Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
2.1 Definisi dan Istilah ............................................................................................................... 2
2.2 Konsep dan Fungsi Pemasaran ............................................................................................ 3
2.3 Pentingnya Proses Pemasaran ............................................................................................ 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 12
3.2 Saran ................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang didalamnya
mempelajari tentang bagaimana seseorang ataupun individu bisa bergerak dan berperilaku
sesuai dengan organisasi. Perilaku Organisasisangat penting untuk setiap mereka yang terlibat
didalammanajemen perusahaan. Sehingga perusahaan bisadilakukan oleh perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan
laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak
berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan
kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumenmempunyai
pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
Dalam dunia bisnis di era digital yang seperti sekarang ini, perusahaan diharuskan
untuk selalu memiliki kesadaran penuh untuk memantapkan pelaksanaan manajemen
profesional pada masing-masing perusahaanyang termasuk dalam kategori pasar terbuka agar
perusahaan tetap dapat mempertahankan eksistensi dan pengembangan usaha dimasa yang
akan datang.Oleh karena itu, dalam era digital. Persaingan dikalangan perlaku ekonomi
tentunya akan semakin tinggi, sedangkan dalam pemasaran persaingannya juga akan semakin
ketat. Dengan persaingan yang sangat tinggi dan amat ketat perusahaan mengharuskan agar
lebih memperhatikan salah satu hal yang sangat penting dan vital dalam suatu manajemen
perusahaan yaitu Pemasaran atau Marketing.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan proses manajemen pemasaran?
2. Apa saja fungsi proses manajemen pemasaran?
3. Apa pentingnya suatu proses manajemen pemasaran?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memahami lebih dalam tentang proses manajemen pemasaran
2. Mempelajari tentang apa saja fungsi dari suatu proses manajemen pemasaran
3. Memahami tentang bagaimana pentingnya suatu proses dalam manajemen pemasaran

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Istilah
Pemasaran adalah suatu fungsi organisasional dan serangkaian proses penciptaan,
komunikasi, dan penyampaian nilai bagi pelanggan serta pengelolaan hubungan dengan
pelanggan dengan cara- cara yang menguntungkan bagi organisasi dan pemangku kepentingan
(stakeholders). Pemasaran juga merupakan suatu proses social dan manajerial dimana individu
dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Pemasar (Marketer) adalah orang yang mencari dan menemukan respon (perhatian,
pembelian, suara/vote, donasi) dari pihak lain yang dinamakan prospect. Sedangkan pasar
(market) secara tradisional diartikan sebagai tempat fisik dimana pembeli dan penjual bersama-
sama membeli dan menjual produknya. Dalam ilmu ekonomi pasar (market) adalah
sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas suatu produk tertentu. Pemasar
sering menggunakan istilah pasar untuk menunjukkan sekumpulan pembeli/konsumen.
Dengan adanya pemasaran konsumen tidak perlu lagi memenuhi kebutuhan pribadi secara
sendiri-sendiri dengan melakukan pertukaran antara konsumen dengan pelaku pemasaran
sehingga akan ada banyak waktu konsumen untuk kegiatan yang dikuasai atau disukai. Inti dari
pemasaran perdagangan adalah kelangsungan hidup dan pengembangan perusahaan dan negara
tergantung pada kemampuan organisasi-perusahaan melakukan perdangan. Perdagangan yang
sukses adalah fungsi dari pemasaran yang efektif, yaitu inovasi produk dan distribusi, layanan
pelanggan dan penjualan serta menerapkan prinsip-prinsip periklanan dan proses.
Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang, dan
untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang
diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga
memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau
konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta &
Handoko, 1982). Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran
dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 2002).
Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk
mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di
dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep Pemasaran".
Dalam prakteknya, proses manajemen pemasaran juga harus mencakup beberapa langkah
agar produk atau jasa perusahaan dapat diterima dan dikembangkan di pasar. Ada beberapa
tahapan dalam proses manajemen pemasaran, seperti:

• Riset Pasar
a) Tahap pertama manajemen pemasaran harus dimulai dengan riset pasar. Untuk itu,
perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu produk dan jasa apa yang benar-benar

2
dibutuhkan dan diminati di pasar sasaran. Selain itu, riset pasar juga sangat berguna
dalam menentukan apakah suatu perusahaan harus meluncurkan produk baru atau
memperluas produk dan layanan yang sudah ada.
b) Mengembangkan strategi pemasaran
Setelah riset pasar, langkah selanjutnya dalam manajemen pemasaran adalah menyusun
strategi pemasaran yang tepat. Disini Anda memang harus mempertimbangkan hasil
riset pasar dengan beberapa hal penting seperti segmentasi, target konsumen dan brand
positioning.
c) Mengembangkan rencana pemasaran
Setelah strategi siap, saatnya membuat rencana pemasaran. Langkah ini tidak kalah
pentingnya dengan langkah lainnya. Pada tahap ini, Anda harus menganalisis dan
menetapkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam waktu tertentu. Rencana
pemasaran juga harus ditulis sedemikian rupa sehingga Anda dapat memeriksa apakah
implementasinya berjalan sesuai rencana
d) Kelola dan kumpulkan umpan balik
Setelah produk diluncurkan dan dipromosikan berdasarkan strategi dan rencana yang
telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah memantau dan mengumpulkan umpan
balik dari pelanggan. Pengumpulan feedback pelanggan dimaksudkan sebagai bahan
pertimbangan pengembangan produk ke depan. Pengecekan dilakukan bila pelanggan
tidak menerima produk secara positif. Contohnya adalah penarikan kembali produk
sebelum sentimen pelanggan memengaruhi merek perusahaan.
2.2 Konsep dan Fungsi Pemasaran
a. Konsep Pemasaran
Secara definitif konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan
sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).Sebagai falsafah bisnis,
konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan
berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah
bisnis terdahulu yang hanya berorientasi pada produk, dan penjualan.
Inti dari konsep pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan,
produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar,
pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan
permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar
tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan
akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan
untuk membelinya.
b. Konsep Produksi
Konsep produksi mungkin merupakan ide tertua dari organisasi komersial, yang
berasal dari masa ketika barang tidak ada. Di masa lalu, ketika permintaan melebihi
penawaran, perusahaan tidak memiliki insentif untuk mempekerjakan konsumen dalam
operasinya. Konsep produksi ini mengasumsikan bahwa ketersediaan dan
keterjangkauan produk merupakan penentu utama pembelian konsumen. Persyaratan

3
ketersediaan dan keterjangkauan memiliki dua fungsi, yaitu penjualan dan produksi, di
jantung strategi pemasaran.
Oleh karena itu, tugas pertama manajemen pemasaran adalah menemukan
strategi distribusi yang efektif yang menjamin ketersediaan produk sehingga konsumen
dapat dengan mudah membeli produk. Kedua, bekerja pada sistem produksi untuk
menurunkan biaya sehingga lebih banyak konsumen dapat membelinya. Mengurangi
biaya menciptakan keterjangkauan dan dengan demikian memperluas pasar. Konsep
produksi ini biasa terlihat di pasar komoditas seperti pasir, semen, dan bijih besi.
Penggabungan dan akuisisi komoditas seperti semen, aluminium, dan baja biasanya
berpotensi menciptakan sistem produksi besar yang membantu mengurangi biaya
produksi melalui skala ekonomi dan limpahan.
c. Konsep Produk
Dalam konsep produk, fokusnya berubah menjadi kualitas produk dan
dinyatakan bahwa "konsumen lebih menyukai produk dengan kualitas terbaik dengan
harga berapa pun". Konsep produk didasarkan pada keyakinan bahwa konsumen
termotivasi untuk membeli produk yang menawarkan kualitas terbaik. Proposisi ini
menggeser fokus pemasaran untuk menciptakan dan meningkatkan produk yang lebih
baik dari waktu ke waktu.
Tetapi kepercayaan buta pada kualitas produk ini segera mengungkapkan
kesalahannya. Keyakinan bahwa konsumen selalu membeli produk yang lebih baik
terbukti salah. Konsep produk mengabaikan peran fungsi pemasaran lainnya. Tidak
mungkin orang akan secara otomatis terburu-buru membeli produk berkualitas.
Menciptakan produk berkualitas tidak bisa menjadi strategi "utuh". Bahkan jika produk
berkualitas tinggi dibuat, masih banyak yang harus dilakukan. Di atas segalanya,
pelanggan potensial harus menyadari manfaat dan informasi tentang mereka. Kedua,
produk harus dirancang dengan indah, dikemas, terjangkau, dan tersedia sehingga
konsumen dapat melihat, menyentuh, merasakan, dan siap membelinya.
d. Konsep Penjualan
Konsep penjualan mengacu pada keyakinan persuasi bahwa konsumen tidak
akan membeli atau membeli produk yang cukup kecuali minat mereka terusik dan
dibujuk untuk membeli. Ini menunjukkan kepercayaan besar pada kekuatan penjualan
dan periklanan. Namun, konsep penjualan ini dapat memiliki konsekuensi yang
menghancurkan dalam jangka panjang. Seorang pelanggan hanya dapat dibujuk untuk
membeli sekali dengan persuasi, tetapi jika mereka tidak puas, kemungkinan besar
mereka akan menyebarkan berita negatif dari mulut ke mulut. Hal ini tentu saja dapat
memperkecil peluang bisnis di masa mendatang. Biasanya, orientasi ini dilakukan oleh
penyedia di stasiun kereta api dan tujuan wisata. Kelangsungan hidup Anda tidak
bergantung pada bisnis berulang dengan pelanggan yang sama.
e. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menjadi inside-out approach, artinya bisnis organisasi tidak
didikte oleh orang dalam atau manajer, tetapi bergantung pada orang luar atau
pelanggan. Konsep pemasaran menyatakan: “Sangat penting bagi organisasi untuk
menentukan kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran serta mengembangkan dan

4
menghasilkan kepuasan yang lebih baik dari pada persaingan.” Pelanggan adalah
sumber pendapatan.
Satu-satunya cara untuk membuat pelanggan membuka dompetnya adalah
dengan menawarkan produk dan layanan yang memuaskan. Oleh karena itu, kepuasan
pelanggan menjadi syarat utama dalam menjalankan bisnis dalam situasi persaingan.
Inti dari konsep pemasaran adalah bahwa bisnis organisasi bukanlah apa yang
diinginkan manajer, tetapi apa yang diinginkan pelanggan. Pelanggan adalah hakim
utama yang memutuskan apakah keputusan yang dibuat di perusahaan itu benar atau
tidak. Konsep pemasaran melibatkan pergeseran paradigma bahwa seluruh perusahaan
harus dilihat dari perspektif hasil akhir, yaitu pelanggan.

• Fungsi-Fungsi Pemasaran:
a. Fungsi Pertukaran
Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik dengan menukar
uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan produk (barter) untuk dipakai
sendiri atau untuk dijual kembali.
b. Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta menyimpan
produk Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan konsumen dengan banyak
cara baik melalu air, darat, udara, dan sebagainya. Penyimpanan produk
mengedepankan menjaga paskari produk agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.
c. Fungsi Perantara
Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen dapat
dilakukan pelalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas pertukaran
dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain seperti pengurangan
resiko, pembiayaan, pencarian informasi seita standarisasi, penggolongan produk.

• Proses Pemasaran
Di bawah konsep pemasaran, perusahaan harus menemukan cara untuk menemukan
kebutuhan pelanggan terpenuhi dan membawa ke pasar produk yang memenuhi kebutuhan
tersebut. Proses melakukannya dapat dimodelkan dalam suatu urutan langkah: situasi dianalisa
untuk mengidentifikasi peluang, strategi diformulasikan untuk proposisi nilai, keputusan taktis
yang dibuat, rencana tersebut dilaksanakan dan hasilnya dimonitor.

• Analisis Situasi
Sebuah analisis mendalam tentang situasi di mana perusahaan menemukan dirinya
berfungsi sebagai dasar mengidentifikasi peluang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Selain mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, perusahaan harus memahami kemampuan
sendiri dan lingkungan di mana ia beroperasi. Analisis situasi demikian dapat dilihat dari segi
analisis lingkungan eksternal dan analisis internal perusahaan itu sendiri. Lingkungan eksternal
dapat digambarkan dlam hal factor makro, yaitu lingkungan yang luas yang mempengaruhi
banyak perusahaan, dan factor mikro, yaitu lingkungan yang berkaitan erat dengan situasi
spesifik perusahaan.

5
Analisis situasi harus mencakup aspek masa lalu, sekarang, dan masa depan. Ini harus
mencakup sejarah menguraikan bagaimana situasi yang berkembang ke keadaan sekarang, dan
analisis kecenderungan untuk memproyeksi mana dia pergi. Peramalan yang baik dapat
mengurang kemungkinan pengeluaran tahun membawa produk ke pasar hanya untuk
menemukan bahwa kebutuhan tidak ada lagi. Jika analisis situasi mengungkapkan kesenjangan
antara apa yang konsumen inginkan dan apa yang saat ini ditawarkan kepada mereka, maka
mungkin ada kesempatan untuk memperkenalkan produk-produk untuk lebih memuaskan
konsumen. Oleh karena itu, analisa situasi harus menghasilkan ringkasan masalah dan peluang.
Dari ringkasan ini, perusahaan dapat sesuai dengan kemampuan sendiri dengan peluang dalam
rangka untuk memenuhi kebutuhan pelanggan lebih baik dari kompetisi.
Ada beberapa kerangka (framework) yang dapat digunakan untuk menambah struktur pada
analisis situasi:
-Analisis 5C Company (perusahaan), Customer (pelanggan), Competitors (pesaing),
Collaborator (kolaborator), Climate (iklim). Perusahaan merupakan situasi internal aspek
pelengkap lain dari empat situasi eksternal
- Analisis factor makro PES - Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi.
-Analisis PEST dapat digunakan sebagai bagian "iklim" dari kerangka 5C.
-Analisis SWOT- kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk situasi internal dan
eksternal. Analisis SWOT dapat digunakan untuk menyingkat analisis situasi ke dalam daftar
masalah yang paling relevan dan peluang dan untuk menilai seberapa baik perusahaan
dilengkapi untuk menangani mereka.

• Strategi Pemasaran
Setelah kesempatan terbaik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan terpenuhi diidentifikasi,
rencana strategis untuk mengejar kesempatan dapat dikembangkan. Riset pasar akan
memberikan informasi pasar tertentu yang akan memungkinkan perusahaan untuk memilih
segmen pasar target dan posisi optimal korban dalam segmen itu. Hasilnya adalah proposisi
nilai kepada target pasar. Strategi pemasaran kemudian melibatkan:
-Segmentasi
-Target (pemilihan target pasar)
-Memposisikan produk dalam target pasar
- Nilai proposisi kepada target market

• Keputusan Bauran Pemasaran


Keputusan taktis rinci kemudian dibuat untuk parameter dikendalikan dari bauran
pemasaran Item tindakan meliputi:
-Pengembangan produk memproduksi.
- bagian utama produksi adalah menentukan, merancang, dan memproduksi

6
-Keputusan Harga
-Distribusi kontrak
-Kampanye pengembangan promosi

• Implementasi dan Kontrol


Pada titik ini dalam proses, rencana pemasaran telah dikembangkan dan produk telah
diluncurkan Mengingat bahwa lingkungan sedikit yang statis, hasil dari upaya pemasaran harus
dipantau ketat Sebagai perubahan pasar, bauran pemasaran dapat disesuaikan untuk
mengakomodasi perubahan. Seringkali, perubahan kecil dalam keinginan konsumen dapat
ditangani dengan mengubah pesan iklan. Sebagai perubahan menjadi lebih signifikan, desain
ulang produk atau produk yang sama sekali baru mungkin diperlukan. Proses pemasaran tidak
berakhir dengan pelaksanaan - monitoring terus-menerus dan adaptasi diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan secara konsisten selama jangka panjang.

• Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok
pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang
mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga
dapat diarikan sebaga identifikasi bagian-bagian dari pasar yang berbeda satu sama lain.
Segmentasi memungkinkan perusahaan lebih dapat memenuhi kebutuhan pelanggan
potensinya.

• Kebutuhan Segmentasi Pasar


Konsep pemasaran panggilan untuk memahami pelanggan dan memuaskan kebutuhan
mereka lebih baik dari kompetisi. Tapi pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan yang
berbeda, dan itu jarang mungkin untuk memuaskan semua pelanggan dengan memperlakukan
mereka sama. Pemasaran massal mengacu pada perlakuan pasar sebagai kelompok homogen
dan menawarkan bauran pemasaran yang sama untuk semua pelanggan. Pemasaran massal
memungkinkan skala ekonomi untuk direalisasikan melalui produksi massal, distribusi massal,
dan komunikasi massa. Kelemahan dari pemasaran massal adalah bahwa kebutuhan pelanggan
dan preferensi berbeda dan korban yang sama tidak mungkin dipandang sebagai optimal
dengan semua pelanggan. Jika perusahaan mengabaikan kebutuhan pelanggan yang berbeda,
perusahaan lain kemungkinan akan memasuki pasar dengan produk yang melayani kelompok
tertentu, dan perusahaan incumbant akan kehilangan pelanggan tersebut.
Target pemasaran di sisi lain mengakui keragaman pelanggan dan tidak mencoba untuk
menyenangkan semua dari mereka dengan penawaran yang sama. Langkah pertama dalam
pemasaran sasaran adalah untuk mengidentifikasi segmen pasar yang berbeda dan
kebutuhan mereka.

• Persyaratan Segmen Pasar


Selain memiliki kebutuhan yang berbeda, agar segmen menjadi praktis mereka harus
dievaluasi berdasrkan kriteria sebagai berikut:

7
-Identifikasi: Atribut yang membedakan satu segmen dengan segmen lainnya harus dapat
diukursehingga mereka dapat diidentifikasi.
-Akses: Segmen harus dapat dicapai melalui komunikasi dan saluran distribusi. Substansial:
Segmen harus cukup besar untuk membenarkan sumber daya yang diperlukan untuk
menargetkan mereka.
-Keunikan: Untuk membenarkan penawaran terpisah, segmen harus merespon secara berbeda
terhadap campuran pemasaran yang berbeda.
-Tahan lama: Segmen harus relatif stabil untuk meminimalkan biaya perubahan sering.
Sebuah segmentasi pasar yang baik akan menghasilkan anggota segmen yang homogen secara
internal, dan heterogen secara eksternal, yaitu, anggota segmen sama atau hampir sama, dan
antar segmen sangat berbeda.

• Dasar-dasar dalam penetapan Segmentasi Pasar Konsumen


Pasar konsumen dapat dibagi berdasarkan karakteristik pelanggan sebagai berikut.
-Variabel Geografi (Geogravice)
-Variabel Demografi (Demogravice)
-Variabel Psikologi (Psikogravice)
-Perilaku pembeli (Behavioralistic)

• Segmentasi Geografi
Berikut ini adalah beberapa contoh variabel geografis sering digunakan dalam segmentasi.
- Wilayah: Benua, negara, atau bahkan lingkungan
-Ukuran wilayah metropolitan: Tersegmentasi menurut jumlah penduduk
-Populasi kepadatan: Sering diklasifikasikan sebagai perkotaan, pinggiran kota, atau pedesaan
-Iklim: Menurut pola cuaca umum untuk wilayah geografis tertentu.

• Segmentasi Demografi
Beberapa variabel segmentasi demografi meliputi:
-Usia
Segmentasi demografis pertama adalah usia. Usia konsumen dikategorisasikan berdasarkan
poin di bawah ini:
Anak-anak: 0-12 tahun.
Remaja: 13-18 tahun.
Dewasa: 19-59 tahun.

8
Lanjut usia: 60 tahun ke atas.
-Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan variabel dari segmentasi demografis selanjutnya. Karena
beberapa produk dikhususkan untuk laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin ini penting, untuk
meningkatkan kegiatan promosi bisnis. Seperti contoh, pelaku bisnis make up akan
menargetkan konsumen yang berkelamin perempuan, dengan usia dewasa dari 19-35
tahun.Berbeda dengan pelaku bisnis aksesoris motor, akan menargetkan konsumen dengan
jenis kelamin laki-laki dewasa. Namun, tidak menutup kemungkinan perempuan dewasa yang
menyukai motor untuk membeli aksesoris motor.
-Ukuran keluarga
Variabel selanjutnya adalah ukuran keluarga. Ukuran keluarga merupakan sebuah
upaya membagi populasi masyarakat berdasarkan jumlah anggota keluarga. Seperti pasangan
suami istri dan anggota keluarga. Jumlah anggota keluarga sangat memengaruhi sejumlah
ukuran permintaan dan frekuensi pembelian itu sendiri. Contohnya, sebuah restoran makanan
cepat saji akan mempertimbangkan ukuran keluarga sebuah daerah. Karena hal tersebut akan
mempengaruhi restoran tersebut memutuskan lokasi usaha. Dengan ukuran keluarga, pemilik
restoran akan memperhitungkan luas lokasi, jumlah properti hingga cara promosi yang
diperlukan. Oleh karena itu, ukuran keluarga ini merupakan faktor penting yang
perlu diperhatikan.
-Pendidikan
Variabel segmentasi demografis selanjutnya adalah pendidikan. Tingkat pendidikan
merupakan faktor yang penting, karena ini mempengaruhi daya beli dari pelanggan. Beberapa
kategori pendidikan dibedakan berdasarkan, lulusan sekolah dasar, sekolah menengah,
perguruan tinggi hingga bahkan tidak sekolah sama sekali. Variabel pendidikan ini penting,
terutama menentukan cara promosi dan jenis produk yang akan dikeluarkan. Kategori
pendidikan tinggi pun dibagi lagi secara spesifik, seperti bidang studi, gelar akademik dan
profesi yang berdasarkan bidang studi pendidikan di perguruan tinggi. Dari segmentasi
pendidikan ini, pengusaha dapat mempertimbangkan taraf hidup dan gaya hidup seseorang.
Setiap gelar pendidikan, mempengaruhi tingkah laku. Terutama dalam bermain media sosial.
Karena media sosial digunakan sebagai media promosi, variabel pendidikan sangat
memengaruhi. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mudah untuk
memainkan media sosial.
-Penghasilan
Variabel segmentasi demografis yang sangat penting untuk dipertimbangkan para
pebisnis, yaitu penghasilan setiap bulan dari konsumen. Penghasilan ini berkaitan dengan
pendidikan, pekerjaan dan usia dari konsumen itu sendiri. Penghasilan sangat menentukan daya
beli konsumen itu sendiri. Ini karena individu dengan penghasilan tinggi otomatis memiliki
daya beli yang tinggi. Seorang konsumen yang berpenghasilan tinggi dapat membeli bebrapa
porduk atau jasa lebih leluasa ketimbang konsumen yang berpendapatan lebih rendah. Kategori
penghasilan dipisahkan berdasarkan empat kategori, yaitu:

9
Affluent (dengan penghasilan lebih dari Rp 34.000).
Mainstream (dengan penghasilan antara Rp 16.000 hingga Rp 30.000).
Value (dengan penghasilan antara Rp 6000 hingga Rp 15.000).
Poor (dengan penghasilan kurang Rp 6000)
-Kelas sosial
Variabel terakhir dari segmentasi demografis adalah kelas sosial. Variabel ini lebih general
dari variabel penghasilan. Karena hanya membagi kelas sosial menjadi tiga kategori. Kelas
sosial ini berkaitan dengan penghasilan, latar belakang pendidikan hingga kondisi ukuran
keluarga. Tiga kategori yang dimaksud adalah sebagai berikut:
➢ Kelas atas: Terdiri dari keluarga atau individu yang kaya dengan penghasilan tinggi dan
lingkaran keluarga mapan. Beberapa juga ada yang berasal dari lingkaran keluarga yang
berkuasa. Kelas atas juga biasanya terdiri dari individu dengan pendidikan tinggi.
➢ Kelas menengah: Terdiri dari keluarga atau individu yang perpenghasilan cukup,
namun tidak sebanyak kelas atas. Pendapatan yang didapatkan relatif tinggi dengan
pendidikan tinggi dan pekerjaan yang cukup mapan. Namun, tidak bisa dikategorikan
sebagai elit sebagaiaman kelas atas.
➢ Kelas bawah: Terdiri dari keluarga atau individu yang berpenghasilan rendah dan
biasanya bekerja sebagai buruh atau bahkan tidak bekerja sama sekali. Kelompok atau
individu ini tidak memiliki akses ekonomi dan berpendidikan rendah
Banyak diantara variabel memiliki kategori nilai-nilai standar. Misalnya, siklus hidup keluarga
sering dinyatakan sebagai sarjana, menikah tanpa anak, menikah memiliki banyak anak.
Beberapa kategori memiliki beberapa tahap, misalnya, menikah dengan memilki anak kategori
I, II, atau III tergantung pada usia anak-anak.
2.3 Pentingnya Proses Pemasaran
Bisnis menerapkan proses pemasaran untuk tetap kompetitif dipasar. Menciptakan
proses ini membutuhkan organisasi untuk menganalisis dan memahami kebutuhan dan
keinginan pelayanannya. Dengan mengembangkan dan mengikuti proses pemasaran, bisnis
menjadi lebih ramping Dalam kegiatan promosinya. Upaya pemasaran yang efektif dapat
meningkatkan pendapatan dan keuntungan dengan mengembangkan hubungan yang lebih
Dalam dengan pelanggan dan klien dan memungkinkan bisnis untuk beradaptasi dan
memenuhi keinginan pelanggan secara efektif. Manajemen pemasaran penting untuk merespon
persaingan yang semakin meningkat dan kebutuhan untuk mengembangkan metode penjualan
yang lebih baik untuk mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan. Manajemen
pemasaran adalah tugas terpenting dalam bisnis dan perusahaan komersial saat ini.
Berikut ini adalah faktor-faktor lain yang menunjukkan pentingnya manajemen
pemasaran:
1. Pengenalan produk baru di pasar.
2. Meningkatkan produksi produk yang sudah ada.

10
3. Mengurangi biaya penjualan dan distribusi.
4. Pasar ekspor.
5. Perkembangan sarana komunikasi dan moda transportasi di dalam dan luar negeri.
6. Meningkatnya pendapatan permintaan akan lebih banyak barang oleh konsumen.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan manajemen pemasaran kita perlu menerapkan yang namanya
perilaku organisasi, karena sangat penting dalam membantu para manajer untuk memperbaiki,
merubah perilaku kerja, baik individu, kelompok, maupun organisasi secara keseluruhan untuk
mencapai tujuan organisasi. Pemasaran atau Marketing adalah kegiatan terencana atau
menyeluruh yang dilakukan oleh suatu perusahaan atauorganisasi atau institusi dalam
melakukan berbagai upaya agar mampu memenuhi permintaan pasar. Dan tujuan utamanya
untuk memaksimalkan keuntungan dengan membuat strategi penjualan. Konsep pemasaran ada
5 yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran dan konsep
pemasaran berwawasan sosial. Hal seperti di atas diharapkan, dapat dicapai melalui salah satu
pendekatan yaitu “Proses Manajemen Pemasaran”. Strategi pemasaran semakin berkualitas
dengan didukung oleg upaya perusahaan yang harus kreatif dan inovasi dalam memproduksi
jenis-jenis produk baru yang diminati konsumen, sehingga konsumen tidak bosan dengan
sajian yang monoton. Strategi yang dapat dilakukan agar usaha dapat bersaing dan berkembang
di era digital dengan cara : memanfaatkan teknologi, menggunakan media sosial, menggunakan
aplikasi, memberikan pelayanan terbaik, mobile friendly dan menggunakan digital marketing.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut diatas maka penulis memberikan saran
perusahaan diharapkan mampu melaksanakan strategi yang baik yaitu dengan melakukan
pemasaran berdasarkan Segmentasi, Targetting dan Positioning yang telah di rumuskan oleh
perusahaan sehingga semua dapat terencana. Perusahaan diharapkan mampu untuk
menghadirkan bauran pemasaran yang lebih baik. Seperti dalam hal promosi bisa ditambahkan
lagi untuk melakukan promosi online sehingga dapat meningkatkan penjualan. Untuk
mengatasi hambatan strategi pemasaran dan meningkatkan penjualan, suatu usaha yang
berhasil mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh kemampuam perusahaan dalam memasarkan
produk. Pemasaran harus jeli melihat dan membaca setiap peluang yang ada dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan serta memasrkan produknya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Cannon, P. M. (2008). PEMASARAN DASAR 1 Pendekatan Manajerial Global. Penerbit Selamba


Empat.

Ir. Sutarno, M. (2012). SERBA- SERBI MANAJEMEN BISNIS. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Tengku Firli Musfar, S. M. (2020). Buku Ajar Manajemen Pemasaran : Bayran Pemasaran sebagai
Materi Pokok dalam Manajemen Pemasaran. PENERBIT MEDIA SAINS INDONESIA( CV.
MEDIA SAINS INDONESIA).

13

Anda mungkin juga menyukai