Anda di halaman 1dari 20

PERBEDAAN SALESMAN DAN MARKETER

Paper ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Career Research Project (CRP)

NAMA : SHEREN DELFINA


NIS : 1718100332
KELAS : 12 SB 1

TANGERANG
2020
BAB 1
TINJAUAN LITERATUR
1.1 Deskripsi Umum Profesi
Usaha atau business tidak terlepas dari marketing atau pemasaran. Secara umum,
marketing adalah suatu sistem kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan
harga, promosi, dan mendistribusikan barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai
target pasar dan sesuai dengan tujuan bisnis perusahaan[ CITATION Tit17 \l 1033 ]. Marketer
adalah orang yang menjalankan fungsi marketing atau pemasaran. Tugas marketer adalah
menancapkan merk (brand) dan mempertahankannya di memori konsumen[ CITATION Ist07 \l
1033 ]. Tanpa marketer (pemasar), konsumen sulit untuk membedakan suatu produk karena
brand yang merupakan tugas marketer membuat sebuah produk dipersepsikan secara berbeda
walaupun produknya sama.
Tanpa disadari, banyak orang yang menyebut pekerjaan menjual (sales) sama seperti
pemasaran (marketing) sehingga salesman (sales person) dan marketer sering dianggap sama.
Pemasaran (marketing) meliputi kegiatan yang luas, sedangkan penjualan (sales) merupakan satu
kegiatan dalam pemasaran termasuk dalam promosi. Seorang marketer berfokus kepada
perencanaan laba, jangka panjang, jenis pelanggan dan perbedaan segmentasi pasar, dan
membentuk sistem yang baik untuk mempermudah penanganan analisis pasar, sedangkan
salesman berfokus pada pencapaian target bulanan, jangka pendek, kepentingan individu
pelanggan, dan tugas lapangan [CITATION Fik08 \l 1033 ].
Dari hal yang menjadi fokus salesman dan marketer, dapat dilihat bahwa marketer
mengutamakan strategi jangka panjang dan sales person mengutamakan pencapaian target jangka
pendek. Seorang marketer tetap harus menjaga relasi jangka panjang dengan pelanggan agar
mereka dapat menjadi consument yang loyal terhadap perusahaan. Namun, biasanya seorang
salesman berhubungan dengan consument hanya sebatas transaksi jual beli dan tidak
bertanggung jawab untuk menjaga hubungan baik dengan konsumen. Secara proses kerja
tentunya juga berbeda, dimana tim marketing menyiapkan strategi dan konsep yang membuat
consument mencari produk yang sudah disiapkan, sedangkan tim sales melayani consument agar
produk laku terjual. Skills yang diperlukan salesman lebih sederhana dibandingkan seorang
marketer karena sales termasuk bagian dalam marketing sehingga marketer mempunyai skills
yang dimiliki salesman tapi salesman belum tentu memiliki skills seorang marketer.
1.2 Isu-isu Spesifik Terkait Dunia Kerja
Terdapat beberapa skills yang dibutuhkan oleh setiap marketer, baik junior ataupun
senior[ CITATION Nei15 \l 1033 ]. Pengetahuan mengenai content marketing tentunya skill
yang harus dimiliki oleh setiap marketer karena content marketing adalah inti dari revolusi
digital marketing. Content marketing adalah teknik pemasaran untuk membuat dan
mendistribusikan konten yang berharga, relevan, dan konsisten untuk menarik dan memperoleh
audiens dengan tujuan menghasilkan keuntungan [CITATION Ent14 \l 1033 ]. Selain itu,
marketer juga harus mempunyai skill untuk menganalisis data. Dengan analisis data, marketer
bisa menyusun strategi yang tepat dan efektif untuk perusahaan.
Bekerja dalam social media juga skill yang dibutuhkan marketer. Social media saat ini
menjadi sarana yang tepat untuk melakukan pemasaran produk karena semua orang berinteraksi
melalui social media zaman sekarang. Tidak hanya melakukan pemasaran, social media juga
dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan consumen, serta persepsi terhadap
brand sehingga marketer bisa memperbaiki kesalahan strategi dalam pemasaran. Terakhir
adalah, skill untuk menyusun strategi mengenai pemahaman pemasaran. Sebagai seorang
marketer, strategi sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan perusahaan. Pemasaran bukan
hanya pemahaman secara teori tapi praktek mengenai strategi yang diaplikasikan langsung dalam
suatu usaha.
Seperti yang telah dijelaskan, skill basic yang harus dimiliki marketer baik junior ataupun
senior untuk masuk dalam digital marketing zaman sekarang adalah memahami dan menciptakan
content marketing. Tiga kata kunci dalam menciptakan content marketing adalah technology-
lifestyle-human spirit[ CITATION Set16 \l 1033 ]. Smartphone yang menjadi teknologi saat ini
tetunya sangat membantu marketer untuk memasarkan konten-konten. Penciptaan situs-situs
konten yang dilakukan marketer harus relevan dengan produk maupun kebutuhan consument.
Contohnya adalah iklan Royco yang menggambarkan ibu rumah tangga memasak dengan cinta
sehingga aktivitas online ditopang juga melalui aktivitas offline.
Teknologi saat ini cukup mempengaruhi lifestyle masyarakat. Dalam membuat content
marketing, marketer harus berusaha untuk memahami lifestyle konsumen. Pemahaman ini akan
membuat marketer memberikan strategi atau penawaran terhadap konsumen sesuai dengan
kegelisahan dan impian mereka. Penawaran dibagi menjadi dua, yaitu Style dan Substance. Style
bisa dianalogikan sebagai kemasan, sedangkan Substance dianalogikan sebagai isi dari
penawaran. Kemasan dalam content marketing dianggap sebagai format, yaitu berbentuk video
series, aplikasi, gamification, atau website. Lebih luas dari kemasan, marketer perlu mengetahui
bagaimana, di mana, dan kepada siapa penawaran akan disampaikan agar konsumen tergugah
melihat konten yang diberikan.
Kehidupan manusia semakin tidak bisa terlepas dari smartphone dan juga lifestyle.
Human spirit berarti human to human, machine to machine. Internet digerakan oleh mesin tapi
tanpa campur tangan manusia, internet tidak akan secanggih saat ini. Sebagai marketer, perlu
disadari perlunya kreativitas untuk membuat brand story yang baik. Content marketing saat ini
banyak yang menggunakan story telling seperti halnya Paddle Pop yang menguatkan karakter
Lion dengan tema petualangan. Hal ini tentunya berguna untuk marketer karena ketika
consument tertarik dengan karakter yang menjadi bagian pemasaran, maka produk yang
dipasarkan menarik masyarakat.
Ketika dunia masih di marketing 1.0 terjadi pergeseran besar dari pemasaran yang
berorientasi pada produk ke pemasaran dimana consument adalah target marketer. Masuk ke
marketing 2.0, pemasaran produk beorientasi pada pelanggan sehingga consument adalah raja
agar loyal terhadap perusahaan. Kemudian, masuk ke marketing 3.0 dimana produk berorientasi
pada manusia, yaitu consument dijadikan partner oleh marketer karena pengetahuan consument
yang semakin berkembang. Namun, saat ini manusia sudah hidup di dunia yang lebih modern
sehingga teknologi dan pengetahuan semakin berkembang. Hal ini membuat setiap marketer
harus menyesuaikan dirinya untuk masuk ke marketing 4.0 atau digital marketing dimana
marketer menciptakan penawaran kebutuhan dan keinginan consument karena pengetahuan dan
teknologi yang semakin maju membuat consument teredukasi dan memiliki banyak keinginan
atau kebutuhan yang belum dipasarkan [ CITATION Kot19 \l 1033 ].
Penciptaan penawaran keinginan dan kebutuhan consument harus menarik dan bisa
dipercaya[ CITATION Tun08 \l 1033 ]. Ketika consument menerima penawaran, mereka akan
bertanya kepada dirinya sendiri mengenai apa yang ditawatkan, berapa harganya, benefit yang
diberikan, kenapa saya harus percaya dan membelinya, ataupun hal lainnya. Consument akan
selalu menimbang antara positif dan negatifnya suatu produk. Bila positifnya lebih besar
dibandingkan risioknya, maka kemungkinan untuk membeli akan lebih tinggi. Oleh karena itu,
penawaran yang diberikan oleh marketer bisa dilakukan dengan meningkatkan kenikmatan atau
hal-hal positif dan mengurangi risiko atau hal-hal yang negatif.
Positif dan negatif suatu produk berkaitan dengan brand yang diciptakan oleh perusahaan
termasuk marketer. Kesadaran consument akan suatu brand (brand awareness) penting karena
consument akan mencoba suatu produk ketika mereka tahu brand-nya sehingga mereka bisa
menilai produk tersebut positif atau negatif. Selain itu, brand awareness memiliki peranan
penting dalam menciptakan brand loyalty dan brand equity[ CITATION Nuf18 \l 1033 ].
Pengertian dari brand loyalty adalah consument melakukan pembelian berulang-ulang dengan
brand yang sama yang berarti produk tersebut layak dikonsumsi [ CITATION Agu13 \l 1033 ].
Brand equity adalah nilai tambah yang diberikan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan
kepada konsumen. Nilai tambah tersebut mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan terhadap
brand tersebut. Semakin baik brand equity, maka semakin baik juga harga, pangsa pasar, dan
keuntungan yang akan didapatkan ([ CITATION Phi16 \l 1033 ]. Oleh karena itu, brand menjadi
salah satu hal yang sangat diperhatikan ketika marketer membuat strategi untuk pemasaran suatu
produk.
Harga murah bukan lagi faktor paling penting dalam pemasaran karena jika harga yang
diberikan murah tapi citra brand produk tersebut buruk, hanya akan sedikit consument yang
tertarik untuk membeli. Sebuah brand yang terbangun dengan baik akan memiliki ikatan emosi
tersendiri dengan consument[ CITATION MAn19 \l 1033 ]. Kemudian, consument akan tertarik
membeli dan menjadi lebih loyal terhadap produk perusahaan (brand loyalty). Selain itu,
consument secara tidak langsung bisa mempromosikan brand produk tersebut sehingga banyak
orang yang ikut membelinya dan sadar bahwa produk tersebut memiliki nilai yang baik (brand
equity). Marketer zaman sekarang harus bisa menciptakan citra brand yang baik karena semua
sudah hidup di zaman digital sehingga consument bisa melihat review suatu brand di internet.
Tanpa citra brand yang baik, marketer akan sulit menarik consument baru dan mempertahankan
consument yang sudah ada.

1.3 Hal-hal yang Belum Dipahami


Hingga saat ini, hal yang kurang saya mengerti adalah apakah sales memang benar
bagian dari marketing atau bukan. Lalu, bagaimana cara seorang marketer terutama marketing
manager menyusun strategi dalam mempromosikan brand produk perusahaan dan menciptakan
persepi brand yang baik terhadap consument. Bagaimana brand bisa menjadi hal yang penting
untuk marketer? Hal menarik yang ingin saya tahu adalah bagaimana seorang marketer mampu
mempertahankan citra brand dari produk mereka. Selain itu, marketing identik dengan design.
Saya masih bingung apakah dalam marketing harus bisa menggunakan photoshop ataupun
illustrator dan harus orang yang bisa seni atau setiap orang yang bisa mengembangkan skills
marketers bisa masuk juga dalam dunia marketing? Terakhir, zaman sekarang sudah berubah
menjadi digital karena teknologi yang terus berkembang. Apakah marketer akan selalu dipakai
di perusahaan atau suatu saat akan hilang seiring berjalannya waktu?
BAB II
ISI
2.1 Rancangan Wawancara

NARASUMBER KE – 1

I. INFORMASI UMUM
a) Nama : Suyanto
b) Jabatan di Perusahaan : Marketing Executive / Salesman
c) Masa kerja : 15 tahun (baik di perusahaan/wirausaha)
Informasi lebih lanjut mengenai masa kerja:
(jika ada, misalnya: berapa tahun di perusahaan apa jika Narasumber memiliki pengalaman kerja di
beberapa perusahaan yang berbeda, lalu apakah bidangnya selalu sama atau berbeda-beda, dsb)

d) Boleh diceritakan mengenai jenjang karir yang Bapak/Ibu jalani selama ini?

e) Latar belakang pendidikan (SMA/S1/S2/S3 di sekolah/ universitas apa dan dalam


bidang apa):

f) Boleh diceritakan bagaimana cara Bapak/Ibu menyesuaikan diri antara latar


belakang pendidikan dengan bidang pekerjaan yang saat ini Bapak/ Ibu geluti?
(ditanyakan terutama jika Narasumber tidak berasal dari latar belakang pendidikan yang sesuai dengan
karir yang ditempuh saat ini)

g) Boleh diceritakan mengenai etos kerja atau prinsip yang Bapak/ Ibu pegang selama
menekuni pekerjaan selama ini? Apa yang menjadi motivasi Bapak/Ibu dalam
bekerja?

II. INFORMASI SPESIFIK 


 Terkait dengan profesi dan pekerjaan yang dijalani.
 Pertanyaan pada bagian ini dapat berbeda-beda antar narasumber.
 Contoh: Bagaimana caranya Bapak/Ibu mencari supplier untuk biji kopi bagi cafe ini? 

1. Menurut bapak, apa itu salesman dan kenapa penting untuk perusahaan?

2. Apa tugas utama bapak sebagai salesman?

3. Apa kesuksesan terbesar bapak sebagai salesman dan bagaimana cara meraih
kesuksesan tersebut?

4. Skills apa saja yang dibutuhkan seorang salesman?

5. Kalau boleh tahu, berapa kisaran penghasilan bapak dalam sebulan?

6. Apa saja yang dilakukan bapak saat bertugas langsung di lapangan?

7. Bagaimana cara bapak menghadapi pelanggan yang tentunya memiliki sifat yang
berbeda?

8. Apa yang bapak lakukan agar target bulanan bisa tercapai?

9. Jika target yang ditetapkan tidak tercapai, bagaimana cara bapak menghadapinya?

10. Bagaimana bapak menghadapi consument yang meminta harga barang didiskon?
NARASUMBER KE - 2

III. INFORMASI UMUM


a) Nama : Daung Tjandradjaja
b) Jabatan di Perusahaan : Marketing Manager
c) Masa kerja : 30 tahun (baik di perusahaan/wirausaha)
Informasi lebih lanjut mengenai masa kerja:
(jika ada, misalnya: berapa tahun di perusahaan apa jika Narasumber memiliki pengalaman kerja di
beberapa perusahaan yang berbeda, lalu apakah bidangnya selalu sama atau berbeda-beda, dsb)

d) Boleh diceritakan mengenai jenjang karir yang Bapak/Ibu jalani selama ini?

e) Latar belakang pendidikan (SMA/S1/S2/S3 di sekolah/ universitas apa dan dalam


bidang apa):

f) Boleh diceritakan bagaimana cara Bapak/Ibu menyesuaikan diri antara latar


belakang pendidikan dengan bidang pekerjaan yang saat ini Bapak/ Ibu geluti?
(ditanyakan terutama jika Narasumber tidak berasal dari latar belakang pendidikan yang sesuai dengan
karir yang ditempuh saat ini)

g) Boleh diceritakan mengenai etos kerja atau prinsip yang Bapak/ Ibu pegang selama
menekuni pekerjaan selama ini? Apa yang menjadi motivasi Bapak/Ibu dalam
bekerja?

INFORMASI SPESIFIK 
 Terkait dengan profesi dan pekerjaan yang dijalani.
 Pertanyaan pada bagian ini dapat berbeda-beda antar narasumber.
 Contoh: Bagaimana caranya Bapak/Ibu mencari supplier untuk biji kopi bagi cafe ini? 

1. Apa tugas utama bapak sebagai marketer?


2. Apakah bapak menggunakan digital marketing untuk memasarkan produk bapak?
3. Menurut pendapat bapak, pemasaran yang berpengaruh menggunakan online
marketing atau offline marketing?

4. Skills apa saja yang dibutuhkan sebagai seorang marketer?

5. Kalau boleh tahu, berapa kisaran penghasilan bapak dalam sebulan?

6. Seberapa penting brand menurut bapak dan kenapa?

7. Persepsi apa yang ingin bapak ciptakan mengenai brand produk bapak kepada
konsumen?

8. Bagaimana bapak menjelaskan keunikan brand produk bapak dibandingkan brand


lainnya?

9. Bagaimana cara bapak menjaga relasi jangka panjang yang baik dengan konsumen?

10. Apakah menurut bapak cara pemasaran yang digunakan bapak sudah tepat?

11. Bagaimana strategi bapak untuk memasarkan produk perusahaan?

12. Bagaimana cara bapak menangani strategi yang kurang berhasil dalam memasarkan
produk?

13. Tentunya perusahaan bapak mempunyai pesaing. Bagaimana cara bapak menghadapi
pesaing dalam bidang pemasaran?
2.2 Hasil Wawancara
2.2.1 Profil Umum Narasumber Pertama
Narasumber pertama memiliki nama lengkap Suyanto. Jabatan beliau di CV. Wilson
Internasional sebagai marketing executive atau sering disebut salesman selama sekitar 15 tahun.
Pak Suyanto bekerja pertama kali di CV. Wilson Internasional dari tahun 2005 hingga saat ini.
Sebagai seorang salesman di CV. Wilson Internasional, beliau menyatakan bahwa jenjang karir
untuk salesman tidak tersedia. Namun, beliau mengawali karirnya dengan bekerja di bagian
gudang untuk mengenali produk-produk yang dijual. Latar belakang pendidikan Pak Suyanto
adalah lulusan S1 jurusan sistem informasi di Universitas Bina Nusantara (Binus). Profesi yang
dijalani berbeda dengan latar belakang pendidikannya sehingga Pak Suyanto harus kembali
belajar untuk memahami produk agar beliau mengerti bagaimana caranya untuk menjual produk
tersebut.
Awal memasuki profesi ini, beliau merasa tidak sulit karena perusahaan memberikan
waktu belajar mengenai produk apa yang akan dijual. Beliau mengatakan bahwa produk yang
dijual tidak rumit asal ada kemauan belajar untuk memahami fungsi produk. Prinsip yang
dipegang adalah mau belajar, yaitu mau tahu produk apa yang dijual dan untuk siapa produk
dijual. Selain itu, rajin merupakan prinsip beliau sebagai salesman. Rajin yang dimaksud adalah
rajin menghubungi customer dan menawarkan produk yang dijual. Motivasi utama Pak Suyanto
dalam bekerja adalah penghasilan. Motivasi berikutnya adalah target penjualan karena dengan
target penjualan, penghasilan yang didapatkan semakin besar dan pergaulan semakin luas.

2.2.2 Deskripsi Hasil Wawancara Narasumber Pertama


Pak Suyanto sebagai narasumber pertama mengatakan bahwa salesman penting untuk
perusahaan karena salesman berada di depan untuk menjual produk. Dengan penjualan produk
ke customer, perusahaan akan mendapatkan penghasilan dan otomatis salesman juga
mendapatkan penghasilan. Tugas utama beliau sebagai salesman adalah menjual produk
perusahaan. Walaupun hanya menjual produk, salesman tetap harus memikirkan strategi. Beliau
mengatakan bahwa sebagai salesman, produk bisa terjual ketika mereka mengerti produk yang
dijual, keuntungan produk tersebut apa, dan siapa saja yang membutuhkannya tapi tetap
memerlukan strategi untuk menjual suatu produk.
Kesuksesan terbesar Pak Suyanto sebagai salesman adalah ketika target yang diberikan
perusahaan dapat tercapai sehingga beliau mendapatkan achievement. Menurut beliau, target
yang tercapai adalah suatu kebangaan bagi seorang salesman. Pak Suyanto meraih kesuksesan
tersebut dengan mengatur strategi penjualan. Penting untuk mengetahu barang yang dibutuhkan
oleh consument dan barang apa saja yang laku terjual sehingga salesman bisa mengatur strategi
penjualan yang tepat. Contoh strategi yang dilakukan adalah menawarkan paket-paket disertai
bonus dan juga memberikan cashback kepada customer yang mengambil barang sesuai target
akhir tahun yang diberikan perusahaan.
Menurut Pak Suyanto, skills yang paling utama menjadi salesman adalah kemampuan
memahami produk. Ketika salesman paham produk, mereka pasti tahu bagaimana cara untuk
menjual produk mereka. Selain itu, public speaking juga skills yang diperlukan karena salesman
akan berbicara untuk menawarkan produk mereka kepada customer. Jika salesman bisa berbicara
dengan baik kepada customer, tentunya hal tersebut membantu mereka untuk menjual produk
mereka. Pemahaman karakteristik customer dibutuhkan salesman untuk menjalin hubungan
jangka panjang yang baik antara customer dan salesman agar customer mau membeli produk
yang ditawarkan salesman. Selain itu, relasi jangka panjang yang baik antara salesman dan
customer akan berguna ketika salesman mau bekerja sendiri dan membutuhkan bantuan dari
customer.
Relasi antara sesama salesman di perusahaan tempat Pak Suyanto bekerja berjalan baik-
baik saja dan tidak ada masalah. Tidak ada saling menjatuhkan antara sesama salesman karena
mereka sudah mempunyai wilayah masing-masing sehingga sesama salesman tidak boleh ikut
campur. Pak Suyanto ditempatkan di wilayah Sumatera dan beberapa daerah di Kalimantan
Timur. Pembagian wilayah salesman diatur oleh marketing manager sesuai dengan karakter
masing-masing salesman.
Penghasilan sebagai salesman di tempat Pak Suyanto bekerja berasal dari gaji pokok dan
komisi. Gaji pokok yang diberikan sekitar Rp3.000.000 – Rp5.000.000 sesuai dengan masa
bekerja. Pemberian komisi kepada salesman sesuai dengan berapa besar penjualan produk yang
dihasilkan. Semakin besar penjualan yang dihasilkan, semakin besar komisi yang didapatkan.
Target yang diberikan kepada salesman dalam setahun yang akan diperoleh sebagai komisi.
Sebagai salesman, Pak Suyanto bertugas di lapangan. Hal yang beliau lakukan ketika
berada di lapangan adalah kunjungan ke toko-toko customer beliau dan menawarkan produk
yang akan dijual. Biasanya, ketika beliau pergi ke toko, customer sudah tahu barang apa saya
yang kosong dan perlu mereka order. Jika Pak Suyanto menjual produk baru, maka beliau akan
menawarkannya kepada customer. Selain itu, beliau juga ngobrol dengan customer sekaligus
mencari informasi. Dalam menghadapi customer yang sifatnya berbeda-beda, beliau harus
memahaminya sehingga tidak berusaha menang dan mengikuti apa kemauan customer.
Dalam mencapai target, Pak Suyanto melakukan kunjungan ke wilayah yang beliau
pegang. Jika tidak bisa datang untuk kunjungan, beliau akan menawarkan produk kepada
customer by phone. Beliau juga mengatakan bahwa beliau harus sering memberikan informasi
kepada customer mengenai produk lama ataupun baru yang akan masuk sehingga customer mau
order dan target bisa tercapai. Jika target tidak tercapai, beliau akan melakukan evaluasi
mengapa target bisa tidak tercapai. Dikatakan beliau bahwa target yang tidak tercapai bisa karena
kondisi pasar yang sedang sepi atau produk yang dihasilkan perusahaan sedikit.
Harga produk perusahaan tempat Pak Suyanto bekerja sesuai dengan quantity produk
yang diambil. Ketika ada customer yang minta harga untuk di diskon, beliau akan menawarkan
quantity yang lebih banyak untuk mendapatkan harga diskon. Tidak jarang beliau juga
bersamalah dengan customer. Pak Suyanto menyatakan bahwa dari semua customer, pasti ada
yang bermasalah dengan beliau. Namun, beliau akan datang ke customer untuk meminta
penjelasan apa yang salah dan ketika beliau salah, beliau akan minta maaf.
Sebagai salesman, Pak Suyanto mengatakan bahwa salesman harus mengerti brand
produk yang dijual seperti apa. Cara beliau menciptakan persepi yang baik mengenai brand
produk yang dijual adalah menanamkan pada customer bahwa produk yang dijual mahal karena
kualitasnya juga bagus. Selain itu, beliau memberikan packaging yang bagus atau memberikan
kaos yang bisa dipakai customer sehingga customer senang dan brand produk yang dijual
namanya semakin dikenal. Menurut beliau, brand sangat penting karena brand membedakan
produk sama yang dijual perusahaan lain. Semakin bagus brand, semakin menguntungkan
perusahaan karena produk perusahaan akan semakin terkenal.
Cara Pak Suyanto menghadapi pesaing lain yang menjual produk sama adalah
menanamkan dan meyakinkan customer bahwa produk mereka mahal karena kualitas yang bagus
sehingga customer juga memilih produk yang bagus. Beliau juga mengatakan bahwa pasti ada
produk perusahaan lain yang murah dan juga bagus. Namun, sebagus apa produk tersebut
tentunya tidak diketahui. Oleh karena itu, beliau mengatakan bahwa diperlukan promosi untuk
meningkatkan persepsi brand produk yang beliau jual. Beliau merasa pemasaran seperti
kunjungan rutin dan promosi rutin yang beliau lakukan sudah tepat karena hasil penjualan juga
bagus.
Dalam bekerja sebagai salesman, beliau pasti merasakan suka dan duka. Suka yang
dirasakan beliau adalah ketika target tercapai sehingga penghasilan juga lebih besar. Selain itu,
beliau juga bisa keliling kota sehingga bisa mengenal tempat lain, mendapat pengetahuan baru,
dan relasi yang semakin banyak. Namun, duka yang dirasakan beliau adalah daerah tertentu yang
beliau tuju sangat jauh dan masuk ke daerah yang agak pedalaman. Penagihan juga merupakan
salah satu yang beliau rasakan karena ada kredit yang macet dan pembayaran yang susah
sehingga menjadi kendala untuk salesman. Ketika kredit macet, maka target tidak tercapai
sehingga beliau akan diomeli oleh atasan.
Nilai yang paling penting sebagai salesman menurut beliau adalah kejujuran. Kejujuran
penting untuk relasi antara salesman dengan customer. Selain itu, beliau juga menyatakan bahwa
nilai penting lainnya adalah kepercayaan. Kepercayaan yang diberikan customer harus dijaga
baik-baik. Jika salesman mengecewakan customer, maka hubungan antara customer dan
salesman juga memburuk.
Menurut beliau, prospek dunia kerja salesman dalam bidang marketing tetap dibutuhkan
sampai kapanpun meskipun dunia sudah menjadi digital. Dikatakan oleh beliau bahwa ada
beberapa produk yang bisa dijual secara digital karena semua orang membutuhkannya. Namun,
ada produk yang hanya orang-orang tertentu yang membutuhkan sehingga tetap membutuhkan
salesman sebagai penjual yang berhubungan langsung dengan pembeli. Walaupun demikian,
dunia digital tetap harus digunakan. Perusahaan tempat Pak Suyanto bekerja belum sepenuhnya
menggunakan online marketing karena perusahaan tersebut hanya mempunyai website untuk
menampilkan informasi produk. Di website tersebut tersedia nomor telepon sehingga customer
bisa menghubungi perusahaan.
Cara pertama dalam membangun brand dari awal mula terbentuk menurut Pak Suyanto
adalah mengetahui produk yang dijual ingin menekankan apa. Contohnya seperti produk yang
dijual Pak Suyanto yang lebih menekankan kepada kualitas bagus tapi harganya mahal. Selain
itu, beliau juga membuat packaging yang bagus sehingga menanamkan pada customer bahwa
produknya juga bagus. Hingga saat ini, produk yang dijual Pak Suyanto tetap konsisten pada
kualitasnya. Beliau juga memperingatkan bahwa ketika brand produk yang dijual sudah dikenal
customer, kualitas produk tidak boleh menurun tapi harus semakin meningkat.
Awal mula Pak Suyanto menjadi salesman adalah beliau tidak tahu mau kerja apa dan
ingin mencari pengalaman kerja sehingga beliau mencoba kesempatan untuk menjadi seorang
salesman. Ketika beliau menjadi salesman, beliau merasa cocok sehingga pekerjaan sebagai
salesman dijalankan sampai saat ini. Pak Suyanto menjelaskan awalnya beliau tidak mempunya
skills sebagai seorang salesman. Namun, beliau mau belajar dan mencoba sehingga skills
tersebut terbentuk. Menurut beliau, salesman dalam setiap waktu harus mau belajar. Beliau
mengatakan bahwa selama beliau menjadi salesman, beliau tidak pernah menganalisis data.
Namun, beliau harus menganalisis strategi penjualan agar penjualan produk semakin banyak.
Pak Suyanto mengatakan bahwa yang menganalisis data adalah marketing manager.
Namun, tetap ada komunikasi antara salesman dan marketing manager dalam mengatur strategi
pemasaran dan penjualan produk. Ketika salesman memiliki kendala, salesman akan melaporkan
hal tersebut ke marketing manager dan marketing manager akan memberikan saran ataupun
strategi. Dalam dunia kerja salesman, relasi yang terjalin bukan hanya salesman satu perusahaan
tapi juga dengan salesman dari perusahaan lain. Relasi tersebut terjalin ketika para salesman
berkumpul dalam satu daerah yang sama sehingga mereka saling berbagi informasi. Meskipun
demikian, ada juga salesman yang tertutup dan tidak mau cerita.
Saran yang diberikan Pak Suyanto untuk generasi mendatang yang ingin kerja dalam
bidang marketing khususnya salesman adalah mau belajar dalam segala hal terutama mengenai
produk dan customer. Ketika salesman mau belajar, tentunya mereka akan menguasai produk
dan dapat menjual produknya. Selain itu, salesman juga harus belajar sabar karena ada beberapa
toko yang didatangi tidak langsung membeli produk yang ditawarkan. Ada juga customer yang
langsung marah-marah ketika produknya cacat padahal hal tersebut bukan salah salesman. Oleh
karena itu, sabar menghadapi customer adalah hal yang penting dalam pekerjaan salesman.
Kemampuan seni seperti photoshop dan illustrator dalam dunia marketing juga
dibutuhkan menurut Pak Suyanto. Dalam pemasaran sebagai salesman, pembuatan katalog
diperlukan karena ada beberapa customer tahu produknya tapi tidak tahu namanya. Namun, Pak
Suyanto tidak memiliki katalog sehingga biasanya beliau foto dan menunjukkannya ke customer.
Kemudian, customer akan menunjuk foto produk yang diinginkan dan beliau akan memberi tahu
namanya. Walaupun dibutuhkan, kemampuan seni bukanlah hal mutlak yang harus ada.
Pak Suyanto lebih memilih lingkungan kerja yang nyaman dibandingkan hanya mengejar
gaji yang besar. Menurut beliau, bekerja di lingkungan yang nyaman akan membantu beliau
untuk menjual produk kepada customer dengan lebih baik. Selain itu, dikatakan juga oleh beliau
bahwa dalam dunia salesman, secara otomatis orang lebih mementingkan materi dibandingkan
non-materi. Untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik, tentunya target penjualan harus
tercapai. Target penjualan yang diberikan perusahaan kepada Pak Suyanto adalah pertahun dan
merupakan target bersama satu perusahaan. Namun, setiap bulan tetap ada evaluasi dengan
marketing manager. Setiap salesman yang pulang dari luar kota juga akan diadakan meeting
dengan marketing manager agar marketing manager tahu keadaan lapangan.
Selama ini, banyak teori yag mengatakan bahwa salesman hanya menjual produk dan
tidak harus memiliki relasi dengan customer. Pak Suyanto berpendapat bahwa hal ini salah
karena salesman merupakan ujung tombak perusahaan. Salesman yang berhubungan baik dengan
customer akan membuat hubungan perusahaan dan customer berlangsung lama. Untuk bisa dekat
dengan customer juga cukup sulit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Beliau juga
mengatakan bahwa salesman merupakan jembatan agar hubungan perusahaan dan customer erat
hingga jangka panjang. Sebagai salesman, beliau akan memperkenalkan customer dengan
marketing manager karena marketing manager juga harus mempunyai hubungan yang baik
dengan customer.
Hal yang menarik saat bertugas di lapangan bagi Pak Suyanto adalah customer yang
memiliki sifat berbeda-beda. Oleh karena itu, beliau harus belajar bagaimana menggunakan cara
yang berbeda-beda untuk mendekatkan diri pada customer yang karakternya juga berbeda-beda.
Sifat setiap salesman juga ada yang berbeda-beda karena ada salesman yang percaya dirinya
bagus dan ada yang kurang percaya diri. Pak Suyanto memiliki pendapat bahwa salesman yang
kurang percaya diri dan sulit melakukan public speaking bisa menjadi salesman yang baik asal
mau belajar.
Time management juga penting bagi Pak Suyanto sebagai salesman. Beliau harus
mengatur berapa lama waktu yang digunakan untuk datang ke toko yang berbeda-beda. Selain
itu, beliau juga harus mempunyai kemampuan untuk bernegoisasi agar mampu menjual produk
lebih banyak. Sebagai bagian dari pemasaran, beliau juga turut membesarkan brand produk yang
dijual. Menurut beliau, cara brand semakin besar adalah dengan mempertahankan kualitas dan
mengganti packaging agar lebih bagus. Namun, yang paling utama adalah promosi seperti
memberikan bonus. Ketika memasuki market yang baru, beliau harus belajar memahami
karakteristik daerah tersebut agar bisa memberikan promosi yang tepat.
Complain mengenai produk salah yang dikirimkan oleh orang gudang juga menjadi
bagian tugas salesman. Pak Suyanto mengatakan bahwa jika ada barang yang salah kirim, beliau
akan meminta maaf dan meminta waktu untuk mengecek pada orang gudang. Selain itu, beliau
juga akan menawarkan barang tersebut untuk di retur atau tetap diambil. Selama 15 tahun beliau
menjadi salesman, beliau mengatakan bahwa customer akan langsung complain ke salesman
terlebih dahulu dibandingkan marketing manager. Atasan Pak Suyanto sebagai salesman di CV.
Wilson Internasional adalah marketing manager.

2.2.3 Profil Umum Narasumber Kedua


Nama lengkap narasumber kedua adalah Daung Tjandradjaja. Beliau menjabat sebagai
marketing manager di CV. Wilson Internasional.

2.2.4 Deskripsi Hasil Wawancara Narasumber Kedua

2. 3 Analisis Perbandingan Pengalaman dan Sudut Pandang Narasumber

BAB III
PENUTUP
3.1 Refleksi
3.2 Evaluasi Rencana Karier dan Jurusan
DAFTAR PUSTAKA
Wijayanti, T. (2017). Marketing Plan! Dalam Bisnis (Third Edition). Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Istijanto. (2007). 63 Kasus Pemasaran Terkini Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Wardana, F. C. (2008). Cara Mudah Menjadi Salesman Idola. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Patel, N. (2015, November 26). Retrieved from 6 Basic Skills Every Marketer Should Possess:
https://www.forbes.com/sites/neilpatel/2015/11/26/6-basic-skills-every-marketer-should-
possess/#79ddd398639f
Setiawan, I., & Savitry, Y. ( 2016). New Content Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, P., Kartajaya, H., & Setiawan, I. (2019). Marketing 4.0: Bergerak dari Tradisional ke
Digital. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Waringin, T. D. (2008). Marketing Revolution. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Firmansyah, M. A. (2019). Pemasaran Produk dan Merek: Planning dan Strategy. CV. Penerbit
Qiara Media.
Steimle, J. (2014, September 19). Retrieved from What Is Content Marketing?:
https://www.forbes.com/sites/joshsteimle/2014/09/19/what-is-content-
marketing/#302b619d10b9
Febriani, N. S., & Dewi, W. W. (2018). Teori dan Praktis: Riset Komunikasi Pemasaran
Terpadu. Malang : UB Press.
Soehadi, A. W. (2013). A Value Creation Approach. Tangerang: Prasetiya Mulya Publishing.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management, Student Value Edition (15th Edition)
. New Jersey: Pearson Pretice Hall, Inc.
LAMPIRAN

SURAT PERSETUJUAN (CONSENT FORM)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Narasumber : Suyanto


Nama Perusahaan/ Institusi/ Lembaga : Wilson Internasional
Jabatan : Marketing Executive / Salesman
Telepon Kantor : (+6221) 6006182 / 6394949 / 6497233
Nomor HP : (+62) 8128393129
Alamat e-mail : Suyanto.weco@gmail.com

menyatakan bahwa saya:


1. Bersedia untuk diwawancarai oleh siswa, yaitu Sheren Delfina
2. Memberikan izin kepada siswa untuk melakukan perekaman dari proses wawancara
berupa audio dan/ atau video
3. Memberikan izin kepada siswa untuk menggunakan dan mengolah informasi/ data yang
didapatkan dari hasil wawancara untuk penyusunan laporan penelitian karir, sebagai
bagian dari program bimbingan karir siswa di UPH College

Catatan:
1. Seluruh informasi/ data yang ada dalam rekaman audio dan/ atau video akan dirahasiakan dan digunakan
hanya untuk kepentingan pembelajaran semata di lingkungan internal UPH College, dan bukan untuk
dipublikasi secara umum.
2. Rekaman audio dan/ atau video akan dihapus paling lambat 1 bulan setelah waktu penilaian dari sekolah
13, April 2020

Suyanto
Nama Jelas & Tanda Tangan
(disertai stempel Perusahaan/ Institusi/
Lembaga)

Anda mungkin juga menyukai