin juga menyukai